DITIMBANG DAN TERBUKTI KEKURANGAN

WEIGHED AND FOUND WANTING

 

Dr. W. A. Criswell

 

Daniel 5:24-28

04-18-71

 

 

. . . diberi judul Ditimbang Dan Terbukti Kekurangan. Di dalam pelajaran kita melalui kitab Daniel, kita telah sampai pada bagian yang terakhir dari pasal yang kelima. Dan inilah tulisan yang tertulis itu: MENE, MENE, TEKEL, UFARSIN

 

Ini adalah terjemahan dari tulisan tersebut: MENE; Masa pemerintahan tuanku dihitung oleh Allah dan telah diakhiri. 

“TEKEL; Tuanku telah ditimbang dengan neraca dan didapati terlalu ringan. 

“PE’RES; Kerajaan Tuanku dipecah dan diberikan kepada orang Media dan Persia.” 

 

Saudara-saudara yang pernah menghadiri dalam kebaktian-kebaktian mengingat khotbah-khotbah tentang bagian pertama dari seluruh pasal itu. Belsyazar, yang merupakan putra dari raja Nabonidus, merupakan penguasa kerajaan dari ibukota Babilonia Kuno. Merupakan kepala yang terbuat dari emas, kerajaan besar dunia yang pertama dari zaman bangsa-bangsa selain bangsa Yahudi.

 

Setelah kematian dari Nebukadnezar, yang memerintah sekitar empat puluh lima tahun, terjadi suksesi penguasa. Putranya, Bel-Merodak, hanya memerintah sekitar tiga tahun lamanya, lalu kemudian ia tewas dibunuh. Dan Neriglissar datang serta memerintah sesaat lalu kemudian dia dibunuh.

 

Dan kemudian Nabonidus memerintah selama 17 tahun lamanya. Dan dia telah dikalahkan oleh Koresy, raja dari Persia itu dan ia menjadi pengungsi di Borsippa. Dan tentara Persia telah mengelilingi serta mengepung ibukota Babel tersebut.

 

Babel tidak dapat disangkal dan tidak dapat diterobos dan biar bagaimanapun lamanya pengepungan itu – beberapa orang mengatakan telah berlangsung selama berbulan-bulan, beberapa lagi mengatakan selama bertahun-tahun – akan tetapi kota itu tidak mampu diterjang oleh mesin-mesin buatan manusia ataupun oleh pasukan manusia. Kota itu tidak tergoyahkan dan tidak terkalahkan.

 

Baiklah, sementara pengepungan itu sedang berlangsung, Belsyazar ini, putra dari Nabonidus, yang menjadi raja sementara Nabonidus sedang pergi – dan Nabonidus telah lama pergi.

 

Dia adalah seorang arkeolog, demikianlah Nabonidus. Banyak hal yang kita tahu tentang sejarah zaman dahulu berkaitan dengan perhatian raja Nabonidus terhadap ilmu arkeologi. Dia tidak merasa tertarik khususnya di dalam bidang politik dan yang pasti dia bukan seorang prajurit yang besar.

 

Nabonidus merupakan seorang kolektor barang-barang antik, yang merasa senang membangun kembali kuil-kuil serta melihat pada pondasi-pondasi serta menuliskan nama-nama raja dari dinasti dari kerajaan-kerajaan serta kekaisaran yang mendahului dia.

 

Baiklah, kepemimpinan dari negeri itu telah diberikan kedalam tangan putranya, Belsyazar, dan dia merupakan orang yang tidak bermoral. Sudah berapa kali saudara melihatnya di dalam kehidupan keluarga? Seorang ayah yang berhati mulia dan merupakan orang yang diberkati. Akan tetapi anaknya merupakan orang yang tidak berharga, memiliki jasmani yang sensual. Hal itu terjadi di sini.

 

Dan ditengah-tengah pengepungan itu, ketika saudara-saudara akan berfikir bahwa mereka akan melakukan segala usaha untuk melindungi kerajaan di dalam kota tersebut, Belsyazar justru mengadakan suatu pesta. Dia mengundang seribu orang pembesarnya beserta dengan istri-istri mereka dan selir-selir mereka.

 

Dan dia naik ke sebuah mimbar di tempat mana ia memimpin perayaan tersebut. Dan lidah mereka kebas dan mereka menghujat Tuhan. Pada akhirnya, hal itu akan mengarah kepada penodaan. Mereka meminta semua benda-benda suci yang selama 70 tahun telah berada di suatu tempat pemujaan di Babel yang telah diambil oleh Nebukadnezar dari Bait Suci raja Salomo. Dan kemudian mereka mencemarinya di dalam pesta pora itu, dan menghujat nama dari Tuhan Allah yang sejati.

 

Sekarang, sementara peristiwa itu terjadi, mengapa, sebuah tangan muncul. Dan jari-jari dari tangan itu menulis pada lapisan dinding itu menghadap sebuah tempat dian yang besar. Lalu raja itu merasa ketakutan. Dia merasa lumpuh akibat kengerian. Dan ketika semua yang sedang berpesta pora itu, yang sedang merayakan itu, kerumunan pemabuk yang berada di hadapannya, mengalihkan pandangan mereka kepadanya untuk meminta penjelasan, dan kemungkinan untuk kekuatan serta untuk kenyamanan, mengapa, mereka melihatnya menjadi orang yang paling ketakutan dari pada mereka semuanya. Sendi-sendi pangkal pahanya menjadi lemas dan kedua lututnya berantukan, dia menjadi pucat, menjadi kelabu.

 

Di tengah-tengah saat yang luar biasa itu, tidak ada jawaban di sana. Tidak pernah ada jawaban dari dunia ini. Saudara-saudara dapat berkonsultasi dengan ahli-ahli sihir serta ahli-ahli jampi dan orang-orang bijaksana. Mereka tidak memiliki jawabannya.

 

Sang ibu suri teringat – dan dia sudah hampir pasti adalah putri dari Nebukadnezar – dia ingat seorang nabi dari suku Yehuda yang memberikan bimbingan melalui hari-hari ketidak-warasan Nebukadnezar, selama tujuh tahun lamanya, ia telah membimbing takdir dari kerajaan tersebut. Jadi dia menganjurkan putranya yang tidak bermoral itu untuk memanggil Daniel, nabi itu – sambil mengharapkan, saya yakin di dalam hati sang ibu, bahwa ia boleh membimbing putranya yang tidak bermoral itu sama ketika ia membimbing ayahnya melalui sebuah krisis yang tragis.

 

Maka Daniel kemudian datang dan dia berbicara kepada putra yang tidak bermoral itu di dalam kata-kata yang tidak pasti, yang sesungguhnya. Saudara pasti telah mengira bahwa ia akan membahayakan hidupnya, akan tetapi raja itu, begitu ketakutannya, merasa berterima kasih untuk setiap kata dari apa yang dimaksudkan oleh tangan tersebut.

 

Sekarang, kita sampai kepada khotbah pada hari ini. “Beginilah tulisan itu, MENE, MENE, TEKEL, UFARSIN.”

 

Baiklah, mengapa para ahli sihir itu tidak dapat, dan mengapa kaum magi itu tidak dapat, mengapa para pemukau serta ahli tenung itu tidak dapay, mengapa mereka semua tidak mampu membacanya? Baiklah, beberapa orang dari mereka dengan berspekulasi mengatakan bahwa tulisan itu kemungkinan dalam tulisan kuno dan tidak ada seorangpun yang dapat memahaminya kecuali diungkapkan dari surga.

 

Ada beberapa orang dari antara mereka yang berkata bahwa tak perlu diperdebatkan lagi kata-kata itu tertulis dengan menggunakan bahasa Ibrani kuno. Karena di dalam waktu yang mana kita telah sampai kepadanya, bahasa Ibrani telah berpaling dari alfabet mereka sendiri dan sekarang mereka telah menggunakan bahasa Aram untuk tulisan mereka, huruf-huruf yang berbentuk kotak-kotak persegi itu yang mana digunakan dalam seluruh Alkitab Ibrani di zaman sekarang ini, dengan bahasanya, bahasa alfabet di dalam mana orang-orang Ibrani dari Israel zaman sekarang memakainya di dalam tulisan. Dan mereka tidak dapat memahami tulisan Ibrani kuno tersebut.

 

Bagamanapun yang terjadi, peristiwa itu sekali lagi merupakan sebuah ilustrasi dari ketidakmampuan hikmat keduniawian untuk mengukur pemikiran Tuhan. Tidak akan pernah mampu. Sebagaimana dituliskan oleh Paulus di dalam pasal yang kedua kitab 1 Korintus, “Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani.” 

 

Dengan hikmat, dengan hikmat dari seorang manusia, ia tidak akan pernah mengetahui Tuhan. Tuhan tidak dapat dimuat di dalam pikiran manusia atau di dalam lengkung tangannya. Hal-hal ini datang dari pencerahan keilahian. Semua pengetahuan relijius melakukannya jika hal itu benar adanya. Hal itu datang dari Tuhan, bukan dari seorang manusia.

 

Jadi, orang-orang Magi ini menatap dengan kengerian yang melumpuhkan, akan tetapi  mereka tidak mengetahui apa arti dari tulisan itu. Pencerahan jiwa itu datang dari Roh Allah.

 

Sekarang, saya ingin menjelaskan kepada saudara-saudara sekalian apa artinya ketika dikatakan, “MENE, MENE, TEKEL, UFARSIN.” 

 

Lalu ia mengambil kata “MENE,” serta menjelaskannya. Lalu kemudian ia mengambil kata “TEKEL” dan menjelakannya. Kemudian dia mengatakan “PERES.”  Baiklah, bagaimana caranya kata “UFARSIN” bisa menjadi kata “PERES”? 

 

Baiklah, jawabannya sangat sederhana. Huruf “u” tersebut merupakan bahasa Ibrani untuk kata “dan”. Huruf  u tersebut seperti kata kai dalam bahasa Yunani dan seperti kata “dan” di dalam bahasa Inggris. Huruf  “u” adalah kata “dan.” 

 

Sekarang, kata “-in di akhir kata adalah bentuk jamak. Kata -In, dapat berarti -in adat dapat juga memiliki arti sebagai im, beberapa kata benda akan berubah menjadi satu bentuk dan beberapa lagi yang lainnya. Sebagai contoh, saudara lihat pada kata kerub, maka yang menjadi bentuk jamaknya adalah kerubin. Saudara lihat kata seraf; maka bentuk jamaknya menjadi serafim. Sekarang, kata, “UPHARSIN” hanya bentuk jamak dari kata tersebut.

 

Sekarang, saudara sudah mendapatkan tiga huruf mati, dan orang-orang Ibrani selalu menulis di dalam huruf-huruf mati. Sauadara sudah mendapatkan tiga konsonan tertinggal, yaitu, pe, rēsh, dan sāmekh: huruf-huruf P, R, dan huruf S. Menjadi kata “PERES,” P, R, dan, S. jadi, yang terjadi, ia hanya mengambil kata itu dan menjadikannya menjadi bentuk tunggal “PERES.”

 

Jadi sekarang, inilah penafsirannya. MENE: “Masa pemerintahan tuanku dihitung oleh Allah dan telah diakhiri.” Kita akan berhenti sejenak dan melihat kepada Tuhan Allah. Bagaimana rupa Tuhan dan apa yang dilakukan oleh Tuhan. Dan saudara mendapatkan sebuah ilustrasi yang mengagumkan daripadanya di dalam penafsiran tersebut.

 

“Masa pemerintahan tuanku dihitung oleh Allah dan telah diakhiri.” Ini adalah keseluruhan arah dari sejarah, dan ini adalah arah dari seluruh kehidupan umat manusia, keseluruhannya. Dan saudara-saudarapun termasuk di dalamnya. Saya juga termasuk di dalamnya. Semua kita termasuk di dalamnya. Ini adalah arah dari kedaulatan Tuhan di dunia ini, ini adalah sejarah dan ini adalah persoalan waktu dan saudara.

 

Ketika penulis dari kitab Ibrani berkata, “Hal itu telah ditetapkan sekali kepada manusia untuk mati dan setelah ini, penghakiman” Telah ditetapkan. Sudah ada ditetapkan waktu ketika saudara dilahirkan. Sudah ditetapkan waktu kapan saudara akan meninggal dunia. Dan ketika waktunya telah tiba, hari-hari telah berlalu dan berakhir, niscaya saudara akan meninggal.

 

Demikianlah sebabnya Mazmur pasal sembilan puluh mengatakan, “Tuhan, ajarilah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.” Kebanyakan orang hidup seolah-olah mereka akan hidup untuk selama-lamanya. Tuhan mengatakan mereka adalah orang-orang bodoh. Kita memiliki hari-hari yang tertentu. Dan ketika hitungan hari itu telah habis, maka saudara-saudara pasti akan mati.

 

Dan hal tersebut berlaku untuk kerajaan-kerajaan. Hal yang demikian juga berlaku kepada seluruh bumi Tuhan ini. Ada diberikan ukuran waktu yang tertentu, ukuran hari dan demikianlah akhirnya. Selesai semuanya.

 

Saya ingin berhenti sebentar di sini dan berbicara tentang bagaimana Tuhan, di dalam rahasia dari hikmat-Nya atau karakter –Nya atau kedirian-Nya, bagaimana Tuhan menentukan segala hal dengan angka-angka, seperti hidup saudara-saudara, semuanya berdasarkan perhitungan angka-angka.

 

Tuhan telah membangun sistem perhitungan tersebut ke dalam segala hal yang telah dikerjakan-Nya. Segalanya. Dan segenap semesta alam, dan seluruh penciptaan, dan hari-hari kita dan sejarah dan zaman serta kerajaan-kerajaan, dan semua fenomena, adalah manifestasi dari bagaimana Tuhan menciptakan dengan perhitungan angka-angka, seluruhnya, semua yang dapat saudara lihat. Setiap substansi di dalam dunia ini merupakan suatu keadaan pasti dari proporsi bilangan, semuanya.

 

Ada beberapa unsur, sangat sedikit. Ada beberapa elemen dan Tuhan mengambil jumlah molekul tertentu dari elemen ini dan sejumlah angka tertentu dari elemen ini dan meletakkannya bersama dan Ia membuat substansi itu. Dan elemen-elemen yang serupa itu pada keseluruhannya membuat suatu substansi yang berbeda.

 

Dan segenap penciptaan dibuat berdasarkan bilangan-bilangan tersebut. Semua yang dapat saudara lihat. Segala hal yang dapat saudara lihat. Segenap manifestasi dari materi dan substansi merupakan manifestasi dari urutan bilangan, semuanya.

 

Suara juga dengan cara seperti itu. Musik juga dengan cara seperti itu. Seluruh suara dan musik merupakan bilangan yang tertentu. Jumlah getaran akan membuat suara yang rendah. Tingkatkan getaran tersebut dan akan membuat suara yang lebih tinggi. Bunyi-bunyian, musik tidak berarti tanpa adanya bilangan, bilangan dari getaran. 

 

Warna juga seperti itu. Penglihatan juga seperti itu. Suatu panjang gelombang yang panjang akan membuat warna yang sedikit, seperti merah, sinar infra merah. Sebuah panjang gelombang yang tinggi akan membuat warna yang cerah, di atas dari skala prisma. Dan gelombangnya sangat cepat. Akan tetapi warna tidak akan ada tanpa jumlah bilangan.

 

Dan seluruh jagad astronomi hanyalah berupa bilangan. Jauh sebelum mereka mampu menemukan planet Pluto dengan bantuan sebuah teleskop, mereka mengetahui planet itu berada di sana karena seluruh semesta ini dijalankan dengan angka-angka secara matematis. Adalah merupakan matematika dan bagian serta gerak. Dan jika salah satu dari mereka, maka seluruh jagad raya ini akan berubah. Semuanya berdasarkan bilangan.

 

Dan saya tidak memiliki waktu untuk mengajarkannya, akan tetapi di dalam jilid yang pertama dari khotbah-khotbah yang telah diterbitkan tentang Wahyu itu, ada sebanyak dua kali khotbah mengenai angka. Tuhan Allah yang sama yang menggunakan bilangan untuk menciptakan semesta-Nya, menggunakan bilangan di dalam Alkitab; sangat konsisten menggunakan bilangan.

 

Dan hidup kita juga seperti itu. Ketika kepingan-kepingan dan kristal-kristal salju dengan benua-benua dan lingkungan semuanya diarahkan oleh proporsi secara matematis, demikian juga dengan hidup kita. Ada perangkat tertentu dan bilangan-bilangan yang telah ditetapkan yang diberikan kepada masing-masing kita. Dengan demikian, “Ajarilah kami,” katanya kepada Tuhan, “menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.”

 

Dan ketika seorang manusia dengan bodohnya menghabiskan hari-harinya dan menyerahkan hidupnya kedalam kemesuman dan hawa nafsu seperti Belsyazar, makatak terelakkan lagi suatu hari nanti, di suatu tempat, suatu waktu nanti, perhitungan itu akan datang. Penghakiman itu akan datang. Bilangan itu telah habis dan dia akan berdiri di hadapan Tuhan.

 

MENE, MENE, . . . “Masa pemerintahan tuanku dihitung oleh Allah dan telah diakhiri.” Saudara dapat mengambil semua arah sejarah seperti Daniel melihat padanya. Kepala yang terbuat dari emas, merupakan sebuah jumlah dari hari-hari yang tertentu dan jaraknya sangat pendek. Hal itu tidak mencakup jangka hidup bahkan jangka hidup dari Daniel sendiri. Dan semuanya akan dihentikan untuk selamanya.

 

Dan kemudian kerajaan yang selanjutnya, kerajaan itu juga telah dihentikan untuk selama-lamanya. Dan kemudian kerajaan yang selanjutnya, telah dihentikan selamanya. Dan kemudian kerajaan yang selanjutnya, telah dihentikan selamanya. Seluruh sejarah kerajaan dunia mengikutinya.

 

Saudara tahu demikian merupakan hal yang menyenangkan bagi kita untuk mencintai Tuhan? Bahkan helai rambut di kepala saudara terdiri dari apa? Mereka merupakan jumlah bilangan. Bahkan helai rambut di atas kepala saudara telah dihitung bilangannya. Dan Tuhan Yesus mengatakan hal tersebut di dalam pasal yang kesepuluh kitab Mateus untuk mendorong semangat kita.

 

Sekarang, apa yang menjadi pendorong semangat darinya? Sesederhana ini, terhadap penyembah dan pemuja berhala dan kepada orang-orang kafir, keseluruhan orang banyak dengan tanpa belas kasihan tidak melihat kesempatan yang tidak dapat ditawar lagi. Akan tetapi kepada umat Kristen tidak ada sesuatu hal yang dinamakan sebagai kekuatan buta, tanpa ada penyesalan dan tidak perseorangan. Akan tetapi kepada umat Kristen, gerakan yang besar adalh kembali kepada kehidupan, masa dan sejarah merupakan kasih karunia Tuhan, Yang begitu perhatian kepada kita dan begitu memperhatikan kita yang bahkan Dia tahu bilangan jumlah dari rambut di kepala kita dan menghitungnya.

 

Bukankah itu luar biasa? Kita harus mempercepatnya.

 

TEKEL: “Tuanku telah ditimbang dengan neraca dan didapati terlalu ringan.” TEKEL artinya telah ditimbang, ditimbang. ““Tuanku telah ditimbang dengan neraca dan didapati terlalu ringan.”.”

 

Saya tidak memiliki cukup waktu untuk menjelajahi seluruh Alkitab. Ada banyak sekali saudara akan menemukan opini yang diberikan di dalam Firman Tuhan. Tuhan telah menimbang kita. Tuhan meletakkan kita di dalam neraca dan Dia menimbang kita. Dan ketika Tuhan menimbang seseorang, oh, betapa singkat datangnya. Bagaimana ia gagal untuk memenuhi persyaratan? Timbangan itu selalu terlalu ringan.

 

Dan sekarang di sini sekali lagi, saudara melihat orang yang mencoba untuk dapat memenuhi syarat. Mencoba untuk menjadi memenuhi syarat. Mencoba untuk menjaga agar timbangan itu selalu seimbang. Selalu mecoba untuk menarik dirinya sendiri ke atas. Dan sungguh mengagumkan bagaimana ia mencobanya.

 

Mengapa, dunia ini dari awalnya telah begitu mengenal dengan percobaan oleh agama, oleh upacara-upacara keagamaan serta oleh rubrik-rubrik untuk memenuhi syarat terhadap Tuhan, untuk menarik dirinya sendiri ke atas, untuk menaikkan berat badannya kepada Tuhan. Ah, dia telah dibaptis, dan dia telah dikatekhisasi, dan dia telah dikuatkan, dan ia telah ditabalkan dan dia telah dibebaskan. Dia memakai pakaian hitam pada hari Jumat dan dia mengenakan pakaian berwarna putih di hari Mingu. Dan dia berpuasa sementara yang lainnya berpesta.

 

Dan semua dari momen-momen lama dari agama yang sedikit itu,  dengan sangat teliti dan akurat dia mengikuti mereka serta memayuhi mereka. Mencoba untuk menarik dirinya ke atas.

 

Ketika Tuhan berkata, “Engkau harus mengasihi Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu, dan dengan segenap pikiranmu dan dengan segenap jiwamu,” dan dia berkata, “Tuhan, lihatlah apa yang telah aku lakukan,” seolah-olah rubrik-rubrikserta upacara keagamaan itu akan membuat seseorang mendapatkan pujian dari Tuhan.

 

Kemudian di sana ada beberapa yang mencoba untuk memenuhi syarat dengan segala ketulusan hati. Ada orang yang bermoral yang tulus. Dan ada pula filsuf-filsuf yang tulus. Dan ada para ahli peneliti yang berhati tulus. Mereka mencoba untuk memenuhi persyaratan dengan ketulusan hati.

 

Dan ada orang-orang beragama yang bertulus hati, seperti Saulus dari Tarsus yang berkata, ketika ia sedang menyiksa umat Kristen serta menjebloskan mereka ke dalam penjara, dan beberapa dari antara mereka dibunuh, ia berkata, “Dengan sesungguhnya aku berfikir di dalam hatiku bahwa seharusnya aku melakukan segala hal yang bertentangan dengan nama Yesus dari Nazareth.” Ketulusan, mencoba untuk memuji diri sendiri kepada Tuhan dengan menjadi tulus, dan seribu cara yang lainnya. “Tuanku telah ditimbang dengan neraca dan didapati terlalu ringan.”

 

Tak seorangpun, tidak ada sorangpun manusia yang berdiri di hadapan Tuhan dalam keadaan tidak bersih. Dia tidak dapat membersihkan dirinya sendiri atau mencuci noda yang ada di dalam jiwanya maupun dia dapat hidup. Seperti yang dikatakan Tuhan, “Dengan pemeliharaan hukum itu, tidak ada orang yang pantas.” Saudara tidak dapat melakukannya. 

“Akan tetapi, pak Pendeta, anda tidak mengenal saya. Dimulai dari menit ini, dimulai dari sekarang, mulai dari saat ini, saya akan menjadi sempurna.” 

 

Apa yang tidak saudara sadari adalah bahwa saudara telah gagal di dalam pikiran saudara, di dalam hati saudara, di dalam jiwa saudara, di dalam emosi saudara, di dalam hidup saudara, di dalam tindakan saudara, di dalam perbuatan saudara. Engkau tidak akan hidup sampai satu hari serta tidak memberikan masukan kepada sifat kegagalan tersebut.

 

Dia didapati terlalu ringan yang tidak diregenerasikan, yang tidak lahir kembali. Dia didapati terlalu ringan yang berpikiran terhadap jasmaniah, “Karena pikiran akan jasmaniah merupakan suatu kebencian kepada Tuhan.” Ditimbang dengan neraca dan didapati terlalu ringan.

 

Tidak ada orang yang dapat berdiri di hadirat Tuhan kecuali di dalam dasar kebenaran, yang dihubungkan dengan kebaikan, memebrikan kepadanya sebagai suatu pelindung terhadap dosa-dosanya. Sebagai mana Tuhan melindungi Adam dan Eva ketika Ia menumpahkan darah dari seekor binatang yang tidak berdosa dan menutupi ketelanjangan mereka, maka jubah-jubah kita harus dicuci dan bersih dan menjadi putih di dalam darah Anak Domba. Tidak ada seorang manusiapun yang selamat jauh dari kasih karunia Tuhan.

 

Ditimbang dan didapati terlalu ringan, engkau, Belsyazar.

 

Dan yang terakhir, “PERES: “Kerajaan Tuanku dipecah dan diberikan kepada orang Media dan Persia.” Dipecah. Dipecah. Dipecah. Tuhan melakukannya pada kehidupan. Ia memisahkan kita darinya. Tuhan melakukan hal itu kepada kerajaan-kerajaan. Ia memecah kerajaan itu dan memberikannya kepada orang lain.

 

Urat nadi dari bangsa Amerika adalah umat Kristennya. Peperangan Amerika terletak di dalam batalion-batalionnya yang mengenal Tuhan. Dan Pembimbing Agung yang jenius yang seharusnya menjadi tempat bersandar bangsa kita adalah pikiran Tuhan. 

 

Ketika Tuhan memandang kepada suatu bangsa, suatu negara, dan melihat mereka terpisah dari-Nya dan petunjuk-Nya untuk kita, kehendak-Nya kepada kita, tidak ada lagi yang tersisa kecuali penghakiman terakhir yang tidak dapat dielakkan lagi.

 

Dan hal sedemikian berlaku juga untuk gereja. Dan pasal yang kedua serta pasal yang ketiga dari kitab Wahyu, Tuhan menuliskan pesan kepada tujuh jemaat gereja di Asia, yang merupakan tipikal dari kita semua.Seperti yang akan dikatakan-Nya kepada Efesus, “Engkau telah meninggalkan kasih pertama tuanmu. Bertobatlah dan kerjakanlah semua pekerjaan pertama tersebut kalau tidak, Aku akan datang dan Aku akan mengambil kaki dian dari tengah-tengahnya.”

 

Kita akan menuju ke sana, beberapa dari antara kita, untuk melihat kepada Efesus. Dan saudara-saudara akan melihatnya, oh, begitu tragisnya. Adalah Tuhan yang membuat sebuah gereja menjadi hidup, bukan kejeniusan dari pendetanya dan bukan karena kejeniusan organisasinya; karena kehadiran Kristus di dalamnya yang membuatnya menjadi hidup. Dan ketika kehadiran Yesus ditarik, maka gereja itu pasti akan mati – gereja itu tidak mendapat tempat, tidak ada tempatnya.

 

Mengapa, seorang arsitek tidak dapat membuat sebuah gereja. Karena kehadiran Tuhan Yesuslah yang membuat sebuah gereja. Seorang pemborong tidak dapat membuat sebuah istana. Karena kediaman kerajaan dari seorang rajalah yang membuatnya menjadi sebuah istana. Seorang ahli berpidato boleh membuat senang orang banyak. Hanya Roh daripada Allah saja yang dapat mengubah jiwa tersebut. Dan semua aritek itu, dan semua rubrik itu, dan semua upacara keagamaan penyembahan itu dan semua variasi kefasihan berbicara itu tidak berarti apapun kecuali kehadiran Kristus berada di dalamnya.

 

PERES”: “Kerajaan Tuanku dipecah dan diberikan kepada orang Media dan Persia.” Jadi, di malam itu, di malam itu, dengan diam-diam orang-orang yang berkomplot itu,  dengan tanpa suara, orang-orang yang berkomplot itu berkumpul bersama, dan pada sebuah pertanda, suatu tanda yang tertentu, beberapa dari antara mereka membuka pintu gerbang kota dan pasukan dari raja Koresy berbaris masuk ke dalam. 

 

Dan pada sinyal yang sama, beberapa dari antara mereka mengepung istana kerajaan. “Dan di malam itu, Belsyazar, raja dari kaum Kasdim itu, dibunuh.

 

“Dan Darius, orang Media itu dibawah pemerintahan Koresy itu, mengambil alih kerajaan itu.”

 

Oh Tuhan, bagaimana saudara menemukan di dalam sejarah yang diilustrasikan di dalam Mazmur 9:18, “Orang-orang fasik akan kembali ke dunia orang mati, ya, segala bangsa yang melupakan Allah.” Apakah Amerika hidup atau tidak berada di dalam faktor-faktor yang diperhitungkan Tuhan. Apakah sebuah negara hidup atau tidak berada di dalam tujuan kekuasaan agung Tuhan.

 

Dan kadang kala Tuhan memakai bangsa-bangsa itu, seperti kaum Kasdim dan Asyur, untuk menghukum bangsa-Nya, sama seperti yang saya duga Tuhan akan memakai kaum komunis, merah, dunia tanpa rasa ampun untuk menghukum Amerika.

 

Semuanya berada di dalam Tuhan. Dan kekuasaan raja yang sama, kedaulatan Tuhan Allah Yang Maha Kuasa menjangkau ke dalam kehidupan setiap umat manusia. Ketika kita menjauh dari Tuhan, tidak ada yang berhadapan dengan kita, tidak ada yang tertinggal untuk kita, kecuali hukuman. Akan tetapi apabila kita berjalan dengan Tuhan di dalam teang Firman-Nya, sungguh sebuah kemuliaan yang ditumpahkan-Nya di jalan kita. Apakah kita sehat atau sakit. Apakah kita hidup atau mati. Apakah kita itu kaya atau miskin. 

 

Seperti yang dikatakan oleh pemazmur, “Selalu dalam keadaan baik dengan kebenaran.”  Dengan bangsa Tuhan, selalu baik dengan mereka.

Kita harus menutup dengan menyanyikan lagu undangan kita untu memberikan hatimu kepada Yesus, untuk mempersembahkan rumahmu kepada Tuhan, untuk datang ke dalam persekutuan dari gereja-Nya, secara pribadi untuk menerima Yesus sebagai Juru Selamat.

 

Sementara kita menyanyikan lagu persembahan kita, maukah saudara-saudara datang dan berdiri di samping saya?

 

“Inilah aku, pak Pendeta, Aku datang pada hari ini, inilah aku..”

 

Engkau dan pasanganmu, engkau dengan keluargamu, atau hanya engkau sendiri. Pada nada yang pertama dari bait yang pertama, datanglah. Buatlah keputusan itu sekarang juga di dalam hatimu. Dan sebentar lagi apabila kita berdiri, berdirilah mendatangi lorong itu dan dari bawah sampai ke depan.

 

“Saya memberikan hidup saya kepada Tuhan. Inilah aku. Aku boleh saja tidak sama dengan seluruh pencobaan yang harus saya hadapi, akan tetapi Dia sama. Saya boleh saja tidak memiliki semua jawaban, dan memang saya tidak. Dia punya. Tidak mungkin mampu untuk melihat di sepanjang tahun dan keabadian yang akan datang. Akan tetapi Dia melihatnya. Dan demikian sudah cukup. Saya akan mempercayai Dia untuk hal tersebut. Tuhan, terangilah pikiranku dan berilah aku kekuatan di dalam jiwaku dan berkatilah aku, Tuhan. Aku akan memberikan diriku sendiri kepada-Mu.”

 

Coba, lihat, buktikan. Tuhan akan menepati janji-Nya. Datanglah, sembari kita berdiri dan sembari kita bernyanyi.