SEORANG SAKSI KRISTEN YANG SALEH

(A GODLY CHRISTIAN WITNESS)

 

Dr. W. A. Criswell

 

Daniel 1:1-2

10-13-96

 

 

Dan pada saat kita membaca kitab Daniel, kita tidak saja menjadi terhibur dengan adanya tambahan buku dalam Alkitab. Akan tetapi kita sedang melihat pada karakter dari Tuhan Allah Yang Maha Kuasa.

 

Maka, warta kita pada hari ini diambil dari kitab kenabian yang agung dan diberi judul: “Seorang saksi Kristen yang saleh terhadap dunia pendidikan dan tidak beriman.”

 

Jadi, mari kita mulai. Kitab Daniel dimulai dengan kalimat:

 

Pada tahun yang ketiga pemerintahan Yoyakim, raja Yehuda, datanglah Nebukadnezar, raja Babel, ke Yerusalem, lalu mengepung kota itu. Tuhan menyerahkan Yoyakim, raja Yehuda, dan sebagian dari perkakas-perkakas di rumah Allah ke dalam tangannya.

 

Jadi, kesemuanya ini boleh kelihatan tidak penting secara relatif – hanya sebuah pendahuluan tentang mengapa Daniel berada di Babel. Akan tetapi, lihatlah lebih dekat lagi pada susunan kata-katanya. Benar-benar sangat penting.

 

Ingatlah akan hal itu: “Tuhan menyerahkan Yoyakim, raja Yehuda, ke dalam tangannya.” Mengapa catatan ini dimulai dengan seperti itu dan mengapa ada penyusunan kata-kata in? Karena Tuhan Allah telah menubuatkan hal yang satu ini, bertahun-tahun dan bertahun-tahun yang lalu.

 

Sekarang, pengakuan dan pengamatan saya yang pertama adalah: Apakah firman Tuhan pernah mengalami suatu kegagalan total. Hal tersebut mengingatkan kita pada kitab Yesaya Pasal yang ke 23 ayatnya yang ke 3, pada saat Tuhan memberitahukan Yesaya untuk berjalan telanjang dan tidak memakai kasut selama tiga tahun di sepanjang jalanan kota Yerusalem. Tuhan Allah sedang memberitahukan bahwa Asyur akan bangkit dan bahwa seluruh dunia akan berhadapan dengan kerajaan besar tersebut. Sekarang, peristiwa itu sekitar dua ratus tahun sebelum benar-benar terjadi.

 

Atau, mari kita lihat sekali lagi: Tuhan Allah menepati janjiNya – Allah telah mengatakannya dalam kitab 2 Raja-Raja 20: 17–18 – dan nubuat yang sama yang tertulis dalam kitab Yesaya 39: 5 - 7. Allah berkata bahwa Yehuda akan dibawa kedalam pengasingan ke Babel. Dan keturunan dari keluarga istana akan dijadikan sebagai sida-sida di dalam istana orang-orang Kasdim.

 

Hal tersebut telah dikatakan bertahun-tahun dan bertahun-tahun sebelum benar-benar terjadi. Jadi hal tersebut hanya berupa peringatan bahwa janji Tuhan Allah tidak pernah gagal.

 

Sekarang, tentang Daniel: namanya memiliki arti “Tuhan Allah adalah hakim”. Dan kaum Kasdim menderita karena dosa-dosa dari nenek moyang mereka. Apakah saudara-saudara sekalian ingat apa yang diakui dalam kitab Roma 5: “Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa.” Maut menjadi bagian dari kehidupan kita semua.

 

Hukum dari kepala pemerintahan federal bekerja tanpa henti: dari Adam turun pada keturunannya sampai kemudian kepada kita. Hal ini menjadi bagian dari pribadi dan pekerjaan dari Tuhan Allah Yang Maha Kuasa.

 

Kita akan melihat sejenak kepada kesedihan pribadi yang menyertai penahanan anak-anak Tuhan ini. Kesedihan dari kaum muda ini karena dijauhkan dari rumah-rumah mereka sungguh tidak dapat digambarkan. Mereka tidak pernah melupakan tempat dari mana mereka berasal.

 

Kepedihan ini dapat dilihat di dalam cara Daniel pada saat berdoa. Dalam Daniel ayat 9 dan 10, Daniel merupakan seseorang yang sudah tua, dimana umurnya sudah 90 tahun. Akan tetapi ia berdoa dengan jendelanya yang terbuka terbuka ke arah Yerusalem. Ia dipenuhi dengan perasaan kasih daripada Tuhan Allah dan kasih dari bangsanya dan tanah airnya di dalam usianya yang telah berumur 90 tahun sama dengan pada saat usianya masih hampir 20 tahun dan ditawan serta dibawa pergi ke Babel.

 

Sekarang, marilah kita melihat padanya sejenak: air matanya beserta dengan doa-doanya dan para sahabat-sahabatnya. Hal itu mengingatkan kita kepada air mata dan doa dari Yusuf, pada saat dia dibawa pergi ke Mesir.

 

Dan saudara-saudaranya tidak pernah melupakan kejadian tersebut. Misalnya, di dalam kitab Kejadian 41: 21 - 22, setelah bertahun-tahun, orang-orang yang bersaudara ini selalu mengenang air mata Yusuf, ketika mereka memasukkannya ke dalam sumur kecil, walaupun kemudian mereka mengangkatnya ke atas, untuk menjualnya kepada para pedagang budak di negeri sungai Nil tersebut.

 

Peristiwa itu mengingatkan saya bagaimana kehidupan Daniel yang bersamaan dengan Yusuf. Keduanya sama-sama tawanan. Keduanya bangkit dalam sebuah kerajaan asing, keduanya memiliki pangkat yang sama sebagai perdana menteri oleh karakter pribadi dengan kualitas yang sama, memiliki integritas sejati, pengabdian yang tidak mementingkan diri sendiri terhadap pekerjaan mereka dan menjaga kesetiaan imannya kepada Tuhan.

 

Kedua-duanya memiliki kemampuan kenabian yang luar biasa yang kemudian dinaikkan mereka sebagai suatu pesan umum. Dan keyakinan – saudara-saudara sekalian tidak mampu berbuat apa-apa kecuali mengetahui hadirat Allah di antara orang-orang buangan tersebut. Kedua-duanya mampu membuyarkan penegasan yang lain terhadap pengetahuan tentang masa yang akan datang, walaupun banyak terjadi baik di Mesir maupun di Babel.

Saya fikir bahwa hal tersebut senantiasa benar adanya. Seorang pekabar Injil yang sejati akan mendapatkan penglihatan terhadap masa yang akan datang bahwa manusia tidak akan pernah menguasai secara politik dan militer. Saya fikir bahwa pekabar Injil tersebut mampu melihat akhir dari apa yang sekarang sedang membentuk karakter dari manusia itu. Dan saya masih memiliki sesuatu untuk saya katakan mengenai hal tersebut lebih lanjut.

 

Kedua-duanya - Daniel dan Yusuf, sama-sama berada di dalam Tuhan, kedua-duanya merupakan rekan dan pelindung bangsa Tuhan di dalam penderitaan mereka. Tuhan Allah memiliki maksud terhadap semua penderitaan serta kesedihan dan kesusahan hidup dari saudara-saudara sekalian. Selalu ada alasan di dalamnya. Pemimpin yang agung terhadap kehidupan memiliki alasan terhadap seluruh penderitaan di dalam hidupmu. Kita hanya perlu untuk mengingatnya saja serta percaya pada Tuhan Allah untuk arti mereka yang paling utama.

 

Maka, Daniel merupakan salah satu karakter yang paling menakjubkan yang pernah dilihat oleh dunia atau yang pernah diketahui di dunia ini – satu dari sedikit orang yang diciptakan Tuhan memiliki hal-hal yang baik saja, seperti Yusuf atau Jonathan yang hanya ditulis tentang hal-hal baik dari mereka saja. Tidak ada dituliskan mengenai Daniel kecuali memuji-muji Tuhan Allah. Bahkan malaikat Gabriel menyebut dia dengan “orang yang dikasihi” Ia benar-benar Ia benar-benar seorang sosok pemimpin di dalam karakter pribadinya serta iman yang tidak dapat diukur.

 

Saya ingin menunjukkan sesuatu kepada saudara-saudara sekalian, sesuatu yang menjadi perhatian saya dan semua anak-anak yang akan berangkat ke sekolah, seperti putra dari Gloria Cowan  itu, yang tadi berada di sini dan menjabat tangan saya. Saya ingin agar saudara-saudara sekalian melihat pada percobaan yang dilakukan orang-orang muda ini dalam budaya pemujaan dan penyembahan terhadap berhala.

 

Saya tidak memiliki waktu yang cukup untuk membaca bagian-bagian ini. Akan tetapi di dalam Daniel 1: 3-7, kami memiliki sebuah catatan tentang percobaan untuk membawa pemuda-pemuda tawanan ini keluar dari rumah Tuhan dan membuat mereka menjadi pemuja berhala serta menyesuaikan diri kepada sebuah dunia berhala, sebuah dunia yang bersifat duniawi. Kepada mereka diajarkan hikmat dari kaum Kasdim, bahasa dari kaum Kasdim, serta adat dan pengetahuan orang-orang Kasdim.

 

Saya ingin menunjukkan kepada saudara-saudara sekalian betapa suksesnya mereka melakukannya. Apakah saudara ingat, pada hitungan tahun-tahun tersebut – ada sebanyak tujuh puluh tahun lamanya – bahwa penduduk dari suku Yehuda menjadi tawanan di negeri Kasdim – di Babel – selama bertahun-tahun, mereka lupa akan bahasa Ibrani, yang turut bersama mereka ketika mereka dilahirkan.

 

Dan alasan yang akan berhubungan dengan kita yang membaca Alkitab adalah bahasa yang telah mereka lupakan itu akan dipercakapkan kembali pada suatu hari nanti. Sekarang, saudara-saudara sekalian pikirkan bahwa: selama 2.500 tahun, bahasa itu sudah dilupakan.

Dapatkah saudara-saudara sekalian mempercayainya? Mereka melupakan bahasa Ibrani mereka sendiri. Dan selama 2.500 tahun, bahasa itu sudah terlupakan. Dan di zaman saudara-saudara sekalian, pada tanggal 14 Mei tahun 1948, bahasa itu menjadi bahasa dari sebuah negara Israel yang baru.

 

Bahasa itu sudah dilupakan selama 2.500 tahun lamanya. Sekarang, jika saudara-saudara sekalian pergi melawat ke sana, bahasa itulah yang sekarang mereka pakai sebagai bahasa percakapan mereka.

 

Saya menunjuk pada suatu ketika, pada saat membicarakannya, itulah salah satu bentuk pemeliharaan yang dikerjakan oleh Tuhan, karena para imigran yang datang ke Israel dari seluruh penjuru dunia menggunakan setiap jenis bahasa yang diketahui oleh umat manusia. Agar supaya mereka dapat berbicara serta kepada pemerintah agar mereka dapat bertentangan dengan mereka dan kepada orang banyak untuk saling berbicara antara satu dengan yang lain, mereka harus memiliki satu jenis bahasa yang bersifat umum.

 

Dan bahasa Ibrani akan menjadi bahasa umum tersebut. Wah, sungguh tak dapat dipercaya! Biar bagaimanapun juga, orang-orang buangan ini kehilangan bahasa mereka. Mereka tidak pernah lagi menggunakan bahasa mereka seumur hidup mereka begitu juga dengan anak-anak mereka.

 

Ingatkah saudara-saudara sekalian, dari kitab Nehemia 8, pada saat Ezra berdiri di sana serta mengeluarkan firman Tuhan, ia harus menterjemahkan kitab tersebut terlebih dahulu ke dalam sebuah bahasa yang dapat dimengerti oleh orang banyak? Dan bahasa tersebut kemudian menjadi bahasa dari kaum Ibrani. Ketika Yesus berbicara, ia juga menggunakan bahasa tersebut.

 

Oh, bagaimana semua hal dapat terjadi. Untuk mengilustrasikan bagaimana sesuatu dapat diperkenalkan kepada sebuah budaya berhala dan pada saat yang sama menyembah kepada Tuhan Allah, yang sedang saya bicarakan adalah pelatihan dari para pemuda dan pemudi Kristen di dunia saat ini, memasuki sekolah-sekolah tinggi, misalnya bidang hukum, medis atau ilmu-ilmu pendidikan. Dan institusi-institusi yang mereka masuki ini sama pendidikannya seperti yang mereka dapatkan. Akan tetapi sangat memungkinkan bahwa seorang penganut Kristen yang tulus dapat mengikuti salah sau universitas sekuler ini, seperti Texas atau Oklahoma – Tuhan tolong kita! Dan mereka dapat menjadi umat Kristen yang sama pada ssat mereka telah berada kembali ke rumah.

 

Saudara akan mendapatkan sebuah ilustrasi yang baik sekali tentang hal yang seperti itu di dalam Alkitab dengan Musa. Ia telah mempelajari seluruh ilmu pengetahuan dan ilmu pendidikan Mesir. Tetapi Ia mencintai Tuhan.

 

Saudara akan mendapatkan contoh seperti itu di dalam Paulus. Hampir dapat dipastikan, Paulus merupakan lulusan dari Universitas di Tarsus. Ia telah mempelajari seluruh ilmu pengetahuan serta kebudayaan Yunani.

 

Saudara mendapatkan sebuah ilustrasi tentang hal tersebut di dalam pengkhotbahannya kepada oarang-orang Yunani di sana di dalam bahasa mereka.

 

Saya hanya mengakui bahwa saudara tidak perlu menyerahkan imanmu, apapun yag dikatakan oleh para professor itu dan apapun yang dipercayai oleh universitas itu dan budaya seperti apa di dunia yang saudara masuki ini. Saudara dapat mengasihi Tuhan Allah dan melayani Tuhan sama seperti pemuda pemudi tadi lakukan, walaupun mereka tinggal di sebuah pembuangan di negeri asing dan bersifat duniawi.

 

Tuhan Allah melihat kepada mereka sebagai sebuah kebudayaan yang diperkenalkan kepada mereka di negeri para Kasdim dan dirubah namanya. Keempat pemuda tersebut memiliki nama yang berarti, penuh dengan pengharapan serta kepastian, yang mana telah diberikan oleh orang tua mereka yang beriman kepada mereka.

 

Di negeri mereka Yehuda, mereka menamakan putra-putra mereka dengan nama Daniel, yang artinya “Tuhan Allah adalah Hakim”. Keluarga yang lain memberikan nama Hananya kepada putranya yang artinya “Tuhan itu baik”. Keluarga lain memberikan nama Misael kepada putranya yang berarti “siapa yang sama dengan Tuhan?” Dan pemuda yang lain bernama Azarya yang artinya “Tuhan adalah Penolongku.”

 

Tetapi, saudaraku, mereka tidak mendapatkan nama itu untuk waktu yang lama ketika mereka sampai di antara kaum Kasdim tersebut. Nama mereka telah dirubah. Peristiwa itu juga menjadi bagian dari usaha untuk membersihkan kenangan terhadap Yerusalem dan kenangan terhadap Tuhan Allah.

 

Di dalam setiap kasus, perubahan nama membuang seluruh kenangan tentang Tuhan Allah dan mengagung-agungkan patung berhala mereka serta para dewa Kasdim. Mereka mengganti nama Daniel menjadi Beltsazar, yang artinya “Bel melindungi nyawanya.” Hananya diganti menjadi Shadrakh, yang artinya bahwa ia adalah hamba dari berhala itu – dewa itu – Sin, dewa bulan orang-orang Babilonia. Nama Misael diganti menjadi Mesakh yang artinya “dia adalah Sakh itu sendiri” – dewa Sakh. Dan kemudian Azarya diberi nama Abednego yang artinya “hamba dari dewa Nego.”

 

Tetapi, Tuhan Allah telah menuliskan nama-nama mereka di dalam bukuNya jauh sebelum Nebukadnezar mencatatnya di dalam buku mereka. Tuhan Allah telah memilih mereka untuk melayaniNya. Ingatlah kata-kata: “Ia yang menjaga Israel tidak akan tertidur ataupun tidur.” 

 

Mereka hidup di dalam wilayah pengawasan Allah Yang Maha Kuasa dan Tuhan memiliki maksud pada para pemuda ini, walaupun mereka tidak menyadari hal itu ataupun tidak mengetahuinya. Ia menempatkan mereka di mejanya. Ia memberi makan kepada mereka dengan makanannya. Ia memuaskan mereka dengan istananya yang gemerlap. Akan tetapi ia tidak akan pernah mampu merubah hati mereka atau menghancurkan kepercayaan mereka.

 

Dan saudara dapat membaca tanggapan dari pemuda-pemuda itu di dalam Daniel 1, pada saat mereka diperkenalkan kepada budaya penyembah berhala itu – dan sang raja memberi perintah bahwa mereka mau mendengarkan pada berhala itu.

 

Sekarang, mereka tinggal di dalam kehidupan istana yang penuh dengan kemewahan. Semangat mereka didorong untuk melupakan masa lalu mereka – untuk melupakan Tuhan mereka. Mereka akan dijauhkan dari kesetiaan bangsa Yehuda. Mereka akan diubah kepada pemujaan orang-orang Babilonia terhadap barang sepuhan. Sungguh merupakan tindakan yang baik dari peranan mereka untuk memperbolehkan pemuda-pemuda ini untuk tinggal jauh dari standar kehidupan dari orang-orang buangan lainnya.

 

Daniel 1:5 mengakui bahwa mereka menikmati santapan layaknya seorang raja dan kehidupan di istana tersebut. Tetapi mereka tidak melupakan Tuhan mereka. Kenangan terhadap Yerusalem dan Yehuda tidak pernah surut.

 

Ingatlah Mazmur seratus tiga puluh tujuh yang mengatakan:

 

Jika aku melupakan engkau, hai Yerusalem, biarlah menjadi kering tangan kananku! Biarlah lidahku melekat pada langit-langitku, jika aku tidak mengingat engkau, jika aku tidak jadikan Yerusalem puncak sukacitaku.

 

Dari manakah hal itu datang di dalam hidup para pemuda tersebut – keempat anak muda itu, para sahabat muda itu? Mereka lahir di dalam istana raja Yosia yang baik itu, salah satu raja yang berhati mulia yang pernah dimiliki oleh Yehuda.

 

            Di masa kanak-kanak, mereka mengenang penemuan Alkitab di dalam rumah Tuhan – di dalam Bait Suci itu: Kitab Hukum itu. Dan mereka menghabiskan masa muda mereka di zaman reformasi yang agung di bawah pemerintahan raja Yosia. Dan hati mereka dihangatkan dan merekalah apa yang kita sebut dengan “beralih” di dalam suatu kebangkitan yang luar biasa di bawah pemerintahan Yosia, pada saat membaca firman Tuhan.

 

Bukan hanya itu, para tawanan yang masih muda ini - Daniel dan Sadrakh, Mesakh dan Abednego – mendengarkan nabi Yeremia berkhotbah ketika mereka masih muda. Dan pada saat Daniel dibawa sebagai tawanan ke Babel, ia juga turut membawa Kitab Yeremia dengannya.

 

Dan peristiwa itu berada di sini, pada saat membaca Hukum Tuhan serta mendengarkan Yeremia, nabi itu, dan pada saat di Babilon mereka mendengarkan nabi Yehezkiel, nabi Tuhan itu, yang mana menarik garis ini:

 

Santapan raja yang dipersembahkan kepada berhala, mereka tolak.

Bunuh kami, masukkan kami dalam tungku yang bernyala-nyala.

Umpankanlah kami kepada singa, kami tidak akan setuju,

Membungkukkan badan di depan berhala dan menyantap makanan yang sudah dipersembahkan keadanya.

Sekarang, izinkanlah saya mengenyampingkannya dan mengatakan sesuatu tentang kita. Tuhan Allah menciptakan sebuah takdir baru di dalam Kristus – keseluruhannya baru. Kita tinggal di dalam sebuah era yang baru: sebuah era penyempurnaan umat Kristen.

 

Kita tidak hidup di bawah hukum. Daniel melakukannya dan hukum itu memerintahkan orang-orang Yahudi untuk tidak memakan seluruh makanan yang aneh-aneh itu. Dan Daniel begitu setia.

 

Tetapi, zaman sekarang ini, Yesus berkata di dalam kitab Lukas 11: 41: “sesungguhnya semuanya akan menjadi bersih bagimu.” Dan di dalam Kisah Para Rasul 10 merupakan salah satu yang paling hidup dari seluruh tindakan yang paling bersifat dispensasional dari Tuhan yang pernah saudara-saudara sekalian dengar. Simon Petrus sedang berada di atap rumah untuk berdoa. Dan dari langit diturunkan  sehelai kain, dengan segala jenis binatang merayap yang dapat saudara-saudara sekalian bayangkan berada padanya. Dan Tuhan berkata kepada Petrus: “Bangunlah, hai Petrus, sembelihlah dan makanlah!”

 

Dan Simon Petrus menolak untuk melakukannya dengan berkata: “Tidak, Tuhan, tidak, sebab aku belum pernah makan sesuatu yang haram dan tidak tahir.”

 

Lalu Tuhan berkata: “Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram.”

 

Kita tinggal di dalam takdir yang baru – sebuah era yang baru, yang mengingatkan pikiran saya pengakuan itu yang mana kita mulai dengan: Allah adalah kedaulaan. Allah itu berkuasa. Dan seluruh pemeliharaan terhadap kehidupan ini, yang mana bagi kita, kelihatan seperti suatu kebetulan – semuanya – merupakan bagian dari apa yang telah diprogramkan oleh Tuhan Allah.

 

Dan itu akan menjadi sebuah ilustrasi yang baik, dalam Perjanjian Lama itu – Perjanjian Lama. Tadi malam, hanya untuk memperperhatikan, saya sedang melihat pada kitab Bilangan. Negeriku! Aku bahkan telah melupakan betapa terperincinya semua perintah itu! Astaga – mengenai semua hal yang saudara makan, segala yang saudara minum. Begitulah hukum itu. Dan begitulah perintah Tuhan Allah kepada Daniel, karena dia tinggal dan bertumbuh di era tersebut, era dispensasi itu.

 

Tetapi Tuhan Allah merubahnya. Tuhan Allah Yang Maha Kuasa, Maha Mengetahui. Dan pada hari ini, kita tinggal di dalam era yang berbeda dan di dalam dispensasi yang berbeda. Dan kesemuanya itu berada di dalam hadirat Tuhan Allah.

 

Maka, kita melihat pada Daniel di dalam maksud hatinya. Ia bermaksud untuk mematuhi serta menghormati Tuhan Allah. Dan lihatlah di sana, ketika ia berada di istana sang raja, dan ia berada di bawah perintah raja itu, dan ia menyerahkan dirinya kepada firman dan wahyu dari Tuhan, serta menghadapi kematian, karena – ingat, semua orang-orang bijaksana itu, yang tidak mampu menjelaskan arti dari mimpi sang raja – ia akan membunuh mereka semuanya. 

Seluruhnya dihadapi oleh Daniel. Ia dibawa pergi jauh dari rumahnya, jauh dari bangsanya, menjadi seorang budak – seorang buangan – di sebuah negeri yang asing. Akan tetapi – lihatlah – ia tidak merasa kepahitan. Ia tidak dengan bodohnya menuntut Tuhan. Begitu juga dengan Ayub. Ia tidak kehilangan keyakinannya pada Tuhan, walaupun teman-teman sesama orang buangan melakukannya.

 

Dalam kitab Yehezkiel 18: 1-2, saudara-saudara sekalian akan menemukan keluhan dari orang-orang buangan di Babel tersebut mengenai ayah-ayah yang memakan buah anggur yang mentah dan gigi anak-anaknya menjadi ngilu: “Kami di sini karena dosa-dosa dari leluhur kami.” Dan hal itu terasa bagitu pahit dan membuat perasaan dendam, penuh dengan keluhan dan keinginan untuk menghukum.

 

Saudara-saudara sekalian tidak akan melihat sebuah kalimatpun tentang hal tersebut – saudara-saudara sekalian tidak akan melihat sebuah kata kerja apapun seperti itu di dalam kehidupan Daniel dan cerita tentang anak-anak itu dengannya. Tuhan Allah tidak akan membiarkan anak-anak bertanggung jawab terhadap dosa-dosa dari leluhurnya. Allah tidak melakukannya. Jika kita dihukum, maka kita dihukum karena dosa-dosa kita sendiri.

 

Maka, dalam Yehezkiel 18 dikatakan: “Jiwa yang berdosa, akan mati.” Dan saudara tidak akan mengahdapi sebuah hukuman karena dosa-dosa dari leluhur saudara. Jika saudara dihakimi, dan jika saudara dihukum dan kepada saudara diberikan sebuah hukuman yang pahit, maka hal tersebut dikarenakan oleh saudara sendiri, bukan karena leluhur saudara.

 

Maka, Daniel menolak untuk dipengaruhi oleh program dunia itu. Ia tidak dapat digerakkan. Hatinya sudah ditambatkan dengan kokoh dan terpusat kepada Tuhan. Ingatlah apa yang dikatakan oleh Kitab Amsal di dalam Pasalnya yang ke 23: “Seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah ia.” Dan di dalam Amsal 4 dikatakan: “Keluar dari hati terpancarlah kehidupan.”

 

Hidupnya merupakan sebuah kehidupan dalam kesederhanaan. Di sampingnya diletakkan menu raja dan lebih memilih untuk memakan sayur-sayuran. Dan di dalam hidupnya kita melihat dia begitu terkendali dan berpantang meminum minuman keras. Ia menolak untuk membawa hidupnya dalam kehidupan yang terbawa-bawa.

 

Jadi, kita melihat padanya. Dan dapatkah saya berbicara tentang berkat dari sebuah hidup yang terkendali? Bandingkanlah anak yang malang di perguruan tinggi: kepadanya telah dikatakan, “perut yang kosong embuat otak yang aktif, sementara kemanjaan dan anggur serta makanan mewah dan mahal akan meredupkan pikiran.”

 

Atau, lihatlah kembali pada saat Julius Caesar mengatakan kepada Cicero, “Engkau adalah seorang udik,” Cicero menjawab, “Memang benar, aku adalah orang udik. Kemuliaan hati dari sebuah keluarga dimulai dariku. Akan tetapi kemuliaan hati dari keluargamu berakhir padamu.” 

 

Pengendalian hidupmu serta kesederhanaan akan diberkati selamanya. Jadi Tuhan menghargai orang-orang buanganNya yang setia.

 

Maafkanlah saya karena saya hanya mencoba untuk memadatkan di dalam beberapa menit suatu keputusan yang baik yang saya dapatkan di sini tentang Daniel.  Tuhan Allah menghargai orang-orang buanganNya yang setia. Pada saat raja berkata ini dan itu melalui perintah, maka kalimat yang berikutnya mengatakan bahwa Tuhan Allah, di tengah-tengah hukuman itu, berlaku baik kepada Daniel. Dan Tuhan mengingat dia di dalam pengasingannya di Mesir – di Babilon, sama seperti Tuhan mengingat Yusuf ketika Yusuf berada di dalam penjara dan Tuhan mengingat Paulus dan Silas di dalam penjara di Filipi. Seluruh kekuasaan kekaisaran Romawi tidak mampu menahan mereka di dalam penjara itu. Maka Tuhan Allah mengingat orang-orang buangan tersebut.

 

Kemudian, mereka hadir di hadapan raja. Setelah tiga tahun lamanya, mereka diserahkan kepada raja. Dan semua gerak hati dari kehidupan itu tampak di wajah mereka. Alkitab berbicara mengenai hal itu sebagai: Biarkanlah raut wajah kita kelihatan.” - “Biarkanlah wajah kita terlihat.”  “Biarlah kami diberikan sayur untuk dimakan. Berikanlah air untuk diminum. Biarkanlah hal itu berlaku selama tiga tahun. Lalu kemudian, biarkanlah raut wajah kami terlihat di hadapan raja.”

 

Saya memiliki sebuah komentar kecil terhadap hal itu: Wajah dari seorang pemabuk atau seorang penjudi atau seorang jangak yang tidak menghormati wanita atau seorang wanita dari dunia sangat menyatakan apakah gerangan dia. Saya telah melihatnya sepanjang hidup saya , sama seperti yang telah saudara-saudara sekalian lakukan. Ketika orang-orang merokok dan minum serta meminum minuman keras dan menjalani kehidupan yang berbahaya dan berdosa, maka semua hal itu akan terlihat di wajahnya.

 

Begitulah caranya dari semula. Di dalam kitab Kejadian 4: 6, dikatakan di sana bahwa dari raut wajahnya, Kain sedang “marah”. Dosa-dosanya terlihat di wajahnya.

 

Saudara-saudara sekalian lihat di dalam kitab Yesaya. Di situ dikatakan mengenai Yehuda: “Dosa-dosa dari Yehuda, bahkan wajah mereka, bersaksi menentang mereka, memberitahukan dosa-dosa mereka seperti yang terjadi di Sodom and Gomora. Ketika engkau seorang pendosa di dunia ini, engkau tidak akan mampu menyembunyikannya dari cara engkau melihat di wajahmu.

 

Akan tetapi wajah dari seorang anak Tuhan yang tulus dipenuhi dengan sukacita dan kegembiraan. Maka, setelah tiga tahun, mereka diajukan kepada sang raja, dan wajah mereka bersinar. Suatu hal yang menakjubkan yang dilakukan oleh Tuhan kepadamu ketika engkau tinggal di dalam Tuhan.

 

Jadi, saya harus menutupnya. Pemerintahan Daniel yang terakhir – saya akan membacanya – perbuatan dari pemerintahan Daniel yang terakhir. Saya sedang membuka 2 Tawarikh, yang menutup kisah alkitabiah tentang Yehuda: “Pada tahun pertama zaman Koresy, raja negeri Persia” – tertulis di dalam Pasal yang ke tiga puluh enam dari kitab 2 Tawarikh:

Pada tahun pertama zaman Koresy, raja negeri Persia, Tuhan menggerakkan hati Koresy, raja Persia itu untuk menggenapkan firman yang diucapkan oleh Yeremia, sehingga disiarkan di seluruh kerajaan Koresy secara lisan dan tulisan pengumuman ini: “Beginilah perintah Koresy, raja Persia: Segala kerajaan di bumi telah dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Allah semesta langit. Ia menugaskan aku untuk mendirikan rumah bagiNya di Yerusalem, yang terletak di Yehuda. Siapa di antara kamu termasuk umatNya Tuhan, Allahnya menyertainya, dan biarlah ia berangkat pulang.”

 

Dan begitulah – dan saya tidak memiliki waktu untuk memberikan perincian terhadapnya – begitulah bagian yang vital dari pekerjaan Daniel. Ia meletakkan di hadapan Tuhan Allah tentang apa yang dikatakan oleh nabi Yesaya, di dalam Pasal 44 yang mana saya tidak memiliki waktu yang cukup untuk membacanya. Dan ia meleakkan di hadapan Tuhan Allah tentang apa yang dikatakan oleh Yeremia tentang lamanya suatu waktu.

 

Dan ia meneruskan penjemaatannya sampai pada hari di hadapan Koresy. Di dalam ayat yang terakhir dari Pasal yang pertama dikatakan: “Daniel ada di sana sampai tahun pertama pemerintahan Koresy.” 

 

Hal itu memiliki dua pengertian: yang pertama, hal itu menggenapi apa yang telah dinubuatkan oleh nabi Yeremia: “Engkau akan dibuang selama tujuh puluh tahun lamanya. Kemudian engkau akan dibebaskan.” Dan kalimat itu berada di sana, menutup Pasal yang pertama, untuk menunjukkan kepada kita bahwa Daniel berada di sana di sepanjang masa pembuangan itu dan hadir di dalam istana Koresy, ketika Koresy membebaskan para tawanan tersebut. Dan tentu saja, hal itu melambangkan pekerjaan dari Daniel dalam menunjukkan kepada Koresy apa yang telah dikatakan oleh Tuhan beratus tahun sebelumnya, yang mengatakan bahwa ia akan membebaskan Israel.

 

Saya beritahukan saudara-saudara sekalian: Saya tidak mengetahui hal yang lebih menarik lagi di dunia ini atau hal yang lebih nyata lagi daripada mempelajari tentang Daniel ini, kemudian melihat tangan Tuhan di dalam hidup kita dan dalam bangsa kita serta di dalam dunia kita..