FAKTA-FAKTA EMBRIOLOGI MENYINGKIRKAN TEORI EVOLUSI

(The Facts of Embryology Repudiate the Theory of Evolution)

 

Oleh Dr. W. A. Criswell

Diedit oleh Dr. Eddy Purwanto

 

Khotbah ini dikhotbahkan di First Baptist Church in Dallas

27 Januari 1957

 

Kejadian 1:26-27

 

 

Anda sedang mendengarkan khotbah yang disampaikan di Gereja First Baptist di Dallas, Texas. Saat ini pkl. 8:15, dan kami akan membawakan pesan dengan tema “Fakta-Fakta Embriologi dan Penciptaan Manusia” atau dengan kata lain “Fakta-Fakta Embriologi Menyingkirkan Teori Evolusi.” Dalam Kitab Kejadian 1:26:  “Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita.” Dalam Kitab Kejadian 1:27: “Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambarNya menurut gambar Allah diciptakanNya dia; laki-laki dan perempuan diciptakanNya mereka.” Selama beberapa Minggu  ke depan, kita akan membicarakan tentang Tuhan menciptakan manusia.

Saya pertama-tama hendak mengakui bahwa bukan hanya dari lingkaran akademik, tetapi juga dari lingkaran eklesistikal/gereja. Hipotesis evolusioner mengenai penciptaan manusia telah diterima. Minggu ini saya membaca tulisan salah satu anggota gereja yang mengatakan, “Sejak 1910, saya berusaha memahami teori evolusi, setelah 30 tahun saya yakin bahwa teori evolusi pada perkembangan dan penciptaan manusia adalah suatu kebenaran.”

Pagi ini dan beberapa Minggu ke depan saya tidak membahas hal tersebut secara religius, saya tidak berbicara sebagai pihak gereja, tetapi saya berkata andaikata teori evolusi diterima, tentu akan berdampak besar bagi perubahan iman Kristen. Teori evolusi mengungkapkan suatu yang sangat bertentangan. Sesuatu berasal dari ketiadaan, kemudian muncul kehidupan yang sangat kecil, sebuah amuba, lalu menjadi larva, menjadi ikan, menjadi amphibi, menjadi reptil, menjadi burung, menjadi mamalia, lalu menjadi manusia; jika pada mulanya adalah belum ada apa-apa, kosong, belum berbentuk, sampai kemudian ada manusia, melalui teori evolusi,  Tuhan sama sekali tidak terlibat di dalamnya. Anda hidup dalam dunia benda dan mekanistik.

 

Hal ini tidak saja tragis dampaknya bagi agama; karena meniadakan peran Allah dalam kehidupan dan dari dunia ini, hal ini juga meniadakan karya penebusan Kristus. Jika teori evolusi diakui; jika fakta-faktanya dapat diperlihatkan, bandingkan kita yang sekarang dan kita beberapa tahun yang lalu. Menurut karya penebusan Kristus, manusia diciptakan sempurna dan ia jatuh kedalam dosa. Kristus berjanji memperbaharui manusia menjadi sempurna seperti semula. Dan karya penebusan Kristus terpatri dalam setiap hati umat Kristen. Tetapi bila teori evolusi benar, semua itu menjadi tidak berarti. Kitab Suci bukan pewahyuan dari Allah, Kristus juga bukan Anak Allah; Kitab Suci adalah produk evolusi, usaha manusia mencari sesuatu yang lebih tinggi dan lebih baik; melalui waktu evolusi yang lebih lama, kita akhirnya berevolusi memiliki iman yang indah dan suci  yang sejak lama dirindukan oleh umat manusia.

Saya tidak membahas hal ini secara religius. Saya berbicara fakta, secara ilmiah. Yang bisa diobservasi dan didemonstrasikan. Tidak dapatkah kita membaca? Tidak dapatkah kita melihat? Tidak dapatkah kita menelusuri? Apakah ada tulisan ilmiah yang tidak bisa kita baca? Adakah sesuatu yang dilihat oleh ilmuwan tidak dapat dilihat oleh kita? Adakah sesuatu yang dibicarakan ilmuwan tidak dapat kita mengerti? Kita dapat melihat, menelusuri dan membaca sendiri. Tidak ada satupun fakta ilmiah, fakta yang dapat diperlihatkan dan dibuktikan dari hipotesis evolusioner mengenai asal mula manusia.

Hari ini kita membahas: FAKTA-FAKTA EMBRIOLOGI MENOLAK, MEMBATALKAN, MENYINGKIRKAN TEORI EVOLUSI. Kehidupan dibangun dari unit hidup yang kecil yang disebut sel. Seperti sebuah tembok dibangun dari bagian kecil yang disebut bata, demikian juga hidup dimulai dari unit kecil yang disebut sel. Makhluk kecil  seperti paramecium dan semua fungsi vital di dalam tubuhnya dilakukan oleh sel yang kecil; atau organisme metazoan, atau seperti anda yang dibangun dari jutaan dan triliunan sel.

Pada tubuh manusia normal, ada sekitar 26 triliun sel yang membangun fungsi organ yang sangat menakjubkan dan kompleks yang membentuk satu tubuh yang sempurna. Lihatlah makhluk kecil protoplasma yang memiliki tiga ciri khas. Yang pertama: mampu bereaksi spontan dan bergerak. Yang kedua mampu berasimilasi. Letakkan makhluk kecil amuba atau paramecium dalam lingkungan dimana mereka dapat makan,  dan mereka akan tumbuh, dan hidup,  dan berfungsi layaknya makhluk hidup. Yang ketiga mereka memiliki kemampuan reproduksi. Keajaiban mitosis atau pembelahan sel akan terjadi di depan mata anda. Satu amuba, satu paramecium, satu infusorian, satu euglena, dengan keajaiban mitosis, menjadi dua. Menghasilkan dua sel yang persis sama seperti sel induknya.

Saya akan melihat keajaiban mitosis, keajaiban pembelahan sel, keajaiban penggandaan sel. Tidak ada sesuatu yang lebih mencengangkan dan ajaib di dinuia ini daripada keajaiban mitosis, keajaiban pembelahan sel. Anda tidak harus kembali ke masa lalu untuk melihat keagungan tangan Tuhan. Semuanya ada di sekitarmu. Anda dapat mengamatinya hari ini. Seperti Tuhan mengungkapkan keajaiban penciptaan pada hari pertama, anda dapat melihat keajaiban penciptaan saat ini juga, jam ini, hari ini. Keajaiban mitosis. Mulai dari sebuah sel hidup, sel induk. Sel kecil itu terdiri dari: Sel bagian luar adalah dinding sel dan sel bagian dalam adalah protoplasma. Protoplasma terdiri dari dua bagian; dalam biologi disebut citology, berasal dari kata Yunani yang artinya “di dalam” – sisi dalam dari dinding sel adalah protoplasma. Protoplasma terdiri dari sitoplasma dan nucleus. Dan di dalam nucleus ada granul kecil yang disebut kromatin dalam bahasa Yunani aritinya “warna”. Disebut kromatin karena mudah sekali diberi warna dan mudah ternoda, maka mereka menyebut zat yang belum dikenal ini, dan tetap belum dikenal dengan nama kromatin –artinya mudah diwarnai.

Keajaiban mitosis terjadi sebagi berikut: Ada induk sel, hanya satu sel, di dalamnya ada sitoplasma dan nukelus. Sel membelah diri – keajaiban karya dan tangan Tuhan. Pertama pada tahap profase, granul yang ada di dalam nukleus membentuk jaringan. Jaringan kemudian pecah menjadi kromosom. Kedua tahap metafase; pada salah satu sisi sel muncul duri-duri halus. Yang ketiga tahap anafase, masing-masing kromosom, membelah  memanjang. Yang keempat tahap telefase awal. Kromosom yang sudah membelah berjalan menuju duri-duri. Pada tahap  telefase akhir, kromosom yang sudah membelah memanjang; setengah kromosom menuju duri-duri dan setengah lagi melekat di sisi yang lain, pada saat ini dinding sel mulai terlihat. Akhirnya, dua anak sel terbentuk. Sel ini, dan sel itu; Masing-masing memiliki sitoplasma dan nukleus, masing-masing memiliki jumlah kromosom tertentu. Kemudian kromosom membelah diri lagi. Itulah keajaiban mitosis.

Apa yang membuatnya bisa bekerja? Siapa yang melakukannya? Siapa yang berbicara kepada sel kecil itu? Siapa yang mengajarinya untuk melakukan itu? Dan apakah gen-gen kecil yang ada pada tiap-tiap kromosom   itu? Dan keajaiban dari semuanya itu adalah ini: bahwa pada setiap spesies jumlah kromosom dalam setiap sel di dalam tubuhnya adalah sama persis. Tidak ada pengecualian. Sama sekali tidak ada. Di setiap sel di dalam tubuh manusia, terdapat 46 kromosom. Selalu, sepanjang waktu, sepanjang jaman, hari ini dan untuk selamanya, setiap sel pada setiap manusia memiliki 46 kromosom. Setiap sel pada setiap lembu jantan mempunyai 38 kromosom. Tiap sel pada setangkai Lily memiliki 24 kromosom. Tiap sel pada seekor lalat memiliki 12 kromosom. Dan ada serangga-serangga kecil yang hanya mempunyai 2 kromosom. Dan demikianlah untuk semua spesies, setiap spesies mempunyai jumlah kromosomnya sendiri dan tidak pernah berbeda.

Nah, saya pernah mengatakan bahwa terdapat jumlah kromosom yang lengkap di setiap sel di dalam tubuh. Hanya ada satu pengecualian, yaitu:  Dalam sel reproduksi, dimana terdapat jantan dan betina, konjugasi (peleburan) kedua sel tersebut untuk membentuk suatu kehidupan baru. Di sanalah, pada spesies yang bereproduksi secara seksual, kromosom-kromosom itu terbagi dua di dalam sel reproduksi. Ada dua jenis sel yang penting di dalam tubuh manusia. Ada yang disebut dengan sel somatis. Bahasa Yunani untuk tubuh adalah soma. Dia adalah soma. Jadi sel somatis adalah sel yang membentuk tubuh (body-building cells), sel yang membentuk struktur anatomi anda. Namun di dalam tubuh manusia ada juga sel yang disebut sel genetis, sel reproduksi. Pada pria sel-sel itu disebut sperma atau sprematozoa. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani sperm, yang berarti “benih”. Sedangkan pada wanita mereka disebut ova. Bahasa Latin untuk “telur” adalah ovum. Nah, pada seorang pria di dalam sel reproduksi jumlah kromosom-kromosom tersebut terbagi dua sama persis. Sel-sel di dalam tubuhnya mempunyai 46 kromosom, jadi di dalam sel reproduksinya, di dalam sperma, terdapat 23 kromosom. Sekarang pada wanita, setiap sel di dalam tubuhnya memiliki 46 kromosom, tetapi sel-sel telur yang kecil itu terbagi 2 sama persis yaitu 23 kromosom pada setiap sel telur. Jadi ketika keduanya bertemu, spermatozoa dan ovum, saat keduanya bersatu, jumlah kromosom menjadi lengkap lagi—duapuluh empat dari pria, duapuluh empat dari wanita—seluruhnya ada empatpuluh delapan. Dan tidak ada pengecualian untuk itu. Itu hukum yang kuat dari Allah yang Maha Kuasa. Ini adalah keajaiban reproduksi; keajaiban mitosis.

Nah, ada hukum Allah yang mengatur semua ini yang kita sebut hereditas (keturunan). Ada seorang pendeta Austria bernama Mendel yang melakukan suatu pekerjaan yang luar biasa dalam menemukan hukum hereditas, yang kita sebut Hukum Hereditas Mendel. Penelitian yang telah dilakukannya terkubur di biara bersama dengan bunga yang ditelitinya. Andaikan Charles Darwin mengetahui penelitian ini, seluruh bagian dari pemikiran dan teori evolusi pasti akan berbeda jadinya. Namun, Darwin tidak tahu tentang Hukum Hereditas Mendel. Dan hukum ini muncul hanya sebagai sebuah penelitian ulang setelah hari-hari perang yang hebat melawan Darwin. Kini, Hukum Hereditas Mendel merupakan salah satu dari hukum Allah yang hebat yang telah berhasil kita ungkapkan. Hukum Hereditas Mendel adalah demikian : bahwa keturunan/anak mewarisi dan menghasilkan dan menampilkan ciri khas (karakteristik) orangtuanya menurut sifat dominan dan resesif. Sebagai contoh, warna coklat dominan terhadap warna biru. Andaikan anda mempunyai ayah yang bermata coklat murni dan ibu yang bermata biru murni, semua anak-anak mereka pada generasi pertama akan bermata coklat. Kami akan menjelaskannya lebih jauh lagi nanti dengan menggunakan contoh ayam. Saya dapat menjelaskan dengan lebih baik bila memakai ayam dibandingkan dengan mencontohkan memakai mata. Hukum Mendel untuk karakteristik yang diturunkan—sifat resesif. Untuk yang dominan, tadi sudah saya sebutkan. Yang resesif contohnya adalah epilepsy. Itulah alasannya mengapa sangat sulit untuk menemukan atau mencari penyebab epilepsy; sebab gen yang membawanya adalah gen yang resesif. Dan gen ini tidak aktif dan cenderung mengurang, bahkan setelah melewati beberapa generasi dan hanya akan muncul kembali bila ada kesempatan untuk berpasangan dengan gen dari keturunan yang berlawanan—ciri yang resesif.

Sekarang mari kita ilustrasikan hukum Mendel pada ayam. Ada satu tipe keturunan, satu variasi ayam yang disebut Blue Andalusian. Seekor ayam Blue Andalusian dihasilkan dari ayah yang berbulu hitam dan induk yang berbulu putih dengan garis-garis kelabu. Jadi anda ambil dua ayam asli, ayah dan ibu ayam, satunya hitam dan satunya lagi putih bergaris-garis kelabu. Generasi pertama dari pasangan ayam tersebut adalah Blue Andalusian. Sekarang bila anda kawinkan sesama Blue Andalusian generasi pertama ini maka cucunya adalah setengah Blue Andalusian; seperempat hitam seperti sang kakek; dan seperempat lagi putih seperti sang nenek. Baiklah, sekarang cucu ayam ini dikawinkan yang hitam dengan hitam, maka keturunannya akan hitam untuk seterusnya. Kawinkan yang putih dengan putih dan keturunannya adalah putih selamanya. Namun bila cucu ayam yang Blue Andalusian dikawinkan dengan sesamanya, maka hasilnya akan sama lagi. Generasi pertama seluruhnya akan berwarna biru, generasi kedua adalah setengah biru, seperempat hitam, seperempat putih, dan mereka akan terus begitu. Kawinkan yang seperempat hitam dengan seperempat hitam dan keturunannya akan hitam selamanya. Kawinkan yang seperempat putih dengan seperempat putih, mereka akan putih seterusnya. Dan saya melihatnya dengan sangat jelas, namun saya rasa anda tidak demikian—pembicaraan saya tentang itu cukup sampai di sini.

Demikianlah Hukum Hereditas Mendel dan itu tidak akan pernah berbeda. Hal itu berjalan menurut firman Allah. Hukum Hereditas Mendel menjelaskan dua hal : pertama, hukum itu memungkinkan untuk menghasilkan variasi yang banyak pada satu spesies. Sebagai contoh, anda bisa membiakkan kuda-kuda yang larinya cepat. Seandainya perkembangbiakkan kita, generasi kita, sistem reproduksi kita seperti amoeba, anda tidak akan punya variasi sama sekali, anda juga tidak akan bisa memperbaiki spesies anda. Seekor amoeba membelah dirinya menjadi dua dan masing-masing belahan itu adalah setengah dari induknya dan dia akan terus membelah diri sampai selamanya. Tetapi, bila ada perkawinan, anda mempunyai kemungkinan atas variasi dan perubahan yang tak terbatas. Anda bisa mendapatkan segala jenis dahlia dengan membiakkan dahlia dari jenis-jenis yang berbeda. Anda bisa mendapatkan segala jenis anjing dengan mengawinkan jenis-jenis anjing yang berbeda. Dari sperma jantanlah asalnya jantan; dan ovum dari betinalah asalnya betina. Jadi pada saat anda menyatukan mereka, anda akan mendapatkan kemungkinan variasi yang tak terbatas. Bila anda ingin menternakkan kuda-kuda yang larinya cepat, anda akan mengambil jenis itu dan membiakkannya. Bila anda ingin mendapatkan keturunan sapi yang gemuk, anda akan mengambil jenis itu dan membiakkannya. Bila anda ingin menternakkan domba-domba dengan bulu yang tebal di punggungnya, anda akan mengambil jenis itu dan membiakkannya. Bila anda ingin mengubah warna seekor babi, atau bentuknya maupun ukurannya, anda bisa membiakkannya. Seandainya anda ingin menambah jumlah biji pada sebonggol jagung atau apapun, anda mempunyai kesempatan tak terbatas untuk membiakkan jenis ini dengan menggunakan Hukum Mendel.

Baiklah, itu satu hal. Tetapi ada hal lainnya, yang menurut hukum Mendel demikian: bahwa apapun yang dilakukan untuk mengubah jenis tertentu, harus dilakukan pada gennya, pada kromosom-kromosom itu, bukan pada ciri-ciri keturunannya. Nah, agar sesuatu bisa berubah, si orangtua harus berubah, karena orangtua adalah satu-satunya yang dapat memberikan kehidupan kepada ovum atau sperma. Sebuah embrio tidak akan pernah bisa menghasilkan embrio lainnya. Ia akan menjadi orangtua lagi. Sebutir telur takkan bisa menghasilkan telur lain. Telur akan menjadi induk yang mana kemudian memproduksi telur. Dan ciri-ciri yang diwariskan tidak bisa dibuat sesuai keinginan kita. Pewarisan—ciri-ciri yang diinginkan tidak pernah diwariskan. Anda dapat mengambil seekor anak anjing dan memotong ekornya, dan ketika anak anjing itu punya anak, anaknya akan punya ekor. Dan anda potong lagi ekornya, begitu juga dengan generasi selanjutnya, anda potong ekornya sampai seratus ribu generasi dan pada akhir generasi ke seratus ribu itu, si anak anjing akan tetap punya ekor. Anda tidak bisa mengambil atau menambah sesuatu ciri seperti yang anda inginkan. Hal itu harus dilakukan lewat gen, di dalam kromosom. Itu harus dilakukan di nukleus (inti sel) bagian ovum dari sperma. Nah, saya katakan bahwa hal lain yang dapat memberikan kehidupan kepada ovum atau sperma adalah orangtua yang sudah dewasa. Jadi anda mempunyai siklus yang tiada akhir yang digerakkan oleh Allah yang Maha Kuasa. Allah berfirman, “ masing-masing menurut jenisnya” (Kejadian 1:24). Dan bumi mengeluarkan segala jenis hewan yang berbeda-beda dan segala binatang buas, ternak dan segala jenis binatang melata menurut jenisnya. Dan semua itu sesuai dengan firman Allah yang Maha Kuasa. Masing-masing melahirkan keturunan menurut jenisnya.

Sekarang kita ke embrio, salah satu dari hasil karya Allah yang luar biasa. Pada saat ovum dibuahi oleh spermatozoa, benih yang kecil itu, segera saja keajaiban mitosis terjadi di depan kita. Dan tak lama kemudian terbentuklah suatu struktur kecil seperti tabung yang memiliki 3 lapisan sel. Lapisan luar adalah epiderm, lapisan dalam adalah endoderm dan di dalam endoderm adalah mesoderm. Lapisan epiderm, mesoderm dan endoderm inilah bersama-sama dengan bagian lain dari sel yang membentuk mahluk kecil berbentuk seperti tube itu, seluruh organ tubuhnya berkembang. Dan ada maksudnya di situ, tangan Allah lah yang bekerja dalam perkembang-biakkan sel-sel tersebut dalam keajaiban mitosis. Sel itu tidak berkembang biak begitu saja menjadi kumpulan gumpalan besar, namun tiap-tiap sel kecil itu diarahkan oleh tangan yang tak terlihat, dibentuk dan berkembang menjadi organ tubuh yang agung. Nah, sel asal yang kecil itulah, bukannya sel syaraf, bukan sel darah, bukan sel tulang, bukan juga sel otot, tapi hanyalah benih kecil itu dan tangan Allah dengan melalui proses mitosis, yang pada akhirnya membawanya menjadi hal-hal yang luar biasa yang hidup yang anda lihat  di sekitar anda.

Dan hal yang menakjubkan, semua sel itu di dalam tubuh sangatlah berbeda. Ada sel-sel otak, sel paru-paru, sel perut dan sel-sel tulang, tetapi semua sel itu mempunyai jumlah kromosom yang sama di dalamnya. Dalam tubuh manusia terdapat 48 kromosom dan setiap sel itu adalah sel manusia. Setiap sel pada seekor ayam adalah sel ayam. Setiap sel pada seekor kelinci adalah sel kelinci. Dan setiap sel pada setiap mahluk ciptaan Allah akan sesuai dengan sel itu. Allah telah menuliskannya di dalam Alkitab. Di dalam Surat Korintus yang Pertama, pasal lima belas pada ayatnya yang ke tigapuluh sembilan, Paulus berkata, ” Bukan semua daging sama: daging manusia lain dari pada daging binatang, lain dari pada daging burung, lain dari pada daging ikan” (1 Korintus 15:39). Protoplasma pada seluruh spesies ini berbeda. Dan berilah sedikit jaringan tubuh pada ilmuwan, ia akan dengan cepat mengetahui ini jaringan milik manusia, milik binatang buas, milik unggas atau jenis hewan lain. Namun mereka semua sama walaupun di dalam spesiesnya mereka berbeda tergantung dari fungsinya pada tubuh manusia atau pada suatu organisme.

Kini mari kita persingkat—saya harap kita punya waktu satu jam untuk ini—mari kita bicara singkat saja mengenai hipotesa yang evolusioner yang disebut dengan Teori Rekapitulasi. Teori Rekapitulasi dari para ahli evolusi adalah demikian: bahwa di dalam perkembangan embrio manusia, embrio tersebut akan mengulang kembali semua fase dari leluhurnya yang evolusioner. Anda tahu, para evolusionis ini mengatakan : “kita berawal dari protozoa, dari amoeba kecil yang kemudian berkembang menjadi cacing, kemudian menjadi ikan, lalu menjadi amfibi, reptil, unggas, mamalia sampai akhirnya menjadi manusia.” Jadi Teori Rekapitulasi para evolusionis ini adalah, bahwa embrio manusia dalam prosesnya berkembang menjadi manusia menampilkan semua wujud leluhur dari masa lalu itu. Awalnya adalah protozoa, kemudian ikan dan tinggal di lingkungan air, kemudian mempunyai ekor seperti anak anjing, lalu menjadi mamalia seperti kera atau monyet, dan akhirnya tampil sebagai manusia. Teori Rekapitulasi para evolusionis ini adalah bahwa sejarah perkembangan embrio manusia meringkaskan, menyimpulkan seluruh evolusi masa lalu. Itu merupakan omong kosong belaka, suatu kebodohan yang tidak akan anda temui di dalam karya-karya ilmiah.

Mari kita ambil yang pertama sebagai contoh. Bahwa embrio manusia berawal dari protozoa, sebagai amoeba kecil. Saya rasa tidak ada satu ilmuwanpun di dunia ini yang akan mencampur adukkannya, yang tidak mampu membedakan antara amoeba dan telur yang kemudian berkembang menjadi manusia. Ia tidak akan    melakukan hal itu. Perbedaan di antara mereka sama besarnya seperti perbedaan antara lokomotif dan orgel pipa. Hanya karena keduanya kecil dan sama-sama mahluk bersel satu bukan berarti tidak ada bedanya. Mereka sangat berbeda di setiap bagian tubuhnya. Protozoa kecil itu adalah benar-benar seekor binatang. Ia bisa makan, bisa berasimilasi, bisa bereproduksi. Ia benar-benar hidup. Sedangkan telur kecil itu adalah benih manusia dan semua gen, kromosom dan seluruh kehidupannya sama sekali berbeda.

Sekarang yang kedua. Bahwa embrio hidup seperti ikan dan memiliki insang. Yah, pasti akan konyol sekali bila anda melihatnya. Embrio kecil itu hidup di dalam suatu kantung yang berisi cairan amniotic. Kantung itu disebut amnion. Kalau menurut saya, kantung itu adalah untuk perlindungan. Dalam rangka melindungi fetus di dalam rahim ibu, ia dilindungi dari segala sisi oleh cairan amniotic. Dan waktu mereka bilang bahwa embrio adalah mahluk air yang hidup di air seperti ikan, kenyataannya tidak ada persamaannya dengan embrio yang berkembang menjadi fetus dan kemudian menjadi manusia. Tidak ada persamaan antara embrio dengan ikan. Seekor ikan hidup di air dan bernafas dengan oksigen dari air. Fetus sama sekali tidak bernafas. Oksigen masuk lewat darah sang ibu melalui plasenta, dan kemudian aliran darah fetus yang mengambilnya. Tidak secara langsung namun melalui plasenta dengan proses osmosis. Dengan demikian fetus mendapatkan oksigen dari nafas ibunya. Tetapi ia sebenarnya tidak bernafas sama sekali dan di dalam cairan amniotic itu tidak ada oksigen bebas.

Mereka juga mengatakan bahwa pada tahap tertentu embrio memiliki insang seperti ikan. Baiklah, sebenarnya begini. Pada saat embrio mulai berkembang, ia mempunyai suatu lengkungan tulang punggung yang menyerupai lengkung tenggorokan yang menopang insang pada ikan. Jadi, beberapa evolusionis melihat tulang punggung ini, dan berkata,” Lihat, itu adalah insang ikan.” Nah, lengkung tenggorokan itu berhubungan dengan pernafasan. Sedangkan fetus tidak bernafas. Fetus sama sekali tidak punya kebutuhan untuk bernafas. Dan lengkung tenggorokan yang menopang insang pada seekor ikan ditempatkan di sana untuk kebutuhan bernafas. Fetus tidak punya alasan dan tujuan untuk bernafas, tetapi ia punya tujuan untuk hidup, untuk makan dan untuk dipelihara. Tanpa perawatan, ia akan mati. Jadi lengkung-lengkung kecil ini disebut pharyngeal arches berasal dari kata pharynx; tempat pada saluran pencernaan anda yang terletak di antara rongga terbuka mulut dan esophagus (kerongkongan). Pada fase inilah dimana embrio hanyalah suatu benda kecil dan cairan amniotic adalah hampir murni makanannya—lemak, karbohidrat dan protein. Kemudian, perannya berubah dan tidak bisa lagi digunakan sebagai makanan. Namun pada fase itu, cairan di sekeliling embrio terbuat dari makanan murni. Itulah tujuannya. Tak lama kemudian, ketika embrio mulai mendapat makanan dari plasenta, yang berasal dari darah ibu, saat itulah pharyngeal arches tidak dibutuhkan lagi dan mereka menghilang. Tetapi mereka itu sama sekali berbeda dari insang ikan. Baik kegunaannya, maupun tujuannya. Sama sekali tidak ada kesamaannya. Mereka mempunyai tujuan yang berbeda.

Katanya, di suatu tempat tertentu, embrio punya ekor seperti anjing kecil. Yah, pada waktu embrio ukurannya sebesar biji kacang buncis, sewaktu anda menempatkannya di kaca mikroskop dan melihatnya, ada suatu aktivitas tak biasa di bagian posterior (bokong) embrio. Dan ketika anda melihatnya, beberapa orang akan berkata,”tampaknya dia seperti punya ekor.” Tapi beri waktu pada ekor kecil itu, dia akan berkembang menjadi kaki. Struktur ekor dan struktur kaki sama sekali berbeda. Baik dalam hal anatominya, embriologi atau dalam perkembangan hidupnya. Tidak mungkin ekor bisa berkembang menjadi kaki. Di antara mereka tidak ada kesamaan sama sekali.

Yang terakhir, dikatakan bahwa embrio manusia sama seperti embrio mamalia. Serupa dengan embrio kera. Dan ketika anda bandingkan embrio manusia dengan embrio kera, mereka tampak serupa; karena itu keduanya pasti berasal dari sumber yang sama. Saya katakan pada anda, saya tidak mengerti pemikiran manusia ketika mereka bilang begitu. Itu adalah salah satu fakta besar yang mendasar, yang mereka buat untuk membenarkan hipotesa evolusioner—bahwa kedua fetus itu sama. Ada banyak racun yang kelihatannya seperti gula dan garam, tetapi bukan berarti mereka sama. Yang satu racun, satunya gula dan yang lainnya garam. Saya bisa pergi ke toko kaset dan membeli dua kaset yang tampaknya sama. Seluruh penampilannya serupa. Kemudian saya putar kasetnya dan terdengarlah nyanyian solo yang indah berjudul “Martha” yang dinyanyikan oleh Caruso. Kaset yang satu lagi saya pasang dan terdengarlah “ You Ain’t Nothing but a Hound Dog” yang dinyanyikan oleh Elvis Presley. Apa ini benar? Namun para evolusionis datang dan hanya dengan melihat embrio-embrio itu, mereka berpendapat bahwa keduanya sama, sama persis. Tidak ada sesuatupun di dunia ini yang bisa dibilang sama persis hanya karena mereka mirip satu sama lain.

Wah, saya harus cepat-cepat. Saya sudah kelebihan waktu. Bolehkah saya membuat komentar tentang mengapa sesuatu bisa tampak sama? Setelah itu, saya akan berhenti. Alasannya adalah, Allah menciptakannya dengan pola yang sama. Di dunia ini, kita semua bernafas dengan cara yang sama, demikian halnya makan dan menjalani hidup. Dan tangan Allah yang sama dan tiada bandingannya lah yang membuat kita—menciptakan  binatang-binatang, menciptakan kita, dan seluruh bumi ini. Seperti halnya roda, ada banyak jenis roda. Ada roda gerobak, roda mobil dan ada pula roda lokomotif. Semuanya roda, tipenya juga sama. Anda mempunyai banyak rumah, tetapi ada yang tipenya sama, apakah itu cottage, ataukah sebuah bangunan besar, atau istana atau tempat tinggal anda, itu adalah tipenya. Demikian juga dengan pekerjaan Allah, ketika anda melihat suatu benda, ada banyak benda lain yang serupa dengan benda itu. Tetapi kemiripan ini pada dasarnya hanyalah karena kita hidup di dunia yang sama, dan tangan kreatif Allah yang luar biasa lah yang melakukannya. Namun, hanya karena mirip bukan berarti sama. Embrio manusia adalah satu hal, embrio kera adalah hal yang lain, embrio monyet lain lagi. Dan bila anda tidak percaya, beri waktu pada mereka untuk berkembang supaya anda bisa melihat perbedaan besar di antara keduanya. Fakta-fakta dari embriologi tidak mengakui teori evolusi.

Allah berfirman, “baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita,” dan menurut gambarNya diciptakanNya dia. Dan keajaiban yang terjadi di Taman Eden pada waktu itu adalah keajaiban yang sama yang terjadi pada sekarang ini: penciptaan manusia menurut rupa dan gambarNya. Sekarang marilah kita berdiri dan menyanyikan lagu pujian bait yang pertama bersama-sama.