PENCIPTAAN CAKRAWALA

(THE CREATION OF THE FIRMAMENT )

 

Dr. W. A. Criswell

 

Kejadian 1:6-8

10-28-56

 

Di dalam pasal pertama kitab Kejadian, kita mengikuti karya Allah ketika Ia menjadikan duia. Hari Minggu yang lalu, kita mengikuti langkah-langkah Tuhan ketika Ia memberikan terang kepada kegelapan dan samudera raya. Dan pagi ini, kita akan mempelajari penciptaan cakrawala. Pembuatan, penyusunan cakrawala. Dan ini adalah salah satu hal yang amat mempesona yang pernah saya pelajari dan saya baca di dalam Alkitab.

 

Hal yang mengherankan dan tidak dapat dipercaya adalah bahwa Musa, ribuan tahun sebelum adanya penyelidikan dan penemuan ilmiah dan penggunaan berbagai peralatan jenius, sebelum ilmu pengetahuan mengetahui apa-apa, sebelum ilmu pengetahuan lahir, Musa menulis seolah-olah ia telah membaca buku terbaru yang diterbitkan oleh para sarjana ilmiah yang beriman. Musa menulis pada masa ketika dunia penuh dengan takhyul, penjelasan yang fantastis tentang fenomena di atas, di sekitar dan di bawah kita. Tetapi tidak ada tahyul di situ. Tidak ada kegelapan pikiran kekanakan di dalam tulisan Musa. Ia menulis seolah-olah ia hidup di zaman kita dan di dalam generasi kita. Tidak hanya Musa, tetapi semua penulis Alkitab pun menulis demikian. Ayub menulis seperti itu. Kitab Amsal seperti itu. Kitab Pengkhotbah seperti itu. Semua Kitab ini seperti itu.

 

Bagaimanakah manusia itu, manusia yang bisa mati, duniawi, manusia di bumi, manusia yang sekarat, manusia yang terbuat dari tanah liat—bagaimanakah manusia itu bisa menulis ribuan tahun yang lalu dan tertata dengan sempurna dan yang tetap sejalan dengan instrumen ilmu pengetahuan moderen mampu menemukan hal-hal yang tidak pernah bisa dilihat dengan mata telanjang—hal-hal yang tidak pernah  bisa diterima oleh pikiran jenius? Bagaimana manusia-manusia Allah ini mampu menembus di luar panca indra dan mengetahui hal-hal menakjubkan yang telah dibentuk oleh Allah?

 

Baiklah, jawaban kita jelas dan sederhana: “Tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang (kudus) berbicara atas nama Allah” (2 Petrus 1:21). Ini adalah ilham. Ini adalah Kitab Allah. Jari yang menulis nama Allah di udara melintasi langit, adalah jari yang membimbing pena yang menuliskan kata-kata yang kudus dan tidak pernah salah.

 

Pemisahan terang adalah hari Minggu lalu. Bagaimana Musa tahu bahwa Allah memisahkan terang? Pagi ini adalah pemisahan air—PENCIPTAAN CAKRAWALA. Baiklah, mari kit abaca—hanya tiga ayat. Ayat keenam dari pasal pertama kitab Kejadian: “Berfirmanlah Allah: "w’amar—itu adalah kata yang paling banyak diulang di dalam Alkitab. Berfirmanlah Allah: Jadilah cakrawala—a raqiya—jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air." Limbah air yang banyak—uap yang berat menyatu dengan lautan dan es dan gletser di bawahnya. “Berfirmanlah Allah, Jadilah raqiya di tengah segala air untuk memisahkan air dari air.” (Kejadian 1:6). “Maka Allah menjadikan”—Allah menjadikan. Bukan bara—“menciptakan”—itu sudah ada di sana. Itu hanyalah sampah dan kekosongan. Dan Allah ‘asah—Allah menatanya, Allah menatanya kembali—Allah menjadikan “cakrawala dan memisahkannya”—badal, memisahkan. Kita mempelajari kata badal itu pada Minggu pagi yang lalu—“Allah memisahkan terang.” Maka Allah menjadikan cakrawala dan Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Dan jadilah demikian. Lalu Allah menamai cakrawala itu langit. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kedua (Kejadian 1:7,8). Itu bukanlah suatu masa—lima ratus ribu tahun, atau satu miliar, atau satu triliun. Itu adalah satu hari—petang dan pagi. Allah melakukannya dalam satu hari.

 

Marilah kita lihat kata yang diterjemahkan sebagai “cakrawala” ini. Dan  di sini orang-orang kafir dan para kritikus mengejek dan menertawakan. “Berfirmanlah Allah, Jadilah raqiya—yang diterjemahkan sebagai cakrawala.” Baiklah, para kafir dan rasionalis dan kritikus, mereka hal itu dan mereka menertawakan pikiran Musa yang kekanakan. Karena mereka berkata—mereka berkata, “dengan raqiya—yang diterjemahkan sebagai “cakrawala”—mereka beralasan bahwa “cakrawala (firmament)” adalah terjemahan Alkitab dalam bahasa Latin “firmamentum,” –“firm”—yang berarti zat logam yang padat—“firm, firmament.” Terjemahan Alkitab dalam bahasa Latinnya adalah “firmamentum”. Kemudian ketika Alkitab King James Version muncul, dan versi-versi awalnya, mengapa, mereka menggunakan kata—istilah dalam Terjemahan Alkitab dalam bahasa Latin—dan Anda mendapatkan kata “firmament.” Sekarang para pengejek itu berkata bahwa raqiya—yang diterjemahkan “firmament (cakrawala)”, berarti bahwa Musa seperti semua orang Ibrani lainnya, percaya bahwa ada sebuah busur logam yang padat  yang Anda sebut “langit”. Dan bahwa bintang-bintang ada di dalam busur (lengkungan) itu. Matahari dan bulan ada di dalam busur itu. Dan di atas langit logam padat itu terdapat air hujan. Dan ketika Alkitab berkata, “Allah membuka tingkap-tingkap langit dan hujan turun,” mengapa, itu berarti bahwa Allah mencabut sumbat di busur logam besar itu dan air jatuh ke bawah.

 

Baiklah, itulah yang mereka katakan. Dan di dalam kekaguman saya, dan dalam keheranan saya dan dalam ketakutan saya, Cruden’s Concordance mengatakan hal yang sama. Saya memiliki Cruden’s Concordance di rumah, dan pada kata “firmament,” Cruden’s Concordance mengatakan—mengapa saya ingin mengasapi tangan saya. Saya ingin melemparkan buku itu keluar jendela. Saya masih ingin melakukannya kalau saja buku itu tidak berharga tiga setengah dolar. Dan saya ingin sekali membuangnya. Saya tidak percaya apa yang saya lihat. Cruden’s Concordance mendefinisikan “firmament” sebagai pikiran kekanakan bangsa Ibrani bahwa di atas bumi ini ada sebuah busur logam yang besar. Dan, tentu saja, di atas busur itu ada air hujan yang diturunkan oleh Allah ketika ingin menurunkan hujan di bumi. Sekarang, saya tidak bisa melihat bagaimana manusia di bawah langit  yang tinggi—bagaimana manusia yang berjalan di bumi ini bisa memiliki gagasan yang tidak masuk akan seperti itu kecuali kalau mereka melihat siang dan malam untuk sesuatu yang bisa menyangkal Firman Allah. Tidak ada silabus—tidak ada saran untuk menerima gagasan semacam itu di dalam kata raqiya—yang diterjemahkan sebagai  “firmament”. Ini, seperti semua kata Ibrani—saya anggap benar. Yang saya tahu adalah—semua kata Ibrani berasal dari akar yang memiliki tiga konsonan. Dan yang satu ini adalah raqiya—seperti kata “that” terbentuk, “divine” terbentuk, badal, bara, asah, mereka semua adalah kata yang terdiri dari tiga konsonan. Sekarang, raqa, asal kata raqiya, raqa berarti “menyebar, meluas, terbentang”. Itulah semua artinya. Itu tidak memiliki arti yang lain. Dan raqiya berarti “terbentang, tersebar, ruang tanpa batas.” Kata itu digunakan di dalam Kitab Suci Perjanjian Lama dalam bahasa Ibrani sebanyak tujuh belas kali. Sembilan kali di antaranya digunakan di sini di dalam pasal pertama Kitab Kejadian. Dan selalu, selalu, selalu di dalam sejarah Perjanjian Lama—di dalam Kitab Suci Perjanjian Lama raqiya, rawkah digunakan, itu adalah sesuatu yang samar. Itu adalah sesuatu yang tidak bisa dilihat, sesuatu yang sangat halus, sesuatu yang luas dan tidak terbatas dan tersebar. Dan itulah semua arti dari kata tersebut. Dan untuk menyelami gagasan bahwa bahwa kata itu mengacu pada substansi logam padat yang menahan air hujan di langit, tidak ada gagasan seperti itu di dalam kata tersebut—rawkah, terbentang, tersebar—raqiya.  Berfirmanlah Allah, Jadilah ruang terbuka yang terbentang, tersebar tanpa batas. Jadilah ruang terbuka yang luas, tanpa batas, samar, tidak terlihat, di tengah-tengah air untuk memisahkan air di atas dan air di bawah.”

 

Sekarang, ada tiga gagasan tentang kata “langit”. “Lalu Allah menamai cakrawala itu langit.” (Kejadian 1:8). Sekarang perhatikanlah. Pada ayat keempatbelas dikatakan: “Jadilah benda-benda penerang—Allah menaruh pemegang terang di dalam cakrawala itu” (Kejadian 1:14). Yakni, matahari dan bulan dan bintang-bintang di atas cakrawala ini. Sekarang, perhatikanlah ayat keduapuluh: “hendaklah burung beterbangan di atas bumi melintasi cakrawala.” Jadi, ada tiga langit. Langit pertama adalah tempat burung beterbangan. Itu di atas sana. Langit yang kedua adalah tempat matahari, bulan, dan bintang-bintang berada. Dan langit yang ketiga adalah tempat Allah tinggal—di atas matahari dan bulan dan bintang-bintang. Jadi, ketika Ia menggunakan kata “cakrawala (firmament)” di sini, Ia berbicara tentang ruang terbuka yang besar—udara dan atmosfer yang ada di atas kita. Kepala kita ada di dalamnya, di mana burung beterbangan, dan di mana matahari dan bulan dan bintang-bintang ditempatkan.

 

Nah, di sini dikatakan bahwa Allah menciptakan—Ia menjadikan cakrawala. Dan tindakan kedua adalah bahwa Ia memisahkan air itu dan Ia meletakkan sebagian air itu di atas sana di cakrawala. Dan Ia meletakkan sebagian lagi di bawah sini di tanah bersama dengan ruang terbuka di antaranya. Sekarang, alasan Allah melakukan hal itu adalah, Ia sedang mempoersiapkan kehidupan. Dan jika Allah belum menciptakan cakrawala, ruang terbuka di antara keduanya, mengapa, tidak ada yang bisa hidup kecuali ikan. Dan kemudian ikan akan segera mati karena air harus diberi udara—harus diberi oksigen. Air harus diisi dengan air—dengan oksigen atau ikan akan mati. Jadi, satu-satunya cara di dalam dunia yang diciptakan oleh Allah ini—satu-satunya cara supaya ada kehidupan adalah Allah menciptakan ruang besar di mana air di atas bisa dipisahkan dari air yang ada di bawah. Dan di dalam ruang itu segala sesuatu ada—yang memungkinkan adanya kehidupan, disusun. Dan kita akan berbicara tentang hal itu pada pagi ini. Hal paling mengagumkan yang ditulis oleh Musa di sini yang memungkinkan adanya kehidupan. Jadi, Anda sampai pada hari kedua, dan bumi ini adalah sampah berair. Salju dan es dan gletser dan lautan menutupi seluruh permukaan bumi. Dan kemudian atmosfer di atas, berat dan beruap, menyatu dengan  air di bawah. Dan muncullah terang pada hari pertama. Sekrang, pada akhir hari ini, Anda bisa melihat sendiri. Ruang terbuka itu meluas dan air di atas terpisah dari air di bawah.

 

Baiklah, marilah kita lihat air yang di atas itu. Bukankah yang dikatakan oleh Musa itu mengherankan? Allah menjadikan cakrawala—‘asah. Ia menyusun kembali semuanya sehingga jadilah cakrawala. Dan air di bawah cakrawala itu terpisah dari air di atas cakrawala dan demikianlah terjadi. Dua kumpulan air yang besar. Baiklah, meskipun saya tidak menyadari hal itu sampai saya mulai mempersiapkan pesan ini. Kumpulan air yang besar di atas terpisah dari kumpulan air di bawah. Dan Anda dan saya hidup di dalam kumpulan air yang ada di atas. Lautan luas di cakrawala yang ada di atas kita. Dan kita ada di dasarnya—seperti kepiting, dan kerang dan lobster yang merayap di dasar air, dasar samudera. Mengapa Anda dan saya merayap di dasar lautan cakrawala yang besar. Dan kedua lautan itu sama persisi. Setiap karakteristik dari lautan air, samudera, sama dengan karakteristik lautan cakrawala yang ada di atasnya. Misalnya, samudera memiliki ombak dan gelombang dan gelombang pasang yang mengalir dengan kekuatan yang tidak terbendung. Lautan cakrawala di atas kita juga memiliki gelombang dan ombak dan gelombang pasang yang mengalir seperti Arus Teluk dan seperti arus Jepang, arus yang besar dan tidak terbendung. Anda dapat menjelajahi lautan cakrawala di atas kita.

 

Ada makhluk-makhluk yang hidup di dalam lautan air di bawah yang tidak dapat hidup di lingkungan lainnya, mereka hidup dan mereka berenang di dalam lautan air itu. Ada makhluk-makhluk yang hidup di dalam lautan cakrawala di atas kita.  Dan mereka berenang—mereka beterbangan di lautan cakrawala yang besar itu. Dan ini adalah lingkungan mereka seperti halnya makhluk-makhluk di dalam lautan air di bawah. Ada berat dan gravitasi dan kepadatan tertentu di samudera. Ada berat dan gravitasi di lautan cakrawala di atas kita. Mereka benar-benar serupa. Misalnya, kalau Anda mampu menangkap  salah satu makhluk yang aneh yang hidup di bawah sana, di kedalaman samudera, ada berat, gravitasi di samudera ini, lautan air di dalam dataran yang besar di samudera. Dan ketika Anda turun, tekanan menjadi semakin besar dan semakin besar, sampai akhirnya di bawah sana, sebagian dari makhluk-makhluk itu hidup di tempat yang bertekanan sepuluh rib upon per kaki persegi. Beratnya lautan di sekeliling mereka menekan pada setiap tangan. Dan makhluk yang hidup di bawah sana, tubuhnya, otot-ototnya—pasti cukup kuat untuk bisa menahan tekanan pada kedalaman sepeuluh ribu kaki, sepuluh rib upon per kaki persegi. Sekarang tangkaplah salah satu makhluk itu dan bawalah ke permukaan laut, maka ia akan meledak. Di bawah sana otot-ototnya—dibuat untuk mampu menahan tekanan di kedalaman sepuluh ribu kaki, sepuluh rib upon per kaki persegi. Jadi ketika Anda membawa salah satu makhluk ke atas lautan itu, mengapa, tegangan ototnya membuatnya tersobek. Saya piker bahkan dua ratus limapuluh kaki di bawah. Jika Anda menangkap seekor ikan Red Snapper di Teluk—pada saat Anda membawa ikan itu ke permukaan, ikan itu akan mati. Tegangan otot-otot di dalam tubuhnya membuat tubuhnya sobek. Dan Anda yang menjadi nelayan pasti menganggukkan kepala. Samudera yang luas memiliki berat dan tekanan yang sangat besar.

 

Baiklah, lautan cakrawala memiliki terang, berat, dan tekanan. Di bawah sana di mana kita berjalan di lantai, atau dasar dari lautan cakrawala ini, terdapat tekanan, terdapat berat. Ketika Anda turun ke lautan ini, terus turun, beratnya, tekannanya menjadi semakin besar dan akhirnya, ketika kita sampai di tingkat air laut, tekanannya menjadi empatbelas pon sembilan ons per inci persegi, atau dua ribu seratus pon per kaki persegi. Dan kalau Anda menangkap salah satu makhluk ini, seperti manusia, tangkaplah makhluk yang bernama manusia, pasanglah tali di lehernya—tangkaplah makhluk yang ada di dasar lautan cakrawala ini sampai ke permukaan laut, maka ia juga akan meledak. Anda akan meledak. Pertama, Anda akan merasa pusing. Kemudian kepala Anda terasa terbuka. Kemudian Anda tidak sadar dan otot-otot Anda akan tercabik-cabik. Dari mulut, mata, telinga akan keluar darah, dan bagian dalam tubuh Anda akan tercabik-cabik. Karena manusia dibuat untuk hidup di dasar lautan cakrawala, seperti kerang, kepiting, seperti lobster. Ia dibuat untuk merayap, berjalan di dasar lautan cakrawala. Dan strukturnya dirancang untuk bisa menahan tekanan empat belas pon sembilan ons perinci persegi, atau duaribu seratus pon per kaki persegi. Dan ketika Anda menariknya ke atas—lima puluh ribu kaki di udara—otot-otot yang dirancang untuk menahan tekanan sebesar duaribu seratus pon per kaki persegi akan tercabik-cabik dan Anda akan mati. Sama halnya dengan lautan. Samudera dan cakrawala di atasnya sama persisi. Ada dua lautan. Bagaiaman Musa mengetahui hal itu?

 

Pilihlah seseorang dan ia adalah orang yang kuat. Ia dapat mengangkat dua ratus pon. Ia bisa seperti Simson. Ia seperti Sandowel, ketika saya masih kanak-kanak. Saya melihat gambar Sandowel—ia bisa mengangkat beban dua ratus pon. Jatuhkanlah timah atau batu bata seberat satu ton pada orang itu dan ia akan hancur dan mati. Tahukah Anda bahwa setiap kita membawa beban seberat empat belas ton setiap waktu—setiap hari, setiap malam, sekarang? Anda membawa empat belas ton. Anda dibuat seperti itu. Setiap makhluk kecil—lalat dan serangga-serangga kecil—mereka dibuat untuk bisa menahan tekanan duaribu seratus pon per kaki persegi. Dan makhluk-makhluk kecil itu adalah keajaiban dari rancangan Allah. Semua kita dibangun—tegangan otot-otot kita dirancang untuk bisa menahan beban empat belas ton—rata-rata manusia. Ini adalah hal menakjubkan yang telah Allah lakukan di sini.

 

Marilah kita lihat sebentar komposisi lautan cakrawala ini. Tidak ada lainnya di dalamnya, tetapi lautan cakrawala sebagian besar terdiri dari dua bagian. Tujuh puluh sembilan bagian nitrogen dan dua puluh satu bagian oksigen. Itulah bagian-bagian dari lautan cakrawala. Sekarang kita akan melihat sesuatu yang lain di dalamnya. Tetapi yang membentuk lautan cakrawala sebagian besar adalah zat-zat berbentuk gas. Sekarang Allah melakukan sesuatu yang menakjubkan dengan nitrogen dan oksigen itu supaya kita bisa hidup. Nitrogen sedikit lebih ringan daripada oksigen. Dan alasan Allah melakukan hal itu adalah ini: Ketika Anda bernapas, Anda menghirup oksigen dan mengeluarkan nitrogen. Sekarang, nitrogen tidak baik bagi Anda. Anda tidak bisa hidup dengannya. Anda memerlukan oksigen supaya hdiup. Jika oksigen lebih ringan dan nitrogen lebih berat, maka di dalam sebuah ruangan seperti ini di mana semua orang bernapas dan kita mengambil oksigen dan nitrogen turun dan naik, aka tidak lama semua orang di dalam ruangan ini akan mati. Tetapi Allah membuatnya seperti ini. Nitrogen sedikit lebih ringan daripada oksigen, sehingga ketika Anda menarik napas, Anda mengambil oksigen—paru-paru Anda yang melakukannya. Kemudian ketika Anda menghembuskan napas, nitrogen dihembuskan dan ia naik ke udara. Pada pagi hari dingin ketika Anda bernapas, napas Anda akan naik. Secara bertahap ke udara. Ini terjadi karena nitrogen sedikit lebih berat, sedikit lebih ringan daripada oksigen. Jadi ketika Anda naik ke atap di mana hal itu berhenti, itu tidak baik bagi kesehatan—karena semua yang kita hembuskan secara bertahap berputar-putar di sana. Tetapi kemudian dari celah-celah dan derit anak tangga, di sekitar retakan di pintu dan di setiap tempat. Baiklah, oksigen masuk dan kita bisa tetap bernapas dan tetap hidup. Pernahkan Anda memikirkan bagaimana Allah mengendalikan hal itu? Nitrogen adalah bahan dasar dari bahan peledak seperti dinamit dan nitrogliserin dan TNT dan semuanya. Dan oksigen adalah gas yang sangat penting bagi pembakaran. Dan mereka semua ada di sana ketika Allah berkata bahwa semua element akan menyatu dengan panas, yang harus Ia lakukan adalah berfirman dan segala sesuatunya akan menjadi malapetaka. Tetapi Ia memisahkan mereka—nitrogen dan oksigen. Itulah lautan cakrawala di atas kita

 

Sekarang, kita telah melihat strukturnya. Tetapi dengar, itu tidak seberapa dibandingkan dengan fungsinya. Bagaimana Allah menjadikan lautan di atas kita. Itu adalah hal yang mengagumkan—fungsi dari cakrawala itu. Itu adalah hal sangat mengagumkan yang telah dilakukan oleh Allah. Itulah yang dikatakan oleh Musa di sini. Air di atas dan air di bawah. Lautan air yang luas yang ada di atas kita dan lautan luas di bawah bumi. Allah meisahkan keduanya.  Taruhlah salah satu lautan di atas sana—taruhlah lautan terbesar di atas sana dan lautan yang lebih kecil di bawah sini. Baiklah. Marilah kita lihat. Saya katakan bahwa hal yang paling mengagumkan adalah fungsi dari lautan cakrawala. Banyak masalah yang Anda hadapi membuat segala sesuatu di dunia ini. Anda harus membuat tanaman tumbuh. Dan kemudian binatang-binatang memakan tanaman itu dan kita memakan tanaman itu dan kadang kala kita memakan binatang itu. Supaya manusia bisa hidup, kita harus menanam tumbuhan. Sekarang, supaya tanaman tumbuh diperlukan air. Tetapi air itu ada di bawah sini di lautan. Ini adalah cekungan besar di bumi. Dan ada dataran tinggi dan ada pegunungan yang tinggi dan ada dataran tinggi. Bagaimana Anda akan membawa air dari lautan ke atas pegunungan, apa yang akan Anda lakukan? Itu adalah masalah nyata sehubungan denga fakta bahwa Anda memiliki masalah transportasi.

 

Membawa air itu ke sana—di atas pegunungan setinggi duapuluh ribu kaki, dan dataran tinggi ini, sembilan, sepuluh ribu kaki tingginya, dan bahkan di sini di Dallas. Pernahkah Anda mencoba membawa seember air dari Teluk ke sini ke Dallas? Hanya seember? Saya tidak yakin. Tingginya enam ratus kaki—Anda punya masalah transportasi. Air di laut asin, penuh dengan mineral yang tidak Anda perlukan. Tuangkanlah pada bunga dan ladang jagung, maka semuanaya akan mati dan hancur. Selain itu, air itu sangat berat. Beratnya delapan ratus kali lipat berat atmosfer—delapan ratus kali. Saya tidak pernah tahu betapa beratnya air sampai mereka menaruh air asin ini di Dallas. Dan kita turun dan membeli lima gallon air, hanya lima gallon. Anda akan sempoyongan denga lima gallon. Diperlukan seorang yang sehat untuk mengangkat lima gallon . Anda memiliki jutaan dan jutaan dan jutaan ton air yang harus Anda bawa ke atas ke ketinggian ribuan kaki sejauh ratusan mil. Apa yang akan Anda lakukan? Baiklah, Allah melakukan hal itu ketika Ia menjadikan lautan cakrawala.

 

Marilah kita lihat bagaimana Allah melakukannya. Marilah kita pecahkan tiga masalah sekaligus. Pertama, masalah berat. Bagaimana Anda akan membawa air yang berat itu ke atas sana? Apa yang akan Anda lakukan? Ini adalah masalah yang berat—bobot air. Baiklah. Beginilah Allah melakukannya. Yang paling mengagumkan di dunia adalah air. Kita akan melihat bahwa seandainya Allah memberi kita waktu. Air—air saja—paling mengagumkan, memiliki kontradiksi di dalamnya. Dari semua hokum alam, yang paling mengagumkan adalah air. Sekarang, air memiliki kemampuan yang besar untuk berekspansi. Anda bisa mengubah air menjadi uap  dan berekspansi ratusan kali lipat, seribu enam ratus kali volumenya. Itulah sebabnya uap air memiliki tekanan yang sangat tinggi. Ambillah sedikit air, panaskanlah, maka tempatnya harus bisa menahan tekanan seribu enam ratus kali. Itu seperti kekuatan bahan peledak, menghancurkan apa pun. Itulah air. Ketika matahari muncul—matahari yang panas di daerah khatulistiwa, lautan tropis, ia memanaskan air dan mengembangkannya hingga sembilan ratus kali ukuran awalnya.

 

Sekarang, bobot air delapan ratus kali bobot atmosfer. Tetapi sinar matahari mengembangkannya menjadi sembilan ratus kali  sehingga menjadi seperdelapan lebih ringan. Jadi, matahari, bersinar—dan panas lainnya akan turun ke air, mengembangkan volume air hingga mencapai sembilan ratus kali lipat dan mengubahnya menjadi uap. Dan menjadi seperdelapan lebih ringan daripada atmosfer, mengapa, uap itu terus menyebar. Ke mana-mana. Ke mana-mana. Seluruh ciptaan Allah, dimana ad air, jika ada matahari menyinarinya, maka air itu akan menjadi seperdelapan lebih ringan daripada atmosfer dan naik ke udara. Dan hilang di udara. Baiklah, berapa banyak air yang dapat ditampung di atas sana? Dengar, lautan cakrawala dapat menampung semuanya, tahukah Anda? Izinkan saya memberikan ilustrasi berapa yang bisa ditampung oleh udara. Jika ruangan berukuran enampuluh berukuran enam puluh kaki kali enam puluh kaki kali enam puluh kaki, tidak ada yang sebesar ini. Bahkan pada suhu enam puluh derajat Fahrenheit, suhu yang dingin, ruangan itu akan menampung dua ratus lima puluh-dua pon air, sedikit atmosfer. Seperempat mil persegi udara di atas udara ini, pada suatu hari pada musim panas, akan ada lima ratus ribu ton air—hanya satu mil persegi. Satu miliar pon air. Oh bukankah saya katakan lima gallon? Lima ratus ribu ton air pada suatu hari. Keluarlah dan lihatlah ke atas, tepat di atas Anda, dan ada lima ratus ribu ton. Oh Tuhan, jangan biarkan itu jatuh. Biarlah tetap ada di atas sana lebih lama. Tu adalah hal yang mengagumkan. Lautan cakrawala yang besar di atas sana itu membuat lautan di bumi tampak seperti genangan air. Air yang banyak di atas sana di cakrawala. Baiklah, satu masalah terpecahkan. Bagaimana Anda akan mengangkat bobot yang berat itu? Allah melakukannya dengan penguapan. Membuatnya lebih ringan daripada atmosfer dan memang begitulah.

 

Baiklah, apa yang akan Ia lakukan dengan ketidakmurnian? Baiklah, garam tidak berubah. Garam tidak menguap. Jadi, hanya air, air murni yangmenguap. Dan garam tetap tinggal di lautan. Bagaimana Ia memecahkan masalah transportasi? Dan bagaimana mengangkatnya ke atas sana dan menjatuhkannya di tanah yang membutuhkan? Baiklah, Allah melakukan mukjizat lagi. Ia melakukan hal yang sebaliknya. Ia membuatnya menguap dari lautan dan naik ke udara di cakrawala, lautan air yang besar. Bagaimana Anda Anda akan menurunkannya ke tanah? Baiklah, angina bertiup dan udara yang naik ke puncak Pike’s Peak dan angina bertiup dan di atas puncak Mount Everest dan di sini di Dallas. Baiklah, aliran angin yang besar membawanya ke seluruh dunia. Sekarang, bagaimana cara Anda menurunkannya? Karena itu sangat ringan. Itu lebih ringan daripada atmosfer. Dan itu mengapung di sini. 

 

Dan tidak baik apabila lautan di udara itu tetap di atas sana. Anda harus menurunkannya ke bumi. Baiklah, Allah melakukan hal itu dengan kondensasi—proses yang berlawanan. Misalkan ada awan di sini. Ada awan di sini di Dallas barat laut. Dan suhunya delapan puluh derajat Fahrenheit. Awan itu, sekumpulan besar yang datang, dari bumi yang panas naik ke atas dan di atas sana menjadi dingin. Baiklah, jika awan itu suhunya turun sembilan derajat—maka awan itu akan membuang seperempat air yang dibawanya. Dan jika suhunya turun lagi dua belas derajat—jadi dua puluh satu—maka awan itu akan membuang sepertiga lagi, menjadi setengah. Awan itu akan menumpahkan setengah air yang dikandungnya. Jika suhunya turun lagi dua puluh satu derajat maka awan itu akan menumpahkan setengah air yang ada di dalamnya. Dan itulah yang Allah lakukan untuk membuat hujan. Ini semua diperlukan adalah ada seseorang yang menaruh pendingin udara di hari-hari musim panas yang ini, dan Anda akan mendapatkan hujan yang Anda butuhkan. Masalahnya hanya pendingin udara itu kan? Itulah yang membuat hujan turun. Anda akan melihat hal yang sama di dalam kulkas Anda. Kalau Anda memiliki kulkas, Anda harus menyediakan air. Ketika Anda memampatkan udara, ketika Anda mendinginkan udara, keluarlah air. Begitulah di rumah saya. Dan Allah membuatnya seperti itu. Dan kalau di rumah Anda tidak seperti itu, Anda bisa datang dan berbicara dengan saya. Pasti ada sesuatu yang salah di tempat tinggal Anda. Ketika Anda memampatkan udara, keluarlah  air. Dan begitulah Allah membuat hujan turun.

 

Baiklah, orang-orang kafir tertawa. Mereka berkata bahwa itu menunjukkan bahwa tidak ada rancangan, tidak kecerdasan di balik semua ini. Karena hujan turun di lautan. Hanya badai di lautan, hanya hujan. Dan pernahkah Anda melihat hujan di lautan, hujan saja, di lautan? Dan apa bagusnya? Itu menunjukkan bahwa tidak ada rancangan. Itulah yang dikatakan oleh orang-orang kafir. Baiklah, yang harus Anda lakukan adalah mengatakan kepada orang-orang kafir tersebut, “Dengar, alasan Allah melakukan hal itu adalah supaya ikan-ikan bisa hidup.” Allah memiliki hal-hal yang Ia sukai selain hujan. Ia memiliki ikan di bawah sana yang harus bernapas. Mereka memerlukan oksigen. Dan alasan turunnya hujan di lautan adalah Allah sedang memberikan udara pada lautan. Semua titik hujan membawa oksigen sehingga ikan dapat bernapas sehingga Anda dapat menangkapnya dan membawanya pulang dan memakannya. Itulah sebabnya Allah melakukan hal itu. Ia melakukan hal itu supaya ikan dapat bernapas.

 

Baiklah, waktu telah habis. Tetapi, saya akan memberi tahu Anda soal air—ada atau tidak ada waktu. Air adalah hal yang paling mengagumkan di dunia—air. Ada hokum di dunia yang menyatakan bahwa ketika Anda mendinginkan sesuatu, ia akan mengeras. Ketika Anda memanaskan sesuatu, ia akan mengembang. Itulah hokum alam. Baiklah, air mengikuti hukum itu. Anda mendinginkannya, maka akan mengeras hingga tiga puluh derajat Fahrenheit. Dan kemudian tidak alasan sama sekali, kecuali Allah membiarkan dunia ini—tidak ada alasan sama sekali, melanggar hukum kontraksi dan mulai mengembang. Dan mengembang sampai tiga puluh derajat sampai sepersembilan lebih besar dari ukuran semula. Ayub, bagaimana Ayub melakukan hal itu? Ayub berkata, “Air membeku seperti batu, dan permukaan samudera raya mengeras.” (Ayub 38:30). Mengapa batu tidak tenggelam? Mengapa batu tidak tenggelam? Mengapa? Karena Allah membuatnya melanggar hukum itu. Tidak alasan kecuali Allah membuatnya demikian. Tetapi, itu mengembang. Dan dengar, jika Allah tidak melakukan hal itu, mengapa air membeku hingga ke dasarnya, mengeras, sampai akhirnya ke utara dan ke selatan di kutub, Anda akan melihat kawasan es yang luas dari dasar hingga ke puncak. Dan arus samudera yang terjadi karena pertemuan arus dingin dari utara dan arus panas dari selatan, Anda tidak akan memiliki arus samudera dan dunia ini akan mengalami stagnasi dan mati. Allah melakukan hal itu supaya ada kehidupan—hanya supaya ada kehidupan. 

 

Sekarang, proses yang berlawanan itu memang benar. Hukum itu menyatakan bahwa ketika Anda memanaskan sesuatu, maka ia akan mengembang. Baiklah, lihatlah, ketika saya mengambil sepotong es dan memanaskannya, mencairkannya, maka es itu tidak mengembang. Ia mengeras terus sampai mencapa suhu  tiga puluh lima, tiga puluh tujuh derajat Fahrenheit, lalu mulai mengembang. Dan akhirnya, Anda bisa membuatnya menjadi uap. Allah melakukan hal itu supaya batu bisa mengambang. Sehingga arus samudera bisa bergerak. Supaya ada kehidupan di bumi, dan saya harus pergi.

 

Tetapi, bukankah mengherankan bahwa Musa menulis semuanya itu? Memisahkan lautan ini, lautan di atas dan lautan di bawah. Itulah Allah, tulah Tuhan.

Sekarang, kita menyanyikan sebuah bait dari sebuah pujian—bait dari sebuah pujian. Sementara kita menyanyikan lagu pujian ini, siapa pun Anda, berikanlah hati Anda kepada Tuhan, atau datanglah ke dalam persekutuan gereja, datanglah dan berdirilah di samping saya. Semsntara kita berdiri dan sementara kita menyanyi