KEDUDUKAN YANG TAK TERNILAI

(THE PRICELESS POSSESSION)

 

Oleh Dr. W. A. Criswell

Alih bahasa Bong Sak Tet, S.Th.

Editor Dr. Eddy Peter Purwanto

 

11-16-69

Efesus 1:22

 

Melalui siaran radio ini, anda sedang mengambil bagian dalam pelayanan First Baptist Church di Dallas. Inilah Gembala Gereja kami yang sedang membawakan Firman Tuhan dengan judul, “KEDUDUKAN KITA YANG PALING BERHARGA.”

Inilah sebuah berita yang Yesus maksudkan untuk kita. Dan ini adalah sebuah penjelasan bagian terakhir dari surat Paulus kepada jemaat di Efesus pasal pertama.  Saya telah mengkhotbahkan pasal pertama ini hampir selesai dan sekarang saya sampai pada bagian terakhir dari pasal ini, yang akan saya khotbahkan. Dan saya akan membacakan bagian terakhir dari pasal pertama surat Efesus ini. Inilah doanya (doa Pualus). Dia memulainya dengan ayat ke-15-16, yang berkata demikian, “Karena itu, setelah aku mendengar tentang imanmu dalam Tuhan Yesus dan tentang kasihmu terhadap semua orang kudus. Akupun tidak berhenti mengucapkan, karena kamu dan aku selalu mengingat kamu dalam doaku.” Dan saya juga akan membaca ayat 20-21, yang berbunyi, “Yang dikerjakanNya di dalam Kristus dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di sebelah kanan-Nya di surga, jauh lebih tinggi dari segala pemerintah dan penguasa, dan kekuasaan dan kerajaan dan tiap-tiap nama yang dapat disebut, bukan hanya di dunia ini saja, melainkan juga di dunia yang akan datang.” Apapun yang Paulus sedang gambarkan dalam  pendahuluan kita tadi terhadap tingkatan-tingkatan roh. Saya tidak tahu. Secara fundamental, tentu, apa yang sedang dia katakan bahwa Allah telah membangkitkan Kristus dan meninggikan Dia, jauh lebih tinggi dari segala pemerintah dan penguasa dan kerajaan dan tiap-tiap nama yang dapat disebut, bukan hanya di dalam dunia ini saja, melainkan juga di dunia yang akan datang, dan ia meletakkan semua itu dibawah kaki-Nya. Dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai kepala dari segala yang ada. Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yakni kepenuhan dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu.

 

Dalam pasal ini, kita melihat ada dua hal penting di sini. Pertama, adalah Kristus ditinggikan. Tuhan telah membangkitkan Dia dan meninggikan Dia di atas segala suatu dan Dia memberi nama setiap ciptaan dalam dunia roh, para malaikat dan setiap tingkatan-tingkatan dan pemerintah-pemerintah. Dia memberi nama segala sesuatu yang ada di dalam dunia ini dan segala sesuatu itu ada di dalam dunia berasal dari Dia. Dan Tuhan telah meletakkan segala sesuatu itu ada di bawah kaki-Nya. Itulah apa yang dikatakan oleh Tuhan kita dalam Alkitab. Paulus menulis di bagian lain, yakni di Filipi 2:9-11, yang berkata, “Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepadaNya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi dan segala lidah mengaku: Yesus Kristus adalah Tuhan, bagi kemuliaan Allah Bapa!”                  

            Inilah tujuan Allah meninggikan Yesus, supaya tidak akan ada pembrontakan, tidak ada orang yang tidak percaya, yang tertinggal di dalam seluruh ciptaan. Pada suatu hari semuanya akan berlutut di hadapan Tuhan Yesus. Karena itu, saya akan mengkhotbahkan bagian yang kedua dari teks ini. Tuhan bukan saja telah meninggikan Yesus di atas segala sesuatu, baik di bumi maupun di surga, tetapi Tuhan juga  memberi kepada-Nya jemaat sebagai  kepala dari segala sesuatu yang ada. Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yakni kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu.

            Saya ingin mengkhotbahkan tentang KEDUDUKAN KITA YANG PALING BERHARGA, sebagai karunia Tuhan bagi jemaat-Nya, dan bagi kita. Tuhan telah memberi-Nya jemaat, yang adalah tubuh-Nya. Saya akan bicara tentang gereja, tentang tubuh Kristus. Dan saya juga ingin berbicara tentang apa yang Ia maksudkan dengan tubuh Kristus bagi kita dalam jemaat. Di dalam kamus yang ada di atas meja saya, saya melihat arti “Gereja” dan definisi pertama tentang gereja---anda tahu biasa sebuah kamus akan memiliki sebuah arti, dan arti kedua, ketiga, bahkan kadang-kadang bisa mempunyai arti sampai lima atau enam arti. Arti pertama, yang saya baca dalam kamus adalah gereja merupakan sebuah gedung, di mana sekelompok jemaat berkumpul menjadi satu di dalamnya. Inilah arti gereja yang pertama. Seringkali arti yang pertama ini muncul di pikiran dan hati kita, ketika kita berpikir dan berkata Gereja adalah sebuah gedung, dengan jendela-jendela kaca. Tetapi tidak ada satu kali pun dalam Alkitab mencatat bahwa kata gereja itu menunjuk kepada sebuah gedung atau bangunan. Mungkin alasannya dulu mereka tidak memiliki gedung-gedung yang besar selama lebih dari 300 tahun lamanya. Dalam Alkitab, Gereja tidak pernah menunjuk kepada sebuah rumah atau bangunan. Tidak pernah sama sekali.! Tuhan memberi Yesus Kristus kepada jemaat atau gereja. Tidak ada pemikiran  bahwa Dia tinggal di dalam   ke-empat sudut tembok sebuah gedung, seperti sebuah gambar yang terukir di tembok-tembok tersebut. Tidak ada konsep atau gambaran seperti demikian dalam Alkitab. Kata ekklesia. Kata ini menunjukkan secara tepat arti gereja adalah seseorang yang dipanggil keluar. Setelah pertobatan Konstantin, mereka kemudian mengubah kata ini menjadi kuriakos, rumah Allah. Kuriakos, kurkos. Kurk, dalam bahasa Inggris, kata itu berasal dari gereja. Kata Yunani yang biasa mereka gunakan adalah kuriakos, sebuah rumah Allah, sebuah rumah megah, sebuah bangunan yang mewah. Dan setelah gereja mengira kerajaan Romawi bertobat, mereka mengubahnya, dari kata  ekklesia, menunjuk kepada orang-orang, dan mereka mengubahnya menjadi “rumah”, kuriakos, kurkos, kurk, gereja. Tetapi ini bukan yang dimaksud dalam Firman Tuhan. Kata gereja adalah ekklesia, yang menunjuk kepada sekumpulan orang yang dipanggil keluar oleh Tuhan. Di dalam Perjanjian Baru, kata ini seringkali menunjuk kepada sebuah jemaat lokal, umat Allah. Seperti contoh, misalnya, Paulus mengunakan frase ini: “Jemaat-jemaat Yudea.”  Dia juga menggunakan frase, “Jemaat-jemaat Galatia.” Keduanya adalah propinsi kota Roma. Dia juga menggunakan kata, “Jemaat-jemaat Makedonia.” “Jemaat-jemaat di Akaya, atau Jemaat-jemaat di Asia. Kata-kata itu seringkali menunjuk kepada sebuah jemaat lokal. Rasul Yohanes menulis kitab Wahyu, dan ia mengirimkan suratnya, sebuah berita dari Tuhan kepada jemaat di Efesus, Smirna, Pergamum, Sardis, Tiatira, Philadelphia, dan Laodikia. Seringkali kata jemaat menunjuk kepada sebuah jemaat lokal. Misalnya The First Baptist Church in Dallas, sebuah gereja, orang-orang yang ada di dalamnya, termasuk anda semua.    

           

            Inilah salah satu contoh kecil dari penggunaan istilah gereja secara umum. Paulus menggunakan istilah ini dalam suratnya kepada jemaat di Efesus. Di dalam pasal ketiga, dia mengatakan bahwa di dunia yang akan datang (surga = heavenly place) dan di atas segala pemerintah dan penguasa, dan kekuasaan dan kerajaan dan tiap-tiap nama yang dapat disebut, melalui jemaat memanifestasikan hikmat Allah. Dalam pasal yang sama, selanjutnya Dia mengatakan, “Kemuliaan di dalam jemaat melalui Yesus Kristus. Lalu dalam pasal ke-lima, dia berkata, “Sebagaimana Kristus mengasihi jemaat dan memberikan diri-Nya bagi jemaat.” Itulah sebabnya, saya berbicara mengenai Kristus dan jemaat-Nya, yakni Umat Allah yang telah percaya kepada-Nya. Sebuah konsepsi yang agung dan mulia. Sekarang, ia berbicara tentang jemaat sebagai tubuh Kristus. Sebenarnya kata ekklesia menunjuk kepada orang-orang yang dipanggil keluar dari hukum dan keadilan untuk mengikuti sebuah pertemuan akbar di sebuah kota. Di dalam Kisah Rasul pasala 19, menyebutkan bahwa panitera kota menenangkan ekklesia, sebuah pertemuan akbar di sebuah kota. Dan kita melihat bahwa ide yang sama muncul, ketika menunjuk kepada dunia politik. Kata gereja juga adalah gambaran sebuah anggota tubuh Kristus. Kristus adalah kepala dan kita adalah anggota tubuhnya, anggota tubuh Kristus. Allah telah memberi jemaat kepadaNya sebagai kepala dari segala sesuatu yang ada. Kristus memiliki sebuah tubuh insani yang Dia dapat dari Perawan Suci Maria. Itu adalah tubuh yang diciptakan oleh Roh Kudus, yang Dia telah persembahkan di atas kayu salib bagi dosa-dosa kita. Anda tidak dapat mengorbankan roh. Jika penebusan dilakukan demi dosa-dosa kita, itu harus dilakukan di dalam sebuah tubuh melalui sebuah pengorbanan. Dan Tuhan telah meletakkan Roh-Nya di dalam rahim Perawan Maria, yang dikorbankan sebagai persembahan bagi dosa-dosa kita. Tuhan memiliki sebuah tubuh dan Dia membawa tubuh kebangkitan yang mulia masuk ke dalam surga bersama dengan Dia. Dan Dia yang duduk di atas tahta alam semesta ini mempunyai sifat manusia seperti kita. Oleh karena itu, dalam pasal yang ada di Surat Ibrani, yang anda baca di sana mengatakan, “Dia dapat disentuh dengan perasaan kita. Karena Ia adalah seorang manusia, sama seperti kita: diubah, dimuliakan, dijadikan abadi, tetapi kita tetap adalah seorang manusia. Dia memiliki tubuh seorang manusia. Anda akan memiliki sebuah tubuh seperti Kristus ketika anda dibangkitkan dari kematian. Tetapi Kristus memiliki sebuah tubuh rohani, yakni jemaat, yang ada di dunia ini. Kristus berinkarnasi ke dalam dunia ini, dalam tubuh rohani-Nya.                                   

            Anda, bersama dengan kumpulan umat Allah, yakni gereja, sebuah tubuh insani yang dimuliakan di surga, yang Ia pakai selama-lamanya. Sebuah tubuh insani ditemukan di dunia ini, di mana sekarang Dia sedang melakukan pekerjaan-Nya. Dan Ia adalah kepala dari tubuh itu. Kita adalah anggota tubuh Kristus. Semua kekuatan kita berasal dari Dia. Semua kehidupan kita ada di dalam Dia. Dia bergerak, bekerja, berbicara melalui kita di dalam dunia ini pada hari ini.

            Dia berkata, “Kamu akan melakukan pekerjaan yang lebih besar daripada yang Aku lakukan.” dan Dia melakukan semua pekerjaan itu melalui kita. Dialah kepala kita. Inilah kehadiran, realita Kristus yang menggerakkan dan mengaktifkan serta mengartikulasikan tubuh-Nya, yakni jemaat-Nya.

            Inilah Kristus yang berpikir dengan pikiran kita, yang melihat dengan mata kita, yang mendengar dengan telinga kita, yang berbicara dengan lidah kita, yang bergerak dengan kaki kita. Inilah Kristus yang memberi pengertian kepada kita secara komprehensif, yang memberi kepada kita keinginan-keinginan yang kuat untuk melakukan kegiatan-kegiatan, untuk taat dan melakukan itu dan ini. Dia yang memberi kepada kita belas kasihan atas kuasa penyembuhan. Dia adalah kepala jemaat, yakni tubuh Kristus.

            Sekarang saya akan berbicara tentang karunia Allah yang tak ternilai, yang Ia berikan kepada jemaatNya. Ini adalah sebuah karunia, yang merupakan harta bagi kita yang percaya, bukan untuk milik iman yang lain, bukan milik agama lain. Saya mempunyai banyak teman Yahudi, saya berbicara kepada mereka, mendengarkan mereka, iman mereka dan agama mereka. Mereka tidak dapat melihat hal itu, hal itu tidak dibukakan bagi mereka. Sebab ada sesuatu yang menutupi mata hati mereka, tetapi bagi saya, seperti apa yang saya baca dan lihat, iman orang Yahudi berantakan dan tidak sempurna. Apakah anda pernah membaca bagaimana akhir cerita dalam kitab Kejadian? Itu berakhir dengan kata-kata ini, “Di  dalam sebuah peti mayat di Mesir.” Apakah anda masih ingat bagaimana Kitab Pentatukh berakhir? Kitab itu diakhiri dengan tangisan dan perkabungan terhadap Musa. Apakah anda masih ingat bagaimana Kitab Yosua berakhir? Kitab itu berakhir dengan sebuah ratapan kematian dan penguburan terhadap Imam Besar Eleazar, anak dari Harun. Apakah anda masih ingat bagaimana Kitab Raja-Raja berakhir? Kitab itu berakhir dengan pemenjaraan dan kematian Yoyakhin, raja mereka di penawanan di Babylonia. Apakah anda masih ingat bagaimana kitab nabi-nabi berakhir? Bagaimana Kitab Maleakhi berakhir? Kitab itu berakhir dengan kata-kata, “Supaya Aku jangan datang dan memukul orang-orang di bumi dengan sebuah kutukan.” Pewahyuan itu bisa meleset dan tidak sempurna sampai anda menemukannya dalam harta yang paling berharga dari setiap karunia Allah, diberkatilah Mesias, Tuhan Yesus Kristus. Dan bagaimanakah pewahyuan ini berakhir? Ia akan menyaksikan hal-hal ini dan berkata, “Sungguh, sungguh Aku akan segera datang kembali.” Walaupun kedatangan Tuhan Yesus demikian, kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus  akan menyertai kita sekalian.Amen!!” Penuh dengan kasih karunia Allah yang berharga bagi kita.

            Tahun yang lalu, mungkin anda masih ingat, Leroy dan saya ada di Israel pada waktu seperti ini. Kami ada di Israel dan tinggal di kota Yerusalem, di Hotel Intercontinental, salah satu hotel yang paling terkenal di Bukit Zaitun. Di sebuah koridor hotel yang indah itu ada seorang wanita Yahudi yang memperlihatkan lukisan-lukisan yang indah, yang original dan lukisan-lukisan dengan cat minyak. Semua itu adalah lukisan para seniman Yahudi yang tinggal di Israel. Salah satu hal yang sangat saya sukai untuk lakukan, jika saya memiliki banyak uang untuk itu, maka di mana pun saya akan pergi dan membawanya pulang ke rumah saya. Ini adalah sebuah moment yang sangat efektif dan indah bagi saya untuk membawa pulang sebuah lukisan dari negeri orang lain. Karena itu, saya berkata kepadanya (wanita Yahudi itu). Dan dia memiliki sebuah lukisan tentang orang-orang Yahudi setelah Perang Enam Hari (The Six Day War). Itulah lukisan tersebut. Di lukisan itu ada tembok. Lukisan itu biasa disebut The Wailing Wall, sekarang di sebut The Western Wall,  atau Tembok Bait Salomo. Dan sebagaimana banyak lukisan-lukisan yang pernah saya lihat sebelumnya, saya melihat ada banyak tentara dan rabi-rabi Ortodox berdiri menghadap ke tembok untuk berdoa dan memandang kepada Allah, tetapi sekarang ketika saya melihat lukisan itu,  lukisan itu sudah berbeda dengan apa yang pernah saya lihat. Lukisan itu menggambarkan ada rabi-rabi Ortodox sedang memakai topi-topi hitam dengan jumbai mereka dan tentara-tentara Israel dengan senjata-senjata dan piala-piala mereka. Mereka sedang bergandengan tangan, berseru, dan menari sebuah lingkaran di deoan tembok itu roboh dalam Perang Enam Hari itu. Karena itu, saya kemudian membeli lukisan itu dan membawanya pulang ke rumahku. Di hari-hari perjalanan kami di sana, saya mengunjungi wanita Yahudi yang menjual lukisan-lukisan itu dan yang mengejutkan saya, ternyata dia adalah seorang Kristen. Dia dilahirkan di Moskow, dia dibesarkan  Bucharest dan menolak untuk datang ke Israel. Tetapi akhirnya, bulan ke delapan tahun itu, ia kemudian tinnggal di Israel. sebanarnya bulan ke-empat tahun itu, dia tinggal di Boston. Dia adalah seorang wanita yang sangat berbudaya dan sangat berpendidikan. Saya sungguh terkejut bahwa ia adalah seorang Kristen. Dan ketika ia mengetahui saya adalah seorang pelayan Tuhan dari Gereja Baptis, kami berbicara banyak, baik tentang pelayanan maupun tentang hal-hal yang umum. Setiap hari Minggu, dia datang ke Tel Aviv untuk mengajar kelas sekolah Minggu.  Pada suatu malam, ketika saya mengunjunginya, dia sedang melukis tentang Natal dan pada ketika itu ia sedang mempersiapkan diri pergi ke Yerusalem untuk mengambil bagian dalam perayaan Natal. Ketika ia makan malam bersama dengan teman dekatnya, Moshe Dayan yang menjadi pemimpin The Six Day War, seorang jenderal yang telah meraih kemenangan di Israel, dan yang sekarang menjai Mentri Pertahanan Israel. Ketika mereka sedang makan malam, Moshe Dayan bertanya kepadanya, apa yang akan ia lakukan? Dan ia berkata, “Dia sedang siap-siap untuk pergi ke Yerusalem mengambil bagian dalam perayaan musim Natal. Puji Tuhan atas anugrah keselamatan yang Ia perkenalkan kepada dunia dengan sebuah bintang timur yang bersinar di atas kota Betlehem.” Dan dia berkata kepada saya, namanya adalah Maria Mura Zomi. Ketika ia berkata kepada jenderal Israel itu bahwa ia bersiap-siap untuk pergi ke Betlehem merayakan kelahiran Tuhannya, maka jenderal itu menundukkan kepalanya dan menutupi mukanya dengan tangannya. Setelah saya termenung sebentar dan melihatnya serta berkata, “Saudariku, sebenarnya betapa saya iri terhadap kamu.”

            Dan ketika ia menceritakan hal ini kepada saya, saya bisa melihat betapa jenderal itu memiliki kerinduan hati terhadap Mesias, Jenderal yang Agung, Raja Damai itu. Tetapi sayang sekali, ia tidak bisa menemukannya. Ada sebuah selubung yang menutupi hatinya. Pada suatu hari ia akan menemukannya. Pada suatu hari kita akan melihat-Nya dengan mata terbuka, ketika Ia datang dalam kemuliaan dan kuasa-Nya. Dialah karunia Allah bagi jemaat-Nya, bagi kita, kedudukan yang paling berharga. Saya tidak memiliki banyak waktu untuk melanjutkannya.      

            Oh, Tuhan, bagaimana saya dapat mengucapkan ucapan syukur untuk karunia Allah yang tidak ada bandingnya di dalam Yesus Kristus. Tuhan telah memberi-Nya jemaat. Dia adalah milik kita yang sangat istimewa.  Saya tidak memiliki waktu lagi, tetapi saya ingin menunjukkan kepada anda apa yang Dia maksudkan bagi kita. Tuhan yang terkasih, kita berusaha untuk mengagungkan tentang kedudukan kita yang istimewa itu, kita berusaha untuk menuliskannya dalam sebuah puisi, kita berusaha untuk mengkhotbahkannya dalam sebuah khotbah, tetapi kita tidak pernah dapat menutupinya. Berilah hikmat dalam doa-doa kami, ya Tuhan, supaya kami tahu keputusan-keputusan yang akan kami buat.! Kembali ke jalan yang benar atau kea rah yang lain. Apa yang akan saya lakukan, Tuhan? Bagaimana Tuhan? Saya datang kepada-Nya. Datang dengan berani ke tahta kasih karunia Allah. Saya datang kepadaNya dan berkata, “Tuhan apa yang akan saya lakukan? Ke mana saya harus kembali? Dalam kelemahanku, aku memohon  kepadaNya untuk memberi kekuatan, dalam kesedihanku, aku memohon penghiburan dari karuniaNya dan tanganNya yang berlubang paku. Saya harus menceritakan semua pencobaan-pencobaan yang saya hadapi. Saya tidak dapat menanggung beban-beban berat sendirian. Dalam kesengsaraanku, Dia dengan senang hati menolongku. Karena Dia pernah mengasihi dan memperhatikan milik kepunyaanNya sendiri. Saya harus menceritakannya kepada Yesus. Dan di dalam kematian, Dia berdiri dan menerima kita. saya tidak berbuat hal yang ada di atas. Itu bukan harapan dan imajinasi yang penuh dengan keinginan. Dalam Kitab Para Rasul 8, “Pada waktu orang-orang Yahudi merajam mati Stefanus, seorang deaken Allah yang sangat baik, dia mengangkat wajahnya dan melihat surga terbuka.”  Di bagian lain, dalam Firman Tuhan mengatakan, “Yesus duduk disebelah kanan Allah yang berkuasa. Dan Stefanus melihat Dia sedang berdiri di sebelah kanan Yang Mulia. Dia berdiri dan menerima orang kudusNya yang rela mati bagiNya. Saya belum pernah membayangkan hal-hal seperti ini. Tetapi semua itu dibukakan di dalam Firman Tuhan. dan ketika waktunya tiba, maka tidak dapat terelakkan lagi--- Ketika waktunya tiba, hari itu, jam itu tiba, ketika rohku meninggalkan tubuhku yang fana ini, maka Yesus akan menerima saya dalam kemuliaanNya. Tuhan adalah milik kita yang paling berharga. Kita  harus sungguh-sungguh mengagungkan nya, kita harus sungguh-sungguh menceritakannya, kita harus sungguh-sungguh menkhotbahkannya, apa yang Yesus maksudkan untuk kita.

            Saya harus menutup khotbah saya.  Oh, saya masih mempunyai banyak hal yang telah saya siapkan pagi ini. Saya tidak tahu apa itu ketika anda mulai berbicara tentang Allah. Itu seperti menyelidiki ruang angkasa yang diciptakan Allah. Itu seperti usaha untuk mengukur ke dalaman laut yang tidak terukur. Yang kita perlukan hanyalah melihat, mengasihi, memuja, menyembah, memuji, percaya, yakin, dan bersukacita di dalam Tuhan. Mari kita menyanyikan pujian kita kepadaNya. Dan sementara kita menaikan pujian kita,  biarlah keluargamu, pasanganmu dan siapun juga, berilah hatimu kepada Yesus. mintalah Dia mengampuni dosa-dosamu, tuliskanlah namamu di dalam Buku KehidupanNya. Ketika Roh Kudus berbicara dihatimu, datanglah pagi ini kepadaNya. Seluruh keluargamu datanglah kepadaNya, jika anda masih memiliki yang lain, datanglah dan bawalah kepadaNya. Kita akan berlutut, berdoa, dan menceritakan kepada Yesus tentang semua itu, mintalah kepadanya untuk memberkati rumah tangga dan anak-anak kita. Sementara kita menaikkan pujian  ini, pada bait pertama. Kami menundang anda untuk datang kepadaNya. Tuhan memberkati anda dan membukakan pintu bagimu, ketika anda membuat keputusan pada langkah  pertama ini. Nyatakan keputusanmu untuk menerima Dia sebagai Tuhan dan Juru selamat. Pada saat ini, berdirilah dan datanglah ke depan mimbar. Lakukanlah itu sementara kita berdiri dan menyanyikan pujian ini.