KEMATIAN MESIAS

(THE DEATH OF MESSIAH)

 

Dr. W. A. Criswell

 

03-05-72

Daniel 9:26

 

            Ini adalah penglihatan yang diberikan Allah kepada Daniel untuk menjawab doanya. Dan beginilah firmanNya:

 

“Maka ketahuilah dan pahamilah; dari saat firman itu keluar, yakni bahwa Yerusalem akan dipulihkan dan dibangun kembali, sampai pada kedatangan seorang yang diurapi, seorang raja, ada tujuh kali tujuh masa; dan enam puluh dua kali tujuh masa lamanya kota itu akan dibangun kembali dengan tanah lapang dan paritnya, tetapi di tengah-tengah kesulitan. Sesudah keenam puluh dua kali tujuh masa itu akan disingkirkan seorang yang telah diurapi, padahal tidak ada salahnya apa-apa. Maka datanglah rakyat seorang raja memusnahkan kota dan tempat kudus itu tetapi raja itu akan menemui ajalnya dalam air bah; dan sampai pada akhir zaman akan ada peperangan dan pemusnahan, seperti yang telah ditetapkan. Raja itu akan membuat perjanjian itu menjadi berat bagi banyak orang selama satu kali tujuh masa. Pada pertengahan tujuh masa itu ia akan menghentikan korban sembelihan dan korban santapan; dan di atas sayap kekejian akan datang yang membinasakan, sampai pemusnahan yang telah ditetapkan menmpa yang membinasakan itu.”

 

            Tidak akan ada lagi nubuat di dalam Alkitab yang begitu penuh dengan pengertian-pengertian yang begitu mempesonakan seperti yang satu yang baru saja saya bacakan. Dan khotbah kita pada pagi hari ini mengenai wafatnya Mesias. Dan khotbah untuk hari Minggu yang akan datang akan menyoal tentang ketujuh puluh kali tujuh masa itu. 

 

            Di dalam penglihatan ini dan firman ini yang dibawakan sebagai jawaban terhadap doa Daniel oleh Gabriel, pembawa pesan dari surga, ketujuh puluh kali tujuh masa yang dibagi menjadi satu, ke dalam enampuluh dua, ketujuh puluh kali tujuh masa itu dibagi ke dalam tujuh kali tujuh masa, ke dalam enam puluh dua kali tujuh masa, dan ke dalam satu kali tujuh masa. Hal yang paling luar biasa mengenai penglihatan ini adalah dimulai dengan, mengenai apa, mengenai kritik yang mengaku bahwa kitab Daniel tersebut merupakan suatu pemalsuan, dan kitab tersebut dituliskan selama masa pemberontakan Maccabee di sekitar tahun 165 SM, bukan pada tahun 535 SM, sebagaimana kitab itu seharusnya dituliskan. Mereka mengatakan bahwa kitab dari Daniel ini bukanlah sebuah nubuat sama sekali, akan tetapi merupakan sebuah sejarah yang telah ditempatkan di dalam cetakan dari pengungkapan suatu wahyu, seolah-olah kitab itu sendiri merupakan sebuah nubuatan. Tapi yang sebenarnya, semua hal yang telah terjadi merupakan bagian dari sebuah sejarah. Dan mereka hanya menjadi sejarah dan membuatnya tampak seolah-olah semuanya berupa nubuat. Tidak ada seorang kaum leiberalpun di dunia ini, dan hampir semua ahli-ahli agama dari akademi di dunia ini yang  tidak mempercayai bahwa Daniel adalah seorang penipu. Sekarang, hal yang paling menakjubkan mengenai wahyu mengenai ketujuh puluh kali tujuh masa itu, hal yang menakjubkan buat saya adalah ini: Ada dua ramalan di sini. Yang pertama, adanya ramalan bahwa bait suci dan kota itu akan dihancurkan. Sekarang, bagaimana menurut pemikiran saudara tentang dorongan semangat seperti itu tentang sebuah wahyu seperti itu ketika bangsa itu, selama masa pemberontakan Maccabee, yang sedang memperjuangkan hidup mereka menentang Antiochus Epiphanes? Dan para kritikus yang tak percaya itu yang mengatakan bahwa kitab dari Daniel dituliskan dalam rangka mendorong semangat orang-orang Yahudi yang sedang dalam perjuangan antara hidup dan mati menentang raja Syria. Dorongan semangat seperti apa itu, yang dapat meramalkan bahwa bait-bait suci mereka serta kota mereka akan dihancurkan dikemudian hari? Hal itu sangat mengerikan, suatu pemikiran yang mengerikan kepada orang-orang Yahudi yang sangat menghormati tempat suci itu, bait suci, tempat-tempat kudus yang berada di Yerusalem melebihi apapun yang dapat dimasuki oleh hati.

 

            Baiklah, hal yang kedua tentang wahyu tersbut adalah: Firman yang luar biasa dari Gabriel kepada Daniel. Ramalan itu adalah bahwa Nasias akan wafat. Hal itu juga tidak dapat dipikirkan oleh pikiran orang-orang Yahudi. Bahwa Mesias akan datang untuk wafat. Bahkan setelah para murid telah bersama-sama dengan Yesus selama bertahun-tahun penyebaran agamaNya, ketika Tuhan meramalkan serta mengumumkan kedatanganNya disalibkan dan kemudian wafat, Simon Petrus berkata: “Tuhan, biarkanlah hal itu menjauh daripadamu.” Suatu hal yang tak dapat dimengerti. Itulah saat Tuhan berbalik dan berkata kepada Simon Petrus, “Iblis, berada dibelakangku. Karena engkau tidak menyelamatkan yang ada pada manusia, karena engkau tidak menyelamatkan hal yang daripada Allah, akan tetapi untuk manusia.” Dan walaupun ini merupakan ramalan, yang seharusnya menjadi salah satu pendorong semangat yang luar biasa selama pemberontakan kaum Maccabee menurut para kritikus itu, walaupun di dalam ramalan itu dibat bahwa Mesias akan wafat.

 

            Sekarang. Hal lain yang menakjubkan di dalam wahyu ini. Disini di dalam wahyu ini, penanggalan yang pasti dari wafatnya Mesiah telah diramalkan. Semua secara keseluruhan, ketujuh puluh kali tujuh masa itu mengatakan bahwa ada empat ratus sembilan puluh tahun di dalam mana Allah akan menyelesaikan hukumanNya terhadap bangsaNya bangsa Israel. Dan kumpulan than itu dibagi. Yang pertama, akan ada tujuh kali tujuh masa – disini saudara mendapatkan kata itu telah diterjemahkan menjadi “minggu”. Ada tujuh kali tujuh masa, Di dalam bahasa Ibrani berarti tujuh tujuh, yaitu tujuh tahun. Setiap masa melambangkan tujuh tahun. Ada waktu sebanyak tujuh kali tujuh masa untuk membangun tembok dan jalanan kota tersebut. Itulah tujuh kali tujuh masa yang pertama, tujuh heptad, tujuh tujuh. Jadi ramalan itu dimulai sejak dikeluarkannya perintah oleh Artaxerxes Leguminous, Artaxerxes I untuk membangun Yerusalem, dan yang telah dihitung kembali di dalam pasal yang kedua dari kitab Nehemia, dan perintah tersebut dikeluarkan pada tahun 445 SM. Jadi, dari tahun 445 SM, yang berikutnya tujuh kali tujuh masa, yaitu empat puluh sembilan tahun dari tahun 445 SM menjadi tahun 396 SM, kota tersebut dengan tembok dan jalanannya dibangun kembali. Lalu kemudian enam puluh dua kali tujuh masa yang berikutnya, yang berarti dari tahun 396 SM sampai dengan tahun 30.

 

            Dan Perintah tersebut dikeluarkan ada bulan Nisan, pada saat perayaan Paskah orang-orang Yahudi. Jadi ramalan itu dibuat pada tahun 30, pada bulan Nisan, Mesias akan dibunuh. Dsini ramalan tersebut memberikan waktu yang tepat, hari yang tepat dan tahun yang tepat, di mana Mesis akan wafat.

 

            Bukan hanya itu, akan tetapi nubuat itu dibuat ahwa Mesias akan dibunuh. Ia akan wafat, akan tetapi ia tidak bersalah apa-apa. Yaitu, Ia tidak akan wafat sebagaimana orang-orang biasa akan meninggal. Karena Mesias bukan sekedar orang basa saja. Akan tetapi kematianNya akan menjadi penebusan. KematianNya dilakukan untuk orang lain.  KematianNya demi orang lain. “Ia akan dibunuh, padahal tidak ada salahnya apa-apa.”  Di dalam kematianNya ada pengampunan dosa yang luar biasa, pemulihan kembali jiwa serta persiapan untuk kita untuk kita berikan di hadirat Allah. Ia akan wafat. Masias akan wafat, padahal tidak ada salahnya apa-apa. Ia akan mati untuk orang lain. Ia akan mati untuk kita. Itulah kenyataannya bahwa Mesias pasti seorang manusia. Ia akan dibunuh. Ia akan wafat. Akan tetapi hal ini juga menunjukkan kenyataan bahwa Ia lebih dari seorang manusia. Ia tidak meninggal untuk diriNya sendiri. Itu adalah hal yang memalukan dan hal yang tercela untukNya bahwa Ia akan wafat. Akan tetapi hal tersebut menjadi kemuliaanNya bahwa Ia akan wafat untk kita. Di dalam nubuat yang luar biasa ini kepada kita telah diberitahukan bahwa Mesias akan wafat. Akan tetapi kepada kita juga telah diberitahukan bahwa kematianNya tidak akan sama dengan manusia biasa, akan tetapi Ia melakukannya untuk orang lain, bahwa kematianNya akan menjadi penebusan, bahwa kematianNya untuk kita. Ia akan dibunuh, padahal tidak ada salahnya apa-apa. Dan bahwa didalamNya kita akan menemukan penebusan sera kelepasan dan pengampunan.

 

            Oleh karena itu, kita harus melihat pada kematian Mesias. Hal itu diberikan di sini di dalam nubuat ini sebagai sesuatu yang terpisah, tegas dan khusus. Ia tidak meninggal seperti orang lain, akan tetapi Ia meninggal untuk orang lain yaitu kita. Dibunuh “padahal tidak ada salahnya apa-apa.” Sekarang, wafatnya Kristus yang unik dapat dilihat dalam beberapa hal.

 

            Yang pertama, dengan kematianNya telah disampaikan sesuai dengan pengetahuan masa lalu serta usul dari Allah. Di dalam khotbah ketka hari Pentakosta, Simon Petrus berkata, kepada mereka yang telah memberikan Dia, Dia yang telah diberikan oleh penetapan nasehat serta pengetahuan masa lalu dari Allah. Dan di dalam pembelaan di depan kaum Sanhedrin, ia berkata, ”Dari sebuah kebenaran menentang Anak yang kudus, Yesus, Pontius Pilatus serta Herodes dan orang-orang yang berkumpul untuk melakukan apa saja yang telah ditetapkan oleh tangan Allah dan nasehat Allah sebelum dilakukan.” Wafatnya Kristus, penderitaan yang dialaminya untuk orang lain untuk menebus adalah sesuai kepada nasehat yang telah ditetapkan oleh Allah dari sebelum adanya pondasi bumi ini.

 

            Kematiannya yang unik, sekali lagi, di dalam perilaku itu merupakan perbuatan yang sukarela. Semua kita pasti akan mati. Di suatu tempat, suatu hari, semua kita, jika Tuhan berdiam, semua kita akan mati. Kematian Tuhan sangat unik di dalam kematian bahwa tidak ada paksaan kepadanya, tidak juga menjadi terkejut karenanya. Bahwa ia telah meramalkanNya, dan Ia telah mengatakanNya, dan dengan sukarela Ia memberikan diriNya di dalam pengorbanan itu. Ia berkata: “Aku merebahkan diriKu untuk domba itu. Aku merebahkannya dan Aku memiliki kuasa untuk mengambilnya kembali.” Di dalam pasal yang ke 10 dari kitab Ibrani dilukiskan pemandangan di dalam kemuliaan sebelum bumi ini dibuat. “Di dalam gulungan mana saja dari Kitab itu dituliskan oleh Aku, Lo, Aku datang untuk melakukan keinginanMu, Oh Tuhan” Wafatnya Kristus adalah unik di dalam mana Ia sebenarnya tidak pelu wafat. Tidak ada dosa di dalam diriNya. Dan hukuman kematian tidak mengikuti Tuhan kita. Akan tetapi Ia meninggal dengan suka rela.

 

            Sosok unik yang ketiga dari wafatnya Kristus ditemukan di dalam mana Ia merupakan kurban persembahan, korban, dibunuh, walaupun diriNya tidak bersalah sama sekali. Tidak ada dosa di dalam diriNya. Pontius Pilatus, wali yang berkuasa dan hakim berkata, “Aku tidak menemukan satu kesalahanpun padaNya.” Yudas, yang mengkhianati Dia, berkata ketika ia membuang ketiga puluh keping perak itu ke lantai bait suci, “Aku telah mengkhianati darah yang tidak bersalah.” Bapa di atas surga berkata, “Inilah AnakKu yang Kukasihi. KepadaNyalah Aku berkenan.” Kaum Sanhedrin, didepan siapa ia telah dicobai, tidak dapat menemukan di dalam kesaksian yang bertentangan terhadap bawahannya, yaitu yang dibeli, segala kesaksian yang menentang Mesias. Dan pada akhirnya Ia diserahkan karena Ia mengatakan bahwa Ia adalah Anak Allah. Wafatnya Kristus adalah wafatnya seorang korban yang tidak bersalah. Tidak ada kesalahan yang ditemukan padaNya.

 

            Hal lain mengenai keunikan wafatnya Mesias dapat dilihat dari orang-orang yang menemaniNya pada saat penyalibanNya. Ada suatu misteri dari sebuah penderitaan di dalam Taman Getsemane itu. Masih tetap ada misteri yang lebih dalam di dalam tangisan dari salib itu, “Tuhanku, mengapa Engkau meninggalkanKu?” Tidak ada seorang martir Kristen yang meninggal seperti itu. Karena Tuhan berkata: “Aku tidak akan meninggalkan engkau dan mengabaikan engkau.” Walaupun begitu Kristus mati di kayu salib bukan ditinggalkan oleh Allah Bapa. Tidak bersalah sebagaimana Ia dahulu, Ia menanggung suatu penderitaan yang tak pernah diderita oleh seorangpun.

 

            Ada suatu keunikan di dalam kematian Kristus yang dijauhkan dan dibuat lebih tegas oleh keajaiban yang turut menemani pada saat itu. Kegelapan dari pukul dua belas siang hari itu sampai pada pukul tiga di soere hari. Gempa yang dahsyat yang menggetarkan seluruh isi dari planet itu sendiri. Serta kebangkitan orang-orang kudus dari antara orang yang mati yang tampak di dalam kota setelah kebangkitanNya. Dan kesaksian dari kepala pasukan bangsa Romawi yang pekerjaannya adalah sebagai algojo di dalam pasukan Romawi, akan tetapi ia tidak pernah melihat seorang manusia seperti itu meninggal, dan ia berteriak sambil berkata, “Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah.”

 

            Mesias akan dibunuh. Wafatnya Mesias. Apakah artinya dan bagaimanakah penafsirannya? Penafsirannya ditemukan di dalam nubuat. Mesias akan dibunuh, padahal tidak ada salahnya apa-apa. Ia akan mati untuk orang lain. Dan kitab-kitab suci serta kesaksian dengan sederhana mengeluarkan bahasa untuk menentukan serta menafsirkan arti dari kematian. Ia wafat, huper, “untuk;” Ia wafat, hanti, “daripada;” Ia wafat heray, “atas nama.” Di dalam kitab suci selalu begitu bahwa Ia wafat untuk kita. Dan bahasa yang digunakan di dalam Alkitab, KematianNya disebut dengan sebuah Penebusan. Sebuah kata yang di dalam bahasa Inggris dikumpulkan “sebagai satu pengertian” penebusan, bahwa kita akan menjadi satu dengan Allah. KematianNya diuraikan sebagai suatu pengorbanan untuk orang lain; yaitu, tujuannya untuk membuang semua dosa. Lihatlah, anak domba Allah yang menebus dosa dunia.” KematianNya disebut dengan suatu perdamaian, yaitu suatu penawaran rekonsiliasi di hadapan Allah. Sebuah tebusan untuk kita. Dan ketika para murid datang untuk melihat arti dari kematian Kristus, mereka menemukan kesemuanya di dalam kitab suci, dan mereka menuliskannya di dalam Injil, dan kitab itu sendiri menjadi kabar suka cita yang dapat kita temukan di dalam penyebaran injil di dunia ini.

 

            Ketika para murid merenungkan arti dari kematian Tuhan kita, karena Ia telah dibunuh, padahal tidak ada salahNya apa-apa, wafat untuk orang lain, mereka mencari di seluruh bagian kitab Perjanjian Lama dan kemudian kitab itu sendiri menjadi buku pelajaran untuk menyebarkan Injil. Karena wafatnya Kristus ditenun ke dalam setiap susunan dari kitab Perjanjian Lama. Ada pasal yang ke 22 dari kitab Mazmur yang menguraikannya secara terperinci. Ada pasal yang ke 23 dari kitab Yesaya, penyebar kabar suka cita itu, nabi Yesaya menuliskan sama jelas dengan seolah-olah ia yang berdiri di depan kayu salib dan mempersaksikan Yesus wafat. Dan semua upacara keagamaan mosaik membicarakan tentang Dia. Ada pelanggar pertama dan pendosa yang pertama. Dan ia membawa korban. Dan di atas kepala seekor hewan, ia menaruh tangannya dan mengakui dosa-dosanya. Dan seorang pendeta menyembelih hewan tersebut serta menuangkan darahnya. Tanpa tumpahan darah ini, tidak ada pengampunan atas dosa.  Karena nyawa dari daging berada di dalam darah: Dan aku telah memberikannya kepada altar untuk membuat sebuah penebusan untuh rohmu.” Perjanjian Lama merupakan sebuah tanggapan serta sebuah penjelasan yang lebih terperinci dari kitab Daniel 9:26.  Mesias akan wafat, padahal tidak ada salahNya apa-apa. Ia akan wafat untuk orang lain. Dan inilah yang menjadi jantung dari warta Injil.

 

            Keseluruhan kisah tentang Kristus di dalam keempat Injil merupakan peristiwa-peristiwa yang tertuju pada penderitaanNya, penyalibanNya, serta pengorbananNya untuk atas namamu. Dan ini merupakan kabar suka cita yang diajarkan oleh para rasul. “Allah melarang” kata rasul Paulus, “bahwa aku harus mulia diselamatkan di dalam kayu salib dari Tuhan kita Yesus Kristus.” Bukan bahwa ia harus merasa puas di dalam palung atau lahir dari seorang perawan, Bukannya aku harus merasa puas di atas tahta serta kemenangan yang akan datang, bukannya aku harus merasa agung di dalam keajaibanNya atau bahkan di dalam ajaran-ajaranNya, akan tetapi Allah melarang aku untuk merasa mulia diselamatkan dalam kayu salib dari Tuhan Yesus Kristus. Dan rasul itu mengatakan kepada jemaat gereja di Korintus, “Karena kami mengajarkan pengorbanan Kristus. Itulah warta kami dan itulah Injl kami.” 

 

            Inilah Ekaristi. Inilah Perjamuan Malam Tuhan yang dirayakan di dalam setiap tempat kudus yang ditujukan untuk Kristus di bumi ini dan akan terus sampai akhir zaman nanti. “Ini dilakukan di dalam kenangan kepadaKu.” “Apa yang diingat dariNya?  Mukjizat-mukjizatNya? FirmanNya? HidupNya yang agung? Perumpamaan-perumpamaanNya? Tidak. “Ini dilakukan dalam kenangan kepadaKu, karena sesering engkau memakan roti ini dan meminum dari piala ini, engkau menantikan kematian sampai Ia datang.”

            Dan inilah beban dari nyanyian wahyu di dalam surga. Kepadanya yang mengasihi kita serta memberikan diriNya kepada kita, yang membersihkan kita dari segala dosa-dosa kita di dalam darahNya sendiri, “KepadaNya kemuliaan dan kekuasaan untuk selama lamanya, amen.” “Dan mereka menyanyikan sebuah lagu baru yang mengatakan, “Sungguh pantas anak domba untuk menerima kekuasaan dan penghormatan dan kekemuliaan dan kekuatan. Karena Engkau telah menebus kami oleh darahMu.  Setiap bangsa dan keluarga dan suku, dan kami akan memerintah untu selama-lamanya.” Yang menjadi beban dari kitab suci dan jantung dari warta Injil selalu adalah bahwa Mesias telah dibunuh, Ia wafat akan tetapi padahal tidak ada salahNya apa-apa. Ia wafat untuk kita.

 

            Sekarang, bolehkah saya menambahkan sebelum saya memberikan sebuah ajakan? Apakah artinya untuk kita? Yang pertama, ini merupakan campur tangan Allah di dalam kehidupan umat manusia bahwa kita boleh dibebaskan dari hukuman dan penghakiman atas dosa-dosa kita. Karena dosa adalah iblis yang abadi. Dan dosa bekerja selama-lamanya di dalam kematian yang abadi. Kita menemukan diri kita sendiri tidak dapat dan tidak mampu memutuskan belenggu upah dari dosa adalah kematian. Dan kita telah dihakimi dan kita sedang sekarat. Dosa dan kematan. Tidak pula kita mampu terus-menerus berdosa, dan kita mampu lepas dari hukuman utama dan terakhir dari kematian. Akan tetapi campur tangan Tuhan di dalam kehidupan umat manusia adalah kematian Mesias, bukan untuk diriNya sendiri, akan tetapi untuk kita semua. Dan Dia sendiri menerima hukuman serta penghakiman atas dosa-dosa kita. Celanya untuk Dia, akan tetapi kemuliaan menjadi milik kita. Ia menerimanya supaya kita boleh dibeaskan, supaya kita boleh diselamatkan, supaya suatu hari nanti kita boleh melihat wajah Allah dan tetap hidup.

 

            Yang kedua, pengertiannya yang agung untuk kita, hadiah dari Allah adalah kehidupan yang abadi. Pengampunan terhadap dosa di dalam kematian serta pengorbanan Kristus. Kita tidak boleh berhak atas surga atau pengampunan karena kekerasan, mutilasi, atau penganiayaan daging, atau dengan berpuasa. Semua air mata yang pernah diteteskan, dan seluruh hari-hari serta tahun-tahun penyesalan yang oleh karenanya kita dapat membungkukkan badan di hadapan Allah tidak akan pernah cukup untuk membersihkan dosa-dosa kita. Kita tidak menaiki tangga penyesalan dalam rangka menuju ke surga. Surga adalah berkat dari Tuhan. Pengampunan adalah berkat dari Tuhan. Keselamatan adalah berkat dari Tuhan. Kita tidak perlu membelinya. Kita tidak perlu memperhitungkannya. Kita tidak perlu menangis mendapatkannya. Tidak ada yang pernah cukup berharga dari kita untuk mencapainya. Akan tetapi berkat itu suatu hal yang dilimpahkan oleh Tuhan kepada kita. Mesias telah dibunuh. Ia wafat, akan tetapi bukan untuk kita. Dan hadiah yang gratis dari Tuhan Allah itu dalam Kristus Yesus adalah keselamatan kita. Allah begitu mengasihi kita sehingga memberikan kehidupan yang abadi kepada kita, hanya karena iman kita diselamatkan. Hanya karena kemurahan kita diselamatkan melalui iman kepercayaan. Dan itu bukan dari diri kita sendiri, itu merupakan hadiah dari Allah. Itu merupakan sesuatu yang kita terima dari tanganNya yang mulia.

 

            Dan yang terakhir, artinya untuk kita adalah: Kita dipulihkan. Dan kita diterima. Kita diterima di dalam kasih yang menebus dari Allah di dalam Yesus Kristus. Mesias telah dibunuh, akan tetapi bukan untuk diriNya sendiri. Untuk kita. Tahukah saudara akan memungkinkan untuk kita untuk diperbolehkan masuk ke dalam hadirat Allah sebagai seorang penjahat, apakah ditoleransi? Di sana ia berdiri dan semua jari menunjuk kearahnya. Saya pikir bahwa saya lebih baik mati. Setiap waktu kita datang ke hadirat dari seorang raja yang mulia, pasti sebagai seorang penjahat ataupun sebagai seorang tahanan atau seorang terdakwa. Dia berada di sana. Ia berada di dalam surga oleh kemurahan Allah. Akan tetapi lihatlah dia, orang berdosa yang kotor, tetap dihakimi, tetap diingat sebagai seorang yang berdosa, sebagai seorang pelanggar hukum. Memungkinkan untuk kita untuk berada di hadirat Allah seperti itu. Akan tetapi bagaimana kita diterima di hadirat Allah? Di dalam darah Kristus, dan di dalam penerimaan serta pengampunanNya kita akan diterima sebagai putra dan putri.

 

            Saudara tidak memiliki sebuah ilustrasi yang lebih baik lagi darpada kisah tentang seorang anak yang pemboros. “Ini, putraku.” Apakah saudara melihat kalimat itu? “Ini, putraku.” Bukan keroyalanku. Bukan kejahatanku. Bukan pelanggaranku. “Ini, putraku, yang telah mati dan sekarang hidup kembali. Ia telah tersesat dan sekarang telah ditemukan kembali. Lalu mereka mulai bersuka cita.” Itulah yang terjadi kepada kita di dalam kematian Kristus. Ia menerima hukuman untukdosa-dosa kita dan untuk kita seolah-olah, di hadirat Allah, kita tidak pernah berdosa. Kita akan sama murninya, sama sempurnanya, sama dapat diterimanya serta sama menyenangkannya dengan Anak Allah sendiri di hadapan Allah. Karena Ia akan menjadi saudara kita yang lebih tua, dan kita akan saling membagi warisan dengan Dia. Inilah artinya kelimpahan berkat dan kasih Allah di dalam Mesias yang akan wafat, akan tetapi bukan untuk diriNya sendiri. Ia mati untuk kita.

 

            Sungguh suatu wahyu yang agung. Dan Injil yang mulia. Dan suatu permohonan berharga yang tak tertandingi. Untuk menerimanya. Bukan untuk datang turun ke sini dan kemudian membelinya. Bukan untuk datang turun kesini dengan jasa-jasa kebaikan, seolah-olah kita pantas untuk mendapatkannya. Akan tetapi datang turun ke sini dan katakan, “Pak Pendeta, menurut firman yang telah djanjikan oleh Allah itu, Saya mengambilnya. Saya menerimanya.” Pengampunan atas dosa di dalam Kristus. Diangkat ke dalam keluarga dari Allah di dalam Kristus. Penerimaan ke hadiratNya di dalam Kristus. Seluruh kemuliaan kepadaNya. Yesus telah membayarnya semua. Saya berhutang semuanya kepadaNya. Dan ketika kita berdiri di dalam kehadiran takhta agung, kita tidak akan bernyanyi. “Lihat apa yang telah saya lakukan? Lihat bagaimana pantasnya saya? Saya berada di sini karena saya telah mencapai kemenangan surgawi yang bermulia ini.” Tidak. Kita akan berdiri di hadirat Allah dan bernyanyi selamanya kepadaNya yang telah mengasihi kita, dan yang telah membersihkan kita dari dosa-dosa kita dengan darahNya sendiri, “Kepadanya akan diberikan kekuasaan dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin. Amin.” 

 

            Sebentar lagi kita akan berdiri dan menyanyikan lagu permohonan kita, dan sembari kita menyanyikannya, saudara akan menerima Tuhan sebagai Juru Selamat, engkau dan keluargamu, datang kepada persekutuan gereja ini, engkau dan pasanganmu datang ke dalam gang ini dan beritahu kepada pak pendeta, inilah aku. Hari ini kami telah mengambil keputusan ini untuk Kristus. Atau, Hari ini kami datang kedalam persekutuan gereja ini. Sementara kita menyanyikan lagu ini. Sementara Roh Kudus melesakkan permohonan itu ke dalam hati saudara, jawablah dengan hidupmu. Di sekitar balkon, engkau yang berada di dalam kerumunan di lantai yang lebih rendah, engkau, jika engkau sedang mendengarkan di dalam salah satu kamar ini, melalui sirkuit televisi yang terdekat, naikilah anak tangga itu ke dalam auditorium. Hari ini, Saya mengambil keputusan untuk Allah dan inilah aku datang. Lakukanlah sekarang juga. Buatlah keputusan itu sekarang. Dan ketika saudara berdiri sebentar lagi, berdiri dan turunlah dari anak tangga itu masuk ke dalam gang ini, katakan: “Inilah aku, pak Pendeta, Aku akan menjawab dengan hiduku. Aku datang sekarang.” Sembari kita berdiri dan sembari kita bernyanyi.