Come back

DOSA YANG MENDATANGKAN MAUT

(The Sin Unto Death)

 

Oleh Dr. W.A. Criswell

Diadaptasi Dr. Eddy Peter Purwanto

 

Khotbah ini sebelumnya dikhotbahkan di First Baptist Church in Dallas

pada tanggal 6 Juni 1982

 

“Kalau ada seorang melihat saudaranya berbuat dosa, yaitu dosa yang tidak mendatangkan maut, hendaklah ia berdoa kepada Allah dan Dia akan memberikan hidup kepadanya, yaitu mereka, yang berbuat dosa yang tidak mendatangkan maut. Ada dosa yang mendatangkan maut: tentang itu tidak kukatakan, bahwa ia harus berdoa. Semua kejahatan adalah dosa, tetapi ada dosa yang tidak mendatangkan maut”  (1 Yohanes 5:16-17).

 

BERBAGAI PENDAPAT TENTANG

DOSA YANG MENDATANGKAN MAUT

 

            Ketika anda membaca eksegese atau tafsiran dari para penafsir Alkitab atau dari para sarjana Alkitab, atau kotbah yang disampaikan berhubungan dengan tema ini, maka anda akan menemukan ada dua kelompok atau dua macam tafsiran tentang dosa yang mendatangkan maut atau dosa yang tak terampunkan ini. Ada yang berkata bahwa kematian yang dimaksud di sini adalah kematian dalam artian kematian fisikal dan mereka berbicara tentang itu atau menafsirkan demikian karena Yohanes menggunakan kata, “saudara”: “Kalau ada seorang melihat saudaranya berbuat dosa.” Jadi di sini menurut mereka mengacu kepada saudaranya orang Kristen atau dengan kata lain mereka katakan bahwa ini maksudnya adalah jika ia melihat saudaranya yang adalah orang Kristen itu berdosa, hendaklah ia berdoa kepada Allah dan Dia akan memberikan hidup kepada-Nya, yaitu mereka yang berbuat dosa yang tidak mendatangkan maut. “Ada dosa yang mendatangkan maut dan tentang itu tidak kukatakan bahwa ia harus berdoa.” Interpretasi mereka terhadap ayat ini bahwa orang Kristen dapat berdosa dan penghakiman Allah akan menghancurkan kehidupan manusiawinya atau kematian fisikalnya. Jadi kematian yang dimaksud ini adalah kematian dalam arti fisikal.

 

            Namun ada juga yang mengatakan bahwa kata “kematian” ini berhubungan dengan kematian rohani atau kematian kekal. Ada dosa yang mendatangkan penghukuman atau penghakiman kekal dan mereka harus mengatakan bahwa kata “saudara” di sini berhubungan dengan orang yang kelihatannya saja “saudara,” namun sebenarnya ia adalah orang Kristen yang belum lahir baru dan dia masih hidup didominasi oleh kehidupan duniawi ini.

 

            Dan eksegese ini mengatakan bahwa penggunaan kata “kematian” dan “hidup” di dalam ayat ini adalah kata-kata yang biasa digunakan Rasul Yohanes. Ketika Yohanes melihat di dalam Injil atau pun di dalam ketiga suratnya ataupun dalam Kitab Wahyu, Yohanes selalu menggunakan kata ‘thanatos’ untuk mengacu kepada kematian kekal dan ia menggunakan kata ‘zoe’ yang mengacu pada kehidupan kekal. Oleh sebab itu, berhubungan dengan melakukan dosa yang mendatangkan maut Yohanes berkata, “Tentang itu kukatakan bahwa ia harus berdoa.” Karena ini berhubungan dengan penghukuman kekal yaitu dosa yang tidak dapat diampuni.

 

 

INI BISA MENGACU KEPADA DOSA YANG MENDATANGKAN KEMATIAN FISIK

ATAU KEMATIAN KEKAL

 

Ketika saya mempelajari Alkitab untuk mempersiapkan bab ini dalam pengetahuan dan pemahaman saya yang terbaik bahwa saya menafsirkan kata, “kematian” ini berhubungan dengan baik kematian fisikal maupun kematian kekal: Ada dosa yang mendatangkan kematian, yaitu kematian fisikal dan ada dosa yang mendatangkan kematian kekal yaitu kematian jiwa.

 

Saya menemukan itu dalam penghakiman Allah yang pertama di dalam Alkitab. Tuhan berkata kepada orang tua kita yang pertama ketika Ia berkata: “Pada hari engkau memakannya pastilah engkau mati.” Dan mereka mati pada saat itu. “Pada hari engkau memakannya pastilah engkau mati.” Pada hari ketika mereka tidak mentaati Allah dan memakan buah itu secara rohani mereka telah mati. Mereka terpisah dari Allah, mereka menjadi keluarga yang telah jatuh ke dalam dosa dan secara fisikal mereka juga telah mati pada saat itu.

 

Alkitab berkata bahwa bagi Allah satu hari sama dengan seribu tahun dan seribu tahun sama dengan satu hari, dan sungguh di dalam Alkitab tidak pernah tercatat bahwa ada orang entah itu Adam atau pun Metusalah atau orang lain yang pernah hidup selama “satu hari” bagi Tuhan. Jadi kata ‘thanathosatau kematian ini mengacu baik kepada kematian fisikal maupun kepada kematian rohani “dan pada hari engkau memakannya pastilah engkau mati.”

 

Kita dapat melihatnya di seluruh Alkitab dan kita akan melihat penghakiman Allah atau penghukuman Allah atas dosa yang membawa kepada kematian. Pertama adalah kematian fisikal atau kematian tubuh dan yang kedua adalah oportunity death atau kematian yang berhubungan tentang berakhirnya kesempatan atau ditutupnya pintu masuk dan yang ketiga adalah kematian rohani yaitu kematian jiwa yang kekal, itulah dosa yang membawa kepada kematian.

 

 

Dosa Yang Mendatangkan Kematian Fisikal

 

Yang pertama kita akan berbicara tentang kematian fisikal. Ada dosa yang menyebabkan kematian atau pembinasaan tubuh. Dalam kitab Yosua pasal 7 diceritakan tentang kisah Akhan. Oleh karena ketidak-taatannya Akhan mengambil barang-barang berharga dari Yerikho dan menyembunyikannya di kemahnya dan Tuhan menjadi murka kepadanya dan oleh perintah Allah di ayat 25 dikatakan: “Lalu seluruh Israel melempari dia dengan batu semuanya itu di bakar dengan api dan dilempari dengan batu… oleh sebab itu nama tempat itu sampai sekarang disebut lembah Akhor.” Ini adalah dosa yang membawa kepada kematian.

 

Di dalam Perjanjian Baru kita juga menemukan penghakiman yang sama terhadap orang yang tidak taat karena ketamakan. Dalam Kisah Para Rasul 5 Ananias dan Saphira datang menghadapi Simon Petrus di Jemaat Yerusalem dan di sana mereka berkata, “Kami telah menjual sebidang tanah dan kami akan memberikan semuanya itu kepada Tuhan.”

 

Dan Roh Kudus berkata, “Mereka sedang mendustai Aku, mereka menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu.”

 

Dan Simon Petrus berkata, “Mengapa engkau merencanakan perbuatan ini di dalam hatimu?” Ketika mendengar perkataan itu rebahlah Ananias dan putuslah nyawanya.

 

Kemudian Saphira istrinya datang dan Simon Petrus bertanya kepadanya, “Katakanlah kepadaku dengan harga sekiankah tanah itu kamu jual?” Jawab perempuan itu, “Ya, betul sekian.” Dan Simon Petrus berkata: “Mengapa kamu berdua bersepakat untuk mencobai Roh Tuhan? Lihatlah, orang-orang yang baru mengubur suamimu berdiri di depan pintu dan mereka akan mengusung engkau juga keluar.” Lalu rebahlah perempuan itu seketika itu juga di depan kaki Petrus dan putuslah nyawanya. Ada dosa atau ketidak-taatan yang disebabkan oleh ketamakan yang membawa kepada maut. Ini  adalah dosa yang membawa kepada maut. Kita lihat lagi dalam ketidak-taatan dalam melaksanakan ritual atau seremonial baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru.

 

Di dalam Imamat 10 dikatakan:

 

“Kemudian anak-anak Harun, Nadab dan Abihu, masing-masing mengambil perbaraannya, membubuh api ke dalamnya serta menaruh ukupan di atas api itu. Dengan demikian mereka mempersembahkan ke hadapan TUHAN api yang asing yang tidak diperintahkan-Nya kepada mereka. Maka keluarlah api dari hadapan TUHAN, lalu menghanguskan keduanya, sehingga mati di hadapan TUHAN” (Imamat 10:1-2).

 

Kemudian dalam  1 Korintus 11, Paulus menulis tentang Perjamuan Tuhan, yaitu perjamuan untuk mengingat Tuhan:

 

“Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu. Karena barangsiapa makan dan minum tanpa mengakui tubuh Tuhan, ia mendatangkan hukuman atas dirinya. Sebab itu banyak di antara kamu yang lemah dan sakit, dan tidak sedikit yang meninggal” (1 Korintus 11:28-30).

 

Banyak orang telah mati

 

Dosa yang membawa kepada kematian ini adalah dosa karena ketidaktaatan atau ketidaklayakan dalam menjalankan seremonial, yaitu yang secara tidak layak mengambil bagian di dalam perjamuan yang suci, yaitu dosa yang membawa kepada kematian dan kematian yang dimaksud di sini adalah kematian jasmani.

 

Mari kita lihat lagi kematian seorang hamba dalam 1 Raja-raja 13. Ada seorang nabi dari Yehuda yang diutus untuk menyerukan penentangan-Nya terhadap penyembahan berhala di Betel pada kerajaan Utara dan Allah berkata kepadanya, “Pergi dan beritakanlah peringatan dan berita penghukuman ini kepada mereka dan setelah itu engkau harus langsung kembali, jangan makan roti ataupun minum di sana, jangan berjalan pulang melalui jalan yang telah kau ambil itu, engkau harus langsung kembali.”

 

Tetapi ada seorang nabi di Betel yang menipunya dan mengajaknya untuk mampir di tempatnya untuk makan roti serta minum di sana, dan setelah orang itu makan dan minum air di pelanailah keledai baginya. Orang itu pergi tetapi di tengah jalan ia diserang seekor singa dan mati diterkam. Singa itu menerkam dan membunuhnya dan kemudian singa itu berdiri di samping mayat itu. Itu adalah penghakiman Allah. Singa itu tidak pernah menyentuh dan memakan mayat itu dan ketika hal itu di dengar oleh nabi yang telah membujuk dia untuk berbalik tadi, nabi itu berkata: “Dialah abdi Allah yang telah memberontak terhadap titah Tuhan.” Tuhan menyerahkan dia kepada singa yang mencabik dan membunuh dia sesuai dengan Firman Tuhan yang diucapkan-Nya kepadanya. Ini adalah dosa yang membawa kepada kematian tetapi kepada kematian fisik.

 

Dan di dalam Perjanjian Baru, dalam Wahyu 2, Firman Tuhan datang kepada jemaat di Tiatira bahwa jika jemaat itu tidak bertobat Tuhan berkata:

 

Lihatlah, Aku akan melemparkan dia ke atas ranjang orang sakit dan mereka yang berbuat zinah dengan dia akan Kulemparkan ke dalam kesukaran besar, jika mereka tidak bertobat dari perbuatan-perbuatan perempuan itu” (Wahyu 2:23).

 

Ada juga dosa atau kejahatan seksual dan ini adalah dosa yang membawa kepada kematian. Di dalam Kejadian 38 dikisahkan:

 

Tetapi Er, anak sulung Yehuda itu, adalah jahat di mata TUHAN, maka TUHAN membunuh dia. Lalu berkatalah Yehuda kepada Onan: "Hampirilah isteri kakakmu itu, kawinlah dengan dia sebagai ganti kakakmu dan bangkitkanlah keturunan bagi kakakmu” (Kejadian 38:7-8).

 

Di dalam Alkitab dijelaskan bahwa keluarga laki-laki adalah pembawa garis keturunan, sebab itu jika suaminya mati maka saudaranya laki-laki harus mengambil istri dari saudaranya yang telah mati itu dan memberikan keturunan untuk meneruskan garis keturunannya, namun kemudian:

 

“Tetapi Onan tahu, bahwa bukan ia yang empunya keturunannya nanti, sebab itu setiap kali ia menghampiri isteri kakaknya itu, ia membiarkan maninya terbuang, supaya ia jangan memberi keturunan kepada kakaknya” (Kejadian 38:9).

 

Onan tidak mau memberikan keturunan kepada kakaknya itu, “tetapi yang dilakukannya itu adalah jahat dimata Tuhan, maka Tuhan membunuh ia juga.”

 

Ini adalah dosa atau kejahatan seksual dan saya membaca dalam Roma 1, “Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada keinginan hati mereka akan kecemaran, sehingga mereka saling mencemarkan tubuh mereka.” Kemudian lagi Roma 1:26a: “Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang memalukan”

 

“Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang memalukan, sebab isteri-isteri mereka menggantikan persetubuhan yang wajar dengan yang tak wajar. Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka” (Roma 1:26-27).

 

Jadi kita melihat ada dosa yang membawa kita kepada kematian dan salah satunya adalah dosa kejahatan seksual.

 

Saya tidak pernah dapat melupakan perasaan yang pernah saya alami ketika saya terbayang-bayang mayat seorang wanita muda yang dibaringkan di depan saya. Dia adalah anggota gereja kami. Mayat itu dibawa dari California, dimana di sana dia telah mengakhiri hidupnya sendiri dan ketika orang-orang membawa mayatnya dan membaringkan mayat itu di depan saya, mereka juga meletakkan tulisan tangan wanita itu yang berisi alasan mengapa ia memutuskan untuk bunuh diri.

 

Dalam surat itu ia menjelaskan mengapa ia mengambil keputusn untuk bunuh diri. Apa yang telah terjadi menimpa dirinya adalah bahwa ia telah terkena penyakit kotor yaitu penyakit syphilis atau penyakit kelamin yang telah mulai menyerang selaput membrana matanya sehingga ia akan segera buta, dan daripada ia menghadapi kegelapan oleh karena kebutaannya sebagai hukuman dari Tuhan, maka ia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya sendiri. Itu adalah dosa yang membawa kepada kematian yaitu kematian fisikal dan itu terbukti dimana-mana.

 

Ada juga dosa yang membawa kepada kematian fisikal yang disebabkan oleh kekerasan. Di  dalam 1Raja-raja 2 dikatakan:

 

“Ketika saat kematian Daud mendekat, ia berpesan kepada Salomo, anaknya: …lagi engkaupun mengetahui apa yang dilakukan kepadaku oleh Yoab, anak Zeruya, apa yang dilakukannya kepada kedua panglima Israel, yakni Abner bin Ner dan Amasa bin Yeter. Ia membunuh mereka dan menumpahkan darah dalam zaman damai seakan-akan ada perang, sehingga sabuk pinggangnya dan kasut kakinya berlumuran darah… Maka bertindaklah dengan bijaksana dan janganlah biarkan yang ubanan itu turun dengan selamat ke dalam dunia orang mati” (1 Raja-Raja 2:1, 5, 6)

 

Dan di dalam Perjanjian Baru Yesus berkata kepada Simon Petrus seperti yang tertulis dalam Matius 26:52 “Maka kata Yesus kepadanya: “Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang.” Jadi ada dosa yang membawa kepada kematian fisikal.

 

 

Dosa Yang Mendatangkan

Ditutupnya Pintu Keselamatan

 

Bukan hanya kematian fisikal tetapi juga opportunity death atau kematian dalam pengertian bahwa Allah menutup pintu untuk selama-lamanya. Dalam Kitab Bilangan Tuhan pernah berfirman terhadap umatnya:

 

“Jika TUHAN berkenan kepada kita, maka Ia akan membawa kita masuk ke negeri itu dan akan memberikannya kepada kita, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya” (Bilangan 14:8).

 

Jadi Allah menyelamatkan umat pilihannya dan membawa keluar dari kegelapan atau perbudakan di Mesir dan mereka di pimpin untuk menaklukkan tanah Kanaan. Pada saat mereka sampai di Kadesy Barnea dari sana mereka mengutus 12 mata-mata untuk mengintai tanah Kanaan dan setelah mereka kembali, mereka berkata, “Kami sudah masuk ke negeri ke mana engkau suruh kami dan memang negeri itu berlimpah-limpah susu dan madunya dan inilah hasilnya, hanya yang diam di negeri itu kuat-kuat dan kota-kotanya berkubu dan sangat besar, juga keturunan Enak juga telah kami lihat di sana, jadi kita tidak mungkin bisa menaklukkannya.”

 

Namun Yosua dan Kaleb, dua dari dua belas pengintai itu berkata, “Tetapi Tuhan bersama dengan kita. Peperangan ini adalah peperangan Tuhan.”

 

“Tidak” kata yang sepuluh orang itu, “Kita akan dibinasakan jika kita masuk tanah itu.”

 

Lalu segenap umat itu mengeluarkan suara nyaring dan bangsa itu menangis pada malam itu, bersungut-sungutlah semua orang Israel kepada Musa dan Harun dan segenap umat itu berkata kepada mereka: “Ah sekiranya kami mati di Tanah Mesir atau di padang gurun ini! Baiklah kita mengangkat seorang pemimpin lalu pulang ke Mesir.”

 

Dan Tuhan Allah berfirman, “di padang gurun ini, bangkai-bangkaimu akan berhantaran.”

 

Kemudian Tuhan mengulangi lagi Firman-Nya:

 

“Di padang gurun ini bangkai-bangkaimu akan berhantaran….Sesuai dengan jumlah hari yang kamu mengintai negeri itu, yakni empat puluh hari, satu hari dihitung satu tahun, jadi empat puluh tahun lamanya kamu harus menanggung akibat kesalahanmu, supaya kamu tahu rasanya, jika Aku berbalik dari padamu…. Di padang gurun ini mereka akan habis dan di sinilah mereka akan mati” (Bilangan 14:29, 34, 35)

 

Adapun terhadap sepuluh pengintai yang membawa kabar buruk kepada bangsa Israel ini, orang-orang ini mati kena tulah di hadapan Tuhan dan ketika bangsa itu melihat kejadian itu dan mereka begitu sedih mereka berkata, “Kita telah berbuat dosa mari kita bangun dan masuk ke tanah itu.”

 

Tetapi Tuhan Allah berfirman “Tidak, tidak bisa!”

 

Dan ketika mereka mencoba untuk menyerang, bangsa Amalek dan Kanaan memukul mundur mereka. Mereka telah berdosa ketika masa anugerah itu dicurahkan kepada mereka. Itu lah penghukuman bagi mereka. Jadi ada dosa yang membawa kepada kematian.

 

Di dalam Ibrani 3:7-13 dijelaskan: “Pada hari ini jika kamu mendengar suaranya jangan keraskan hatimu seperti pada hari pencobaan di padang gurun Kadesy Barnea.” Sekali lagi ini adalah opportunity death atau kematian dalam artian bahwa Tuhan tidak memberikan kesempatan lagi untuk masuk atau membukakan pintu kembali.

 

Yakub memasak bubur kacang merah dan ketika Esau pulang dari berburu, Esau melihat Yakub dan berkata, “Berikan yang merah-merah itu kepadaku maka aku akan memberkatimu.” Yakub berkata, “Juallah hak kesulunganmu itu kepadaku.” Dan Esau berkata, “Lihatlah aku sudah hampir mati dan apa untungnya aku mempertahankan hak kesulunganku itu?” dan Yakub berkata, “Sumpah?” Dan Kemudian ia bersumpah dan ia menjual hak kesulungannya itu kepada Yakub dan menggantikannya dengan bubur kacang merah dan Esau kemudian menikmati makanan itu dan Esau kehilangan hak kesulungannya.

 

Dalam kisah berikutnya ketika tiba saatnya Ishak akan memberikan berkat hak kesulungan bagi anak-anaknya. Allah menolak Esau dan kemudian Esau menangis namun demikian ia tidak dapat memperoleh haknya kembali, ia telah memberikan hak kesulungannya itu kepada adiknya.

 

Dan di dalam Ibrani 12:16-17 dikatakan:

 

“Esau menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan. Sebab kamu tahu, bahwa kemudian, ketika ia hendak menerima berkat itu, ia ditolak, sebab ia tidak beroleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya, sekalipun ia mencarinya dengan mencucurkan air mata” (Ibrani 12:16-17).

 

Itu juga adalah dosa yang membawa kepada kematian dalam pengertian pintu telah tertutup tidak ada kesempatan lagi untuk masuk dan menerima anugerah.

 

 

Dosa Yang Mendatangkan Kematian Kekal

 

Yang ketiga adalah dosa yang membawa kepada kematian kekal, yaitu dosa yang tak terampunkan yang membawa kepada kematian jiwa. Di dalam Kejadian 6 dikatakan:

 

“Ketika manusia itu mulai bertambah banyak jumlahnya di muka bumi… Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata” (Kejadian 6:1a dan 5)

Berfirmanlah TUHAN: "Roh-Ku tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam manusia,… tetapi umurnya akan seratus dua puluh tahun saja” (Kejadian 6: 3).

 

            Dan setelah itu penghakiman dijatuhkan: “tidak selamanya Roh-Ku akan tinggal di dalam manusia.”

 

            Dalam kisah selanjutnya kita melihat bahwa semua manusia dan makhluk, kecuali Nuh dan sekeluarga ditenggelamkan dalam air Bah. Mungkin beberapa di antara mereka mengetuk pintu Bahtera dan berseru kepada Nuh dan anda tentu lihat bahwa Nuh tidak membukanya, mengapa demikian? Karena Alkitab berkata bahwa, “Allahlah yang menutup pintu itu.” Allah yang menutupnya. Kesempatannya sudah berlalu. Hari penuaian sudah berlalu. Hari atau zaman anugerah telah selesai.

 

            Penghakiman Allah yang Mahatinggi:

                Pada suatu hari, saya tidak tahu kapan itu

                Suatu tempat yang saya tidak tahu dimana,

                Itu adalah perhentian akhir dari semua manusia

                Masuk ke dalam kemuliaan atau kepada keputusasaan.

                Ada garis yang melintasi kita yang tak terlihat,

Yang melintas di antara kita

Yang memisahkan kita

Yang ada dalam anugerah Allah atau murka Allah.

 

Jadi ada dosa yang membawa kepada kematian. Dan kata-kata dari Tuhan kita yang paling mengerikan dan paling menakutkan dari semua kata-kata yang pernah diucapkan Tuhan kita yang ada di dalam Perjanjian Baru yang diulang sampai tiga kali, kita dapat membaca dalam Matius 12:31-32

 

“Sebab itu Aku berkata kepadamu: Segala dosa dan hujat manusia akan diampuni, tetapi hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni. Apabila seorang mengucapkan sesuatu menentang Anak Manusia, ia akan diampuni, tetapi jika ia menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datangpun tidak” (Matius 12:31-32).

 

Dan ilustrasi yang kita dapat lihat dalam Matius 25:10, di sana diumpamakan ada sepuluh anak dara, ada sepuluh anak dara dan ada lima diantara mereka masuk ke dalam pesta tetapi lima di antara mereka tidak dapat masuk ke dalamnya dan ketika mereka mengetuk pintu: “Ijinkanlah kami masuk.”

 

Dan mengapa Allah tidak membiarkan mereka masuk? Firman Tuhan berkata, “Allah telah menutup pintu itu.” Jadi Allah telah menutup pintu itu dan jika Allah telah menutupnya tidak seorangpun dapat masuk.

 

Ketika manusia menyangkal Bapa mungkin ia dapat diselamatkan oleh Anak, dan jika manusia menentang Anak mungkin ia dapat datang mengenal Allah melalui Roh Kudus, namun ketika manusia menolak Roh Kudus tidak ada pengampunan bagi-Nya, ia akan terhilang untuk selama-lamanya.

 

Saya tidak dapat menghakimi, saya tidak tahu namun itu adalah hak prerogatif Allah yang telah melihat bahwa 10.000 kali mereka tidak pernah diselamatkan untuk selama-lamanya kalau mereka menghujat Roh Kudus atau menolak kesaksian Roh Kudus untuk percaya kepada Kristus. Jadi hal yang paling mengerikan adalah ketika manusia menghujat Roh yang memberi anugerah.