DANIEL DALAM PANDANGAN KEKINIAN

(DANIEL IN THE EYES OF HIS CONTEMPORARIES)

 

 

Dr. W. A. Criswell

 

 Daniel 10:11

10-08-67

 

Ini adalah Pendeta yang membawa pesan siang hari yang berjudul: Daniel Di Mata Teman-Temannya. Saat ini, dan karena banyak di antara mereka, kita banyak menghabiskan waktu mempelajari Buku Daniel. Khotbah yang pertama dan mula-mula apakah kenyataan itu dapat kita terima atau tidak, inspirasinya, keaslian dari isi kenabiannya.

 

Seluruh dunia liberal telak menolak Buku Daniel sebagai suatu pemalsuan. “Buku itu merupakan sebuah literatur pseudepigrafis,” ungkap mereka. “Namanya saja sudah palsu. Hal itu merupakan suatu sejarah, diselubungi dalam suatu nubuat. Itu palsu. Tidak ada suatu bagian di dalamnya yang merupakan pesan dari Tuhan. Hal itu dibuat-buat. Dan kepercayaan ini telah diterima oleh dunia akademis yang liberal. Melalui seluruh bagiannya, potongan-potongannya, tidak ada yang bersifat liberal di dunia ini, tidak satupun, baik itu di dalam mimbar atau di dalam sekolah atau di dalam seminar yang menerima keaslian dari Buku Daniel

 

Sekarang, kita membaca Buku dari Yehezkiel, yang mana menyebutkan nama Daniel sebanyak tiga kali: Dalam Yehezkiel Bab 14, ayat 14, Ia mengutip Allah yang berfirman: "biarpun ditengah-tengahnya berada ketiga orang ini, yaitu Nuh, Daniel, dan Ayub, belum berada di daerah tersebut (aku akan menyerahkan mereka untuk ditangkap)." Lalu pada ayat yang kedua puluh dari bab yang sama, nabi Yehezkiel mencatat Tuhan kembali dengan mengatakan: "biarpun Nuh, Daniel, dan Ayub berada di dalamnya, demikian firman Tuhan Allah (aku akan tetap menangkap dan membinasakannya)."

 

Lalu kemudian sekali lagi nabi Yehezkiel menyinggung nama Daniel di dalam bab ke dua puluh delapan dari kitabnya dalam ayatnya yang ketiga, berbicara kepada pangeran dari Tirus: "(Kamu berpikir bahwa kamu) lebih hikmat daripada Daniel." Dan hal ini, terutama untuk kaum yang kritis merupakan suatu indikasi yang pasti bahwa Daniel tidak tinggal ketika ia menginginkan untuk tetap tinggal – seorang teman sejawat dari nabi Yehezkiel sendiri – karena nama Daniel disini diletakkan diantara dua orang kepala keluarga dari masa yang sudah lampau – Nabi Nuh dan Ayub – yang hidup ratusan bahkan mungkin ribuan tahun sebelumnya. Dan para kritikus liberal bersumpah bahwa untuk menempatkan Daniel – rekan sebaya, menurut dugaan, dari Yehezkiel sebagai sebuah nama, sebagai sebuah karakter, sebagai sebuah pahlawan legendaris diantara Nabi Nuh dan Ayub yang tidak dapat dipikirkan serta dibayangkan. Sekarang, begitulah pengakuan mereka. Maka dari itu, kita akan melihat sosok Daniel di mata dari orang-orang yang hidup di masanya serta waktunya: Daniel Di Mata Teman-teman Sebayanya.

 

Ada tiga tempat pembuangan dari bangsa Jahudi keluar dari Jehuda dan Jerusalem kedalam Kerajaan Babel: Yang pertama pada tahun 605 SM, ketika raja Nebukadnezar datang pada masa yang mula-mula sekali lalu membawa pergi beberapa pemuda brilian keluar dari daerah tersebut – yang mana salah satu dari mereka adalah Daniel

 

Pembuangan yang kedua terjadi pada tahun 598 SM, sekitar enam atau tujuh tahun kemudian. Dan di dalam pembuangan yang kedua ini, Nebukadnezar membawa pergi raja yang masih muda, Yoyakhin, ibunya serta seluruh keluarganya dan beberapa orang setingkat pangeran dan orang-orang berpotensi dari antara penduduk di sana – dalam pembuangan yang kedua itu, Yehezkiel merupakan salah satu dari mereka. Seperti pada saat pembuangan dijelaskan pada akhir kitab Raja-raja bab yang kedua, bahwa tidak ada disebutkan mengenai seorang imam dan Yehezkiel adalah seorang imam. Oleh karena itu, saya akan berpikir bahwa Yehezkiel terpilih pada pembuangan yang kedua ini dengan cara yang sama yang didapatkan oleh Daniel: Ia adalah seorang pemuda yang berbakat, brilian dan diberkati. Dan Raja Nebukadnezar membawanya untuk menambah kecemerlangan dari kerjaannya.

 

Pembuangan yang ketiga, tentu saja pada tahun 587 SM, sebelas tahun kemudian ketika raja Nebukadnezar datang beserta dengan pasukannya untuk kali yang ketiga dan yang terakhir kalinya menghancurkan negeri itu, dan menghancurkan kota tersebut serta menghancurkan kuil-kuil suci.

 

Pada saat Yehezkiel diasingkan ke Lembah Mesopotamia, tidak ada sebuah petunjukpun mengenai umurnya. Josephus berkata bahwa ia masih seorang anak-anak. – dan hal itu masih berupa sebuah dugaan. Mungkin ia sedah berusia tiga puluh tahun. Dan pada saat Yehezkiel dibuang ke Lembah Mesopotamia, ia membuat rumahnya di sisi sungai Chebar. Dalam tulisan baji kuno berbahasa Babel, kata yang sama “bar,” "sungai," juga bermakna yang sama dengan terusan. Dan kita tahu bahwa Chebar adalah terusan yang besar yang membawa lalu lintas tongkang dari arah tenggara Babel sekitar enam puluh mil ke kota Nippur. Dan disanalah, Yehezkiel membuat rumahnya dengan tahanan-tahanan jahudi lainnya.

 

Pada tahun kelima dari masa penahanannya, menurut bab ini dari nubuatannya, setelah ia mengalami lima tahun masa penahanan, ia melihat suatu penglihatan yang luar biasa yang dicatat di dalam bab pertama dari nubuatannya. Pada bab kedua dari nubuatannya, Tuhan menjadikannya menjadi seorang nabi dan akan menjadi penyampai pesan dari Tuhan. Di dalam bab yang ketiga dari nubuatannya, Tuhan memberikannya sebuah gulungan untu dimakan – Tuhan menyampaikan kata-kata surgawi untuk disampaikan. Dan pada bab yang ketiga, ia pergi mendatangi sekelompok tawanan di Tel Abib. Tel Abib merupkana sebuah daerah yang sekarang sudah dapat dikenali – berarti gunung banjir. Dan di sungai Chebar, di terusan yang sangat besar itu, pada sebuah komunitas Jahudi yang besar disanalah Yehezkiel menyampaikan pesan Tuhan. Layaknya Yeremia yang merupakan figur seorang nabi yang luarbiasa di Jerusalem dan Judea selama masa yang menyedihkan ini yang dialami oleh negeri dan masa penahanannya, maka Yehezkiel merupakan figur nabi yang agung dihadapan bangsa Tuhan di pembuangan Babel. 

 

Saat ini, pada saat para kritikus membaca hal ini, ia berkata: Untuk memulai bahwa Daniel, masih sangat muda untuk Yehezkiel pada saat itu bahkan untuk telah mengenalnya, sangat kurang petunjuk yang mengarah kepadanya antra dua kepala keluarga zaman dahulu ini. Apakah hal itu benar? Mungkinkah Yehezkiel telah mengenal Daniel pada saat dan masa itu dan mereka telah menjadi teman sebaya, sesuai dengan Kitab Daniel?  Dapatkan Yehezkiel telah mengenalnya?

 

Kaum kritikus berkata bahwa ia masih sangat muda. Baiklah pada waktu itu Daniel berada pada masa puncak namanya dan kemampuannya. Paling sedikit Daniel sudah berumur lima puluh tahun ketika Yehezkiel mengeluarkan kitab tersebut. Dan yang pasti, paling sedikit Daniel sudah berumur empat puluh tahun.

 

Pada usia tiga puluh empat tahun, Napoleon sudah menjadi kaisar di kekaisaran Perancis dan merupakan figur yang ternama di Eropa. Pada usia tiga puluh tiga tahun, Alexander yang agung meninggal dunia setelah menaklukkan seluruh dunia. Ketika berusia tiga puluh tiga tahun, Yesus telah disalibkan dan meninggalkan suatu warisan mengenai kehidupan yang agung kepada dunia. Jadi Yehezkiel bisa saja telah mengenal Daniel dengan baik. Saya tidak dapat membayangkan telah mengenalnya – seorang sahabat Jahudi yang berada pada tempat yang paliong tinggi dari penguasa dan pemerintahan yang cemerlang. Hal tersebut lumrah terjadi – bagi saya – untuk Yehezkiel untuk menghormati serta memuja teman sebaya dan sebangsanya, Daniel

 

Baiklah, hal yang kedua: Pada masa ini, beberapa tahun belakangan ini sudah ada Lembaran-lembaran Ugaritis dari Ras Shamra di sebelah utara Siria. Dan lembaran-lembaran tersebut, ditulisk dalam bentuk bahasa baji (berbentuk seperti irisan) yang menggambarkan mengenai Aqhat Epic dan ayah dari Aqhat adalah Dan-el. Dan Dan-el ini yang hidup sekitar seribu empat ratus tahun sebelum masehi, Dan-el ini terkenal akan kearifan dan keadilannya ketika ia mengadili orang-orang yatim dengan yang yatim piatu sebagaimana ia juga mengadili orang-orang yatim dengan janda-janda. 

 

Jadi kaum kritikus berkata bahwa nama Daniel yang disebutkan disini di dalam nubuat antara Nabi Nuh dan diantara Ayub, bahwa Daniel ini adalah Dan-el yang legendaris di dalam literature Canaanite yang ditemukan di Ras Shamra. 

 

Sekarang, pada hari minggu yang lalu kita telah membahas mengenai hal tersebut. Kita melangkah lebih jauh lagi menuju literatus Ugaritic tersebut dan legenda dari Dan-el. Dan kita telah mempelajari figur legendaris tersebut, Dan-el merupakan seorang penyembah berhala dan ia menjalani kehidupan sebagai seorang peminum. Dan hal itu yang membutat ia dipenuhi rasa mengutuk dan mendendam. Dan bagi kita, untuk meletakkan sebuah Canaanite yang legendaris, penyembah berhala sebagai sebuah lambang dari kebenaran suci di dalam nubuat Yehezkiel adalah, bagi kita, tidak dapat dipikirkan dan dibayangkan.

 

Lalu hal lain yang dikatakan oleh para kritikus tersebut adalah tentang kegunaan dari Daniel di dalam nubuatannya bahwa tidak dalam suatu kondisi apapun di zaman ini – seseorang yang hidup di zaman yang sama – dapat berada di zaman yang sama diagungkan di mata para sahabatnya dinamai sama dengan yang agung dengan Nuh dan Ayub. 

 

Jadi khobah pagi ini, pada saat Tuhan memberikan waktu kepada kita beberapa saat untuk berbicara tentang hal tersebut, khotbah pada pagi hari ini adalah: Bagaimana Daniel terlihat di mata dari teman-teman budaknya, teman-teman sesama tahanannya, teman teman sesama pembuangannya, seperti orang-orang kasar dan tak kenal ampun lalu dibawa secara paksa ke negeri asing.

 

Pertama-tama, utuk membawa pikiran kita sembali ke zaman tersebut, kita harus menyadari bahwa berada di bawah tawanan Babel, dari seluruh hal, merupakan bencana yang paling menyedihkan – tak tertandingi. Hal tersebut merupakan tragedy sejarah yang paling menyedihkan yang pernah dialami oleh bangsa Tuhan. Dengan mata kepala mereka sendiri mereka menyaksikan anak-anak mereka diremukkan ke tanah.

 

Dengan mata kepala mereka sendiri mereka menyaksikan kaum perempuan diperkosa. Pangeran, The prince, kaum bangsawan, serta bunga negara mereka dihancurkan dan penduduk mereka dibawa pergi untuk kemudian dijadikan menjadi budak. Mereka juga menyaksikan sendiri kota suci mereka diluluh lantakkan rata dengan tanah. Dan mereka melihat Kuil Salomo yang indah dihancurkan sehingga menjadi puing. Sungguh sebuah kesedihan yang tiada tara untuk masa pembuangan ini. Dan bukan hanya itu, tetapi mereka-mereka yang di tawan dan dibawa pergi ke Babel tidak memiliki kemungkinan atau harapan untuk kembali ke tanah air mereka. Oleh sebab itu Yeremia menuliskan dan berkata kepada mereka:

 

Lalu berkata Tuhan Alam Semesta, Tuhan bangsa Israel,

Kepada seluruh orang yang ditawan pergi …

(Tuhan) yang mana telah dibawa pergi dari Jerusalem ke Babel …

Membangun rumahnya dan menghuninya, serta menanam bunga di taman

Lalu karena Allah telah berkata, (selama tujuh puluh tahun di Babel engkau akan dibuang sebelum engkau kembali ke tempat ini). 

 

Dan orang-orang Jahudi buangan tersebut mendengarkan nabi Yeremia ketika ia berbicara kepada mereka mengenai Firman Tuhan serta mempersiapkan diri untuk tinggal di daerah asing yang menyembah berhala tersebut selama tujuh puluh tahun. Itu berarti kebanyakan mereka, hamper seluruh dari mereka akan meninggal di tanah asing. Mereka tidak akan pernah mendapatkan kemungkinan untuk kembali ke tanah air mereka. Hal yang paling menyedihkan yang dialami oleh kaum buangan tersebut dapat diraskan di dalam kitab Psalm 137 yang mereka nyanyikan:

 

Ditepian sungai Babel, kita duduk, ya, kita menangis mengenang Zion. 

Kita gantungkan harpa kita dan menggantungkannya di tengah-tengahnya. 

Ketika mereka membawa kita pergi dan menawan kita membuat kita membutuhkan sebuah lagu;

Dan ketika mereka membuang kita membuat kita memerlukan keceriaan, katakan,

Nyanyikan lagu dari tembang Zion.

Tetapi bagaimana kita menyanyikan lagu Tuhan di tanah yang asing?

Jika aku melupakanmu, O Jerusalem, biarkan tangan kananku melupakan kelicikannya.

Jika aku tidak mengingatmu, biarkan lidahku memotong langit-langit mulutku;

Jika aku tidak memilih Jerusalem diatas segala kerianganku. 

 

Di negeri itu mereka hidup dengan penderitaan, penuh deraian air mata, dalam perjuangan. Kepedihan itu berkumpul ketika mereka mengenang buah dari dosa-dosa mereka. Tuhan membalaskan dosa-dosa bapanya keatas anak-anaknya – bencana dari sebuah perang dan pertikaian ketika tersapu menjadi perjuangan kaum miskin dan tidak berdosa. Dan, ketika kaum buangan Jahudi tersebut melihat kepada buah dari dosa-dosa mereka, raja mereka yang masih muda Yoyakhin, yang masih berusia delapan belas tahun beserta dengan ibunya dan keluarganya, sekarang menjadi budak dari Raja Babel. Dan mereka, kaum bangsawan dari seluruh kerajaan, dibawa pergi dari Jerusalem, dibawa pergi dari tanah air mereka, tanah dari leluhur mereka dan sekarang dijadikan kasim di dalam istana para penyembah berhala.

 

Nabi Yesaya pernah berkata kepada raja Hizkia, hamper dua ratus tahun sebelumnya:

Demikian Firman Tuhan kepada Hizkia...

Lihatlah, Sudang tiba waktunya, seluruh isi rumahmu, dan seluruh harta yang telah ditinggalkan serta disimpan oleh leluhurmu sampai saat ini, akan dibawa pergi ke Babel, tidak aka nada yang tersisa, demikianlah Tuhan berkata.

Dan kepada anak-anakmu yang telah engkau lahirkan, yang akan engkau  peranakkan, mereka akan dibawa pergi;

Dan mereka akan dijadikan kasim di dalam istana raja Babel. 

 

Dan kitab Daniel dimulai dengan Daniel: "Dan Nebukadnezar membawa keturunan dari keluarga raja ke dalam istananya." Salah satu dari mereka adalah Daniel. Dan Daniel sudah dikebiri. Ia merupakan cabang yang kering tanpa adanya harapan akan berketurunan, atau keluarga, atau anak, atau putra ataupun putri. Daniel adalah kasim di dalam istana raja penyembah berhala.

 

 Dan ketika komunitas buangan di Babel melihat kepada Daniel,beserta dengan kaum bangsawan dan bunga dari keluarga kerajaan mereka, Saya tidak sanggup Manahan untuk merasakan perasaan yang terjadi diantara orang-orang dari mereka kaum tawanan Jhudi, ada suatu perasaan kasihan yang mendalam atas penderitaan yang datang akibat buah dari dosa-dosa mereka. Orang-orang terbaik mereka, orang-orang terkemuka serta orang-orang yang terberkati dari antara mereka sekarang bekerja sebagai kasim di dalam istana dari seorang raja pemuja berhala.

 

 Dengan latar belakang sebuah perasaan sebuah simpati serta kasih sayang dan pemahaman dan kasihan untuk anak-anak dari keluarga kerajaan, Daniel, mari kita lihat bagaimana para tawanan ini harus melihat kepadanya ketika ia di adili di pengadilan kerajaan. Ada tiga kali, sebagaimana saya membuka Alkitab saya, di dalam Bab kesembilan dari Kitab Daniel, dari ayat yang kedua puluh tiga; dalam Bab ke sepuluh dari Kitab Daniel dari ayat yang ke sebelas; dan dari Bab kesepuluh dari Kitab Daniel dari ayatnya yang ke sembilan belas kalimat-kalimat ini dituliskan: "O Daniel, orang yang dikasihi."

 

Dikasihi oleh Tuhan dan dicintai oleh teman-teman sebayanya sahabat-sahabatnya – dan oleh Yehezkiel, nabi itu sendiri, Daniel memiliki iman terhadap kepercayaan para leluhur ayahnya. Cerita ini dimulai di dalam bab yang pertama dari Kitab Daniel:

 

Tetapi Daniel memiliki tujuan di dalam hatinya bahwa ia tidak akan mencemarkan hatinya dengan daging santapan raja atau dengan anggur yang diminumnya.

 

Ia sangat mengimani Tuhan dari ayah dan leluhurnya dan ia tetap mengimani seluruh perbedaan yang ada, mengenai hokum seremonial Jahudi mengenai suci dan tidak suci. Di negeri asing, dia sama keyakinannya terhadap keimanannya kepada Tuhan sebagaimana ketika ia masih muda di tanah kelahirannya.

 

Yang kedua, Daniel tidak pernah melupakan negerinya, kotanya, dan penduduknya. Di dalam bab yang keenam dari kitab tersebut dari ayatnya yang kesepuluh, ia berkata bahwa ia menekukkan lututnya selama tiga kali sehari serta berdoa dengan jendelanya yang menghadap kea rah Jerusalem. 

 

Saya tidak tahan untuk tidak merasakan serta berpikiran selayaknya mereka para budak dari suku Yehuda dan para tawanan dari Jerusalem – ketika mereka melihat pemuda-pemuda dari kaum bangsawan mereka diadili di pengadilan kerajaan karena memiliki iman kepercayaan terhadap agama dari ayah mereka serta kecintaan mereka terhadap tanah air mereka dan kaum mereka; serta secara terbuka berdoa di depan publik, dengan jendela yang terbuka menghadap ke arah Jerusalem – Saya tidak tahan untuk tidak merasakan bahwa ia memiliki hati yang sangat terpuji, yang diliputi oleh rasa kasih sayang serta pengabdian terhadap kaumnya. Bukan hanya itu, tetapi Daniel merupakan sebuah contoh yang gemerlap atas sebuah kebaikan serta kemurnian dan karakter yang paling sempurna di dalam kehidupan politik negara yang mana telah dipikulnya ketika ia ditawan.

 

Apakah saudara menyadari bahwa lebih dari tujuh puluh tahun, Daniel hidup di dalam cahaya gemerlap dari tatapan publik? Dia unggul di dalam pengadilan raja selam lebih dari tujuh puluh tahun; dan sampai saat ini karakternya sungguh tidak ternoda – kebajikannya tidak terukur. Di dalam Kitab Daniel dari babnya yang keenam ketika mereka yang membencinya karena ia merupakan seorang jahudi yang hina – ditempatkan diatas mereka. Dan kitab tersebut berkata bahwa para pemimpin serta pangeran dari pengadilan Babel mencari kesempatan yang baik untuk melawan Daniel. Dan mereka tidak dapat mendapatkan satu kesempatanpun atau satu kesalahanpun.

 

Pikirkanlah hal tersebut! Dapatkah saudara membayangkan seorang pria di dalam kehidupan politik saat ini di Amerika -  Dapatkah saudara membayangkan seorang pria di dalam kehidupan politik saat ini di Inggris - Dapatkah saudara membayangkan seorang pria di dalam kehidupan politik saat ini di setiap negara yang pernah anda dengar hidup ditengah-tengah tatpan mata publik selama lebih dari tujuh puluh tahun – yang mana untuk Daniel hamper selama Sembilan puluh tahun usianya ketika cerita ini dieritakan di dalam bab yang keenam di dalam Kitab Daniel – selama lebih dari tujuh puluh tahun, hidup di dalap cahaya politik dari sebuah bangsa dan musuh-musuhnya belum berhasil mendapatkan satu kesalahan saja dari dirinya! “Sebegit banyak layaknya keimanannya, tidak ada satu kesalahanpun atau kekuranganpun didapatkan daripadanya." Sungguh seorang manusia yang unggul, manusia yang luar biasa Daniel ini, rekan dari Yehezkiel. 

 

Sekarang mari kita satukan pikiran saya dengan pikiran saudara. Lihat, jika Daniel Nampak agung, jika Daniel tampak agung di dalam politik, dan di dalam kepintaran dan di dalam filosofi, dan di dalam kehidupan orang-orang Chaldea dari pengadilan mana yang ia ikuti, jika Daniel tampak agung di Babel dan di dalam pengadilan raja, pikirkan, pikirkan, betapa lebih agungnya ia tampak, tetap di mata serta di dalam cinta kasih serta di dalam pengabdian dari orang-orang yang terhina serta dari tawanan yang diperbudak. Dapatkah saudara merasakan hal tersebut? Orang-orang ini beserta dengan keluarga mereka dibawa pergi ke negeri asing untuk kemudian melayani sebagai budak. Dan di dalam masa perbudakan mereka, keterpurukan mereka, kekalahan mereka serta perjuangan mereka, pikirkan betapa mereka harus memandang kea rah perwakilan mereka, di sana di dalam pengadilan kerajaan. Ia berdiri di antara mereka dan penindasan mereka yang terburuk.

 

Yang harus anda lakukan adalah anda harus membaca cerita mengenai Haman dan Mordekhai, serta Ester pada saat mjenghadapi pengadilan raja Persia, untuk mengetahui betapa menyedihkan nasib para budak tersebut dihadapan perilaku dari seorang pemuja berhala. Dan bagaimana mereka harus memandang dan dengan penuh penghormatan kepada perwakilan mereka di pengadilan raja tersebut. Dan, jika mereka memiliki pengharapan untuk dapat kembali ke tanah air leluhur mereka ke Yehuda dan Jerusalem, pikirkan betapa mereka harus menemukan bahwa ada harapan pada Daniel dan campur tangannya.

 

            Saudara-saudara yang terkasih. Saya hanya mencoba mengatakan bahwasanya ketika Yehezkiel, nabi Tuhan, berkata kepada kaum buangan tersebut, ketika Yehezkiel berkata kepada kaumnya serta menyinggung Nuh serta menyinggung Ayub, apapun yang dimaksudkan oleh Nuh dan Ayub terhadap kaum miskin dan budak-budak buangan tersebut, saya hanya mengatakan bahwa saya pikir yang dimaksud oleh Daniel lebih – walaupun ia hanya seorang sahabat dan hidup di zaman dan waktu yang sama dengan mereka. Dn untuk menyinggung nama Nuh dan Ayub, serta menempatkan nama Daniel ditengah-tengah mereka sama sekali tepat, pantas serta dapat dimengerti.

 

            Saya pikir saya dapat melihatnya, bagi para budak-budak tawanan, Daniel merupakan sebuah cahaya; sebuah harapan, ia merupakan sebuah jaminan. Bagi mereka Daniel, berarti lebih dari sosok lainnya di dalam sejarah kehidupan. Dan saya tidak berbohong terhadap pemikiran ketika saya menuliskannya selama berabad-abad. Daniel itu agung dan merupakan seorang yang terkenal di seantero dunia atas kebijaksanaannya di masa hidupnya.

 

Di dalam Kitab Yehezkiel bab yang ke dua puluh delapan, ketika berkata kepada pangeran dari negeri Tirus Tuhan berfirman: “Saudara pikir saudara lebih bijaksana daripada Daniel."  Saudara harus ingat bahwa suku Chaldea – orang Babel – dimana suku Chaldea memiliki reputasi sebagai orang yang paling bijaksana di dunia. Dan kaum Chaldea telah ditempatkan dan hanya tinggal nama dengan apa kebijaksanaan mereka dalam ilmu ketatanegaraan, ilmu pengetahuan, astrologi, astronomi dalam ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan. Seorang “Chaldea”, untuk mengacu namanya, mengacu kepada seseorang yang bijaksana.

 

            Dan selama abad-abad ini, sebutan bijaksana tidak pernah berkurang. Misalnya, di dalam Injil Matius, cerita tersebut dimulai seperti ini:

 

Dan ketika Yesus lahir di Betlehem … (lihatlah, kedatangan suku Chaldea), (lihatlah kedatangan suku Magi, lihatlah kedatangan (dan menurut yang diterjemahkan dari versi Raja James yang saya khotbahkan) – datang orang-orang bijak dari Timur ke kota Jerusalem. Dan berkata “Dimanakah Dia, seorang Raja orang Jahudi yang baru lahir itu?"

 

Orang-orang ini, orang dari Suku Magi: dan Daniel memimpin perkumpulan dari Magi tersebut, mereka dari suku Chaldea selama lebih dari dua puluh tahun ketika Yehezkiel menuliskan nubuat ini. Dan untuk menggunakan Daniel sebagai suatu contoh dari kearifan Tuhan serta sosok sebagai negarawan yang tinggi bersatu dalam suatu hal yang sesuai dan teratur; dan saya mengatakan yang telah dilanjutkan selama beberapa abad ini. Lalu kemudian ada Daniel, Seorang kekasih, bijaksana, diurapi oleh Tuhan. Di masa Makabee, di dalam cerita dari Mattathias, yang bangkit bersama-sama dengan anaknya melawan peuja berhala, Antiokhiaus Epiphanes- di masa pendeta Modin, Mattathias, terbaring sekarat, ia memanggil anak-anaknya di sekelilingnya serta memberikan kuasa kepada mereka untuk meneruskan iman kepercayaan dari ayah leluhur mereka. Dan di saat terakhir, ia menggunakan contoh dari seorang Daniel, pada pengabdian serta keimanannya kepada Tuhan.

 

           Dan alasan sehingga saya meminta saudara membaca bab yang ke sebelas dari Kitab Ibrani, pada ayat-ayat yang terakhir ketika penulisnya menyebutkan nama para pejuang iman, ia mengacu pada nama Daniel: "Yang karena keimanannya membungkam mulut singa." Dan, sampai pada saat ini, nama dari Daniel mewakili dari seluruh sikap yang bersemangat dan baik dan suci serta bijaksana. The Merchant of Venice, Shakespeare, Daniel merupakan lambang atau ringkasan dari kebijaksanaan serta keadilan. Dan di dalam perpustakaan saya, saya memiliki sebuah buku modern yang berjudul: Dare To Be A Daniel (Berani menjadi Daniel).

            Saya hanya mengatakan apapun yang dikatakan oleh kaum Liberal dan kritikus mengenai ketidak mungkinan, psikologis dan dalam segala cara dari nabi Yehezkiel menyebut teman sebaya dengan sebuah berkat dari zaman yang sudah berlalu – saya hanya mengatakan bahwa Yehezkiel harus menyebut nama Daniel sejajar dengan Nuh dan Ayub serta yang berharga lainnya di masa lalu, bersama-sama secara teratur. Sungguh suatu ketegasan. Sangat cocok. Sungguh suatu keagungan Tuhan! 

 

Hanya satu bukti yang lain dari suatu kebenaran sejati yang salng mengikat dari keseluruhan Alkitab ini. Dari yang pertama sampai pada yang terakhir, dari awal hingga ke ujungnya, dan demikianlah hendaknya bagi kita kebenaran Tuhan sampai pada kedatangan kembali Tuhan Yesus yang diurapi dan suci. Inilah iman dan tanggung jawab serta kepercayaan dan juga rasa syukur kita kepada Tuhan kita yang meletakkan buku yang diberkati dan suci ini ke dalam tangan mereka.

 

Sekarang, kita harus menyanyikan pendekatan kita. Dan kepada saudara, sanak keluarga saudara untuk memberikan diri saudara kepada Yesus: "Pastor, inilah istri saya dan inilah anak-anak kami. Seluruhnya kami datang pada hari ini." Pada catatan pertama dari bait yang pertama, datang dan berdiri di samping saya. Atau sepasang dari antaramu, atau saudara sendirian, atau seseorang daripadamu – tatkala kita menyanyikan lagu kita, - tatkala kita melakukan pendekatan, datanglah sekarang. Putuskanlah sekarang untuk dirimu, tepat disana dimana engkau sedang duduk sekarang, putuskan sekarang: "Saya akan memberikan hidupku kepada Tuhan. Saya akan meletakkan hidupku di dalam persekutuan dari gereja terkasih ini – di sini dengan orang-orang yang mulia ini, saya akan berdoa dan datang serta bekerja dan melayani dan mendengarkan suara Tuhan kepada saya serta rumah dan keluarga saya."

 

Dan ketika kita mulai bernyanyi, ketika anda mulai berdiri, bangkit dan datanglah. Di dalam lingkaran balkon: "Inilah saya, Pendeta, saya datang." Pada lantai yang lebih rendah dan disini sampai ke depan: "Inilah saya, Pendeta, Sya melakukannya pagi ini." Datang dan lakukanlah sekarang! Di baris pertama dari bait yang pertama, datanglah sekarang – sembari kita bernyanyi.