SUPAYA MEREKA PERCAYA
(THAT THEY MIGHT BELIEVE )
Dr. W. A. Criswell
7-30-89
Yohanes 20:30-31
Kami mengucapkan selamat datang bagi anda semua, yang sedang bergabung bersama kami dalam ibadah ini, terutama bagi anda yang sedang mendengarkannya melalui siaran radio dan bagi anda yang menyaksikannya melalui siaran televisi. Anda baru saja mendengarkan salah satu himne terbaik, pujian terhadap Tuhan kita yang mulia, yang pernah anda dengar di dalam hidup anda.
Seorang pria yang luar biasa beserta dengan istrinya telah bergabung dengan gereja kita, mereka berasal dari bagian utara, seperti yang anda tahu bahwa di utara banyak orang yang tidak percaya tinggal di sana. Mereka telah datang kemari, ke daerah selatan untuk hidup bersama dengan kita sebagai umat Allah. Dan dia datang dari salah satu gereja yang terbesar di dunia.
Dan dia berkata kepada saya, “Di dalam gereja saya yang terdahulu atau di gereja yang lainnya, saya tidak pernah mendengar pujian yang luar biasa dan permainan orkestra yang sangat menakjubkan selain dari pada oskestra dan paduan suara yang ada di Gereja First Baptist Dallas ini.”
Bukankah seharusnya seperti itu. Menjadi yang terbaik. Segala sesuatu di sekitar kita adalah yang terbaik. Saya tidak mengetahui segala sesuatu selain hal itu. Dan kami mengasihi anda.
Dan saya adalah pendeta yang sedang menyampaikan khotbah yang berjudul, SUPAYA KAMU PERCAYA. Di dalam seri khotbah kita melalui Injil Keempat yaitu Injil Yohanes, kita telah berada di bagian tambahan dari Injil Yohanes, yang ditambahkan Yohanes terhadap kisah akhir dan pengakuan terhadap pesan dari Injil yang disampaikannya.
Kita telah berada di pasal 20, dan pasal 21 adalah tambahan. Sebuah tambahan untuk penghormatan. Injil Yohanes ditutup dengan pasal 20. Dan apa yang terjadi selanjutnya adalah tentang sahabat lamanya, Simon Petrus yang disalibkan dengan terbalik. Dan saya menduga bahwa Simon Petrus meninggal tiga setengah tahun setelah Yohanes menulis Injil ini, yang ditutup dengan pasal 20.
Dan setelah tahun-tahun yang berlalu, dia menulis pasal 21 sebagai penghormatan terhadap Simon Petrus dalam kenangan yang penuh kasih terhadap sahabat lamanya itu.
Selanjutnya saya akan berkhotbah dari pasal 21 ini, saya akan mengikuti perkataan yang luar biasa itu, yang ditulis oleh Yohanes tentang hari-hari selanjutnya tentang sahabatnya Simon Petrus. Tetapi pagi ini kita akan berbicara tentang tambahan Injil Yohanes, dalam sebuah cara yang klimaks, kisah yang menutup hari-hari Tuhan kita saat Dia hidup di dunia ini.
Di dalam pasal 20, dia mengakhiri kisah Injil ini sehubungan dengan Tomas, salah satu murid yang disebut Didimus, seorang kembar. Tomas adalah anak kembar. Dan ketika Tuhan menampakkan diri kepada murid-muridNya setelah Dia bangkit dari kematian pada suatu Minggu malam, Tomas tidak bersama dengan mereka.
Dia tidak percaya tentang kebangkitan seperti ribuan orang lainnya. “Ketika anda anda meninggal. Ketika anda akan kembali menjadi debu tanah, itu adalah akhir dari hidup.” Dan itulah yang dipercayai oleh Tomas.
Lalu, ketika murid-murid datang kepadanya dan berkata, “Kami telah melihat Tuhan. Dia telah bangkit. Dia hidup.”
Tomas berkata, “Kamu fanatik. Betapa mudahnya kamu tertipu. Orang mati tidak akan bangkit. Dan ketika kamu menyampaikan bahwa Tuhan telah bangkit, saya tidak akan percaya. Saya tidak akan percaya hingga aku dapat menaruh jariku pada bekas paku di tanganNya dan memasukkan tanganku ke dalam bekas luka di lambungNya.”
Dan minggu berikutnya, murid-murid Yesus sedang berkumpul dan Tomas bersama dengan mereka. Dan Tuhan telah mendengar setiap kata yang telah dia ucapkan.
Dan Dia berpaling kepada Tomas dan berkata, “Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah.”
Dan ini adalah klimaks dari kitab itu, “Tomas menjawab Dia: "Ya Tuhanku dan Allahku!"
Kemudian Tuhan berkata, “Tomas, karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah—makarios, itu adalah sebuah berkat bagi kita-- mereka yang tidak melihat, namun percaya”
Kemudian Rasul Yohanes menulis sebuah tambahan kecil, “Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini,
" Tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya.”
Itu adalah tujuan Yohanes dalam penulisannnya tentang kisah kehidupan Tuhan kita, supaya kita percaya kepada Yesus dan percaya bahwa kita memiliki hidup yang kekal di dalam namaNya.
Keempat gambaran tentang kehidupan Tuhan kita, yang dijelaskan dalam keempat Injil memiliki sebuah tujuan yang ada di dalam pemikiran masing-masing penulis ketika mereka menulis injilnya.
Sebagai contoh, di dalam injil yang pertama, yaitu Injil Matius. Secara berulang-ulang Matius berkata, “Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi-nabi Perjanjian Lama.”
Tulisannya ditujukan untuk bangsa Yahudi. Dan Dia menggambarkan Yesus sebagai Mesias bagi kita yang merupakan orang non yahudi, dan sebagai Mesias yang telah dinubuatkan dalam Kitab Suci Perjanjian Lama. Dan dia menulis Injilnya supaya orang Yahudi menjadi percaya.
Kemudian Markus menulis Injilnya dalam bingkai yang berbeda. Dia menggambarkan Yesus sebagai seorang manusia yang membawa pembaharuan, yang memiliki aksi dan strategi. Berulang-ulang anda akan menemukan kata “luruskanlah jalan”, luruskanlah jalan bagi Tuhan. Dan dia menulis injilnya yang ditujukan bagi orang Roma.
Lukas adalah seorang tabib, dan dia adalah penyayang manusia yang luar biasa. dan dia menggambarkan Juruselamat kita persis seperti itu. Yesus yang selalu tergerak oleh belas kasihan terhadap semua rasa sakit yang dialami oleh umat manusia.
Sebagai contoh, Lukas adalah satu-satunya orang yang mencatat kisah tentang Orang Samaria yang baik hati. Itu adalah kasih Tuhan bagi umat manusia. Dan Lukas menggambarkan Injilnya dengan cara itu.
Kemudian Yohanes menulis dalam sebuah cara yang berbeda. Injil keempat ini sangat berbeda dengan ketiga injil lainnya. Dan Yohanes menulis injilnya untuk menggambarkan Yesus sebagai Anak Allah, “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.”
"Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaanNya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepadaNya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.”
Dia menulis supaya kita percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah, dan supaya kita percaya bahwa kita memiliki hidup yang kekal di dalam namaNya.
Lalu, ada sebuah hal yang tidak biasa yang menjadi karakteristik Injil Yohanes, sebagaimana Yohanes menggambarkannya. Sama seperti yang dia sampaikan di sini, “Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya.” Tanda, semeion, kata jamaknya adalah semeion -- semeia.
Versi King James menerjemahkannya dengan benar, “Memang masih banyak tanda lain, semeia, kata jamak dari tanda-tanda. Tetapi Yohanes tidak pernah menggunakan kata mujizat, satu kali pun tidak. Di dalam seluruh kisahnya tentang kehidupan Yesus, dia tidak pernah menggunakan kata mujizat.
Murid-murid yang lain, penginjil yang lain, penulis injil yang lain menggunakan kata mujizat secara berulang-ulang, saat mereka melihat Yesus dan memberi gambaran tentang Yesus, tetang kemampuannya melakukan mujizat dan kuasa serta kemuliaan yang berada di dalam tangan Tuhan kita.
Dunamis, sebuah contoh dari kuasa Allah yang diterjemahkan dengan mujizat. Dunamis, teras – diterjemahkan dengan mujizat, sebuah keajaiban Allah. Mereka menggunakan kata-kata itu, dunamis dan teras secara berulang-ulang. Sedangkan Yohanes sama sekali tidak pernah menggunakan kata itu.
Dia selalu menggunakan kata semeion, yang berarti tanda. Dan keajaiban karya Tuhan kita merupakan tanda-tanda dari sorga, penegasan dari sorga bahwa Dia adalah Anak Allah. “Dan supaya kita percaya bahwa kita memiliki hidup yang kekal di dalam namaNya.”
Sekarang mari kita mulai dengan Injil ini, Injil Yohanes. Yang pertama, dia menulis supaya kita percaya tentang keilahian Yesus. Dia adalah Allah. Dan di dalam kepercayaan itu, kita dapat memiliki hidup yang kekal. Dan Injil Yohanes dibuat, ditulis di sekitar tujuh semeia, tujuh dari tanda-tanda itu.
Dia memilih tujuh tanda, dari semua keajaiban yang ada di dalam kehidupan Tuhan kita. Kita menyebutnya dengan mujizat. Dia memilih tujuh dari seluruh mujizat itu dan Dia merangkai seluruh injilnya di sekitar ketujuh hal itu.
Yang pertama terdapat di dalam pasal dua, kisah tentang Yesus yang mengubah air menjadi anggur di pesta perkawinan Kana, Galilea. Dan apa yang terjadi di sana adalah sebuah keajaiban.
Dia berkata, “Di situ ada enam tempayan yang masing-masing isinya dua atau tiga buyung.”
Sebuah buyung berisi sekitar sepuluh atau dua belas galon air. Jadi betapa besarnya tempayan itu, ada enam tempayan untuk membasuh tangan mereka dan dan kaki mereka ketika mereka datang ke perjamuan kawin itu. Dan keenam tempayan itu berisi sekitar tiga puluh hingga tiga puluh lima galon air.
Dan ketika mereka kehabisan anggur, tiba-tiba mereka mendapat respon yang sungguh-sungguh dari para undangan untuk datang. Ketika mereka kehabisan anggur, oinos – sekarang mungkin anda akan mengingat kata itu.
Ketika mereka kehabisan oinos, why, Tuhan berkata kepada para pelayan, “Isilah tempayan-tempayan itu penuh dengan air, tempayan yang berjumlah enam. Ambillah air dari sumur dan penuhilah tempayan-tempayan itu.”
Dan setelah mereka memenuhi tempayan itu hingga luber, kemudian Tuhan berkata, “Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pemimpin pesta.”
Dan ketika mereka mencedok air itu untuk dibawa kepada pemimpin pesta, kemudian berubahlah air itu menjadi air anggur yang diperas, oinos.
Setelah pemimpin pesta mengecap air itu dia berkata, “Aku tidak pernah merasakan anggur seperti ini dalam hidupku.”
Jadi, itulah yang akan kita minum dalam Pesta Perkawinan Anak Domba. Dan anda tidak akan menjadi mabuk di dalam sorga.
Oinos, oinos dapat ditujukan bagi minuman yang beralkohol, anggur yang dapat membuat anda mabuk. Oinos dapat juga ditujukan kepada air anggur yang telah diperas. Anda menyebutnya dengan jus anggur.
Dan Tuhan membuat hal yang luar biasa di hadapan tamu-tamu yang berada di pesta perkawinan di Kana Galilea.
Sekarang tentang tanda. Dia berkata bahwa ini adalah sebuah tanda, “Ini adalah permulaan dari tanda yang dibuat Yesus di Galilea.” Bahwa tempayan adalah hukum-hukum dan ritual-ritual serta undang-undang Perjanjian Lama, yang dipenuhi di dalam kehidupan Tuhan kita yang luar biasa.
Dan sekarang, oinos yang baru, yang kita miliki berada di dalam kasih dan anugerah serta kebebasan dari Yesus juruselamat kita. Dan seluruh undang-undang dan ritual-ritual serta hal-hal yang tertulis di dalam Perjanjian Lama sudah tergenapi, sudah terpenuhi.
Dan di dalam Kristus, kita memiliki sebuah hidup yang baru, rasa yang baru, anggur yang baru, anugerah yang baru dan sebuah kasih yang baru. Segala sesuatu menjadi baru.
Dan Dia berkata di dalam Kitab Wahyu, “Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru.”
Itulah Tuhan kita. Dan jika anda ingin memiliki sebuah hidup yang baru dan sebuah rumah yang baru dan permulaan yang baru dan pengharapan yang baru dan segala sesuatu baru, bukalah hati anda kepada Tuhan Yesus dan biarkan Dia masuk. Dan itu akan menjadi sebuah keajaiban bagi anda. Itu adalah tanda.
Itu adalah salah satu dari antaranya.
Hal yang kedua, Yesus menyembuhkan anak pegawai istana. Hal itu menjadi tanda supaya kita percaya kepada Firman Tuhan kita. Pegawai istana itu tinggal di Kapernaum, dalam sebuah kota yang lain, dan Yesus berkata kepadanya, “Pergilah, anakmu hidup.”
Bocah itu sedang sekarat. Pegawai istana itu percaya kepada Tuhan, lalu dia kembali pulang, dan anaknya itu sembuh tepat pada saat Yesus menyampaikan perkataan itu.
Baiklah. Tanda yang ketiga berada di pasal 5. Tanda yang ketiga, Dia menyembuhkan seorang yang sudah sakit selama tiga puluh delapan tahun yang sedang berada di Kolam Betesda. Dan Tuhan kita datang untuk melepaskan belenggu setan. Setan telah membelenggu pria itu selama tiga puluh delapan tahun, dan Tuhan membebaskan dia dari belenggu itu dan membuatnya sembuh.
Tanda yang kelima, Dia memberi makan lima ribu orang. Yesus adalah roti hidup.
Tanda yang kelima, Yesus berjalan di atas air. Dia adalah pencipta dari seluruh ciptaan dan seluruh alam. Dia melakukan hal itu. Dia yang menciptakannya. Dan Dia berjalan di atas air.
Sekarang, tanda yang keenam, Yesus menyembuhkan seseorang yang buta sejak lahir. Itulah Tuhan kita, Tuhan kita adalah terang dunia.
Dan tanda yang ketujuh, tanda yang terakhir, Dia membangkitkan Lazarus dari kematian.
"Akulah kebangkitan dan hidup."
Kita tidak akan mati di dalam Tuhan. Kita akan pergi ke sorga. Kita hanya mengubah tubuh yang fana ini menjadi tubuh yang kekal. Suatu hari, pada hari kebangkitan yang mulia.
Di sini, Dia berkata secara terbuka, “Barangsiapa yang percaya kepadaKu, tidak akan mati.”
Itulah Tuhan kita.
Kesaksian tentang Juruselamat kita dalam setiap cara merupakan sesuatu yang tiada badingnya. Yohanes Pembaptis memperkenalkanNya sebagai Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia.
Dan Andreas, Filipus serta Natanael berkata, “Tuhan, Engkau adalah Raja Israel, Mesias dari Allah.”
Perempuan Samaria itu beserta dengan orang samaria lainnya mengakui bahwa Dia adalah Juruselamat dunia.
Orang buta yang disembuhkan itu dihadapkan kepada orang-orang Farisi yang membenciNya yang pada akhirnya menyalibkan Dia, tetapi kesaksian orang buta itu adalah, “Apakah orang itu berdoa, aku tidak tahu; tetapi satu hal yang aku tahu, yaitu bahwa tadinya aku buta, dan sekarang dapat melihat.”
Kita sama seperti itu. Apapun yang mungkin dipikirkan orang lain terhadap Juruselamat kita, saya hanya mengetahui hal ini, Dia tinggal di dalam hati saya, dan Dia adalah pengharapan sorgawi. Allah memberkati Dia sampai selama-lamanya.
Anda tahu, merupakan sesuatu yang luar biasa tentang Tuhan kita. Apapun yang mungkin dipikirkan atau dikatakan oleh orang lain, bagi kita Dia adalah Pribadi yang mulia, seorang rekan dalam setiap langkah kita di dalam ziarah ini.
Bagian yang kedua, “Tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesus adalah penebus bagi dosa-dosa kita.”
Itu merupakan sebuah hal yang menakjubkan bagi saya bahwa Yohanes adalah satu-satunya penulis Injil yang menulis tentang tombak yang ditikam ke dalam lambung Tuhan kita. Bukankah hal itu sangat tidak biasa? Hal itu tidak pernah disebutkan di tempat lain.
Tetapi Yohanes berkata, bahwa dia melihat hal itu sendiri yang memberikan kesaksian injil ini dan kesaksiannya benar, bahwa ia mengatakan kebenaran, supaya kamu juga percaya. Tombak itu menikam lambungnya dan segera saja mengalir keluar darah dan air. Dan Yohanes menulis hal itu secara panjang lebar, hampir tanpa akhir.
Ketika anda membaca 1 Yohanes, secara berulang-ulang di sana dia menulis Yesus sebagai pendamaian, sebagai penebus bagi dosa-dosa kita.
Dan di dalam kitab Wahyu, yang ditulis oleh Yohanes, dia memulainya dengan kalimat ini, “Bagi Dia yang telah mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darahNya,
"Bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya.”
Dan kemudian dia melanjutkan, “Dan aku melihat Anak Domba yang disembelih dan berlaksa-laksa malaikat dan para penghuni sorga
"Mereka berkata, layaklah Anak Domba, yang telah disembelih untuk menerima kuasa dan kekayaan dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian.”
Dan ketika dia melihat kita di sorga, “Mereka ini adalah orang-orang yang telah membasuh jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.”
Saya ingin mengambil waktu beberapa menit untuk melihat surat pertamanya, dia berkata bahwa Allah sangat mengasihi kita dan telah mengutus AnakNya untuk menjadi pendamaian bagi dosa-dosa kita. “Dan Ia dalah pendamaian untuk dosa kita dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia.”
Dan lagi, “Darah Yesus Kristus, Anak Allah telah menyucikan kita dari segala dosa.”
Allah telah mengutus AnakNya untuk menjadi pendamaian atas dosa-dosa kita, untuk menjadi tebusan bagi semua dosa kita, untuk membasuh semua dosa-dosa kita. Allah yang melakukannya.
Penyaliban Tuhan kita bukan oleh pilihan manusia atau tangan manusia, sekalipun bagi mereka yang melakukannya hal itu sangat jelas terlihat dan benar, tetapi dibelakang semua itu, itu merupakan tujuan Allah. Allah mengutus AnakNya ke dalam dunia, dan Allah mempersembahkan Dia sebagai sebuah korban bagi kita. Allah yang melakukannya.
Pada masa di Taman Eden, Allah telah menumpahkan darah yang pertama itu. Allahlah yang melakukannya. Dapatkah anda membayangkan Adam dan Hawa ketika mereka melihat darah yang hidup itu menjadi kemabukan bagi tanah?
Tuhan membuat pakaian bagi mereka, pakaian yang terbuat dari kulit untuk menutupi ketelanjangan mereka. Allah menumpahkan darah untuk menutupi ketelanjangan orang tua pertama kita yang telah memberontak. Allahlah yang telah menetapkan domba Paskah. Anak domba disembelih dan darahnya dipercikkan dalam bentuk salib di atas ambang pintu dan kedua tiangnya. Allah yang melakukannya.
Abraham ketika dia diperintahkan untuk mengorbankan anaknya Ishak di Gunung Moria, berkata kepada anaknya, “Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagiNya. Allah akan melakukannya. Ini adalah pekerjaan Tuhan.”
Seperti yang diakui dalam Ibrani pasal sepuluh, “Tanpa penumpahan darah, tidak ada pengampunan dosa.”
Apakah yang dapat membasuh dosa-dosaku? Tiada lain selain darah Yesus. Apa yang dapat membuatku sembuh kembali? Tiada lain selain darah Yesus.
Oh, yang mengalir dengan berharga
Yang membuatku putih seperti salju
Tiada lain yang dapat kutemukan
Selain darah Yesus.
.
Itu adalah ketentuan Allah untuk membasuh dosa-dosa kita. Hal-hal ini ditulis oleh Yohanes supaya kita percaya terhadap anugerah penebusan dari Tuhan kita yang mulia.
Satu hal lagi. Hal-hal ini ditulis oleh Rasul Yohanes agar kita dapat menemukan hidup yang kekal di dalam Dia. Dia adalah Tuhan atas kehidupan.
Tuhan kita berkata di dalam Yohanes pasal empat, “Barangsiapa yang minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa minum air yang Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya yang terus menerus mamancar sampai kepada hidup yang kekal.”
Di dalam pasal 10, Tuhan berkata, “Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka, dan mereka tidak akan binasa.”
Di dalam pasal 14, “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahteraKu Kuberikan kepadamu dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.”
Dan dia menutup bagian yang luar biasa itu di dalam pasal 16 dengan perkataan, “Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.”
Untuk hidup di dalam Kristus adalah untuk bergerak ke dalam sebuah kerajaan dari pada hidup di dalam dunia. Di dalam dunia yang ada hanya penderitaan, kesukaran, rasa sakit, kekecewaan, kerisauan dan kematian.
Apakah anda mengingat perkataan Lord Byron,
Hari-hariku berada
Di dalam daun yang menguning;
Buah dan bunga
Dari kasih telah menghilang;
Cacing, kanker dan kuburan
Adalah milikku selamanya!
Apakah anda mengingat judul dari puisi itu? "On Reaching My Thirty-Sixth Birthday." Dan dia meninggal dalam kerisauannya tentang dunia. Puisi yang indah itu ditulis oleh, Lord Byron.
Atau anda bisa melihat puisi dari karya Bobby Burns -- Bobby Burns menulis syair ini,
Kesenangan sama seperti bunga tumbuh dan berkembang
Engkau memetik bunganya
Kembangnya akan layu kemudian
Atau seperti salju yang jatuh
Di atas sungai
Yang putih untuk sejenak
Lalu lenyap selamanya
Atau seperti lintasan cahaya borealis
Yang menghilang lenyap seketika
Menuju tempat mereka
Atau seperti pelangi
Dalam bentuk yang sangat indah
Yang menghilang di tengah-tengah badai
Sebuah hidup yang singkat dan jangak, demikian juga dengan hidupnya, dia meninggal dalam usia tiga puluh enam tahun.
O Allah yang di sorga, jika kesenangan adalah hidupku, menjadi kenyang dan riang gembira adalah menjadi kesengsaraan. Jika popularitas adalah hidupnya, menjadi terabaikan adalah kesengsaraan. Jika kesuksesan adalah hidupku, maka kegagalanlah adalah kesengsaraan. Jika ketenaran adalah hidupku, menjadi tidak dikenal adalah kesengsaraan.
Jika kekayaan atau uang adalah hidupku, menjadi miskin adalah kesengsaraan. Jika kesehatan adalah hidupku, menjadi sakit adalah kesengsaraan. Jika kekuatan adalah hidupku, menjadi lemah adalah kesengsaraan. Bahkan jika kebebasan adalah hidupku, dipenjarakan adalah kesengsaraan.
Tetapi, saudaraku yang terkasih di dalam Kristus, sekalipun saya sakit atau miskin atau dipenjarakan, saya dapat berbahagia di dalam Dia. Itu adalah sebuah keajaiban yang telah dilakukan Allah bagi kita.
Suatu kali aku masuk ke dalam sebuah rumah perawatan;
Dan kekikiran serta keinginan tidak ada di sana,
Tetapi sukacita dan perdamaian dengan semua.
Aku bertanya kepada Ibu tua
Dari mana ketahanan yang dia miliki terhadap ketidakberdayaannya
Dia menjawab, “Kristus adalah semua.”
Aku melihat martir di tiang pembakaran
Nyala api tidak dapat membuatnya gemetar
Bahkan kematian tidak dapat mengejutkan jiwanya
Aku bertanya kepadanya, dari manakah dia mendapat kekuatannya
Dia melihat dengan penuh kemenangan ke arah sorga dan menjawab,
“Kristus adalah semua.”
Aku berdiri di samping orang yang terbaring sekarat
Dimana berbaring seorang anak dengan kepala yang sakit
“Menanti panggilan Yesus. Aku melihat dia tersenyum
Kepada pelayan wanita yang paling manis
Dan saat roh lenyap,
Dia berbisik, “Kristus adalah semua.”
Aku bermimpi bahwa waktu yang mengerikan itu telah menghilang,
Bumi dan laut menyerahkan orang-orang mati yang ada dalam mereka.
Sebuah api melenyapkan bulatan ini
Aku melihat kumpulan jemaat yang telah ditebus
Dan aku dapat menangkap syair dari lagu mereka,
Dan di dalamnya adalah tentang Tuhan kita, “Kristus adalah semua di dalam semua.”
Saudara yang terkasih, tidak ada hal di dalam dunia ini yang dapat dibandingkan dengan kasih Yesus, berikanlah hati anda, tinggal dan berbaringlah di dalam namaNya yang mulia. Dan itu adalah seruan kami bagi anda.
Bagi ribuan orang dari anda yang telah mendengarkan khotbah ini melalui siaran radio, betapa merupakan sebuah momen yang indah di dalam hidup anda, jika anda menghubungi kami dan berkata, “Hari ini, dalam kesempatan ini, saya membuka hati saya kepada Tuhan Yesus.”
Anda akan menemukan sebuah nomor telepon di layar televisi anda. Akan ada pemimpin-pemimpin dan konselor yang saleh di sini yang akan menjawab panggilan telepon anda, dan mereka akan menunjukkan kepada anda bagaimana menerima Kristus sebagai Juruselamat anda.
Itu akan menjadi hal yang paling mulia dan yang paling abadi dan hal yang penuh berkat, mengubah segala sesuatu yang pernah anda lakukan di dalam hidup anda. Hubungilah kami. Terimalah Tuhan. Dan suatu hari saya akan berjumpa dengan anda di dalam sorga.
Dan bagi anda semua yang berada di ruangan ini, dalam waktu yang hikmat ini, bagi anda yang berada di atas balkon dan bagi anda yang berada di lantai bawah, telusurilah salah satu lorong bangku ini dan katakan, “Pendeta, saya telah membuat keputusan kepada Yesus, dan saya akan berdiri bersama dengan anda. Hari ini, saya datang.”
Sebuah keluarga dari anda, yang mau bergabung ke dalam persekutuan jemaat ini atau anda mau menjawab panggilan Kristus di dalam hati anda, buatlah keputusan itu sekarang. Dan saat kita menyanyikan lagu panggilan kita, pada baris yang pertama dalam bait pertama, mari datanglah. Dan semoga malaikat hadir bersama dengan anda saat anda berada di jalan anda.
Alih bahasa: Wisma Pandia, ThM