Daftar Isi

DARAH YESUS

(The Blood of Christ)

 

Oleh Dr. W. A. Criswell

Diterjemahkan Christina Witte, MA

 

Khotbah ini dikhotbahkan pada kebaktian Minggu Malam, 12 Maret 1978

di First Baptist Church in Dallas

 

 

Silahkan buka kitab Ibrani pasal 9 dalam Alkitab saudara.  Kita akan membaca secara bersama-sama mulai dari ayat 22 sampai ayat yang terakhir dalam pasal ini.  Ibrani pasal 9, ayat 22 sampai 28.

 

            Khotbah kita pada malam hari ini bertema THE BLOOD OF THE CROSS (DARAH SALIB).  Dan marilah kita membacanya sekarang dari Ibrani 9:22, “Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan..”

            Jadi segala sesuatu yang melambangkan apa yang ada di sorga haruslah ditahirkan secara demikian, tetapi benda-benda sorgawi sendiri oleh persembahan-persembahan yang lebih baik daripada itu.

            Sebab Kristus bukan masuk ke dalam tempat kudus buatan tangan manusia yang hanya merupakan gambaran saja dari yang sebenarnya, tetapi ke dalam sorga sendiri untuk menghadap hadirat Allah guna kepentingan kita.

            Dan Ia bukan masuk untuk berulang-ulang mempersembahkan diriNya sendiri sebagaimana Imam Besar setiap tahun masuk ke dalam tempat kudus dengan darah yang bukan darahnya sendiri, “Sebab jika demikian Ia harus berulang-ulang menderita sejak dunia ini dijadikan.  Tetapi sekarang Ia hanya satu kali saja menyatakan diriNya, pada zaman akhir untuk menghapuskan dosa oleh korbanNya.   Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi, demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diriNya untuk menanggung dosa banyak orang..  Sesudah itu Ia akan menyatakan diriNya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka,  yang menantikan Dia.“

Penebusan oleh Tuhan kita, pengorbanan karena dosa manusia, penumpahan darah yang kalau tanpa hal ini tidak ada pengampunan.  Dunia ini  dengan jelas dan terang-terangan menolak Injil tentang darah pertobatan. Mereka menolak dan tidak mau mengakui seluruh kabar tentang penyelamatan ini.  Dan mereka menyatakan perlawanan mereka secara blak-blakan dan kasar dan kejam dan brutal.

Mereka katakan, „Jika kami mempunyai traktor dan hendak memindahkan gunung, kami tidak memerlukan iman.  Jika kami mempunyai penisilin, kami tidak perlu doa.  Jika kami mempunyai pikiran positif, kami tidak memerlukan keselamatan.  Jika kami memunyai negara, kami tidak memerlukan gereja.  Jika kami mempunyai buku-buku petunjuk tentang ilmu pengetahuan, kami tidak memerlukan Alkitab.  Dan jika kami mempunyai orang-orang seperti Edison atau Einstein, kami tidak memerlukan Yesus.“

Mereka mendefinisikan ketentuan-ketentuan dan mereka mendefinisikan hidup semuanya secara tata nama keduniawian dan materialistik.  Tetapi Injil tentang anak Allah itu sendiri ditujukan  kepada kebutuhan manusia yang jauh lebih dalam daripada sekedar penisilin atau pemerintah atau buku-buku petunjuk dari ilmu pengetahuan yang bisa menyembuhkan sekalipun.  Iman Kristen itu sendiri ditujukan untuk kebutuhan kelahiran kembali (pembaharuan jiwa).  Untuk pengampunan dosa.  Untuk sebuah kehidupan yang baru.. Hati  yang baru.  Jalan yang baru.  Hari yang baru.

 

Agama tentang Yesus Kristus adalah sebuah  pelepasan dan penebusan dari hukuman dosa.  Saudara bisa melihat bahwa dalam definisi dan penjelasan tentang iman itu sendiri, Iman Kristen adalah tidak di posisi pertama daripada sebuah etika, walaupun Iman Kristen adalah sebuah etika.  Iman Kristen adalah tidak di posisi pertama daripada sebuah telologi, walaupun Iman Kristen itu adalah teologi.

 

Iman Kristen adalah tidak menempati posisi pertama daripada penyatuan/penyusunan kembali, walaupun Iman Kristen mempunyai nada tambahan secara sosial, kultur dan politik. Agama tentang Yesus Kristus adalah yang pertama dan terutama, dan selalu tentang penyelamatan/penebusan.

 

„Dia telah menebus kita dari kesalahan-kesalahan kita dan Dia telah bangkit untuk membenarkan kita.“ Saudara dapat melihat bahwa dalam perlindungan, tanda-tanda dan simbol-simbol agama Kristen, tanda-tanda iman Kristen adalah bukan tentang semak-semak yang terbakar.  Bukan pula sepuluh perintah Allah yang dibuat Musa.  Tanda-tanda Kristen juga bukanlah hanya dian bercabang tujuh.  Bukanlah juga sebuah lingkaran cahaya di atas sebuah kepala yang berhikmat. Itu malah bukan sebuah mahkota emas.

 

Tetapi, tanda dan perlindungan dari iman Kristen adalah selalu sebuah salib.  Sebuah salib dalam segala kengeriannya yang nyata sebagaimana orang Romawi bayangkan.  Salib yang dalam segala kefilsafatannya yang irasional, seperti yang dipunyai oleh orang-orang Yunani.  Sebuah salib yang dalam segala hal mempunyai kekuasaan dan kemanjuran seperti yang diterangkan oleh Paulus.

 

„Tuhan melarang agar saya memuliakan keselamatan di dalam salib dari Tuhan Yesus Kristus.“  Ini adalah hal yang sangat melambangkan dan keselamatan dari pesan penebusan Kristus.

 

Apakah kalian pernah datang kepada Yesus untuk banjir keselamatan?

Apakah kalian dibersihkan di dalam darah anak domba?

Apakah kalian benar-benar percaya akan kemurahanNya, oleh darahNya?

Apakah kalian dibersihkan oleh darah anak domba?

 

Pikiran kita sangat sulit untuk memasuki hal yang paling terpenting dan dramatis dan bermakna dari segala peristiwa-peristiwa dalam sejarah manusia, katakanlah, dari kemuliaan Tuhan kita yang paling tinggi sampai kepada yang paling hina.

 

Jarak antara tahtaNya di surga dan salibnya yang sangat tercela di bumi itu, tidak dapat terukur. Dia diturunkan, turun dan turun dan turun dan turun dan turun, kemuliaanNya telah dibuat turun sampai sama seperti seorang manusia biasa, seperti debu di tanah.  Sama seperti seorang budak yang miskin, dan malah lebih miskin dari orang miskin.  Dan akhirnya dibunuh seperti layaknya seorang kriminal.

 

Telah bangkit antara surga dan bumi sepertinya ditolak oleh keduanya.  Ditolak oleh manusia.  Dan di cemoh oleh Tuhan.  Di caci-maki dan disiksa.  Dan sepertinya siksaan tidaklah cukup, mereka tutupi dia dengan air ludah.

 

Dan air ludah sepertinya tidak cukup sebagai penghinaan, mereka cabut janggutNya.  Dan sepertinya mencabut janggutNya belum cukup brutal, mereka memahkotaiNya dengan duri.  Dan sepertinya duri tidak cukup tajam bagiNya, merekapun memakui kaki dan tanganNya dengan paku yang besar.

 

Dan sepertinya memakuiNya tidaklah cukup dalam menembus kaki dan tanganNya, lalu mereka menikamNya dengan sebuah tombak Romawi dan darahNya yang merah tua tercucur keluar tubuhNya. Malahan matahari yang bersinar di langit menolak untuk melihat hal yang sangat mengerikan dan memalukan tersebut.

 

Cahaya matahari bersembunyi di dalam kegelapan, dan menutupi kemuliaanNya.

Kristus sang pencipta mati oleh karena dosa manusia yang diciptakanNya.

 

Apa ini? Penyaliban anak Allah di sebuah salib?  Apa yang telah terjadi di bukit Golgota? Di bukit Kalvari?  Apa ini?  Apakah ini sebuah hal yang dramatis seperti „Agamemnon of Aeschylus? (Cerita rakyat Yunani).

 

Apakah hal ini seperti cerita tragedy Shakespeare “MacBeth” atau “King Lear”? Apakah hal ini seperti cerita tragedy dari Eugene O’Neil “The strange Interlude?” Apa yang terjadi di bukit Kalvari?  Apakah hal ini seperti cerita sejarah seperti cerita “Socrates’ drinking the hemlock” atau “Julius Caesar murdered at the foot of the statue of Pempey”?

 

Apa yang terjadi di bukit Kalvari?  Apakah hal ini seperti penembakan Presiden Lincoln di teater Ford?  Atau seperti tragedy yang membawa awan mendung di Dallas sewaktu penembakan Presiden John F.Kennedy di perjalanannya?

 

Apakah yang sebenarnya terjadi di bukit Kalvari?  Pertama, ini adalah buah dan hasil dari dosa-dosa kita.  Siapa yang membunuh Tuhan Yesus?  Siapa yang membunuh Pangeran Kemuliaan?  Siapa yang memaku Dia di salib sampai dia menderita dan mati?  Kesalahan siapa ini?  Siapa yang melakukannya?

 

Ada yang mengatakan bahwa itu adalah kesalahanNya sendiri.  Dia seharusnya menjadi seorang manager yang lebih baik.  Jika Dia seorang yang pintar dan cerdas, seharusnya Dia tidak mendarat di sana, terpaku di kayu itu.  Hal itu adalah kesahalanNya sendiri.

 

Ada juga yang mengatakan bahwa hal ini adalah kesalahan Yudas.  Yudas telah menjual Dia untuk 30 keping perak.  Itu adalah kesalahan Yudas.  Dia yang telah melakukannya.  Ada juga orang yang mengatakan sampai sekarang, itu adalah kesalahan orang-orang Jahudi.  Mereka yang membunuh Dia.  Mereka yang  mempengaruhi kematianNya.  Ini adalah kesalahan mereka.  Mereka yang melakukannya.

 

Ada orang yang mengatakan bahwa hal ini adalah kesalahan serdadu Romawi.  Mereka yang bersalah atas kematian Tuhan kita.  Mereka yang melakukannya.  Siapa yang telah memaku tanganNya?  Mereka yang melakukannya.  Siapa yang menikam rusukNya dengan tombak?  Mereka yang melakukannya.  Mereka yang membunuh Dia.

 

Menarik sekali bahwa setiap orang mengingkarinya?  Sewaktu Pilatus ditarik kembali dari jabatannya, dia bunuh diri dan tubuhnya dilempar ke danau Lucern.  Itulah sebabnya mengapa kota Luzerne, tepat disana, bukit yang besar dan tinggi itu disebut Mount Pilatus, Mount Pilate (Bukit Pilatus).

 

 Orang-orang mengatakan bahwa di dalam kabut dan temaram senja di setiap malam,  para petani melihat Pontius Pilatus bangkit dari kedalaman laut dan membersihkan tangannya di kejernihan birunya air danau Lucern.  “Saya bersalah atas darah orang itu.  Saya tidak melakukannya."

 

Jadi orang Jahudi yang melakukannya. Mereka adalah pembunuh Kristus.  Mereka yang menyalibkanNya.  Dan tanpa pengecualian dari tangisan orang Jahudi, „ Apakah kalian menyalahkan kami dan anak-anak kami atas darah orang ini?  Kami tidak melakukannya.“

 

Jadi tentu saja para serdadu Romawi yang membunuh Dia.  Tetapi para serdadu Romawi juga akan berdiri di hadapan kalian dan berkata, „Kami adalah para serdadu yang dibawah perintah atasan kami.  Kami harus melakukan apapun yang ditugaskan dan diperintahkan oleh pemerintah Romawi.  Kami adalah para serdadu yang patuh kepada perintah.   Kami adalah serdadu di bawah perintah yang berwenang.  Kami tidak pernah melakukannya.“

 

Jadi siapa yang melakukannya?  Siapa yang bertanggung jawab atas penyaliban anak Allah?  Siapa yang pada akhirnya harus berdiri di balik mimbar penghakiman, untuk disalahkan?  Pasti kita juga yang mengambil bagian.  Dosa-dosa saya yang menekan keningnya dengan mahkota duri.  Dosa-dosa saya yang menembus tanganNya dengan paku-paku yang bergerigi tersebut.  Dan dosa-dosa saya yang menembus hatiNya dengan tombak.  Dosa-dosa saya yang memaku Tuhan Yesus kepada kayu tersebut.

 

Itulah arti yang pertama tentang kematian Tuhan kita.  Itulah buah dan penghakiman atas dosa-dosa kita.  Kita yang telah melakukannya.  Apakah nomor dua dari arti kematian Tuhan kita?

 

Nomor dua adalah ini adalah penebusan Tuhan atas jiwa kita.  Ini adalah cara Tuhan untuk keselamatan kita.  Ini adalah jawaban Tuhan atas dosa-dosa kita.  Ini adalah jawaban Tuhan kepada Ayub sewaktu dia berseru, “Saya telah berdosa, Tuhan, apakah yang harus saya lakukan?”

 

 

Ini adalah jawaban dari seruan McBeth, “Apakah semua lautan Neptune akan membersihkan membersihkan darah dari tanganku?”

Ini adalah jawaban dari himne kuno yang dinyanyikan oleh nenek moyang kita.

 

Dengan apa dosa dapat dibersihkan?

Tidak ada, hanya darah Yesus.

Dengan apa saya dapat dipulihkan kembali?

Tidak ada, hanya oleh Yesus.

 

Oh, sungguh indahnya

Bahwa saya dapat mengetahui

Diriku dapat menjadi bersih kembali seperti salju

Hanya melalui darah Yesus.

 

Apa arti sebuah salib?  Ini adalah sebuah pembunuh anak domba sebelum dasar dari dunia ini.  Ini adalah darah perayaan Paskah – Domba, „Sewaktu saya melihat darah, saya akan memaafkanmu (mengabaikan kesalahanmu).”

 

Ini adalah penderitaan seorang budak seperti yang tertera di dalam Yesaya 53, “Dan Tuhan telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.”  Ini adalah  penebusan terhebat dari Tuhan Allah dalam  segala hal yang pernah ada dalam sejarah dan ini adalah momen yang sangat penting dalam perwujudan  dari pemisahan kedaulatan Allah yang pernah terjadi dalam sejarah manusia.

 

Jadi, Yesus merendahkan kepalanya di kayu salib dan berseru, “Telah selesai. Telah selesai.“  Dan tetesan darah yang jatuh dari kayu salib ke atas tanah berbisik kepada rumput-rumput, „Telah selesai.“  Dan rerumputan berbisk kepada tumbuh-tumbuhan lain, „Telah selesai.“ Dan tumbuh-tumbuhan lain berbisik kepada pepohonan, „Telah selesai.“  Dan pohon-pohon berbisik kepada burung-burung dan ranting-ranting pohon, „Telah selesai.“  Dan burung-burung  terbang ke atas mengelilingi awan sambil berseru, „Telah selesai.“  Dan awan-awan berbicara kepada bintang-bintang di langit, „Telah selesai.“  Dan bintang-bintang dan langitpun berseru kepada para malaikat di surga, „Telah selesai.“

 

Para malaikat dalam kemuliaanNya naik turun di jalan-jalan di kota surgawi menggemakan dengan penuh kegembiraan, „Telah selesai.  Telah selesai.“  Penebusan Allah atas dosa dunia. 

 

Ketiga,  ini bukanlah sekedar kematian Allah kita.  Ini bukanlah hanya hasil dan penghakiman atas dosa kita, ini bukanlah hanya rancangan Allah atas penebusan dalam jangka waktu yang lama, tetapi, salib itu adalah symbol dari harapan kita dalam kemuliaan.

 

Saudara-saudaraku, jika ada bibit bunga Bakung jatuh ke tanah, disitu akan banyak tumbuh bunga Bakung dengan lebatnya.  Jika manusia mempunyai iman, maka disana akan timbul sebuah salib.  Itu adalah pertanda bahwa ada harapan, akan janji surgawi yang akan tiba.

Dan lengan-lengan dari salib itu akan terbentang lebar, selebar-lebarnya sampai ke ujung bumi.  Selebar-lebarnya sampai ke ujung paling Barat.  Selebar-lebarnya sampai ke ujung paling Timur, selebar-lebarnya sampai lengan-lengan salib itu tidak bisa diperpanjang lagi.  Dan dalam pelukannya,  semua kita dapat menemukan perlindungan dan pengampunan dan keselamatan dan harapan.

 

Inilah yang telah Allah lakukan.  Kalian tahu, ada banyak hal bisa terjadi.  Dahulu kala pada saat permulaan tahun pelayanan saya, terjadi sebuah peristiwa yang tidak bisa terlupakan.  Itulah pelayanan pemakaman saya yang pertama.

 

Dalam daerah pelayanan saya yang kecil, tinggallah sepasang suami istri.  Seperti kalian semua, mereka juga waktu itu masih berusia muda.  Mereka baru saja menikah.  Dan mereka dikaruniakan seorang bayi, seorang anak laki-laki.

 

Lalu mereka datang kepada saya dan berkata, „Anak kami sedang sakit keras.“  Lalu saya pergi ke gubuk mereka.  Waktu itu sedang zaman depresi.  Sangat miskin.  Disana, di tengah-tengah ruangan, seorang bayi kecil terbaring, ia menderita sakit sawan.  Hati saya merasa tercabik-cabik sewaktu melihat anak ini sakit sawan yang sangat gawat.  Sewaktu saya melihat bayi itu, anak itupun meninggal.  Oh, sangat memilukan.  Banyak airmata berjatuhan.  Kamipun segera mengadakan upacara penguburan.  Dan setelah acara penguburan, sayapun berusaha untuk menghibur pasangan suami istri yang sedang berduka ini.

 

Mereka mengambil peti mati yang kecil itu dan meletakkannya di atas truk.  Mereka tidak sanggup membayar suatu upacara yang selayaknya.  Mereka meletakkan peti mati yang kecil itu di atas mobil truk dan di dalam mobil saya yang kecil itu, duduklah ibu yang kecil di sebelah saya, dan suaminya duduk di sisi yang lain.

 

Lalu kami pergi menuju jalan pedesaan sambil mengikuti mobil truk tadi.  Lalu ibu muda itu mulai menangis dengan sedihnya.  Suaminya melingkari lengannya ke bahu istrinya.  Dan memeluknya erat-erat sambil berkata, “Disana, disana, sayangku, janganlah menangis.  Yesus yang memiliki anak kita.  Dialah yang merawatnya sekarang.  Dan suatu saat nanti,  Dia akan menyerahkannya kembali kepada kita.“

 

Dan pada pemakaman itu, dengan pagar kawat sekelilingnya dan di sebuah kuburan yang kecil, kami kubur peti mati itu.  Dan tahukan kalian, apa yang kami taruh di bagian kepala pada gundukan tanah itu?  Sebuah tanda akan harapan kita dan sebuah tanda akan iman kita dan sebuah tanda akan komitmen kita kepada Yesus.

 

Setiap kata yang Dia katakan, yang Dia janjikan, akan Dia laksanakan.  Dan setiap janji yang Dia katakan,  akan Dia berikan kepada kita.  Tidak ada satu katapun dari Allah yang sia-sia.  Dia  mampu dan maha pengampun.

 

Dialah Allah kita, juruselamat kita, penebus kita yang mati untuk kesalahan-kesalahan kita dan telah bangkit untuk membenarkan kita.  Sungguh kegembiraan dan ucapan syukur dan pujian dan terima kasih yang luar biasa yang didapatkan orang Kristen untuk mengangkat kepalanya di dalam nama Tuhan kita yang mati untuk kita.

 

Apa yang bisa menyelamatkan kita.  Dan suatu saat nanti, kita akan hadir di hadapan tahta kemuliaanNya tanpa cacat dan cela.  Bersih dan putih oleh karena darah anak domba.

 

Dan itulah undangan kita pada malam yang penuh berkat ini.  Untuk menyerahkan hatimu kepada Yesus.  Untuk menyerahkan hidupmu di dalam gereja Allah ini.  Untuk berdiri tegap pada saat hari penghakiman sewaktu Dia datang.  Untuk dihitung di dalam penebusanNya.  Malam ini, apakah kalian mau membuat suatu keputusan untuk Allah kita?  Dan saya akan datang.  Saya menerima  penguluran pengampunan dari Yesus.  Inilah saya.  Saya mau mendaftarkan diri, tidak hanya untuk dicantumkan dalam Buku Kehidupan anak domba dan di surga,  tetapi saya juga mau dihitung di antara anak-anak Allah, masuk dan saya datang.

 

Di atas balkon ini, di atas lantai yang lebih rendah ini, sebuah keluarga, sepasang atau seorang diri.  Saya akan berdiri di sisi  meja perjamuan dan sewaktu saya berdiri disana, menanti dan sementara orang-orang yang bertugas berdoa, menyanyi dengan sepenuh hati, di tangga ini, di lorong ini, dapatkan kalian lakukan sekarang?

 

„Saya datang.  Saya telah memutuskan untuk Tuhan dan saya sedang menuju kesana.“  Tuhan memberkati dan para malaikat menghadiri pada saat kalian datang.  Sewaktu kita berdiri dan sewaktu kita bernyanyi.