ANAK-ANAK ADAM

(The Children of Old Man Adam)

 

Oleh Dr. W. A. Criswell

Diedit oleh Dr. Eddy Purwanto

 

Khotbah ini dikhotbahkan di First Baptist Church in Dallas

19 November 1986

 

Kejadian 6:1-7

 

            … dan bacalah dengan keras. Kejadian 6:1-7. Sekarang bersama-sama:

Dan hal itu berlalu, ketika manusia mulai bertambah banyak jumlahnya di muka bumi, dan bagi mereka lahir anak-anak perempuan, maka anak-anak Allah melihat, bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu mereka mengambil isteri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang mereka sukai. Berfirmanlah TUHAN: "Roh-Ku tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam manusia, karena manusia itu adalah daging, tetapi umurnya akan seratus dua puluh tahun saja."

Pada waktu itu orang-orang raksasa ada di bumi, dan juga pada waktu sesudahnya, ketika anak-anak Allah menghampiri anak-anak perempuan manusia, dan perempuan-perempuan itu melahirkan anak bagi mereka; inilah orang-orang yang gagah perkasa di zaman purbakala, orang-orang yang kenamaan.

Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya. Berfirmanlah TUHAN: "Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang-binatang melata dan burung-burung di udara, sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka."

 

            Marilah kita duduk dan mulai. Anak-anak Adam. Sejarah tentang sifat dasar manusia yang tidak diperbarui selalu sama. Ini adalah kisah tentang pembunuhan dan perang dan pertumpahan darah. Pada masa Kain dan Habel, Kain membunuh saudaranya sendiri. Peristiwa itu terjadi pada tahun 6.000 s.M. Pada tahun 4.000 s. M, pada zaman Nuh, kisah itu berlanjut dengan kehancuran semua makhluk hidup yang bernapas. Pada tahun 2.000 s.M., Abraham meninggalkan negeri pemujaan berhala. Seluruh dunia memuja berhala. Dan ia pergi ke negeri Sodom yang terbakar oleh api dan belerang yang merupakan hukuman dari Allah. Pada tahun 1.500 s.M., Musa diutus oleh Allah karena penindasan yang dialami oleh anak-anak Allah di bawah Firaun. Pada tahun 1.000 s.M., terjadilah perang antara Daud dan bangsa Filistin. Tahun 800 s.M. adalah zamannya Ahab dan Izebel. Tahun 700 s.M. adalah zamannya Asyur dengan Tiglet-Pileser dan Sargon dan Sanherib. Tahun 600 s.M. adalah zamannya Babel dan Nebukadnezar. Tahun 500 s.M. adalah zaman penaklukan oleh bangsa Persia. Dan tahun 300 adalah zamannya Aleksander Agung dan penaklukan oleh bangsa Yunani. Tahun 150 s.M. adalah zamannya penaklukan oleh Makabe. Pada abad pertama, legiun-legiun Romawi ada di mana-mana. Dan pada tahun 120, bangsa Mongol dan Jenghis Khan dan Tamerlan menguasai bagian timur bumi. Pada tahun 700, tampil Muhammad dan kemudian orang-orang Saracen (orang-orang muslim pada zaman perang salib) dan bangsa Turki.

            Zaman Pertengahan telah dikenal oleh anak-anak sekolah sekarang, yang membaca Perang Seratus Tahun dan Perang Tiga Puluh Tahun. Dan ada banyak kisah tentang Amerika. Perang dengan bangsa Indian, Perang dengan bangsa Perancis, Perang dengan bangsa Spanyol, Perang dengan bangsa Inggris. Pada tahun 1776 terjadilah Revolusi kita. Pada tahun 1812 terjadi perang dengan Inggris. Pada tahun 1846 terjadi perang dengan Meksiko. Pada tahun 1892 terjadi perang dengan Spanyol. Pada tahun 1914 kita terlibat dalam Perang Dunia Pertama. Pada tahun 1940, kita menjadi bagian dari perang yang paling berdarah, Perang Dunia Kedua. Pada tahun 1950-an kita terlibat di dalam Perang Korea. Dan pada tahun 1960-an kita terlibat di Vietnam. Kisah tentang umat manusia adalah sebuah kisah, dan merupakan rekaman sejarah yang telah disunting oleh Allah dan tentang ketidaktaatan anak-anak Adam.

            Di dalam Taman Eden, Tuhan Allah berkata, “Semua pohon di dalam taman ini boleh kau makan buahnya dengan bebas, tetapi ada satu pohon yang hanya Aku Sendiri yang boleh memakannya.” Dan orangtua kita yang pertama berkata, “Tidak, kami juga boleh memakannya.” Pada zaman hukum Taurat, Allah berkata, “Patuhilah perintah-perintah-Ku.” Dan anak-anak Adam berkata, “Tidak, kami melanggarnya satu per satu.” Pada zaman nabi-nabi, mereka berkhotbah, “Bertobatlah, bertobatlah, mengapa engkau ingin mati?” Dan anak-anak Adam berkata, “Tidak, kami tidak akan bertobat.” Dan sebagian dari para nabi itu ada dirajam hingga mati. Dan sebagian ada yang digergaji hingga hancur. Dan sebagian ada yang diumpankan kepada singa-singa. Dan ada juga yang dilemparkan ke dalam perapian yang menyala-nyala. Lalu Allah mengirimkan utusan-Nya, yang berkata, “Bertobatlah, sebab kerajaan sorga sudah dekat.” Dan mereka berkata, “Tidak, kami tidak akan bertobat.” Dan mereka memenggal kepalanya dan ia mati bersimbah darah. Kemudian datanglah Putera Allah, dan Tuhan Allah berkata, “Mereka akan menghormati Putera-Ku.” Dan anak-anak Adam berkata, “Tidak, kami tidak akan menghormati Putera Allah.” Dan mereka menyalibkan-Nya.

            Para rasul yang diangkat oleh Tuhan Allah berkata, “Jika engkau mengaku dengan mulutmu bahwa Yesus adalah Tuhan dan percaya di dalam hatimu bahwa Ia hidup, engkau akan diselamatkan.” Dan anak-anak Adam berkata, “Tidak, kami tidak akan percaya dan tidak akan mengaku.” Dan sebagian dari nabi-nabi Allah mereka rajam. Sebagian lagi mereka siksa hingga mati. Sebagian lagi mereka pancung. Sebagian lagi mereka asingkan ke pulau yang sepi. Dan sebagian dari mereka ada yang mati di dalam tahanan dan di dalam penjara.

            Tampaknya, anak-anak Adam telah banyak berubah. Pada zaman Abraham, mereka berjalan atau naik keledai. Yesus pergi dari Nazaret ke sungai Yordan, di mana Yohanes membaptis-Nya dan berjalan sejauh enam puluh mil. Saya pernah menempuh jarak sejauh itu dengan mobil hanya dalam waktu beberapa menit. Dan saya pernah menempuh jarak sejauh itu dengan pesawat hanya dalam waktu beberapa detik. Pada zaman Abraham, mereka menggunakan lembaran tanah liat (tablet) seperti yang ada di El Amarna.

           Sekarang dengan adanya radio, televisi, dan pengiriman tulisan jarak jauh, kita bisa menyaksikan berbagai kejadian yang ada di belahan bumi lain. Dua hari yang lalu, saya mendengarkan seorang mantan editor Life Magazine, yang menjawab pertanyaan: Mengapa majalah yang Anda kelola tidak terbit lagi? Karena sekarang orang dapat melihat suatu peristiwa sama seperti kejadian yang sebenarnya. Dan mereka tidak perlu menunggu terbitnya majalah untuk mengetahui peristiwa tersebut.

             Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita tampaknya telah benar-benar mencapai kemajuan yang luar biasa. Abraham tinggal di dalam tenda. Ketika para malaikat utusan Allah datang, Alkitab mengatakan bahwa Abraham meminta mereka untuk tetap tinggal sementara ia menyiapkan hidangan. Dapatkah Anda bayangkan berapa lama waktu yang diperlukan untuk melakukan hal itu? Sekarang Anda mempunyai lampu listrik, kulkas, roti siap saji, segalanya telah siap.

            Tetapi sifat Adam tetap sama. Kita belum berubah. Anak-anak Adam masih tetap sesat seperti pada zaman Kain dan Habel.

            Saya teringat ketika sedang membaca kisah tentang seorang misionaris yang bernama Dan Crawford. Dan ia membawa sebagian orang yang bertobat dari jantung Afrika ke pantai di mana mereka akan naik kapal untuk mengunjungi tanah airnya. Dan di tengah perjalanan, Dan Crawford mulai menggambarkan kehebatan kehidupan modern pada bangsa-bangsa yang beradab di dunia. Semua petobat itu sangat terkesan akan apa yang akan mereka lihat ketika mereka keluar dari gubuk primitif di dalam rimba tempat mereka tinggal, berbagai hal yang hebat yang akan mereka lihat di dalam dunia yang beradab ini. Salah seorang di antara orang-orang berkulit hitam itu sangat tidak terkesan ketika Dan Crawford menggambarkan semua gerakan mekanis dan berbagai keajaiban kehidupan modern. Dan akhirnya, Dan Crawford sang misionaris berkata kepadanya, “Mengapa engkau tidak terkesan?” Dan orang kulit hitam yang besar itu berdiri tegak, melipat tangannya dan berkata, “Lebih kaya tidak berarti lebih baik.“

            Tuhan Allah berkata, “Hidup manusia tidak terdiri atas banyaknya harta yang ia miliki.” Demikian jugalah dengan anak-anak Adam. Berbagai perangkat yang mematikan hanya berevolusi menjadi lebih hebat, mengagumkan, dan menjadi teror yang menghancurkan. Saya mengandaikan bahwa Kain membunuh Habel saudaranya dengan batu atau tongkat. Sekarang kita membunuh dengan bom dan senapan mesin dan roket dan peluru kendali

            Orang-orang bertanya, “Pak Pendeta, apakah Anda percaya pada evolusi?” Saya tentu saja percaya pada evolusi. Kita telah berevolusi dari tongkat dan batu dan kapak batu ke peluru kendali dan bom. Ya, memang ada evolusi, tetapi dalam hal kuasa dosa untuk menghancurkan dan mendatangkan penderitaan.

 

            Dalam Kejadian 4:22 dikatakan bahwa Tubal-Kain adalah bapa dari semua tukang tembaga dan tukang besi. Sekarang, kita mempunyai pabrik-pabrik besar yang menghasilkan alat-alat mengagumkan yang mematikan dan menghancurkan ini. Saya mengandaikan bahwa pada zaman kuno, energi yang paling besar adalah kekuatan lembu atau keledai. Sekarang, kita mempunyai fisi atom dan gentar dengan kemungkinan-kemungkinan mengagumkan yang dapat dihasilkannya. Dalam hal kapal, kita telah berevolusi, anak-anak Adam tentu saja juga telah mengalami kemajuan. Mereka dahulu memiliki perahu dayung, dan mereka saling bertarung menggunakan sabit besi. Sekarang kita memiliki kapal-kapal besar yang mengangkut pesawat tempur dan kapal-kapal perang dengan kekuatan senjatanya yang menakutkan.

            Dalam hal pendidikan, mereka dahulu duduk di bawah kaki Plato di akademi atau Aristoteles di Lyceum atau dengan Zeno di teras-teras sekolah Stoa. Sekarang, Anda memiliki universitas dan komputer dan laboratorium dan semua lembaga pendidikan besar yang menentang Allah.

            Saya mulai membawa sebuah gambar kartun yang terdapat di halaman depan Tampa Daily Newspaper. Benar-benar hal yang paling aneh. Tidak mempedulikan Allah. Tidak mempedulikan Kristus. Evolusi di dalam pendidikan kita memang menghasilkan sistem yang hebat, tetapi bahkan hukum sekalipun tidak akan mengizinkan Anda berdoa atau membaca Alkitab atau mengajarkan Firman Allah.

            Rumah kita. Pada zaman kuno, Anda pergi ke sumur untuk mengambil air dan hidup dengan lampu. Sekarang kita mempunyai semua perlengkapan kehidupan modern yang indah. Dan rumah kita hilang.

            Saya mendengarkan diri saya berkhotbah beberapa hari yang lalu. Mereka telah memiliki program televisi, dan di dalam program tersebut saya telah berkata, “Hari tersebut akan segera datang—hari itu akan segera datang ketika mayoritas anak-anak Amerika akan dibesarkan di dalam rumah tangga dengan orangtua tunggal.”

            Kutukan dosa universal dan penghakiman dan maut saat ini sama tragisnya dengan yang terdapat dalam tiap generasi sejak kejatuhan manusia. Dan sepanjang sejarah perkembangan sejarah manusia tidak ada yang bisa digunakan untuk meramalkan dan menubuatkan bahwa kehidupan manusia akan lebih baik. Kita tidak berdaya karena kutuk dan kesalahan dan kejahatan. Tidak ada sistem pemerintahan atau pendidikan atau pelatihan yang akan melepaskan kita darinya.

            Ilustrasi yang lebih baik tentang hal itu tidak saya miliki daripada impian yang keliru mengenai dunia komunis. Anda bertanya, “Bagaimana mungkin di dalam dunia cipataan Allah ini orang-orang komunis sekarang mengendalikan separuh dari seluruh penduduk planet ini?” Bagaimana mungkin sistem seperti itu menguasai imajinasi dan kekuasaan dan kepercayaan rakyat? Baiklah, komunisme bisa karena memberikan tujuan yang tidak ada taranya dan tidak terperi. Ketika Anda berpikir bahwa komunis tidak memiliki gambaran masa depan yang utopis tentang masa depan, Anda tidak sepenuhnya paham. Mereka sangat percaya bahwa sistem pemerintahan mereka dan dengan kekuasaan negara yang koersif, mereka akan bisa membentuk kerajaan, bukan kerajaan Allah, tetapi kerajaan di mana segala sesuatunya indah dan luar biasa dan penuh kemuliaan di dalam hidup manusia.

            Saya ingin membacakan untuk Anda sebuah paragraf dari tulisan Leon Trostsky tentang revolusi. Ia berkata, “Semua emosi yang kita, para revolusionis saat ini, rasakan sulit disebutkan, misalnya pertemanan tanpa ketertarikan, kasih terhadap sesama, simpati akan menjadi kata-kata yang terus diulang di dalam puisi kaum sosialis. Semua orang akan tertarik kepada keberhasilan semua orang. Tidak perlu lagi mengejar-ngejar para nabi. Tidak akan ada artinya. Tidak ada pengkhianatan. Tidak ada penyuapan. Tidak akan ada unsur-unsur kompetisi yang akan membagi masyarakat menjadi kelas-kelas.” 

             Memang sebuah utopia itu mulia. Baiklah, apa yang terjadi padanya? Dan apa yang terjadi padanya saat ini? Tidak ada ilustrasi yang lebih baik daripada apa yang terjadi pada Leon Trotsky. Ia diburu hingga mati di seluruh muka bumi, dan terbunuh pada tahun 1940 oleh seorang teroris di Meksiko. Ada apa dengan utopia emas komunis? Komunis tidak mempertimbangkan betapa dalamnya sifat manusia yang tidak pernah diperbarui di mana Leon Trotsky menjadi sebuah contoh yang menyedihkan.

            Saya akan menutup dengan kata-kata Dr. Robert J. McCracken, pada waktu itu menjadi presiden Universitas Chicago, saat memberikan sambutan di hadapan Kongres. Dan paragraf penutupnya adalah sebuah komentar dari Herbert Spencer, sang filsuf: Spencer berkata, “Tidak ada rumusan politis yang bisa Anda gunakan untuk menghasilkan perilaku emas dari naluri yang gelap.” Dan inilah paragraf penutup sambutan Dr. McCracken: “Mereka yang mencoba menyingkirkan diri mereka dari akar dosa, akar di mana kesombongan dan hawa nafsu berasal, cepat atau lambat akan menghasilkan dua penemuan. Pertama, bahwa tidak ada yang bisa memenuhi keinginan mereka kecuali sebuah transformasi di dalam diri mereka, sebuah perubahan sifat yang radikal. Dan kedua, bahwa mereka sendiri dan dengan kekuatan mereka sendiri, mereka tidak berdaya untuk menghasilkan transformasi itu.” Ini adalah sebuah penemuan yang sejalan dengan prinsip dasar Kekristenan. Kekristenan lebih empatik daripada ini: Bahwa sifat dasar manusia membawa di dalam dirinya benih-benih frustrasinya dan kekalahan dan kematiannya sendiri. Bahwa manusia yang tidak memperoleh pertolongan tidak akan berdaya untuk mewujudkan apa yang ia inginkan. Bahwa ia memerlukan penebusan. Bahwa jika masyarakatnya ingin dselamatkan, maka diperlukan kuasa yang lebih besar daripada kuasanya sendiri, bahwa ia harus “dilahirkan kembali”. 

             Pendidikan tidak bisa melakukannya. Pemerintah tidak bisa melakukannya. Program-program sosial tidak bisa melakukannya. Reformasi manusia tidak bisa mewujudkannya. Itu harus dilakukan oleh kuasa dan kekuatan Allah yang Mahakuasa. Yesus berkata, “Engkau harus lahir baru secara ilahi.” Dan itulah pesan injil. Harapan kita tidak ada di dalam sistem pendidikan yang lebih baik atau pendirian universitas-universitas besar atau di dalam semua yang coba kita gunakan untuk menggunakan kekuatan pemerintah untuk melahirkan kembali dan menghasilkan kembali orang. Harapan kita ada di dalam Yesus Tuhan kita, di dalam khotbah-khotbah injil dan di dalam pesan mengenai harapan dan sorga dari gereja Yesus Kristus. Allah menolong kita supaya kita tetap beriman di dalam komitmen itu.