KETIGA SAKSI

 

Dr. W. A. Criswell

 

1 Yohanes 5:6-12

6-10-73

 

Saya tidak perlu memberitahu anda saya bahwa saya menyukainya. Saya memberitahu anda, saat paduan suara menyanyikan, “Pujilah dia dengan ceracap yang berdenting,” saya berharap mendengarnya.  [Cymbal berbunyi]  Seseorang melakukannya!  “Pujilah dia dengan trumpet,” saya berharap mendengar suara trumpet dimainkan.  [permainan solo trumpet]  Bagus! 

Tahukah anda, ada banyak yang saya rasakan di dalam hati saya tentang para pemain musik dalam paduan suara ini ketimbang sekedar bahwa saya diberkati dengan mendengarkan musik yang indah ini.  Ini terletak dalam persuasi teologis besar yang meresap dalam jiwa saya. 

Saya pikir saat orang datang ke Gereja, mereka selayaknya tidak datang seperti pasien kejiwaan yang berbaring di sofa dan menunggu penyelidik pelayanan dan ahli kejiwaan yang mencoba untuk menyelesaikan semua masalah yang datang dari sakit subyektif dari dalam. Ini adalah Gereja liberal modern. 

Orang-orang berkumpul di sana, dan pengkotbah berbicara mengenai semua hal yang berkaitan dengan diri kita sekalian. Kita memusatkan pikiran kita pada diri kita sendiri, dan kita memikirkan diri kita sendiri. Dan pengkotbah memikirkan tentang masalah-masalah yang kita hadapi dan orang-orang datang dan mendengarkan mereka.

Dan karena memikirkan diri mereka sendiri, mereka menjadi sakit hati dan tidak semangat. Dan jika mencoba berbicara mengenai masalah mereka. Mereka memikirkan masalah-masalah lain. Dan segera sakit ini menyebar sampai Gereja itu kurang darah dan mati. 

Sekarang, menurut saya apa yang harusnya dilakukan Gereja? Saya pikir Gereja harus datang dan memuji Tuhan, menyembah Tuhan, dan melupakan tentang diri kita sendiri, dan bersyukur saja kepada Tuhan untuk semua yang telah dilakukannya bagi kita dan apa arti Dia bagi kita dan bagaimana ktia mengasihi Dia dan memiliki Tuhan dalam kita. 

Dan jika kita bisa memikirkan Dia dan melupakan diri kita, kita semua akan sejahtera. Kita tidak lagi akan membutuhkan psikolog dan ahli kejiwaan berbentuk apapun. Itu adalah pendapat saya.

Dan itulah sebabnya mengapa saya suka Gereja yang memuji Tuhan seperti dalam Alkitab. Ingat berapa kali saya beritahu anda bahwa 287 pemain musik memainkan alat-alat musik, dan ada 5,000 kaum Lewi yang bernyanyi. 

Oh, tidak heran saat umat Tuhan dibuang ke Babilon mereka berkata, “ lebih baik tangan saya melupakan ketrampilannya.

“Dan lebih baik lidah saya melekat ke langit-langit mulut saya, ketimbang saya harus melupakan Yerusalem,” dengan bait Tuhannya, rumah penyembahannya, dan umat nya yang memuji Tuhan. 

Itulah sebabnya saya menyukai hal ini. 

Nah, di radio dan televisi, anda bersama-sama menikmati kebaktian First Baptist Church.  Dan ini adalah pesan yang membawakan pesan berjudul Ketiga Saksi

Dan dalam pemaparannya dalam Pasal 5 dari 1 Yohanes, dimulai dari ayat 6, “Inilah Dia”—Tuhan Kristus kita, Yesus, Yahwe, Juru Selamat dunia—“Inilah Dia yang telah datang dengan air dan darah, yaitu Yesus Kristus; yang bukan saja dengan air, tetapi juga dengan air dan dengan darah. Dan inilah Roh yang memberi kesaksian, karena Roh adalah kebenaran. 

“Sebab ada tiga yang memberi kesaksian di bumi Roh dan air dan darah, dan ketiganya adalah satu. 

“Jika kita menerima kesaksian manusia, tetapi kesaksian Allah lebih kuat; sebab demikianlah kesaksian yag diberikan Allah tentang Anak-Nya. 

“Barang siapa percaya kepada Anak Allah, ia mempunyai kesaksian itu dalam dirinya.”

Dan nats, “Ada tiga yang memberi kesaksian di bumi: Roh, dan air dan darah, dan ketiganya adalah satu.” 

Kekristenan membuat klaim yang jauh jangkauannya bagi dirinya sendiri. Kekristenan menyatakan sebagai satu-satunya iman yang benar dan satu-satunya agaman yang benar. Kekristenan mengklaim bahwa Bapa Surgawi dan Tuhan yang disembah adalah Tuhan itu sendiri, dan menuntut pemujaan dan penyembahan dari semua manusia.

Kekristenan mengklaim bahwa pengajarannya adalah ilahi, dan karena itu tidak bisa salah. Dan Kekristenan memberi perintah kepada setiap ciptaan, dan hidup dalam keyakinan bahwa kebenarannya pada satu hari akan diterima secara universal, dan bahwa Tuhan akan menjadi Raja dan berdaulat atas semua. 

Sekarang, klaim peninggian seperti itu menuntut substantasi dan bukti. Adakah buktinya? 

Nah, dalam teks ini, dengan inspriasi. Rasul Yohanes menuliskan bahwa ada tiga saksi terhadap kebenaran Tuhan dalam Kristus Yesus: satu, Roh; dua, air; dan tiga, darah.  Dan ketiga ini adalah satu dalam kesaksian bagi Anak Allah. 

Jadi kita akan membahas ketiga saksi ini dan terlebih dulu mengaplikasikannya kepada Tuhan Yesus. Mereka bersaksi tentang Dia. Kemudian kita akan mengaplikasikannya kepada Gereja-Nya. Kemudian kita akan mengaplikasikannya ke hati kita, karena dia menulis bahwa kita memiliki kesaksian dalam diri kita sendiri. Dan kita akan mengaplikasikannya dalam bayangan untuk penggenapan zaman ini.

Pertama, kita mengaplikasikannya kepada Yesus Kristus: Roh, air, dan darah. 

Di Pasal 29 Kitab Keluaran dan dalam Pasal 8 Imamat, kita diberitahu bagaimana seorang imam ditahbiskan untuk tugas sakral nya. Dia dimandikan dalam air. Korba n disembelih bagi dia, dan darah ditempatkan di telinganya, di ibu jarinya, dan tumit besarnya. 

Dia harus mendengar pesan Tuhan, dia harus melakukan Firman Tuhan, dan dia harus berjalan di jalan Tuhan.  Dan kemudian imam itu diurapi dengan minyak, satu tanda berkat dari surga. 

Jika imam itu adalah pelayan Allah Yahwe, dia datang oleh Roh—Roh yang mengurapi—dia datang dengan air, dan dia datang dengan darah.  Dan jika Kristus,  anti-tipe besar dari semua imam yang pernah bermediasi antara manusia dan Tuhan dan antara Tuhan dan manusia—jika Kristus adalah Penyelamat sejati, Dia juga harus datang oleh Roh dan oleh air dan oleh darah. 

Dalam Mazmur Pasal 51, yang merupakan pasal ucapan syukur kepada Allah  oleh pemazmur indah Israel untuk pengampunan atas dosa-dosanya—dalam Mazmur 51, Daud berkata, “Bersihkanlah aku dari dosaku dengan hisop”—dicelup dalam darah, dicelup dalam darah—“bersihkanlah aku sehingga aku menjadi tahir.

“Dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh.

“Dan janganlah mengambil Roh Kudus –Mu dari aku.” 

Jadi Pribadi yang bisa mengampuni dosa kita, haruslah Pribadi yang bisa membaptis kita dalam Roh Kudus, Pribadi yang bisa membersihkan kita dan memurnikan kita, dan yang bisa menebus kita dalam darah. 

Dia haruslah Pribadi yang mengampuni dosa kita, juga harus datang dengan tiga berkat ini: Roha, dan air, dan darah.  Yesus telah datang, dan ketiganya ini bersaksi tentang Dia. 

Pertama, Roh.  Simon Petrus menulis, “Firman Allah datang bukan di masa lalu dengan kehendak manusia, tetapi orang kudus Tuhan berbicara saat mereka digerakkan oleh Roh Kudus.” 

Dan semua nubuatan Perjanjian Lama mengenai Mesias, Penebus dunia, semuanya dikatakan dan dibicarakan oleh Roh Kudus telah digenapi dalam Mesias, Kristus. 

Seperti sarung tangan yang pas di tangan, seperti anak kunci yang pas di lubang kunci, demikian juga Kristus adalah satu-satunya yang pas menjawab semua nubuat Roh Kudus di Perjanjian Lama. 

Bukan hanya itu, datang oleh Roh, kerangka fisik-Nya, kemanusiaan-Nya terbentuk dan dibentuk oleh Roh Kudus Allah. 

Dalam Pasal pertama Kitab Lukas, malaikat Gabriel berkata kepada bunda perawan-Nya, “Lihat, Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Maha Tinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kau lahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah”—Juru Selamat dunia. 

Kemanusiaan-Nya terbentuk dan dirangkai oleh Roh Kudus.  Dia datang oleh Roh.        

Bukan hanya itu, tetapi dalam pembaptisan-Nya yang memulai pelayanan mesianik-Nya, Dia diurapi oleh Bapa.  Tetapi Roh Kudus datang dalam bentuk burung merpati dan turun atas-Nya.  Dan Bapa berkata, “Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nya lah Aku berkenan.”

Dan bukan hanya itu, tetapi pelayanan-Nya memiliki karakter kuasa dan kekuatan Roh Kudus Tuhan.  Pasal 4 Kitab Lukas dimulai dengan, “Dan Yesus, yang penuh dengan Roh.” 

Dan lagi-lagi, “Dan Yesus dipimpin oleh Roh itu.” 

Dan lagi-lagi, “Hari ini Kitab Suci digenapi di hadapanmu. Lihatlah Roh Tuhan ada pada-Ku.” 

Setelah kematian-Nya dan penguburan-Nya, Dia dibangkitkan kembali dari antara orang mati dan dinyatakan sebagai Anak Allah oleh Roh yang membangkitkan-Nya dari antara orang mati. 

Dalam Roma 1:4 Rasul Paulus menulis, “Yesus Kristus dinyatakan”—horizō, dinyatakan.  Kata “cakrawala” muncul dari kata ini, penyataan antara bumi dan langit. 

Yesus Kristus adalah horizō, Dia dinyatakan, Dia ditetapkan, “sebagai Anak Allah oleh Roh kekudusan—oleh Roh Tuhan—dalam kebangkitan-Nya dari antara orang mati.” 

Inilah Dia yang datang oleh Roh, tetapi bukan hanya oleh Roh saja; air juga mempersaksikan karya penyelamatan dan ketuhanan Anak Allah. 

Apakah anda ingat nats yang baru saja anda baca dalam Pasal pertama Yohanes?  Yohanes Pembaptis berdiri di air Sungai Yordan, mengangkat suaranya dan berkata, “Tetapi untuk itulah aku datang dan membaptis dengan air, supaya Ia dinyatakan kepada Israel. 

“Dan aku pun tidak mengenal-Nya, tetapi Dia, yang mengutus aku untuk membaptis dengan air, telah berfirman kepadaku: Jikalau engkau melihat Roh itu turun ke atas seseorang dan tinggal di atas-Nya, Dialah itu yang akan membaptis dengan Roh Kudus,’” adalah Anak Allah dan Juru Selamat dunia. 

“Dan aku telah melihat-Nya dan memberi kesaksian: Ia inilah Anak Allah,” bahkan Yesus—kesaksian oleh air. 

Dan saat akhirnya kita akan tahu apa artinya kebaktian pembaptisan.  Ini berarti kematian-Nya dan penguburan-Nya dan kebangkitan-Nya sebagai pemenang. Dan ini berarti kuasa pencucian, pemurnian oleh firman Anak Allah. 

Seperti dikatakan Tuhan kepada murid-muridnya dalam Yohanes 15:3, “Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.” 

Dan Dia mengatakan di bawah kuasa Rasul Paulus, dalam inspirasinya, Pasal kelima dari Kitab Efesus kita dikuduskan, kita dibersihkan dengan pembasuhan air oleh Firman. 

Dan sebagaimana oleh inspirasi, Paulus menulis dalam Titus 3:5, “bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus.” 

Seperti dikatakan Tuhan kepada Nikodemus dalam Yohanes 3 ayat 5, “Sesungguhnya jika seseorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.” 

Ini adalah kuasa dalam Kristus.  Firmannya membersihkan kita, memurnikan kita. Dan dalam air baptisan, kita memiliki satu gambaran kematian penebusan yang mulia, penguburan, dan kebangkitan kembali sebagai pemenang. Air menjadi saksi ketuhanan Anak Allah. 

Tetapi Dia datang bukan oleh Roh saja, tetapi oleh datah juga.  Penebusan ada dalam Dia. 

Bila anda mengatakan Mesias—jika Dia adalah Juru Selamat sejati yang diprediksikan dalam Kitab Suci, Mesias harus mati bagi umat-Nya.  Gembala harus merelakan nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya.  Anak Domba Paskah harus disembelih. Anak domba tersebut harus dijagal. Dan tanpa darah penebusan dosa, Yesus tidak lebih dari nabi lain. 

Tetapi salib Kristus, darah Anak Allah membersihkan kita dari semua dosa. Dan kemurnian dan pengampunan dosa serta kesucian dan akses kepada Allah yang kita miliki dalam Kristus memberi kesaksian kepada anugerah pengampunan dosa Yesus Juru Selamat kita. 

Ketiganyanya adalah satu dan memberi kesaksian kepada Kristus Tuhan kita. 

Bukan hanya itu, tetapi Roh dan air dan darah memberi kesaksian kepada Gereja sejati dan kongregasi Kristus kita. Roh tersebut memberi kesaksian kepada Gereja Yesus saat Pentakosta. 

Gereja bersekutu dalam hadirat Tuhan. Gereja diorganisasikan dengan peraturan, dengan disiplin, dengan kebenaran doktrin, tetapi mereka tanpa kehidupan.Gereja tanpa kegerakan. Gereja tanpa nafas. Gereja tanpa kehidupan. 

Saat Pentakosta, Gereja berkumpul bersama persis seperti saat Tuhan menciptakan Adam. Semua umat manusia ada di sana di hadapan Tuhan, tercipta oleh tangan-Nya yang Maha Kuasa. Tetapi Tuhan menghembuskan nafas kehidupan ke hidungnya, dan manusia itu menjadi seorang yang hidup, roh yang berdenyut. 

Demikianlah dengan Gereja saat Pentakosta.  Mereka berkumpul di hadapan Tuhan, tetapi mereka tanpa kuasa. Gereja itu mati. Gereja itu tanpa kemampuan sampai Tuhan menghembuskan nafas kehidupan kepada Gereja. Dan Roh itu dicurahkan atas umat Tuhan. 

Dan mereka berdiri dengan penuh kuasa, mempersaksikan kepenuhan anugerh Juru Selamat yang diberkati. 

Dalam Pasal 1 Wahyu ayat  4, dikatakan di sana, bahwa di hadapan Tuhan ada tujuh Roh. Itu adalah pelimpahan kepenuhan pencurahan Roh Tuhan, karena Tuhan mencurahkan Roh-Nya tanpa batas kepada kita. 

Dalam kuasa Roh tersebut, kongregasi tersebut mempersaksikan kemuliaan Tuhan. Saya tidak memaksudkan bahwa setiap kongregasi, karena beberapa di antasanya berkumpul hanya secara mekanis. Dan sang pengkotbah berdiri dan berbicara di kedangkalan spekulasi manusia. 

Tetapi saya berbicara mengenai sebuah Gereja yang berkumpul dalam nama Kristus, yang berkumpul dalam doa dan permohonan, dan yang hatinya terbuka terhadap Surga, dan yang mendengarkan pemberitaan Injil tentang anugerah Anak Allah. 

Begitulah cara Roh itu menggerakan suatu kongregasi. Dan meskipun seorang manusia bisa berdiri di hadapan Gunung Sinai dengan kekerasan hati, kelemahlembutan Roh itu terkadang melembutkan bahkan jiwa yang paling keras dan mengubahnya menjadi kelemahlembutan dan doa syafaat dan permohonan. 

Roh itu bersaksi di dalam Gereja, tetapi but Roh itu sendiri. Air juga bersaksi atas keilahian dan misi surgawi Gereja Tuhan. 

“’Lihat, ini air. Apakah yang menghambat saya untuk dibaptis?’

“Filipus menjawab dan berkata, ’Jika tuan percaya dengan segenap hati, boleh." Dan sida-sida itu menjawab dan berkata, ’Aku percaya, bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah’ 

“Lalu orang Etiopia itu menyuruh menghentikan kereta itu, dan keduanya turun ke dalam air, baik Filipus maupun sida-sida itu, dan Filipus membaptis dia..” 

Air tersebut adalah satu saksi dalam Gereja terhadap Keilahian Anak Allah. 

“Apakah engkau percaya dengan segenap hatimu?”

“Ya, saya percaya.” 

“Dan keduanya turun ke dalam air, baik Filipus maupun sida-sida itu, dan Filipus membaptis dia .” 

Air tersebut adalah saksi bagi keilahian, dan karya penyelamatan dalam Gereja Yesus Kristus. 

Sepanjang hujan, air akan berkumpul di dalam genangan dan di danau, dan di kolam dan di laut.  Dan sepanjang ada bintang di langit tercermin dalam permukaan kolam dan genangan, demikian juga Gereja akan membaptiskan orang-orang yang baru bertobat. 

Lima puluh tahun lalu, seorang pendosa diselamatkan dan dia dibaptiskan. Seribu tahun lalu, seorang pendosa diselamatkan dan dia dibaptiskan.  Dan saat ini seorang pendosa diselamatkan dan dia dibaptiskan. 

Roh dan air mempersaksikan keilahian dan karya penyelamatan Anak Allah, tetapi juga darah.  Roh, air, dan darah – pesan penebusan dicurahkan ke bumi melalui pengorbanan Anak Allah. 

Daud, kepala pasukan yang dikepung oleh pasukan Filistin berkata, “Sekiranya ada orang yang memberi aku minum air dari perigi Betlehem yang ada dekat pintu gerbang!".”

Dan tiga dari orang kuat Daud, yaitu Abisai dan Benaya dan yang ketiga tidak disebutkan namanya, membahayakan diri mereka – memotong jalan sehingga melintasi daerah Filistin dan minum dari sumur yang di dekat gerbang Betleham dan membawanya kembali kepada raja dan pimpinan mereka, Daud. 

Dan saat Daud memegangnya di tangannya dia berkata, “Ini menggambarkan bahaya kehidupan, daerah dalam hidup mereka ini.  Saya tidak dapat meminumnya.”

Daud mencurahkannya sebagai korban curahan bagi Tuhan, dan bumi yang meminumnya. 

Demikian pula halnya dengan darah Juru Selamat, yaitu Kristus, yang dicurahkan ke bumi, dan tanah meminumnya. 

Ini adalah pesan kuasa dan penebusan yang dikotbahkan oleh Gereja-gereja Yesus Kristus, bahwa dalam darah-Nya kita telah mendapat penebusan dosa dan anugerah dan pengampunan dan akses kepada Tuhan. 

Roh, air, dan darah memberi kesaksian dalam Gereja. 

Lagi-lagi, Roh dan air dan darah memberi kesaksian dalam hati kita, karena dia berkata, “Dia yang percaya pada Anak Allah telah memiliki kesaksian itu dalam dirinya sendiri,” bukan hanya secara eksternal, bukan hanya di sana dan yang nun jauh di sana, tetapi juga di dalam jiwa, di dalam hati, di dalam kehidupan—kesaksian dalam diri kita sendiri. 

Pertama, Roh: Rasul Paulus menulis, “Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah..” 

Sesuatu dari surga berbicara dan mengklaim kita dan menyatakan kita bahwa kita adalah milik Tuhan—kesaksian Roh. 

Kesaksian air.  Yesus berkata dalam Pasal 4 Yohanes, “tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal.".” 

Dan Tuhan yang sama berkata dalam Pasal 8 [yang ke tujuh] dari Injil Yohanes, “Aku berkata kepadamu, barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup."

Kesaksian air megnenai hidup, mengalir dari kehidupan orang Kristen. Tidaklah mungkin untuk memisahkan iman dan agamanya dari kehidupannya.  Keduanya terlibat. Keduanya berhubungan erat. Keduanya mengalir dalam arah yang sama. 

Bila seseorang adalah orang Kristen, itu terbukti dalam perkataannya. Itu terbukti dalam gerak langkahnya. Itu terbukti dalam hidupnya. Itu terbukti dalam setiap ekspresi jiwa dan keberadaannya. Ada kesaksian air, kesaksian daerah. 

Inilah sambutan kita di hadapan Allah, dosa kita dihapuskan untuk berdiri dalam hadirat-Nya tanpa cacat cela, tanpa noda.  Bukan karena kita tanpa cacat cela, atau tanpa noda, tetapi Tuhan menerima kita dalam anugerah pengasihan dan darah Kristus sehingga bersih dan murni dan kudus dan bisa diterima dalam pandangan-Nya. 

Mari kita datang dengan penuh keberanian, seolah-olah kita tidak pernah berdosa, berjalan di hadirat Tuhan—oleh darah, kita datang oleh kesaksian darah. 

Himne yang paling memberikan kegerakan kepada saya selalu adalah himne yang mereka nyanyikan saat saya menerima Yesus sebagai Juru Selamat saya. Tetapi mereka tidak pernah menyanyikannya, tetapi saya bisa merasakannya di dalam jiwa saya. Itulah yang menggerakkan saya. Ini semua tentang darah.

 

There is a fountain filled with blood, (ada sebuah pancuran yang terisi darah)

Drawn from Immanuel’s veins. (mengalir dari nadi Imanuel)

And sinners plunged beneath the flood (dan pendosa mencelupkan diri dalamnya)

Lose all their guilty stains. (dan semua noda kesalahan mereka terhapus)

The dying thief rejoiced to see (pencuri yang sekarat itu bersukacita melihat)

That fountain in his day. (pancuran itu pada harinya)

And there may I, though vile as he, (disanalah aku, sama jahatnya dengan dia)

Wash all my sins away. (semua dosaku dihapuskan)

E’er since by faith— (oleh iman)

 

Dan ini adalah stanza yang ditorehkan di pualam di makam Pengkotbah besar Charles Haddon Spurgeon, 

 

E’er since by faith I saw the stream (sejak saat itu oleh Iman aku melihat

Thy flowing wounds supply, (lukamu yang mengalir memberikan)

Redeeming love has been my theme (kasih penebusan merupakan tema hidupnya)

And shall be ‘til I die. (dan sampai aku mati)

Then in a nobler, sweeter song (kemudian dalam satu lagu yang lebih mulia dan manis)

I’ll sing Thy pow’r to save, (aku akan menyanyikan kuasa-Mu yang menyelamatkan)

When this poor, lisping, stammering tongue (bila lidah hina, pelat, gagap ini)

Lies silent in the grave. (terbaring hening di makam)

 

Kesaksian darah di hati kita, yang membuat kita memiliki akses dan keberanian untuk datang ke hadirat Tuhan. 

Dan terakhir, kesaksian Roh dan air dan darah untuk penyempurnaan dan kemenangan zaman ini. 

Kesaksian Roh.  Dalam Pasal 1 Kitab Kejadian Roh Tuhan melayang-layang di atas bumi yang kacau dan memunculkan keindahan kosmis dari kekacauan itu. 

Mungkin sulit bagi kita untuk mempercayainya.  Kadang-kadang kita bingung, tetapi Kitab Suci menyatakan bahwa Roh Tuhan melayang-layang di atas bumi yang kacau saat ini, dan satu hari, satu hari yang mulia yang menjadi penyempurnaan dari semua, akan ada kedamaian yang sempurna dan harmoni dan kemuliaan, dan keindahan, dan kebenaran di bumi ini, ya, di bumi ini!  Itulah kesaksian Roh. 

Kesaksian air.  Tuhan sedang kumpulan orang yang ditebus, yang bersih dan murni, dikuduskan oleh pembasuhan oleh Firmannya yang melahirbarukan. 

Dan tidak usah lagi orang mengajar sesamanya atau mengajar saudaranya dengan mengatakan: Kenallah TUHAN! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku, demikianlah firman TUHAN".  Kita akan mengucapkan firman-Nya dan berkata-kata dalam bahasa-Nya dan mengikuti tuntunan-Nya. Itulah kesaksian air.

Air memberi kesaksian terhadap kemenangan akhir besar Tuhan kita.  Tuhan tidak akan menganggap rendah luka-luka Kristus, dan Tuhan tidak akan menghinda atau merendahkan salib Anak Allah! Tidak akan! Karena Dia mati, karena Dia menderita, karena darah-Nya tercurah sampai mati, “Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,

“Dan kepada nama Yesus, setiap lutut harus bertelut dan segala lidah mengaku di bumi dan di surga dan di dunia bawah,” di neraka.  Kesaksian darah: karena Dia menderita, Tuhan telah sangat meninggikan Dia di atas semua ciptaan. 

Itulah sebabnya mengapa dalam Pasal 5 Kitab Wahyu, saat Yohanes berpaling dan melihat Anak Domba Allah, seluruh bumi dan surga menyanyikan nyanyian, “"Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian!".”

“Karena Dia telah menebus kita dengan darah-Nya dari setiap bangsa dan bahasa di bwah matahari dan membuat kita raja dan imam di hadapan Tuhan; dan kita akan memerintah bersama dia selama-lamanya.” 

Dan tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, jadi aku sungkur di hadapan Tuhan Allah dan menyanyikan, “Layaklah Anak Domba yang disembelih itu.” 

Darah itu merupakan kesaksian bagi kemenangan dan kemuliaan akhir dari Raja kita yang datang.

Ini merupakan sebuah paparan mengenai Firman Tuhan. Saya lebih baik mendengar hal ini 10,000 kali ketimbang sejumlah rekan berdiri dan berbincang panjang lebar mengenai semua isi kepala saya. 

Tuhan ada dalam Firman-Nya. Tuhan ada dalam Kitab-Nya. Tuhan mengidentifikasikan diri-Nya sendiri dengan Firman-Nya, dan ketiganya ini adalah satu: Firman yang diucapkan, Firman yang tertulis, dan Firman yang berinkarnasi.  Dan untuk meninggikan Firman yang tertulis adalah dengan membesarkan Firman yang berinkarnasi, karena ketiganya adalah satu. 

Nah kita harus menaikkan himne pujian kita. Dan waktu kita menyanyikannya, baik sebagai satu keluarga, pasangan, atau hanya anda sendirian, untuk memberi diri kepada Kristus, untuk datang ke dalam persekutuan Gereja yang indah ini—waktu kita berdiri dan menyanyikan himne pujian ini, di bait pertama stanza pertama, marilah.  Di salah satu tangga ini ada waktu dan untuk cadangan, lantai bawah menuju gang dan sampai ke depan. 

“Saya telah memutuskan, Pendeta. Saya telah memutuskan, dan ini aku datang.” 

Buatlah keputusan baru dalam hatimu. 

Di satu waktu saat kita berdiri untuk menaikkan pujian, di bait pertama stanza pertama, datang. Lakukan lah itu sekarang. Kerjakan itu sekarang, waktu kita berdiri, dan waktu kita sedang menyanyi.