Daftar isi

 

FAKTA TERAGUNG DARI INJIL ADALAH BAHWA YESUS HIDUP

(The Great Fact of the Gospel: Jesus is Alive)

 

Oleh Dr. W.A. Criswell

Diadaptasi Dr. Eddy Peter Purwanto

 

“Dan sementara mereka bercakap-cakap tentang hal-hal itu, Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata kepada mereka: "Damai sejahtera bagi kamu!" Mereka terkejut dan takut dan menyangka bahwa mereka melihat hantu. Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati kamu? Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku." Sambil berkata demikian, Ia memperlihatkan tangan dan kaki-Nya kepada mereka. Dan ketika mereka belum percaya karena girangnya dan masih heran, berkatalah Ia kepada mereka: "Adakah padamu makanan di sini?" Lalu mereka memberikan kepada-Nya sepotong ikan goreng. Ia mengambilnya dan memakannya di depan mata mereka” (Lukas 24:36-43)

 

“Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu. Demikianlah binasa juga orang-orang yang mati dalam Kristus. Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia. Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal” (1 Korintus 15:17-20).

 

Fakta atau pusat dari Injil bukanlah teori metafisikal hipotetikal, tetapi realitas yang agung dan fakta sentral dari Injil adalah bahwa: “Yesus Hidup!”

 

 

MEREKA BERKATA “YESUS YANG SAMA INI”

 

Ini adalah hal yang luar biasa bahwa Alkitab menekankan tentang kebangkitan Yesus dengan berkata bahwa Dia adalah “Yesus yang sama ini.” Mereka berkata “Yesus yang sama ini.” Ini menunjukkan bahwa Dia yang telah disalibkan yang telah dikuburkan itu telah hidup. Yesus yang bangkit adalah Yesus yang dulu yang disalibkan dan dikuburkan. Itu berarti bahwa Ia benar-benar bangkit dari antara orang mati. Ada sesuatu yang unik di sini. Yesus memiliki mereka dalam hidup-Nya dan setelah bangkit dari antara orang mati Yesus masih memiliki mereka. Ia bukanlah pribadi yang lain.

 

Perhatikan pengalaman dari Simon Petrus dan Yohanes ketika mereka pergi ke kubur Yesus setelah Maria Magdalena datang kepada mereka dan berkata, “Kubur itu telah kosong!”

 

“Keduanya berlari bersama-sama, tetapi murid yang lain itu berlari lebih cepat dari pada Petrus sehingga lebih dahulu sampai di kubur. Ia menjenguk ke dalam, dan melihat kain kapan terletak di tanah; akan tetapi ia tidak masuk ke dalam. Maka datanglah Simon Petrus juga menyusul dia dan masuk ke dalam kubur itu. Ia melihat kain kapan terletak di tanah, sedang kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak dekat kain kapan itu, tetapi agak di samping di tempat yang lain dan sudah tergulung. Maka masuklah juga murid yang lain, yang lebih dahulu sampai di kubur itu dan ia melihatnya dan percaya” (Yohanes 20:4-8).

 

Perhatikan juga peristiwa yang diceritakan di dalam Yohanes 20:11-18, ketika Maria Magdalena berada di kubur itu, seseorang berbicara kepada dia. Ia berpikir bahwa seseorang yang berdiri di depannya itu adalah seorang penjaga kubur. Kemudian ia bertanya, “Kemanakah tubuh Yesus dipindahkan?” Seseorang yang berdiri di depannya itu berkata, “Maria.” Maria langsung sadar bahwa orang yang berdiri di depannya itu adalah Yesus, ketika Ia memanggil namanya.

 

Perhatikan juga catatan tentang dua murid yang sedang dalam perjalanan menuju Emaus seperti yang dicatat dalam Lukas 24:30-31. Seorang asing duduk bersama mereka pada saat makan malam dan orang itu memecah-mecahkan roti. Ketika Ia mengucap berkat mereka baru menyadari bahwa Dia itu adalah Tuhan. Mereka ingat bagaimana Yesus memecah-mecahkan roti dan mengucap berkat atasnya pada waktu perjamuan malam sebelum penyaliban-Nya.

 

Dalam kisah ketika para murid pergi menjala ikan di Danau Galilea, ketika hari mulai siang Yesus berdiri di pantai akan tetapi murid-murid itu tidak tahu bahwa itu adalah Yesus. Kata Yesus kepada mereka: “Hai anak-anak-Ku, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?” jawab mereka “Tidak ada.” Maka kata Yesus kepada mereka: “Tebarkanlah jalamu di sebelah kananmu maka akan kamu peroleh.” Lalu mereka menebarkannya dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan. Lalu Yohanes berkata kepada Simon Petrus: “Simon, apakah kamu tahu siapa Dia itu? Dia adalah Yesus.” Para penjala ikan itu kemudian mengenali Dia adalah Yesus karena tubuh kebangkitan Yesus, adalah tubuh yang sama yang dulu telah disalibkan dan dikuburkan namun sekarang bangkit dengan tubuh kemuliaan.

 

Tentu ketika murid-murid itu melihat Dia, mereka mengenali Dia dari bekas lubang paku pada tangan-Nya dan tombak pada lambung-Nya. Hal ini membuktikan bahwa kebangkitan Yesus dari antara orang mati adalah fakta kebenaran.

 

 

MEREKA SEMUA PERCAYA KECUALI TOMAS

 

Semua murid percaya, kecuali salah satu dari murid yang adalah seorang skeptik. Namanya adalah Tomas. Saya dapat memahami Dia, karena saya pernah sama seperti dia di dalam hidup saya di mana saya tidak dapat mengingkari itu. Tomas tidak percaya bahwa seseorang dapat bangkit dari kematian “Aku tidak akan percaya bahwa Ia hidup karena orang mati tidak akan pernah bangkit dari kuburnya,” kata Tomas. Saya dapat memahaminya karena saya tidak pernah melihat orang mati bangkit kembali atau hidup lagi.

 

Apa yang tercatat di dalam Yohanes 20, ketika para rasul datang kepada Tomas dan berkata: “Tomas kamu tidak percaya kebenaran. Kami telah melihat Yesus. Dia hidup! Dia telah bangkit dari antara orang mati!” Tomas berkata, “Tidak, saya tidak mempercayai itu.” Tomas diliputi oleh keputus-asaannya ketika para rasul menjelaskan kepadanya, “Tetapi Ia hidup! Kami telah melihat Dia. Tangan kami telah menyentuh Dia.” Tomas menjawab, “Aku tidak akan percaya sebelum aku dapat memasukkan jariku ini ke dalam lubang bekas paku di tangan-Nya dan memasukkan tanganku ke dalam lambung-Nya.”

 

Pada Minggu malam berikutnya ketika para rasul berkumpul di ruang atas, tiba-tiba Yesus berdiri di tengah mereka. Ia mendekati Tomas dan betapa kagetnya Tomas. Ia pernah berkata bahwa ia tidak akan percaya sebelum memasukkan jarinya ke lubang paku di tangan-Nya dan memasukkan tangannya ke dalam lambung Yesus dan baru setelah itu ia percaya. Tuhan berkata kepada Tomas: “Tomas, masukkanlah jarimu ke dalam lubang bekas paku di tangan-Ku ini, masukkan tanganmu ke dalam lambung-Ku maka percayalah dan jangan tidak percaya lagi.” Tomas berseru di dalam pengakuan imannya yang agung, “Tuhanku dan Allahku!” Kemudian Yesus mengumumkan kepada kita semua, “Aku tahu, bahwa sesudah Aku pergi, serigala-serigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah kamu dan tidak akan menyayangkan kawanan itu” (Yohanes 20:29). Itu adalah pukulan bagi kita. Yesus hidup, kita harus percaya itu.

 

 

KEHADIRAN-NYA BERSAMA MEREKA

 

Setelah hari kebangkitan-Nya Yesus secara tiba-tiba berulang kali menampakkan diri di berbagai tempat. Secara tiba-tiba Ia berdiri di Taman itu. Ia berjalan bersama murid-murid-Nya yang sedang menuju ke Emaus. Ia hadir di dalam Perjamuan Malam di ruang atas ketika semua pintu terkunci rapat.  Ia menampakkan diri. Ia menampakkan diri di Pantai Danau Galilea. Ia menampakkan diri di berbagai tempat, di berbagai kesempatan. Setelah empat puluh hari kemudian, mereka tidak perlu melihat Dia lagi dengan mata mereka. Mereka tahu bahwa tanpa kehadiran-Nya secara fisik Yesus tetap bersama dengan mereka. Yesus hidup! Yesus memberikan Amanat Agung-Nya dengan janji-Nya yang begitu agung. “Dan ketahuilah Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” Ia ada bersama dengan kita. Ia hidup.

 

Martir yang pertama yaitu Stefanus, ketika ia sedang dirajam batu sampai mati, ia memandang ke langit dan ia melihat Yesus berdiri di sebelah kanan Bapa, Ia hidup!

 

Saulus Dari Tarsus menjadi ancaman bagi para murid Kristus, namun ketika dalam perjalanan menuju Damsyik, cahaya yang begitu cemerlang menyinari dia dan kemudian Yesus berbicara kepadanya.

 

Ketika Rasul Yohanes dibuang ke pulau Patmos, dalam kesendirian dan dalam kondisi yang sangat menyedihkan Ia ada di sana. Yesus hidup!

 

 

KEHADIRAN-NYA BERSAMA KITA

SEPANJANG TAHUN

 

Sepanjang tahun yang sudah kita lalui, Yesus ada di tengah-tengah kita. Ia hidup. Yesus bersama kita di dalam pelayanan ini. Sekeras apapun usaha kita untuk menyerahkan hidup kita kepada pelayanan, Yesus bersama ketika kita melayani dan bekerja bagi Tuhan. Ia hidup. Ia ada di sini.

 

Ketika saya ada di Afrika, saya berdiri memandang sebuah patung yang besar sekali yaitu patung misionari David Livingstone. Patung itu menghadap ke sungai Zambezi di mana di sana juga ada air terjun yang menjulang tinggi yang kira-kira tingginya 400 kaki dari bawah. Nama air terjun itu adalah Victoria Falls. Ketika saya berdiri di sana memandang patung besar David Livingstone yang sedang memandang sungai Zambezi dan air terjun Victoria, saya dapat membayangkan bagaiman ketika pertama kali ia memandang sungai dan air terjun itu. Ketika ia masuk ke Afrika Tengah dari Afrika Timur bersama dengan beberapa orang dari suku yang berada di Afrika Timur yang menemani dia. Orang-orang itu berkata kepadanya, “Turun ke sungai itu berarti menghadapi musuh dan mereka tidak akan membiarkan anda lewat. Jika anda lewat juga maka anda kehilangan hidup anda yang sangat berharga.”

 

Ketika David Livingstone harus mengambil keputusan dan kemudian ia berdoa. Ketika ia mengambil Alkitabnya dan membukanya ia menemukan ayat yang menjadi jawaban Allah bagi doanya. Dia tidak yakin apakah memang itu datang dari Allah bahwa ia harus turun ke sungai itu. Kemudian ia berdoa lagi kepada Tuhan dan ia mengambil Alkitabnya dan membukanya dan kemudian ia menemukan ayat itu lagi. Ayat itu berbunyi,

 

Ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Matius 28:20)

 

 

Ayat itu adalah jaminannya. Kemudian ia turun ke sungai Zambezi. Yesus hidup! Ia akan senantiasa beserta Anda. Ia senantiasa berada di sisi kita dalam perjalanan musyafir kita.

 

Gembala yang sangat terkenal yang pernah berdiri di belakang mimbar First Baptist Church Dallas ini, selama 40 tahun ia berteman baik dengan orang penting di negara bagian ini dan yang menjadi jemaat di gereja ini. Kapten J.C. Arnold adalah Kapten pertama dari pasukan keamanan Texas dan kemudian menjadi kepala kepolisian untuk kota Dallas. Dr. Truett dan Kapten Arnold suatu kali pergi berburu di pedesaan Johnson. Kapten ini berjalan di depan Dr. Truett. Kemudian tanpa ia sadari, Dr. Truett memindahkan senapan yang ia pegang dari tangan satu ke tangan satunya. Ketika ia melakukan itu, tanpa sengaja ia menyentuh pelatuk senapan itu dan langsung senapan itu meletus mengenai orang yang di depannya yaitu sahabat terbaiknya itu, Kapten Arnold. Ia mati karena luka itu. Kemudian pendeta ini jatuh ke dalam kesedihan yang begitu mendalam yang tak dapat dilukiskan. Ia berkata bahwa ia tidak akan pernah lagi dapat mengangkat wajahnya untuk berkhotbah. Hari-hari telah ia lalui dan ia tidak pernah bisa tidur. Jiwanya mengalami kesedihan yang begitu mendalam. Ia begitu tertekan. Namun suatu Sabtu malam ketika ia tertidur untuk pertama kalinya setelah berhari-hari ia tidak bisa tidur, Yesus menampakkan diri dalam mimpi, Ia berkata kepada Dr. Truett, “Jangan takut karena dari saat ini kamu adalah pengkhotbah-Ku.”

 

Dr. Truett terbangun dan kemudian ia tidur kembali. Tuhan menampakkan diri-Nya lagi dalam mimpinya dengan mengatakan perkataan yang sama. Kemudian ia terjaga dan tidur kembali untuk ketiga kalinya dan Tuhan menampakkan diri kembali dalam mimpinya dengan memberikan kata-kata jaminan yang sama kepadanya. Segera terdengar berita tersebar ke seluruh kota Dallas bahwa Dr. Truett akan berkhotbah kembali. Jemaat-jemaat dari gereja lain meliburkan kebaktian mereka dan seluruh kota datang untuk mendengar hamba Allah yang besar ini berdiri di belakang mimbar suci ini. Yesus hidup! Yesus hidup!

 

Ia menyatakan diri-Nya kepada kita, ketika kita membuka pintu hati kita bagi Dia.

 

“Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku” (Wahyu 3:20).

 

Apakah saya dapat mempercayai itu? Bagaimana mungkin saya tidak akan membukakan pintu jika di depan pintu rumah saya berdiri seorang raja yang agung atau seorang perdana menteri atau seorang malaikat seperti salah satu dari malaikat yang menampakkan diri kepada Abraham atau Zakharia. Tetapi yang mengagumkan adalah bahwa Kristus sendiri yang berdiri di depan pintu itu. Jika saya membukakan pintu itu Ia akan masuk ke dalamnya. Tetapi anda berkata, “Pak Pendeta, Ia mungkin mengetuk pintu rumah anda atau hati anda, tetapi Ia tidak mengetuk pintu saya.” Oh, tetapi Ia melakukan itu juga kepada anda dalam setiap pemeliharaan hidup kita. Yesus senantiasa rindu masuk ke dalam rumah anda dan ke dalam hidup anda. Ia berkata kepada kita di setiap lembar Kitab Suci. Wajah-Nya ada di setiap lembar. Ia menghibur kita di dalam setiap perkataan-Nya. Kata-kata ini diwahyukan dari kehadiran Yesus di tengah-tengah kita.

 

Erasmus seorang sarjana Jerman yang sangat berbakat dan cerdas menulis di dalam kata pengantarnya untuk Textus Receptus yang dieditnya, yaitu Alkitab Perjanjian Baru bahasa Yunani yang pertama kali diterbitkan dan menjadi satu-satunya dasar penerjemahan Alkitab King James Version dengan kata-kata: “Di dalam setiap halaman ini anda akan melihat wajah Yesus. Anda akan melihat Tuhan sendiri kepenuhan dari Kristus lebih penuh dan lebih lengkap dibandingkan jika Ia berdiri dalam daging di hadapan anda.” Kita melihat Yesus di dalam Kitab Suci.

 

Yesus hidup! Ia ada di tengah-tengah jemaat yang percaya kepada-Nya. Ia berkata bahwa di mana ada dua atau tiga orang berkumpul di dalam nama-Nya, maka Ia akan hadir di tengah-tengahnya. Yesus ada bersama dengan kita. Ia hidup!

 

Yesus bersama kita dalam setiap puji-pujian kita, doa-doa kita, dan doa syafaat kita. Ketika seseorang bertobat, ketika seseorang diselamatkan, malaikat Allah di Sorga bersorak-sorai dan saya tahu Yesus adalah salah satu dari antara mereka. Ia ada di Sorga dan Ia melihat kita dan bersama kita ketika kita beribadah menyembah Dia. Yesus hidup!

 

Ia bersama dengan kita di dalam setiap kesusahan dan kekecewaan kita. Kitab Ayub diakhiri dengan kata-kata Patriakh Agung ini, “hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.” Kesusahan dan frustasi dan kekecewaan serta kesedihan seringkali membawa kita kepada perasaan yang sensitif untuk mendekatkan diri kita kepada Kristus. Ia hidup!

 

Ia bersama kita di dalam kesedihan kita. Anda tidak pernah ditinggalkan sendirian. Saya ingat tentang Yohanes, ia berpikir bahwa ia hanya sendiri ketika ia dibuang ke pulau Patmos di mana akhirnya di sana ia mati. Kemudian ia mendengar suara yang berbicara kepadanya dan ia melihat Tuhan Yesus. Di dalam kesendirian kita Ia selalu hadir. Ia bersama dengan kita. Ia hidup.

 

Yesus bersama dengan kita di sepanjang kehidupan kita pada hari ketika anda membangun rumah anda. Yesus hadir di sana. Pada hari ketika bayi anda di lahirkan, Yesus ada di sana. Ketika kita mengakhiri hidup kita dikubur, Yesus juga ada di sana. Kematian kita tidak akan membawa kita ke tangan penguasa maut, tetapi kita akan menyerahkan kematian di tangan Tuhan Yesus. Kapan pertama kali saya mengerti tentang kematian? Selama lebih dari lima puluh tahun, saya menjadi seorang gembala, banyak kali saya telah menundukkan kepala saya bersama keluarga yang sedang berdukacita. Banyak kali saya telah menguburkan orang mati. Saya mulai memikirkan kembali ketika pertama kalinya mendengar tentang kematian yaitu pada waktu saya masih kanak-kanak ketika kami masih tinggal di Eldorado, Oklahoma. Kami pindah dari Eldorado ketika saya berumur 5 tahun. Ayah saya pergi untuk suatu urusan. Ketika ia kembali saya bertanya kepadanya darimana ia pergi, ia menarik saya kepadanya dan berkata, “Anakku, aku baru saja menguburkan nenekmu.” Dari dia dan dari orang lain saya mengenal bahwa nenek saya adalah seorang wanita yang sangat baik dan saleh. Ayah saya memberitahu saya tentang terjemahan lagu dari ibunya yang dinyanyikan pada saat kebaktian upacara pemakaman. Kemudian ia berkata, “Lagu yang mereka nyanyikan akan saya nyanyikan untuk kamu sekarang.” Ayah saya yang terkasih kemudian menyanyi, ia menyanyikan lagu itu berulang kali, ia bernyanyi untuk saya.

 

Aman di tangan Yesus,

Aman dijaga-Nya,

Rasa jiwaku damai

Dan berbahagia.

 

Betapa lagu ini sangat menghibur dan menguatkan kita. Karena darinya kita tahu bahwa kita tidak dibiarkan-Nya mati di dalam tangan penguasa maut atau penguasa kegelapan atau dibiarkan di dalam keputus-asaan tetapi kita aman di tangan Yesus! Betapa bahagianya ketika mengetahui hari itu datang, kita tidak menghadapi kegelapan dan keputus-asaan. Tidak. Justru saya akan memandang atau bertemu dengan Yesus muka dengan muka! Kemuliaan Injil yang menguatkan hati adalah bahwa di dalam hidup, di dalam kematian, di dalam mengalami sakit penyakit, di dalam kondisi sehat di masa muda atau di masa tua, Yesus senantiasa bersama dengan kita. Yesus hidup! Ia bersama dengan kita, memberkati kita, bekerja bersama kita. Yesus hidup!