APAKAH AKU PENJAGA SAUDARAKU? LIMA PERTANYAAN BESAR MENGENAI ALKITAB

(Am I My Brother’s Keeper? Five Great Questions of the Bible)

Pelayanan Pra-Paskah

 

Oleh Dr. W. A. Criswell

Diedit oleh Dr. Eddy Purwanto

 

Khotbah ini dikhotbahkan di First Baptist Church in Dallas

5 April 1993

 

Kejadian 4

 

Dan seorang Charles McLaughlin berkata, ini adalah 77 tahun warisan kita dalam memberikan waktu siang hari ini dalam persembahan kepada Tuhan kita yang mulia. Dan tahun ini saya akan berbicara mengenai “Lima Pertanyaan Besar Alkitab”. Dua berasal dari Perjanjian Lama; tiga dari Perjanjian Baru. Besok, “Apa yang harus kulakukan bersama Yesus?” Hari berikutnya, Rabu, “Apa yang harus kulakukan untuk diselamatkan?”, Hari berikutnya, Kamis, “ Tuhanku,Tuhanku, Mengapa?”  Dan kemudian pada hari Jumat, kemuliaan, kejayaan pengharapan melampaui kematian, “ Jika seorang manusia mati, apakah ia hidup kembali?” Dan pertanyaan hari ini, “Apakah aku penjaga saudaraku?”

Dalam pasal 4 kitab Kejadian: “Kemudian manusia itu bersetubuh dengan Hawa, isterinya, dan mengandunglah perempuan itu,lalu melahirkan Kain;maka kata perempuan itu: “Aku telah mendapat seorang anak laki-laki dengan pertolongan Tuhan.” Selanjutnya dilahirkannyalah Habel, adik Kain; dan Habel menjadi gembala kambing domba, Kain menjadi petani. Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada Tuhan sebagai korban persembahan; Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya;maka Tuhan mengindahkan Habel  dan korban persembahannya itu, tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkanNya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram. “

 “Firman Tuhan kepada Kain : “Mengapa hatimu panas dan mukamu muram?” Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya.”

Kata Kain kepada Habel, adiknya :”Marilah kita pergi ke padang”. Ketika mereka ada di padang, tiba-tiba Kain memukul Habel, adiknya itu, lalu membunuh dia.

Firman Tuhan kepada Kain: “Dimana Habel adikmu itu?” Jawabnya : “Aku tidak tahu! Apakah aku penjaga adikku?”

Firman-Nya:”Apkah yang telah kauperbuat ini?” Darah adikmu itu berteriak kepada-Ku dari tanah.”

Bukankah itu sebuah cerita tentang dimulainya sejarah umat manusia dan kemanusiaan? Kain membawa sebuah minchah, persembahan kepada Tuhan, dan Tuhan melihat menembus kedalam hatinya. Ia dipenuhi dengan kemarahan dan kecemburuan dan harga diri. Saya berpikir bahwa persembahannya (minchah) adalah seperti seorang produsen pada pasar malam, dan ia mempersembahkan semua hasil sayur-sayuran yang baik.

Sekarang, tidak ada salahnya dengan mempersembahkan sayuran kepada Tuhan. Anda lihat pada kitab Imamat. Tetapi yang tidak benar adalah hati yang ada dibelakang minchah tersebut. Tuhan melihat hal tersebut ketika Kain muncul dihadapan-Nya. Kemudian, kita semua dapat melihat ketika dalam kemarahan dan kecemberuan dan harga diri, ia membunuh Habel, adiknya.

Dalam pasal 11 kitab Ibrani, ayat 4, Habel dibicarakan. Anda lihat, ia mempunyai sensitifitas pada dosa. Dan ia membawa sebuah korban pertobatan, darah tertumpah bagi jiwanya. Dan ketika Tuhan melihatnya, hati Tuhan tersentuh dan Tuhan menerima kasih dan dedikasi dan korban pertobatan dari Habel. Dan itu menimbulkan konfrontasi yang hebat yang berujung dengan terbunuhnya Habel

 

Jadi Alkitab berkata ketika Kain membunuh Habel, darah anak muda itu berteriak kepada Tuhan dari tanah. Dan Tuhan mengkonfrontasi Kain dan berkata,”Dimana Habel, adikmu?” Darah adikmu itu berteriak kepada-Ku dari tanah.”  Dan Kain menjawab menyangkut hilangnya nyawa Habel, Kain menjawab , “ Mengapa engkau bertanya padaku?” Aku tidak bertanggung jawab. Aku tidak tahu dimana ia berada. Atau sesuatu  mengenainya. Mengapa engkau menanyakan aku? Dan kemudian, “Apakah aku penjaga adikku?” Dan seluruh surga menjawab dengan bergema “Ya, kamulah penjaganya.”

Baiklah, saya melihat ini sebagai sebuah pengantar dari Alkitab secara keseluruhan, kepada seluruh perkataan Tuhan. “Apakah aku bertanggung jawab terhadap orang lain?” Adakah tanggung jawab secara perorangan dan tanggung jawab kehidupan kedalam mana saya dilahirkan dan seluruh hari-hari kehidupanku , jadilah terhadapku, bertanggung jawab terhadap Tuhan bagi sesama? Saya katakan itu adalah pengantar pada Alkitab secara keseluruhan.

Saat saudara membaca Yehezkiel, seluruh pasal 3 kitab Yehezkiel menyangkut hal yang sama. Allah berkata kepada sang nabi,”Kalau Aku berfirman kepada orang jahat; engkau pasti dihukum mati!- dan engkau tidak memperingatkan dia atau tidak berkata apa-apa untuk memperingatkan orang jahat itu dari hidupnya yang jahat, supaya ia tetap hidup, orang jahat itu akan mati dalam kesalahannya, tetapi Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas nyawanya dari padamu. Dia akan mati terhilang. Dia akan mati dihakimi. Tetapi kesalahannya, penghakimannya dan kegagalannya, akan menjadi pertanggungan jawabmu. “ Aku bertanggung jawab, kata Tuhan kepadanya.

Saudara lihat di Perjanjian Baru didalam kehidupan Rasul Paulus. Pada pasal 20, ia meninjau kembali pelayanannya dan bagaimana ia memberikan dirinya untuk  alasan penyebaran Injil, dan kemudian menyimpulkannya. “Sebab itu pada hari ini aku bersaksi kepadamu, bahwa aku bersih, tidak bersalah terhadap siapapun yang akan binasa. Sebab aku tidak lalai memberitakan seluruh maksud Allah kepadamu.”

Pada suatu hari, satu dari diaken saya disini berkata,”Pak Gembala, ada sebuah keluarga pindah kesebelah. Dan mereka bukan orang Kristen, mereka bukan anggota gereja manapun. Saya berpikir mungkin anda dapat datang dan mengunjungi mereka.” Jadi saya mengetuk pintu dan diperlakukan dengan sangat baik. Saya bertemu seorang ayah, seorang ibu, anak perempuan berumur 17 tahun, anak lelaki berumur 15 tahun , anak laki berumur 12 tahun. Saya berdoa bersama mereka, bicara dengan mereka. Dan mereka menyambutnya dengan baik sekali dan berkata, “ Kami akan berada di gereja minggu berikutnya.” Mereka tidak datang.

Setelah hampir tiga atau empat minggu, Saya berkunjung kembali dan mengetuk pintu dan sekali lagi diperlakukan dengan sangat baik. Bicara dengan mereka, berdoa dengan mereka. “Kami akan berada disana hari Minggu mendatang.” Kata mereka. Mereka tidak hadir. Dan pada Selasa malam, sekitar pukul dua pagi, telepon berbunyi, dan bicaralah seorang perawat dari Rumah Sakit Babptis kami di saluran yang lain. Perawat itu berkata,” Pak Gembala, saya meminta maaf untuk menelepon anda di waktu yang tidak wajar, tetapi ada seorang pria disini, dan anak laki-lakinya terluka dalam sebuah kecelakaan mobil dan ia sekarat dan ia (ayah) sendirian. Dan saya berpikir mungkin saya dapat bertanya dan mencari seseorang di kota ini yang dia kenal dan ia menjawab, ya, dan ia berkata ia mengenal anda. Saya berpikir mungkin anda mau datang dan berdiri disampingnya ketika anak lakinya meninggal.”

 

Saya segera berpakaian. Pergi ke rumah sakit kami, mencari kamar yang tepat. Berjalan masuk dan sang ayah berdiri disana. Disamping tempat tidur anak laki-laki berumur 15 tahun itu. Dihantam dari kepala sampai kaki. Dalam perjalanan kembali kekota dalam kecepatan yang tinggi, dalam sebuah kecelakaan mobil dan sekarang koma. Saya berdiri di sebelah sang ayah dan tidak lama kemudian perawat menarik selimut putih sampai ke bagian wajah sang anak lelaki dan berkata kepada sang ayah,”Anak anda sudah pergi.” Dan perawat itu berlalu. Dan saya masih berdiri disamping sang ayah. Ia menjangkau dan menarik selimut itu dari wajah sang bocah lelaki yang sudah tiada, menatap lama dan dalam pada wajahnya, dan mengangkat tangannya ke surga dan terjatuh disisi tempat tidur, menangis ,”Ya, Tuhan, anakku sudah tiada. Dan apa yang harus kukatakan dan apa yang harus kulakukan? Oh, Tuhan, anakku sudah tiada.”

Setelah upacara pemakaman - - dan saya ada satu upacara pemakaman pada siang ini. Saya hidup didalam dunia seperti itu selama 66 tahun - - setelah upacara pemakaman, hari Minggu berikutnya, berjalan di lorong, datanglah sang ayah, ibu dan anak perempuan 17 tahun dan anak laki-laki 12 tahun, memberi hati mereka kepada Tuhan dan bergabung dengan gereja kita melalui pembabtisan.

Pada hari-hari itu saya berdiri di belakang, bersalaman dengan orang-orang yang berjalan keluar. Setiap orang yang berjabat tangan dengan saya berkata,” Pak Gembala, bukankah itu pemandangan yang indah ? Seluruh keluarga-semuanya, mereka berempat, datang kepada Tuhan dan dibabtis. Bukankah itu hal yang indah ?” Dan saya mengangguk tanpa membantah lagi, benar, itu adalah hal yang indah. Itu adalah hal yang mulia. Anda tahu, saya tidak memberitahu mereka bagaimana perasaan saya yang sesungguhnya. Ketika saya melihat keluarga itu duduk disitu di barisan terdepan, saya berkata di dalam hati , itu adalah pemandangan yang paling menyedihkan yang pernah saya saksikan. Karena saya tidak memberitahu mereka bahwa ada seorang anak laki-laki berumur 15 tahun di keluarga itu. Dan pada hari penghakiman yang besar, saat Tuhan memanggil daftar nama yang ada di surga, IA akan memanggil sang ayah dan ia akan menjawab, “Disini.” IA akan memanggil nama sang ibu, dan ia akan menjawab, “Disini.” Memanggil nama anak perempuan berumur 17 tahun itu, ia akan menjawab,”Disini.” Memanggil anak laki-laki 12 tahun dan ia akan menjawab,”Disini.” Dan Tuhan Allah akan menatap wajah sang ayah dan berkata,”Dan ayah, apakah itu semuanya?” Dan ia akan menjawab, “Tidak Tuhan.

Ada lagi seorang anak lelaki. Anak lelaki berumur 15 tahun.” Dan Tuhan akan bertanya padanya,” Dan dimana dia?” Dan sang ayah akan menjawab, “ Ia terbaring di pemakaman Christless di Texas.”

Itulah sebuah tanggung jawab didalam mana kita dilahirkan dan yang mana tidak dapat kita hindarkan. Sang ayah bertanggung jawab. Sang ibu bertanggung jawab. Kita bertanggung jawab. Apakah aku penjaga saudaraku? Apakah aku Penyelamat anak lelakiku? Instrumen keselamatan ada di tangan kita.

Tuhan berkata kepada kepala rasul-Nya, “Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.” Kunci Kerajaan Sorga ada di tangan kita.

Yakobus, Bapak Gembala yang dicintai dari gereja pertama di Jerusalem menutup surat kerasulannya: “Ketahuilah,bahwa barang siapa membuat orang berdosa berbalik dari jalannya yang sesat, ia akan menyelamatkan jiwa orang itu dari maut dan menutupi banyak dosa.”

 

Satu hal yang paling aneh yang saya baca di dalam Firman Tuhan adalah bahwa instrumen keagungan Tuhan adalah dimediasikan melalui kepribadian manusia dan karakter manusia dan kehidupan manusia. Tuhan membuatnya seperti itu. Dalam pasal 10 kitab Kisah Para Rasul , malaikat berkata kepada Cornelius : “Dan sekarang , suruhlah beberapa orang ke Yope untuk menjemput seorang yang bernama Simon dan yang disebut Petrus dan Ia akan menyampaikan suatu berita kepada kamu, yang akan mendatangkan keselamatan bagimu dan bagi seluruh isi rumahmu.”

Mengapa malaikat tidak memberitahunya? Karena tidak ada manusia yang pernah mengetahui  ajaran Yesus kecuali melalui mediasi kepribadian manusia.

Dalam Kisah Para Rasul pasal 9 , Tuhan menampakkan diri kepada Saulus dari Tarsus dan berkata,”Pergilah ke kota Damsyik dan disana akan diberitahukan apa yang harus engkau lakukan.” Mengapa Yesus tidak memberitahunya apa yang harus dilakukan? Karena tidak ada manusia yang masuk dalam keagungan pengetahuan Tuhan kecuali melalui kepribadian manusia.

Siapapun yang menyerukan nama Allah akan diselamatkan. Tetapi bagaimana mereka berseru padaNya yang kepada siapa mereka tidak percaya? Dan bagaimana mereka percaya kepadaNya yang kepada siapa mereka tidak pernah dengar? Dan bagaimana mereka mendengar tanpa pengkhotbah? Tidak ada jiwa yang terselamatkan kecuali melalui penyelamat jiwa. Tidak ada pekerjaan Tuhan yang akan selesai kecuali melalui seorang pekerja. Instrumen keselamatan Tuhan ada ditangan kita.

Saya pernah sekali membaca ketika Tuhan kita kembali ke surga setelah hari-hari PenyalibanNya, IA didatangi oleh malaikat Gabriel, dan Gabriel berkata kepadaNya,” Tuhan berapa banyak orang yang dibawah sana di bumi yang mengetahui PengorbananMu untuk dosa-dosa mereka?”

Dan Tuhan menjawab,”Gabriel, hanya sedikit.” Dan Gabriel berkata,”Tuhan, bagaimana caranya seluruh dunia tahu?”

Dan Tuhan menjawab,”Gabriel, Aku bergantung pada pemberitahuan mereka kepada dunia ini mengenai keselamatan.” Dan Gabriel berkata,” Tuhan, bagaimana kalau mereka tidak melakukan hal tersebut?” Bagaimana kalau mereka gagal?” Dan Yesus menjawab,” Gabriel, Aku tidak ada rencana lain.”

Itu adalah kita. Itu adalah kita. Tuhan dan saudara yang mempersiapkan kerajaan. Tuhan dan saudara yang mempersiapkan gereja. Tuhan dan saudara yang menyebarkan berita keselamatan agung dari Tuhan kita. Adalah saudara dan saudara sendiri yang terpilih untuk tanggung jawab itu. Penjaga saudaraku.

 

Ingatkah pada lagu yang ia nyanyikan?

Orang lain, Tuhan, benar, orang lain

Hendaklah ini yang menjadi semboyanku

Apa yang harus kulakukan bagi orang lain

Adalah Tuhan, yang saya lakukan adalah untuk Engkau

 

            Apakah aku penjaga saudaraku? Tanggung jawabku dihadapan Tuhan dalam rumahku, dalam keluargaku, dengan anak-anakku, dimana saya bekerja selagi saya masuk keluar di hadapan dunia. Tugas saya yang besar dari surga adalah saya menjadi saksi keagungan Tuhan bagi orang lain. Penjaga saudaraku.

            Sekarang, mari kita bangkit berdiri? Pujilah Tuhan, sungguh sebuah tanggung jawab Engkau telah tempatkan atas kami. Menurut kitab Injil Engkau mati untuk dosa-dosa kami. Menurut kitab Injil, dibangkitkan agar kami dibenarkan. Dan suatu hari kita akan berdiri dihadapanMu, menurut kitab Injil. Tetapi oh, Tuhan, seperti apakah jadinya kisah kami?

            Tuan, mungkinkah itu satu dari kesetiaan dan ketaatan. Karena saya mempunyai kesempatan, ijinkan saya berkata kepada Yesus. Tuhan menyelamatkan anak-anak dalam rumah tangga kami. Tuhan memberkati akademi yang hebat ini yang diam disini dengan hormat, mendengarkan Firman Tuhan. Dan Tuhan, berkati kelompok para laki-laki dan para wanita yang hebat ini seperti tiap hari kehidupan kami berjalan dalam kasih dan kemuliaan Yesus, membaginya satu dengan yang lain. Dalam namaMu yang kami puji, kami telah berdoa, Amin.