SUATU KUASA ATAU SEORANG PRIBADI

(A POWER OR A PRESENCE?)

 

Dr. W. A. Criswell

 

Yohanes 20:22-23

7-02-89

                                                                                                                          

 

Ini adalah Gereja First Baptist Dalas, dan ini adalah pendeta yang dengan menyampaikan khotbah yang berjudul Sebuah Kuasa atau Seorang Pribadi? Di dalam seri khotbah kita melalui Injil Keempat, Injil Yohanes kita telah berada di dalam pasal 20. dan khotbah pada ini merupakan sebuah eksegesis studi penjelasan dari Injil Yohanes pasal dua puluh ayat dua puluh dua dan ayat dua puluh tiga. Pembacaan kita akan diawali dari ayat 29 hingga ayat 23:

 

Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!"

Dan sesudah berkata demikian, Ia menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan.

Maka kata Yesus sekali lagi: "Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu."

Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: "Terimalah Roh Kudus.

Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada." 

 

Sebuah bagian yang penuh makna dan khitmad dan signifikan dalam keseluruhan keluasan dan kebesaran serta kedalaman kerajaan Allah, ketika, “Sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: ‘Terimalah Roh Kudus.”’  

Ada sejumlah teolog terkemuka yang penuh bakat mengakui bahwa di bagian itu merupakan pemberian Roh Kudus, kedatangan Roh Kudus, dan Pentakosta merupakan sebuah baptisan dari kuasa Roh Kudus, tetapi kedatangan Roh Kudus terdapat dalam Kitab Yohanes pasal dua puluh satu ini. Sebagai contoh, yaitu salah satu penulis dari studi Injil Yohanes yang sangat terkemuka, yaitu Dr. Arthur Pink. Dan di dalam eksposisinya dari Kitab Yohanes di volume 3 halaman 287, dia menulis tentang hal ini, dan saya mengutip tulisannya itu, “Apa yang terjadi pada Pentakosta adalah sebuah baptisan kuasa, bukan kedatangan Roh Kudus yang berdiam di dalam kita.”  

Saya mengutip lagi dari Bible commentary atas Perjanjian baru, volume 2 halaman 295, “Roh Kudus yang ditanamkan kepada mereka adalah Roh Kudus seperi yang berdiam di dalam Dia. Untuk menghubungkan firman ini dengan yang ada di dalam Kisah Rasul hanya sebagai sebuah janji, dan sebuah simbol dari karunia masa depan, merupakan sewenang-wenang dan tidak alami.” Di dalam terminologi yang tidak menentu dia mengakui bahwa di dalam Injil Yohanes pasal dua puluh ayat dua puluh dua ini, Roh Kudus datang dari sorga, dan Pentakosta merupakan sebuah baptisan kuasa, dan bagi kita yang melihat bagian ini sebagai sebuah simbol adalah sewenang-wenang dan tidak alamiah.  

Saya mengutip lagi dari salah satu teolog yang terpelajar, “Roh Kudus tidak datang pada saat Pentakosta. Dia diberikan, Dia datang di dalam Yohanes 20:22. Pentakosta merupakan sebuah baptisan kuasa.” 

Baiklah, tetapi di sana ada beberapa hal dari penafsiran itu yang menyulitkan saya, dan saya tidak dapat mengerti tentang pembacaan Firman di dalam penafsiran yang seperti itu. Sebagai contoh, Kisah Rasul dalam pasal pertama, dimulai dengan perkataan Tuhan kita kepada murid-muridNya, “Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa.” Kemudian di dalam ayat selanjutnya, “telah kamu dengar dari padaKu. Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi, kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus,” Roh Kudus itu sendiri. Dan di dalam ayat 8, “Tetapi kamu akan menerima kalau Roh Kudus turun ke atas kamu.” Dan di dalam khotbah Petrus yang luar biasa itu, pada saat Pentakosta, di dalam Kisah Rasul 2:23, dia memberi pengakuan hal ini, Tuhan Yesus yang, “Sesudah Ia ditinggikan oleh tangan kanan Allah dan menerima Roh Kudus yang dijanjikan itu, maka dicurahkanNya apa yang kamu lihat dan dengar di sini,” kedatangan Roh Kudus, “yang sekarang kamu lihat dan dengar.”  

Kemudian, ketika saya belajar dan meminta Allah untuk menerangi pikiran saya berhubungan dengan kehadiran dan kedatangan dari Pribadi ketiga Tritunggal, saya percaya bahwa kata-kata di dalam Yohanes 20:22 Tuhan kita berbicara tentang peristiwa masa depan, bahwa kata-kata yang terdapat dalam Yohanes 20 ini adalah sebuah simbol dan janji yang signifikan.

Salah satu masalah yang kita miliki di dalam usaha untuk memahami misteri Allah yang tiada salah ini adalah, sulit bagi kita untuk memikirkan Roh Kudus sebagai sebuah Pribadi. Adalah mudah bagi kita untuk mengkategorikanNya sebagai sebuah kuasa, sebagai sebuat “it, itu” tetapi tidak mudah bagi kita untuk memikirkan Roh Kudus sebagai sebuah pribadi.

Sebagai contoh, hingga abad ketiga Kekristenan, gereja-gereja baru mulai menggunakan kata “Tritunggal.” Tertulian, Bapa Gereja yang terkemuka dari Afrika Utara, merupakan orang pertama yang menggunakan kata Tritunggal: Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Dan pada abad ketigalah gereja-gereja memiliki kontroversi dengan biat Selebius, berkenaan dengan Roh Kudus sebagai seorang pribadi.

Adalah mudah bagi kita untuk membayangkan Dia di dalam terminologi dari sebuah kuasa yang penuh teka teki, sebagai sesuatu yang tidak terbatas, tetapi bukan sebagai seorang pribadi yang dinamis, sebagai seseorang. Kita berpikir tentang Roh Kudus di dalam terminologi sebuah kuasa, , seperti aliran listrik, sebagai sebuah “it, itu”. Atau seperti gravitasi, yaitu sebuah “it, itu.” atau seperti sebuah badai; yang merupakan sebuah “it, itu.” Tetapi untuk memikirkanNya sebagai seorang pribadi, merupakan sesuatu yang sulit bagi kita.

Bolehkah saya menunjukkan salah satu hal lainnya yang sangat benar? Dan itu adalagh gender dalam bahasa manusia. Bahasa Inggris memiliki gender alami: anda adalah seorang wanita, lalu anda akan dihubungkan sebagai “she, dia (perempuan)”; atau anda adalah seorang pria, anda akan dihubungkan sebagai seorang “he, dia (lak-laki).” Dan jika anda bukan feminim atau maskulin, anda kan dihubungkan ke dalam gender netral. Itu adalah sebuah “it, itu.” 

Itu dalam bahasa Inggris; kita telah berbicara seperti itu di dalam seluruh hidup kita. Tetapi bahasa yang lain tidak semuanya seperti itu. Bahasa-bahasa lain memiliki gramatikal gender atau ketentuan gender, Jerman adalah salah satu. Jerman memiliki der, die, dan das: maskulin, feminism dan netral/neuter. Dan di dalam bahasa Jerman seorang gadis adalah netral; dia bukanlah feminim, dia adalah das. Bukankah itu merupakan pukulan terhadap sesuatu yang pernah anda lihat: bahwa seorang gadis adalah netral? Akan tetapi, itulah cara mereka berbicara.

Bahasa Yunani sama seperti itu; bahasa Yunani memiliki gender yang merupakan tata bahasa, sebuah ketentuan. Sebagai contoh, di dalam roma 8 ayat 16, Alkitab versi King James, merupakan terjemahan dari bahasa Yunani yang paling baik, “Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah”—Roh itu sendiri, bukan diriNya sendiri—Roh itu sendiri—netral.  

Itu adalah bahasa Yunani. Tetapi, tanpa makna, apakah itu merefleksikan firman Allah. Di dalam Injil Yohanes pasal empat belas dan lima belas serta enam belas, Tuhan secara terus menerus menunjuk kepada kedatangan Roh Kudus sebagai “Dia,” sebagai seorang pribadi. Kehadiran dari Pribadi ketiga “Tritunggal di tengah-tengah kita sebagai seorang pribadi. Sebagaimana Allah Bapa adalah seorang Pribadi, sebagaimana Allah Anak adalah seorang pribadi, demikian juga Allah Roh Kudus sebagai seorang pribadi. Dia adalah seorang pribadi.

Dan Tuhan berbicara tentang kehadiranNya bersama dengan kita—ayat luar biasa ini, yang sedang saya ekspos pada hari ini, “Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: ‘Terimalah Roh Kudus.”’; enephusēsen—satu-satunya tempat di dalam Perjanjian Baru di mana kata itu digunakan, di mana kata itu digunakan: “menghembusi””Dia menghembusi mereka.” 

Di dalam Septuaginta, bahasa Yunani—Kitab Suci Ibrani yang diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani—anda akan menemukannya secara berulang-ulang di dalam Perjanjian Lama. Sebagai contoh, yaitu di dalam Kitab Kejadian pasal dua, Allah menciptakan Adam dan “menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi mahluk yang hidup.” Atau contoh tipikal lainnya di dalam Yehezkiel pasal tiga puluh tujuh, tulang-tulang yang bertebaran di lembah yang merupakan pasukan tentara yang telah terbunuh. Allah berkata kepada Yehezkiel, “Bernubuatlah kepada nafas hidup itu, bernubuatlah, hai anak manusia, dan katakanlah kepada nafas hidup itu: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Hai nafas hidup, datanglah dari keempat penjuru angin, dan berembuslah ke dalam orang-orang yang terbunuh ini, supaya mereka hidup kembali. Lalu aku bernubuat seperti diperintahkan-Nya kepadaku. Dan nafas hidup itu masuk di dalam mereka, sehingga mereka hidup kembali. Mereka menjejakkan kakinya, suatu tentara yang sangat besar.”  

Ini adalah tempat satu-satunya kata itu digunakan dalam Perjanjian Baru, dan hal itu sangat signifikan, “Dia menghembusi mereka” Itu adalah tindakan simbolik dari apa yang dilakukan oleh Allah di dalam Kerajaan Kristus di dunia. Untuk satu hal, itu adalah ekspresi yang hanya satu kali disampaikan dan merupakan sebuah simbol. Hanya satu kali dia menggunakan kata, “Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu.” Tuhan di awal pelayananNya, diurapi oleh Roh Kudus untuk pekerjaanNya. Kemudian kita, Yesus berkata di sini, kita juga akan diurapi oleh Roh Kudus Allah untuk pekerjaan kita.  

Dan seperti yang telah saya sampaikan, itu adalah sebuah simbol yang signifikan dan penuh makna. Roh Kudus akan datang, janji Bapa, pada hari Pentakosta. Tetapi ini adalah simbol dari kedatanganNya. Itu adalah sebuah materai dari panggilan kenabian mereka. Itu adalah sebuah kepentingan dan kuasa, yang dengan hal itu mereka akan bersaksi terhadap anegrah dari Tuhan kita Yesus Kristus.

Lihatlah hal itu untuk sesaat. Itu adalah simbol dari kehadiran Roh Kudus Allah. Pertama adalah hembusan nafas, kemudian Pentakosta. Seberapa sering saya melihat hal itu bekerja di dalam Kerajaan Allah? Yang pertama, ada Musa yang berada di padang gurun, di sana dia sedang melihat semak api yang menyala tapi tidak terbakar. Kemudian yang berdiri di sana adalah Musa yang sama di dalam konfrontasi dengan Firaun, penguasa Mesir.

Yang pertama, di sana ada Gideon dengan guntingan bulu domba. Kemudian di sana ada tiupan sangkakala dan bejana yang dipecahkan. Yang pertama, di sana ada Daud yang masih hijau dan kemerah-merahan. Kemudian di sana ada pembunuhan Goliat.

Yang pertama, ada Elia dan suara yang hening, kemudian di sana ada angina badai dan kereta api. Yang pertama, ada Daniel yang berlutut di depan jendela yang mengarah ke Yerusalem, berdoa dan memohon kepada Allah. Dan kemudian di sana ada mulut singa yang tertutup.

Yang pertama, di sana ada Nehemia yang meratap kepada Allah. Kemudian di sana ada tantangan dari Sanbalat dan Tobias dan pembangunan tembok Yerusalem.

Yang pertama, di sana ada pengkhotbah, Saulus dari Tarsus. Di sana ada Paulus, ketika dia selama tiga tahun di keheningan Arab. Kemudian di sana ada rasul yang hebat, memberitakan injil keselamatan ke Damsyik dan ke seluruh Imperium Roma.

Yang pertama di sana—dan anda sedang membacanya sekarang—pertama, di sana ada Yohanes, “yang dikuasai Roh” pada hari Tuhan. Dan kemudian di sana ada penglihatan yang luar biasa tentang Wahyu, kedatangan dan kemenangan Tuhan kita.    

Selalu saja seperti itu. Yang pertama, di sana ada pengkotbah anda yang belajar dengan Alkitab yang terbuka, membaca dan berdoa serta mempersiapkan diri. Kemudian, di sana ada pendeta anda, berdiri di sini, di depan mimbar ini dan di depan radio serta televisi, memberitakan Injil Kristus yang luar biasa. Anda memiliki guru Sekolah Minggu atau hidup pribadi anda di dalam ketaatan, di dalam sebuah masa yang hening di hadapan Tuhan dan menghadapi perubahan dan keberuntungan serta pemeliharaan hidup. Sama seperti ini, ini adalah sebuah hal yang indah dan luar biasa, bagaimana Allah telah melakukannya: keheningan, nafas, simbol, kemudian pencurahan dari kehadiran, kedatangan Tuhan.

Betapa hal itu merupakan sebuah tugas dan tanggung jawab yang hebat, “Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada.” Allah yang mulia, betapa merupakan sebuah tanggung jawab yang hebat!

Dan inilah sebabnya mengapa Dia berkata, “Labete, terimalah Roh Kudus.” Labete, sebuah imperative dari lambanō, “Ambillah Roh Kudus” Mereka tidak pasif. Kita harus mencariNya dan meminta kehadiranNya, karena kehebatan dari tugas kita, “Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada.”

Allah telah memberikan  kuasa itu atas kita. Hal itu ditemukan di dalam pemberitaan, di dalam penyampaian injil Kristus. Jika seseorang akan mendengarkan dan berpaling serta percaya, mereka akan diselamatkan. Dosa mereka akan diampuni; dosa mereka akan dihapuskan. Tetapi jika seseorang yang mendengar dan menolak injil serta berpaling kembali ke dalam dosanya akan dihukum selamanya. Dia berada di dalam neraka, dia dijauhkan dari Allah sampai selama-lamanya. Saya gemetar setiap kali saya membaca bagian dari Kitab Ibrani pasal sepuluh dimulai dari ayat 26,

 

Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu.

Tetapi yang ada ialah kematian yang mengerikan akan penghakiman dan api yang dahsyat yang akan menghanguskan semua orang durhaka.

Jika ada orang yang menolak hukum Musa, ia dihukum mati tanpa belas kasihan atas keterangan dua atau tiga orang saksi.

Betapa lebih beratnya hukuman yang harus dijatuhkan atas dia, yang menginjak-injak Anak Allah, yang menganggap najis darah perjanjian yang menguduskannya, dan yang menghina Roh kasih karunia?

Sebab kita mengenal Dia yang berkata: "Pembalasan adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan." Dan lagi: "Tuhan akan menghakimi umat-Nya."

 

Dan akhirnya, “Ngeri benar,” kata sang penulis, “kalau jatuh ke dalam tangan Allah yang hidup.”

Itulah yang telah Allah letakkan di dalam tangan kita, “Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada.” Hal itu memiliki dua reaksi ganda. Bagi yang mendengarkan dan bertobat akan selamat. Bagi yang mendengar dan menolak akan dihukum. Mereka terhilang. O, Allah, betapa merupakan sebuah tanggung jawab! Panas yang sama yang meleburkan lilin akan mengeraskan tanah liat—sebuah respon ganda terhadapat pesan yang disampaikan dari Allah.  

Kita tidak memiliki pengharapan yang lain; tidak ada jalan keselamatan yang lain kecuali di dalam Tuhan kita. Pengampunan atas dosa-dosa kita dan pengharapan penebusan kita terletak secara sempurna di dalam Dia. Tidak ada jalan lain. Yohanes Pembaptis mengkhotbahkan, “Lihatlah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia.” Simon Petrus berkhotbah, “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.” Rasul Paulus berkhotbah di Pisidia, Antiokhia, “Karena Dialah maka diberitakan kepadamu pengampunan dosa.” Rasul Yohanes yang kudus, Yang menulis Wahyu dan Injil ini, menulis di dalam 1 Yohanes, “Karena Dia, di dalam Dialah ada pengampunan dosa.” Kita tidak memiliki pesan yang lain. Kita tidak memiliki pengharapan yang lain. Kita tidak memiliki jalan yang lain.

Berdiri di sini di bawah salib Kristus dan dengan Roh Kudus di samping kita, bersaksi tentang Tuhan, kita membawa pekerjaanNya. Kita adalah inkarnasi Kristus. pekerjaanNya dan kuasaNya dan kehadiranNya berada di dalam kita. Allah yang mulia! Jika Dia adalah terang dunia, maka kita harus menjadi terang dunia. Jika dia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang, kita juga harus mencari dan menyelamatkan yang hilang. Jika Dia datang untuk tidak melakukan kehendakNya, tetapi kehendak Bapa, kita juga harus melakukan kehendak Bapa, bukan kehendak kita.”

Keseluruhan pesan Kristus telah diberikan kepada kita. Jika ada suatu keselamatan, hal itu terbentang di dalam pesan yang kita sampaikan. Tidak ada yang lain.

Saya membayangkan tentang Rasul Paulus ketika Dia berbicara tentang tugas yang hebat itu. di dalam 2 Korintus pasal 2 ayat 15 dan 16, Paulus menulis,

 

Sebab bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus di tengah-tengah mereka yang diselamatkan dan di antara mereka yang binasa.

Bagi yang terakhir kami adalah bau kematian yang mematikan dan bagi yang pertama bau kehidupan yang menghidupkan. Tetapi siapakah yang sanggup menunaikan tugas yang demikian?

 

Allah Mahabesar, seandainya takdir kita yang kekal bergantung atas kita—O, Tuhan, siapakah yang mampu? Allah Mahabesar, bagaimana kita dapat bertanggung jawab? Pembelajaran; ya. Berusaha untuk mengerti; ya. Mencurahkan hidup kita ke dalam pelayanan; ya. Tetapi, O, Allah, siapakah yang tetap sanggup? Itulah sebabnya mengapa kita berdoa untuk kedatangan Roh Kudus dari Allah yang memperbaharui hati kita dan pikiran kita dan di dalam mimbar kita dan di dalam jemaat kita serta di dalam kesaksian kita.

O, Tuhan! Betapa kami membutuhkan Dia untuk bekerja bersama dengan kami! Di dalam diri kami yang sangat lemah dan sangat tidak berdaya, betapa kami membutuhkan Engkau, ya Allah! Saya membayangkan keterbukaan hati kita terhadap  kehadiran Roh Allah dan keterbukaan gereja kita serta kesaksian kita.

O Tuhan Allah, di dalam kuasa yang datang dan bergerak di tengah-tengah kami, seperti seorang ibu yang menerima kelembutan kasih di dalam hatinya, seperti pohon zaitun yang menerima masukan dari minyaknya; atau seperti rumput hijau yang menerima kesegaran dari fajar pagi hari; atau seperti sebuah badai yang menerima curahan hujan; atau seperti rawa yang menanti air pasang dari laut; atau seperti perahu yang menanti angin yang kuat untuk meniup layarnya. Tuhan Allah, bagaimana kami harus berdoa agar Roh Kudus akan datang dan hidup serta berkuasa di dalam pekerjaan kesaksian kami dan di dalam gereja kami yang terkasih serta di dalam seluruh pelayanan dari jemaat kami yang terkasih!  

Bolehkah saya mengilustrasikan hal itu? Saya tidak dapat menyampaikan kepada anda, apa yang saya rasakan ketika seorang ibu atau seorang ayah akan membawa anak kecil kepada saya dan berkata, “Pendeta, anak laki-laki saya atau anak perempuan saya ingin diselamatkan. Saya membawa anak ini kepada anda sehingga anda dapat mengajar orang ini bagaimana supaya selamat. Tunjukkanlah kepadanya bagaimana supaya selamat.”

Ketika saya mempersiapkan khotbah pagi ini, saya pergi ke ruang belajar saya. Dan ada seorang pria bersama dengan istrinya datang untuk menemui saya, menunggu untuk mengetahui bagaimana caranya diselamatkan. Apa yang harus saya lakukan di dalam kehadiran anak kecil yang sederhana ini, untk menyelamatkan sang anak, untuk ‘melahirkan kembali’ sang anak? Bagaimana saya dapat melakukan hal itu ketika, saya merasa sangat tidak memadai? Allah yang melakukan hal itu. Allah yang membawa kepada anak kecil itu, membawa pertobatan dan iman dan komitmen yang membuat seorang anak menjadi sebuah bagian dari kerajaan sorga. Allah yang melakukannya. 

Kita bergantung terhadap kehadiran Tuhan; dan juga terhadap semua pekerjaan kita di dalam gereja. O, Allah, kehadiranMu dan kemampuan kuasaMu harus bekerja bersama dengan kami. Allah, Englau harus melakukannya dan kami hanya alat, perlengkapan yang ada di dalam tanganMu.

Jika boleh, saya ingin mengambil sebuah hal lainnya. Beberapa waktu yang lalu, saya berbicara tentang rawa yang menerima air pasang dari lautan. Di dalam gereja kita yang terkasih ini, dan bagi anda yang sudah tua, anda pasti mengingat Robert Coleman yang berada di sini selama 42 tahun. Dia adalah pemimpin pujian bagi Dr. Truett selama 40 tahun di balik mimbar ini. Dan Allah membiarkan dia hidup selama dua tahun untuk membantu saya di awal pelayanan saya. Kita menamakan Coleman Hall untuk Robert Coleman. Dia adalah seorang penerbit dari lagu-lagu; dia menerbitkan buku himne pujian. Dan pada tahun 1927, Robert Coleman menerbitkan himne ini:

 

Kami bersyukur kepadaMu, Tuhan,

Kuasa yang mengalir itu

Sukacita yang datang

 Kedukaan meningkat

TebusanMu berlimpah

Bertambah dan bertambah

Tetapi biarkanlah air pasang,

O, Allah, masuk ke dalam

Waktu hidup yang mulia

Terbang dengan cepat

Manusia sekarat,

Selalu sekarat.

JemaatMu yang memohon

Adalah tangisan, tangisan,

“O, Allah, biarkan air pasang masuk ke dalam.”

Kami memuji Engkau

Atas air pasang bersorak-sorai

Tanda dari penaklukan

Muncul sekarang.

Hari kemenangan

Sedang mendekat

Terima kasih Allah.

Air pasang sedang masuk ke dalam.

 

Allah, berikanlah jaminan atas hal itu! Berikanlah itu; kehadiran dan kuasa Roh Kudus Allah yang jatuh atas kami dan bergerak di dalam anugerah yang menyelamatkan di tengah-tengah kami!

 

Alih basaha: Wisma Pandia, ThM