Daftar isi

MANUSIA SUPER YANG SESUNGGUHNYA

(THE REAL SUPERMAN)

 

Dr. W. A. Criswell

 

Yohanes 2:15

 

09-28-86

 

 

           Ini adalah gembala yang sedang  membawakan khotbah yang berjudul: Manusia Super yang Sesungguhnya. Ini adalah sebuah eksposisi dari setengah bagian akhir dari Yohanes pasal dua. Dan bagi anda semua yang sedang mendengarkan khotbah ini melalui siaran radio atau siaran televisi atau di mana pun anda berada, jika anda memiliki sebuah Alkitab, kami ingin anda membacanya dengan nyaring bersama dengan kami yang sedang berada di ruangan gereja ini, dari Gereja First Baptist Dallas. Jika orang yang duduk di dekat anda tidak memiliki Alkitab, anda dapat berbagi dengannya. Kita akan berdiri sejenak dan akan membacanya secara bersama-sama. Yohanes pasal 2, ayat 13 hingga 22. Anda sudah mendapatkannya? Kemudian, di hadapan Tuhan, mari kita berdiri bersama-sama dan membacanya dengan nyaring. Yohanes pasal 2 ayat 13 hingga 22. Mari kita membacanya bersama-sama:   

 

Ketika hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat, Yesus berangkat ke Yerusalem.

Dalam Bait Suci didapati-Nya pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ.

Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya.

Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata: "Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan."

Maka teringatlah murid-murid-Nya, bahwa ada tertulis: "Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku."

Orang-orang Yahudi menantang Yesus, katanya: "Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?"

Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali."

Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: "Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?"

Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri.

Kemudian, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, barulah teringat oleh murid-murid-Nya bahwa hal itu telah dikatakan-Nya, dan merekapun percayalah akan Kitab Suci dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus.

 

Sekarang anda boleh duduk dan kita akan memulai khotbah kita ini yang berjudul: Manusia Super yang Sesungguhnya. Ini adalah pelayanan umum pertama dari Tuhan kita di Yerusalem. Dan ini adalah sebuah ledakan dan sebuah penghancuran, yaitu Tuhan melakukan konfrontasi di dalam kunjungan umum yang pertama itu. Kita menggosok-gosokkan mata kita dalam keheranan terhadap keberanian dari reformasi yang radikal ini. Dan kita melihat dengan rasa kagum terhadap konfrontasi yang Dia lakukan terhadap  pemimpin-pemimpin bangsa dan pemimpin Bait Suci—merupakan sesuatu yang menakjubkan bagi seorang muda yang berani yang berasal dari bukit Galilea untuk melakukan hal yang seperti itu. Ini adalah penggenapan dari Maleakhi pasal tiga ayat satu dan dua.  

 

Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya!... Siapakah yang dapat tahan akan hari kedatangan-Nya? Dan siapakah yang dapat tetap berdiri, apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia seperti api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu.

 

Dan tidak hanya sampai di sini, Ia melakukannya sebanyak dua kali. Dia membersihkan Bait Suci dan mengusir para penukar uang, dan pedagang-pedagang ternak serta penjaja yang jorok di awal pelayananNya. Dan Dia juga melakukannya di akhir pelayananNya. Pada Minggu Palem pada saat Dia masuk ke Yeruslaem untuk terakhir kali, Dia melakukannya lagi, hal yang serupa.

            Jika anda pernah menghadiri Perayaan Paskah di Oberammergau, anda akan mengingat bahwa alurnya berputar di sekitar peristiwa ini—pembersihan Bait Suci. Dan seorang teolog Baptis yang terkemuka yang bernama   Walter Rauschenbusch, berkata bahwa hal itu memiliki konfirmasi teologi dan sejarah. Anda lihat, orang Farisi membenci Tuhan Yesus karena Dia menolak tradisi para tua-tua. Tetapi orang Saduki juga tidak kurang lebih sama dengan mereka di dalam membenci Tuhan Yesus. Orang Saduki melihat dengan jijik atas semua seremoni dalam menyembah Allah seperti yang dilakukan oleh orang Farisi. Tetapi orang Saduki memiliki kebencian ketika masalah ekonomi mereka telah diancam dalam perdagangan yang ada di Bait Suci ini.

Ada dua hal yang yang berpengaruh di dalam Bait Suci yang menyebabkan adanya sebuah izin untuk melakukan perdagangan yang bersifat monopoli itu. Yang pertama adalah penukaran uang. Ada pajak dari Bait suci yang harus di bayar oleh setiap pria Yahudi yang berjumlah setengah syikal perak. Tetapi ketika para penyembah datang dari ujung imperium Roma, mereka memiliki koin yang memiliki gambar Kaisar. Dan untuk membawa sebuah gambar kaisar ke dalam tempat yang suci merupakan sebuah hal yang najis. Uang itu bagaimanapun harus ditukar dari koin Romawi yang memiliki gambar kaisar ke dalam mata uang Yahudi yaitu satu setengah syikal perak. Jadi itu adalah alasan bagi para penukar uang untuk dapat berdagang di Bait Suci.

            Sistem korban mengharuskan setiap penyembah dari Allah Yehova untuk membawa setiap korban ke atas altar. Anda dapat membawa korban dari ujung imperium Roma, tetapi akan lebih cocok untuk membelinya di sana di dekat Bait Suci. Jadi demikianlah dengan seluruh korban, makanan dan minyak serta garam dan hal-hal lainnya yang merupakan tambahan dan yang diperlukan dalam sistem ibadah korban—itulah sebabnya mengapa mereka menyediakannya di sana dan anda dapat membelinya dengan uang.   

            Di dalam halaman Bait Suci ada sebuah tempat bagi orang-orang Non Yahudi. Dan luasnya sekitar 6,5 hektar (14 acre). Dan tempat yang luasnya 6,5 hektar itu ditutupi oleh para pedagang ternak dan para penukar uang dan yang menjual berbagai keperluan dalam sistem ibadah.

            Orang Saduki kemudian mengambil keuntungan dari pasar monopoli itu dan terutama dengan sistem keimamatan mereka. Di bawah pemerintahan Roma, jabatan imam besar diperjual belikan kepada penawar yang tertinggi dan politikus yang paling pintar. Dan pada masa itu, Hanas dan keempat anaknya serta Kayafas menantunya laki-laki, memonopoli kedudukan imam besar. Itu merupakan sebuah pasar yang sangat menguntungkan bagi mereka. 

            Anda lihat, ketika mereka menukar uang, mereka melakukannya dengan sebuah nilai tukar yang luar biasa tinggi. Dan mereka menempatkannya dengan berbeda di dalam kantong Imam besar Saduki yang tertinggi. Dan tentu saja, anda dapat membawa sebuah korban dari ujung bumi, tetapi hal itu harus mendapat persetujuan oleh petugas imam besar di Bait suci. Dan merupakan sebuah hal mudah bagi tukang periksa itu untuk menemukan sebuah noda hitam di atas domba putih anda, atau sebuah bulu yang miring dalam merpati anda. Tetapi jika anda membawa korban anda dari “Hanas dan memberi tambahan,’ anda tidak perlu khawatir; hal itu akan diterima dengan segera. Itu adalah sebuah sistem yang kotor dalam menyembah Allah dan memberikan korban kepada Yehova di dalam Bait Suci.

Reakasi Yesus sangat cepat dan mengerikan serta meledak ledak dan menghancurkan. Hal itu sangat menghina perasaanNya, menghina nilai moral dan sifat rohani dalam menyembah Allah. Dan biarkan saya memberitahu anda sesuatu. Itu adalah sebuah hal yang merendahkan dan sebuah kekurangan dalam imaginasi jika berpikir bahwa tidak ada sebuah kilatan cahaya dalam mata Juruselamat kita dan ekspresi kemurkaan atas wajahNya dan bunyi kemarahan dalam suaraNya ketika Dia mengusir para pedagang itu dan membalikkan meja-meja penukar uang.   

Apakah anda mengingat bagaimana Wahyu pasal enam ditutup?

 

Dan mereka berkata kepada gunung-gunung dan kepada batu-batu karang itu: “Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikan kami terhadap Dia, yang duduk di atas takhta dan terhadap murka Anak Domba itu.” Sesudah tiba hari besar murka mereka dan siapakah yang dapat bertahan?

 

Biarkan kita tidak memotong frasa itu: “Murka Anak Domba.” Itu adalah sebuah sentimentalisme yang dibesarkan bahwa tidak ada ruang yang kosong di dalam hari Penghukuman Allah bagi orang yang mengambil keuntungan dari Allah Yehova. Itulah yang terjadi di sini. 

Ketika Tuhan mengusir mereka—membersihkan Bait Suci dari pasar monopoli yang dilakukan orang Saduki—tidakkah terpikir oleh anda: “Mengapa salah satu pedagang ternak itu atau salah satu penukar uang itu tidak memukul Dia hingga jatuh ke tanah? Mengapa kumpulan orang itu tidak menyerang Dia?”

            Bagiamana Dia dapat melakukan hal itu sendirian? Atau sebuah hal yang sangat nyata—ketika kerusuhan itu timbul, mengapa para petugas Bait Suci tidak berusaha menghentikanNya? Tidak ada seorangpun yang menegur Dia; tidak ada seorangpun yang menghentikan Dia.

Jawabannya ada dua. Jawaban yang pertama: Ada sesuatu di dalam Diri Yesus, suatu hal yang agung dan mulia, dan kerohanian yang tinggi dari Yesus yang melampaui segala sesuatu dari pengalaman manusia. Oh, ketika saya mendengar seseorang berkata: “Mukjizat-mukjizat yang tertulis di sini di dalam hidup Tuhan kita, saya tidak percaya bahwa hal itu dapat terjadi.” 

Sahabatku, anda tidak tahu apa yang dapat terjadi di hadapan Pribadi Yesus Kristus dari Nasareth. Lihatlah ke dalam momen itu: kedudukan yang tinggi dari manusia itu, dan pikiran rohani yang Dia miliki serta keilahian dalam kehadiranNya. Jika anda berpaling kembali ke dalam Alkitab jika  kita baca ke dalam bagian yang selanjutnya, dari kisah Tuhan di dalam Bait Suci. Dan orang Saduki serta orang Farisi dan imam-imam Bait Allah mengirim para penjaga untuk menangkap Dia; dan mereka kembali tanpa dapat membawaNya. Dan Imam Besar berkata: Dimanakah Dia? Engkau telah dikirim untuk menangkap Dia. Dimanakah Dia?” 

Dan mereka menjawab: “Tidak ada seorang manusia yang pernah berbicara seperti orang itu. Kami tidak pernah mendengar atau merasakan sebuah kehadiran seperti yang kami dengar atau rasakan di hadapan orang itu.” Tidak dapat menyentuhNya.

            Di dalam pelayanan kesembuhan dan khotbah yang Dia sampaikan, orang-orang berkata bahwa tidak ada seorang pun dari antara Israel yang pernah terlihat seperti orang itu. Apakah anda pernah berpikir tentang apa yang telah dilihat oleh orang Israel—semua mukjizat yang pernah terjadi pada masa Musa, semua intervensi dari sorga yang terjadi pada masa Elia dan Elisa—tetapi mereka tidak pernah melihat sesuatu seperti yang telah terjadi dalam kehadiran Yesus dari Nasareth?  

            Apakah anda mengingat, di Nasareth, reaksi orang-orang atas pengakuanNya, yang membuat mereka membawa Tuhan Yesus ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu dan untuk membinasakan Dia? Dan Tuhan berjalan lewat dari tengah-tengah mereka. Mengapa mereka tidak dapat menangkapNya? Mengapa mereka tidak dapat menghancurkanNya? Tidak dapat menyentuhNya? Dia hanya berjalan lewat dari tengah-tengah mereka—sebuah hal yang sangat menakjubkan!  

            Oh, dan ketika Dia berdiri di hadapan Pilatus—Dia telah ditangkap oleh penjaga Bait Allah dan ketika Dia bertanya kepada mereka: “Siapakah yang kamu cari?”

Mereka berkata, “Kami mencari Yesus dari Nasareth.”

            Dan Dia menjawab: “Akulah Dia.”

           Dan apa yang terjadi? Mereka semua jatuh tersungkur ke tanah. Hanya di hadapanNya.

            Dan ketika Pilatus berkata: “Tidakkah Engkau mau berbicara dengan aku? Tidakkah Engkau tahu, bahwa aku berkuasa untuk membebaskan Engkau, dan berkuasa juga untuk menyalibkan Engkau?”

            Dan Tuhan menjawab: “Engkau tidak mempunyai kuasa apapun terhadap Aku, jikalau kuasa itu tidak diberikan kepadamu dari atas.”

            Mengapa mereka tidak dapat menangkapnya, menghancurkan Dia, memukul Dia hingga mati? Hal itu karena Yesus memiliki sebuah keagungan, dan sebuah kemuliaan, dan sebuah moral sorgawi melampaui dari apa yang dapat dipikirkan dan dibayangkan oleh pikiran manusia, atau yang pernah dilihat oleh mata manusia atau yang pernah dirasakan oleh hati manusia—sebuah keunikan yang hanya dimiliki oleh Yesus.

            Mengapa mereka tidak dapat menangkapNya? Alasan yang kedua adalah karena adanya hukuman dari hati nurani mereka. Apa yang mereka lakukan akan diadili oleh hati nurani mereka—Shakespeare yang menulis sebuah pertunjukan dari tragedi Richard III yang di akhir pertunjukan itu Richard III berkata, “Hati nurani telah membuat takut kita semua.” Kemudian Richard berkata saat dia akan meninggal, ketika dia telah hampir membunuh seluruh anak-anak Edward. Dan dia telah dikalahkan dalam usahanya yang terakhir, dalam pertempuran terakhir. Dengarkanlah apa yang dia katakan: “Oh hati nurani yang menakutkan bagaimana engkau menimpa aku? Hati nuraniku memiliki ribuan lidah. Dan setiap lidah dibawa dalam beberapa kisah. Dan setiap kisah menghukumku untuk sebuah kejahatan.”

Ada sesuatu yang salah, ketika membunuh seseorang yang dengan sukarela menyerahkan dirinya untuk hal itu. Itu adalah hal yang luas, sesuatu yang tidak berkesudahan, sebuah kelemahan.

Dan itulah sebabnya Dia telah melakukannya tanpa cedera: Kedudukan moral yang tinggi dari Yesus Kristus. Saya berpikir tentang puisi dari Alfred Lord Tennyson yang berjudul “Kesatria Meja Bundar.”  Dan adalah Sir Galahad yang menemukan Cawan Suci (Cawan yang dipakai Yesus sewaktu melakukan Perjamuan terakhir). Dan apakah anda mengingat stanza yang pertama dari puisi Tennyson kepada Sir Galahad? Pangeran muda berkata:  

 

Pedangku yang baik telah memotong manusia yang usang

Kekuatanku menusuk sasaran dengan tepat

Kekuatanku sama seperti kekuatan sepuluh orang

Karena hatiku sangat murni

 

Itulah Tuhan Yesus—memiliki moral yang superior, keagungan yang sempurna—tidak ada seorangpun yang seperti Dia.

Sekarang kita akan menyimpulkan: Kemudian mereka bertanya kepadaNya: “Dengan kuasa apa Engkau dapat melakukan hal ini? Tanda apakah yang dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?

             Dan Tuhan menjawab: “Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali.” (kemudian Yohanes memberi komentar atas hal itu) Tetapi yang dimaksudkanNya dengan Bait Allah ialah tubuhNya sendiri.

“Dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali.” Bukankah itu merupakan hal yang tidak biasa tentang Tuhan kita? Sebagaimana Dia memulai—dan ini adalah pemulaan dari pelayanNya—sebagaimana Dia memulai, Dia telah melihat akhir dari permulaan itu. Dia bukan seperi seorang Ishak yang mendaki bukit pengorbanan, yang tidak mengetahui siapa yang akan dikorbankan. Yesus memulai pelayanannya dan Dia mengetahui akhir dari pelayananNya itu yaitu kematianNya yang menebus banyak orang.

            Ada sebuah gambaran yang terkenal dari Tuhan kita, ketika Dia berusia sembilan belas tahun Dia berada dalam toko tukang kayu di Nasareth. Dan dia berdiri dalam sebuah jalan, di mana di belakangNya ada sebuah gambar salib yang hina. Dia datang ke dunia untuk mati. Dan Dia berkata: “Tidak ada seorangpun yang dapat mengambil hidupKu dari dalam diriKu kecuali Aku sendiri yang menyerahkannya.” Tidak ada seorang pun yang dapat menyentuh Tuhan: Dia sendiri yang telah menyerahkan diriNya, di dalam penangkapanNya, di dalam pencobaanNya, di dalam penyalibanNya. Dia melakukannya dengan sukarela.

            Dan kemulian yang paling mulia, keagungan yang sama dari Tuhan Allah yang membuat Dia tidak dapat dimasuki, yang tidak dapat diganggu, yang tidak dapat yang tidak dapat ditangkap—Roh yang sama yang telah membuat Dia menjadi manusia super yang sempurna—Allah yang hebat, dan Juruselamat yang agung—memiliki kemampuan yang sama yang telah membangkitkan Dia dari kematian. “Aku memiliki kekuatan untuk menghidupkan kembali diriKu.” 

            Apakah anda pernah berpikir tentang hal itu? Apakah anda pernah berada di pemakaman? Itu adalah pertanyaan yang saya tanyakan kepada orang muda ketika saya berbicara kepada mereka tentang upah dosa. Apakah anda pernah berada di pemakaman? Dan mereka semua menjawab ya. Kuburan, tempat di mana tubuh kita yang telah mati kita dibaringkan—dapatkah anda bayangkan, seseorang yang telah berada di dalam kuburan dengan kuasa yang dia miliki dapat membangkitkan kembali dirinya dari kuburan? Itu adalah kuasa yang dimiliki oleh Tuhan kita—untuk membangkitkan diriNya dari kuburan.

            Sekarang, saya tidak akan menekankan terlalu banyak dari teks kita ketika saya membuat sebuah pengakuan—Dia juga berbicara tentang Bait yang berada di sekeliling Dia, Bait Suci di Yerusalem: “Rombaklah bait Allah ini….” Kematian Kristus telah menghancurkan bait Allah itu dan menghapuskan perintah yang lama dan kebangkitan Kristus telah menciptakan dan melahirkan sebuah institusi yang baru—Jemaat dari Tuhan Yesus Kristus. 

           Bukankah itu adalah sebuah hal yang menakjubkan—menghancurkan bait itu? Titus selama dua tahun mengepung kota Yerusalem pada tahun 70 A.D. Ayahnya Vespasianus telah memulai pertempuran untuk menaklukkan Palestina dan telah dipanggil ke Roma untuk menjadi penguasa Roma. Dan dia telah meninggalkan tugas penaklukan itu ke dalam tangan anaknya Titus, yang mana setelah kematian Vespasianus menjadi penguasa Imperium Roma.

Jika anda pernah ke Roma, anda akan melihat arca yang mengambarkan Titus yang sedang merayakan kemenangannya dalam menaklukkan bangsa Yahudi. Titus selama dua tahun telah mengepung kota Yerusalem, dan akhirnya dapat menguasainya, dan memberi perintah yang jelas kepada pasukan Roma untuk tidak menyentuh Bait Allah. Tetapi, ketika tentara Roma itu, setelah dua tahun, akhirnya dapat meruntuhkan tembok itu dan akhirnya dapat masuk ke dalam kota suci itu, dan seorang tentara Roma menyalakan sebuah panah api dan melepaskannya ke dalam tempat yang paling kudus. Yang segera menyebabkan kebakaran di dalam Bait Allah. Dan tentara Roma menghacurkannya tanpa menyisakan sebuah batu yang saling bertindihan satu sama lain.  

Titus berkata: “Jangan hancurkan Bait Allah.” Yesus telah berfirman: “Tidak ada satu batu pun akan dibiarkan tergeletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan.” Kehancuran dari Bait Suci—dan ketika saya berpikir tentang hal itu: Dengan satu tangan Allah telah menghancurkannya selama-lamanya—Allah telah menghancurkan bait Allah dengan seluruh sistem korbannya, dan imam-imamnya, altar-altarnya, tempat kudusnya, lampu-lampunya, ruang maha kudusnya. Dengan satu tangan, Allah telah menghapuskan seluruh sistem persembahan yang ada di dalamnya. Dan dengan tangan yang lain, Allah menarik kembali tirai dan menunjukkannya ke dalam pandangan Tuhan kita atas dunia ini dalam sebuah kemuliaan yang baru, sebuah masa yang baru, sebuah ibadah yang baru, Tuhan yang baru, Allah yang berinkarnasi, pengharapan kita dan sorga kita.   

            Bolehkah saya menyimpulkan dengan sebuah observasi lain sesuai dengan bagian yang tetap mempertahankan tema kita? Saya berpikir bahwa hal itu adalah sebuah pertunjukan awal, sebuah penegasan, sebuah nubuatan dari apa yang akan dilakukan oleh Juruselamat terhadap seluruh bangsa-bangsa. Sebagaimana kita melihatnya sekarang ini, tentang kejatuhannya—planet-planet yang mati, matahari yang mati, lubang hitam. Dan bahkan dunia kita yang telah jatuh ini—padang gurun, lapisan es, penyakit yang menular, kehancuran dan kematian yang universal. 

Jika saya dapat sebutkan sebuah hal di atas segala sesuatu yang lain. Saya dapat katakan bahwa dunia yang sekarang ini adalah sebuah tempat untuk menguburkan tubuh kita yang mati—seluruh planet ini, adalah sebuah kuburan yang luas. Ini adalah sebuah alam semesta yang telah jatuh. Sebuah dunia yang telah jatuh. Sebuah kumpulan umat manusia yang telah jatuh. Tetapi dengan tangan yang sama Tuhan akan melalukan semua hal itu, tangan yang penuh kuasa dari tangan yang sama akan menyikat habis seluruh kematian dan penderitaan, rasa sakit, usia tua dan air mata ini.

Tuhan Allah yang sama akan menyingkapkannya bagi kita—ketika sorga dinyatakan—akan disingkapkan bagi kita kemuliaan yang sama. Tuhan Yesus yang ajaib yang akan turun. Dan di dalam ciptaanNya yang baru, tidak akan ada rumah yang terpisah di Yerusalem Baru itu. Dan tidak akan ada kejatuhan di dalam Kota Allah itu. Karena Dia telah berkata: “Lihatlah, Aku telah menjadikan semuanya baru.” “Segala sesuatu yang baru!” Sebuah sorga yang baru, sebuah rumah yang baru, sebuah bumi yang baru, sebuah kota yang baru, suatu umat manusia yang baru, sebuah tubuh yang baru (tubuh kebangkitan yang mulia) dan hidup yang baru di dalam Dia dan penuh kebersamaan—oh, saudara yang terkasih, kemampuan dan kekuasaan dari manusia super yang sesungguhnya ini—Yesus Tuhan kita!

Sekarang, mari kita berdoa! 

           

Alih bahasa: Wisma Pandia, Th.M.