Daftar isi

KRISTUS DARI CIPTAAN

(THE CHRIST OF CREATION)

 

Dr. W. A. Criswell

 

05‑18‑86

 

Yohanes1:3

 

Ini adalah Pendeta yang sedang membawakan khotbah yang berjudul: Kristus Dari Ciptaan. Hari ini kita akan mendengarkan khotbah melalui Injil Yohanes. Dan kita berada dalam pembukaan Injil Yohanes yaitu pada pasal pertama.

Kata pembukaan, 18 ayat pertama dari kitab ini merupakan potongan literatur yang terbesar dalam bahasa manusia. Tidak ada sesuatu di dalam Plato atau Aristoteles, atau dalam seluruh drama Shakespear, yang dapat menandingi delapan belas ayat pertama ini. 

Sekarang, mari kita membaca lima ayat pertama secara bersama-sama. Yohanes pasal pertama ayat pertama hingga ayat kelima, mari kita baca bersama-sama:

 

Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.

Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.

Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan

Di dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia

Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.

 

 “Segala sesuatu dijadikan oleh Dia”—penggunaan pertama dari kata itu—“dan tanpa Dia tidak ada suatu pun telah jadi”—penggunaan kedua dari kata itu—“dari segala yang telah dijadikan”—penggunaan ketiga dari kata itu—dalam sebuah kalimat kecil. Dan di dalam ayat 14: “Dan Firman itu telah menjadi manusia.” Itu adalah sebuah  nuansa  yang tidak biasa di sana, sebuah nada tambahan, di sana dalam kata ginomai, diterjemahkan sebagai “datang ke dalam keberadaan”—dari ketiadaan.

Dan di sana anda dapat melihat penggunaan kata itu oleh Yohanes, kontras dengan kata yang digunakan oleh Rasul Paulus, ketika dia menggambarkan penciptaan yang sama: “Kristus—

 

Yang adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala ciptaan.

Karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi….segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.

Ia terlebih ada dari segala sesuatu dan segala sesuatu sunistemi di dalam Dia.

 

—diterjemahkan di sini dengan, “dibuat, dari, mengendalikan secara bersama-sama.”

Kristus melakukan hal itu. Saya menutup buku saya. Dan jika saya melepaskan genggaman saya, maka buku itu akan jatuh. Kekuatan apakah yang mendorongnya ke bawah? Tidak ada seorangpun yang tahu. Mereka menyebutnya gravitasi. Gravitasi adalah sebuah kata bagi sesuatu yang tidak seorangpun yang tahu: daya tarik yang paling pokok, yang menjaga kesatuan dari seluruh ciptaan Allah.

Sama seperti penulis Ibrani dalam pasal 1:3 berkata, “Menopang segala sesuatu dengan firmanNya yang penuh kekuasaan.” Paulus berkata itu adalah Kristus. Kristus mengendalikan hal ini secara bersama-sama: sunistemi

Dan kata yang dia gunakan untuk menciptakan adalah: ktizo—“Karena di dalam Dialah telah ktizo, diciptakan segala sesuatu,” dan “segala sesuatu ktizo, diciptakan oleh Dia.” Ketika saya berpaling kembali ke Injil Yohanes, berbicara tentang ciptaan yang sama, ini adalah kata yang yang lain: “Segala sesuatu telah ginomai”—berbeda secara bersama-sama—ginomai

Nada tambahan dari kasih dan anugerah, dia mengejanya keluar: “Dan Firman itu telah ginomai, ginomai… dan kita telah melihat kemulianNya, penuh kasih karunia dan kebenaran.” Itu adalah sebuah hal yang luar biasa, perbedaan yang luar biasa: Allah, Kristus, Firman logos, menjadikan, membawa kedalam keberadaan, alam semesta yang besar ini yang mana kita merupakan sebuah bagian yang tidak dapat ditawar-tawar. Dan Dia telah melakukannya dalam kasih, dan simpati serta anugerah dan kebaikan. 

Ada dua hal yang dapat dikatakan tentang hal itu. Yang pertama: itu berada di dalam kontardiksi yang bersifat garis lurus dengan filsafat Yunani kuno, dan filsafat abad pertengahan, bahkan hingga hari ini, filsafat modern yang berkata bahwa materi bersifat jahat, bahwa anda memiliki kejahatan di alam semesta yang telah diciptakan ini.

Yohanes berkata bahwa kejahatan di alam semesta ini adalah sebuah penyeludup. Kejahatan tidak pernah diharapkan. Dosa dan kematian, penderitaan dan airmata, rasa sakit serta kedukaan adalah penyeludup. Allah tidak pernah menjadikan semua hal itu. Tetapi Allah menjadikan, menciptakan, membawa ke dalam keberadaan, ginomai, alam semesta ini dalam kasih karunia dan di dalam kebaikanNya yang tidak terbatas.

Dan apa yang say abaca di dalam Yohanes, say abaca melalui Firman Tuhan. Di dalam pasal pertama dari Kitab Kejadian—pasal tentang penciptaan, ada sebuah pengulangan kata yang sama. Allah melakukan ini, dan ini serta ini, kemudian “Allah melihat bahwa semuanya itu baik.” Kemudian Allah melakukan ini dan ini—menjadikan—dan, “Allah melihat semuanya itu baik.” Dan akhirnya, ketika Dia menyelesaikan ciptaannya yang luar biasa, “Maka Allah melihat segala yang dijadikanNya itu sungguh amat baik.” 

Allah menjadikan dunia kita di dalam anugerah, di dalam kasih, di dalam kemurahan, di dalam kebenaran, di dalam kebaikan. Dan tujuan dari semua hal itu adalah untuk memuliakan namanya dan menjadi berkat bagi kita.

Kita bisa lihat dalam ayat yang sangat terkenal, yaitu dalam Yohanes 3:16: “Allah begitu mengasihi dunia.” Sekarang, anda akan berpikir kata ‘dunia” di sana adalah oikoumene, “dunia yang didiami.” Itu adalah apa yang anda pikirkan.

Tidak hanya kata itu saja. Kata itu adalah kosmos.  “Allah begitu mengasihi”—Dia sangat mengasihi dunia yang didiami, oikoumene, tetapi “Allah mengasihi,” Yohanes menulisnya “kosmos.” 

Anda mengejanya keluar di dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia sama seperti dalam bahasa Yunani. “Allah begitu mengasihi kosmos,” alam semesta yang diciptakan. Dan Dia melakukannya dalam anugerah.

Sebuah pernyataan yang sangat luar biasa! “Langit menyatakan kemuliaan Tuhan; dan cakarawala menunjukkan pekerjaan tanganNya,” karyaNya yang direnda. Allah melakukanNya dengan sangat indah. Dan tidak ada kejahatan yang melekat di dunia.

Ada hal lain yang cocok dan seiring dari kata Yohanes. Dan hal itu adalah: tidak hanya dunia yang diciptakan dibawa ke dalam keberadaan, di dalam kasih karunia dan anugerah—halangan dari pemikiran dari kejahatan yang melekat di dalamnya, Tetapi Yohanes berkata, di dalam dunia yang diciptakan ini, di dalamnya ada inkarnasi dari Kristus. Dia berinkaranasi di dalamnya. Tidak hanya kejahatan, tetapi Allah sendiri berinkarnasi di dalamnya.

Dia menulisnya seperti ini: Dan Firman itu telah ginomai, telah menjadi manusia dan skenoo”—skenoo, diterjemahkan di sini dengan “diam”  “Dia telah memasang tendaNya.” Itu adalah sebuah arti literal dari kata itu: “Dia telah memasang tendaNya di dalamnya.” Dia telah berkemah di dalamnya. Allah sendiri telah memasang kemahNya di dalam dunia ini,  di dalam dunia yang diciptakan, di dalam materi, di dalam substansi.

Allah menjadi sebuah bagian dari kita, di dalam dunia ini.

Itu adalah sebuah hal yang menakjubkan: bahwa di dalam karya penciptaan Allah, Tuhan sendiri berinkarnasi di dalamnya.

 

Pencipta dari seluruh alam semesta

Seperti seorang manusia bagi manusia telah dibuat menjadi sebuah kutukan

Semua tuntutan dari hukum yang telah Dia buat

Dia lunaskan sepenuhnya

Dimana duri yang tumbuh telah dimahkotai ke atas keningNya

Paku-paku yang menusuk tanganNya

Yang telah dirancang olehNya dari tempat yang suci

Dia telah menjadikan hutan sebagi sumber

Pohon yang menjadi tempat tubuhNya tergantung

Dia mati di atas sebuah kayu salib

Bahkan menjadikan bukit sebagai tempat kayu itu dipancangkan

Langit yang gelap menaungi kepalaNya

Yang oleh Dia seluruh bumi telah dibentangkan

Matahari memalingkan wajahnya dariNya

Yang oleh ketetapanNya, Dia telah membuat langit menjadi seimbang

Tombak yang telah menumpahkan darahNya yang mulia

Telah ditempa dalam nyala api Allah

Kubur tempat tubuhNya dibaringkan

Telah diwarnai dalam batu buatan tanganNya

Takhta tempat sekarang Dia menampakkan diriNya

Telah menjadi milikNya dari tahun-tahun kekekalan

Tetapi sebuah kemuliaan yang baru telah memahkotai keningNya

Dan setiap lutut akan bersujud kepadaNya.

 

Itu adalah Tuhan kita dan ginomai—alam semesta ini yang telah Dia buat menjadi sebuah keberadaan. Allah melakukannya di dalam anugerah dan di dalam kasih, di dalam kemurahan serta di dalam kebenaran. Hal yang menakjubkan yang telah ditetapkan oleh Allah dan telah ditetapkan bagi umatNya!

Sekarang, hal yang kedua, dan hal yang terakhir: Allah masih melakukan pekerjaan penciptaan.

Sekarang, anda akan mungkin segera berkata, “Bagimana mungkin hal itu dapat terjadi?” 

Tidak ada yang perlu ditambahkan atau diambil dari apa yang telah diciptakan oleh Allah. Materi, substansi, adalah sesuatu yang tidak dapat dimusnahkan. Kita dapat mengubahnya, seperti membakar sesuatu dan mengubahknya ke dalam gas dan mengubahnya ke dalam abu. Tetapi anda tidak dapat mengahncurkan materi. Itu adalah sesuatu yang tidak dapat dimusnahkan.

Jadi apa maksud anda ketika anda menyatakan bahwa Allah masih tetap melakukan penciptaan? Saya bermaksud dalam dua cara. Yang pertama, di dalam kita. Allah masih tetap menciptakan kehidupan, kelahiran, roh dan jiwa. 

Jika anda telah lama berada di gereja ini, anda telah melihat pendeta berlutut dengan sebuah pasangan dan sang ayah akan memegang seorang bayi kecil di lengannya. Dan jika anda mendengar saya berdoa, maka hal itu akan berbunyi seperti ini: “Tuhan, Tuhan, tanganMu yang Mahakuasa telah menciptakan, menjadikannya ada, ginomai, menciptakan kehidupan yang kecil ini.” Allah telah melakukannya.

Dan Allah telah menciptakan roh dan jiwa yang tinggal di dalam bingkai yang kecil itu. Itu adalah ciptaan baru dari Allah. Allah telah menghembuskan nafas kehidupan ke dalam tubuh yang kecil itu.

Itu adalah sebuah ciptaan baru, yang belum pernah ada sebelumnya.

Dan mukjijat di atas semua mukjijat, berdasarkan Injil Yohanes pasal 3, Allah melakukan tindakan kreatif di dalam diri anak kecil itu. Ketika usia orang muda ini terus bertambah, dia dapat mengalami menjadi ciptaan yang baru, sebuah kelahiran kembali, sebuah hal yang menakjubkan yang Allah lakukan kepada umatNya.

Seperti yang ditulis oleh Paulus dalam 2 Korintus 5 ayat 17: “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan yang baru.” Ini adalah karya yang baru dari Allah: roh yang dijadikan oleh Allah, diciptakan, ginomai, menjadi ada, dan kemudian melahirkannya kembali, menjadikannya kembali, menciptakannya kembali ke dalam rupa dan gambar dari Tuhan kita yang mulia.

Dia masih tetap melakukan pekerjaan penciptaan. Dan tidak hanya itu,   bahwa masih melakukan pekerjaan penciptaan secara individu atau secara pribadi—bahwa Tuhan masih tetap menciptakan, membawa ke dalam keberadaan, masih mencipta di dalam kelahiran, masih melahir barukan, tetapi Allah juga menciptakan hal baru di dalam duniaNya. Yesaya menubuatkan dalam pasal empat puluh tiga: “Allah akan melakukan sebuah hal yang baru.” Allah akan membuat sesuatu yang baru. Dan ketika melakukan  Perjamuan Tuhan, Juruselamat kita berkata: “Ini adalah perjanjian baru oleh darahKu,”  kaine diatheke—kontrak yang baru, Perjanjian Baru, Kovenan yang Baru. Dan di dalam Wahyu pasal dua puluh satu, Allah berkata, “Aku akan menjadikan segala sesuatu menjadi baru.”

Ini adalah sebuah ciptaan yang baru, dan di dalam Perjanjian Baru disebut dengan ekklesia Tuhan,  persekutuanNya di dalam Kristus, jemaatNya, gerejaNya di dalam Tuhan. Dan itu adalah kesatuan yang indah dan mulia yang ada di dalam dunia: ini adalah hal yang baru, ini adalah persekutuan yang baru, ini adalah ciptaan yang baru, ini adalah jemaat yang telah dibawa oleh Kristus ke dalam hidup kita, dikarakteristikkan oleh sebuah kemuliaan, zaman yang penuh kemuliaan.

Saya akan membaca, tidak secara berurutan—saya akan membaca, dan tidak haya berpaling di dalam sebuah bagian Alkitab. Anda akan melihat bahwa hal ini telah seringkali menjadi sebuah pengakuan dari ekklesia yang baru dari Tuhan kita. Sekarang saya akan mulai:

 

Sebab inilah berita yang telah kamu dengar dari mulanya, yaitu bahwa kita harus saling mengasihi;

Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita.

Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.

Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah.

Tidak ada seorangpun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita.

 Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.

Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.

Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.

Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya.

 

Saya tidak pernah berpaling ke dalam sebuah bagain atau membacanya dalam sebuah urutan, hanya sebuah pengakuan. Ini adalah sebuah ciptaan baru dari Allah, kumpulan dari umatNya, dan kasih yang mengikat kita bersama-sama dan yang mengikat kita dengan Dia.

Dan di dalam sebuah dunia, yang mana garis besarnya adalah rasa takut terhadap terror dan kebencian, pertumpahan darah dan peperangan, betapa merupakan sebuah perbedaan yang sangat besar, sebuah sorga yang luar biasa berbeda, yang telah Allah ciptakan bagi kita di dalam dunia yang penuh kekhawatiran ini: sebuah persekutuan yang penuh kasih.

Adalah Yesus yang menyampaikan kepada kita kisah tentang “Orang Samaria yang Murah Hati”—seseorang yang dibenci, yang dicemooh sebagai orang Samaria, tetapi digerakkan oleh roh yang penuh belas kasihan. Adalah Yesus yang menyampaikan kepada kita  dari penghakiman akhir di dalam Matius pasal 25. Dan mereka akan berkata: 

Lalu merekapun akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau?

 

Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku.

Ini adalah sebuah ciptaan yang baru, sesuatu tidak pernah dilihat oleh dunia sebelumnya. Ketika saya datang kemari, 42 tahun yang lalu, pada saat natal, gereja ini berada di dalam kemunduran: tidak ada yang datang—dan pada malam yang istimewa itu—hampir kosong.

Jadi, saya berkata, “Pada malam sebelum natal, mari kita membuat sebuah permainan, sebuah pertunjukan yang indah.”

Dan mereka meresponnya dengan positif. Dan tempat ini menjadi penuh. Anda bahkan tidak mendapat tempat di dalamnya.

Dan pada pertunjukkan yang pertama di dasarkan atas sebuah syair yang sangat indah dari Edwin Markham, seorang penyair Amerika yang sangat terkenal yang telah meninggal beberapa tahun yang lalu. Dan syair itu, sangat merefleksikan Roh dari Kristus, dan dari umatNya, yang berlangsung seperti ini.

Ada seorang tukang sepatu dan penjual sepatu yang sangat miskin. Dan dalam sebuah penglihatan pada malam hari, Yesus datang kepadanya dan berkata kepada dia, “Besok saya akan mengunjungi tokomu. Saya ingin melihat kamu di dalam toko sepatumu”

Ketika dia bangun pada keesokan paginya, dia menghabiskan waktunya untuk mempersiapkan segala sesuatu untuk tamu yang agung itu—itu adalah judul yang diberikan oleh Edwin Markham kepada puisinya: “Persiapan Bagi Tamu Agung”—persiapan untuk Yesus. Yesus pada hari itu akan datang untuk mengunjungi dia.

Sebagaimana dia mempersiapkan segala sesuatu, seorang pengemis lewat. Di  atas salju yang dingin itu, sepatunya tidak dapat menutupi seluruh kakinya saat dia berjalan di atas hamparan salju yang dingin itu. Dan Conrad, si tukang sepatu itu, mengundang pengemis itu masuk ke dalam tokonya. Dan dia memasangkan sebuah sepatu yang baru dan membiarkan pengemis itu meneruskan perjalanannya.

Dan sebagaimana waktu terus berlalu, seorang wanita tua muncul, dengan membawa beban seonggok kayu api yang berat. Dan tukang sepatu itu mengundang wanita tua itu masuk ke dalam tokonya. Dan dia memberikan sejumlah makanan yang telah dia persiapkan sebelumnya bagi tamunya yang agung. Dan kemudian wanita tua itu beranjak pergi. Dan waktu terus berlalu.

Dan puisi dibacakan:

 

Dia hidup dalam semua momen

Lagi dan lagi

Ketika Tuhan

Akan masuk melalui pintu yang sederhana

Ketukan, akan memanggil

Palang pintu akan di dorong

Wajah yang bercahaya, menawarkan sebuah cawan

Dia akan membasuh kaki

Dimana sepatu besar telah tersedia

Dia akan mencium tangan

Ketika ajakan masuk ditawarkan

Dan kemudian pada akhirnya

Akan duduk bersamaNya

Dan memecahkan roti

Saat hari semakin memudar.

 

Tetapi Tuhan tidak datang. Dan setelah senja berlalu, dia mendengar tangisan seorang anak kecil dan dia pergi keluar dan mendapati seorang anak kecil yang tersesat. Mengetahui bahwa anak kecil itu tinggal di sisi lain dari kota itu, apakah dia akan meninggalkan tokonya, sebab tamu agung akan datang?

Tetapi, anak kecil itu sangat kebingungan dan menangis, kemudian dia membawa anak kecil itu menyeberangi jalan. Dan dengan kasih dalam, dan penuh penantian, serta  lengan yang gelisah dari ayah dan ibunya, dia memberikan ank kecil itu dalam kondisi baik. Dengan air mata yang penuh sukacita mereka menerima anak mereka itu ke dalam rumah mereka kembali.

Kemudian tukang sepatu kembali ke tokonya. Dan saat hari beranjak malam, dan Dia belum datang. Kemudian dia bertanya:

 

Mengapa Tuhan,

Kakimu sangat lambat?

Apakah Engkau melupakannya

Melupakan hari ini?

Kemudian dalam keheningan yang lembut

Dia mendengar sebuah suara

Angkatlah hatimu

Aku telah memegang perkataanKu

Tiga kali Aku telah datang

Ke dalam pintumu yang bersahabat

Telah tiga kali bayanganKu

Telah berada di lantaimu

Aku adalah pengemis

Dengan kaki yang telanjang

Aku adalah wanita tua

Yang telah engkau berikan makanan

Aku adalah anak kecil

Yang tersesat di jalanan.

Itu adalah ciptaan baru dari Allah. Itu adalah koinonia, persekutuan, persekutuan dari jemaat Allah—kumpulan dari umat Allah: Sebuah kehidupan baru yang menerangi dunia, sebuah harapan baru dan kasih, damai sejahtera dan anugerah serta belas kasihan, inkarnasi dari kehadiran Yesus, Tuhan kita, yang hadir bersama kita setiap kali kita bertemu dan hadir bersama kita pada hari ini. 

Kembali ke dalam alam semesta yang diciptakan, Yohanes berkata, adalah kasih dan kemurahan dari Allah. Dan berinkarnasi di dalamnya, berdiam di dalamnya, skene—berkemah di dalamnya, yang adalah Yesus sendiri. 

Ya Tuhan, betapa merupakan sebuah kekudusan dan sebuah pertolongan dan rasa simpati yang Engkau hadirkan dan merupakan sebuah berkat sebuah kebaikan yang luar biasa! Allah yang penuh kasih, bagaimana kami dapat mengasihiMu dengan cukup atau memuji Engkau dengan sepantasnya?

Kita akan berdoa.

 

 Alih bahasa: Wisma Pandia, Th.M.