ALLAH MEMBAGI TERANG

(GOD DIVIDES THE LIGHT)

 

Dr. W. A. Criswell

 

Kejadian 1:3-5

04-07-91

 

            … pada saat penciptaan. Dan kami berterima kasih kepada Anda yang mendengarkan radio dan menonton televise atas doa-doa Anda ketika kami menyampaikan Firman Allah. Kejadian 1—judulnya, PEMBAGIAN TERANG 

 

Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.

Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.

Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi.

Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap.

Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama (Kejadian 1:1-5)

 

“Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi” (Kejadian 1:1). Dan saya berpikir, saya paling percaya, bahwa jika Allah melakukannya, maka Ia melakukannya dengan indah dan sempurna dan mulia. Saya tidak pernah berpikir bahwa karya tangan Allah adalah gelap dan kacau balau dan terjatuh. Jadi bagi saya, ketika Allah menciptakan langit dan bumi, pasti indah dan sempurna. “Bumi belum berbentuk dan kosong, gelap gulita menutupi samudera raya” (Kejadian 1:2). Saya berpikir bahwa ayat itu seharusnya berbunyi “Bumi menjadi gelap dan kosong dan belum berbentuk dan kacau balau.”—tohu wahobu. Saya menirukan ini dari seorang sarjana di dalam kamus bahasa Ibrani. Kata kerja Ibrani ini diterjemahkan sebagai “dahulu adalah/was”—bumi “dahulu adalah”—kata kerja Ibrani ini berarti “ada, menjadi, terjadi.” Istilah tersebut muncul 3.540 kali di dalam kitab Perjanjian Lama bahasa Ibrani. Dan bukanlah semata-mata keinginan saya bahwa kata yang diterjemahkan sebagai “dahulu adalah” bisa berarti “menjadi”. Pada mulanya, Allah menciptakan langit dan bumi, dan bumi menjadi gelap dan kosong, kacau balau, dan belum berbentuk.” Kemudian apa yang terjadi? Bacalah Firman Allah, maka tampaklah apa yang terjadi. Allah menciptakan seluruh alam semesta ini dan planet bumi ini dengan indah, sempurna, mulia, dan masuklah dosa. Dan ketika dosa masuk, dosa mendatangkan kegelapan dan kekacauan, kehancuran, dan kutuk. Saya tahu bahwa dosa dan setanlah yang memasuki alam semesta ciptaan Allah dari membaca pasal keempatbelas dari Kitab Yesaya dan pasal ke duapuluh delapan dari Kitab Yehezkiel. Di sana Allah dengan jelas menyatakan kepada kita bahwa ciptaan yang indah dan mulia ini, karya tangan-Nya yang mahakuasa, Iblis masuk ke dalamnya, Iblis memberontak, Iblis masuk membawa dosa, dan ketika ia masuk, seluruh ciptaan Allah jatuh ke dalam kekacauan dan kekosongan yang tidak berbentuk. Ketika Iblis masuk dan di manapun Iblis masuk, ia membawa kutuk dan kegelapan dan kekacauan. Tidak ada pengecualian. Tidak pernah.

 

Beberapa hari yang lalu saya sedang berkhotbah di sebuah kota di luar Dallas, dan saya tinggal di Hotel Hilton menghadap sebuah danau yang indah. Dan di sisi lain dari danau itu saya melihat dengan positif sebuah rumah yang paling bagus yang pernah saya lihat—indah, tiang putih, bangunan yang megah, yang harganya jutaan dolar. Malam itu, seusai pelayanan, ada sekelompok pria yang datang untuk berbicara dengan saya. Saya tahu bahwa mereka adalah para pekerja yang berbakat dan pandai yang memasang semua ornament dan menghiasi rumah yang indah dan megah itu. Dan saya berkata dari luar jendela hotel saya—saya melihat rumah yang paling megah yang pernah saya lihat, dan par pekerja itu berkata kepada saya, “Tetapi itu adalah salah satu kekacauan dan kehancuran dan kutuk.” Saya berkata, “Apa maksud Anda? Bagaimana mungkin?” Dan mereka berkata, “Orang yang membangunnya dan memilikinya adalah salah seorang multi jutawan Amerka. Dan sehari atau dua hari yang lalu, “ kata para pekerja itu kepada saya, “Untuk merayakan pembukaan rumah baru itu dan untuk merayakan ulang tahun sang multi jutawan itu, mereka mengadakan pesta yang mewah di rumah itu. Orang-orang elit di Negara bagian diundang, dan orang-orang kaya dari seluruh penjuru dunia ada di sana. Dan di tengah-tengah pesta yang mewah itu, istri sang multi jutawan itu memberikan hadiah berupa album yang megah. Dan di dalam album itu ada foto-foto dan biografi singkat, dan foto-foto dan biografi semua pelacur dan wanita simpanan yang pernah menjalin hubungan dengan sang multi jutawan sepanjang usia pernikahan mereka. Dan di akhir pemberian hadiah albuh megah itu, ia mengumumkan perceraiannya.” Dan para pekerja itu berkata kepada saya, “Itu bukan rumah yang megah yang indah, sangat menarik, dan luar biasa, “ kata mereka kepada saya, “Itu adalah rumah kutukan dan kegelapan dan kehancuran.”

 

Seluruh alam semesta adalah seperti itu. Betapa pun indah, menarik, mulianya, ketika dosa masuk, ketika Iblis masuk, masuk jugalah kegelapan dan kekacauan dan kehancuran. Jadi di sini, “Allah menciptakan langit dan bumi.” Jika Ia melakukannya, maka pastilah indah dan sempurna. “Bumi belum berbentuk dan kosong dan kegelaopan menutupi samudera raya.” Dosa menghancurkan. Dengan kebaikan dan belas kasihan Tuhan Allah, “Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air” (Kejadian 1:2). Keselamatan kita selalu dimulai dengan gerakan Roh Allah di hati kita. “Berfirmanlah Allah …” Dan Roh Allah selalu diikuti oleh Firman-Nya yang tidak pernah keliru dan tidak pernah salah, firman keselamatan kita. Ketika pendeta kita yang luar biasa berkhotbah pada pelayanan pukul 08.15 pagi ini, “Allah berfirman ….” “Berfirmanlah Allah, “Jadilah terang … Allah melihat bahwa terang itu baik (Kejadian 1:3, 4). Tidak sangkakala yang mengumumkannya. Tidak ada suara yang menyatakannya. Itu memang baik dan Tuhan melihatnya dengan senang hati. Terang menghasilkan saksi atas kemahakuasaan-Nya dan kedaulatan-Nya dan kuasa-Nya yang besar dan kasih-Nya dan belas kasihan-Nya. Kita tidak memiliki Allah yang kemuliaannya adalah kegelapan dan kekacauan. Ia adalah Allah kemuliaan dan terang.

 

Apakah sumber terang ini? “Berfirmanlah Allah, Jadilah terang, lalu terang itu jadi. Anda akan memperhatikan saat membaca pasal tersebut, bahwa matahari dan bulan dan bintang-bintang diciptakan empat hari kemudian. Terang macam apakah ini? Ada banyak, banyak jenis terang. Ada terang yang terjadi karena sebuah kejutan listrik uap air dan gas seperti neon atau tabung fluoresen. Ada cahaya pada seekor binatang kecil. Suatu ketika saya mengambil seekor binatang kecil yang bercahaya. Binatang itu membuat saya kagum. Ia telah mati tetapi ekornya masih bercahaya, dan cahaya itu terang sekali, dan saya menyimpannya selama beberapa hari, dan cahaya di ekornya itu, menjadi misteri bagi para ilmuwan sampai hari ini. Ada berbagai macam cahaya—cahaya fosfor pada berbagai macam ikan di lautan tropis, aurora borealis, suatu cahaya magnetis, cahaya radium. Ada banyak jenis cahaya. Cahaya (terang) macam apakah ini? Matahari dan bulan bukanlah terang, mereka adalah bintang-bintang. Mereka menahan cahaya. Mereka melepaskan cahaya sejauh 186.200 mil dalam waktu sedetik, tujuh setengah kali mengelilingi bumi dalam sedetik. Terang macam apakah itu? Bacalah:

 

Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya (Yohanes 1:3-5).

 

            Ketika Tuhan Yesus, Allah semesta alam, menciptakan dunia ini, dunia telah menjadi gelap karena dosa. Ia, dalam hadirat-Nya, dalam kasih-Nya dan kemurahan-Nya dan belas kasihan-Nya terhadap dunia yang Ia ciptakan, Ia mendatangkan terang bagi ciptaan-Nya. Di mana ada Yesus, ada terang. Mazmur 104:2: “yang berselimutkan terang seperti kain.” Dan Yesus adalah “terang dunia” (Yohanes 8:12). Ketika Ia lahir, yang lebih terang daripada bintang yang menunjukkan palungan-Nya adalah terang yang bersinar di dalam Yesus. Dalam pelayanannya yang mulia, hidupnya yang bercahaya, seperti yang dinubuatkan oleh Maleakhi, “bagimu akan terbit surya kebenaran dengan kesembuhan pada sayapnya” (Maleakhi 4:2). Dan dalam kematian-Nya, Ia mendatangkan terang dan keabadian.

9:2 Engkau telah menimbulkan banyak sorak-sorak, dan sukacita yang besar; mereka telah bersukacita di hadapan-Mu, seperti sukacita di waktu panen, seperti orang bersorak-sorak di waktu membagi-bagi jarahan (Yesaya 9:2). Yesus adalah terang dunia, dan hadirat-Nya dan kasih-Nya dan kemurahan-Nya mendatangkan terang Allah ke dalam dunia yang kacau balau, dan Allah melihat bahwa itu baik. Berkat dari terang dan hadirat Tuhan kita ada di mana pun, di mana-mana. Terang mendatangkan hidup kepada ciptaan. Tidak ada lading atau hutan atau buah tanpa adanya terang Allah yang memberi kehidupan. Dunia ini, gelap di waktu malam, menjadi penuh dengan kemuliaan hidup ketika terang Allah bersinar di atasnya. Di pagi hari Allah berkata kepada burung-burung, “bernyanyilah”. Allah berkata kepada ladang-ladang, “Tumbuhkanlah buah, bersemilah.” Dan Allah berkata kepada manusia yang kelelahan, “Bangkitlah, bekerjalah, dan bersinarlah.” Dan terang Allah dilimpahkan dengan bebas kepada orang-orang miskin, kepada para petani, kepada orang-orang yang berkekurangan. Dan Tuhan berkata di dalam pasal kelima kitab Matius, “yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.” Dan tidak ada seorang pun yang bisa mencegah terbitnya matahari.

           

            “Allah melihat bahwa terang itu baik …. Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama (Kejadian 1:5). Allah, dalam kasih karunia dan kemurahan-Nya, selalu bergerak menuju terang, menuju kemenangan, menuju keselamatan, menuju kejayaan, menuju kemuliaan—selalu. Tidak ada pengecualian. Dari kegelapan menuju terang, dari kekacauan menuju keteraturan, dari kesedihan menuju sukacita, dari keraguan menuju iman, dari kutuk menuju berkat, dari sementara menuju keabadian, dari kematian menuju hidup kekal, Allah selalu bergerak menuju kejayaan utama itu. “Petang dan pagi adalah hari pertama.” Petang, kegelapan, menjadi terang Allah. Saudara-saudara terkasih, ambillah Koran, dan judul depannya penuh kekejaman. Surat kabar  penuh dengan kekerasan dan kesalahan dan kematian. Ambillah Alkitab, Firman Allah, dan itu penuh dengan kemuliaan kejayaan Allah Sendiri. Tidak ada pengecualian. Di dalam pasal kelimabelas dari Kitab Kejadian ini, Allah memilih Abraham dan menyuruhnya memisahkan korban sapi jantan, domba, kambing, unggas, dan Allah berkata kepada Abraham, “Berjalanlah di antara mereka.” Dan ketika Abraham berjalan di antara mereka, ia diliputi oleh kegelapan, kemudian diikuti oleh perapian yang menyala-nyala dan terang yang penuh kemuliaan, yang selalu menjadi symbol Allah. Dan Tuhan memerintahkan kepada Abraham bahwa orang-orangnya harus berada di bawah penindasan selama 400 tahun, tetapi pada akhirnya mereka akan mewarisi tanah perjanjian. Tidak ada pengecualian, petang dan pagi hari, kegelapan selalu diikuti oleh terang.

 

            Saya memikirkan Yakub, seorang penipu. Namanya berarti “penganti. Penipu.” Sepanjang malam di sungai Yabok, ia bergumul dengan malaikat itu, dan ketika pagi tiba, malaikat itu berkata, “Engkau telah menang. Namamu bukan lagi Yakub, ‘pengganti.penipu’, namamu sekarang adalah Isarel, “seorang raja damai.” Itulah Allah. Yusuf dijual ke Mesir. Ia memimpin orang-orangnya keluar dari perbudakan menuju kemerdekaan kasih karunia Allah yang abadi. Musa telah dikuburkan. Allah memimpin upacara penguburannya. Ia tidak pernah memasuki tanah perjanjian. Saya membaca di dalam Matius tujuh belas transfigurasi (penuh kemuliaan). Siapa yang ada di sana? Musa—Musa di tanah perjanjian. Selalu kemenangan utama itu. Selalu. Daud, bersembunyi dari gua ke gua. Allah berkata kepadanya bahwa tahtanya akan ada selamanya. Di dalam Perjanjian Baru, rasul Paulus menantikan saat untuk menjadi martir:

“Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya” ( 2 Timotius 4:7,8). Itu tidak pernah gagal, petang, kegelapan, selalu diikuti oleh siang hari, terang. Juruselamat kita di dalam gelapnya Getsemane, dan kemudian di bunuh di Golgota, dipaku pada kayu. Pada hari yang ketiga, Ia bangkit kembali. Ia naik ke sorga. Ia mengirimkan Roh Pentakosta-Nya, dan pada hari yang penuh kemuliaan kelak kita akan melihat-Nya turun dari langit. Pada akhirnya selalu adalah kemenangan yang mulia. Tidak ada pengecualian. Dan Tuhan kita berbicara kepada kita, dalam Roma 8:28:  “Segala sesuatu”—apapun itu—akan membimbing Anda untuk berbicara malam ini--“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” (Roma 8:28).

 

            Saya memikirkan seorang pengkhotbah, tanpa anak. Bertahun-tahun kemudian, Allah memberinya seorang anak laki-laki, dan anak itu mati. Pikirkan hal ini: ia menandai anak kecil itu, mengasihi hadiah dari Sorga berupa caha kecil itu, dan anak kecil itu mati. Ada dua orang yang berbicara tentang dia. Salah seorang di antaranya berkata, “Kau tahu, aku telah mendengarnya selama-bertahun-tahun. Ia adalah seorang pengkhotbah yang besar.” Dan orang yang lainnya berkata, “Pernahkah engkau mendengar dia akhir-akhir ini, sejak anak laki-laki kecilnya meninggal?” “Tidak,” kata orang yang lain. Kemudian orang yang satunya berkata, “Tetapi, pak, Anda harus mendengarnya sekarang!” Kesedihan dan kekecewaan, bahkan pada saat menghadapi kesulitan dan frustrasi, Allah sedang bekerja di antara mereka untuk mendatangkan berkat dan kebaikan kita.

 

Saya berpikir tentang diri saya, tahun depan akan berusia 82 tahun, bertambah tua. Robert Browning, seorang Kristen Allah yang luar biasa, menulis di dalam “Rabbi ben Ezra”:

 

Marilah, marilah, menjadi tua bersamaku! Yang terbaik belum ada, Akhir hidup, untuk itulah yang pertama ada, Hidup kita, masa-masa kita, hari-hari kita ada di dalam tangan-Nya, Percayalah kepada Allah, lihatlah semua, jangan takut!”

(Robert Browning, “Rabi ben Ezra”)

 

“Allah telah menyediakan sesuatu yang lebih baik bagi kita” (Ibrani 11:40). Di dalam Dia, semua kebutuhan yang telah terpenuhi akan menuju terang, menuju matahari, menuju sorga, menuju kemenangan utama dan akhir kita. Dan memberikan hati dan hidup kita kepada sang Juruselamat yang memimpin kita menuju kejayaan utama itu adalah pengalaman termanis yang kita alami di dalam hidup manusia.

 

Dan bagi Anda yang telah mendengarkan pesan ini, kiranya Allah memberikan kemenangan ini pada hati Anda. Apa pun kesedihan, apa pun kekecewaan, apa pun kerugian, di dalam Kristus, kita memiliki semua itu yang dilimpahkan oleh Sorga. Dan jika Anda tidak tahu cara menerima Yesus sebagai Juruselamat Anda, ada sebuah nomor di layer televisi Anda. Hubungilah. Ada sebuah alamat. Tulislah surat kepada kami. Akan ada pria dan wanita yang akan membimbing Anda menuju kerajaan Allah, dan saya akan berjumpa dengan Anda di sorga pada hari yang penuh kemenangan dan kemuliaan itu. Yang terbaik belum tiba.

 

Nah, Zig Ziglar, di manakah engkau, temanku yang baik? Aku ingin engkau datang dan berdiri di sana. Zig Ziglar, dekan dan guru sekolah Minggu dan duta kerajaan Allah di sorga. Ketika kita menyanyikan pujian ini, ini bukanlah undangan bagi Anda peserta seminar “Born to Win” untuk bergabung di gereja kami. Ini adalah undangan bagi Anda, ketika kita menyanyikan pujian kita, setiap orang dari Anda datanglah dan berdoalah bersama Zig. Ini akan menjadi salah satu pengalaman terindah di dalam hidup Anda. Pada nada pertama bait pertama, ketika kita mulai menyanyi, datanglah dan berlututlah  di sini bersama dengan Zig dan berdoalah bersamanya. Ini akan menjadi salah satu ucapan syukur paling berharga yang akan pernah Anda alami. Semuanya, pada nada pertama bait pertama, datanglah dan berlututlah bersama Zig, ketika ia berdoa bagi kita. Dan bagi semua orang yang ada di ruangan ini, dan di balkon dan tangga dan orang-orang di lantai bawah, di antara deretan bangku-bangku ini; “Pendeta, ini adalah hari Allah bagiku dan aku berdiri bersama orang-orang Allah dengan komitmen dan dengan iman.” Datanglah, dan sambutlah; sementara kita berdiri dan sementara kita menyanyi.