PEMBELAAN ROH KUDUS

(THE PLEADING OF THE HOLY SPIRIT)

 

Dr. W. A. Criswell

 

10-23-88

 

Yohanes 16:7-11

 

Kami mengucapkan selamat datang bagi anda semua ke dalam ibadah dari Gereja First Baptist Dallas. Dan ini adalah pendeta yang sedang menyampaikan khotbah yang berjudul: Pembelaan Roh Kudus.

Khotbah ini merupakan sebuah eksposisi dari pertengahan ayat yang terdapat di dalam Injil Yohanes pasal enam belas. Di dalam seri khotbah kita melalui bagian yang paling kudus ini, kata-kata yang agung ini berasal dari Juruselamat kita kepada murid-muridNya yang disampaikan sebelum Dia ditangkap, dicobai, dihukum, disalibkan, dan dikuburkan. Inilah kata-kata yang Dia sampaikan di dalam Yohanes 16 ayat 7: 

Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.

Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman;

Akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku;

Akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi;

Akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum

. … Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.

Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku.

 

Roh Allah: Bagaimanakah anda menempatkannya dalam kata-kata, dalam bahasa, kebesaran dan kedaulatan Allah yang luar biasa, yang mencakup sorga dan bumi? Setidaknya bagaimana anda dapat menjelaskan Roh Allah dalam kata-kata? 

Di dalam Perjanjian Lama, kata yang digunakan untuk menggambarkanNya adalah ruach.  Kata yang memiliki makna yang sepadan dengan itu dalam Perjanjian Baru adalah pneuma, di dalam bahasa Inggris adalah, “breath.” 

Di dalam Injil Yohanes pasal tiga, Tuhan berbicara tentang roh itu, nafas itu. Dia menggunakan kata “angin,” yang saya duga merupakan perbandingan dari kekuatannnya yang besar.

Sebuah tornado merupakan angin. Kekuatan besar yang mengontrol kereta api adalah udara, rem udara.

Saya membaca tentang seseorang yang menjalankan sebuah usaha pertambangan granit. Dan dia berkata, “Saya dapat mengangkat empat persegi dari batu granit, sebesar sepuluh kaki dengan mudah—dan dia mengangkat sehelai kertas—sama mudahnya dengan mengangkat kertas ini.” Dia berkata, “Saya dapat mengangkat batu yang luar biasa beratnya itu.” 

Dan mereka berkata, “Bagaimana anda melakukannya?”

Dan dia berkata, “Dengan udara—udara yang ditekan.” Kemudian, anda dapat meletakkan tangan anda melalui itu. Seekor merpati dapat terbang di atasnya.  

Seperti gravitasi: Mereka memberitahu saya bahwa tenaga yang menopang bumi sehingga tetap pada orbitnya setara dengan sebuah baja keras yang memiliki diameter sepanjang 3000 mil. Kemudian saya dapat mengacungkan tangan melalui hal itu, tenaga yang menarik segala sesuatu ke arah bumi, seperti Alkitab ini yang diletakkan di atas mimbar, yang memiliki gaya dorong ke bawah karena adanya gaya gravitasi.

Bagaimana anda dapat menggambarkan kehadiran Allah, Roh Kudus yang berada di hati kita dan di tengah-tengah kita? Di awal pembacaan Alkitab kita, Dia disebut dengan parakletos, yang diterjemahkan di sini dengan “Penghibur.” Para adalah  “berdampingan dengan.” Kaleo adalah “memanggil.” Jadi, seorang Paraclete seseorang yang “dipanggil untuk berdampingan dengan atau menjadi pendamping,” sama seperti Tuhan kita di dalam Lukas pasal dua puluh empat, ketika dua orang murid yang berjalan bersama-sama ke Emaus. Dan tiba-tiba muncul orang yang ketiga, seorang asing yang berjalan di samping mereka. 

Roh Kudus digambarkan sebagai Pribadi yang berada di samping kita. Dia adalah rekan dalam pengembaraan kita, seorang Paraklete, kadang-kadang disebut sebagai seorang “penasehat” atau seorang “pengantara” atau seorang “pemohon” atau seorang “penolong”: Roh Kudus dari Allah.

Dan di dalam ayat berikutnya, Tuhan kita berkata, “Dan kalau Ia datang, Ia akan elegcho, Ia akan diterjemahkan di sini dengan, “menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman.” Elegcho, “menginsafkan, meyakinkan.”

Saya tidak tahu ilustrasi yang lebih baik selain dari pada perkataan Paulus yang terdapat di dalam 1 Korintus pasal 14, di tengah-tengah pasal itu dia berkata, “Tetapi kalau kamu semua propheteuo—kalau kamu semua berkata-kata tentang Kristus, kalau kamu bersaksi tentang kebesaran dan kemuliaan Allah, lalu masuk orang yang tidak beriman, ia akan elegcho”—Ia akan diyakinkan—“dan ia akan sujud menyembah Allah dan mengaku Yesus sebagai Juruselamat.”

Itu merupakan kata yang sama yang terdapat di sini. Dan penulis yang diinspirasikan berkata, “Roh Kudus, Roh Allah, apabila Ia datang.” Dan pemenuhannya adalah pada saat Pentakosta. Dan Dia bersama-sama dengan kita pada hari ini dan sampai selama-lamanya. Dia akan membawa kita ke dalam sorga.

Dia melahirbarukan kita. 

Ia akan elegcho— Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman;

Akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku;

Akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi;

Akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum

     

Itu merupakan kata-kata yang luar biasa dari Tuhan kita: “Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman. Akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku.” Ibu dari semua dosa adalah penyangkalan terhadap Allah, sebuah penolakan untuk menerima Kristus Tuhan kita.  

Mengapa kita menunjuk kepada diri kita sendiri akan dosa ini dan hukuman terhadap pemberontakan itu serta memperbaiki kesalahan ini ketika masalah berada di dalam pembuluh darah di hati kita? Tambal di sana. Perbaiki di sana. Usahakan untuk mengubah di sebelah sana. Tetapi hal itu selalu gagal dan tetap gagal. Anda lihat, masalah kita dan persoalan kita terletak di dalam jiwa. Terletak di dalam hati. 

Saya tidak akan pernah lupa ketika pertama kali saya mendengar kata “penisilin.” Di dalam gereja yang saya gembalakan, ada seorang gadis yang sangat dikasihi, seorang anak yang disayangi, di dalam sebuah keluarga yang sangat dikasihi oleh seluruh jemaat. Dan anak itu memiliki infeksi di pembuluh darahnya. Dan penyakit itu sudah sangat parah. Setelah mereka berusaha mengobatinya dia, hal itu sangat menyedihkan mereka karena penyakit itu berada di dalam tubuhnya dan membuat dia terbaring dengan sekarat.

Dan itulah pertama kalinya saya mendengar kata “penisilin.” Ada seorang dokter di rumah sakit yang berkata, “Telah ditemukan sebuah obat, sebuah antibodi yang bernama penisilin. Jika kita memiliki penisilin, maka kita dapat menyembuhkan anak ini, infeksi aliran darahnya.”  

Kami membuat permohonan kepada Surgeon General di Washington, D. C.   Dan pada pemuan pertama dari obat itu, mereka mengambil sebuah botol kecil dan mengirimkannya kepada kami. Dokter memberikan obat itu kepada gadis kecil tersebut. Dia hidup dan menjadi baik, sembuh dengan sempurna.

Itu adalah sebuah gambaran bagi kita. Masalah di dalam kehidupan manusia terletak di dalam hati. Berada di dalam aliran darah. Dan untuk membebaskan kita dari dosa ini dan kesalahan ini serta pemberontakan ini, yang kita butuhkan adalah sebuah pembaruan yang menyeluruh. Kita membutuhkan sebuah kelahiran baru. Kita membutuhkan sebuah kehidupan yang baru. 

Dan hal itu diberikan kepada kita dengan berlimpah-limpah di dalam Yesus Tuhan kita. Ketika kita memiliki Dia, kita merupakan seorang pribadi yang baru. Semua nilai-nilai kebajikan akan mengikuti sesudah kita menerima Yesus sebagai Juruselamat kita. 

Jika seseorang adalah seorang bankir Kristen dan seorang pengikut Yesus yang saleh dan sederhana, anda tidak perlau takut bahwa dia akan menjadi seorang pencuri. Jika seseorang memiliki dedikasi kepada Allah—tidak masalah dimana pun dia berada, di dalam bidang pendidikan, politik, kesehatan, asuransi, dalam bisnis apa pun, di mana saja di dalam dunia ini, jika dia adalah orang yang sederhana, seorang yang manis, seorang pengikut Yesus yang saleh, maka anda dapat mempercayainya hingga ujung jalan.

“Akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku”: Inilah sebabnya mengapa Allah menyebutkan bahwa penolakan terhadap Kristus merupakan “dosa yang tidak dapat diampuni.” Tidak ada pengampunan terhadap hal itu baik di dunia ini mau pun di dunia yang akan datang.  

Itu merupakan perkataan yang luar biasa dari Allah. Setiap dosa yang dapat disebutkan dilakukan oleh orang-orang kudus Allah. Anda dapat mengkategorikan mereka.

Nuh mabuk. Allah mengampuninya. Abraham merupakan seorang pembohong di Mesir, dia berbohong mengenai istrinya. Allah mengampuni dia. Musa adalah seorang pembunuh. Allah mengampuni dia. Daud berusaha untuk menutupi perzinahannya dengan pemberontakan yang lebih jahat dari dosa sebelumnya, membunuh seseorang. Allah mengampuni dia. Yunus tidak patuh. Allah mengampuni dia. Simon Petrus bersumpah dan berkata, “Aku tidak pernah mendengar tentang Dia, aku tidak mengenal Dia.” Allah mengampuni dia. Saulus—Paulus seorang penganiaya, menangkap orang-orang kudus Allah dan memasukkan mereka ke dalam penjara dan kematian. Allah mengampuni dia.

Tidak ada dosa di dalam kategori yang tidak dapat diampuni oleh Allah, kecuali yang satu ini. Tidak ada penolong lain. Tidak akan ada pembelaan ketika seseorang menolak anugerah yang ada di dalam Kristus Yesus.

Itulah cara kita diselamatkan: “Barangsiapa yang memiliki Anak, memiliki hidup yang kekal. Hal itu karena augerah dan kemurahanNya yang telah membayar harga atas dosa-dosa kita. Dan itulah sebabnya kita akan terhilang selama-lamanya jika kita menolak kesaksian dan kasih Allah. “Barangsiapa yang tidak memiliki Anak, tidak memiliki hidup, melainkan murka Allah tetap berada di atasnya.” 

Bagaimanakah seseorang diselamatkan? Dengan perbuatan baiknya? Orang muda kaya yang datang kepada Tuhan dan Tuhan berkata kepadanya, “Lakukanlah hal-hal ini. Dan sebutkanlah perintah-perintah Allah. Perbuatlah hal itu maka kamu akan selamat.” Dan orang muda yang kaya itu berkata: “Semua hal ini telah kulakukan sejak masa mudaku. Apalagi yang harus aku perbuat?”

Tidak ada seorang pun, betapa baiknya dia atau mulianya dia, yang memiliki jaminan di dalam hatinya bahwa dia telah cukup baik. Selalu ada sebuah kekurangan di dalam pekerjaan kita, di dalam perbuatan baik kita.         

Bagaimanakah seseorang diselamatkan? Mungkin di dalam kedukaan atas dosa-dosanya, mungkin di dalam penyesalan terhadap dosa-dosanya. Yudas Iskariot: metamellomai, bukan metanoia. Metamellomai—Yudas Iskariot menyesal: “Aku telah berdosa karena telah menyerahkan darah orang yang tidak bersalah.” Dan di dengan penyesalan yang dalam, dia bunuh diri dengan menggantung dirinya.

Bahkan bukan di dalam kedukaan atau penyesalan terhadap dosa-dosa. Tetapi di dalam pengakuan “Tuhan, Tuhan, aku datang kepadaMu dengan jiwa dan hatiku dan hidupku serta kekuranganku. Aku datang kepadaMu Tuhan. Engkau yang menyelamatkan aku. Engkau yang menyelamatkan Aku.”

Dan Tuhan tidak pernah gagal—Dia tidak pernah gagal. Bahkan terhadap saya. Juga terhadap anda. Dia adalah Juruselamat yang luar biasa.

Dia mengampuni dosa-dosa kita. Dia menuliskan nama kita di dalam Kitab Kehidupan Anak Domba. Dia sendiri yang dapat melakukannya. Dia membuka pintu sorga bagi kita. Dia sendiri yang melakukannya. 

Kita membawa jiwa kita yang malang kepada Yesus dan meminta Dia untuk menyelamatkan kita. Dia yang melakukannya.

Elegcho, Roh Kudus akan meyakinkan, akan menginsafkan dosa, “Akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi.” Ketika Tuhan berada di sini, saat Dia berada di dalam daging, Dia menunjukkan kepada kita apa yang harus kita lakukan, kemana kita harus pergi. Teladan yang ada di dalam Dia sempurna. Seandainya Tuhan kita berada di sini, sama seperti ketika Dia berada di dalam daging, setiap keputusan yang anda buat dan setiap pilihan yang anda buat akan sempurna di dalam Dia. Hanya membawanya kepada Tuhan. Dia akan menunjukkan kepada kita kebenaran Allah: bagaimana melakukannya, bagaimana menyampaikannya, bagaimana membuat pilihan dan jalan untuk pergi.  

Tetapi Tuhan kita tidak berada di sini di dalam daging. Dia berada di sini secara tubuh dan menyampaikan kepada kita apa yang harus kita lakukan dan menunjukkan kepada kita kemana kita harus pergi.

Jadi, apa yang harus kita lakukan? Bagimana kita mengetahuinya? Roh Kudus dari Allah berada di sini untuk mengajar kita dan menunjukkannya kepada kita karena Tuhan berada di sorga bersama dengan Bapa. Bukankah itu merupakan sebuah jaminan yang luar biasa?

Saya tidak pernah berpikir bahwa saya tidak akan mendapat sebuah jawaban atas persoalan yang saya hadapi di dalam hidup saya. Setiap keputusan yang harus dibuat, Roh Kudus berada di sana untuk menolong. Setiap jalan yang harus saya pilih, Roh Kudus berada di samping saya untuk membimbing dan berjalan mendampingi saya.

Allah yang di sorga, betapa ajaib: Roh Tuhan yang mengambil tempat dari Juruselamat kita di dalam daging, untuk menjadi sahabat kita, rekan kita, kawan seperjalanan di dalam pengembaraan kita, parakletos kita, seseorang yang berada di samping kita.

Tidakkah anda tahu bahwa banyak buku yang dicetak di dunia ini yang berasal dari Alkitab adalah buku tentang hal tersebut?  Berada di Jejak kakiNya atau Apa yang Akan Yesus Lakukan?

Roh Kudus mengambil tempat Tuhan kita. Dan ketika kita membentangkan setiap keputusan di depan Dia, Dia memberikan jawaban dari Tuhan: “Inilah jalannya; berjalanlah di dalamnya.” Ini adalah pilihan yang harus dibuat.

Itulah sebabnya mengapa penolakan terhadap Roh Kudus merupakan sebuah tragedi di dalam hidup manusia.

Rasul Paulus di dalam Efesus berkata, “Jangan mendukakan Roh Kudus dari Allah.” Berpaling dari firmanNya dan pimpinanNya membawa duka yang sulit untuk diungkapkan bagi jiwa manusia.

Apakah anda mengingat kisah Saul, raja Israel yang tidak mematuhi firman Allah? Apakah anda mengingat apa yang terjadi dalam 1 Samuel pasal enam belas? Roh yang dari Tuhan meninggalkan dia. Roh Allah pergi dari dia dan roh yang jahat mengganggu dia. O, Allah. Betapa merupakan sebuah tragedi.

Apakah anda mengingat kisah di dalam Kisah Rasul pasal lima? Ananias dan Safira datang ke gereja, rumah dari umat Allah. 

Dan Simon Petrus berkata kepada mereka, “Engkau telah mendustai Roh Kudus Allah.” Dan Roh Kudus menarik tanganNya dan kekuatan yang menyokong mereka. Dan kedua orang itu, tanpa nafas Allah, jatuh dan mati di hadapan kumpulan umat Allah. Itu merupakan sebuah tragedi.

Kisah Air bah sama seperti itu. Di dalam Kitab Kejadian pasal enam pada ayat yang ketiga, Tuhan berkata, “RohKu tidak akan selamanya diam di dalam manusia.” Ketika seseorang berpaling dan terus berpaling dari pimpinan dan seruan Roh Kudus di dalam hatinya, maka tidak ada hal yang akan dihadapinya kecuali keputusasaan yang gelap dan bencana. 

Bolehkah saya, sebelum kita berpaling dari bagian yang kedua dari sini tentang Roh Kebenaran, bolehkah saya memberikan sebuah pengakuan bahwa hal itu benar hingga selama-lamanya? Seseorang akan tidak terkalahkan ketika dia mendengarkan suara Roh Kudus dan menyerahkan hidupnya kepada hal tersebut. 

“Oh, pendeta, pikirkanlah tentang penderitaan dan pikirkanlah tentang kesulitan dan rasa sakit dan penganiayaan dan air mata. Pikirkanlah tentang semua itu yang datang kepada orang-orang kudus Allah.”

Anda tunggulah sesaat! Kisahnya tidak berakhir di dalam air mata dan di dalam penderitaan dan di dalam keputusasaan serta rasa sakit. Kisahnya belum berakhir. Tuhan kita telah didakwa. Dia telah dihukum. Mereka memakukanNya ke kayu salib. Dan Dia telah meninggal.

Kitab Roma, risalat teologi yang terbesar di dalam Alkitab, mengawali tulisannya dengan kalimat berikut: “Yesus Kristus Anak Allah yang berkuasa, yang menurut Roh Kekudusan dinyatakan oleh kebangkitanNya dari antara orang mati.” Dia tidak terkalahkan, bagaimana pun besarnya pencobaan atau masalah; bagaimanapun besarnya penderitaan dan air mata, apa pun yang dibawa oleh Roh Kudus kepada kita—itu akan berakhir dalam sebuah kemenangan dan kejayaan yang penuh kemuliaan dan yang tidak dapat dikalahkan.

Itulah Roh Kudus yang bekerja bersama dengan kita di dalam setiap keputusan yang kita buat di dalam hidup kita. Anda tidak akan pernah gagal untuk mendengarkan suaraNya dan mengikuti pimpinanNya.

Ada satu hal lain lagi yang terdapat di sini: Bukan hanya akan dosa, karena kita tidak percaya kepada Yesus; Tidak hanya akan kebenaran karena kita tidak mengikuti perkataan Roh; Tetapi juga “akan penghakiman karena penguasa dunia ini telah dihukum.”

Setan dan kerajaannya telah menemui ajalnya. Itu merupakan sebuah kekuasaan dari kegelapan dan keputusasaan. Setan juga telah dihakimi. Dia telah terhilang. Dan jika saya menggabungkan kehidupan saya dengan dia, saya akan terhilang bersama dengan dia, dihukum bersama dengan dia, dihakimi bersama dengan dia. 

Saya yakin beberapa orang dari anda telah berada di tempat ini. Suatu tempat di mana suatu kali saya pernah berdiri di atasnya, di lubang perlindungan dimana Hitler memutuskan untuk bunuh diri. Dan tepat di atas tempat itu saya berdiri,  tempat dimana tubuhnya dibaringkan di atas tanah dan dibakar dengan api. Hal ini terjadi tepat beberapa bulan setelah Perang Dunia II berakhir—dan saat saya berdiri di bunker itu, sesuatu melintas di pikran saya bahwa bangsa yang besar itu benar-benar hancur karena mengikuti orang itu, der Fuhrer, sang pemimpin.  

Sebagai contoh, saya sedang berdiri di Hamburg, kota kedua yang terbesar di Jerman, dari seluruh batas pandang mata, tidak ada tampak satu bangunan pun yang tetap berdiri, tidak ada satu pun. Jadi sepanjang kota yang luas itu terjadi kehancuran yang luar biasa; 18.000.000 orang hancur dalam konflik  dan konfrontasi yang mengerikan itu—semuanya terjadi hanya karena mengikuti dia, mengikuti Hitler.

Itu adalah sebuah gambaran dari seluruh dunia yang telah hilang. Setan telah dihukum. Kerajaannya dan kekuasaannya telah dijatuhi hukuman. Dan ketika saya menggabungkan diri saya kepadanya, saya berdiri di dalam hukuman yang sama, di bawah penghukuman yang sama.

Tuhan kita di dalam Kitab Lukas pasal 10 berkata, “Aku melihat iblis jatuh seperti kilat dari langit”—iblis telah jatuh. Di dalam pernyataan yang sama dari Tuhan Yesus yang terdapat dalam I njil Matius pasal dua puluh lima, pasal itu ditutup dengan kalimat ini: “Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, yang telah disediakan untuk iblis dan malaikat-malaikatnya”—bukan untuk kita.

Allah tidak pernah bermaksud untuk menetapkan salah satu umatNya untuk dilemparkan ke dalam hukuman yang kekal yaitu api yang bernya-nyala dan neraka. Hal itu tidak akan pernah menjadi tujuan Allah bahwa kita akan menemukan kekekalan kita di dalam kondisi yang terhilang dan menderita selama-lamanya. Allah tidak pernah memiliki maksud seperti itu. 

            Hal itu terjadi ketika kita memilihnya, saya memilih untuk tidak mengikuti Yesus, tetapi Setan, bukan Kerajaan Allah tetapi kerajaan dunia. Dan hukuman telah dijatuhkan atas dia, telah dijatuhkan atas saya. Dan saya terhilang. 

Bolehkan saya memberikan sebuah ilustrasi bagi kita semua? Ada sebuah pasangan yang sangat berpengaruuh, orang duniawi, pasangan duniawi yang tidak memiliki waktu untuk Allah, tidak memiliki waktu untuk gereja, tidak memiliki waktu untuk Yesus. Hidup mereka sangat memalukan bagi dunia.

Mereka memiliki seorang bocah laki-laki. Dan di dalam salah satu tragedi yang menyelubungi kita semua, bocah kecil itu sakit dan hampir mati. Semua dokter dan semua rumah sakit tidak dapat menyembuhkan anak laki-laki itu. Dia sedang sekarat.

Dan bocah kecil itu melihat dan merasakan serta menghadapi kegelapan dari kematian yang tidak dapat dielakkan, dan dia memohon kepada ayah dan ibunya—dia berkata, “Ayah dan Ibu, ketika aku mati, jangan bawa aku ke dalam kuburan yang gelap itu dan meninggalkanku di sana sendirian. Aku mohon supaya ayah dan ibu menguburku di bawah pintu yang ada di sini, sehingga aku tetap merasa dekat dengan kalian.”

Ketika saya membaca kisah itu, saya berpikir, “Allah Mahabesar!” Apa yang menjadi akhir dari orang yang membangun pengharapan mereka serta hidup mereka di dalam dunia ini? Betapa lebih manis seandainya Ayah dan Ibu itu memberitahukan kepada bocah kecil itu, “Nak, Allah memiliki sebuah tempat yang lebih baik, bahkan dari rumah kita ini dan memiliki persekutuan yang lebih indah bahkan dari Ayah dan Ibu. Nak, Allah memiliki sebuah rumah di sorga bagi orang-orang yang percaya kepadaNya. Dan kamu akan pergi ke sana, untuk menunggu kami. Dan suatu hari kita akan berkumpul bersama-sama dengan Yesus di dalam kemuliaan.” 

Itulah sebabnya mengapa tragedi dari orang-orang yang hidup sendirian di dunia ini sukar untuk diungkapkan, sukar untuk dijelaskan. Dan itulah sebabnya mengapa janji yang mulia dari Yesus begitu manis. 

Kita pasti akan mati. Kita pasti akan meninggalkan segala sesuatu yang kita miliki di dalam hidup ini dan di dalam dunia ini.

Bukankah lebih baik kaya melalui Allah? Harta kita berada di sorga. Rumah kita bersama dengan Yesus, bukan di sini, tetapi di sana. Dan, semuanya berada di dalam sebuah karunia dari kasih dan anugerah Tuhan kita Yesus, yang menuliskannya dalam bagian yang akan kita baca ini:

Roh dan pengantin perempuan itu berkata, “Marilah!” Dan barangsiapa yang mendengarnya, hendaklah ia berkata: “Marilah!” Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang. Dan barangsiapa yang mau hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma!

Ia yang memberi kesaksian tentang semuanya ini, berfirman: “Ya Aku datang segera!”

O Allah, biarlah  kami semua dapat menjawab, “Amin, datanglah Tuhan Yesus.”

Jika aku mengenal hatiku dan jiwaku, aku telah siap sedia. Setiap saat, setiap waktu, datanglah Tuhan Yesus yang mulia!

Bolehkah kita berdoa?

 

Alih bahasa: Wisma Pandia, Th.M.