AKU MEMILIKI MASALAH BERHUBUNGAN DENGAN ANAK-ANAKKU, APA YANG HARUS KU LAKUKAN?

(I Have Trouble With My Children, What Shall I Do?)

 

Oleh Dr. W. A. Criswell

Diedit oleh Dr. Eddy Purwanto

 

Khotbah ini dikhotbahkan di First Baptist Church in Dallas

28 Maret 1982

 

Kejadian 4:1-12

 

Inilah Bpk Gembala membawa khotbah berjudul “Aku Memiliki Masalah Berhubungan dengan Anak-Anakku, Apa yang Harus Kulakukan? Mari lihat bersama di Kejadian, pasal 4. dan kita akan membaca dengan lantang dan secara bersama dua belas ayat pertama. Kejadian 4:1-12.

Masalah itu adalah sama tuanya dengan kemanusiaan itu sendiri. Ada dua orang anak yang dilahirkan di dunia, yang tertua bernama Kain, dan yang muda bernama Habel. Dan Kain membunuh adiknya Habel dan menumpahkan darahnya ke tanah. Kita punya cerita yang serupa, dan saya belum punya cukup waktu untuk masuk ke cerita itu, yaitu Nuh dan Kanaan, sebuah pelanggaran homoseksual. Kita mengalami kesulitan dalam membaca kisah si kembar, Esau dan Yakub. Kita punya sebuah cerita tragis dalam kisah Hofni dan Pinehas, dua orang anak laki-laki Eli, imam tertinggi. Dan karena pelanggaran mereka, seluruh bangsa masuk dalam perbudakan bangsa Filistin. Tidak ada lagi cerita yang lebih tragis yang kita baca dalam kepustakaan selain kisah Absalom yang merebut hati bangsa Israel melawan ayahnya, Daud, dan menimbulkan kekerasan dan perang sipil yang mengerikan.

Setua umur kemanusiaan, bagi kita sampai hari ini yang tidak berkurang adalah persoalan anak-anak. Ini diperkuat dengan contoh dari orang tua. Banyak hal yang mereka lakukan, mereka peroleh dari kehidupan anak-anak mereka. Seorang pria mempunyai seorang anak laki-laki kecil. Ia pergi ke arena mobil. Dan ketika ia tiba di arena mobil, ia menggendong anak kecil itu di belakang punggung dan membayar harga karcis satu orang. Menjatuhkan harga karcis satu orang didalam kotak gelas kecil di kursi pengemudi. Saat ia melakukan itu, merasa sukses karena membayar harga karcis satu orang, telah melakukan itu dan berhasil, ia mengedipkan mata pada anak lelakinya. Bertahun kemudian, saat bocah lelaki itu masuk penjara karena pencurian/penggelapan, tebaklah darimana ia  belajar untuk mencuri dan menipu?

Saya sedang ada di permainan cowboy. Saya pergi kesana setahun sekali pada Thanksgiving. Saya ada di sebuah ruang duduk tersendiri di bagian atas, duduk disana disebelah seorang pria yang mempunyai anak laki-laki kecil yang bersama dengannya di ruang duduk tersebut. Dan ketika ia duduk disana dan minum dan minum dan minum, yang mana sering kali mereka lakukan dalam permainan seperti ini. Selagi ia disana dan minum, ia bercakap-cakap dengan saya mengenai bagaimana mengerikannya ketergantungan pada obat-obatan diantara anak muda, tetapi ia terus memasukkan cairan itu, dan anak lelaki kecil itu, anaknya, memperhatikannya.

 

Ada dua hal dimana orang-orang yang lebih tua hampir semuanya melakukan. Dan mereka mendapatkan akibat yang tragis dalam kehidupan anak-anak mereka. Salah satunya adalah penggunaan alkohol. Ini adalah yang secara keseluruhan terlihat di televisi dan di bioskop-bioskop. Saya dikejutkan, dari satu sisi benua ini ke benua lain, para pengkhotbah dan gereja-gereja mengiklankan film itu, Chariots of Fire. Mereka menyiapkan wakil-wakil untuk pergi menontonnya, mereka memperlihatkan film tersebut di rumah gereja mereka, dan sejak adegan awal sampai kejadian dramatis terakhir, mereka secara teratur minum-minum. Tiap adegan ada semacam presentasi minuman didalamnya. Dan seperti tidak cukup, orang dewasa kita mengkonsumsi satu setengah milyar tablet amphetamine tiap tahunnya. Akan menjadi suatu yang aneh jika anak-anak kita melihat orang-orang dewasa minum berlebihan dan melihat orang tua mereka memakai obat-obatan dengan tidak habisnya, jika mereka sendiri tidak mengikuti berbuat demikian.

Hal yang lainnya adalah kontribusi pelanggaran terhadap anak-anak, merupakan hal yang bersifat duniawi dan rumah tangga yang tidak religius dimana mereka tinggal. Sekali-kali, mungkin dua kali dalam hidup saya, apakah saya melihat altar di sebuah rumah. Tetapi saya pernah melihat jeruji-jeruji dibangun di rumah-rumah kita, dunia tanpa akhir. Tetapi bukan hanya contoh dari orang tua yang menyebabkan pelanggaran pada anak, tetapi mereka diperkuat, masalah-masalah yang mereka hadapi, disebabkan tekanan dari kawan sebaya, orang-orang muda yang ada disekitar mereka. Oleh karena itu saya mencoba untuk menciptakan sebuah komunitas Kristen dalam masyarakat kita sehingga ada tempat dimana mereka bisa ke sekolah, pergi untuk puji-pujian pada hari Minggu, menemukan tempat untuk mengasingkan diri dan kegiatan-kegiatan sosial dan rekreasi dan seribu hal lainya dengan anak-anak muda Kristen seperti mereka, untuk dapat menarik mereka keluar dari kehidupan dunia.

Ada dua hal yang mengerikan yang ditemukan dalam kehidupan anak remaja, dua diantaranya. Satu, untuk mengetahui bahwa anak muda sedang menggunakan obat-obatan, dan kedua, untuk mengetahui bahwa anak muda sedang melakukan seks pranikah dan berakibat kehamilan bagi seorang anak perempuan. Keinginan untuk berada “didalam”, keinginan untuk menjadi populer, keinginan untuk dapat diterima, membawa kepada tekanan dari teman-teman sebaya yang membuat seorang anak perempuan mengalah, yang mana pada situasi biasa tidak akan dilakukan, dan seorang anak laki-laki menjadi bagian dalam sebuah segitiga tragis atau berdua yang menghancurkan hidupnya, mencoreng kehidupanya untuk selamanya.

Ada juga hal lainnya yang mengarahkan pada hal tersebut, dan mendorongnya dan itu adalah pengajaran secara teologi modern dari etika situasi. Itu adalah nama bagi sebuah filosofi yang telah membanjiri keseluruhan dunia Kekristenan yang mengatakan tidak adanya kemutlakan. Hukum Tuhan dan Firman Tuhan bukanlah pengadilan terakhir. Andalah. Dan apapun yang datang secara alami, dan apapun yang anda ingin lakukan, lakukan saja. Mereka meninggalkan Tuhan di luar kehidupan. Dan perintah-perintah Allah tidak lebih daripada saran-saran teologi untuk didiskusikan. Akibatnya, kehancuran nilai-nilai lama yang mana generasi sebelumnya telah menjalani kehidupan didalamnya, sekarang ini ambruk didepan mata kita. Dan anda melihatnya dalam diri anak-anak pada generasi kita. Mereka pencandu obat-obatan, mereka peminum, dan mereka memiliki kecenderungan pendekatan pada seks.

Mari saya ilustrasikan pada anda apa yang saya pelajari dan saya baca. Pengumpulan pendapat Gallup membuat sebuah survey dari 55 perguruan tinggi besar di Amerika, dan mereka menemukan, pada kampus-kampus perguruan tinggi tersebut, seks pranikah adalah pilihan bebas, itu tidak penting. Jika anda mau terikat dengan hal tersebut, itu adalah terserah pada anda. Jika tidak, itu terserah anda. Tetapi tidak ada persamaan benar atau tidaknya seks pranikah. Dan jajak pendapat Gallup mengatakan, 70% pengantin wanita adalah bukan perawan. 22,5% dari mereka telah hamil. Ada 300,000 remaja aborsi tiap tahun. Ada 240,000 anak-anak tidak sah lahir tiap tahun. Dan ada lebih dari 12 juta remaja yang terkena penyakit seksual. Ini berasal dari George Gallup.

Saya baru saja telah meringkas masalah yang kita hadapi di generasi sekarang dalam membesarkan anak-anak kita. Saya ingin mengambil waktu untuk berbicara mengenai solusinya, bukan masalahnya. Kita semua menyadarinya dan mengetahuinya, dan apa yang baru saja saya katakan adalah sebuah peringkasan hal-hal yang saudara baca dan alami serta mengetahuinya seperti juga saya. Apakah solusinya ? Itulah mengapa pengkhotbah anda berdiri disini malam ini mempresentasikan firman dari Surga.

Nomor 1 : Sediakan waktu untuk mendengarkan dan menjawab anak anda. Saya tidak perduli apa yang dikatakannya atau tentang masalah apa. Jika ia mengatakannya,  jika ia menanyakannya, anda sediakan waktu untuk mendengar dan bicara dengannnya dan untuk menjawabnya. Seorang anak lelaki kecil datang kepada ayahnya, ia berkata “ Ayah, apakah kau mengasihi Tuhan?” Sambil melihat surat kabar, sang ayah  menjawab,”Mengapa, tentu saja, Nak, tentu saja saya mengasihi. Kemudia anak lelaki ini berkata,”Ayah, apakah kau pernah melihat Tuhan?” “Tidak, nak, ayah belum pernah melihat Tuhan.” Dan ia tetap melihat Koran. Dan anak lelaki itu berkata, “Baiklah, yah, bagaimana kau mengasihi seseorang yang belum engkau lihat?” Dan sang ayah dengan hidung tetap menghadap surat kabar berkata,”Diamlah nak.” Dan sesaat kemudian sang anak lelaki itu menyentak lutut sang ayah dan berkata,” Ayah, begitukah cara berbicara terhadap seorang anak kecil yang ingin tahu tentang Tuhan.”

Apapun pertanyaannya, mengenai siapa, atau kebanyakan yang tidak bisa kita jawab. Saya sendiri tidak bisa menjawab. Ada saatnya, anak yang lebih tua, maksud saya seorang yang kecil mungil akan datang kepada saya setelah gereja dan bertanya kepada saya, dimana saya tidak tahu bagaimana menjawabnya. Tetapi dengarlah, berikan waktu, biarkan mereka bicara pada anda dan anda bicara pada mereka.

Sekarang, jika anda mempunyai seorang anak, jika anda memiliki seorang anak laki-laki atau perempuan, atau mungkin keduanya, ada saat yang tak dapat dihindari ketika mereka akan menanyakan pada saudara tentang seks. Nah, apa yang saudara lakukan? anda tidak dapat menyingkirkannya, anda tidak dapat melarangnya, anda tidak dapat melewatinya. Hal itu akan terjadi. Ada seorang anak perempuan Babtis berumur lima tahun, keluarganya dari Babtis, yang tinggal bersebelahan dengan sebuah keluarga Katolik yang memiliki anak laki-laki berumur lima tahun. Dan dibelakang pekarangan keluarga Katolik tersebut, ada sebuah kolam renang plastik yang penuh diisi air untuk anak umur lima tahun tersebut menyerbu masuk. Jadi, anak perempuan Babtis berumur lima tahun tersebut ada disana di pekarangan belakang anak laki Katolik tersebut dan pada suatu hari di musim panas mereka bermain di air di kolam plastik tersebut. Dan, sebagai anak-anak yang masih polos, mereka memutuskan untuk melepaskan pakaian renang mereka. Maka, kedua anak tersebut menyerbu masuk ke air, melepaskan pakaian renang mereka. Dan disaat mereka melakukan itu, sang anak perempuan Babtis melihat dirinya kemudian melihat kepada anak laki Katolik tersebut, dan berseru, “ Aku tidak tahu ternyata ada begitu besar perbedaan antara seorang Babtis dan seorang Katolik”.

 

Bagaimana anda mengajarkan tentang seks kepada anak-anakmu? Hal itu akan datang. Hal itu akan timbul tanpa terelakkan dan itu sangat penting. Bagaimana anda melakukannya? Ada dua hal yang harus anda perhatikan. Nomor satu : Jangan terlalu cepat untuk mencoba menjelaskannya. Seorang anak laki kecil datang kepada sang ibu dan berkata, “Ibu, darimana saya berasal?” Dan sang ibu berkata,”Ya Tuhan, tolonglah saya. Saat yang tak terelakkan telah tiba.” Kemudian sang ibu duduk disebelah sang anak lelaki, dan ia mulai menerangkan kepadanya mengenai sang ayah, semua mengenai dirinya dan tentang penampungan sperma dan kesuburan indung telur dan proses pembelahan sel (mitosis) dan akhirnya, setelah delapan bulan, lahirlah sang anak. Dan mahluk kecl itu berdiri disana pada lutut ibunya dan melihat kepadanya dengan kebingungan dan berkata,” Ibu, Johnny teman bermainku berkata bahwa ia berasal dari Indianapolis dan aku hanya ingin tahu dari mana asalku.”

Biarkan mereka yang mengarahkan. Jangan masuk kedalam penjelasan yang terlalu dini. Dan lagi, jangan masuk kepada hal yang ekstrim dan menjadi terlambat. Seorang bocah kecil datang kepada ibunya dan berkata,”Ibu, aku ada di kelas enam dan aku diberikan tugas mengenai psiologi, dan aku memutuskan untuk menulis sebuah makalah, makalahku tentang darimana aku berasal. Ibu, darimana aku berasal?” Dan sang ibu menjawab,”Saat ini ayahmu ada di ruang baca, pergilah bertanya padanya.” Maka ia pergi ketempat dimana ayahnya berada dan berkata,” Ayah, aku harus menulis makalah psiologi dan aku akan menulis tentang darimana aku berasal. Darimana aku berasal?” Dan sang ayah berkata, “Nak, kakekmu ada di ruang keluarga, pergilah bertanya padanya.” Maka sobat kecil itu pergi ke ruang keluarga dan menjelaskan kepada sang kakek bahwa ia harus menulis makalah psiologi dan ia memilih darimana ia berasal. “Nah sekarang kakek, darimana aku berasal?” Dan sang kakek menjawab, “ Seekor bangau membawamu.” Dan bocah kecil itu berkata,”Kalau begitu kakek, darimana ayah berasal?” Dan sang kakek menjawab, “Seekor bangau membawanya juga.” Dan kemudian sang bocah melihat kepada sang kakek dan berkata.”Kakek, darimana engkau berasal?” Dan sang kakek membalas, “Seekor bangau membawaku juga.”  Dan anak lelaki itu menulis temanya dan berkata,” Dalam tiga generasi tidak ada satupun kelahiran yang alami didalam keluarga kami.”

Jika waktu yang tak terelakkan itu datang, mintalah kebijaksanaan dari Tuhan. Biarkan mereka yang mengarahkan. Tidak terlalu cepat, tidak bertele-tele, tidak panjang lebar, tetapi biarkanlah mereka yang mengarahkan arahnya. Dan selalu menjawab dengan tepat dan jujur. Maka semua akan mengalir dengan indahnya jika saudara melakukan itu. Dan disaat saudara berbicara, apakah itu mengenai seks, atau mengenai seribu hal lainnya yang ditanyakan anak-anak kepada saudara, bicaralah selalu dalam ungkapan cinta dan kasih sayang dan penerimaan. Tidak akan ada penolakan terhadap hal itu selamanya. Selalulah berbicara dalam ungkapan cinta yang terdalam dan penghargaan.

Saya ingin memberi ilustrasi mengenai hal tersebut. Seorang ibu bicara kepada putrinya dalam kemarahan,”Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan denganmu.” Dan sang putri membalas,”Kau yang membawanya pada dirimu. Aku tidak minta dilahirkan kedalam dunia ini. Ini adalah sesuatu yang kau lakukan dan itu sebabnya aku ada disini.” Dan sang ibu memberikan jawaban yang sempurna, ia berkata,’Sayang, aku tahu. Aku yang memintamu. Dan aku sangat bahagia memilikimu. Dan karena aku yang memintamu, aku ingin mempunyai sebuah kehidupan yang indah dan bahagia.’ Dan gadis kecil itu kemudian menceritakan kepada seorang teman, seorang gadis kecil, tentang apa yang telah terjadi dan ia berkata,’Saat ibu menjawab demikian kepadaku, mengatakan pernahkah aku merasa malu pada diriku ?’ Untuk apa yang telah ibu lakukan, bukannya membebankan pada sang putri betapa sang putri berhutang padanya, sang ibu dengan cinta dan kasih sayang menggambarkan betapa betapa besar hutangnya kepada sang anak. Dan hal itu mengubah pendirian sang anak yang tak ada bandingannya.

Sekarang, bisakah saya berbicara di dalam rumah tangga dan perlunya disiplin didalam membesarkan anak-anak kita. Kata latinnya discipulus berarti mengajar dan melatih seorang anak melalui seorang guru. Dan tidak ada kemungkinan membesarkan seorang anak tanpa disiplin yang keras dan tepat. Sang anak harus diajar. Harus dilatih. Adalah lebih mudah untuk membentuk karakter daripada membentuk ulang karakter. Anak dilahirkan tanpa pendidikan. Anak dapat diajarkan satu bahasa sama banyaknya seperti yang lainnya. Dan anak dapat dilatih untuk menjadi seorang komunis atau seorang anggota Nazi, atau seorang Katolik atau seorang Babtis atau seorang Budha atau seorang Muslim. Sang anak ada disana dihadapanmu untuk dibentuk didalam pola apapun yang saudara tentukan untuk mengingatkan atas kehidupan yang akan ditempanya.

Dan anak-anak yang tanpa disiplin tidak mampu untuk mengatasi masalah di dunia. Efesus 6:1 berkata : “Anak-anak taatilah orangtuamu didalam Tuhan, dan kamu bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah didalam hati anak-anakmu.”

Amsal 13:24 berkata, “Siapa tidak menggunakan tongkat, benci kepada anaknya; tetapi siapa mengasihi anaknya, menghajar dia pada waktunya.”

Wahyu 3:19 berkata, “Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar.”

Ibrani 12:6-7 berkata, “Karena Tuhan menghajar orang yang dikasihiNya dan Ia menyesah orang yang diakuiNya sebagai anak. Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu sebagai anak.”

Suatu kali saya mendengar apa yang dikatakan “Kamu tahu, sebuah tepukan di punggung adalah baik untuk seorang anak bila itu cukup mengajar.”

Kita dapat mengambil sebuah petunjuk dari hewan-hewan. Didalam dunia hewan tidak ada kejahatan anak-anak. Induk hewan tidak mengijinkannya.Tidak ada dimanapun dalam dunia hewan bahwa keturunannya di ijinkan untuk melakukan apapun yang dikehendaki. Hanya dalam kemanusiaan yang membesarkan keturunannya tanpa disiplin. Jelaskan pada anak apa yang boleh dan apa yang tidak boleh. Jelaskan kepada anak batas dan larangan serta garis batasannya. Dan pegang larangan dan batasan-batasan tersebut. Tidak ada kebahagiaan jika anak hidup didalam sebuah dunia yang serba membolehkan, sebuah kehidupan yang serba mengizinkan. Anak dikuatkan dan dibantu jika ada pembatas dan larangan serta disiplin.

Baiklah, saya ingin membacakan ini untuk anda. Judulnya ibu yang paling kejam didunia. Itu menarik perhatian saya maka saya membacanya dan inilah dia : Ibuku memaksa untuk mengetahui dimana kami berada setiap waktu. Beliau memaksa jika kami berkata kami akan pergi selama satu jam, maka kami akan pergi dalam satu jam atau kurang. Beliau memaksa kami bekerja. Kami harus mencuci piring kotor, membereskan tempat tidur, belajar memasak dan semua hal-hal yang keji. Beliau selalu memaksa kami untuk berkata dengan jujur, sejujurnya dan tidak ada yang lain selain kejujuran. Beliau membuat kami malu dengan membuat teman kencan dan teman yang datang untuk datang kepintu menjemput kami, tidak membunyikan klaskson dan keluar kesana. Selagi teman-teman kami berkencan pada usia yang matang sekitar 12 atau 13 tahun, ibu kami yang kuno menolak untuk mengijinkanku berkencan sampai usia 15 atau 16 tahun. Ibuku adalah “kegagalan yang sempurna” sebagai seorang ibu. Tidak ada seorangpun diantara kami yang pernah ditahan. Tidak ada seorangpun diantara kami yang pernah mabuk. Tidak ada seorangpun diantara kami yang pernah ditangkap karena obat-obatan. Lihatlah pada hal-hal yang kami lewatkan. Kami tidak pernah mengambil bagian dalam keributan atau sebuah perang antar kelompok atau ribuan hal lainnya yang teman kami lakukan. Beliau membuat kami tumbuh dalam kejujuran didikan takut akan Tuhan yang dewasa. Beliau adalah ibu yang paling kejam didunia.

Hal semacam itu menarik perhatian saya. Dan seperti yang anda ketahui, saya membaca Ann Landers maka inilah satu yang baru ada belakangan ini. Saudara bacalah juga, karena baru saja dicetak beberapa hari lalu. “Ann Landers yang terhormat : surat ini ditujukan bagi semua remaja di luar sana yang kemarahannya meluap-luap karena mereka berpikir orang tua mereka terlalu keras. Selama masa SMA saya sangat marah karena ayah dan ibu memaksa untuk mengetahui kemana saya pergi tiap kali meninggalkan rumah. Mereka juga harus tahu dengan teman yang mana dan kapan saya tiba di rumah. Tiap hari Minggu, kakak laki-laki saya dan saya pergi ke gereja, tidak perduli apakah kami menginginkannya atau tidak. Jika kami meminjam uang, kami diharuskan mengembalikannya walaupun hanya satu keping/nikel. Saya berpikir hal ini menggelikan, belum lagi kalau disebut pelit. Kami tidak kaya, tetapi kami tidak miskin. Kami tahu untuk sebaiknya tidak menyentuh rokok atau alkohol. Ayah kami menakuti saat siang hari kami keluar dengan pidatonya “Jadi tolonglah ayah, jika ayah sampai mengetahui kau..” Tidak ada satupun dari kami yang berani mendekati minuman keras atau rokok. Kami semua melewati situasi dengan obat-obatan walau kebanyakan teman kami minum minuman keras dan merokok ganja/marijuana dan banyak yang mencoba LSD dan pil-pil. Beberapa psikologi mungkin mengatakan bahwa taktik menakut-nakuti bukanlah cara yang baik untuk membesarkan anak, tetapi itu berhasil dengan kami, dan saya berencana untuk membesarkan anak saya dengan cara yang sama. Mereka boleh membenci saya sepanjang masa remaja mereka jika mereka mau , tetapi mereka akan berterima kasih dikemudian hari seperti saya sekarang ini, sejak saya di usia 20 tahun.

Dan ia menulis kepada remaja Florida ini : “Sungguh suatu penghargaan yang mulia. Saya tahu orangtuamu akan sangat bahagia jika mereka melihatnya. Saya setuju ketakutan dapat menjadi sesuatu yang sehat. Masalah dengan kebanyakan orang-orang muda saat ini adalah mereka tidak takut kepada siapapun dan apapun. Anak-anak yang tumbuh dengan mengetahui bahwa orang tua mereka yang mengendalikan adalah lebih bahagia.

Saya punya satu lagi. Ini dari seorang remaja di Bridgeport, Connecticut. ‘Ann Landers yang terhormat : Saat ini dan nanti beberapa remaja mengeluh tentang orangtua mereka yang memperlakukan seperti ia masih anak kecil. Ia marah karena ditanya,’Mau pergi kemana, dengan siapa, kapan kamu akan kembali?’  Orangtuaku tidak pernah menanyakan pertanyaan-pertanyaan ini. Saya bebas untuk datang dan untuk pergi sesuka saya dan saya tidak menyukainya. Saya merasa jika mereka benar memperhatikan saya mereka akan membuat beberapa peraturan. Tetapi jika peraturan dibuat, seseorang harus memaksa mereka dan itu artinya bekerja. Lebih mudah untuk membiarkan anak-anak menjadi liar. Yang saya harapkan ibu saya akan berkata,’Tidak, kau tidak boleh pergi berseluncur es dengan orang bodoh itu.’ Tetapi ia tidak pernah melakukan itu. Ia selalu berkata,”terserah padamu.” Saya merasa ketakutan dan sendiri karena saya harus membuat banyak keputusan. Saya harap anak-anak itu yang orangtuanya menanyakan banyak pertanyaan dan melakukan banyak perintah mengetahui betapa beruntungnya mereka. Itu berarti seseorang mengasihi mereka.

 

Betul sekali. Saat anda bicara dengan anak-anak anda dan disaat anda menuntun mereka dan menanyakan pertanyaan dan mencoba untuk menolong mereka, itu adalah tanda anda sayang. Dan pada akhirnya, itu berarti kehidupan bagi mereka.

Sekarang, bolehkah saya menguraikan pada sebuah bacaan kitab injil. Didalam Amsal 22:16 (Sic 22:6). “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya,maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari jalan itu.” Baiklah, ada sebuah nilai tambahan moral didalamnya, tetapi itu adalah sebuah tambahan. Bacaan tersebut adalah bukan seperti yang saudara pikirkan. Yang bacaan tersebut katakan adalah seperti berikut, dan saya dapat menguraikannya, dalam terjemahan satu kata yang ada didalamnya. Adalah kata, Derek, D-E-R-E-K. Didiklah seorang anak dalam Derek, menurut kearah mana ia melangkah.

Anak-anak tidak semuanya sama. Mereka banyak berbeda. Beberapa bersifat sekehendak hati dan sangat aktif. Beberapa ada yang remuk hati dan sensitif dan bersikap dingin. Beberapa ada yang rentan dan beberapa ada yang mudah percaya. Beberapa ada yang berbakat musik. Mozart bermain dan menciptakan musik yang indah saat ia berumur empat dan lima tahun. Beberapa adalah atlet. Doak Walker, yang membangun Cotton Bowl, itu dibangun untuknya pada masa-masa jayanya, Doak Walker, seorang anak lelaki mungil, diarahkan oleh ayahnya yang seorang pengajar untuk bermain bola kaki. Beberapa diantara mereka secara spiritual sensitif seperti Samuel kecil. Seperti Paulus berkata kepada Timotius, ia mengetahui kitab suci dari masa kanak-kanak.

Apa yang bacaan ini katakan adalah kita harus menemukan apa yang Tuhan letakkan pada anak, kapasitas apa yang dimiliki, ketertarikan dan kecenderungan apa yang dimiliki, dan kemudian untuk mendidik sang anak pada tujuan tersebut. Orangtua membuat kesalahan fatal saat mereka mengarah secara berlawanan terhadap ketertarikan alami, kecenderungan didalam anak tersebut. Sering kali orangtua melakukan sesuatu untuk kepentingan harga diri, yang mungkin ia bualkan kepada sang anak. Kita tidak lepaskan anak-anak menjadi diri mereka sendiri, kita mau menjadikan mereka seperti apa yang kita mau. Dan kita mencari prestasi ke tingkat yang lebih unggul dan mengalahkan segala sesuatu. Kita perlu melihat anak-anak kita sebagai jiwa nafas Tuhan yang abadi, yang dipinjamkan kepada kita untuk sementara waktu. Anak adalah kehidupan yang Tuhan berikan. Nafas Tuhan. Dan tidak menjadi masalah, sama sekali tidak menjadi masalah apakah si anak menjadi seorang yang kaya atau seorang aktris film terkenal atau yang lainnya. Sama sekali tidak Yang kita ingin lakukan sesuai Firman Tuhan adalah untuk mendidik sang anak, Derek, pada arah mana ia melangkah, pada kecenderungan dan ketertarikan alami dan keinginan dan kesukaan serta kemampuan, bakat dari anak-anak muda ini. Jika seorang anak di didik demikian, ia akan menghasilkan buah sepanjang hidupnya. Itu akan menjadi hal kedua yang alami baginya untuk melakukan jalan yang Tuhan ciptakan baginya untuk dilakukan.

Masa yang keras dan kaku, dan anak muda merasakannya, dan usia tidak dapat melupakannya. Anak itu memiliki sensitifitas moral, yang adalah gambaran Tuhan. Sang anak punya kemampuan menjadi jahat. Amsal 22:15 berkata : “Kebodohan melekat pada hati orang muda.”  Ia mewarisi latar belakang keburukan dari kita, tetapi ia juga memiliki kecenderungan untuk kebaikan. Matius 19:14 : “Sebab orang-orang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga.”

Anak-anak secara khusus mudah dibujuk terhadap pengaruh keagamaan. Seorang anak akan berdoa sealami seperti ia makan. Seorang anak akan mengasihi Yesus sama seperti ia mengasihi ayah dan ibunya. Dan kita untuk mendidik anak itu, derek, dalam ke arah mana ia melangkah, dalam arah pergaulan alami dan kesukaan serta kecenderungannya. Jangan coba untuk membuat bakat seorang musikus keluar dari diri seorang anak yang bagaimanapun tidak memiliki ketertarikan pada hal itu. Jangan coba menjadikan seorang bocah kecil yang rajin belajar seperti seorang sarjana menjadi seorang atlet. Cukup arahkan sang bocah laki, arahkan sang anak perempuan pada arah mana anak perempuan tersebut melangkah. Dan saat ia (seorang lelaki) menjadi tua, saat ia bertumbuh, saat ia menjadi laki-laki dewasa, ia akan tetap sesuai pada rencana Tuhan yang menciptakannya.

Baiklah, saya tutup. Waktu kita telah habis. Keputusan terakhir terletak pada anda, sang anak. Anda bergantung dan bertanggung jawab kepada Tuhan. Saya tidak perduli siapa orang tuamu. Atau tidak menjadi masalah arahan atau didikan apa yang kamu dapatkan. Ayahmu mungkin saja seorang yang buruk, tetapi kamu tidak perlu menjadi seperti dia. Ibumu mungkin kacau balau, tetapi kamu tidak perlu menjadi seperti dia. Satu cara saya dapat memahami Alkitab, dalam pertanggung jawaban kita dihadapan Tuhan, adalah bahwa masing-masing kita bertanggung jawab terhadap pilihan-pilihan yang kita buat.

Mari, saya bacakan bagi anda Firman Tuhan. Dalam Yehezkiel 18:2. “Ada apa dengan kamu,sehingga kamu mengucapkan kata-kata sindiran ini. Ayah-ayah makan buah mentah dan gigi anak-anaknya menjadi ngilu? Demi Aku yang hidup,demikianlah firman Tuhan Allah , dan orang yang berbuat dosa,itu yang harus mati.” Apapun yang orangtua kita pernah lakukan, atau apapun yang telah mereka katakan atau tidak katakan, yang berbuat dosa, itu yang akan mati. Pilihan ada pada kita.

“Jika ia memperanakkan seorang anak,---dan kemudian diteruskan dengan ayat-ayat yang panjang yang menunjukkan keburukan anak tersebut,--darahnya tertimpa kepadanya sendiri.”  Sekarang paragraf berikutnya, “Jika ia memperanakkan seorang anak,---dan ada daftar panjang kebaikan sang anak--- ia pasti hidup.” 

Pada akhirnya, anda bertanggung jawab. Anda yang membuat pilihan, keputusan adalah milikmu. Saya punya tetangga di ujung jalan yang adalah mantan sekretaris eksekutif negara bagian Texas dan salah satu teman terbaik yang saya pernah miliki. Ia memiliki beberapa orang anak, dan salah satunya adalah seorang anak lelaki. Pada usia 16 tahun, anak lelakinya membuat kesedihan didalam keluarga. Tanpa ampun, anak lelaki ini mengkritik sang ibu dan segalanya tentang rumah dan keluarga. Dan sang ayah berkata padanya,”Nak,kamu tidak menyukai keluargamu. Kamu tidak menyukai ibumu. Kamu tidak menyukaiku. Kamu tidak menyukai rumah ini. Kamu tidak menyukai semua yang terjadi disini. Baiklah, Nak, ambillah barangmu dan pergilah, dan mungkin kamu akan menemukan apa yang kamu suka di tempat lain. Dalam kehidupan yang lain.

Dan sang anak berkata,”Baiklah,ayah, aku pergi.” Dan ia pergi. Bukanlah waktu yang lama sampai ia kembali pulang. Meminta maaf pada ibunya. Meminta maaf pada ayahnya. Dan meminta maaf pada………….Bukan dunia diluar sana yang bisa membuat ia melakukan keinginannya, seperti pikirannya sebelum ini, tanpa kendali dan batasan serta larangan dari ayah dan ibu.

Sekarang, ada di suatu saat, hal itu tidak berlaku. Saya sedang berada di rumah seorang pengkhotbah besar Dr Truett. Saat saya masih muda, Dr Truett, Gembala gereja ini, adalah pengkhotbah besar pada masanya. Orang yang membuatnya sukses dalam pidato yang terkenal dimana-mana, saya temui tepat sebelum ia meninggal dunia. Gembala gereja dimana ia berkhotbah selama tahunan, membawaku menemuinya. Dan diatas piano dan disemua dinding terdapat gambar-gambar anak perempuannya dan keluarga anak perempuannya. Mereka ada dimana-mana.

 

Maka pada saat waktu kunjungan berakhir dan kami telah berdoa, saat saya berjalan keluar pintu dengan Pak Gembala, saya berkata, “ Pak Gembala, bukankah beliau mempunyai seorang putra?” Dan Pak Gembala menjawab,”Iya, tetapi beliau tidak pernah menyinggungnya. Tidak ada gambarnya didalam rumah. Tidak pernah ada suatu keterangan tentang dia. Anak itu kehilangan rumah, keluarga, kematian ibunya, ayahnya, pada dunia.”  Terkadang itu tidak berlaku. Itu ada dalam pilihannya, meskipun ia dibesarkan di sebuah rumah menteri.

Saya mengadakan sebuah pertemuan kebangunan baru dengan seorang Pendeta di sebuah kota, dan sedang dalam kunjungan ke rumah mereka. Dan saya temukan bahwa diluar kebaikan hati mereka, mereka telah mengambil dari jalanan seorang pelacur berumur 16 tahun. Ia berpenyakit. Ia compang-camping. Ia kotor dan dekil. Mereka mengambil anak perempuan berumur 16 tahun itu dan mengadopsinya, membawanya ke dalam rumah Pendeta yang saya sedang kunjungi. Mereka memberinya kamar yang indah. Itu adalah sebuah penggembalaan yang berlimpahan.Memberinya sebuah kamar yang indah. Memberinya sebuah mobil. Memberinya baju-baju yang cantik. Membawanya ke rumah sakit untuk menyembuhkan kondisi penyakitnya. Memberinya semua yang dapat dibeli dengan uang, dan menjadikannya bagian dari sebuah keluarga di dalam gereja.

Dan di tengah malam, ia melarikan diri melalui jendela dan kembali kepada kehidupannya yang kotor, dekil, penyakit pelacuran. Bagaimana anda menjelaskan hal tersebut? Melukai hati pria yang saleh itu dan istrinya.

Pilihan ada milikmu. Bukan diatas sana. Bukan diluar sana. Disini. Didalam hati dimana kamu hidup. Mari saya beritahukan tentang penghakiman yang saya baca. Jack Cole. Hal-hal ini selalu membuat saya tertarik, sebuah adegan pengadilan. Hakim berkata kepada sang remaja,”Nak, berdirilah untuk menerima hukuman.” Dan sang remaja berdiri untuk dikirim ke penjara oleh sang hakim. Dan saya tidak akan bisa lupa kalimat pertamanya. Ia memulai kalimat pertamanya dengan kata berikut ini:”Anak muda, di tanah Amerika yang merdeka, setiap anak mempunyai pilihan untuk mengutuk dirinya sendiri didalam neraka.” Itu adalah kalimat pertama yang dikatakan sang hakim.

Beberapa orang anak laki-laki dan perempuan adalah orang yang bersikeras. Mereka memilih sebuah kehidupan dari pergaulan yang buruk. Mereka memilih sebuah kehidupan dengan obat-obatan dan mabuk-mabukan. Dan meskipun orangtua mereka yang saleh menangis, dan walaupun dibesarkan di rumah yang indah, mereka adalah orang jahat dan memilih untuk masuk lubang kebejatan dalam kehidupan mereka. Dan yang bisa anda lakukan adalah menangis dan bersedih dan berkeluh kesah di hadapan Tuhan. Seperti Kain, seperti Kanaan, seperti Esau, seperti Absalom, seperti sepuluh ribu lainnya.

Saya tutup. Ada seorang anak remaja di rumah sakit, sedang sakit parah. Dan Pendeta datang untuk menemuinya, dan ia berkata pada sang Pendeta,” Pak Pendeta lihatkah anda pada anak lelaki yang ada disana? Ia bukan seorang Kristen, dan saya sedang sakit sama seperti dia dan saya tidak melihat perbedaan diantara kami yang sama terbaring disini didalam kamar rumah sakit. Saya seorang Kristen dan ia bukan. Saya tidak melihat perbedaannya.

Dan yang menjadi alasan ini membuat kesan didalam hati saya adalah karena selama berhari-hari dan berbulan-bulan dalam kunjungan saya ke gereja, tepat disana didepan kita, di siang yang panas menusuk ini ada sebuah gedung tinggi. Dengan dikelilingi tiang-tiang perancah, dengan segala macam pukulan palu, dan tepat disini satu blok disisi gereja ini, sebuah gedung tinggi dengan perancah disekelilingnya dan pukulan palu diatasnya, kedua gedung itu, satu disana, satu disini, yang kebetulan saja didekat rumah sakit kota dimana sang Pendeta sedang mengunjungi anak remaja tersebut, ia melihat kearah luar jendela dan melihat hal yang sama.

Ada sebuah gedung dengan tiang perancah disekelilingnya dan puing dan pukulan palu, dan gedung yang lainnya dengan pemandangan tiang perancah di sekelilingnya dan pukulan palu. Salah satu gedung itu sedang dipersiapkan untuk penghancuran dan peledakan dan gedung yang satu lagi dengan tiang perancahnya dan puing dan pukulan palu sedang dibangun naik. Dan sang Pendeta berkata kepada anak remaja tersebut,”Nak, diluar melalui jendela yang sedang kamu lihat saat ini, lihatkah engkau pada dua gedung itu? Mereka kelihatan sangat mirip. Tetapi salah satu dari gedung itu menuju penghancuran dan yang satu lagi sedang dalam konstruksi.” Itulah perbedaan antara anda dengan jiwa yang hilang. Salah satu dari anda sedang menuju kepada Tuhan. Menuju surga. Menuju kehidupan kekal. Dan yang satunya sedang menuju penghakiman dan maut dan kutukan serta penghancuran.

Bukankah itu apa yang dikatakan Alkitab?  Derek, sebengkok apa kehidupan anda. Ketika ranting sedang bengkok, jadilah besar—(akhir rekaman).