Daftar isi

BENANG MERAH WANITA

 (THE SCARLET WOMAN)

 

Dr. W. A. Criswell

 

03-29-87

Yohanes 4:1-42

 

            Ini adalah sebuah eksposisi dari  bagian utama dalam pasal empat dari injil yang keempat yaitu Injil Yohanes. Saya telah memberinya judul: Benang Merah Wanita. Dia merupakan salah satu bagian utama di dalam sejarah. Tetapi sebenarnya, khotbah ini adalah sebuah penjelasan tentang Tuhan Yesus yang membuat murid-muridnya menjadi heran. Hal itu terdapat dalam ayat dua puluh tujuh: “Pada waktu itu datanglah murid-muridNya dan mereka heran.” Dan tanpa keraguan—Dia sangat Berbeda, Dia tidak sama, Dia sangat luar biasa—yaitu Tuhan kita Yesus.   

            Yang pertama mereka heran akan pelayananNya terhadap orang Samaria—di dalam ayat sembilan dari pasal empat ini disebutkan: “Sebab orang Yahudi tidak bergaul (sugchraomai) dengan orang Samaria.” Mereka secara umum dikutuk dalam setiap Sinagog yahudi, yaitu orang-orang Samaria itu.  

Ketika bangsa Asyur mengangkut sepuluh suku utara ke dalam pembuangan, mereka menempatkan orang-orang kafir di tanah yang kosong, dimana sepuluh suku itu tinggal sebelumnya. Dan orang-orang kafir ini berasal dari Mesopotamia dan berbaur dengan orang-orang yang masih tersisa dari sepuluh suku itu yang masih tinggal di tanah itu. Serta mereka mengadakan kawin campur dan orang-orang dari hasil perkawinan silang itu disebut sebagai orang Samaria.

            Sejak dari awal sudah ada kebencian di antara mereka, orang-orang Yahudi Utara dan orang-orang Yahudi Selatan. Orang Samaria membuat sebuah kuil tandingan di Bukit Gerizim, di bawah kaki bukit tempat dimana Yesus berbicara dengan wanita itu. Dan John Hycarnus dari dinasti Makabe telah menghancurkan kuil itu.

            Anda tahu bahwa itu adalah sebuah hal yang tidak umum. Murid-murid itu pergi ke Sikhar dan melakukan perdagangan dengan orang Samaria, tetapi tidak pernah ada di dalam pikiran mereka untuk memberitahukan tentang Mesias—Juruselamat dunia—yang  berada di luar gerbang. Bukankah itu merupakan suatu hal yang mengherankan tentang umat Allah, umat Allah yang saleh? Saya telah memiliki sebuah urusan bisnis dengan seorang pria di kota Dallas ini bertahun-tahun yang lalu. Dan ketika saya berbicara dengan dia, nama dari salah satu diaken saya muncul. Dan dia berkata kepada saya: “Apa!? Dia adalah seorang diaken di gereja anda?”

            Saya berkata: “Ya.”

            Dia berkata kepada saya: “Saya telah melakukan bisnis dengan dia selama bertahun-tahun. Dan saya tidak tahu bahwa dia adalah seorang Kristen—atau bahkan seorang Baptis dan salah satu anggota gereja anda, dan seorang diaken di dalam jemaat anda.”

            Betapa sering hal menjadi karakter kita? Kita berbicara tentang segala sesuatu di bawah langit tetapi tidak membicarakan hal-hal yang baik tentang firman yang baik dari Tuhan kita. Itu adalah gambaran dari murid-murid: berada di dalam kota untuk melakukan bisnis, berurusan dengan orang Samaria—dan tidak pernah berpikir tentang  kerohanian mereka, untuk memberitahukan kepada mereka, bahwa di sisi jalan itu ada Yesus. Oh, saudara yang terkasih! Bagaimanapun orang-orang itu memiliki sebuah pemikiran tentang tentang orang Samaria, bahwa mereka sugchraomai (tidak bergaul dengan mereka).

Di dalam pasal empat disebutkan: “Yesus harus melintasi daerah Samaria.” Dan murid-murid sangat heran akan proposalNya. Anda lihat dari semua orang Yahudi ini, mereka semua, ketika mereka mau pergi ke tempat orang-orang Yahudi di Galilea dari selatan, mereka menyeberangi sungai Yordan hingga ke Perea dan berjalan melalui Perea dan menyeberangi kembali sungai Yordan hingga ke Galilea.

Tidak demikian dengan Yesus! Orang-orang Samaria yang ditolak ini juga berada di dalam pemikiranNya. “Dan Ia harus melintasi daerah Samaria.” Tidak hanya murid-murid yang merasa heran dengan Tuhan—tetapi mereka heran seperti yang disebutkan di dalam Alkitab, bahwa Dia berbicara dengan seorang wanita. “Pada waktu itu datanglah murid-muridNya dan mereka heran, bahwa Ia sedang bercakap-cakap dengan seorang perempuan.”

            Sekarang, di dalam Alkitab versi King James, di luar dari apa yang saya khotbahkan, di situ dikatakan “Dia berbicara dengan perempuan.” Bukan seperti itu yang ditulis oleh Yohanes. Yohanes menulis seperti ini: “Pada watu itu datanglah murid-muridNya dan mereka heran bahwa Ia sedang bercakap-cakap dengan seorang wanita…” “Seorang wanita!” Dia adalah seorang yang terkenal dan memiliki karunia, dan seorang guru yang popular sedang bercakap-cakap dengan seorang wanita!  

Kekristenan dan Tuhan kita telah membawa sesuatu yang lebih terhadap kedudukan wanita dari pada factor-faktor yang lain atau gerakan yang ada di dalam sejarah manusia, atau di dalam kisah manusia, atau kehidupan manusia. Betapa hal itu merupakan sebuah  hal luar biasa yaitu wanita berhutang kepada Yesus Kristus Tuhan kita! Dari semua orang Yunani yang termasyur, Sokrates berkata: “Saya bersyukur kepada dewa-dewa bahwa saya seorang Yunani dan bukan orang barbar. Saya bersyukur kepada dewa-dewa bahwa saya adalah orang bebas dan bukan seorang budak. Dan saya bersyukur kepada dewa-dewa bahwa saya adalah seorang pria dan bukan seorang wanita.”

Dan di dalam inkarnasi agama Hindu, jika anda adalah seorang yang jahat, anda akan menjadi seekor anjing. Jika anda adalah seorang yang buruk anda akan menjadi seekor laba-laba. Jika anda seorang yang keji anda akan menjadi seekor ular. Tetapi jika anda adalah yang luar biasa jahat, anda akan kembali menjadi seorang perempuan! Itu sangat universal. Itu bukan sebuah isolasi atau unik atau partikular. Itu adalah hal yang sangat umum dalam kisah umat manusia.

Perempuan! Di situ dikatakan, mereka heran bahwa Yesus berbicara dengan seorang perempuan. Dan tidak hanya itu yang berhubungan tentang wanita ini. Wanita ini memiliki lima orang suami, dan pria yang sekarang hidup bersamanya bukanlah suaminya. Mengapa, di dalam dunia yang mengijinkan perceraian—setelah anda bercerai satu kali, dua kali, tiga kali, empat kali, lima kali hal itu akan menjadi sebuah hal yang monoton. Jadi dia tidak mau bersusah-susah untuk bercerai lagi. Dia hanya memulai hidup dengan semua pria itu. Lima suami—dan sekarang dia hidup bersama dengan pria yang bukan suaminya.  

            Sekarang saya ingin anda melihat perubahan yang luar biasa di dalam kehidupan wanita ini. Di sini dikatakan, di dalam Alkitab dalam pasal 28: Maka perempaun itu meninggalkan tempayannya, dan lalu pergi dan menyampaikan kepada seluruh ciptaan, disekitarnya, apa yang telah terjadi kepadanya melalui anugerah dan kasih karunia serta belas kasihan yang penuh perhatian dari orang ini, yaitu Yesus.

Hal yang sangat menakjubkan! Tidak pernah ada seorang wanita di timur yang akan meninggalkan tempayannya. Tempayan adalah sebuah bagian yang sangat penting di dalam hidup. Datang ke sumur pada siang hari yang panas, kering dan jalanan yang berdebu; dan dengan sangat gembira dan sangat bahagia, dan penuh pujian—dia melupakannya dan pergi ke setiap tempat serta menyampaikan hal yang luar biasa yang telah terjadi kepadanya di dalam Kristus Yesus.

           Keheranan yang ketiga dari murid-murid: heran karena Dia harus melalui Samaria dan melayani seorang Samaria, heran karena Dia berbicara dengan seorang perempuan; dan heran terhadap hasil tuaian yang luar biasa. Ayat 35: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah (pandanglah kepada orang-orang yang lapar hatinya itu, orang-orang Samaria yang datang untuk mendengar Firman Allah)…”  

Saudara yang terkasih! Bagaimana dengan murid-murid itu—jika mereka memiliki perasaan tentunya—seharusnya mereka merasa malu! “Kita  berharap tidak ada penambahan ke dalam kerajaan Allah dari orang-orang yang dibenci dan orang-orang hina ini serta orang-orang yang terbuang, dan lihatlah mereka. Lihatlah ke arah mereka!”

Dan betapa mereka harus merasa marah! Mereka bukanlah apa-apa! Dan wanita yang hina ini, di dalam kesaksiaannya, membawa orang banyak kepada Tuhan!

Dan hal itu membangkitkan sebuah makna yang dalam bagi semua tujuan dari Tuhan kita:

 

Bukankah kamu mengatakan: Empat bulan lagi tibalah musim menuai? Tetapi Aku berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai.

Sekarang juga penuai telah menerima upahnya dan ia mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal, sehingga penabur dan penuai sama-sama bersukacita.

Sebab dalam hal ini benarlah peribahasa: Yang seorang menabur dan yang lain menuai.

Aku mengutus kamu untuk menuai apa yang tidak kamu usahakan; orang-orang lain berusaha dan kamu datang memetik hasil usaha mereka."

 

            Saya memiliki tiga hal untuk menyimpulkan apa yang telah Tuhan sampaikan di dalam pelajaran yang indah dan berharga itu. Yang pertama: menabur benih tidak pernah sia-sia. Tidak peduli betapa sederhananya kesaksian yang kita berikan. Menabur benih tidak akan kehilangan. Hal itu tidak pernah gagal, atau hampa atau sia-sia.

Allah  berfirman di dalam Yesaya 55:

 

Firmanku yang keluar dari mulutKu; ia tidak akan kembali kepadaKu dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.

 

            Beberapa benih yang kita tabur mungkin akan jatuh di tanah yang berbatu-batu. Itu benar! Benih yang akan kita tabur mungkin jatuh di jalan. Dan burung-burung yang kotor dan najis (orang kafir dan agnostik, sekularisme dan humanisme) mungkin akan mengambilnya. Beberapa benih mungkin akan jatuh dan terhimpit hingga mati oleh bentuk materialisme dan keduniawian yang tumbuh disekitarnya. Tetapi beberapa dari antaranya akan memberikan sebuah upah dan buah kepada Allah. Hal itu tidak pernah gagal! Tidak pernah gagal! Benih yang ditaburkan tidak akan pernah sia-sia! Allah akan memberkatinya, di dalam waktu Allah dan di dalam cara Allah.  

            Seperti yang anda tahu, saya telah menjadi seorang pendeta selama enam puluh tahun. Di di dalam periode pelayanan yang lama itu, saya telah berpikir melalui ribuan contoh tentang hal ini: menabur benih tidak pernah gagal, atau hampa atau sia-sia. Di luar dari pengalaman yang banyak itu. Saya akan mengangkat salah satu lembaran dari buku pengalaman hidup saya. Ada seorang yang muda dan istrinya yang muda di dalam gereja saya. Dan mereka telah dipanggil untuk menjadi seorang pendeta di salah satu wilayah kabupaten. Tempat itu merupakan suatu tempat yang keras  dan situasi yang sulit. Mereka bekerja dan bersaksi; mereka mengunjungi dan bersaksi kepada tiap-tiap orang, tapi tampaknya tidak ada gunanya. Mereka meminta saya untuk datang dan mengadakan sebuah kebaktian rohani bersama dengan mereka, dan saya melakukannya. Saya meninggalkan tugas di sini selama satu minggu dan saya pergi untuk membantu mereka. Saya juga ikut mengadakan kunjungan siang dan malam, pasangan muda itu dan saya dari satu rumah ke rumah yang lain.  

            Saya berkhotbah pada pagi hari dan saya berkhotbah pada waktu malam, tetapi tampaknya tak ada faedahnya. Tidak ada seorangpun yang memberikan respon. Tampaknya tidak seorangpun yang tertarik. Pada hari Minggu, kami mengumumkan bahwa kami akan mengadakan satu kali ibadah—Sekolah Minggu dan ibadah digabungkan menjadi satu—kami hanya mengadakan satu kali ibadah.

            Jadi ketika semua orang telah berkumpul bersama-sama, sehingga ruangan gereja itu penuh sesak, saya berkhotbah dengan sebaik mungkin; dan membuat seruan yang sungguh-sungguh yang penuh doa serta semampu saya, menyanyikan lagu permohonan. Dan tidak ada satu jiwapun yang digerakkkan! Saya melanjutkan seruan dan bernyanyi tetapi tidak ada seorangpun yang merespon, tidak seorang pun.

Memikirkan pekerjaan yang telah dilakukan pasangan itu, berpikir tentang hari kebaktian kebangunan rohani, dan doa—menabur benih—dan tidak ada hasil sedikit pun. Tetapi sebagaimana kami terus berseru, dan berdoa serta bernyanyi dan tetap melanjutkannya, seseorang pada akhirnya memberikan respon—saya tidak akan pernah melupakannya—seseorang yang memberikan respon yang pertama!

Dan kemudian sebagaimana seruan terus dikumandangkan, seorang yang lain melakukannya dan ada orang lain lagi yang melakukannya. Saudara yang terkasih, itu adalah satu-satunya pelayanan dalam ibadah gereja yang pernah saya lakukan dalam hidup saya di mana setiap orang yang hadir berada di dalam kerjaan Allah. Ketika ibadah telah selesai, ada begitu banyak orang yang berada di sana. Sekitar dua pertiga dari jemaat itu berada di depan, menerima Tuhan sebagai Juruselamat mereka, bergabung dengan gereja dan dibaptis; mengikuti seruan itu dalam kasih dan anugerah dan kebaikan serta pengampuan dan keselamatan di dalam Yesus Tuhan kita! Allah tidak pernah mengecewakan umatNya, Dia tidak akan pernah membiarkan kita kecewa—benih yang ditabur tidak akan pernah sia-sia.

            Sekalipun hal itu berada di tanah yang berbatu, atau kerasnya dunia ini telah mengutuknya, atau materialisme dunia ini menghimpitnya hingga mati—menabur benih tidak akan pernah sia-sia. Di dalam waktu Allah, di dalam cara Allah, hal itu akan selalu menghasilkan buah bagi Allah.

Hal yang kedua yang dapat ditangkap dari apa yang telah Tuhan sampaikan adalah: Tuaian jauh lebih siap dari pada yang anda pikirkan. Tendensi kita adalah selalu seperti ini: “Orang-orang ini sangat keras. Sangat sulit. Mereka sangat berbeda.” Itu selalu yang menjadi respon kita.

            Anda tidak tahu pemeliharan hidup yang memimpin di dalam momen itu, di mana anda membuat sebuah seruan kepada Kristus. Anda tidak akan pernah menduga—mereka memiliki kesaksian dan mereka memiliki bukti dan pemeliharaan ini akan mencurahkan seruan itu ke dalam hati dari manusaia itu—dan anda tidak mengetahuinya, anda tidak akan pernah menduganya. Dan tuaian jauh lebih siap dari pada yang anda pikirkan!

            Kami memiliki hal itu di sini, di dalam Metropolex, seorang pengkhotbah dan seorang pendeta yang luar biasa, Dr. C.E. Matthews. Dia mendirikan dan mengembalakan Gereja the Travis Avenue Baptist di Fort Worth, untuk satu generasi, dimana Joel Gregory sekarang menjadi gembala di sana. Dia adalah sahabat saya ketika saya masih muda. Saya sangat menyanjung C.E. Matthews!  Dia seringkali berbicara dengan saya. Saya mengadakan beberapa kali kebaktian kebangun rohani bersama dengan dia di sana, di Travis Avenue Church.  Dia berkata kepada saya: “Anda tahu, Saya bertobat ketika saya berusia tiga puluh tahun…”

(Pada saat itu saya berusia tiga puluh tahun dan saya telah menjadi pendeta selama tiga belas tahun.)

Dia berkata: “Saya telah diselamatkan saat saya berusia tiga puluh tahun. Tetapi,” katanya, “Anda tahu, ketika saya berusia tujuh belas tahun, sahabat saya dan saya pergi ke sebuah kebaktian kebangunan rohani. Dan kami berdiri di sana pada saat undangan disampaikan, dan seorang pekerja datang ke tempat kami berdiri. Dan dia berbicara dengan sahabat saya.”

Dan dia berkata: “Sahabat saya memberikan hatinya kepada Tuhan Yesus di sana.”

Kami tidak pernah lagi melakukan hal itu—ketika saya memulai pelayanan saya, ketika kami membuat permohonan, orang-orang pergi ke yang lain dan memohon bersama dengan mereka untuk menerima Tuhan, memberi tawaran untuk maju ke depan dan menerima Tuhan—kami tidak lagi melakukan hal itu. Pekerja pribadi ini datang dan berbicara kepada sahabat dari C.E. Matthew; dan memenangkannya kepada Kristus dan menelusuri loromg itu bersama dengan dia dan meninggalkan Matthews—pemuda yang berusia tujuh belas tahun—meninggalkan dia berdiri di sana sendirian.

            Dia berkata: “Saya terlalu takut dan memiliki keraguan yang dalam untuk melangkah dari dalam diri saya dan pergi ke sana serta memberikan hati saya kepada Tuhan.” “Tetapi,” katanya, “Seandainya seseorang berkata sesuatu kepada saya untuk mengundang saya datang kepada Tuhan, saya akan menerimanya. Dan seharusnya sudah diselamatkan pada saat saya berusia tujuh belas tahun.” “Tetapi saya tidak bertobat hingga saya berusia tiga puluh tahun,” katanya kepada saya.

Tuaian jauh lebih siap dari pada apa yang anda pikirkan. Ada sebuah pemeliharaan dalam hidup yang anda tidak tahu, yang dapat membawa seseorang kepada Tuhan. Ada seorang pengusaha yang kelihatannya cukup sulit untuk dimenangkan. Saya bersaksi kepada dia, berbicara kepada dia, namun tampaknya tidak ada manfaatnya. Saya kembali ke kantornya pada kesempatan yang lain. Dan ketika saya berjalan ke kantornya, dia duduk di sana di balik mejanya dengan wajah yang berada di dalam tangannya, menangis dengan hati yang patah. Dan saya duduk di depannya.

           Ada yang datang kesedihan dan tragedi yang sulit untuk diungkapkan yang datang ke dalam lingkaran keluarganya. Dan dia berada di sana dan siap untuk menerima firman. Dia berada di sana, sedang menangis di balik mejanya. Dalam waktu yang tidak lama, saya telah mendapatkan orang itu untuk masuk ke dalam kerjaan sorga, membaptiskan dia, membaptiskan istrinya, dan membaptiskan anak-anaknya. Anda tidak tahu pemiliharaan hidup yang memimpin seseorang untuk masuk ke dalam kerajaan Allah.  

            Tuaian jauh lebih siap dari pada yang anda pikirkan. Dan Tuhan kita membuat pengakuan yang lain: Dia berkata bahwa para penabur dan  yang menuai akan bersukacita bersama-sama. Itu adalah sebuah hal yang sangat menakjubkan! Mereka yang menabur akan bersukacita sama seperti mereka yang menuai. Bahwa mereka yang menabur akan bersukacita baik di dunia ini mau pun di dunia yang akan datang. Mereka yang menabur—yang tidak pernah tahu, yang tidak pernah menduga apa yang telah mereka lakukan…

Ada sebuah gereja yang sangat indah di Metopolex yang menjadi bagian kita, mengundang saya untuk berbicara dalam sebuah pesta makan. Dan ketika  saya berada di sana, saya duduk bersama dengan istri diaken yang mengadakan acara itu—sebagaimana saya duduk di sana—pada pesta perjamuan makan itu, dia berpaling kepada saya dan berbicara kepada saya. Dia berkata: “Saya memberikan hati saya kepada Kristus saat saya mendengarkan anda sedang berkhotbah di radio. Itu adalah cara saya menjadi seorang Kristen, mendengarkan anda berkhotbah melalui radio.”

Saya tidak pernah memiliki sebuah pikiran tentang hal itu. Saya tidak pernah bermimpi—hal itu tidak pernah masuk kedalam pikiran saya bahwa istri dari yang mengadakan perjamuan itu—telah memberikan hatinya kepada Tuhan, pada saat mendengarkan saya berkhotbah melalui radio. Betapa merupakan sebuah hal yang luar biasa.

Saya sedang berkhotbah di sebuah Negara bagian South Carolina. Dan seseorang yang memperkenalkan saya, adalah seorang yang masih muda, seorang pengikut yang brilian. Dia telah menjadi seorang professor di salah satu seminari kita yang terkemuka, dan sekarang dia telah menjadi seorang gembala di salah satu gereja di South Carolina. Ketika dia memperkenalkan saya di pertemuan itu dia berkata:

 

Ketika saya masih muda, ayah saya memutuskan untuk melakukan bunuh diri. Dan saya jatuh kedalam kegelapan yang dalam dan penuh keputusasaan. Bukan seorang Kristen, dan tidak memiliki iman—hanya sendirian tanpa sebuah jawaban, di dalam sebuah dunia yang mati, dan kegelapan serta putus asa. 

 

Dan pendeta yang brilian itu berkata:

 

Saya pergi ke sebuah pertemuan di mana Dr. Criswell sedang berbicara. Dan ketika dia selesai, dia memberikan sebuah undangan, membuat sebuah seruan. Dan dalam menjawab seruan itu, saya datang  dari kegelapan yang paling dalam serta keputusasaan, dan saya memberikan hidup saya kepada Kristus, dan saya memberikan seluruh masa depan saya ke dalam tanganNya dengan menjadi seorang pelayan Tuhan.

 

Saya tidak pernah bermimpi tentang suatu hal seperti itu. Saya tidak mengetahuinya. Mereka yang meanbur akan bersukacita. Itu yang disampaikan oleh Tuhan Yesus, meskipun anda sudah melupakan tentang mereka. Bersaksi bahkan kemudian anda tidak mengingatnya; dan kemudian buah yang luar biasa akan dibawa kepada Allah!     

       Bukankah seperti itu dalam Injil Matius pasal 25: dan orang-orang itu berkata: “Tuhan bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing dan memberi tumpangan, atau telanjang dan kami memberi pakaian? Bilamanakah kami melihat engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? Kapan kami pernah melakukan hal itu? Saya tidak mengingatnya. Kapan?”

            Dan Tuhan akan menjawab: “Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah satu saudaraKu yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.”

Mereka yang menabur benih, mereka juga akan bersukacita. Dan mereka yang menuai juga akan bersukacita. Oh, Saya dapat melihat hal itu—mereka yang menuai akan bersukacita: hadiah yang sesungguhnya dari ilmu pengetahuan yang benar bukanlah honor yang menemani pekerjaan itu, tetapi seluruh kebenaran dunia yang dia masukkan sebagai seorang ilmuwan, seorang seorang pelajar, sebagai seorang penjelajah dan sebagai seorang mengadakan eksperimen—semua keajaiban dari dunia Allah yang berada di sekitar kita. 

Kepler—sahabat dari Galileo, penemu dari astronomi modern, ilmu pengetahuan astonomi—Keppler hidup dalam sebuah kehidupan yang singkat, tetapi dia menemukan semua gerak dari hukum planet. Saya dapat berpikir tentang kepenuhan hati dan jiwa serta hidup Keppler—setengah kelaparan, tetapi melihat tangan Allah di dalam seluruh alam semesta yang berada di atas kita.

            Sebuah hadiah yang sebenarnya bagi seorang penyembuh bukanlah honor yang di dapat dari kantornya. Hadiah yang indah adalah hadiah yang dia lihat di dalam diri pasiennya. Ada seorang dokter yang di dalam lemari kacanya dia memiliki sebuah beruang teddy yang memiliki satu mata dan satu telinga. Jika anda bertanya kepadanya, “Mengapa anda sangat hati-hati  dalam menyimpan benda itu?”

Dan dia akan berkata: “Anak gadis kecil itu—buta—dan saya mengoperasi matanya. Dan dia melihat ke arah saya—dia telah dapat melihat.”

            Dan ibunya berkata: “Sayang, apa yang akan kamu berikan kepad dokter yang telah mengoperasi mata kamu sehingga kamu dapat melihat?” 

Dia memiliki satu-satunya harta yaitu boneka beruang teddy yang hanya memiliki  satu mata dan satu telinga. Dan dia berkata: “Saya akan memberikan ini kepadanya. Hanya ini yang saya miliki.”

            Dan dokter itu berkata: “Itu adalah hadiah terbaik yang pernah saya terima di dalam hidup saya.”

Mereka yang menuai akan bersukacita! Saya telah berada di pusat Afrika dan telah melihat misionari bersama dengan kawanan dombanya yang kecil yang berdiri di sekelilingnya, hadiah dari pekerjaannya. Saya telah melihat hal itu di tengah hutan Amerika Selatan, hadiah bagi misionari.

Mereka yang menuai akan bersukacita. Dan itu adalah hadiah dari memenangkan jiwa. Seorang prajurit yang sekarat di tanah yang tidak bertuan berkata kepada seorang pendeta tentara: “Dan pendeta, hanya satu hal; katakan kepada Guru Sekolah Minggu yang telah memenangkan saya kepada Kristus, sampaikan kepadanya ucapan terima kasih saya dan saya akan bertemu dengan dia di dalam sorga.”

            Hadiah itu tidak akan pernah gagal: apa yang telah saya lakukan di dalam kehidupan ini mungkin akan  menjadi sia-sia. Apa yang saya hasilkan akan saya tinggalkan. Kebanyakan dari hal itu akan kita dapatkan dalam kekecewaan dan kegagalan—tetapi tidak akan pernah gagal di dalam Tuhan. Itulah Allah! Bahwa kehadiranNya bekerja bersama dengan kita; itu adalah berkat dariNya atas pekerjaan kita.

Dan saya berkhotbah kepada diri saya sendiri, ketika saya berkhotbah kepada anda. Saya tidak akan kecewa. Tidak akan pernah! Allah akan memberkati pekerjaan ini tepat pada waktunya, di dalam cara Allah, di dalam tujuanNya, di dalam anugerahNya di dalam pilihanNya yang efektif. Saya tidak akan pernah dikecewakan. Allah akan memberikan hasil di dalam kebaikan dan anugerahNya. Jangan pernah khawatir di dalam pekerjaan yang baik, di dalam pembicaraan, di dalam kunjungan, di dalam undangan yang anda lakukan—selalu ada jaminan bahwa Allah beserta dengan kita. Dan kehadiranNya bekerja bersama dengan kita.

            Dan di dalam kesempatan ini, ini adalah seruan bagi anda, seseorang dari anda, mari, datanglah.

 

Alih bahasa: Wisma Pandia, Th.M.