KESUDAHAN ZAMAN

(THE ETERNAL CONSUMMATION OF THE AGE)

 

Dr. W. A. Criswell

 

Daniel 12

01-05-97

  

 

Dan saya adalah orang yang berhutang kepada anda untuk sebuah perpisahan dan ucapan selamat jalan yang begitu ramah dan Tuhan memberkati saudara-saudara sekalian. Minggu-minggi ini telah menjadi sangat, sangat berarti bagi saya.

 

Dan saya mencemburui saudara-saudara untuk bulan-bulan yang terbentang di depan. Saya telah melihat kepada Ny. C setiap hari. Ia telah belajar selama berjam-jam setiap harinya.

 

Dan saya bertanya kepadanya, “Gerangan apa yang anda pelajari setiap harinya, semuanya selama berbulan-bulan dan anda tidak akan mengajar sampai bulan Januari?” 

 

Lalu ia berkata kepada saya bahwa ia mengumpulkan dari semua sumber dari perpustakaan theologi kita yang besar mengenai hal-hal yang menyinggung kepada Firman Tuhan dan bahwa ia mempersiapkan khotbah yang akan dibawakannya. Jadi, saya cemburu kepada saudara-saudara sekalian dan semua mereka yang sedang mendengarkan radio.

 

Dan ini akan menjadi pelajaran yang terakhir yang diistemawakan kepada saya untuk mengajar tentang kitab Daniel. Jadi, jika saudara-saudara mau, bukalah pasal yang terakhir dari kitab. Demikianlah kitab Daniel, pasal yang ke 12.

 

Dan saya berharap kita memiliki waktu satu bulan hanya untuk melihatnya. Jadi, lihatlah kitab Daniel pasal yang ke 12:

 

“Pada waktu itu juga akan muncul Mikhael, pemimpin besar itu, yang akan mendampingi anak-anak bangsamu; dan akan ada suatu waktu kesesakan yang besar, seperti yang belum pernah terjadi sejak ada bangsa-bangsa sampai pada waktu itu. Tetapi pada waktu itu bangsamu akan terluput, yakni barangsiapa yang didapati namanya tertulis di dalam Kitab itu. Dan banyak dari antara orang-orang yang telah tidur di dalam debu tanah akan bangun, sebagian untuk mendapat hidup yang kekal, sebagian untuk mengalami kehinaan dan kengerian yang kekal. Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya. Tetapi engkau, Daniel, sembunyikanlah segala firman itu, dan materaikanlah Kitab itu sampai pada akhir zaman, banyak orang akan menyelidikinya, dan pengetahuan akan bertambah. Kemudian aku, Daniel, melihat, maka tampakah berdiri dua orang lain, seorang di tepi sungai sebelah sini dan yang lain di tepi sungai yang sebelah sana. Dan yang seorang bertanya kepada yang berpakaian lenan yang ada di sebelah atas air sungai itu; “Bilakah hal-hal yang ajaib ini akan berakhir?” Lalu kudengar orang yang berpakaian lenan, yang ada di sebelah atas air sungai itu bersumpah demi Dia yang hidup kekal, sambil mengangkat tangan kanan dan tangan kirinya ke langit: “Satu masa dan dua masa dan setengah masa; dan setelah berakhir kuasa perusak bangsa yang kudus itu, maka segala hal ini akan digenapi!” Adapun aku, memang kudengar hal itu, tetapi tidak memahaminya, lalu kutanya: “Tuanku, apakah akhir segala hal ini?” Tetapi ia menjawab: “Pergilah Daniel, sepasal firman ini akan tinggal tersembunyi dan termeterai sampai akhir zaman. Banyak orang akan disucikan dan dimurnikan dan diuji, tetapi orang-orang fasi akan berlaku fasik; tidak seorangpun dari orang fasik itu akan memahaminya. Sejak dihentikan korban sehari-hari dan ditegakkan dewa-dewa kekejian yang membinasakan itu ada seribu dua ratus dan sembilan puluh hari. Berbahagialah orang yang tetap menanti-nanti dan mencapai seribu tiga ratus tiga puluh lima hari. Tetapi engkau, pergilah sampai tiba akhir zaman, dan engkau akan beristirahat, dan akan bangkit untuk mendapat bagianmu pada kesudahan zaman.

 

Jadi, kita memulai sebuah penjelasan yang lebih terperinci tentang pasal yang luar biasa itu. Saudara-saudara akan memperhatikan di manapun saudara membacanya di dalam Firman Tuhan, bahwa waktunya akan berakhir di dalam suatu kesesakan besar – kesengsaraan dari zaman yang ada di dalam kitab Daniel, anti Kristus yang mengerikan itu. Dan waktu kesesakan itu, bahkan Mikhael – seperti yang dapat saudara baca di dalam ayat yang pertama, bahkan Mikhael, malaikat utama yang besar itu tidak dapat menghindarkan hari-hari yang tragis tersebut. Ia membantu bangsa itu untuk menahannya, akan tetapi konflik itu masih tetap berada di bumi ini. Dan di dalam Kitab Wahyu pasal ke 12, konflik itu juga terjadi di surga.

 

Akan tetapi, ia berkata kepada Daniel, Bangsamu – “Bangsamu” – ulangan dari semua nubuat Yahudi merupakan semua ramalan tentang penderitaan bangsa Israel serta keselamatan dari kesengsaraan dan kemenangan. Seluruh firman Tuhan, tanpa terkecuali, mengakui bahwa kesudahan zaman, penyempurnaan dari seluruh zaman, berada di dalam kesesakan. Bangsa Israel akan meneruskan untuk menjadi suatu kebingungan terhadap bangsa itu. Di dalam kitab Zakharia 12: 2-3 dikatakan bahwa tidak ada penyelesaian yang permanen untuk masalah bangsa Israel.

 

Saya ingat, suatu kali, ketika Nixon masih menjadi Presiden Amerika Serikat, saya diundang untuk mengunjungi Gedung Putih. Dan di dalam kantor di mana para anggota kabinet bertemu dengan presiden, kami duduk bersama dengan Kissinger, yang pada saat itu sebagai pemimpin dari program luar negeri bangsa kita yang besar itu.

 

Dan di saat itu, ada sebuah pengumuman bahwa Russia akan datang untuk membantu kaum Komunis di dalam negara Indonesia. Dan saya berkata kepada Henry Kissinger – kata saya, “Apakah saudara berfikir bahwa ini kemungkinan masa kesesakan yang akan menandai akhir dari zaman?”

 

Dan yang membuat saya tekagum, dia menjawab, “Tidak. Hal itu tidak akan terjadi di Semenanjung Indonesia. Tetapi, akkhir dari zaman akan datang di dalam konflik yang melibatkan Israel, bangsa Tuhan itu.” Baiklah, demikianlah pengakuan yang paling besar bahwa seorang negarawan dapat berbicara yang berkenaan dengan puncak dari sejarah dunia: semuanya akan berakhir di Israel.

 

Dan seperti yang telah saya katakan berulang-ulang kali – ketika orang-orang dari media memberikan pemikiran bahwa, sekarang ketika Arafat dan Perdana Menteri Israel sedang bersama-sama dan mereka akan akan mengadakan suatu perdamaian yang besar, saya telah selalu mengatakan bahwa tidak akan ada perdamaian di israel, tidak akan ada sampai akhir dari zaman pada saat Yesus datang dan bangsa itu akan bertobat dan menerima Tuhannya sebagai Mesiasnya. Dan hal-hal inilah yang sedang terjadi di sana sekarang ini, saya bahkan berdoa bahwa Dr. Hawkins dan para peziarah yang bersama dengannya itu akan kembali di dalam damai dan dalam keadaan sehat. Saya tidak perduli apa yang terjadi. Tidak akan ada perdamaian di Israel sana, kecuali kesesakan sampai kesudahan zaman.

 

Jadi, di dalam kitab ini – di dalam kitab Daniel, mengatakan tentang mereka yang namanya tertulis di dalam Kitab Kehidupan. Bukan hanya Israel, akan tetapi telah diakui bahwa penyelamatan yang diperbesar untuk seluruh bangsa Tuhan akan dimaksudkan untuk “setiap orang yang ditemukan di dalam kitab tersebut” Kitab itu berada di dalam penjagaan Tuhan, kepada mana penghakiman yang terakhir akan berdasar.

 

Dan di dalam Daniel 7:10 mengakui, berdiri di hadapan Tuhan seribu kali beribu-ribu dan duduklah Majelis Pengadilan dan dibukalah kitab-kitab. Kita semua akan dihakimi dari apa yang telah dituliskan di dalam kitab-kitab yang berada di tangan Tuhan itu. Kitab Wahyu 20:12-15 mengatakan: “Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibukalah semua kitab…Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu.” Suatu hari, semua kita akan berdiri di dapan takhta penghakiman dari Ruhan Yang Maha Kuasa dan semua kitab akan dibuka dan kita akan dihakimi dari apa yang tertulis mengenai kita di dalam catatan yang tidak berkesudahan itu. 

 

Sekarang, di dalam Daniel 12: 2 berbicara tentang kebangkitan - “banyak” dibicarakan tentang: perbedaan antara  banyak dari antara orang-orang yang telah tidur dan termasuk sedikit yang akan hidup dan tetap tinggal pada sat kedatanganNya, akan tetapi semua kita akan dibangkitkan. Ada kebangkitan yang pasrisal, suatu kebangkitan yang terbagi. 

 

Izinkanlah saya melihat pada pengakuan-pengakuan yang ada di dalam firman Tuhan ini. Akan ada kebangkitan. Yesus berbicara tentang hal itu I dalam kitab Yohanes 11: 24. Suatu hari nanti akan ada suatu kebangkitan. 

 

Yang kedua: Akan ada kebangkitan yang terbagi – yang pantas dan yang tidak pantas. Kita tidak akan dibangkitkan bersama-sama. Akan ada suatu pemisahan besar. Di dalam kitab Matius 13, gandum dan tara dipisahkan. Di dalam Matius 25, domba dan kambing dipisahkan.

 

Dan menurut kepada Kitab Wahyu, akan ada suatu perbedaan waktu antara kebangkitan yang pantas serta kebangkitan yang tidak pantas selama seribu tahun lamanya. Orang-orang kudus akan dibangkitkan dengan kegembiraan dan yang tersesat akan dibangkitkan pada saat penghakiman terakhir. Kemudian, kepada kita akan dilimpahkan penghargaan yang tidak berakhir. 

 

Bahasa yang dipakai di dalam Daniel 12:3 penuh dengan keindahan puisi dan hampir merupakan suatu serangan. Semuanya berupa pernyataan yang lebih luar biasa ketika kita memperhatikan konteksnya dimana hal itu ditemukan. Hal itu berakhir – seluruh sejarah kehidupan manusia dan sejarah berakhir di dalam sebuah penglihatan tentang kegelapan. 

 

Hal itu diulangi di dalam Daniel pasal 10 dan 12. Akan ada kesengsaraan besar. Akan ada Anti Kristus. Akan ada perang Armagedon. Astaga. Akan tetapi, akan ada jiwa-jiwa yang diselamatkan melalui semuanya itu. 

 

Demikian merupakan hal yang luar biasa kepada saya. Sebagai contoh, di dalam kitab Wahyu, di dalam pasal yang ke 7, di tengah-tengah kesengsaraan, ada kebangkitan yang terbesar yang pernah diketahui dunia atau yang akan diketahui oleh dunia. 

 

Saya hanya tidak dapat membayangkannya. Baiklah, ada di sana ada penyelamatan jiwa kemudian dan di sana ada penyelamatan jiwa di sepanjang zaman dan bahkan di zaman sekarang ini. 

 

Maka, penghargaan di dunia ini begitu seringnya dilimpahkan kepada manusia yang tertulis di dalam penghargaan terhadap perang, pertentangan serta penghancuran. Di dalam sejarah, saudara-saudara tahu bahwa di sana ada Caesar dan di sana ada sang Kaiser dan di sana ada Tsar. Semua itu sama artinya di dalam bahasa Yunani. 

 

Di kota Paris, di sana ada makam dari Napoleon. Dan di dalam sejarah dunia, kita semua – selamat malam – memperbesar orang-orang perang ini. Di kota London, di sana ada Taman Trafalgar Square, dengan patung Lord Nelson berdiri di atasnya. Di Amerika kita ini, di kota New York, di Riverside Drive, dengan mencolok, ada makam dari Grant. Dan di Amerika Selatan, di semua penjuru ada patung dari Simon Bolivar. Akan tetapi, di langit sana, penghargaan serta pengakuan adalah untuk mereka yang memenangkan jiwa untuk Kristus. 

 

Apakah saudara-saudara pernah berfikir tentang hal ini: bahwa di dalam alkitab hampir tidak segala sesuatu mengenai bangsa-bangsa di dunia ini? Hampir tidak ada. Sebagai contoh, kekaisaran besar Romawi – saudara-saudara telah membacanya di Alkitab – hampir tidak berkenaan kepada apapun. 

 

Dan seluruh sejarah Tuhan juga seperti itu. Kita memperbesar hal-hal agung yang terjadi di dalam sejarah umat manusia: peperangan dan penghargaan tentang apa saja itu yang mana seseorang mampu melakukannya. Akan tetapi di dalam buku Tuhan, mereka hampir tidak disinggung. Demikian adalah hal yang menakjubkan untuk saya. 

 

Jadi, kita berbicara tentang penghargaan terhadap mereka yang mengasihi jiwa manusia. Untuk memenangkan seseorang merupakan sebuah berkat. James menulis, “Dia yang merubah seorang pendosa dari kesalahan-kesalahan jalannya akan mendapatkan penghargaan yang tiadak ada habis-habisnya.” 

 

Akan tetapi, untuk memenangkan banyak, wow, sungguh indah! Tuhan menuliskan hal itu di dalam buku itu. Kristus berkata kepada umat Kristen bahwa Dia menginginkan hati untuk mengasihi orang banyak, hati untuk mencari orang yang tersesat, hati untuk memenangkan semua golongan, hati untuk menyelamatkan yang kalah. Bagi semua orang, betapapun sederhananya, siapa saja yang bersaksi untuk Kristus memiliki sebuah penghargaan yang tidak berkesudahan. 

 

Secara kebetulan saya menemui seorang pengusaha penganut agama Kristen yang sedang berbaring sekarat. Dan istrinya yang Kristen juga itu berkata, “Haruskah saya memanggil direktur bank dan diaken dari gereja?” 

 

“Tidak,” kata orang yang sedang sekarat itu, “Panggillah John penjaga pintu itu.  Ia memiliki kasih Kristus di depan mataku selama beberapa tahun ini. Lebih baik untuk saya agar dia berdoa untuk jiwa saya.” 

 

Saya fikir bahwa hal tersebut ada benarnya. Kita membesarkan orang-orang yang mengatur negara ini atau direktur sebuah korporasi atau orang-orang yang dipilih dan diagungkan. 

 

Di dalam Alkitab, Tuhan bahkan tidak menyinggung mereka. PandanganNya tertuju pada seseorang yang sederhana yang mengasihi Dia dan memenangkan jiwa untuk Kristus. 

 

Jadi, penghargaan abadi untuk selama-lamanya, seperti yang dikatakan di dalam Filipi 4:1, rasul Paulus menuliskan, “Karena itu, saudara-saudara yang kukasihi dan yang kurindukan, sukacitaku dan mahkotaku, berdirilah juga dengan teguh dalam Tuhan, hai saudara-saudaraku yang kekasih!” Pemenang jiwa akan memancarkan sinar untuk selama-lamanya. 

 

Sekarang, saya ingin agar saudara melihat akan hal ini. Kemampuan bumi segera akan dilupakan. Lihatlah, siapa bangsawan yang bergelar “duke” dan “lord” serta “viscount” di tahun 1370? Apakah ada yang tahu? Tetapi, semua orang mengenal John Wycliffe. 

 

Lihatlah pada tahun 1660. Siapa bangsawan yang bergelar “duke” dan “lord” serta “viscount” di tahun 1660? Tetapi semua orang mengenal John Bunyan. Siapa bangsawan yang bergelar “duke” dan “lord” serta “viscount” di tahun 1750?  Apakah saudara-saudara pernah mendengar seseorang yang pernah mendengar seseorang yang pernah mendengar tentang seseorang – pernahkah saudara? ? Tetapi selamat malam hidup, fikirkanlah tentang John Wesley dan pekerjaan yang luar biasa di bawah Tuhan yang telah dilakukannya. Saya katakan pada saudara, jika saudara membaca Alkitab, maka pastilah saudara akan mendapatkan pandangan yang berbeda tentang pengertian sejarah. 

 

Jadi, saya  menutup ceramah saya yang terakhir dengan ini, misteri yang terakhir - nun apolueis – demikianlah yang dikatakan oleh Simeon pada saat ia melihat bayi Yesus. Sekarang, nun apolueis, “biarkanlah saya pergi” di dalam damai. Jadi, kita akan membaca nun apolueis dari kehidupan Daniel dan pada akhirnya dari kehidupan kita. 

 

Daniel 12:4 dibaca, “Tutuplah kitab itu dan meteraikanlah.” Penglihatan terhadap sejarah dunia yang dimulai dari pasal yang ke sepuluh dari kitab Daniel sekarang berakhir sudah. Dan malaikat menyuruh dia untuk menggulung kembali kitab itu serta memeteraikannya. Wahyu itu tidak dibuat jelas – tidak sekarang – dan hanya akan dimengerti untuk waktu yang sangat lama pada saat digenapi. Penggenapan akan membuat wahyu itu jelas dan tidak berarti dua, akan tetapi pasti saudara tidak akan melihatnya sekarang. 

 

Kapankah akhirnya? Di dalam  Daniel 12:8-9:  Akhir zaman selalu sepertinya sudah dekat, akan tetapi tidak pernah sampai. Sampai kapankah keadaan seperti ini akan berlangsung? Yang mana dari mujizat-mujizat ini yang akan menjadi yang terakhir sebelum akhir zaman? Hal itu tidak dinyatakan. Kita harus menunggu. Hal itu tidak dijawab. Sungguh sesuatu hal yang menakjubkan bagaimana Tuhan, di dalam kahirNya yang misterius, meninggalkan kita tanpa pemahaman. 

 

Sebagai contoh, di dalam kitab Yohanes 21, pada saat Yohanes dan Petrus berada di sana pada saat bangkitnya Tuhan Yesus, dan Tuhan Allah berkata kepada si anu, kepada Petrus, saudara ingat pasalnya. Dan Simon Petrus berkata, “Engkau mengatakan hal ini mengenai aku, dan aku dan aku, bagaimana dengan dia? Bagaimana dengan Yohanes?” 

 

Dan Tuhan menjawab, “Jika Aku tidak pernah menjawab, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau: ikutlah Aku.” 

 

Jadi, di dalam kitab Daniel 12:8 dikatakan, “Memang kudengar hal itu, tetapi tidak memahaminya.” Sungguh merupakan kesedihan kepada Daniel untuk tidak dapat memahaminya. Hal itu diulangi kembali di dalam pasal yang kedua belas, dari ayatnya yang kesembilan dan tiga belas: “Tetapi engkau, pergilah,” demikian kata malaikat tersebut. Ketika Daniel ingin tahu, mengapa kepadanya tidak diberitahukan. 

 

Bagaimana dengan masa depan ini? Bagaimana dengan kita? Oh, Tuhan itu misterius dan kita tidak akan menyangkal Tuhan yang misterius dan tak terukur di dalam pemeliharaanNya yang baik. Kita hanya tidak memahaminya saja. 

 

Misteri Tuhan tiak dapat dipahami. Siapa yang bisa begitu mengejutkan seperti Tuhan? Kemuliaan Tuhan adalah bahwa Dia menyembunyikan sesuatu dan menyelesaikannya. Dan kita tidak dapat memasukinya. Di sana ada sebuah gunung kebenaran di dalam Tuhan yang tidak akan pernah kita timbang. Dan jika kita dapat, kita akan hidup di dalam perdebatan. 

 

Menara gereja, puncak gereja, tidak dibuat sebagai tempat untuk kita berdiri. Saudara-saudara tidak dapat melakukannya. Tanag dapat dibajak, kecuali langit dan surga – yang dapat kita lakukan hanyalah memandang dengan takjim kepadanya. Hanya itu saja. 

 

Kadang kala, jika kita berfikir kalau saja kita dapat hanya mengerti, pasti kita sudah mencapainya. Akan tetapi, iman tidak dibuat untuk dikategorikan atau untukdianalisa. Iman merupakan suatu kobaran api yang berada di dalam jiwamu. Iman itu adalah atosfir bukannya sebuah mantel. Iman merupakan kekuatan penggerak di dalam jiwa kita.

 

Kekuatan yang paling besar tidak terlihat dan misterius. Manusia seharusnya menduga material universal menggambarkan keterpaduan substansial dari setiap hal. Hal itu tidak benar, baik dari sejak permulaan kebenaran. Kebenaran itu tidak dapat dilihat dan tidak terlihat jauh lebih substansial. 

 

Sebagai contoh, gaya gravitasi yang mengendalikan planet ini tidak terlihat dan dikendalikan langit. Demikianlah gaya gravitasi. Plato mengatakan bahwa kekekalan, kenyataan, substansi tidak dapat dilihat, akan tetapi semuanya di dalam fikiran. 

 

Ambillah kotamu kota Dallas sebagai contoh – jalanan di kota. Lihatlah pada gedung-gedung itu. Jika di sana tiak ada kecuali baja dan besi, maka gedung-gedung tersebut pada akhirnya tidak ada apa-apanya kecuali tumpukan sampah. Demikianlah kota ini dan segala yang ada di dalamnya. Akan tetapi di balik bahan-bahannya di sana ada pemikiran dan tujuan serta aal, kekuatan di dalam yang tidak terlihat yang hidup selama-lamanya. 

 

Saya tidak akan pernah melupakan 2 Korintus 4:18:

 

“Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan melainkan yang tidak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tidak kelihatan adalah kekal.”

 

Jadi saya membicarakan misteri dari Alkitab. Alkitab mendapatkan kitab wahyu, penyingkapan diri Tuhan. Alkitab merupakan hal luar biasa yang dikuduskan, “karena sekarang kita dapat melihat kegelapan dengan jelas.”  Tidak menjadi masalah siapapun diri saudara, betapa cerdasnya saudara, saudara dapat melihat di kegelapan dengan jelas. Dan hal itu tidak sampai kemudian ketika kita saling berhadapan. 

 

Misalnya, pertobatan – pengorbanan Kristus yang oleh karenanya dosa-dosa kita dibersihkan dan kita telah diselamatkan. Saudara-saudara bisa meraih gelar Ph.D, sebuah gelar Doctor Filosofi di dalam mempelajari sesuatu. Tetapi, saudara tetap tidak dapat memahaminya. Dan saudara tetap tidak mengetahuinya. 

 

Bukalah kitab Wahyu. Pasal-pasa di pertengahan adalah yang paling sukar, akan tetapi pasal yang menarik kesimpulan ternyata lebih sukar lagi. Begitu banyak pertanyaan yang tidak terjawab di dalam kemisteriusan Tuhan. 

 

Sebagai contoh, di dalam 2 Tessalonika 2 : 7 dan di dalam Daniel 12:10-11 membicarakan “misteri ketidak-adilan” Iblis memiliki hari perayaan atas musim kejayaan. Kurbannya akan dibawa pergi. Rasa benci yang membuat kehancuran telah disediakan. Musuh itu sendiri akan mendatangi setiap pintu tempat-tempat yang kudus dan membawa pergi api dari altar dan tidak meninggalkan apapun kecuali debu putih yang dingin dan mematikan. 

 

Demikianlah iblis. Ia selalu melakukannya di sepanjang sejarah dan di ajuga melakukannya di dalam gereja. Kekuatan Setan, menurut kepada Daniel 12:11, sungguh menakutkan. 

 

Bagaimana bisa, bahwa Tuhan, kelihatannya, hanya berdiri saja – hanya melihatnya saja? Ia akan melihat saudaar-saudara meninggal. Dia akan melihat saja ketika saudara-saudara bergda di dalam tragedi dan kesengsaraan, hanya berdiam diri.

 

Dan di dalam kitab Wahyu, bahkan setelah seribu tahun, iblis itu akan kalah. Mengapa di bawah surga yang tinggi? Tuhan Allah menempatkannya di dalam sebuah lubang yang sempit, di dalam kutukan. Mengapa membiarkannya keluar? Saudara-saudara tidak mengetahuinya. Dan saudara-saudara tidak akan pernah mengetahuinya sampai misteri itu dinyatakan kepada saudara-saudara di akhir zaman nanti. 

 

Jadi, saya berkata, nun apolueis. Dalam Daniel 12:13: Janganlah engkau gelisah, Tuhan berbicara kepada Daniel mengenai takdir. Serahkanlah masalah itu ke dalam tangan Tuhan. Hal ini dikatakanNya kepada saudara-saudara sekalian dan kepada saya. 

 

Misalnya, di hari-hari yang telah berlalu, mereka menghitung sebanyak 1.290 hari lamanya. Kemudian di ayat yang berikutnya lamanya menjadi 1.335 hari. 

 

Apakah gerangan itu dan apakah gerangan artinya? Satu-satunya yang saya ketahui adalah, kapanpun Tuhan menghitung jumlah hari itu, Ia selalu meyakinkan kita akan kasih dan kemurahanNya serta pemeliharaanNya yang luar biasa. Sebagai contoh, di dalam kitab Wahyu 2:10, Ia berkata kepada jemaat gereja di Smirna,”Engkau akan dicobai dan akan mendapatkan kesusahan selama sepuluh hari.” 

 

Sekarang, dari semuanya itu yang dapat memasuki benak saya hanyalah bahwa waktunya selalu dihitung. Saya tidak perduli tragedi apa atau penderitaan apa atau luka yang bagaimana, akan tetapi waktunya telah dihitung. Tuhan memiliki suatu alasan untuk hal itu. Saya tidak dapat memahaminya atau memasukinya. Yang saya tahu bahwa Tuhan selalu menghitungnya. 

 

Dan tidak ada akhir untuk itu. Dan di sana ada sebuah penyempurnaan besar yang terakhir – penyingkapan, kemenangan. 

 

Misalnya, di dalam Daniel 12:13 – ia berbicara tentang pelepasan – kedengarannya seperti suatu pembebasan terhadap nabi itu. Pada saat itu usianya sekitar 95 tahun. Dan ia berbicara tentang pembebasan. 

 

Akan tetapi orang itu tidak diperintah seperti seekor anjing yang masuk tanpa izin. Sebaliknya Tuhan berbicara kepadanya di dalam kenyataan bahwa dia tidak dapat memahami dan tidak dapat masuk ke bagian terakhirnya. Tuhan memberikannya ketenangan seperti kepada hati yang penuh kesesakan. 

 

Daniel ingin mengetahuinya. Ia ingin memahami akhirnya. Demikian juga dengan kita yang ingin mengetahuinya. 

 

Astaga, saya telah menjadi Pendeta selama 70 tahun, saya tidak dapat memahami hal-hal yang terjadi di dalam kehidupan umat manusia. Saya tidak mengerti. 

 

Tetapi, Tuhan berkata bahwa semuanya akan baik-baik saja. Semua tempat-tempat yang melengkung akan diluruskan kembali dan tempat-tempat yang kasar akan dibuat menjadi rata kembali. Akhir zaman akhirnya datang juga. Pasti. 

 

Tuhan telah menghitung hari-hari dari bumi ini. Dan Tuhan telah menghitung hari-hari kita. Dan akan ada sebuah akhir untuk bumi ini, sebagai mana telah kita ketahui. Dan akan ada akhir untuk hidup kita sebagai mana kita rasakan. 

 

Akan tetapi kita akan beristirahat di dalam Tuhan. Baca kitab Wahyu 14:13:

 

“Dan aku mendengar suara dari sorga berkata: Tuliskan: Berbahagialah orang-orang mati yang yang mati di dalam Tuhan, sejak sekarang ini.” “Sungguh,” kata Roh, “supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka karena segala perbuatan mereka menyertai mereka.”

 

Yang dapat kita lakukan hanyalah percaya – hanya percaya! 

Jadi, kenangan dan penghargaan Tuhan yang tidak gagal terbentang di hadapan kita. Penutup dan akhir telah dinyatakan, telah dikatakan kepada kita di dalam Daniel 12:13: “Pada akhirnya engkau akan berdiri di tempatmu.” 

 

Demikianlah satu figur yang dihasilkan dari pembagian Palestina “berdasarkan kaplingan” di zaman Joshua. Kepada setiap suku telah diberikan wilayahnya masing-masing. 

 

Di dalam restorasi Israel, akan ada pembagian dari semua yang telah diketahui dandisayangi oleh bangsa Tuhan itu. Jadi, Daniel memiliki kaplingannya sendiri. 

 

Setiap orang, demikian kata Alkitab, akan mendapatkan kebun anggur dan pohon cemaranya sendiri. Jadi Joshua kita, Yesus akan membagi warisan kita denganNya di taman paradiso di surga. Di sini kita hanya memiliki sebidang kecil saja, sebuah ruang yang hanya cukup menampung tulang belulang kita saja. Hanya itu. Tidak ada selebihnya ataupun di sampingnya. 

 

Tetapi, di sana, suatu hari nanti – di sana, suatu hari nanti Tuhan akan memberikan warisan tersebut kepada kita di surga sana – bukan di sini, tetapi di sana. Ia akan membagi seluruh semesta ini – seluruh dari semua penciptaan yang telah dibuat kembali. 

 

Dan Tuhan akan membagi seluruh penciptaanNya dan akan memberikannya kepada kita yang telah meletakkan kepercayaan kita di dalamNya – akan membaginya dalam bentuk kapling. Saudara akan mendapatkan satu kapling. Saudara akan mendapatkan satu tempat. Saudara akan mendapatkan warisan. Saudara akan mendapatkan penghargaan kemudian, dan, Oh Tuhan, fikirkanlah apa yang akan terjadi.

 

Saudara tahu, saya teah membaca tentang para astronom. Mereka mengambil mikroskop-mikroskop mereka dan mereka mengambil teleskop-teleskop mereka dan mereka melitah pada langit besar yang tak berbatas itu. Dan setelah mereka selesai mengerjakan yang sepenuhnya mereka, mereka sampai pada suatu tempat dibalik seluruh ketidak terbatasan itu. Dan di sana tetap ada jalur yang lain serta jagad raya yang lain dan planet-planet lainnya di sana jauh melampaui apa yang pernah, sejauh ini, mampu temukan dengan teleskop-teleskop tersebut. 

 

Dan Tuhan akan membagi semuanya itu. Dan dengan cara kaplingan, saudara dan saudara dan saudara, kita akan mendapatkan warisan kita dan penghargaan kita di dalam dunia yang luas, penciptaan baru yang luar biasa – yang baru digosok hingga mengkilap, yang baru direkonstruksi – dunia yang jatuh ini. 

 

Dan itulah sebabnya mengapa Ny. C. mengacu kepada perkataan saya bahwa saya berfikir Tuhan akan memberikan kepada saya salah satu planet tersebut. Dan saya akan membawa sebuah kotak sabun bersama dengan saya, saya katakan, saya akan berdiri di atas benda itu dan mengajarkan kasih dan kemurahan Yesus selama-lamanya. 

 

Sekarang, ketika saya berdiri untuk mengajar, saya meletakkan sebuah jam di depan saya. Di sana saya bahkan tidak memerlukan kalender lagi. Saya hanya akan maju untuk selama-lamanya. Ah, hal itu jauh melampaui pemikiran kita: Janji Tuhan kepada kita. Maka, lagu ini yang kita nyanyikan:

 

Di sana ada negeri yang ebih baik dari sekarang

Dan oleh iman kita dapat melihatnya dari kejauhan.

Karena Bapa menunggu di seberang sana,

Untuk mempersiapkan tempat hunian kita di sana.

 

Di tepi sungai Jordan dengan badai aku berdiri

Dan melemparkan pandangan yang penuh keinginan

Ke arah Kanaan dan tanah yang dijanjikan.

Dan yang kelak akan kuwarisi.

 

Saya katakan kepada saudara, kata-kata itu tidak dapat dijelaskan – saya tahu. Dan segala pemeliharaan hidup tidak dapat dipahami, seperti yang dikatakan Tuhan kepada Daniel. Tetapi, suatu hari nanti, di sana akan ada suatu penyingkapan dan pemahaman yang sempurna dari keseluruhan hal itu, ketika kita mewarisi apa yang telah dipersiapkan Tuhan kepada kita yang mengasihiNya. 

 

Bailah. Saya sungguh menikmati kebersamaan saya dengan saudara-saudara sekalian. Dan semoga Tuhan berbaik hati kepada saudara-saudara sekalian dan mengizinkan saudara untuk bertumbuh di dalam kemurahan sampai kita melihatNya dan, di atas sana, satu dengan yang lainnya. 

 

Terima Kasih. Tuhan memberkati.