DATANGNYA KRISTUS

(THE COMING CHRIST)

 

Dr. W. A. Criswell

 

Daniel 7:9-14

01-23-72

 

 

Di radio dan di televisi, saudara-saudara sedang mengikuti kebaktian dari gereja First Baptist Church di kota Dallas. Ini adalah pendeta yang membawakan warta yang diberi judul, DATANGNYA KRISTUS atau CAMPUR TANGAN YANG AGUNG.  Di dalam pelajaran kita mengenai kitab Daniel, kita sedang berada di dalam pasal yang ketujuh. Dan di tengah-tengah pasal yang ketujuh itu, di tengah-tengah penglihatan tentang pembersihan sejarah umat manusia itu, dia melihat datangnya Kristus.

 

“Sementara aku terus melihat, takhta-takhta diletakkan, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya; pakaianNya putih seperti salju dan rambutNya bersih seperti bulu domba, kursiNya dari nyala api dengan roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar; suatu sungai api timbul dan mengalir dari hadapanNya; seribu kali beribu-ribu melayani Dia, dan selaksa kali berlaksa-laksa berdiri d hadapanNya. Lalu duduklah Majelis Pengadilan dan dibukalah Kitab-kitab. Aku terus melihatnya, karena perkataan sombong yang diucapkan tanduk itu; aku terus melihatnya, sampai binatang itu dibunuh, tubuhnya dibinasakan dan diserahkan kedalam api yang membakar. Juga kekuasaan binatang-binatang yang lain dicabut, dan jangka hidup mereka juga ditentukan sampai pada waktu dan saatnya. Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia; datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan ia dibawa kehadapanNya. Lalu diberikan kepadanya kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja, maka orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan musnah.  

[Daniel 7:9-14].

 

Di dalam pasal yang ketujuh dari kitab Daniel, seperti di dalam pasal yang kedua dari nubuat itu, Tuhan memberikan kepadanya di dalam pengartian serta di dalam penglihatan, seluruh kisah sejarah umat manusia sampai pada akhir zaman. Di dalam pasal yang ketujuh, ia melihat bangsa-bangsa di dunia seperti binatang yang ganas, buas dan pemakan daging. Di sana ada singa, sebagai binatang yang pertama. Kemudian ada beruang sebagai binatang yang kedua. Lalu ada macan tutul sebagai binatang yang ketiga. Dan ada binatang yang tidak digambarkan dengan gigi besar yang terbuat dari besi, itulah binatang yang keempat. Sesudah itu, tidak akan ada lagi kekuasaan seluruh dunia, tidak ada lagi kekaisaran seluruh dunia. Akan tetapi kerajaan-kerajaan itu telah terpecah menjadi beberapa negara yang terpisah, dilambangkan di dalam pasal yang kedua sebagai kesepuluh jari kaki dari sebuah patung yang besar, dan di dalam pasal ini, pasal yang ketujuh, dilambangkan dengan sepuluh buah tanduk yang datang terpisah, beraneka ragam, anti Kristus yang akan menjadi diktator dunia untuk yang terakhir kali. Sekarang di tengah-tengah nubuat itu arah dari sejarah manusia, ia melihat datangnya Tuhan. Dan Dia datang sebagai suatu penempatan ke dalam, sebagai campur tangan, sebagai malapetaka dan sebagai peubahan besar, di dalam kejapan mata, seperti kilatan petir yang menyambar di angkasa. Di dalam penyingkapan tentang kedatangan Tuhan kita, ada beberapa segi masalah yang digambarkan secara dramatis dan begitu hidup di sini di dalam ayat-ayat yang baru saja saya bacakan ini. Dan saya akan membicarakannya sekarang.

 

Yang pertama, kedatangan Kristus bersifat menghakimi. “Lalu duduklah Majelis Pengadilan dan dibukalah Kitab-kitab.” Di dalam pasal yang kelima kitab Yohanes, kepada kita telah diberitahu bahwa “Bapa tidak menghakimi siapapun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak: . . .” [Yohanes 5:22]. Ketika Kristus datang, kemudian, hal itu akan mengisyaratkan berkumpulnya bangsa-bangsa dan orang-orang dari muka bumi ini: “Lalu duduklah Majelis Pengadilan dan dibukalah Kitab-kitab” [Wahyu 20:12]. Suatu hari nanti semua kita akan berdiri di hadirat Allah yang Maha Kuasa. Dan dekatnya kita kepada waktu itu sedekat hari kita dengan kematian kita. Semua kita bergerak ke arah hal yang berukuran sangat luas itu. Para astronom mengatakan seluruh jagad raya dengan cepat bergerak melalui angkasa. Bergerak ke mana? Kepada yang terutama, yang terakhir, pertemuan dengan Tuhan. Semua kita terjaring di dalam sejarah. Takdir kita berada di sana. Kita telah dikuburkan di planet ini, dan takdir dan sejarah. Dan planet itu sendiri bergerak ke arah penyempurnaan zaman besar yang terakhir, hari penghakiman dari Allah Yang Maha Kuasa. Betapa berbedanyapun jalan kita di sini, mereka akan berkumpul pada suatu pusat umum ketika kita berdiri di hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa. Bayi yang ada di dalam ayunan itu menjangkaukan tangannya yang mungil kepada Penghakiman Tuhan yang Agung. Para pemuda itu melangkah dengan tapak elastis ke arah Penghakiman Tuhan yang Agung. Orang tua itu berjalan terhuyung-huyung dengan tongkat berjalannya jatuh ke arah Penghakiman Tuhan yang Agung. Orang kaya itu yang datang dengan mengendarai perlengkapan yang luar biasa berkendara ke arah Penghakiman Tuhan yang Agung. Orang yang malang itu yang memakai pakaian yang compang-camping, tidak berkasut, berjalan mengarah kepada Penghakiman Tuhan yang Agung.

 

Umat Kristen, dengan nyanyian di bibirnya dan memuji di dalam hatinya, sedang berziarah kepada hal yang berukuran besar itu. Dan orang yang tersesat itu, melakukan meskipun roh kasih, berjalan di bawah kaki darah perjanjian dengan mana Kristus di dikuduskan, bergerak ke arah hari penghakiman dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Semua kita akan berdiri di hadirat Tuhan, suatu hari nanti. “Lalu duduklah Majelis Pengadilan dan dibukalah Kitab-kitab.” Di dalam pasal yang kedua puluh dari kitab Yehezkiel, ada penghakiman atas Israel – keluarga terpilih Tuhan. Di dalam pasal yang kedua puluh lima dari Injil Meteus merupakan ramalan tentang penghakiman atas seluruh bangsa lain di muka bumi ini. Dalam pasal yang kelima dari kitab Surat yang kedua untuk Jemaat di Korintus menggambarkan penghakiman dari umat Kristen yang akan berdiri di depan bema Kristus. Dan di dalam pasal yang kedua puluh dari Wahyu, disana digambarkan takhta pengadilan putih yang besar sebelum mana orang-orang yang tersesat itu muncul. Semuanya kita suatu hari nanti akan berdiri dihadapan kursi pengadilan Tuhan yang Maha Kuasa. “Lalu duduklah Majelis Pengadilan dan dibukalah Kitab-kitab.”

 

Ada tiga buah kitab yang kekal. Yang pertama adalah Alkitab: “Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, tetapi Firman Allah kita tetap untuk selama-lamanya.” [Yesaya 40:8]. Langit dan bumi akan berlalu, akan tetapi Firman Tuhan tidak akan pernah berlalu. Kitab kedua yang tetap untuk selama-lamanya adalah Kitab Hukuman. Di dalam kemuliaan di atas sana, ada seorang malaikat yang sedang mencatat. Dan di dalam lembaran-lembaran kitab tersebut, ada tertulis seluruh perbuatan di dalam hidup kita. Dan ketika kita berdiri pada kursi pengadilan Kristus, kita akan mendapat ganjaran menurut apa yang telah kita lakukan di hari-hari daging kita. Kitab yang ketiga yang tetap sampai selama-lamanya adalah Kitab Kehidupan Anak Domba. Dan di dalam lembaran-lembaran kitab itu tertulis nama-nama mereka yang mewarisi keselamatan. “Di dalam halamannya itu, terang dan nyata, apakan nama-nama kita tertulis di sana?” “Lalu duduklah Majelis Pengadilan dan dibukalah Kitab-kitab.”

 

Bukan hanya kedatangan Kristus saja yang bersifat penhakiman, akan tetapi kedatangan Tuhan kita juga bersifat seribu tahun. Tidak pernah dijelaskan dengan jalan yang lain di dalam Alkitab. Dan jika saudara-saudara sekalian mengajar tentang Alkitab, demikianlah yang akan saya ajarkan. Selalu ada tentang kedatangan Kristus dan penetapan kerajaan tersebut. Tidak pernah penetapan kerajaan itu lalu kemudian kedatangan Kristus. Kerajaan seribu tahun dan bukan permulaan yang mengantarkan di dalam kedatangan yang penuh dengan kemuliaan dari Tuhan kita Yang Maha Besar dan Juru Selamat. Akan tetapi lebih baik Tuhan Yesus merupakan Matahari dari orang-orang yang beriman, yang terbit di atas kaki langit dan melimpahi dunia ini dengan kemuliaanNya yang tidak terbendung dan tidak berkurang. Selalu demikian adanya. Yang pertama, kedatangan dari Yang Lanjut Usianya. Kemudian seribu kali beribu-ribu yang datang melayani Dia. Yang pertama kedatangan Anak dengan awan-awan dari langit, dan kepadanya diberikan kekuasaan dan kemuliaan dan sebuah kerajaan. Ada sebuah patung yang besar dan dibawah ada sepuluh jari kaki, diremukkan oleh sebuah batu, yang terungkit lepas tanpa perbuatan tangan manusia. Dan disana pertumbuhan batu tersebut kemudian memenuhi bumi ini, kerajaan Tuhan. Selalu demikian.

 

Tidak ada yang memisahkan kita dengan Kristus. Tidak ada campur tangan antara kita dengan datangnya Tuhan. Kita tidak mencari kesesakan, atau pertempuran di Armageddon, atau perkembangan di dalam susunan sosial dari kehidupan nasional, atau sebuah sistem dimana orang-orang akan akan merasa gembira di dalam penderitaan mereka, di dalam kesusahan mereka, atau gairah dalam doa demi perdamaian. Lebih baik daripada, kita melihat kepada Tuhan kita dan Juru Selamat kita yang Agung, Tuhan Yesus. Bahkan ketika Paulus menuliskan di dalam Filipi 3:20: “Karena kewargaan kita adalah di dalam surga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juru Selamat.” Selalu di dalam Alkitab, kedatangan Kristus adalah pre – milenium. Yang pertama, Juru Selamat dan kemudian penetapan kerajaan tersebut.

 

Bukan hanya kedatangan Kristus yang bersifat penghakiman, bukan hanya pra-milenium, akan tetapi juga bersifat campur tangan. Hal itu merupakan penempatan Tuhan di dalam sejarah umat manusia. Jika ada sesuatu hal yang diajarkan oleh nabi kepada kita, hal inilah itu, bahwa pemulihan umat manusia tidak pernah ditemukan di dalam dirinya sendiri. Akan tetapi ditemukan di dalam suatu kekuataan yang melebihi dirinya sendiri, di luar dari dirinya sendiri, di atas dirinya sendiri. Dan kekuataan itu selalau berada di dalam Tuhan. Dan di dalam nubuat tentang kesudahan zaman, selalu merupakan campur tangan Kristus di dalam sejarah umat manusia, kedatangan Tuhan dari surga turun ke bumi. Isalnya, di dalam penglihatan ini dia melihat, dia berkata, aku melihat pemandangan yang luas atas sejarah umat manusia dan kemudian “Lalu duduklah Yang Lanjut Usianya; pakaianNya putih seperti salju dan rambutNya bersih seperti bulu domba, kursiNya dari nyala api dengan roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar; suatu sungai api timbul dan mengalir dari hadapanNya; seribu kali beribu-ribu melayani Dia” [Daniel 7:9-10]. Di sana ada arah dari sejarah umat manusia sampai kepada hari perubahan agung yang terakhir itu. Dan selalu, merupakan campur tangan di dalam sejarah umat manusia yang membawa perbaikan kepada umat manusia.

 

Demikanlah di sini. Binatang-binatang yang besar ini, yang melambangkan bangsa-bangsa dan kerajaan-kerajaan di muka bumi ini, mereka memerintah dan mereka mengikuti jalan mereka di dalam sejarah, akan tetapi orang-orang suci dari yang paling tinggi, akan mengambil kerajaan-kerajaan itu dan akan memilikinya untuk selama-lamanya. Bagaimana saudara-saudara sekalian menerimanya? Bagaimana kisah iu berubah dari bersifat kebumian kepada yang bersifat kesurgawian? Bagaimana zaman dari bangsa-bangsa selain bangsa Yahudi berubah menjadi milik dari orang-orang suci? Bagaimana pemerintah yang jahat tiba-tiba dibuat menjadi jinak dan domestik, penuh dengan kedamaian dan kesukacitaan? Hal yang demikian tidak datang dari bangsa itu sendiri. Atau aliran sungai manusia itu sendiri, tetapi selalu datang sebagai sebuah campur tangan dari Tuhan. Dan di dalam kitab suci selalu merupakan kedatangan Tuhan kita untuk yang kedua kalinya. Tanpa pengecualian, para rasul dan nabi dan penglihatan suatu penyingkapan memberikan jalan dari sejarah umat manusia sebagai mana berlanjut, penuh dengan pembunuhan dan darah serta kesusahan dan kesengsaraan dan kematian, sampai campur tangan untuk sebuah perubahan besar dari Kristus dari surga. Alasan untuk itu bagi saya, terpisah jauh dari Alkitab, merupakan hal yang paling sederhana dan eksplisit. Kita tidak berdaya sebelum penyelenggaaan hidup yang meliputi kita. Kita tidak memiliki kekuatan untuk melawan mereka. Kematian – Tuhan menyebut kematian sebagai musuh. Kematian adalah sebuah akhir. Dan kita begitu tidak berdaya dihadapannya. Abraham berkata kepada putra dari Het, juallah kepadaku gua Makhpela sebagai tempat kuburan miliknya [Kejadian 23:9]. Siapa kematiannya? Adalah istrinya yang tercinta Sarah.  Dan dia berkata, supaya aku boleh menguburkan yang matiku dari depan penglihatanku. Siapa yang dapat membangkitkan yang mati? Tidak ada pada kita. Hanya oleh kekuasaan Tuhan saja. Jika ada kebangkitan, maka hal itu datang karena adanya campur tanan dari surga. Kematian kita berada di dalam kesalahan dan di dalam dosa. 

 

Siapa yang dapat membangkitkan roh kita? Siapa yang dapat memberikan sebuah lahir baru kepada kita? Tidak pernah dari dalam diri kita sendiri. Kita telah tersesat dan terjatuh. Jika kita lahir kembali, jika kita diselamatkan, jika kita telah diampuni, maka harus ada penempatan ari Tuhan. Tuhanlah yang dapat melakukannya. Jadi di dalam aliran sejarah umat manusia tidak ada indikasi di dalam ribuan tahun sejarah, dari peradaban, dari kebudayaan, dari pengembangan kehidupan umat manusia, tidak ada indikasi bahwa kita menjadi semakin lebih baik dan lebih baik lagi. Malah, kita mempertukarkan sebuah tongkat dan kapak dari batu sebagai senjata yang jatuh meenimpa semua kita dari langit di dalam ketakutan. Daripada seorang manusia menipu manusia yang lainnya dengan menggunakan perkataan dari mulut, sekarang kita memiliki sebuah jejaring yang besar dengan mana setiap bangsa menipu bangsa yang lain. Bagaimana aliran dari umat manusia pernah bangkit terhadap perdamaian dan sukacita atau kebahagiaan dan keberkatan? Emua terletak di dalam campur tangan Tuhan. Dan tanpa pengecualian, ada pesan kenabian dari kitab suci. Pemulihan umat, perbaikan umat manusia, pengharapan agar kita mendapatkan dunia yang lebih baik, tidak pernah bangkit dari uhan dan diekspresikan di dalam penampakan Tuhan yang agung dan penuh kejayaan. Ini adalah apa yang disebit oleh rasul Paulus dengan “Harapan yang diberkati itu”  [Titus 2:13]. Bahwa akan muncul tanpa pemberitahuan, tanpa gembar-gembor, akan muncul secara tiba-tiba, seperti sebuah kilat yang membelah pertengahan langit, akan muncul secara tiba-tiba Anak manusia dari langit, menempatkan diri di dalam sejarah umat manusia. Menetapkan kerajaan Allah. “Lihatlah, ia yang datang dengan awan-awan” [Wahyu 1:7]. Dan di dalam penglihatan itu ada seseorang seperti Anak manusia yng datang dengan awan-awan dari langit. Dan diberikan kepadanya kekuasaan dan kemuliaan dan kerajaan. Ditetapkan oleh Tuhan sendiri dan bukan oleh manusia yang jenius.

 

Ketika Tuhan bedriri di depan imam tinggi dan diadili di depan Sanhedrin, imam tinggi itu memaksa dia untuk bersumpah dan berkata, “Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah, atau tidak.” [Mateus 26:63]. Dan di dalam sumpah jawaban  dari Tuhan adalah begini: “Engkau telah mengatakannya. Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit.” [Mateus 26:64]. Di sana Tuhan mengutip penglihatan ini di dalam pasal yang ketujuh dari kitab Daniel. Ah, sungguh suatu hal yang berkelimpahan dan menakjubkan serta luarbiasa. Dia yang telah dipandang rendah dan ditolak, diludahi dan dicemooh, dipakukan di kayu salib diantara orang jahat. Dia akan datang di dalam kemuliaan dan kekuasaan. Saya fikir demikianlah mengapa rasul Yohanes, ketika ia menuliskan nats dari kitab Wahyu tersebut: “Lihatah, Ia datang dengan awan-awan, dan setiap mata akan melihat Dia, juga mereka yang telah menikam Dia, dan emua bangsa di bumi akan meratapi Dia. Ya, Amin.” [Wahyu 1:7]. Yohanes berdiri pada hari itu di depan kayu salib. Dia melihat kesedihan, wajah yang sedih, serta ucapan-ucapan yang penuh dengan cemoohan, dan kerasnya hati tentara Romawi, dan mereka yang memperolok Dia. Dan dia mengatakannya bahwa suatu hari nanti, padakursi penghakiman Tuhan yang agung, mereka-mereka yang menyalibkan Kristus, yang memperolok Dia, mereka akan dipaksa untuk menghadapiNya - “juga mereka yang telah menikam Dia.” Dan keluarga-keluarga di bumi ini yang akan meratap karena Dia. Mereka yang melihat kepada sumber-sumber pengharapan yang lain, kepada sumber-sumber keselamatan serta perubahan yang lain akan tetapi tidak melihat kepada Tuhan, ketika Alkitab mengatakan, dan kitab-kitab suci mengatakan, bahwa seluruh pengharapan untuk sebuah hari esok yang lebih baik terletak pada campur tangan Kristus dari surga.

 

Bukan hanya kedatanganNya bersifat penghakiman, dan bukan saja sebagai pra – milenium, dan bukan saja hanya sebagai campur tangan, kedatangannya dari atas, secara tiba-tiba, membawa perubahan besar, datangnya Tuahan dari surga – akan tetapi juga penuh dengan kejayaan. Fikirkan tentang kompleksitas yang berbeda dari kerajaan seribu tahun ini. Di dalamnya, para malaikat, orang-orang yang telah ditebus, orang-orang suci dari Perjanjian Lama, orang-orang suci dari Perjanjian Baru, semuanya mereka berada di dalamnya. Akan tetapi orang suci dari yang paling Tinggi akan mengambil kerajaan itu dan akan memilikinya untuk selama-lamanya. An lalu datanglah Yang Lanjut Usianya itu, penghakiman telah diberikan kepada orang kudus Yang Mahatinggi. Dan pada waktu mereka seharusnya menguasai kerajaan itu – dan kerajaan itu serta kekuasaan itu dan keagungan dari kerajaan dari surgawi tersebut, akan diberikan kepada manusia, dari orang-orang suci dari yang Mahatinggi yang mana kerajaanNya merupakan kerajaan yang kekal untuk selama-lamanya.

 

Pikirkanlah tentang keaneka ragaman di dalamnya. Dan di dalam ayat serta di dalam penglihatan, ia mengambarkan beberapa dari keaneka-ragaman itu, yang bebeda-beda itu. Perama-tama saya akan memikirkan tentang penciptaan itu. Kelahiran dan penciptaan ini, betapa aneka ragamnya semua itu. Ada langit di atas kita dan bumi di bawah kita. Ada bintang-bintang serta bulan dan matahari. Ada burung-burung di padang rumput. Ada daun-daun yang berguguran, yang menyeimuti pepohonan. Ada iar di daratan. Ada siang dan ada malam. Di sana ada musim. Di sana ada beraneka ragam warna dan suara serta dimensi. Tidak ada dua lembar daun yang sama dari milyaran yang gugur ke permukaan bumi. Tidak ada dua kepingan salju yang serupa. Fikirkan tentang keanekaragaman dari Tuhan di dalam penciptaan yang agung ini.

 

Kemudian tidak lebih kurang terhadap keanekaragaman, kompleksitasnya, daripada keanekaragaman di dalam kerajaan seribu tahun dalam penciptaan yang baru ketika Kristus akan datang kembali. Beberapa dari hal ini diucapkan di dalam teks, di dalam penglihatan, dan di dalam Alkitab. Misalnya, di dalam kerumitan kerajaan tersebut, keduanya sebagai kemalaikatan dan kemanusiaan, Semuanya mereka, dan semuanya bercampur dan semuanya mendapatkan satu bagian dan semuanya memuji Tuhan Juru Selamat. Di dalam pasal yang kelima dalam kitab Wahyu misalnya, ada empat zoa, yang sedang memuji-muji Tuhan, keempat kerubim, yang melambangkan penciptaan. Di sana, memuji Tuhan di dalam kerajaan seribu tahun itu, disana saudara-saudara sekalian akan melihat kedua puluh empat orang tua-tua, kedua belas kepala keluarga dan kedua belas murid-murid Yesus. Di sana saudara-saudara sekalian akan menemukan banyak sekali makhluk-makhluk di atas banyak malaikat. Dan di sana saudara-saudara akan menemukan orang-orang yang telah menadapat penebusan, yang dibawa oleh darah dari segala zaman, berbaur bersama-sama di dalam kerajaan Kristus, sambil bernyanyi, “Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan dan hikmat, dan kekuatan dan hormat, dan kemuliaan dan puji-pujian.” [Wahyu 5:12].  Ah, pikirkanlah hal tersebut. Malaikat-malaikat serta roh-roh surgawi tidak memandang remeh kepada kita dan melihat kita sebagai saudara kandung mereka, walaupun kita begitu miskinnya serta rendahnya, terbuat dari debu dan tanah. Apa yang bisa lebih indah dan lebih berharga dari pasal yang kedua puluh dua dari kitab Wahyu, ketika Yohanes telah melihat melalui malaikat sebuah penglihatan tentang penyempurnaan zaman, dan melihat kepada penglihatan-penglihatan itu, ia menjatuhkan diri di kaki malaikat itu untuk menyembah dia. Dan malaikat itu menjawab, “Janganlah berbuat demikian! Aku adalah hamba, sama seperti engkau dan saudara-saudaramu, para nabi dan semua mereka yang menuruti segala perkataan kitab ini. Sembahlah Allah!” [Wahyu 22:9].  Malaikat itu tidak meremehkan menyamakan diri dengan kita sebagai sesama hamba di dalam kerajaan agung dan mulia serta kota dari Juru Selamat kita.

 

Kerumitan, keanekaragaman, Bukan hanya itu, akan tetapi bangsa-bangsa serta suku-suku bangsa yang ada di sana. Ah, apa yang telah dibuat Tuhan di dalam mengumpulkan semua orang yang saling berbagi kerajaan tersebut. “Lalu diberikan kepadanya kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja, maka orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya.” [Daniel 7:14]. Di dalam kerajaan dari Kristus kita, saudara akan menjadi saudara. Dan saya akan menjadi saya. Dan kita akan menjadi kita. Jika hal tersebut tidak benar, maka kebangkitan serta pemuliaan itu tidak ada artinya sama sekali. Jika bukan saya yang dibangkitkan, jika bukan saya yang dipermuliakan, jika bukan saya yang berada di dalam kerajaan itu, maka kebangkitan itu tidak memiliki arti apa-apa. Jika hal itu menunjukkan kepada sesuatu hal yang lain, jika ada orang yang lain, jika ada kesatuan yang lain, jika ada orang yang lain lagi dan bukan saya, maka kebangkitan itu telah kehilangan artinya. Dan Firman itu tidak memiliki janji sama sekali. Akan tetapi jika kebangkitan memiliki sebuah arti, harusnya saya yang seharusnya dibangkitkan. Adalah saya yang merasakan dan menyadari serta mengetahui, yang mencintai. Adalah saya yang dibangkitkan. Kita tidak akan menjadi gumpalan dan gumpalan. Saudara akan menjadi saudara. Dan kita akan berada di dalam kerajaan itu, orang-orang yang mengasihi Tuhan. Dan bangsa itu. Ketika bunga berbeda dengan bunga, seperti bintang yang berbeda dengan bintang, begitu juga dengan negara dan bangsa yang akan berbeda dari negara dan bangsa. Bangsa-bangsa itu akan berada di sana. Masing-masing, seperti yang dikatakan oleh Alkitab akan dibawa ke dalam kota yang megah dan terhormat dari sejarahnya. Bangsa-bangsa itu akan berada di sana.

 

Bukan hanya orang dan bangsa-bangsa, akan tetapi juga dengan bahasa-bahasa. Saya menyadari bahwa sebagian dari kutuk adalah perpecahan dari satu bahasa yang umum. Akan tetapi kebalikan dari kutuk tersebut tidak berarti bahwa kita akan memiliki hanya satu bahasa saja dengan apa kita berbicara. Lebih baik daripada hal itu berarti setiap bangsa memiliki masing-masing bahasa, masing-masing bangsa dapat memahami setiap bangsa yang lain. Keajaiban dari Pentakosta bukan terletak pada kemampuan mereka berbicara antara satu sama lain dengan satu bahasa, akan tetapi keajaiban dari Pentakosta adalah setiap orang dapat memahami bahasa apapun pesan itu diberikan. Demikianlah akan terjadi di dalam kerajaan Juru Selamat kita, setiap orang berbicara dengan menggunakan bahasanya sendiri akan tetapi semua kita akan memahaminya. Apa yang menjadi bahasa di surga? Bahaa Spanyolkah? Bahasa Italiakah? Bahasa Inggriskah? Bahasa Yunanikah? Bahasa Latinkah? Akan menjadi semua bahasa tersebut. Tuhan kita berbicaraq kepada Saulus ketika berada di dalam perjalanan ke Damaskus di dalam bahasa Ibrani. Di zaman kedagingan-Nya, Dia berbicara dengan menggunakan bahasa Aram. Bahasa-bahasa – semua kita akan berbicara dengan menggunakan bahasa kita sendiri dan semua kita akan memahami setiap orang lain. Di dalam kerajaan tersebut ada banyak sekali orang, akan tetapi dengan satu sentimen yang sama. Ada banyak sekali bangsa, akan tetapi hanya satu Tuhan. Dan akan banyak sekali bahasa akan tetapi hanya satu pemahaman yang harmonis. Nantinya akan seperti sebuah orkestra yang indah Tidak semuanya suara dari biola. Tidak semuanya suara dari suara desauan angin. Tidak semuanya berupa instrumen perkusi. Di dalam sebuah orkestra, semua instrumennya membuat sumbangan yang luarbiasa – masing-masing instrumen. Jadi di dalam kerajaan Juru Selamat kita. Setiap orang mendapatkan bagiannya masing-masing untuk disumbangkan. Setiap orang membawa sebuah kemuliaan kedalamnya, setiap negara, setiap negeri, setiap bahasa, setiap orang, setiap berkat, saudara-saudara sekalian. Dan tanpa saudara-saudara, semuanya hanya berupa kekosongan belaka.

 

Dan satu hal yang lain. Di dalam keanekaragaman itu, juga ada yang bukan sifat perusak. Sama seperti sekarang, begitu banyak orang-orang berkulit hitam yang begitu membenci orang-orang berkulit putih. Begitu sering orang-orang miskin yang dengki terhadap orang-orang yang makmur. Begitu sering bangsa-bangsa rakus dan iri hati. Dan mereka memiliki rasa benci dan pemerkosaan dan perampokan serta penghancuran, dan menindas bangsa lain. Begitu sering keanekaragaman di dalam keluarga manusia membawa kesengsaraan serta pertentangan dan perbedaan. Akan tetapi di dalam kerajaan Tuhan, keanekaragaman itu sifatnya tidak merusak. “Serigala akan tinggal dengan anak domba” – keduanya akan berada di sana - “macan tutul itu akan berbaring dengan anak kambing” – keduanya akan berada di sana - “singa akan memakan jerami seperti seekor lembu jantan” [Yesaya 11:6]. Dia akan berada di sana. Semua kecantikan dan bentuk asli dari taman eden. Tidak ada binatang yang dibuat sebagai pemakan daging, memakan binatang yang lain. Akan tetapi sema dengan sebagaimana awalnya, di dalam ketenangan domestik. Perbedaan seluruh penciptaan, akan bergerak di dalam pola tersebut, dan kehendak, dan rencana serta kemulian Tuhan. “Tidak ada yang berbuat jahat atau yang berlaku busuk, di seluruh gunungku yang kudus” [Yesaya 11:9]. 

 

Peradaban di dalam sejarah kembali sekitar enam ribu tahun sebelum Masehi. Bukankan aneh? Demikianlah yang dikatakan oleh Alkitab tersebut, dan demikianlah apa yang dikatakan oleh para arkeolog tersebut. Dan sejauh mana kita bisa mencari jejak sejarah bangsa-bangsa di dunia ini, sejarah itu merah seperti darah. Sejarah itu dikotori dengan pembunuhan dan darah, serta peperangan. Nama-nama yang abadi yang berada di dalam kitab itu, Koresy, Alexander yang Agung, Julius Caesar, Charlemagne, Tammerlane, Jengis Khan, Napoleon – mereka dibuat menjadi abadi bukan karena mereka seorang filsuf, akan tetapi karena mereka adalah pejuang; bukan karena mereka adalah seorang negarawan, akan tetapi karena mereka adalah seorang ksatria. Diberkatilah bangsa-bangsa yang sejarahnya pendek karena kisah dari umat manusia adalah satau di dalam darah, dan dari keserakahan dan ketamakan dan kekejaman dan penyerangan serta peperangan. Walaupun tidak ada indikasi di sana ataupun harapan bahwa sebagai kemajuan peradaban, peperangan kita akan menjadi kurang begitu menakutkan, atau kurang ganas atau kurang menghancurkan sifatnya. Demikianlah kebalikannya. Ketika kisah dari umat manusia berlangsung, peperangan kita menjadi semakin ganas dan semakin menakutkan. Kita mempertukarkan kapak batu dan tongkat kayu menjadi senapan mesin atau sebuah bom yang jatuh dari langit.

 

Apakah hal itu berkelanjutan untuk selamanya? Di dalam keanekaragaman dari kerajaan Kristus, bangsa-bangsa tidak akan mengangkat pedang melawan bangsa lain. Begitu juga mereka tidak akan mempelajari peperangan lagi. Pedang tersebut akan dipergunakan sebagai mata bajak. Dan tombak-tombak untuk sangkutan pembabatan. Dan di dalam kerajaan seribu tahun itu, tidak akan ada lagi pertentangan secara internal. Yehuda tidak akan menyakiti Efraim dan Efraim tidak akan mencemburui Yehuda. Dan di dalam kerajaan seribu tahun itu tidak akan ada lagi orang yang terduduk tidak berdaya di lembah dari bayangan kematian, akan tetapi atas mereka terang akan selalu memberikan cahayanya. Dan mereka tidak akan memerlukan lilin lagi, begitu juga dengan cahaya dari matahari, karena Tuhan Allah telah memberikan terang kepada mereka di dalam ketidakberdayaan mereka serta kegelapan mereka. Dan mereka akan tinggal serta memerintah dengan Tuhan untuk selama-lamanya. Dan tidak akan ada lagi kesengsaraan dan tidak akan ada lagi isak tangis. Karena semua hal ini telah berlalu.

 

Lihatlah, Dia datang turun dengan awan-awan

Sekali untuk orang berdosa yang dikasihi dibunuh;

Ribuan dan ribuan orang suci mendatangi

Menamba kemenangan dari rombongan-Nya :

Haleluya, Haleluya!

Tuhan datang untuk memerintah. 

Ya, amen, biarkan semua memuja Engkau

Begitu tinggi diatas takhta abadiMu;

Juru Selamat, mengambil kekuasaan dan kemuliaan,

Meminta kerajaan untuk diriMu:

Oh, cepatlah datang, oh, cepatlah datang!

Tuhan yang kekal, datanglah kesini.  

 

Charles Wesley, “Lihat, Dia datang turun dengan awan-awan”]

   

Yang ini, dikatakan Paulus sebagai “pengharapan yang diberkati itu” [Titus 2:13]. Ketika kesengsaraan dan perselisihan pergi melarikan diri, dan tidak ada lagi kesengsaranaan atau kematian. Lihatlah, katanya, Aku membuat segalanya menjadi baru. 

 

Lakukanlah, Tuhan, lakukanlah untukku. Untuk bangsa ini. Untuk semua kita, sehingga kita boleh hidup dalam iman dan di dalam pengharapan serta di dalam kasih dan kebaikan dan kemurahan Kristus Tuhan kita. Sebentar lagi kita akan berdiri dan menyanyikan lagu permohonan kita. Dan sembari kita menyanyikannya, saudara-saudara sekeluarga atau saudara dengan pasanganmu, atau hanya saudara sendiri, sementara kita menyanyikan lagu ini, maukah saudara menjawab panggilan Tuhan dengan hidupmu dan datang serta berdiri di sampingku? Pak Pendeta, Aku datang memberikan tanganku. Aku datang memberikan hatiku kepada Tuhan. Kami telah memutuskan di dalam hati kami dan kami datang sekarang. Lakukanlah hal itu di nada pertama dan bait yang pertama, sembari kita berdiri dan sembari kita bernyanyi.