NEBUKADNEZAR (KESIMPULAN)

NEBUCHADNEZZAR (CONCLUSION)

 

Dr. W. A. Criswell

 

Daniel 2:3-12

12-01-96

 

 

Baru saja saya berpikir, ternyata ada lima kali hari Minggu di dalam bulan ini. Saya berpikir, hari Minggu yang lalu berada di dalam bulan itu, saya akan berbicara tentang pasal yang kedua belas dari kitab Daniel mengenai kesudahan zaman yang kekal.

 

Kemudian, hari minggu sesudahnya akan menjadi yang terakhir sebelum hari Natal. Dan saya berfikir bahwa saya akan berbicara dari kitab Daniel tentang batu mistis tersebut. Batu itu menunjuk kepada Tuhan kita dan Juru Selamat kita, Yesus Kristus.

 

Lalu kemudian saya akan mendapatkan tiga kali hari Minggu sebelum bulan itu berakhir. Dan saya fikir, dalam salah satu dari antara mereka, saya akan berbicara mengenai kandang singa serta tulisan di dinding. Lalu kemudian hari Minggu yang sesudahnya tentang tungku perapian yang menyala-nyala. Lalu kemudian, di pagi hari ini, hari Minggu yang pertama di dalam bulan ini, kita akan menyelesaikan presentasi kita tentang Nebukadnezar. Sungguh suatu hal yang ganjil di dalam Alkitab bahwa lebih banyak dituliskan serta diuraikan mengenai Nebukadnezar daripada raja pemuja berhala yang lain dari bangsa selain bangsa Yahudi di seluruh Firman Tuhan itu.

 

Kemudian, di pagi hari ini kita melihat di depan kita pasal yang kedua dari kitab Daniel. Dan kitab itu dimulai dengan, tentu saja, dengan mimpi yang didapatkan oleh raja tersebut. Kemudian kisah itu berlanjut dengan keputusasaannya bahwa dia tidak mampu mengingat mimpinya dan memanggil para Maggi – kaum Kasdim itu, ahli-ahli sihir – untuk mengembalikan mimpinya yang terlupakan itu kepadanya kembali, dan tentu saja untuk memberikan arti daripada mimpinya tersebut. Lalu ketika mereka tidak mampu untuk menjawab, ia menghukum seluruh kelompok itu untuk dibunuh.

 

Kemudian, dimulai dari pasal yang ke dua, saudara akan mendapatkan jawaban dan doa serta doa syafaat dari Daniel. Dan dia dibawa untuk menghadap kepada sang raja, serta memberikan kemuliaan kepada Tuhan, ia memberitahukan sang raja apa yang dimimpikannya, kemudian arti dari mimpi itu.

 

Hal ini terulang kembali di dalam pasal yang ketujuh dari kitab Daniel.  Dan tidak seorangpun yang tidak terkagum-kagum. Kisah ini terjadi sekitar tahun 600 SM, dan Tuhan telah menjelaskan, di dalam mimpi yang telah ditafsirkan oleh Daniel, seluruh sejarah dunia ini, kerajaan-kerajaan dari dunia ini, kekaisaran dari dunia ini sampai dengan datangnya batu mistis serta menghancurkan seluruh kerajaan yang ada di planet ini serta menetapkan sebuah kerajaan yang akan tetap sampai selama-lamanya. Kemudian kisah itu ditutup, tentu saja, dengan pemuliaan yang baik dan menyenangkan pada bagian sang raja dari berkat kemurahan yang baik dari Tuhan kepada Daniel

 

Jadi, di pagi hari ini, kita akan menutup dengan pelajaran tentang Nebukadnezar. Dan kemudian, jika saya masih memiliki waktu yang tersisa, saya ingin membicarakan tentang bahasa dari kitab tersebut.

 

Hal itu sungguh aneh, menurut kepada Firman Tuhan, karena Tuhan akan menyatakan pesan-Nya kepada seorang raja penyembah berhala. Dan demikianlah apa yang sedang dilakukan-Nya di dalam persoalan Nebukadnezar. 

 

Sebagai contoh, Tuhan pernah memberikan peringatan kepada Firaun, raja dari Mesir, peringatan mengenai suatu bahaya kelaparan. Dan Dia melakukannya melalui sebuah mimpi. Sekali lagi, Tuhan berbicara kepada Abimelekh di dalam sebuah mimpi tentang kemungkinan hukuman penghancurannya karena mengambil Sarah, istri dari Abraham, sebagai kekasihnya sendiri. Kemudian, saudara melihat sebuah mimpi dari seorang dari kaum Midian ketika diberikan kepadanya penglihatan tentang seorang yang luarbiasa, Gideon. Jadi, banyak terjadi ketika Tuhan menggunakan yang tidak baik untuk kehendak yang baik dan Dia memberikan pesan kudus melalui orang yang tidak kudus.

 

Sekarang, di dalam pasal yang kedua dari kitab Daniel ini, ayat yang pertama membicarakan jiwanya yang merasa sesak dan membuatnya tidak dapat tertidur kembali. Tidak ada kengerian seperti jiwa yang dicengkeram rasa takut, jiwa yang menderita. Kegelapan ditambahkan kepada rasa takut tersebut. Dan seterusnya dan seterusnya selama berjam-jam dari malam hal itu menekannya.

 

Hal itu memberikan suatu pergumulan yang hebat di dalam pikirannya. Merasa yakin bahwa mimpi tersebut pertanda suatu peristiwa dari tidak adanya kepentingan yang biasa, ia mencoba untuk menegaskannya kembali dan lagi untuk mengingatnya serta untuk membentuk terhadap citra yang beraneka ragam yang masih terapung-apung di dalam pikirannya. Akan tetapi semuanya itu berada di dalam kesia-siaan. Semakin dia mencobanya, dia akan semakin gagal.

 

Mimpi itu telah mengejutkan raja itu. Sebuah logam cemerlang besar yang kuat tiba-tiba dihancurkan oleh sebuah batu. Patung itu pecah berkeping-keping sementara batu tersebut tumbuh memenuhi permukaan bumi ini. Meskipun begitu, setegas bagaimana penglihatan itu, tidak ada pengaruh keras terjadi di dalam pemikirannya, hanya sebuah perasaan rasa ketakutan yang semakin mendalam dan berkelanjutan.

 

Ia mencoba akan tetapi dia tetap tidak mampu mengingat apapun. Jadi, raja yang ketakutan itu sejaman dengan kita. Kita disusahkan oleh hal-hal yang tidak kita pahami. Kita berada di dalam sikap pandang yang sama dengan Nebukadnezar. 

 

Peristiwa-peristiwa di dunia yang luas ini dari zaman kita membawa sebuah mimpi yang menakutkan serta mengerikan kepada kita. Saya sudah mengalami Perang Dunia I. Saya ingat hampir seluruh suku kata daripadanya. Kebanyakan kita di sini hidup di sepanjang Perang Dunia. Dan surat-surat kabar selalu dipenuhi dengan konfrontasi yang membinasakan di tempat-tempat seperti di Mesir atau di Timur Tengah, serta hal-hal mengerikan yang terjadi di Eropa Timur. Demikianlah dunia, di mana kita berdiam di dalamnya.

 

Sekarang, ada pengertian serta tujuan dari segala peristiwa tersebut. Mustahil untuk memahami momen-momen sejarah yang kejam serta mengaturnya di dalam sebuah rencana yang cerdas tanpa Tuhan. Sungguh luar biasa, saya katakan, bagi saya, bagaimana semuanya berkembang.

 

Kita telah dibinasakan, ketika saya masih remaja, Kaiser Wilhelm II:

 

Kaiser Bill menaiki bukit

Untuk mengintip Perancis.

Kaiser Bill menuruni bukit

Dengan peluru di celananya.

 

Apakah saudara mengingatnya? Jadi semua kita mengikuti hidup dari Kaiser Bill. 

 

Lalu kemudian, siapa yang menyusul? Hitler, dari semuanya. Maka, kita menghancurkan Hitler. Dan dari semuanya, Stalin adalah penguasa dari seluruh dunia. Kita menghancurkan Fasisme hanya untuk menerima Komunisme. Dan kita menghancurkan komunisme hanya untuk menerima kemiskinan yang diperpanjang.

 

Saya belum sampai ke Rusia, akan tetapi di sana banyak dari bangsa kita yang pernah di sana dan beberapa masih tetap tinggal di sana. Dan untuk saya mereka menggambarkan kehampaan yang tertinggal di dalam negara itu oleh jatuhnya komunisme yang tidak dapat dibayangkan.

 

Jadi, kita melihat kepada China. Dan China dibebaskan dari Jepang hanya untuk menerima Mao Tse-tung. Peristiwa itu tidak berhenti.

 

Nebukadnezar boleh saja hidup ribuan tahun yang lalu, akan tetapi wajahnya terus muncul di hadapan kita. Ia merupakan salah satu dari kita. Ia berdiri di tengah-tengah kita di zaman sekarang ini.

 

Jadi,  kita sampai pada apa dunia ini berubah. Dan saya berbicara tentang ketidakmampuan kaum intelektual. Lelah di dalam batin karena kegagalan dalam mencari, kita juga mengundang para Maggi: orang-orang bijaksana itu. Maka, mereka berada di dalam istana untuk menghadap kepada Nebukadnezar: ahli-ahli sihir serta ahli-ahli nujum dan ahli-ahli jampi dan para Kasdim – orang-orang Magi, orang-orang bijaksana itu.

 

Demikianlah dunia modern kita yang sebenarnya. Menghadapi masalah-masalah yang tidak terpecahkan, nasional dan internasional, kita mengundang kaum filsuf, kasta Brahmana dari India. Dan kita memilih dan menjatuhkan pilihan serta mendengar kepada ucapan-ucapan dari mereka yang disebut dengan super-intelektualis ini. 

Baiklah, mereka datang menghadap kepada raja dengan kepercayaan diri yang besar, merasa terpuji karena mereka telah diundang. Dan kepada mereka telah diberikan pemberian-pemberian dan penghargaan yang banyak. Penghargaan mereka dicapai oleh pemanfaatan yang cerdas terhadap ketakutan sang raja.

 

Lalu kemudian, antisipasi mereka berubah menjadi kebingungan yang mengerikan. Semakin gagal raja itu mengingat mimpinya, semakin ditetapkannya bahwa orang-orang bijaksana itu – kaum Magi itu, kaum Kasdim itu – harus meluruskan kekusutan penglihatan itu kepadanya. Bukankah kaum magi itu menikmati kekayaan serta pangkat dan kekuasaan yang diberikan kepada mereka? Tidakkah mereka memiliki pengaruh dengan super-intelektual? Sekarang mereka harus membuat suatu pernyataan yang baik.

 

Maka kita sampai, pada saat, di dalam ketidakberdayaan mereka yang hina, mereka tidak mampu, mereka berkewajiban untuk menjawab pertanyaan dari sang raja. Akan tetapi kemarahan raja itu tidak memiliki batas. Kaum magi itu melarikan diri dari perbendaharaan sang raja. Mereka tidak dapat memberitahukan mimpinya, apalagi memberitahukan artinya.

 

Dia telah diangkat bukan hanya untuk menghormati mereka, akan tetapi untuk mematuhi para super-intelektual tersebut. Akan tetapi mereka tercengang dan membuat segala alasan serta permintaan maaf yang dapat dipikirkan oleh benak mereka.

 

Baiklah, raja itu sangat marah. Celakalah mereka yang tidak dapat menenangkan jiwa dan memenuhi permintaan dari raja lalim dari timur ini.

 

Jadi, hukuman telah diumumkan. Semua mereka harus dibunuh – mereka semua. Seluruhnya akan mati. Mereka tidak tahu, sama seperti kaum intelektual kita saat ini. 

 

Jadi, seperti banyak penguasa dunia lainnya, Nebukadnezar merupakan seseorang yang sadis, bertemperamen yang kejam, serta tidak adanya pengendalian. Maka, di dalam ayat yang ke 13 di dalam pasal yang kedua tersebut, ia mencari Daniel untuk kemudian membunuhnya.

 

Hampir dipastikan bahwa orang-orang Yahudi ini tinggal terpisah dari kaum Kasdim lainnya, dari orang-orang Babilonia lainnya. Mereka tidak bersama-sama dengan kaum magi yang telah dipanggil dengan tergesa-gesa ke istana sang raja. Akan tetapi mereka mendatangi orang-orang Yahudi itu – yaitu Daniel, Mesakh, Sadrakh dan Abednego – daripada menjadi terburu-buru ke penjara di mana kaum magi tersebut dikumpulkan untuk segera dieksekusi, Daniel menyatakan permohonannya kepada kepala dari pegawai istana dan dibawa ke hadapan sang raja. Dan Daniel berjanji untuk menyingkapkan mimpi itu.

 

Sungguh suatu iman! Dia yakin bahwa Tuhan akan menjawab permohonannya. Sungguh suatu Iman yang luhur: hanya dengan mempercayai Tuhan untuk itu.

 

Ia meminta waktu. Mengapa ia harus meminta waktu? Jawabannya berada di dalam kalimat yang berturut-turut ini: bahwa kemungkinan dia berbicara kepada Tuhan, memohon dengan bersungguh-sungguh dengan lutut yang terlipat, memohon atas pertolongan, perintah serta bimbingan dari surga. 

 

Hal tersebut memberikan suatu pelajaran yang indah yang harus kita ingat selalu. Mereka berdoa bersama-sama. Bersama-sama pula seharusnya kita berdoa. Bisa saja dia berdoa sendirian.

 

Apakah saudara ingat apa yang dikatakan oleh Yesus di dalam Matius 18 dan 19?  Jika engkau bersama-sama – di mana ada dua atau tiga orang berkumpul bersama-sama – jika engkau sedang bersama-sama, engkau dapat meminta apa saja dan Bapa di Surga akan memberikannya kepadamu.

 

Jadi, keempat orang pemuda yang berada di bawah perintah hukuman mati, tetapi  sepanjang malam mereka lewatkan di dalam kesiagaan doa. Kita harus mengingat bahwa ada pengetahuan daripada tuhan yang diberikan pada saat ketika hikmat kebijaksanaan manusia telah mengalami kegagalan. Ada Seseorang yang dapat melihat terang ketika manusia hanya mampu merasakan kegelapan saja.

 

Dan alaminya, bukankah demikian yang dikatakan oleh Yesus? Jika saudara-saudara berkumpul bersama-sama serta meminta apapun juga dari Bapa kita di Surga, Ia akan melakukannya untuk saudara. Dan keempat orang pemuda itu meminta, memohon dengan bersungguh-sungguh, meminta suatu jawaban daripada Tuhan. Dan Yesus berkata Ia akan selalu menjawab.

 

Demikianlah hal yang baik untuk diingat di dalam rumah saudara-saudara. Setiap saat sebuah situasi kebutuhan berkembang yang membutuhkan pertolongan Tuhan dan pengetahuan Tuhan serta Kasih terus-menerus dari Tuhan, berdoa bersama-sama, mengundang seluruh keluarga bersama, untuk berdoa bersama-sama.

 

Lalu kemudian, jangan lupa apa mengikuti sesudahnya. Ketika Tuhan menjawab, mereka memuji Tuhan.

 

Tuhan adalah Tuhan Yang Maha Tahu. Di dalam kitab 1 Samuel 2:3 Hanna menyebut-Nya demikian: Tuhan Yang Maha Tahu. Pujian Hanna berakhir pada kelahiran dari Samuel.  Jadi, dia memuji-muji Tuhan.

 

Kita mengubah himne tersebut di sini dengan sebuah perubahan yang sangat kecil: “marilah memuji Tuhan bersama sambil berlutut.” Saya merubahnya: “Marilah kita memecah-mecah roti itu bersama-sama sambil berlutut. Marilah kita meminum dari piala ini bersama-sama sambil berlutut.” Akan tetapi lagu aslinya berkata: “Marilah kita memuji Tuhan bersama-sama sambil berlutut. Ketika aku berlutut dengan wajahku menghadap ke arah takhta kemurahan, Oh Tuhan, kasihanilah aku ini.”

 

Dan demikianlah apa yang mereka lakukan. Mereka memiliki sebuah persekutuan doa. Dengan segera, doa berubah menjadi puji-pujian. Mereka beralih menjadi berterima kasih kepada Tuhan.

 

Saya memiliki sebuah komentar. Orang itu berdoa dengan tulus di pagi hari, akan dengan tulus pula memuji Tuhan di sore hari. Ada yang merasa dikenai? Di dalam Alkitab, dikatakan: “Biarkanlah dia berdoa.” Bawakanlah kepada Tuhan. Buatlah itu menjadi sebuah pokok doa.

 

Saya memiliki komentar yang lain. Begitu mudah untuk menjadi seorang penganut Kristen, ketika kita menginginkan sesuatu. Akan tetapi, kita percaya sebagai seorang atheis penyembah berhala ketika kita mendapatkan penderitaan. Mintalah sebagai seorang umat Kristen, memohon kepada Tuhan sebagai seorang Kristen, berdoalah sebagai seorang Kristen dan memberikan kemuliaan kepada Tuhan sebagai seorang Kristen.

 

Saya akan mengambil sebuah contoh dari seorang pria di dalam sebuah gereja. Orang itu telah meninggal dunia. Saya yang menguburkannya. Demikianlah alasannya saya memiliki keberanian untuk membicarakannya.

 

Pria itu adalah seorang pengusaha yang berhasil, tidak seberapa jauh dari gereja kita. Di salah satu jalan yang terbaik di kota kita ini, ia memiliki sebuah rumah usaha yang sangat efektif serta penting.

 

Baiklah. Ia merupakan anggota jemaat dari gereja kita, seperti yang telah saya katakan. Dan dia mengalami satu penyakit yang membuatnya menjadi putus asa. Dan saya mengunjunginya beberapa kali di rumah sakit dan tentu saja, saya berdoa untuk dia.

 

Di saat kunjungan-kunjungan itu, ia berkata kepada saya, “Pak Pendeta, jika Tuhan akan menjawab doa-doa anda serta membangkitkan saya, saya akan pergi ke gereja. Saya akan setia terhadap kehadiran saya di sana. Saya akan memberikan hidup saya kepada Tuhan dan menggunakan kekuatan serta kekayaan saya untuk kepentingan kerajaan-Nya di dalam gereja.” 

 

Luar biasa indah! Luar biasa indah! Saya fikir bahwa hal itu merupakan suatu hal yang paling baik yang dapat dikatakan oleh seorang pria. Jika Tuhan akan menyembuhkan saya serta membangkitkan saya, saya akan melakukan mujizat, dengan pertolongan Tuhan. Saya akan berada di gereja. Saya akan menolong dalam pekerjaan itu.

 

Akankah saudara mempercayai hal ini? Tuhan menjawab doa itu: membangkitkan pria itu, mengembalikannya ke dalam usahanya di dalam keadaan sehat serta di dalam kekuatan. Dan dia tidak pernah datang ke gereja walau hanya satu kali – tidak sekalipun pernah dilakukannya. Tidak sekalipun dia pernah datang ke gereja apalagi dia menggunakan kekayaannya serta kejeniusannya dan berkat yang ada padanya untuk melanjutkan kerajaan Tuhan.

Saya tidak dapat memasukkan hal tersebut di dalam pikiran saya. Saya tidak mampu. Bagaimana kita meminta kepada Tuhan serta berdoa kepada Tuhan sebagai seorang Kristen, lalu seperti seorang kafir – layaknya seorang penyembah berhala – tidak pernah melayani Dia setelah doanya mendapat jawaban? Saya tidak dapat memahaminya.

 

Ketika saudara-saudara sekalian berdoa, meminta akan segala sesuatu kepada Tuhan. Hal tersebut tidak menjadi masalah. Tuhan mengundang saudara untuk melakukannya. Tidak ada sesuatu apapun yang tidak dapat saudara lakukan sebagai sebuah pokok doa. Lakukanlah. Tuhan mengajak sauadara-saudara untuk melakukannya. Berbagilah dengan Tuhan dalam segala hal.

 

Hanya mengingat bahwa, ketika doa tersebut dijawab, lakukanlah hal-hal yang baik dengan Tuhan. Jangan membantah untuk memberikan hidupmu di dalam kekuatan serta pengabdian dan dukungan daripada-Nya dan dari kerajaan-Nya.

 

Jadi, dengan kerendahan hati, mereka memuji Tuhan. Daniel berjuang untuk membuat sang raja untuk tidak melihat kepadanya, Daniel, akan tetapi melihat kepada Tuhan untuk sebuah jawaban atas doa. Bukan mengatakan, lihatlah apa yang telah saya lakukan, akan tetapi, tuanku raja, lihatlah apa yang telah dilakukan Tuhan. Demikianlah caranya seharusnya kita lakukan di dalam seluruh hidup kita.

 

Sekarang, suatu cara Tuhan yang menakjubkan dan luar biasa: lihatlah akan kasih Tuhan yang abadi kepada bangsa-Nya. Lihatlah pada situasi di sini. Kota Yerusalem telah dimusnahkan. Bangsa Yehuda telah dipencar-pencarkan. Bait suci itu kini tinggal puing-puing. Tempat-tempat kudus untuk peribadatan itu sekarang menjadi milik dari raja penyembah berhala itu. Kemuliaan telah dijauhkan dari antara serafim itu - Ichabod, Ichabod: kemuliaan itu telah binasa. Prasasti dari seluruh bangsa. 

 

Para putra dan putri dari Yehuda sekarang telah menjadi tawanan di samping sungai Efrata. Betapa dalamnya tekanan kepada seluruh bangsa Israel ketika mereka duduk di tepi-tepi sungai Babilon.

 

Tetapi, dalam keadaan tragedi yang sangat menyedihkan ini, saya ingin agar saudara melihat pada muatan dari berkat dan hikmat serta kekuasaan Tuhan. Benar-benar terpisah dari keunggulan yang kekal, Tuhan telah menunjukkan kepada Israel bahwa jalan itu tidak tergantung pada perlengkapan-perlengkapan bagian luar saja, akan tetapi pada kemurahan-Nya.

 

Dan belum pernahkah saudara mendengar saya mengatakan bahwa ada tiga hal agung yang tidak ada bandingannya yang berkembang pada saat pembuangan bangsa Yahudi di Babel? Nomor satu: mereka tidak pernah lagi menganut paham polytheisme. Maka dari itu untuk selamanya mereka menganut paham monotheisme.

 

Ketika saudara membaca kisah dari bangsa Yahudi di dalam Perjanjian lama, lagi dan lagi dan lagi, mereka menyembah kepada dewa Baal. Mereka menyembah kepada seekor anak lembu yang terbuat dari emas. Demikianlah mereka, berseru memanggil nama dewa-dewa dari orang-orang di sekitar mereka. Secara terus menerus, mereka terus menerus menyembah kepada berhala.

 

Apa yang harus saudara-saudara lakukan adalah membacanya. Tidak ada pengecualian terhadapnya. Akan tetapi, ketika mereka mengalami tragedi pembuangan ke Babel itu, mereka tidak pernah lagi menganut paham polytheisme.

 

Bagaimana dengan mereka zaman sekarang ini? Dapatkah saudara membayangkan seorang Yahudi membungkukkan badan di depan sebuah patung Buddha atau salah satu dari ribuan patung dari dewa agama Hindu itu? Tak dapat dibayangkan. Demikianlah satu hal yang muncul dari pembuangan tersebut: untuk selamanya mereka menjadi penganut paham monotheisme.

 

Nomor dua: hal yang kedua yang muncul dari pembuangan tersebut ialah dalil dari Perjanjian Lama. Mereka berkumpul bersama di dalam pembuangan itu – bersama dengan Ezra, bersama-sama mereka mengumpulkan naskah-naskah suci dari para nabi itu dan menyucikan mereka. Dan demikianlah naskah-naskah tersebut saat ini di dalam Kitab yang sedang saya pegang di dalam tangan saya ini. Dalil dari kitab suci ini lahir di dalam pembuangan. Demikianlah keuntungan besar yang kedua yang muncul dari pembuangan tersebut.

 

Baiklah. Yang ketiga – dan saya mengucapkan terima kasih kepada Tuhan untuk yang satu ini, yang menjangkau bahkan sampai kepada kita. Sisa-sisa mereka, mereka yang dapat bertahan, sisa-sisa yang kembali ke Yehuda menunggu, mencari percaya dalam Mesias yang akan datang itu.

 

Apa yang harus saudara lakukan untuk melihat adalah membaca kitab Perjanjian Baru yang dengan menggunakan bahasa Yunani: bagaimana orang-orang Yahudi itu, ketika mereka kembali ke Yehuda ke tanah air mereka, mereka mencari, mereka berdoa, mereka mengharapkan kedatangan yang agung dari Mesias yang dijanjikan itu.

 

Saya hanya memiliki sedikit di samping sini untuk melakukannya. Dan hal itu, saya tidak tahu tragedi yang lebih besar dari pada ketika Dia datang, kebanyakan dari mereka tidak menerima-Nya, dan oleh karena itu mereka kehilangan negeri mereka, mereka kehilangan kebebasan mereka, kehilangan bangsa mereka.

 

Tetapi, Tuhan itu baik dan Dia mengambil keuntungan dari penolakan tersebut bahwa Tuhan kita ditemukan di dalam bangsa asli-Nya. Dia lalu disalibkan. Demikianlah dosa-dosa kita. Kita telah diampuni di dalam darah, berkat penebusan dari Tuhan kita.

 

Dan umat Kristen telah serak-serakkan ke luar negeri. Dan beberapa dari antara mereka datang dke Amerika dan memenangkan kakek saya kepada Yesus dan akhirnya turun kepada saya.

 

Oh, mujizat Tuhan di dalam mengambil keuntungan dari tragedi-tragedi yang terjadi kepada kita di dalam kehidupan serta menggunakannya untuk membuka sebuah pintu kepada suatu berkat yang tiada bandingannya! Dan hal tersebut dapat menjadi benar dengan saudara-saudara dalam setiap kesedihan serta penderitaanmu. Ketika susunan terluar telah dilepaskan, kemuliaan dari dalam yang kelihatannya dihalangi untuk menuju dindingnya hanya meledak dengan kemegahan yang lebih besar serta tersebar ke seluruh penjuru dunia dengan kecepatan yang lebih besar.

 

Sungguh mengagumkan apa yang dilakukan Tuhan melalui penderitaan serta tragedi di dalam kehidupan kita! Saudara ingat khotbah dari Stefanus. Sementara dia sedang dilempari dengan batu sampai mati, ia menengadah dan di sana ada Tuhan Yesus berdiri – satu-satunya waktu di dalam Alkitab Tuhan dikatakan sedang berdiri – satu-satunya waktu di dalam Alkitab Tuhan dikatakan sedang berdiri. Selalu, Tuhan selalu dikatakan, selalu digambarkan sedang duduk. Dia sedang duduk di sisi kanan Tuhan Allah. Tidak ada pengecualian terhadapnya. Selalu dalam keadaan duduk. Dia duduk diatas takhta. Akan tetapi ketika Stefanus sedang dilempari dengan batu sampai mati, dia menegadah dan melihat di sana Yesus sedang berdiri untuk menerimanya di dalam kemuliaan.

 

Hal itu merupakan hal yang indah tentang apa yang dapat dilakukan oleh Tuhan di dalam kesengsaraan hidup kita! Begitu seringnya, ketika gereja yang tampak dalam reruntuhan, Tuhan melakukan pembangunan kepada tingkatan kerangka yang lebih agung, sebuah rumah yang tidak dibuat oleh perbuatan tangan, lebih indah daripada kuil-kuil di Baalbek, lebih mengesankan daripada katedral di Eropa, lebih baik daripada gedung theater di Ionia dan lebih cemerlang daripada Bait Suci Raja Salomo di dalam segala kemuliaannya.

 

Sering sekali ketika gereja tidak memiliki apapun untuk diberikan kepada pemimpinnya, dan tidak ada Urim atau Thummim untuk disematkan ke dadanya, dunia membaca lebih terang inspirasinya di bawah alis matanya, yaitu, 2 Timotius 2:19: “Tetapi dasar yang diletakkan Allah itu teguh dan meterainya ialah: “Tuhan mengenal siapa kepunyaan-Nya.” Sungguh indah!

 

Maka, Tuhan telah memberikan masukan-masukan terbesar dari pemikiran-Nya serta dari kekuasaan-Nya untuk penderitaan. Anak-anak Tuhan di dalam padang gurun – kepada mereka diberikan-Nya kesepuluh Perintah Allah. Kepada Yeremia yang sedang menangis, Ia memberikan nubuat tentang pemulihan. Kepada orang yang terbuang Daniel, di samping tepian sungai Urai dan sungai Hiddekel, Ia menyingkapkan seluruh pemandangan yang luas itu, pembersihan sejarah pada seluruh zaman. Rasul Paulus berada di dalam penjara, akan tetapi pesan Injil tentang penebusan disebarkan di seluruh wilayah bangsa Romawi. Yohannes diasingkan sebagai seorang tahanan di kepulauan Patmos yang suram, akan tetapi prosesi agung dari orang-orang suci dinyatakan kepadanya. Kedua saksi dari nubuat ini mengenakan kain kabung, di dalam kitab Wahyu, membawa kita kepada suatu pengharapan yang mengagumkan terhadap akhir dari zaman. Dan kepada orang-orang yang merasa mereka tidak memiliki apa-apa di dunia ini, Tuhan memberitahukan mereka berapa banyak yang dimiliki mereka di surga nanti.

 

Bukankah hal itu mengagumkan, sebuah cara yang mengagumkan daripada Tuhan? Tuhan membawa kebijaksanaan yang kosong dari dunia ini. Tuhan mengheningkan apa yang disebut dengan kebijaksanaan manusia. Tuhan menunjukkan kebijaksanaan manusia sebagai suatu kebodohan. Mencari cara untuk membuat Alkitab menyesuaikan diri dengan ilmu pengetahuan, mereka harus menulis ulang buku-buku ilmu pengetahuan tersebut setiap sepuluh tahun sekali.

 

Saudara tahu, saya hampir tidak dapat mempercayai hal-hal yang sedemikian itu. Di dalam perpustakaan di kota Louvre, di Paris, Perancis, yang saya duga sebagai perpustakan yang terbesar di dunia, ada sepanjang satu setengah mil buku-buku ilmu pengetahuan yang tanpa disertai dengan teka-teki. Jika saudara ingin tahu cara untuk membuat iman terhadap Tuhan menyesuaikan diri dengan buku-buku ilmu pengetahuan itu, saudara harus menulis ulang buku-buku tersebut paling sedikit setiap sepuluh tahun. Apa yang menjadi suatu kebenaran secara ilmu pengetahuan di masa lalu merupakan suatu kebodohan di masa sekarang ini. Betapa mengagumkan bagaimana kebenaran Tuhan dinyatakan di dalam Kitab Suci.

 

Sekarang, saya mengatakan bahwa, apa yang telah dilakukan oleh Nebukadnezar, juga kita lakukan sekarang. Keika berada di dalam keputusasaan, apa yang kita lakukan? Kita memanggil kaum Kasdim – kaum Magi, orang-orang bijaksana itu, kaum intelektual, orang-orang pintar. Mereka tidak menolong raja tersebut. Dan mereka tidak berdaya saat ini sebagaimana mereka lakukan terdahulu.

 

Kita juga memanggil kaum intelektual, orang-orang yang berpengaruh, para professional, para panelis, ketika sebenarnya kita hanya membutuhkan hikmat kebijaksanaan Tuhan semata. Dimana filosofi berakhir, Tuhan memulai. Di mana pembelajaran disimpulkan, Tuhan memulai.

 

Demikianlah hal yang sangat indah untuk kita ingat. Tidak di dalam buku-buku ilmu pengetahuan dan tidak di dalam ceramah-ceramah para filsuf dan tidak dalam kebijaksanaan yang disebarkan oleh para professor – kita memandang kepada Tuhan. Dan selama kita memandang kepada Tuhan untuk menanti jawaban, kita tiak akan pernah mengalami kegagalan.

 

Baiklah, hal luar biasa lainnya mengenai Tuhan: Dia menyelamatkan orang-orang yang tersesat demi keadilan. Hal yang pertama diminta oleh Daniel di dalam Daniel 2:24 adalah: “Orang-orang bijaksana di Babel itu jangan kau lenyapkan.” 

 

Bukankah itu luar biasa? Tuhan memberikan kehidupan kepada orang-orang jahat karena permintaan serta pengabdian dari orang yang beriman.

 

Saudara melihatnya di dalam Alkitab. Rumah dari keluarga Potifar diberkati demi keselamatan Yusuf. Para tahanan serta pelaut diselamatkan di dalam badai di Mediterania demi keselamatan rasul Paulus. Israel diberkati demi Musa, yang menempuh kesukaran.

 

Dan saudara lihat akan hal ini – dapatkah saudara mempercayai hal ini? Tuhan mau menyelamatkan Sodom, jika ia dapat menemukan 10 orang yang beriman. Jika saja dia mampu, menjelajahi seluruh jalanan kota itu – jika saja ia mampu menemukan 10 orang yang memiliki iman, hanya 10 orang saja, ia dapat menyelamatkan kota Sodom dan Gomora serta kota dari dataran itu – hanya demi 10 orang saja. 

 

Kegembiraan itu datang, ketika gereja diangkat ke atas. Kemudian, apa selanjutnya? Kesesakan yang besar. Orang-orang jahat diberkati demi orang-orang yang beriman.

 

Jadi, saudara memiliki sebuah gereja dan di sana kaum kafir yang melihat dengan pandangan meremehkan serta penghinaan terhadap gereja. Bahkan di sini, di kota Dallas, lebih dari 50 persen tidak berkaitan dengan gereja.

 

Tetapi, jika tidak ada gereja – saudara-saudara menaruhnya di bawah, kejahatan serta kekerasan dan dosa tidak dapat dikatakan lagi. Maka, kita telah diselamatkan demi Yesus. Dia adalah Kebenaran.

 

Baiklah, saya tudak mengetahui apa yang harus dilakukan dengan lima menit yang masih tersisa untuk saya. Saya mendapatkan satu penyimpangan yang telah saya tuliskan yang ingin saya bacakan. Dan saya khawatir untuk memulainya. Jadi, kita harus menutupnya.

 

Saudara-saudara begitu berharga dan begitu baik serta terberkati untuk mendengarkan. Dan saya mengharapkan untuk hari Minggu yang akan datang, kita akan berkumpul di sini di dalam tempat yang kudus ini.