Daftar Isi

KRISTUS, FIRMAN ALLAH

(CHRIST, THE WORD OF GOD)

 

Dr. W. A. Criswell

 

Yohanes 1:1-3

 

04-01-85

 

            Khotbah kita minggu ini di berada sekitar tema, atau masuk ke dalam tema: “Keilahian dari Tuhan kita Yesus Kristus, kesaksian dari Yohanes, rasul yang kudus dari Tuhan kita Yesus.

Besok kita akan membahas, Kristus, Kuasa  Allah

Pada hari Rabu, Kristus, Kasih  Allah

Pada hari Kamis, Kristus, Jalan Kepada Allah.

Pada hari Jumat, Kristus, Tebusan  Allah, Korban  Allah

Dan pada hari ini, awal dari khotbah: Kristus, Firman Allah.

         Dalam Wahyu pasal sembilan belas, Rasul Yohanes melihat Tuhan pada kedatanganNya yang kedua kali, dan dia menggambarkan kedatangan Tuhan kita yang sangat megah itu ke dalam dunia dengan kata-kata berikut ini:   

Lalu aku melihat sorga terbuka: sesungguhnya, ada seekor kuda putih; dan Ia yang menungganginya bernama: "Yang Setia dan Yang Benar", Ia menghakimi dan berperang dengan adil. Dan mata-Nya bagaikan nyala api dan di atas kepala-Nya terdapat banyak mahkota dan pada-Nya ada tertulis suatu nama yang tidak diketahui seorangpun, kecuali Ia sendiri. Dan Ia memakai jubah yang telah dicelup dalam darah dan nama-Nya ialah: "Firman Allah."

Rasul Yohanes memulai Injilnya dengan gambaran yang memiliki tatanama yang sama:

 

Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah…. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan

 

Kita menyembah Tuhan kita—kita bersujud di hadapanNya—kita memanggil Dia dan berada di dalam Dia, sebagi Kristus Tuhan kita. Allah menyingkapkan di dalam hati kita mengapa kita bukan seorang pemuja berhala—menyembah sesuatu yang lain lebih dari pada Allah adalah penyembahan berhala. Mengapa kita bukan pemuja berhala yang menyembah Yesus? Dalam Injil Lukas pasal dua puluh empat ditutup dengan  kalimat seperti ini, Ketika Tuhan kita naik ke sorga, “Di situ Ia mengangkat tanganNya dan memberkati mereka…Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke sorga. Mereka sujud menyembah kepadaNya, lalu mereka pulang ke Yerusalem dengan bersukacita.” Murid-murid, para rasul, menyembah Yesus yang naik ke sorga: Dan mengapa mereka bukan penyembah berhala?

Kitab Wahyu pasal 4 ditutup dengan ayat klimaks tentang gambaran Anak Domba yang duduk di atas takhta—ayat itu berkata: dan keempat kerubim dan “kedua puluh empat tua-tua itu tersungkur di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu dan mereka menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya…” Mereka  bukanlah penyembah berhala? Maka hal itu seharusnya, dan sudah pasti Yesus adalah Allah. Jika Dia bukan Allah, maka kita adalah penyembah berhala—mereka adalah penyembah berhala.

Tetapi jika Yesus adalah Allah,  maka kita adalah penyembah yang benar dari Tuhan Allah di sorga. Dan itu adalah keluhuran dan tujuan yang luar biasa dari injil keempat Injil, Injil Yohanes yang menggambarkan keilahian Kristus.

            Di dalam Injil Yohanes pasal dua belas, sang rasul mengidentifikasikan Kristofani, sebuah penampakan Allah, di dalam Yesaya enam sebagai Kristus. Yesaya melihat Tuhan Allah  duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang dan ujung jubahNya memenuhi Bait suci. Yohanes berkata bahwa Yesaya melihat Tuhan Yesus di dalam penglihatan yang luar biasa itu: Sebuah Kristofani, sebuah Teofani, sebuah penglihatan dari pra eksistensi Kristus.

            Kemudian semua Teofani itu, di dalam Perjanjian Baru dihubungkan dan berkenaan dengan semua penampakan dari Kristus Yehova di Perjanjian Lama. Ketika Yakub bergulat dengan Malaikat di tepi sungan Yabok dan menyebutnya Pniel (Aku telah melihat muka Allah). Itu adalah sebuah Kristofani. Itu adalah sebuah penampakan dari pra-eksistensi Kristus.

            Ketika pemberi hukum terbesar, Musa mendengar suara Allah di semak yang menyala. Itu adalah sebuah Kristofani, sebuah Teofani. Dia sedang mendengarkan suara Yehova—Tuhan Yesus Kristus. Ketika Yoshua melihat  Prajurit yang berdiri di  tembok Yerikho, Yosua bertanya: “Siapakah Engkau?”

            Dan Dia menjawab, “Aku adalah Tuhan Balatentara,…tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat engkau berdiri itu kudus.” Dia melihat Kristus Yehova, pra-eksistensi Kristus, itu adalah sebuah Kristofani, sebuah Teofani. Itu adalah Kristus Tuhan dan Allah kita, dan kita bersujud dan menyembah di hadapanNya. Klimaks dari Injil Yohanes terdapat dalam pasal dua puluh satu ketika Thomas, seorang yang peragu berseru: “Tuhanku dan Allahku.”  Yesus adalah Tuhan Allah kita.

            Pada penutupan tahun 1700-an, ada sebuah pertemuan di London Inggris dari sekelompok penulis yang jenius, beberapa diantaranya seperti Charles Lamb dan William Wordsworth dan Samuel Coleridge.  Dan sebagai sebuah kelompok yang berkumpul dalam sebuah pembicaraan, mereka mulai bicara tentang apa yang akan mereka lakukan jika seorang yang terkemuka pada masa lalu datang dan bergabung dengan mereka. Salah satu dari mereka berkata, “Jika William Shakespere memasuki ruangan ini, kita semua akan berdiri untuk memberi penghormatan kepada seorang penyair yang penuh karunia dari Avon.” Dan Charles Lamb berkata, “Tetapi jika Yesus Kristus yang datang ke dalam ruangan ini, kita semua harus berlutut dan  sujud menyembah serta meninggikan Dia Tuhan Allah kita.” 

            Dan seperti itulah Injil yang keempat dimulai: Pada mulanya adalah Firman.” Ada terjemahan lain dari Perjanjian Baru ini yang ingin menghilangkan kata itu di dalam Bahasa Yunani: “Pada mulanya adalah logos.” 

            Pada masa Yohanes menulis injil ini—pada akhir abad pertama kekristenan—kata logos telah menjadi sebuah metafisika dan teologikal dan ekspresi dari filsafat di dalam bahasa Yunani untuk ide, konsep, rancangan, pikiran—sebagai sebuah ekspresi, realisasi, aktivitas. Kita memiliki sebuah perlakuan yang sama terhadap kata itu, logos di dalam bahasa Indonesia kita: logik, logika, tidak logika—logos. Dan hal itu muncul dalam ribuan kata yang berbeda dalam bahasa kita: “Kosmologi,” kosmos (dunia) dan logos, ilmu tentang alam semesta. Atau geologi: ge, kata untuk bumi dan logos, ilmu tentang bumi. Atau biologi: bios, kata untuk hidup dan logos—biologi. Atau zoologi: zoo, kata hewan, dan logos, studi tentang kehidupan hewan. 

            Atau Filologi, kasih dan ilmu tentang literatur, dan kata itu adalah sebuah kata yang universal di dalam dunia Yunani. Logos—dan Yohanes ,mengaplikasikannya kepada Tuhan. Dia merupakan ideal (wujud) Allah; dan Dia adalah ekspresi dari Allah; keduanya berada di dalam Dia. Dan ketika Yohanes menuliskan ini “En arche en ho logos;” dia menggunakan definit artikel; kata ‘ho’ logos, ‘sang’ logos.   Tepat seperti itu, Tuhan kita Yesus Kristus bukan hanya sebuah konsep dari Allah, yang mana ada begitu banyak sekali yang “satu” dalam dunia berhala; tetapi dia adalah “Sang” konsep Allah. hanya dia satu-satunya, Yesus, adalah Tuhan Allah.

            Hal itu kedengaran sangat dogmatik—semua ilah-ilah lain hanyalah konsep dari pikiran manusia—tetapi di sana hanya ada satu ho logos—di sana hanya ada satu Tuhan Allah. Saya mengakui dan menerima hal itu; dan itu adalah dogmatik. Tetapi kebenaran selalu bersifat dogmatik!

Salah satu fenomena yang akan anda temukan di dalam sejarah manusia adalah hal ini: Imperium Roma—dari semua kerajaan-kerajaan besar di dunia—Imperium Roma merupakan yang paling ramah, baik, lunak dan pengertian di dalam administrasi propinsi-propinsi yang mereka taklukkan. Mereka selalu memberikan kebebasan untuk membentuk pemerintahan sendiri, raja mereka sendiri, dan terutama agama mereka sendiri. Adalah merupakan sesuatu yang mustahil bahwa Roma akan menganiaya suatu agama. Tetapi kemudian mereka melakukannya terhadap agama Kristen, dan melakukannya selama ratusan tahun.

            Mengapa hal itu bisa terjadi? Jika anda pernah berada di Roma, salah satu banguan yang paling dipelihara dari semua bangunan-banguan besar di dalam dunia kuno itu adalah Pantheon yang berada di dalam kota Roma: Pantheon (semua dewa-dewa) dibangun oleh Agrippa, sahabat dari Julius Kaisar, pada tahun 44 B.C.  Dan di dalam Pantheon ini berkumpullah secara bersama-sama dari semua dewa-dewa dari propinsi-propinsi yang telah ditaklukkan oleh Roma. Dan mereka secara ramah memberikan undangan kepada semua dewa-dewa untuk menjadi sebuah bagian dari Pantheon Roma.

            Setelah mereka menaklukkan Mesir: “Mari” kata orang Roma,

“Ini adalah sebuah tempat bagi Isis dan Osiris, dewa-dewa Mesir. Selamat datang ke Pantheon kami.”

“Dan ini adalah sebuah tempat yang indah bagi Baal dan Astroyet, dewa-dewa Asyur.”

“Dan ini adalah sebuah tempat yang luar biasa bagi Minerva, dewa orang Partian.”

“Dan ini adalah sebuah tempat yang indah bagi Atemis, Diana dari Efesus.”

“Dan ini adalah sebuah tempat yang mulai bagi Juve dan Juno dari Attika, Athena.”

“Dan ini adalah sebuah tempat bagi Hercules dan Helena dari Peloponesia.”

 “Dan ini adalah sebuah temapat yang terhormat bagi Venus dan Adonis.”

            Dan ketika mereka mulai memberitakan Yesus, orang-orang Roma berkata di dalam Pantheon mereka: “Dan ini adalah sebuah tempat yang luar biasa bagi Yesus dari Nasareth dan Yudea.” Dan orang Kristen berkata: “Bukan! Bukan seperti itu! Dia adalah Tuhan Allah! Bukan salah satu dari ribuan lainnya! Dia adalah pantokrator yang Agung—Pencipta dan Allah yang Berdaulat atas seluruh dunia.” Dan itu adalah alasan mengapa orang-orang Roma menganiaya orang-orang Kristen mula-mula.

            Saya harus menutup khotbah ini, tetapi sebelumnya, bolehkah saya melakukannya dengan memberikan observasi yang lainnya tentang Yohanes dan penggambarannya tentang Tuhan Yesus Kristus? Dia berbicara tentang inkarnasiNya, sebuah kata yang menakjubkan. Di dalam pasal pertama: “Pada mulanya adalah ho logos, Firman.”  Kemudian di dalam ayat empat belas, dia berkata: “Dan Firman itu,” Tuhan Yesus Kristus, “telah menjadi manusia dan diam diantara kita, (dan kita telah melihat kemulianNya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepadaNya sebagai Anak Tunggal Bapa…)” Teks Yunani kuno berkata seperti ini: “Kemuliaan dari Anak Tungga Allah, penuh anugerah dan kebenaran.”

            Kemudian dia mengulang hal itu kembali: “Tidak ada seorang pun yang telah melihat Bapa. Selain Anak Tunggal Allah yang telah menyatakanNya.” Kata itu adalah monogenes—tunggal (satu-satunya dan tidak ada yang lain)—dan Yohanes menyukai kata itu. sebagai contoh, dalam Yohanes 3:16: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini sehingga ia telah mengaruniakan AnakNya yang monogenes….”

Anak Tunggal Allah—di dalam Kristus kita memiliki Allah yang telah dibuat menjadi daging—kita memiliki Allah yang berinkarnasi! Maukah anda melihat Allah? Lihatlah kepada Yesus. Maukah anda mengenal Allah? Kenalilah Tuhan Yesus. Maukah anda mengasihi Allah? Maka kasihilah Tuhan Yesus! Maukah anda mengikuti Tuhan Allah? Ikutilah Tuhan Yesus? Maukah anda untuk membentuk hidup anda dalam menuruti kehendak Allah? Lakukanlah dalam firman yang luar biasa dan perintah dari Tuhan Yesus—Allah-manusia!Yohanes berkata, sang monogenes. Inkarnasi Allah yang ditemukan dalam Tuhan Yesus. 

            Ketika saya masih seorang bocah, mereka telah menemukan Carlsbad Caverns di sebelah tenggara New Mexico. Dan saya membuat sebuah perjalanan dari  wilayah Texas untuk melihat penemuan yang luar biasa itu. Itu adalah saat pertama kalinya saya melihat sebuah stalakmit—gumpalan kapur seperti tiang yang menjorok ke atas dari dasar tanah. Itu adalah pertama kali saya melihat stalaktit—gumpalan kapur seperti tiang yang menjorok ke bawah dari langit-langit bumi. 

            Dan sebagaimana saya berjalan melalui fenomena alam yang luar biasa itu, seperti yang saya lihat, ada sebuah stalakmit yang luar biasa yang menjorok ke atas dari tanah dan bertemu dengan sebuah stalaktit yang datang dari atas; dan keduanya bertemu. Dan di sana ada sebuah tiang yang besar, dimana keduanya bertemu—dari dasar tanah yang menjulur ke atas dan dari langit-langit yang menjulur ke bawah. Dan kemudian, setelah bertahun-tahun, mereka telah memiliki sebutan terhadap tiang yang besar itu sebagai “Batu Zaman.” Dan mereka akan mematikan cahayanya dan seorang pemandu akan bernyanyi lagu Batu Zaman.

Allah-Manusia, Kristus Yesus—kemanusiaan kita menjangkau ke atas sorga dan tangan Allah menjangkau ke bawah bumi—dan mereka bergabung bersama di dalam inkarnasi dari Yesus Kristus Tuhan kita.

Jika Yesus adalah seorang manusia,

Dan hanya seorang manusia,

Aku katakan bahwa dari semua umat manusia

Aku akan mengikuti Dia

Dan hanya Dia yang akan kuikuti selalu

Tetapi jika Yesus Kristus adalah Allah

Dan satu-satunya Allah.

Aku bersumpah, aku akan mengikuti Dia

Melalui sorga dan neraka

Bumi, lautan dan udara.

 

           Kristus, Sang Firman, sang Inkarnasi, Sang Ekspresi, Sang pernyataan Allah—dan Tuhan kita—bahwa kami mengenal Engkau lebih baik? Bagaimana kami mengagungkan namaMu yang mulia dan mengasihi serta melayani dengan lebih lagi!   

            Terberkatilah murid-murid ini, dan terberkatilah keluarga-keluarga ini, dan jemaat, dan kita semua, sebagaimana kita berkumpul di minggu pra-Paskah ini, untuk duduk di bawah kaki Yesus yang terkasih—dan untuk menyembah Engkau dan meninggikan jiwa kami—di dalam namaMu yang agung, mulia, dalam kasihMu dan keselamatan yang dari Engkau! Amin.

 

Alih bahasa: Wisma Pandia, Th.M.