Daftar isi

HIDUP YANG BERKELIMPAHAN

(ABOUNDING LIFE)

 

Dr. W. A. Criswell

 

04-05-87

 

Yohanes 4:9-14

 

Ini adalah pendeta yang sedang menyampaikan pesan dari Firman Allah. Ini adalah sebuah khotbah tekstual, dari Injil Yohanes pasal empat ayat 13 dan 14:

 

Jawab Yesus kepadanya: "Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi,

Tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal."

 

            “Barangsiapa minum air ini akan haus lagi.” Ada sebuah kesedihan dan melankolis dan sebuah keinginan dan sebuah kekurangan di dalam hidup ini yang tidak dapat kita singkirkan. Shelley, seorang penyair berkata, “Lagu kita yang hebat di sampaikan dalam pikiran yang sedih.” Bagaimanapun kita dapat melihatnya di dalam pengalaman dan keberuntungan dan kesukaran dari hidup kita, baik di dalam komedi dan di dalam tawa, dibaliknya selalu ada kesedihan dan hal-hal yang bersifat melankolik.  

Tuhan Allah telah menjadikan seorang manusia. Dan dalam Yesaya 53, Yesaya menggambarkannya sebagai “seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan.” Tidak ada pengecualian terhadap hal itu di dalam kehidupan manusia. Sebuah kesedihan akan ada dalam setiap hal yang  kita lakukan:

 

Hanya kesedihan Tuhan

Hanya kesedihan

Bukan doa seperti saat sekarang

Air mata yang buta, saya pikir

Tidak dapat melihat di sepanjang jalanku

Engkau mengetahui hal-hal ini

Aku bertanya begitu sering?

Mungkin aku tidak memiliki atau  berharap

Seperti yang dilakukan oleh orang Farisi

Tetapi aku tidak berdiri

Dan bukan di pasar-pasar

Hal itu hanya antara

Aku dan Engkau

Engkau  berkata dengan tanya

Bagaimanapun

Aku tidak bertanya sekarang

Dan sulit untuk mengetahui apa yang aku lakukan

Harapan yang tertinggal begitu singkat

Tetapi iman masih di sini

Iman tidak akan berlalu

Aku tahu bagaimana dengan hal itu

Seribu tahun

Adalah sama seperti satu hari bagiMu

 Dan aku tidak bermaksud

Untuk menentang Engkau

Dengan apa yang dapat Engkau lakukan

 Dan aku tidak meragukan Engkau

Tetapi aku tidak berdoa hari ini

Tuhan yang terkasih

Hanya kesedihan

Hanya kesedihan.

  

Betapa banyak dari hidup kita yang seperti itu? Ada sebuah kesedihan yang menyelubungi kita setiap hari dan ada dalam setiap jalan kita.

“Barangsiapa yang minum air kehidupan ini, ia akan haus lagi.” Tidak ada hal yang dapat lebih traumatik atau dramatis dari gambaran teks itu—firman Tuhan itu—dari pada hidup seorang raja terbesar yang pernah hidup: Raja Salomo.

Dia adalah seorang raja Asia. Dia memiliki kerajaan yang luas. Dan dia dapat mengambil setiap pengalaman dalam hidup dan menekannya kedalam kebutuhan yang utama.

Dia telah minum setiap cawan dan menandainya. Dia mengarungi setiap samudera dan memetakannya. Dia membuat kesenangan dan kegemaran dan kekayaan dan kesuksesan serta kemasyuran.

Dan, ketika dia telah mengalaminya hingga hal yang paling utama, hingga mencapai batas, dia dipenuhi dengan kekosongan dan kekhawatiran. Dia telah menuliskannya dengan sangat jelas. 

Dia berkata, “Aku membulatkan hatiku untuk memeriksa dan menyelidiki dengan seksama yaitu hikmat segala yang terjadi di bawah langit.” Dan setelah dia mendapatkan hikmat yang lebih banyak dari pada mereka yang telah hidup sebelumnya, kesimpulannya adalah di dalam banyak hikmat ada banyak kesedihan: “Dan dia yang menambah pengetahuan, menambah kedukaan.”

Dia mengirim manusia untuk melihat bintang-bintang dan  bulatan langit, dan menempatkan mereka dalam gugusan mereka. Dia mengirim manusia untuk menggali kedasar-dasar bumi. Dan setelah dia melakukan kepentingannya untuk melewatkan setiap bagian hikmat dan pengetahuan melalui analisis pemahamannya, dia berkata, “hal itu hanya menambah kedukaanku dan penderitaanku.” 

Ke setiap  horizon yang dia datangi, dia melihat horizon itu jauh melampaui sebelumnya. Dan ketika dia mendaki setiap gunung, bintang-bintang semakin jauh sekali dari apa yang telah dia lihat sebelumnya.

Kemudian dia berkata, “Aku berkata kepada hatiku, mari aku hendak menguji kegirangan! Nikmatilah kesenangan!” Dan ketika dia telah selesai melakukan kepetingannya untuk menemukan arti dan kekayaan dan nilai hidup di dalam kegembiraan dan di dalam kesenangan itu, dia berkata, “Tentang tertawa aku berkata: Itu bodoh, dan mengenai kegirangan: Apa gunanya?”

Kemudian aku menyelidiki diriku dengan menyegarkannya dengan anggur, untuk menghilangkan kesedihan hidup di dalam kemabukan dan di dalam kelebihan. Dan aku menemukan bahwa hal itu menjadi “sia-sia dan usaha menjaring angin.”

            Kemudian dia berkata, “Aku melakukan pekerjaan-pekerjaan besar, mendirikan bagiku rumah-rumah. Menanami bagiku kebun-kebun anggur dan taman-taman, dan menanaminya dengan rupa-rupa pohon buah-buahan; aku menggali bagiku kolam-kolam untuk mengairi dari situ tanaman pohon-pohon  muda.” Dan ketika dia telah melakukan hal itu, dia menemukan bahwa hidup tidak memiliki arti yang lebih atau sebuah kepenuhan.

Istananya—dibutuhkan 13 tahun bagi para pekerja untuk membangunnya. Dan setelah dia melihat ke atas pekerjaannya yang hebat dan megah, hal itu hanya mengingatkannya kepada kehampaan dan kesia-siaan hidup.

            “Aku membeli budak laki-laki dan perempuan, dan ada budak-budak yang lahir di rumahku.” Dia memiliki 1. 400 kereta perang dan 14.000 kereta cepat. Dan dengan semuanya itu hidup masih kosong dan tidak memiliki arti.

Dia menambahkan, “Aku memiliki kekayaan. Melebihi siapa pun yang pernah hidup sebelum aku. Aku mengumpulkan bagiku juga emas dan perak, harta benda raja-raja dan daerah. Aku tidak merintangi mataku dari apapun yang dikehendakinya, dan aku tidak menahan hatiku dari sukacita apa pun, sebab hatiku bersukacita karena segala jerih payahku. Itu adalah buah dari segala jerih payahku. Ketika aku meneliti segala pekerjaan yang telah dilakukan tanganku dan segala usaha yang telah kulakukan untuk itu dengan jerih payah, lihatlah segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin; memang tidak ada keuntungan di bawah matahari.”  

Dan, akhirnya dia menulis salah satu keputusan yang menyedihkan dalam kehidupan manusia: “Oleh sebab itu aku membenci hidup, karena aku menganggap menyusahkan apa yang dilakukan di bawah matahari, sebab segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin. Aku membenci segala usaha yang kulakukan dengan jerih payah. Dengan demikian aku mulai putus asa terhadap segala usaha yang kulakukan dengan jerih payah di bawah matahari.”

Betapa merupakan sebuah tragedi! Dan semua kehidupan manusia sama seperti itu. Benjamin Disraeli, salah satu negarawan yang terkemuka yang pernah hidup berkata, “Masa muda adalah sebuah kesalahan. Kedewasaan adalah sebuah perjuangan. Dan usia tua adalah sebuah penyesalan.”

Seorang pesimis menulis:

 

Dunia akan bergulung berputar selamanya

Seperti sebuah gilingan

Yang akan menggiling habis kehidupan dan kematian

Kebaikan dan penyakit

Tanpa memiliki tujuan

Hati atau pikiran atau kehendak

Tidak, tidak ada gunanya seseorang berusaha keras

Seperti yang dia katakan

Hal itu akan menggilasnya beberapa

Dengan lambat selama bertahun-tahun bernafas dalam kepahitan

Kemudian menggilingnya kembali

Ke dalam kematian kekal.

Hidup adalah seperti itu. Dan jika anda belum menemukannya, maka anda pasti akan mendapatkannya.  

“Barangsiapa yang minum air kehidupan ini, ia akan haus lagi.” Itu adalah kekosongan dan kehampaan dan tidak memiliki arti. Dan kekosongan itu akan menekannya seperti sebuah hukuman, seperti sebuah kegelapan yang menaungi anda.

Salah satu kesalahan umat manusia adalah seperti ini: “Jika saya memiliki lebih, saya akan bahagia. Jika saja saya dapat membangun sebuah istana, jika saja saya dapat duduk di atas kursi emas, jika saja saya dapat memilki sebuah tempat duduk dari gading—jika saya memiliki lebih, saya akan merasa gembira.”

Tetapi, semakin anda memilikinya semakin anda memiliki kemauan yang lebih. Dan semakin anda menginginkannya, maka anda akan semakin tidak puas.

Adalah mustahil untuk memberi makan jiwa di atas sekam. Adalah mustahil bagi roh untuk bertumbuh di dalam hal-hal materi. Augustinus berkata, “O, Allah, Engkau telah menjadikan kami untuk diriMu sendiri dan kami tetap gelisah hingga kami beristirahat di dalam Engkau.”

Dan itulah sebabnya Tuhan kita berkata:

 

"Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi,

Tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal."

 

Oh, betapa sebuah perbedaan yang dapat dibuat oleh Yesus di dalam hidup! Dunia bukanlah geosentris, pusat dari semuanya bukanlah planet bumi. Dunia ini bukanlah heliosentris. Pusat dari alam semesta ini bukanlah matahari.

Dunia ini adalah Kristosentris. Pusatnya adalah Tuhan Yesus Kristus. Sebuah bagian Kitab Suci berkata, Dia yang menciptakan: “Karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia.”

Pusat dari dunia dan kehidupan manusia serta tujuan dan takdir dan sorga dan sampai selama-lamanya  adalah Yesus Kristus. Dan betapa merupakan sebuah perbedaan yang dapat Dia perbuat di dalam hidup kita, ketika kita mengubah kewarganegaraan kita dari dunia ini ke dalam kerajaan Allah!

Seperti yang dituliskan oleh Paulus di dalam Filipi 3:20: “Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat.” Betapa merupakan sebuah perbedaan: Mengubah sebuah kewarganegaraan!

Betapa merupakan sebuah perbedaan yang dapat dibuat oleh Yesus di dalam kehidupan manusia. Saya membaca sebuah hal agak aneh minggu yang lalu. Ada dua orang Prancis yang sedang berbincang-bincang. Dan salah seorang berkata, “Saya akan mengambil kewarganegaraan di Kerajaan Inggris. Saya akan menjadi seorang warga Negara Inggris.”

Kemudian dia melakukannya. Dan kedua orang iu bertemu kembali dan salah satu orang Prancis itu berkata, “Sekarang saya telah menjadi warga Negara Inggris.”

Dan sahabat Prancisnya itu berkata, “Anda tidak terlihat berbeda dengan saya. Anda tetap sama saja seperti sebelumnya.”

“Oh, tetapi,” kata sahabatnya yang sekarang telah menjadi orang Inggris, “Anda tidak tahu perubahan yang menyertainya. Kemarin, ketika saya adalah warga Negara Prancis, Waterloo adalah sebuah kekalahan. Sekarang saya adalah warga Inggris, Waterloo adalah sebuah kemenangan.” Itu adalah perbedaan yang telah dibuat di dalam hidup kita ketika kita mengubah kewarganegaraan kita, ketika kita mulai mengikuti dan mengasihi dan melayani Tuhan Yesus.

Sekarang dalam waktu beberapa menit yang saya miliki, bolehkah saya berbicara tentang makna dari hal itu di dalam hati anda, di dalam rumah anda, di dalam hidup anda ketika anda minum dari sumur air kehidupan? Yang pertama, semua kedukaan dan rasa sakit serta tragedi di dalam hidup akan menjadi lebih berarti, semakin lebih jelas. Setiap air mata yang jatuh dan setiap penderitaan yang menyebabkan luka akan menjadi lebih bermakna ketika anda mengasihi Yesus dan mengikuti Dia.

Di dalam buku Nyanyian Pujian kita yang kita nyanyikan, saya memilih lagu yang diciptakan oleh Fanny J Crosby. Ada tiga belas diantaranya, dan beberapa diantaranya merupakan himne yang sangat indah yang terdapat di dunia ini: “Jaminan Mulia”, “Pada kaki SalibMu,” “Hidupku Tuhan Kini MilikMu,” “Manis Lembut Tuhan Yesus Memanggil,” “Pada Kaki SalibMu,” “Jangan Aku Dilalui,” “Aman Ditangan Yesus,”—Ayah saya berkata bahwa lagu-lagu itu adalah lagu yang mereka nyanyikan ketika ibu saya meninggal.

Sepanjang hidupnya dia buta. Dan pada bagian yang lain di seberang laut ada seorang penulis himne yang lain, di Inggris, seorang wanita yang bernama Frances Havergal. Dan saya lihat ke dalam buku nyanyian pujian kita dan satu, dua, tiga, empat dan lima. Ada lima lagu yang ditulis dalam nyanyian pujian  oleh Frances Havergal, salah satunya adalah “Ambillah Hidupku dan Biarkan Ia Diabdikan KepadaMu Tuhan.”

Kemudian, Frances Havergal yang berada di Inggris, menulis sebuah surat kepada Fanny J. Crosby yang buta. Dan dia menulisnya di dalam versinya. Dan ini adalah apa yang telah dia tulis, yang ditulis oleh Frances Havergal kepada Fanny J. Crosby yang buta:

 

Penyanyi buta yang manis

Yang diseberang samudera

Merdu dan gembira

Lagu-lagu yang sangat melegakan itu

Yang mengapung

Begitu jauh dari sebuah catatan

Seseorang yang tidak akan pernah melihat

Musik yang tidak kelihatan dari bunga-bunga dan pepohonan?

Bagaiman dia dapat bernyanyi

Di dalam kegelapan yang seperti ini?

Darimanakah sumbernya

Dari cahaya dan kaca mata?

Hatinya dapat melihat,

Hatinya dapat melihat.

Yang membuatnya dapat bernyanyi dengan penuh sukacita

Bagi Rajanya sendiri

Di dalam anugerahNya yang lembut

Yang telah diperlihatkan kepadanya

Cahaya dari wajahNya

Saudariku terkasih yang buta di seberang lautan

Hati seorang Inggris

Melambung bersamamu

Kita dihubungkan oleh sebuah kabel

Dari Iman dan nyanyian

Memancarkan cahaya simpati yang berhembus

Satu berada di timur

Dan satu berada di barat

Bernyanyi untuk Dia

Kepada Dia yang jiwa kita sangat mengasihiNya

Saudariku, kapankan kita akan bertemu

Ketika hati kita akan bernyanyi

Dan mata kita akan melihat?

 

Pikirkanlah tentang kebutaan yang anda alami sepanjang hari-hari yang anda lalui di dalam hidup anda, tanpa pernah melihat. Dan kemudian, dari rasa sakit serta kedukaan, dari kebutaan itu, muncul catatan yang luar biasa tentang sukacita dan pujian. Itulah yang dapat dilakukan oleh Yesus di dalam kehidupan manusia—memalingkan air mata kita dan kedukaan kita kepada lagu dan pujian yang penuh dengan kegembiraan.

Dwight L. Moody memiliki seorang penyanyi yang luar biasa yang bernama Ira D. Sankey. Dalam masa akhir hidupnya, Ira D. Sankey menghabiskannya dalam kebutaan.

Suatu hari dia dipanggil dari tangga atas. Dia sedang sekarat. Dia berkata, “Saya mendengar suara Fanny Crosby.”

Fanny Crosby yang buta telah datang untuk melihatnya pada waktu yang terakhir. Dan saya dapat membaca tentang pertemuan mereka. Mereka bernyanyi bersama-sama. Mereka memuji Allah bersama-sama. Alkitab dibacakan kepada mereka. Dan mereka bersukacita bersama-sama di dalam kasih dan anugerah serta kebaikan Allah.  

Itulah yang dapat dilakukan oleh Yesus kepada anda. Akan ada sebuah makna, dan tujuan dalam setiap penderitaan yang kita ketahui di dalam hidup—Allah mencocokkan kita bagi hal sorgawi.

Hal yang kedua: “barangsiapa yang minum air kehidupan ini akan haus lagi.” Kekosongannya akan meningkatkan kebenaran yang ditekan atas anda.

            “Tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal.” Semua pengalaman yang anda ketahui akan tidak memiliki hubungan dengan hal-hal yang bersifat materi, tidak melakukan apapun dengan hal-hal yang seperti itu. sekalipun anda kaya, sekalipun anda miskin; memiliki rumah yang besar, memiliki rumah yang kecil, semua hal materi dunia ini tidak akan memiliki hubungan sama sekali dengan apa yang ada di dalam hati anda dan di dalam jiwa anda, sama sekali tidak berhubungan.

Salah satu pengkhotbah yang luar biasa di Antiokhia, yang sebelumnya berada di Antiokhia dan kemudian pindah ke Kosntantinopel, yaitu Yohanes Chrystosomus. Nama sebenarnya adalah Yohanes. Mereka memberikan nama Chrystosom karena kefasihan lidah dari manusia Allah ini. Chrystosum: “mulut emas”—Yohanes si mulut emas. Dia membangkitkan kemarahan dari Penguasa Roma.

Dan penguasa Roma berkata kepadanya, “Aku akan membuang engkau dari rumahmu.”

Dan Yohanes Chrystosom menjawab, “Tuan seluruh dunia ini adalah rumah Bapaku.”

Dan penguasa berkata, “Aku akan memisahkan engkau dari seluruh hartamu.”

Dan Yohanes Chrystosom menjawab, “Tetapi hartaku ada di dalam sorga.”  

Dan pemguasa berkata, “Aku akan mengasingkan engkau dari semua sahabat-sahabatmu.”

Dan Yohanes Chrystosom menjawab, Sahabat saya adalah Yesus dan Dia tidak pernah mengecewakan.”

Dan penguasa berkata, “Jika demikian, aku akan membunuhmu. Aku akan mengambil hidupmu.”

Dan Yohanes Chrystosom menjawab, “Tetapi hidupku tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah.”

Apa yang akan anda lakukan dengan orang yang seperti itu? Apa yang akan anda perbuat dengannya? Secara mutlak tidak ada hubungan yang dia kaitkan dengan segala sesuatu yang dia miliki—bahkan hidupnya, kemah yang terbuat dari debu tanah ini.

Oh, Tuhan di dalam sorga, betapa sebuah kemuliaan dan berharganya untuk tinggal di dalam kehidupan ini, yang terpisah secara mutlak dari segala sesuatu yang bersifat materi ini, hanya hidup di dalam Tuhan, hanya untuk memandang kepada Yesus, untuk menemukan setiap kekayaan yang mulia yang berada di dalam Dia. O, Allah, seandainya saya dapat menjalani hal yang seperti itu!

Saya memiliki sebuah hal yang lainnya:  

 

… Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi,

Tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal.

 

Sebuah kata yang terakhir: Allah di dalam perjalananNya—di dalam pengembaraan kita—Allah memberikan kepada kita bukan hanya anugerah yang menebus, anugerah yang mempertobatkan, anugerah yang menyelamatkan, tetapi juga anugerah yang anugerah yang menjaga.

Apa yang anda maksudkan dengan anugerah yang menjaga? Baiklah, yang saya maksudkan adalah seperti ini: Anugerah yang menebus adalah ketika Yesus mati untuk menyelamatkan saya. Dan di dalam darahNya, dosa-dosaku dihapuskan. Dan saya berdiri di hadapan Allah pada hari penghakiman, murni dan tanpa dosa serta sempurna, kudus dan benar, bukan di dalam kebenaran  saya, tetapi di dalam kebenaranNya. Itu adalah anugerah yang menebus—ketika Yesus menyelamatkan saya, ketika Dia menghapus semua dosa saya.

Tetapi ada jenis anugerah yang lain, anda dapat menyebutnya sebagai “anugerah yang menyertai.” Saya menyebutnya “anugerah yang menjaga.” Itu adalah anugerah yang menyertai kita di dalam pengembaraan kita di bumi ini dan memberkati kita dan menopang kita dan memperkaya kita serta memelihara kita. 

Hal itu adalah seperti ini. Sebuah kelompok penginjil sedang berkumpul bersama-sama. Dan mereka sedang bersaksi. Saya dapat mengerti karena saya telah mendengar mereka semenjak saya masih seorang anak-anak.

Ada seorang penginjil. Dia berdiri dan dia berkata, “Saya dulunya adalah seorang pemabuk. Dan Tuhan telah menjangkau saya dan menyelamatkan saya dari neraka kemabukan, menjejakkan kaki saya di atas sebuah batu karang, meletakkan sebuah lagu di dalam hati saya dan memuji Tuhan melalui mulut saya. Dan saya berdiri di sini pada hari ini, memuji Tuhan.”

Saya juga memuji Tuhan. Betapa merupakan sebuah hal yang indah untuk melihat Roh dan anugerah dari Allah yang mengangkat seseorang dari kuburan kemabukan dan menempatkan sebuah pesan keselamatan yang mulia di dalam hatinya!

Kemudian hal itu berlangsung demikian dengan semua orang di dalam kelompok itu. Seorang penginjil berdiri dan menggambarkan hidupnya yang penuh dengan kejahatan dan hidupnya yang berada di dalam penjara, dan bagaimana Allah telah menyelamatkannya dan mengangkatnya. Saya telah mendengarkan mereka. Dan ketika saya mendengarnya saya berkata, “Bukankah hal itu sangat indah, akan apa yang telah Allah lakukan dengan seorang penjahat dan seorang narapidana!”

Mereka semuanya berbicara seperti itu. Orang ini telah dikuburkan di dalam dunia. Dan Tuhan telah menjangkau dan mengangkatnya. Oh, puji Tuhan atas hal itu.

Tetapi salah satu dari penginjil itu berdiri dan dia berkata, “Saya memuji Tuhan karena anda semua telah diselamatkan dari neraka kemabukan, dari penjara dan dari kehidupan seorang penjahat. Saya memuji Tuhan. Tetapi,” katanya, “Saya juga memuji Tuhan karena Dia telah menyelamatkan saya dari hal itu—bahwa Dia tidak pernah mengangkat saya dari rasa sakit dan kedukaan seperti itu.” Dia berkata, “Saya tidak pernah mabuk. Saya tidak pernah melakukan kejahatan. Saya tidak pernah berada di dalam penjara. Dan saya tidak pernah tinggal di dalam kehidupan yang berkompromi dan keduniawian. Saya bersyukur kepada Allah bahwa saya diselamatkan ketika saya masih muda dan Allah memelihara dari semua rasa sakit dan penderitaan yang seperti itu.”

Sahabatku yang manis, saya persis seperti itu. Saya memuji Allah atas anugerahNya yang menjaga saya dari kehidupan yang seperti itu sejak saya masih seorang anak kecil. Saya telah diselamatkan ketika saya berumur sepuluh tahun. Saya tidak pernah mabuk. Saya tidak pernah hidup di dalam kejahatan atau di dalam sebuah kompromi—sama sekali tidak pernah.

Dan ketika saya melihat ke dalam kehidupan manusia dan melihat rasa sakit yang datang ke dalam rumah dan kepada keluarga-keluarga dan yang membuat anak-anak menjadi takut, yang mana hal itu tidak pernah datang kepada saya—ketika saya melihat hal itu, O Allah betapa bersyukurnya saya kepada Tuhan atas anugerahNya yang menjaga saya dari semua hal itu!

Saya mendoakan hal itu kepada anda. Semoga anda tidak akan pernah mengenal bagaimana disiksa oleh seorang suami yang pemabuk atau anak-anak anda yang ketakutan ketika ayah mereka pulang! Semoga anda tidak pernah mengenal apa artinya melihat seseorang  yang kepadanya anda berikan hidup anda untuk dihukum pengadilan! Semoga anda tidak pernah mengenal, untuk melihat rumah anda dihancurkan oleh orang-orang yang memberikan diri mereka kepada jalan dunia ini!

Anugerah Allah yang menjaga—dan betapa mulianya berjalan bersama dengan Juruselamat. Dia adalah penjaga kita di dalam pengembaraan kita dan sahabat kita yang terbaik sepanjang pejalanan kehidupan kita ini.

Dan itu adalah undangan yang kami buat untuk anda pada hari ini: Untuk memberikan hati anda dan rumah anda dan keluarga anda dan anak-anak anda serta hidup anda kepada Tuhan Yesus.

 

Alih bahasa: Wisma Pandia, Th.M.