ORANG KRISTEN DALAM DUNIA YANG JAHAT
(THE CHRISTIAN IN AN EVIL WORLD)
Dr. W. A. Criswell
11-20-88
Yohanes 17:11-18
Kita sedang berkhotbah melalui Kitab Yohanes, dan kita berada di bagian yang paling kudus dari kehidupan Juruselamat kita: Malam sebelum Dia dikhianati dan ditangkap serta disalibkan pada keesokan paginya. Dan di dalam doa imam besar yang terdapat dalam Yohanes 17, saya sedang membaca ayat 11 hingga ayat 18. ini adalah latar belakang bagi khotbah kita hari ini yang berjudul: Orang Kristen Dalam Dunia Yang Jahat.
Yohanes 17:11:
Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu. Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita.
Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku; Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorangpun dari mereka yang binasa selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci.
Tetapi sekarang, Aku datang kepada-Mu dan Aku mengatakan semuanya ini sementara Aku masih ada di dalam dunia, supaya penuhlah sukacita-Ku di dalam diri mereka.
Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia.
Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat.
Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia.
Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.
Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia.
Orang Kristen Dalam Sebuah Dunia Yang Jahat: Ini merupakan pertama kalinya selama enam puluh dua tahun saya menjadi pendeta membawakan khotbah praktikal seperti ini, yang di dalamnya penuh dengan kutipan ayat-ayat Alkitab.
Kita akan mulai dari kata-kata sebagaimana Kitab Suci menggambarkan kejatuhan dunia dan kejahatannya. Hal ini terlihat di dalam Galatia 1:4: “Tuhan Yesus Kristus yang telah menyerahkan diriNya karena dosa-dosa kita, untuk melepaskan kita dari dunia yang jahat sekarang ini.” Kita terkurung dan menjadi budak di dalamnya. Dan Dia telah datang untuk melepaskan kita dari tempat itu.
Di dalam Yakobus 4:4: “Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.” Jika kebajikan anda dan tujuan anda dan mimpi anda dan kebisaan anda serta kebahagiaan anda ditemukan di dalam dunia, maka anda tidak berada di dalam Allah.
1 Yohanes 5:19: “Kita tahu bahwa kita berasal dari Allah dan seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat.” Bagaimana kita mengetahui hal itu? Karena hukuman kematian telah dijatuhkan atas seluruh ciptaan dan segala sesuatu yang berada di dalamnya. Planet-planet yang mati, tata surya yang mati, imperium-imperium yang mati, bangsa-bangsa yang musnah, keluarga-keluarga yang mati dan bahkan anda—kita semua berada di bawah hukuman kematian, karena kita menjadi sebuah bagian dari dunia yang jahat ini.
Sekitar dua atu tiga hari yang lalu ada sebuah pasangan di gereja ini yang menjelaskan kepada saya tentang kesaksian mereka kepada seseorang yang sangat pintar.
Dan mereka berkata, “Dia memojokkan dan berkata bahwa dia bukanlah seorang yang berdosa dan kami tidak tahu cara untuk membalasnya.”
Sebenarnya, jawabannya sangat jelas sekali. Dia adalah seorang yang pasti akan mati dan kematian adalah hukuman atas dosa. “Jiwa yang berdosa harus mati” dan “upah dosa adalah maut.” Dan jika dia adalah manusia yang sempurna, dia tidak akan mati. Akan tetapi karena dia adalah seorang yang berdosa maka dia akan menghadapi hukuman dari kematian.
“Dan seluruh dunia ini berada di bawah hukuman dari Allah yang mahabesar.” Dan Alkitab mengakui bahwa allah, penguasa dari dunia ini adalah Setan. Di dalam pencobaan Yesus yang ketiga yang tertulis di dalam Matius 4:8 dan 9, Setan berkata kepada Juruselamat kita, “Semua kerajaan dunia dan kemegahannya akan kuberikan kepadaMu jika Engkau sujud menyembah aku.” Itu bukanlah pencobaan jika Setan tidak memilikinya. Itu menjadi pencobaan karena dia memilikinya dan dia mampu mencobai Tuhan kita dengan hal itu: “Jika Engkau sujud menyembah aku maka aku akan memberikan seluruh ciptaan dan kemuliaan yang ada di dalamnya.” Hal ini secara jelas diekspresikan di dalam Kitab suci; bahwa Setan adalah penguasa dan raja dunia ini.
Dan Yohanes 12:31: “Sekarang berlangsung pnghakiman atas dunia ini: sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan keluar.”
Yohanes 14:30: “Sebab penguasa dunia ini datang dan ia tidak berkuasa sedikitpun atasKu.”
Yohanes 16:11: “Penguasa dunia ini telah dihukum.”
2 Koristus 4:4: “Orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini.”
Dan Wahyu 12:9: “Dan naga besar itu, si ular tua yang disebut iblis atau setan, yang menyesatkan seluruh dunia dilemparkan ke bawah.”
Sekarang, Setan, penguasa dunia ini adalah musuh dari anak-anak Allah. Dia adalah musuh dari orang-orang Kristen.
1 Petrus 5:8: “Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu si iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-ngaum dan mencari orang yang dapat ditelannya.”
Kehidupan orang Kristen merupakan sebuah konflik dan konfrontasi. Kehidupan orang Kristen adalah sebuah peperangan. Seandainya ada orang yang berusaha meyakinkan anda bahwa sebagai seorang Kristen, seluruh masalah anda akan berlalu dan termasuk juga seluruh kesulitan dan persoalan akan berakhir maka itu berarti mereka sedang menipu anda. Kehidupan orang Kristen adalah sebuah pertempuran. Hal itu tidak mudah. Itu adalah sebuah konfrontasi.
Isaac Watts menulis tentang hal ini pada tahun 1724, saya duga ini adalah salah satu himne terbesar yang ditulis sepanjang masa. Dan apakah anda mengingat syair dari himne itu:
Aku adalah seorang prajurit
Dari salib
Seorang pengikut Anak Domba?
Dan haruskah aku takut
Untuk menjadi milikNya
Atau malu-malu
Berbicara tentang namaNya?
Haruskah aku membawa
Ke atas langit
Ranjang yang bertabur bunga dari kesenangan,
Sementara orang lain berjuang
Untuk memenangkan hadiah
Dan berlayar melalui
Samudera yang penuh darah?
Tidakkah ada pertempuran lain
Bagiku, untuk harus aku hadapi?
Tidakkah aku harus membendung banjir?
Bukankah ini dunia yang buruk
Bukankah ini dunia yang buruk
Seorang sahabat bagi anugerah,
Yang menolongku kepada Allah?
Sungguh, aku harus bertarung
Seandainya aku berkuasa
Doronganku yang semakin bertambah, Tuhan;
Aku akan bekerja keras
Menahan rasa sakit,
Didukung oleh firmanMu.
Kehidupan orang Kristen adalah sebuah peperangan, dari konfrontasi. Dan sekarang tujuan pokok dari takdir dunia ini adalah untuk dihancurkan.
2 Petrus 3:10: “Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap.”
Wahyu 21:1: “Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan lautpun tidak ada lagi.”
Di dalam dunia ini, orang Kristen berada di dalamnya, tetapi bukan bagian darinya. Dia berbeda dan terpisah dari hal itu. Ada banyak orang yang menjadi bagian dari dunia ini. Mereka berusaha mencari dan upah mereka selalu hampa dan rasa frustasi.
Bobby Burns mengekspresikannya dengan sangat mengesankan:
Kesenangan sama seperti bunga tumbuh dan berkembang
Engkau memetik bunganya
Kembangnya akan layu kemudian
Atau seperti salju yang jatuh
Di atas sungai
Yang putih untuk sejenak
Lalu lenyap selamanya
Atau seperti lintasan cahaya borealis
Yang menghilang lenyap seketika
Menuju tempat mereka
Atau seperti pelangi
Dalam bentuk yang sangat indah
Yang menghilang di tengah-tengah badai
Salah satu contoh yang paling dramatis dapat dilihat dengan jelas di dalam kehidupan beberapa bintang di Hollywood. Saya tidak menyebutkan sebuah nama. Saya membayangkan tentang salah satu dari mereka. Dia memutuskan untuk bunuh diri karena hal yang sederhana, karena dia melihat kecantikannya telah memudar.
Ada beberapa orang yang menarik diri dari dunia, seperti biarawan yang hidup dalam biara. Ada beberapa orang yang berusaha untuk mencari mammon dan Allah, dan hal itu ditolak oleh pernyataan Tuhan yang terdapat dalam Matius 6:24: “Tak seorang pun yang dapat mengabdi kepada dua tuan. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada mammon.” Jika anda berada di dalam dunia, jika anda memilih dunia, anda tidak dapat memilih Allah. Hanya ada satu pilihan. Dan panggilan Allah kepada orang Kristen adalah bahwa kita berada di dalam dunia, tetapi kita tidak menjadi bagian dari dunia.
Yohanes 17:15—teks yang kita baca: “Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat”—ek tou ponerou, di luar dari jangkauan “si jahat.”
Roma 12:2: “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”
1 Yohanes 2:15-17: “Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya…sebab semua yang berasal dari dunia…bukanlah berasal dari Bapa. Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah akan hidup selama-lamanya.”
Dan, kata-kata yang tajam serta terus terang dari Rasul Paulus yang terdapat di dalam 2 Korintus 6:14-18:
Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?
Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya?
Apakah hubungan bait Allah dengan berhala? Karena kita adalah bait dari Allah yang hidup menurut firman Allah ini: "Aku akan diam bersama-sama dengan mereka dan hidup di tengah-tengah mereka, dan Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku.
Sebab itu: Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu.
Dan Aku akan menjadi Bapamu, dan kamu akan menjadi anak-anak-Ku laki-laki dan anak-anak-Ku perempuan demikianlah firman Tuhan, Yang Mahakuasa."
“Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya.” Kita memiliki seorang wanita muda yang manis di dalam gereja kita. Seorang yang ramah dan sopan. Dan dia jatuh cinta dengan seorang pria tampan yang kaya yang bukan merupakan orang Kristen, seorang yang tidak percaya. Dan sebagaimana hari terus berlalu, wanita yang manis dan ramah itu datang kepada saya dan berkata, “Pendeta, maukah anda berbicara dengan suami saya? Dia sedang bersiap-siap untuk menceraikan saya.”
Baiklah, selamat malam! Apa? Tuhan, Tuhan, lalu saya berusaha semampu saya. Dan setiap cara yang penuh akal yang telah diberikan oleh Tuhan kepada saya, saya membuat pendekatan kepadanya.
Jadi, ketika pembicaraan sedang berlangsung, dia berkata kepada saya, “Pendeta, saya tidak ingin menghina anda. Dan saya tidak ingin melukai anda. Tetapi jika anda menginginkannya, saya akan memberitahu anda dengan jelas mengapa saya ingin menceraikan istri saya dan menghancurkan rumah tangga saya.”
“Jadi,” Saya berkata, “Anda tidak ingin menghina saya. Mengapa?”
Dan dia membalas, “Saya membenci segala sesuatu tentang gereja. Saya membenci khotbah. Saya membenci lagu-lagunya. Saya membenci jemaatnya. Saya benci hari minggu. Saya membenci segala sesuatu yang berhubungan dengan gereja. Saya berjalan keluar. Saya pergi.”
Sebuah hal yang tampaknya sangat menghancurkan. Apa yang anda katakan? Apa yang dapat anda lakukan?
“Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya.” Anda tidak dapat menikah di luar Allah. Anda tidak dapat menikah di luar Tuhan. Anda tidak dapat berusaha membangun sebuah rumah tangga dengan seorang kafir dan seseorang yang tidak percaya. Anda tidak diizinkan untuk melakukan hal itu.
Saya tidak dapat memahaminya. Seorang gadis berpikir bahwa dia tidak memenuhi tujuannya dan prestasinya saat dia datang ke dunia ini sebagai seorang gadis sebelum dia menikah. Itu adalah sebuah penipuan.
Seperti yang telah saya sampaikan, saya telah menjadi pendeta selama 62 tahun. Dan hal yang mengesankan saya adalah hal ini. Kebanyakan perkawinan tidak bahagia. Kecuali anda berpikir bahwa merupakan sebuah kepahitan di dalam kehidupan pendeta tentang statistik yang mereka baca. Dari sepuluh pernikahan hanya diua yang bahagia. Satu atau dua diantaranya entah bagaimana. Dan di luar dari sepuluh pernikahan itu semuanya merupakan ketidakbahagiaan.
Jika anda menikah, anda harus menikah di dalam Tuhan. Anda harus menikah di dalam berkat Allah. Dan anda lebih baik tidak menikah jika anda menikah tidak di dalam panggilan dan maksud dan kebaikan serta anugerah dari Juruselamat kita yang mulia.
Jika pernikahan adalah penting bagi hidup anda, lalu mengapa Yesus tidak menikah? Dia tidak menikah. Paulus tidak menikah dan mengecam pernikahan yang diluar Allah. Hanya di dalam anugerah Allah dan kehendak Allah maka anda boleh menikah.
“Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan?” O, Tuhan, ada sebuah penempatan bagi orang-orang muda yang saleh, untuk mencari seorang pasangan di dalam kehendak Allah, di dalam persekutuan jemaat, di dalam kerajaan Juruselamat kita. Dan jika pria muda itu tidak menerima Tuhan, atau jika wanita muda itu tidak masuk ke dalam anugerah dan kasih dari Tuhan Yesus Kristus, pernikahan itu tidak akan sempurna selama-lamanya.
Kita memiliki teladan dari Tuhan kita Yesus di dalam dunia yang jahat ini: di dalamnya tetapi bukan menjadi bagian darinya. Di dalam kemanusiaanNya, dia turun untuk menjadi salah satu dari kita. Dan Dia sungguh-sungguh bersama dengan hal itu dan menjadi bagian yang hadir di dalamnya.
Jika ada kumpulan orang banyak yang sedang mendengarkan Yohanes Pembaptis di Sungai Yordan, Yesus berada di sana. Jika ada sebuah perkawinan di Kana Galilea, Yesus berada di sana. Jika ada perayaan besar di Yerusalem, Yesus berada di sana. Terhitung di dalamnya. Dimana orang-orang berada, Yesus ada di sana.
In Luke 15:1-2: “Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasanya datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia. Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya: " Houtos”—sebuah terminologi yang merendahkan—“orang ini, orang yang terbuang ini.” “Houtos, Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka.” Itulah Yesus. Dan Dia identik dengan rasa sakit dan penderitaan serta air mata umat manusia, identitasNya sungguh nyata. Sangat aktual. Sangat jelas. Dia tidak pernah bergerak.
Saya memikirkan satu hal yang sangat tidak biasa—dan ketika anda membacanya, dan hanya membacanya. Anda tidak akan menyadarinya, yang terdapat dalam Kitab Matius pasal delapan, di situ disebutkan, “Maka datanglah seorang yang berpenyakit kusta kepadaNya.” Itu merupakan sebuah waktu dimana Yesus dikelilingi dan dikerumuni oleh orang banyak dari berbagai sisi, sekumpulan orang banyak.
Jadi, bagaimana mungkin seorang yang kena kusta dapat datang kepada Yesus? Jadi, ketika anda memikirkan hal itu, alasannya sangat jelas. Ketika seseorang yang kena kusta berjalan di sisi kuburan tempat dia diasingkan, secara hukum. Dia harus meletakkan tangannya di atas bibirnya. Dan ketika berjalan dia harus berteriak, “Najis, najis, najis.” Dan kemana pun dia pergi, orang-orang akan menghindar darinya.
Itulah sebabnya Alkitab berkata, “Maka datanglah seorang yang berpenyakit kusta kepadaNya,” berjalan dengan tangan yang berada di atas bibirnya dan berseru: “Najis, najis.” Orang-orang banyak menghindar darinya. Kemana pun dia pergi selalu ada sebuah lingkaran terbuka di sekelilingnya.
Mengapa Yesus tidak menghindar darinya? Yesus berdiri di sana. Dan orang yang sakit kusta itu menghampiri Tuhan. Dan ayat selanjutnya berkata, “Lalu Yesus mengulurkan tanganNya dan menjamah orang itu,” mengulurkan tanganNya dan meletakkan tanganNya atas dia.
Anda tahu apa yang saya pikirkan? Itu adalah pertama kalinya di dalam hidup orang yang sakit kusta itu merasakan sebuah sentuhan kehangatan. Yesus menjamah dia.
Saya dapat katakan itu adalah sebuah jamahan kesembuhan. Itulah Tuhan kita. Dia berada di sini bersama dengan kita, identik dengan kemanusiaan kita. Semua air mata dan penderitaan dan kekecewaan dan rasa sakit di dalam hidup, Dia sendiri mengalami semua itu.
Di dalam Matius 11:18-19, Dia berkata, “Karena Yohanes datang, ia tidak makan, dan tidak minum, dan mereka berkata: Ia kerasukan setan. Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan mereka berkata: Lihatlah, Ia seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa. Tetapi hikmat Allah dibenarkan oleh perbuatannya.” Seorang sahabat dari orang-orang yang terbuang.
Kemudian Dia memanggil Matius, seorang pemungut cukai, untuk menjadi seorang rasul. Dan kemudian, Dia mengunjungi dan makan di rumah Zakheus, seorang pemungut cukai. Tetapi pada waktu yang sama dimana Tuhan kita identik bersama dengan kita di dalam dunia, Dia begitu berbeda dan terpisah dari duni itu.
Di dalam Yohanes 18:36, Dia berkata kepada Pontius Pilatus, “KerajaanKu tidak berasal dari dunia ini.”
Dan di dalam Yohanes 6:15, setelah memberi makan 5.000 orang, di situ dikatakan bahwa orang banyak itu, “Hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja.” Betapa merupakan sebuah pujian untuk menjadikan Dia raja dari seluruh peradaban dunia. Tetapi Tuhan kita menyingkir ke gunung seorang diri, menghabiskan malamnya dengan doa.
Di dalam Yohanes 16:33, Dia berkata, “Di dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.” Dia berada di dalamnya, memiliki kesan yang dalam dalam setiap pengalaman di dalamnya, tetapi Dia berbeda dan terpisah dari hal itu. Dan itu adalah panggilan Tuhan dan tugas bagi kita. Itu adalah hidup kita dan amanat bagi kita.
Di dalam Yohanes 17:14-18, disebutkan: “Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia…Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka mereka ke dalam dunia.”
Di dalam 2 Korintus 5:19-20: Sebab Allah mendamaikan diriNya dengan dunia oleh Kristus…Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.” Kami memilikinya. “Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasehati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah.” “Lihatlah, sekarang adalah waktu penerimaan. Lihatlah, sekarang adalah waktu penyelamatan.”
Allah menginginkan kita berada di dalam dunia. Dia telah memanggil kita dan menempatkan kita di dalam dunia. Seperti garam, Dia berkata, “kamulah garam dunia.” Dan seperti terang, Dia berkata, “kamulah terang dunia.”
Allahlah yang mengasihi dan berusaha menyelamatkan dunia yang hilang. Itulah Yohanes 16:17.
Hal itu juga terdapat dalam Yohanes 6:51: “Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu adalah dagingKu, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.”
Yohanes 12:47: “Sebab Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya.”
Dan itu adalah panggilan dan tugas kita dari sorga. Kita adalah duta-dutaNya. Kita adalah perwakilanNya. Kita adalah utusanNya. Kita adalah murid-muridNya. Dan tugas kita adalah untuk bersaksi, untuk menjadi bagian dari dunia dalam perasaan bahwa kita mengasihi dunia, yaitu orang-orangnya yang terhilang. Dan kita diutus oleh Allah untuk bersaksi tentang hal itu.
Suatu ketika saya membaca tentang seekor laba-laba dari Sungai Amazon, yang membentuk sebuah gelembung. Laba-laba membentuk gelembung dan masuk ke dasar sungai untuk mencari makan di dasar sungai.
Ketika saya membaca itu, saya berpikir tentang kita. Kita berada di dalam dunia, tetapi kita tidak menjadi sama dengannya. Kita terpisah darinya. Dan Allah memberkati kita dan memberikan jaminan kepada kita oleh anugerahNya ketika kita berusaha bersaksi kepada dunia.
Saya telah mendengar tentang seorang wanita anggun yang mengenakan pakaian yang sangat indah sedang duduk di dalam pertemuan sosial di sebuah hotel megah di kota besar.
Dan seseorang datang dan duduk di sampingnya dan mulai bersaksi kepada tokoh sosial yang terkemuka di masyarakat itu tentang kasih Yesus dan anugerah Tuhan kita. Ketika suaminya datang, mereka naik ke ruangan hotel yang pertama, sebelum pergi ke pertemuan sosial itu.
Dan akhirnya, suaminya berkata kepada istrinya itu, “Istriku, ada apa denganmu? Apa yang telah terjadi kepadamu?”
Dan dia berkata, “Suamiku, aku tidak tahu bagaimana menjawabnya. Ketika aku berada di lobi hotel, seorang pria datang dan duduk disampingku. Dan dia berbicara tentang jiwaku dan hubunganku dengan Allah.”
Dan suaminya dengan marah menjawab, “Jadi, mengapa kamu tidak memberitahukan kepadanya bahwa itu bukan urusannya: jiwamu dan hubunganmu dengan Allah?”
Dan istrinya menjawab, “Suamiku, seandainya kamu melihat wajahnya dan mendengar nada bicaranya, kamu akan berpikir bahwa itu adalah urusannya.”
Allah telah menempatkan kita di dalam dunia untuk bersaksi kepada dunia. Allah mengasihi dunia dan telah memberikan AnakNya kepada dunia. Dan Dia memiliki amanat bagi kita sebagai duta dan perwakilan dan murid dan utusan untuk membawa kepada mereka firman keselamatan. Kapan saja dan dimana saja merupakan waktu yang baik untuk berkata sesuatu tentang Yesus, tidak hanya melalui kata-kata dan kesaksian tetapi juga melalui teladan.
Di dalam penganiayaan, orang Kristen memuji Allah. Tidak ada sesuatu di dalam dunia yang begitu mengesankan seperti seorang anak Allah dibawah penderitaan atau tekanan atau rasa sakit dan kehilangan pujian kepada Allah.
Apakah anda mengingat frasa kecil: “Setelah mereka memukuli Paulus dan Silas—dan tidakkah anda tahu bahwa hal itu sangat hebat, sangat mengerikan dan kadang-kadang tahanan mati dalam belenggu itu—rajaman dari orang Roma—dan setelah mereka memukuli Paulus dan Silas, mereka ditempatkan dalam ruang penjara paling tengah dan membelenggu kaki mereka dengan pasungan yang kuat, dan Alkitab menyebutkan, “Tetapi kira-kira tengah malam, paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka.”
Jiwaku, tidak masalah mereka mendengar Paulus dan Silas. Bagaimana anda dapat menyembunyikan kebaikan dalam memuji Allah setelah anda dipukuli setengah mati dan dimasukkan ke dalam penjara yang paling tengah dan dipasung dalam belenggu yang sangat kuat?
Bolehkah saya membuat sebuah tambahan sampingan? Tidak hanya tawanan yang mendengar mereka. Ayat selanjutnya berkata: “Akan tetapi terjadilah gempa bumi yang kuat.” Allah juga mendengar mereka. Itulah sebabnya mengapa kita berada di dalam dunia.
Dan tentu saja, kemenangan di dalam kematian: Melihat sorga terbuka; melihat kumpulan malaikat yang menyambut kita; mendengar suara mereka dinaikkan sebagai ucapan selamat datang; memuji Tuhan, mengangkat mata anda untuk melihat penglihatan yang telah diberikan. Itu adalah saat terakhir kita dari kemenangan, anugerah dan kemuliaan.
Saya pergi mengunjungi rumah pada saat pertamakalinya saya menggembalakan, saya pergi untuk mengunjungi salah satu diaken yang paling saleh yang pernah saya kenal di dalam hidup saya, dan dia sedang sekarat. Saya berlutut di sampingnya dan berdoa dan mengucapkan selamat jalan kepadanya. Dia sangat lemah sehingga dia tidak dapat berbicara.
Ketika saya pergi ke pintu, saya berpaling untuk melihat terakhir kalinya ke arah orang saleh itu, yang sangat lemah sehingga tidak dapat berbicara. Dan ketika saya berpaling untuk melihat dia, dia mengangkat tangannya yang lemah ke atas dan dengan jari yang menunjuk ke sorga.
“Pendeta, saya akan bertemu dengan anda di sorga.”
Itu adalah cara kita meninggal: “Saya akan bertemu dengan anda di sorga.” Kita mati dengan penuh kemenangan dan kemuliaan.
Paulus menyampaikannya dengan sangat indah:
… Saat kematianku telah dekat.
Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, hakim yang adil pada hariNya, tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatanganNya.
Dan itu termasuk kita.
“Juga kepada semua orang yang merindukan kedatanganNya.” Itu adalah cara bagaimana orang Kristen meninggal: Penuh kemuliaan, kemenangan, di hadapan seluruh malaikat di sorga.
Ya Allah betapa merupakan sebuah hal indah untuk mengasihi Yesus!
Alih bahasa: Wisma Pandia, Th.M.