DANIEL DISERANG DI KANDANG KRITIKUS

(DANIEL IS EATEN UP IN THE CRITIC’S DEN)

 

Dr. W. A. Criswell

 

Daniel 6:16

09-17-67

 

 

Daniel Di Kandang Para Kritikus:  Dan khotbah untuk hari Minggu pagi yang akan datang adalah: Bagaimana Para Kritikus Berjalan Dengan Baik Dalam Perapian Yang Menyala-Nyala. Pagi hari ini, kita akan mendengarkan apa yang mereka katakan terhadap Daniel. Lalu kemudian, pada hari Minggu pagi yang akan datang, kita akan melihat kepada mereka di dalam terang – di dalam terang yang cerah dan marah – daripada kebenaran, dan kenyataan yang berdasarkan bukti arkeologis dan sejarah.

 

Khotbah pada hari Minggu yang lalu adalah: Mengapa Para Kritikus Membantah Kitab Daniel. Dan warta itu ditutup dengan sebuah fakta, sebuah fakta sejarah, bahwa di abad yang ketiga, sekitar tahun 265, ada seorang Filsuf dari aliran Neo-Plato yang merupakan seorang penyembah berhala, seorang pemuja berhala yang bernama Porfyry. Dan sudah banyak orang bertanya kepada saya bagaimana caranya mengeja nama Porfyry - P-o-r-f-y-r-y. Nama yang sama dengan batu merah yang mereka temukan di Mesir di masa yang lalu dan mereka membuat sebuah sarkofagus dari batu tersebut. Jika seorang raja ingin dikebumikan secara kerajaan, ia mengambil porfyry dari Mesir dan mengukir sarkofagusnya dari porfyry tersebut. Begitulah namanya.

 

Porfyry adalah seorang filsuf dari aliran Neo-Plato. Dan dengan penuh semangat ia membela paham polytheis serta beribadah kepada seluruh dewa-dewa nasional. Sekarang, di dalam sikap yang seperti itu, dengan bengis ia menyerang umat Kristen. Ia melihat kepada umat Kristen itu sebagai musuh terbesar kepada filosofi spekulatif Yunani terhadap paham berhala, paham penyembahan terhadap berhala, terhadap paham polytheis, untuk menyembah kepada banyak dewa. 

 

Maka, untuk menentang umat Kristen, Porfyry telah menulis sebanyak lima belas buku yang diberinya judul: “Menentang Umat Kristen.” Sekarang, ia termasuk salah satu orang yang paling brilian sepanjang masa. Dan dia termasuk salah satu filsuf yang paling terpelajar dan sarjana yang paling terpelajar sepanjang masa. Jadi, ketika Porfyry menuliskan bukunya menentang umat Kristen, ia mengarahkan serangan terhadap kitab-kitab suci mereka. Dan karena ia berfikir bahwa Daniel adalah yang paling mudah untuk diserang, maka ia mengarahkan serangan itu terhadap Daniel.

 

Sekarang, saya mendekatkan warta itu dengan kenyataan bahwa ahli-ahli agama liberal zaman sekarang ini, telah mendapatkan pelajaran mereka dari Porfyry. Dan apa yang dikatakan oleh Porfyry, filsuf penyembah berhala, penganut aliran Neo-Plato ini untuk menentang Daniel telah diterima secara universal oleh ahli-ahli agama liberal zaman sekarang ini, tanpa terkecuali. Tidak ada seorangpun ahli theologi liberal yang hidup, yang percaya terhadap keotentikan serta keaslian inspirasi dari kitab Daniel.  Tanpa terkecuali, mereka mengatakan bahwa kitab itu merupakan suatu pemalsuan; kitab itu merupakan naskah yang palsu. Mereka menggolongkan kitab itu sebagai salah satu dari Pseudepigrapha, yaitu, di dalam tulisan Yahudi dikatakan bahwa kitab itu dikeluarkan di bawah sebuah dugaan nama: seperti “Kitab Henokh” atau seperti “Perjanjian dari Kedua Belas Kepala Keluarga.”

 

Jadi kitab ini merupakan sebuah wahyu dari penulis palsu, seorang Pseudepigraphis; kitab itu palsu, naskah palsu, yang dikeluarkan pada tahun 165 SM, seolah-olah kita itu dituliskan oleh seorang nabi yang bernama Daniel yang hidup empat ratus tahun lebih awal. Dan semua mereka mempercayainya. Mereka dengan suara bulat saat mengatakan bahwa tidak ada kebenaran yang paling kuat di dalam kitab Daniel kecuali murni bersifat khayalan saja; bahwa tidak ada mujizat besar di dalam kitab Daniel kecuali suatu perbuatan dari imajinasi saja, dan tidak ada perihal yang disebut dengan nubuat di dalam kitab Daniel selain daripada sejarah yang sudah berlalu terlebih dahulu, yang ditempatkan di dalam selubung nubuat seolah-olah telah diberikan empat ratus tahun sebelumnya.

 

Itulah dunia para ahli ilmu agama theologi modern. Keseluruhannya! Serangan yang dilakukan terhadap kitab Daniel dapat dibagi menjadi empat serangan yang berbeda. Yang pertama, secara sejarah: Mereka mengatakan bahwa kitab Daniel penuh dengan ketidak sesuaian dengan sejarah, penuh dengan kesalahan, ketidak akuratan, penempatan kejadian pada waktu yang salah yang mencolok. Yang kedua, mereka menyerang menurut ilmu bahasa (secara linguistik). Mereka mengatakan bahwa kitab itu dipenuhi dengan bahasa, tatanama, kata-kata yang tidak dapat dirujuk. Yang ketiga, mereka menyerangnya secara kenabian. Mereka mengatakan kitab itu dipenuhi dengan kemustahilan nubuat. Dan yang terakhir, yang keempat, mereka menyerangnya secara pengajaran. Mereka mengatakan bahwa kitab itu penuh dengan penyimpangan-penyimpangan doktrin. 

 

Saya berharap bahwa saya memiliki beberapa jam untuk mengikuti sepanjang apa yang dikatakan oleh ahli-ahli agama liberal zaman sekarang ini tentang keaslian dari kitab Daniel tersebut. Sekarang, saya tidak pernah melakukan sesuatu seperti ini di dalam hidup saya. Saya tidak pernah berdiri didalam sebuah mimbar dan berbicara dengan dibuat-buat serta membariskan apa yang dikatakan oleh mereka-mereka yang setengah kafir itu. Tetapi, saya akan melakukannya pada pagi hari ini. Saya kira hal tersebut merupakan bagian dari pemahaman kita di zaman yang kita jalani dan dunia ilmu agama yang kita miliki. Saya kira semua itu hampa tetapi baik untuk kita bahwa kita mengetahui apa yang mereka katakan.

 

Lalu kemudian, pada hari Minggu pagi yang akan datang, kita akan melihat apa yang mereka katakan di dalam sudut pandang yang bagaimana sekop-sekop para arkeolog belum berhasil diungkapkan. Sekarang, bukalah Alkitabmu pada Kitab Daniel. Bukalah Alkitab saudara ke kitab Daniel. Yang pertama, serangan tentang sejarah – yang mana kitab ini penuh dengan kesalahan-kesalahan historis, dan ketidak akuratan serta ketidak konsistenan, serta penempatan kejadian sejarah pada waktu yang salah. Tidak ada satupun referensi sejarah di dalam kitab Daniel tetapi mereka mengatakan bahwa hal tersebut tidak benar dan tidak berdasarkan sejarah. 

Baiklah, marilah kita mulai. Marilah kita mulai dengan kalimat yang pertama: “Pada tahun yang ketiga pemerintahan Yoyakim, raja Yehuda, datanglah Nebukadnezar, raja Babel, ke Yerusalem, lalu mengepung kota itu.” Setiap suku kata di dalam kalimat itu mereka katakan tidak benar secara sejarah. Kalimat itu dimulai dengan pada tahun yang ketiga pemerintahan Yoyakim. Mereka mengatakan bahwa kalimat itu menyangkal apa yang dituliskan di dalam kitab Yeremia 46 ayat yang ke 2. Mereka mengatakan bahwa tidak ada pengepungan terhadap kota Yerusalem pada tahun ketiga pemerintahan Yoyakim dan tidak ada deportasi para tawanan ke kota Babilon yang mana dikatakan di dalam kitab Daniel ini terjadi.

 

Saudara-saudara sekalian tahu, hal itu merupakan sesuatu yang lucu – Saya hanya saja tidak dapat melewatkan hal-hal seperti ini begitu saja. Saya sedang berusaha melakukannya. Akan tetapi saya tidak memiliki cukup semangat homiletis untuk melepaskannya. Saya tidak dapat melewatkannya tanpa mengatakan bahwa itu merupakan salah satu serangan yang paling ganjil yang dapat saudara-saudara sekalian baca di dalam hidupmu. Tetapi itu yang pertama. Mereka keberatan pada kalimat yang pertama di dalamnya. Mereka berkata bahwa kalimat itu menyangkal apa yang dikatakan oleh nabi Yeremia. Akan tetapi di dalam pasal yang kesembilan dari kitab Daniel dari ayatnya yang kedua, pengarangnya, yaitu Daniel, berkata bahwa ia telah mempelajari kitab Yeremia. Dan di dalam mempelajari kitab Yeremia, ia mendapati nubuat selama tujuh puluh tahun.

 

Sungguh suatu hal yang paling ganjil kepada saya bahwa orang ini, Daniel, siapapun dia – dan mereka mengatakan bahwa dia merupakan salah satu pengarang yang paling cerdas sepanjang masa; bahwa orang ini, Daniel, mempelajari kitab Yeremia, di dalam suku kata yang pertama dari kalimatnya yang pertama menyangkal apa yang telah dikatakan oleh Yeremia. Bukankah itu merupakan hal yang menggelikan untuk seorang manusia yang sedang mencoba menetapkan sebuah pemalsuan seolah-olah kisah itu merupakan nubuat yang sebenarnya dari Tuhan? Walaupun itu apa yang dikatakan oleh para kritikus itu. Baiklah, kita harus melanjutkannya. 

 

Raja Nebukadnezar, oh, mereka mengatakan bahwa sudah pasti ada penempatan yang salah – Nebukadnezar. Baiklah, mereka mengatakan “Nebukadnezar” merupakan cara mereka mengeja nama dari raja itu setelah berabad-abad lamanya. Setelah berabad-abad lamanya – akan tetapi pada zaman itu, namanya adalah Nebukadrezzar, bukan huruf "n" akan tetapi huruf "r" - rezzar. Baiklah, saya tidak mampu menahan diri saya untuk menghentikannya lagi sejenak di sini. Dengan cara yang persis sama, namanya dieja di dalam kitab Raja-raja, dalam kitab Tawarikh, dan di dalam kitab Ezra dan separuh waktu di dalam kitab Yeremia. Saudara lihat, bangsa Babilonia menulis dalam tulisan-tulisan kuno (huruf-huruf baji), dan untuk menyalin huruf demi huruf dan menterjemahkannya dari tulisan kuno itu ke dalam bahasa bangsa Kasdim, ke dalam bahasa Babilonia, ke dalam bahasa Aram dan ke dalam bahasa Yahudi, kadang kala agak sukar. Jadi, namanya kadang kala dituliskan Nebukadnezar; kadang kala juga dituliskan dengan Nebukadrezar. Akan tetapi mereka mengatakan bahwa hal tersebut merupakan suatu penempatan yang salah yang pasti dituliskan berabad-abad kemudian.

 

Baiklah. Lihatlah kembali. Raja, mereka mengatakan bahwa Nebukadnezar, raja dari Babilon. Pada saat itu, dia bukan raja dari Babilon, kata mereka. Yang menjadi raja dari Babilon pada saat itu adalah ayahnya, Nabopolassar. Baiklah, apa yang terjadi adalah bahwa Nabopolassar, yang merupakan seorang raja yang perkasa – dia adalah orang yang menjatuhkan Asyur, pada waktunya kita akan diperkenalkan dengannya - Nabopolassar adalah raja, bukan putranya, Nebukadnezar, Nebukadnezar hanyalah rekan memerintah dan rekan berkuasa.

 

Sekarang, saya ingin menunjukkan kepada saudara-saudara sekalian bagaimana di dalam Alkitab sekarang, seandainya saudara-saudara sekalian membolehkan fakta ditegakkan, semua yang ada di dalam Alkitab itu sesuai. Sekarang, saudara-saudara sekalian bersama-sama melihat ke dalam pasal yang pertama. Di katakan di sini dalam ayatnya yang ke lima: “Dan raja menetapkan bagi mereka pelabur setiap hari dari santapan raja dan dari anggur yang biasa diminumnya. Mereka harus dididik selama tiga tahun, dan sesudah itu mereka harus bekerja pada raja.” Sekarang, apakah saudara-saudara sekalian melihatnya? Mereka akan mendidik keempat tawanan ini, Daniel dan ketiga sahabatnya yang setia, akan dididik selama tiga tahun.  Kemudian mereka akan bekerja pada raja.

 

Sekarang, saya ingin saudara membalikkan halaman ini, hanya membalikkan satu halaman saja ke pasal yang kedua, dari ayatnya yang pertama. Sekarang, lihatlah Kitab Daniel dua, ayat pertama: “Pada tahun yang kedua pemerintahan Nebukadnezar bermimpilah Nebukadnezar …” dan kemudian para pemuda ini berdiri di hadapan dia.

 

Bukankah itu hal yang luar biasa? Di dalam pasal yang pertama dikatakan bahwa mereka akan dididik selama tiga tahun yang mana pada akhirnya mereka akan bekerja kepada sang raja. Lalu saya membalikkan halamannya dan membaca dari pasal yang kedua dari ayatnya yang pertama: Pada tahun yang kedua pemerintahan Nebukadnezar dan seterusnya dan seterusnya. Bukankah itu sesuatu yang luar biasa? Penjelasannya sangat sederhana. Pertama-tama, Nebukadnezar adalah seorang raja bersama-sama dengan ayahnya, Nabopolassar. Kemudian ia menjadi raja yang penuh dan dalam kekuasaannya sendiri.

 

Selama tiga tahun ini – hal itu menunjuk kepada suatu masa ketika ia masih seorang rekan memerintah dan rekan berkuasa. Dan di dalam pasal yang kedua ayatnya yang pertama dikatakan: “Pada tahun yang kedua pemerintahan Nebukadnezar …” itu merupakan tahun kedua dari kedaulatannya yang penuh, tunggal dan sendirian. Setiap perincian di dalamnya sesuai jika saudara-saudara sekalian memperbolehkannya berkata apa yang dikatakannya, dan seturut dengan kebenaran sejarah.

 

Sekarang, kita harus bergegas – ayat yang ke tiga: “Dan raja itu berbicara kepada Aspenas kepala dari sida-sidanya (begitulah yang terjadi)”.

 

Jadi, mereka berkata: “Tidak ada seorangpun yang pernah mendengar tentang seorang Aspenas. Hal itu keluar dari daya khayal yang murni. Hal itu merupakan khayalan murni yang tidak dipalsukan.” Akan tetapi apakah saudara-saudara sekalian tahu tak berapa lama yang lalu mereka melakukan penggalian di Babilonia. Salah satu dari batu-bata resmi itu, yang mana pada saat ini berada di dalam Museum Inggris, di sanalah batu-bata itu berada sekarang. Dan pada batu-bata yang resmi itulah terdapat nama Aspenas orang Babilon itu.

 

Sekarang, kita harus bergegas: “Sekarang diantara (putra-putra) ini - (dan ini adalah ayat yang keenam) – sekarang diantara mereka ini (anak laki-laki yang di bawa ke sana, anak-anak tersebut) adalah Daniel.”

 

Lalu mereka mengejek dan menertawakan hal yang seperti itu. “Daniel!” Dan mereka berkata: “Tidak ada orang seperti seorang Daniel pernah hidup.”  (Dan saya akan memberikan khotbah tentang “Biarkan Daniel Sejati Berdiri.” Akankah Daniel Sejati akan berdiri? Saya ingin memberikan khotbah tentang hal tersebut pada hari Minggu sesudah minggu yang akan datang. Maka saya tidak memiliki banyak waktu hanya untuk menyinggung satu hal saja.)

 

Mereka berkata – ahli-ahli agama liberal itu – mereka semua, semua mengatakan: “Tidak pernah ada seseorang seperti Daniel karena namanya tidak pernah ditemukan di dalam monumen-monumen serta di dalam kesusasteraan bangsa Kasdim yang telah dipelihara dengan baik secara arkeologis.”

 

Apa yang saudara-saudara sekalian fikirkan tentang sebuah argumen seperti itu? Di dalam monumen manakah saudara-saudara dapat temukan nama Musa pada peninggalan Mesir kuno? Jawabannya tidak pernah ditemukan. Walaupun begitu, saudara harus memperhitungkan Loh yang terbuat dari batu itu; saudara-saudara sekalian harus memperhitungkan ke sepuluh Perintah Allah itu, saudara-saudara sekalian harus memperhitungkan anak-anak Israel yang dijadikan menjadi budak dan dibawa keluar lalu menjadi bangsa yang besar di hadapan Tuhan. Tetapi karena namanya tidak dapat dijumpai pada satu monumenpun atau pada satu literatur dari Firaun, oleh karena itu, ia tidak pernah ada.

 

Dari mana saudara-saudara sekalian menemukan nama Yesus di dalam sebuah referensi yang sejaman? Dari mana saudara-saudara sekalian akan menemukan nama rasul Paulus di dalam suatu referensi sejaman? Dan seterusnya dan seterusnya dan seterusnya! Oh, sungguh merupakan hal yang tidak masuk akal dan tidak dapat dipercaya telah dikatakan sebagai suatu kebenaran secara ilmiah terhadap keaslian kitab tersebut. Tetapi tidak ada seorangpun ahli agama yang masih muda di setiap seminari liberal di dunia ini yang tidak mempercayainya. Dan di pagi hari ini, salah seorang pendeta yang masih muda mendatangi saya dan dia berkata: “Saya kagum. Saya kagum. Saya telah diajarkan mengenai semua hal ini sebagai hal yang benar.” Dan saya tidak suka memberitahukan sekolah yang diikutinya kepada saudara-saudara sekalian. Yah, saya tidak berani mengatakannya kepada anda. Kita harus melanjutkannya.

 

Bab yang kedua – sekarang, inilah kesalahan-kesalahan historis yang mereka tunjuk – pasal yang kedua, ayat yang kedua: “Lalu raja menyuruh memanggil orang-orang berilmu, ahli jampi, ahli sihir dan para Kasdim, untuk menerangkan kepadanya tentang mimipinya itu.”

Oh, mereka mengatakan: “Ini merupakan penempatan keliru yang sangat luas. Karena penggunaan kata "Kasdim" lebih mengacu kepada kata “magan” (magician = ahli sulap), mengacu kepada para astrolog yang merupakan sebuah kata yang tidak dipergunakan sampai berabad-abad dan berabad-abad setelah Daniel yang dikira sudah hdup di zaman itu.”  Oh, kata mereka: “Sudah pasti terjadi penempatan kejadian di waktu yang salah.”

 

Jadi kita mengetahui bahwa kitab itu dituliskan bertahun-tahun serta berabad-abad setelah Daniel diduga telah hidup karena ia menggunakan kata “Chaldeans (Kasdim) ” untuk menunjuk kepada ahli-ahli jampi dan ahli-ahli sihir seperti yang mereka lakukan dalam beberapa abad kemudian. Hal itu sungguh suatu hal yang menggelikan. Apakah saudara-saudara sekalian tahu bahwa di dalam kitab Daniel 9:2, dan apakah saudara-saudara sekalian tahu bahwa yang kemudian sampai ayat yang terakhir dari pasal yang kelima dari kitab Daniel, ia menggunakan kata “Chaldeans (Kasdim)” untuk mengacu kepada sebuah bangsa – bangsa Chaldea (Kasdim), bagian dari bangsa Babilonia. Dan ia menggunakannya di sini untuk menunjuk kepada sekelompok ahli jampi dan ahli ilmu perbintangan. Ia menggunakannya untuk kedua cara tersebut. Baiklah, pasti ada alasan mengapa. Karena teman kita itu mengetahui negeri Chaldea, serta bangsa Chaldea; dan ia berbicara di dalam nubuat raja dari bangsa Chaldea serta nubuat dari bangsa Chaldea.  Dan walaupun begitu, di sini ia berbicara terhadap orang Chaldea (Kasdim) yang juga ahli ilmu perbintangan.

 

Baiklah. Apa yang terjadi adalah ini – dan kita kembali beralih kepada sekop-sekop tersebut, dan kita telah menemukan bahwa para ahli ilmu perbintangan itu, para ahli ilmu perbintangan yang disinggungnya di sini berada di zaman raja Nebukadnezar, berperan sebagai seorang imam tinggi yang melayani dewa Bel. Dan dengan bangga mereka disebut dengan kaum “Chaldea” sama seperti yang telah dituliskan oleh Daniel di dalam kitab ini.

 

Sekarang, mari kita balikkan dengan cepat halaman tersebut. Mari membuka pasal yang kelima. Bukalah pasal yang kelima, ayat yang pertama: “Raja Belsyazar …”  Dan kalimat itu telah menjadi sebuah topik dari cemoohan dan tertawaan selama bertahun-tahun lamanya. “Tidak pernah ada yang bernama Belsyazar. Cerita itu hanya isapan jempol dari khayalannya saja. Apalagi dia adalah seorang raja di Babilon.”

 

Sekarang, lihatlah pada ayat yang kesebelas. Ayat itu menunjuk kepada raja Nebukadnezar sebagai ayah dari Belsyazar. “Ia bukanlah putra dari Nebukadnezar, Belsyazar ini, diapun tidak dekat dengannya.”

 

Sekarang lihatlah kepada yang selanjutnya pada ayat yang terakhir: “Pada malam itu juga terbunuhlah Belsyazar, raja orang Kasdim itu..” Dan mereka mencemooh dan  berkata: “Ia tidak pernah dibunuh. Tidak ada insiden seperti itu yang pernah terjadi di dalam sejarah.” Kemudian mereka juga menyangkal ayat yang berikutnya.  “Darius, orang Media menerima pemerintahan …” 

 

“Dan tidak pernah ada seseorang yang bernama Darius dari Media!’”

Sekarang, ayat yang pertama, ayat yang berikutnya dalam pasal yang keenam – ayat yang pertama: “Lalu berkenanlah Darius mengangkat seratus dua puluh wakil-wakil raja atas kerajaannya …” Ia membagi wilayahnya menjadi seratus dua puluh propinsi. Dan mereka mengejek hal tersebut: “Tidak pernah ada hal yang seperti itu di sepanjang sejarah dunia.”

 

Baiklah, kita akan berhenti. Yaitu, kita akan berhenti dari bagian yang pertama. Ini hanya merupakan contoh kecil dari bagaimana setiap pernyataan yang tegas serta setiap referensi sejarah di dalam kitab Daniel, mereka menyangkal dan menyebutnya dengan penempatan kejadian pada waktu yang salah, dan akromatik (bukankah kata itu boleh menjadi kata yang baik?), tidak akurat dan tidak berdasarkan sejarah serta tidak benar. Saudara, kita akan melihat kepada para kritikus tersebut pada hari Minggu pagi yang akan datang.

 

Baiklah, yang kedua – serangan yang kedua – serangan yang kedua terhadap Daniel adalah berkenaan dengan ilmu bahasa, secara linguistik. Berurusan dengan kata-kata dan bahasa yang digunakan olehnya. Sekarang, saya akan menunjuk kepada beberapa hal dan kita akan melanjutkannya. Misalnya, di dalam pasal yang pertama serta pada kata yang terakhir di dalam ayat yang ketiga, kata "bangsawan" di sana adalah sebuah kata dalam bahasa Persia. Sekarang lihatlah pada ayat yang kelima dari pasal yang pertama: “Dan raja menetapkan bagi mereka pelabur setiap hari dari santapan raja …” Seharusnya kata yang asli adalah kerapian (dainties) raja dan kata tersebut merupakan bahsa Persia. Dan ada sebanyak lima belas katakata yang menggunakan bahasa Persia di dalam kitab Daniel. Jadi mereka mengatakan bahwa hal tersebut dibagi begitu saja yang telah dituliskan berabad-abad kemudian.

 

Dan bukankah perkataan itu merupakan hal yang paling menggelikan yang pernah saudara dengar selama hidup saudara? Karena Daniel merupakan pendeta istana pada masa pemerintahan Koresy, raja dari Persia itu. Dan bagi saya, semua kelihatannya seperti kebalikannya. Dan bagi saya kelihatannya seseorang yang rupanya seorang menteri, seorang “Perdana Menteri”, di dalam istana Persia yang secara tidak sadar menggunakan beberapa kata-kata Persia. Tetapi hal itu seharusnya menjadi suatu hal yang pasti untuk menentangnya.

 

Baiklah. Mari kita membalikkan halamannya di sini. Dimulai pada ayat yang keempat di dalam pasal yang kedua sampai pada akhir dari pasal yang ketujuh, bagian ini dituliskan dengan menggunakan bahsa Aram. Bagian ini dituliskan dengan memakai tulisan Aram. Dan mereka mengatakan bahwa hal itu merupakan suatu kepastian untuk menunjukan bahwa kitab itu tidak merupakan sebuah kitab asli yang otentik. Akan tetapi apakah saudara-saudara sekalian tahu bahwa di dalam Qumran – sudah pernahkah saudara mendengar tentang Gulungan dari Laut Mati yang ditemukan di dalam gua Qumran – apakah saudara-saudara sekalian tahu bahwa di dalam Qumran mereka telah mengetahui dokumen-dokumen bangsa Aram yang seharusnya dituliskan di waktu yang mereka katakan kitab ini dituliskan – di zaman kaum Maccabe. Dan bahasa Aram yang ada di dalam dokumen-dokumen Qumran ini pada keseluruhannya berbeda dengan bahasa Aram yang ada di dalam kitab Daniel.  Bukankah itu hal yang luar biasa?

 

Dan apakah saudara-saudara sekalian tahu, ketika mereka menemukan beberapa dari antara gulungan-gulungan dari laut mati itu, mereka menemukan kitab Yesaya dan mereka juga menemukan kitab Daniel? Baiklah, saya tidak memiliki banyak waktu untk berbicara tentang semua itu. Saya akan membicarakan tentang linguistik, ilmu tentang bahasa, bahasa yang dipergunakan oleh kitab Daniel

 

Sekarang, mari kita maju kepada hal yang ketiga. Serangan besar yang ketiga terhadap kitab Daniel menunjuk kepada kemustahilan nubuat-nubuatnya. Saya minta saudara-saudara membuka pasal yang kedua dari kitab Daniel, dan melihat kepada ayat yang ketiga puluh dua sampai ke bawah. Daniel berkata – dan sekarang kita masuk kepada wahyu kenabian yang agung dari orang Tuhan ini - Daniel berkata bahwa pembersihan sejarah dunia akan mengikuti pola dari seorang manusia. Seorang manusia! Yang pertama, kepala dari emas, dan ia mengatakan bahwa kepala dari emas itu adalah kerajaan Babilonia; yang kedua, dada dan kedua lengannya dari perak; yang ketiga, perut dan pinggangnya dari tembaga. Dan yang keempat, kakinya terbagi menjadi dua – terbuat dari besi. Lalu kemudian setelah itu, tidak akan ada lagi kerajaan dunia; sudah remuk, yang dilambangkan dengan jari kakinya.

 

Sekarang, begitulah nubuat yang agung itu. Tetapi, saudara lihat, para kritikus (perusak) yang lebih tinggi ini, ketika mereka mengatakan tidak ada nubuat di dalam kitab Daniel: “Bahwa kitab itu hanya sebuah sejarah saja, sudah terlebih dahulu terjadi, diselubungi oleh selubung palsu kenabian. Dan kitab itu telah dituliskan empat ratus tahun setelah seharusnya sudah dituliskan.” Jadi, kata mereka, kitab itu telah dituliskan di zaman kaum Maccabe, pada tahun 165 SM. Jadi, pada tahun 165 SM, tidak ada kekuasaan kerajaan Romawi. Hanya sebuah negara kecil yang timbul di sebelah lain dunia yang dikenal di Italia.

 

Jadi mereka mengatakan bahwa keempat kerajaan besar itu yang dilihat oleh Daniel di dala penglihatannya adalah yang pertama: kerajaan Babilonia, kepala yang dari emas itu; yang kedua, kerajaan Media, dan kedua lengan yang ketiga, kerajaan Persia, yang terbuat dari perunggu; yang keempat, kerajaan Yunani, besi, kedua kaki yang terbuat dari besi. Dan semua itu, kalau tidak karena seorang nabi, ia tidak akan pernah mengetahui dan ia tidak pernah melihat kekaisaran Romawi. Dan hal itulah yang menjdi kunci serangan yang merusak terhadap unsur kenabian di dalam kitab Daniel.

 

Pertama dari semuanya, saya katakan kepada saudara bahwa tidak ada penafsirang seperti itu di dalam kitab tersebut. Yang kedua, hal yang mengganggu tersebut sama sekali bertentangan dengan apa yang ditegaskan oleh Daniel sendiri. Baiklah, bukalah pasal yang kedelapan. Bukalah kitab Daniel, pasal yang kedelapan. Daniel pasal yang kedelapan, di dalam pasal yang ke delapan dari kitab Daniel, ia membuat dua dari seluruh kerajaan dunia itu, yang satu terbuat dari perak dan yang satunya lagi terbuat dari tembaga. Dan di sini, ia melihat wahyu kenabian itu sekali lagi. Di dalam ayat yang ketiga ia berkata: Aku melihat seekor domba jantan dengan dua tanduk. Dan yang satu lebih tinggi dari yang lainnya dan yang lebih tinggi itu tumbuh terakhir – seekor domba jantan dengan dua tanduk.

 

Sekarang, lihatlah pada ayat yang kelima: “Dan setelah itu, aku melihat seekor kambing jantan yang berbulu kesat…”  Nah, apakah artinya ?  Daniel sendiri mengatakan bahwa malaikatlah yang mengungkapkannya kepada dia. Lihatlah pada ayat yang ke 20 dan ayat yang ke 21: “Domba jantan itu (bentuk tunggal) – Domba jantan yang kau lihat itu, dengan kedua tanduknya, ialah raja-raja (dan hal itu juga mewakili kerajaannya) orang Media dan Persia,” Satu! Satu – domba (bentuk tunggal) mewakili kerajaan Media dan Persia. Domba jantan dengan dua tanduk melambangkan kerajaan Media dan Persia. Dan kambing jantan itu, kambing jantan yang berbulu kesat itu, adalah raja dari Yunani; kambing itu mewakili kekaisaran Yunani. Ketika saudara-saudara melihat kerajaan Media dan Persia secara terpisah dan membuatnya menjadi dua kerajaan yang berbeda di dalam penglihatan ini, maka saudara-saudara sekalian telah melakukan kekejaman terhadap apa yang telah dikatakan sendiri oleh Daniel; dan apa yang telah dikatakan oleh malaikat terhadap arti dari patung tersebut.

 

Dan uraian kenabian yang agung dari sejarah di dalam kitab Daniel adalah jelas dan uraian tersebut begitu terang. Yang pertama, kepala yang dari emas itu yang mana merupakan kerajaan Babilonia – yaitu singa yang ada di dalam pasal yang ke tujuh. Yang kedua, bagian dada dan kedua lengan yang terbuat dari perak, yaitu keduanya yang membentuk satu kerajaan, Media/Persia – kerajaan Media – Persia yang dilambangkan oleh kedua lengan. Di sini di dalam pasal yang kedelapan, ada seekor domba jantan dengan tanduknya dua. Di dalam buku itu – dalam pasal yang ketujuh, merupakan seekor beruang dengan tiga buah rusuk di dalam mulutnya. Tiga kerajaan yang telah dimusnahkannya. Dan pinggang yang terbuat dari tembaga, itulah kekaisaran Yunani, dan di sini dilambangkan dengan kambing jantan berbulu kesat. Dan kaki besi yang terpisah, satu kaki di sini dan satu lagi di sana melambangkan kekaisaran Romawi yang kuat, dengan kekaisaran Romawi timurnya dengan ibukotanya di kota Byzantium (Konstantinopel), dan kekaisaran Romawi baratnya dengan ibukotanya di Roma.

 

Seluruh sejarah telah mengikuti di dalam suatu tuangan yang besar yang mana telah diungkapkan kepada Daniel. Tetapi tidak ada di sana kritikus liberal, tidak ada di sana ahli-ahli ilmu agama liberal, di dalam dunia yang mempercayainya. Hal itu merupakan filosofi palsu. Semua itu hanyalah naskah palsu. Sepanjang apa orang berharap untuk menyangkal Allah, serta berkat yang ajaib serta gaib dan bersifat kenabian yang oleh Tuhan telah diungkapkan kepada manusia. Apa yang akan dilakukan oleh Tuhan Allah?

 

Sekarang begini, dan ini merupakan hal yang terakhir: Kita telah berbicara tentang ketidak akuratan, ketidak konsistenan serta penempatan yang salah (yang dituduhkan) terhadap sejarah, Kita telah membicarakan tentang ilmu bahasa yang tidak dapat dirujuk yang telah mereka bicarakan (dan kita akan membuat pesan terhadap hal tersebut). Kita telah membicarakan tentang kemustahilan nubuat yang mana diserang oleh utusan mereka. 

 

Sekarang, yang terakhir, penyimpangan ajaran: dan pada saat saya membaca mereka – apakah saudara-saudara sekalian mau mengetahui salah seorang dari mereka? Dan dengan mudah saudara-saudara sekalian dapat membacanya. Saya telah memperdebatkannya di dalam pikiran saya apakah saya akan memberitahukannya kepada saudara-saudara sekalian karena beberapa dari antara saudara, akan membacanya lalu kemudian saudara-saudara sekalian meletakkannya kembali dan kemudian saudara akan berkata: “Begitulah kenyataannya! Kaum kafir ini benar adanya.” Baiklah. Saya akan memberitahukan satu kepada saudara-saudara sekalian. Di dalam Alkitab para Pembongkar yang sangat terkenal – yang mana merupakan salah satu penerbitan ilmu agama yang besar sepanjang masa – di dalam Alkitab dari para pembongkar, penjelasan yang lebih terperinci pada Daniel dibuat oleh Right Reverend Frederic W. Farran, Dekan dari Canterbury; dan ia merupakan tipikal dari mereka yang menyerang. Dan yang saya maksud adalah menyerang kitab Daniel. Ia memotong tenggorokannya. Ia memotong di tenggorokannya. Ia membinasakannya!

 

Jadi, jika misalnya saudara-saudara sekalian ingin membacanya sendiri – dan dia tidak sendirian, semua mereka seperti itu – jika saudara-saudara sekalian ingin membaca sendiri sebuah contoh dari apa yang telah saya bicarakan, dapatkanlah Alkitab para Pembongkar itu. Buku itu ada di setiap perpustakaan di dunia ini. Kita memiliki setengah lusin buku itu, seperti yang saudara-saudara sekalian ketahui, di dalam perpustakaan kita. Untuk sebahagian besar buku itu sangat bagus, kecuali ketika kita membaca apa yang dikatakan oleh Farran, Dekan Farran tentang kitab Daniel, dan saudara akan menemukan ide yang baik tentang apa yang mereka akui.

 

Baiklah. Mari kita simpulkan. Serangan yang terakhir adalah bersifat pengajaran. Yang pertama, bukalah kitab Daniel 12, dari ayatnya yang kedua dan yang ketiga.  Daniel 12, ayat kedua dan ketiga:

 

“Dan banyak dari antara orang-orang yang telah tidur di dalam debu tanah, akan bangun, sebagian untuk mendapat hidup yang kekal sebagian untuk mengalami kehinaan dan kengerian yang kekal.

Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.”

 

Dan oh, betapa kejinya mereka menyerangnya, karena ini hanyalah wahyu yang sederhana tentang kebangkitan dari antara orang mati. Dan mereka mengatakan: “Tidak ada kemungkinan wahyu yang datang dari Allah di zaman Daniel.”

 

Orang yang sama menyerang Ayub, pasal yang ke 19, dari ayatnya yang ke 25 dan 26 dan 27, pada saat Ayub berkata:

 

“Tetapi aku tahu; Penebusku hidup, dan akhirnya Ia akan bangkit di atas debu:

Juga sesudah kulit tubuhku sangat rusak, tanpa dagingkupun aku akan melihat Allah:

Yang aku sendiri akan melihat memihak kepadaku; mataku sendiri menyaksikanNya dan bukan orang lain, hati sanubariku merana karena rindu.

 

Mereka menyerangnya karena palsu – sebuah kata yang terlambat – terlambat. Saya tidak dapat memahami orang seperti itu. Mereka tidak melakukannya, mereka membongkar kekusutan setiap benang dari warta Injil itu sendiri. Berbicara tentang penyimpangan sejarah sekarang, inilah, inilah salah satu yang mereka serang dengan keji, doktrin mengenai kebangkitan dari antara orang yang mati.

 

Baiklah, yang kedua, bukalah kitab Daniel enam, Daniel 6:22: “Allahku telah mengutus malaikatNya untuk mengatupkan mulut singa-singa itu …” Dan oh, apa yang mereka tuliskan tentang pameran malaikatnya Daniel di dalam kitabnya. Saya mengakui bahwa pada saat saudara-saudara sekalian mengikuti serangan seperti itu, saudara-saudara sekalian membuka seluruh susunannya, saudara-saudara sekalian membubarkan seluruh susunan Firman Tuhan.

 

Di dalam pasal yang keduapuluh dua dari kitab Kejadian, pada saat Abraham sedang mempersembahkan Ishak di atas altar dan ia sedang mengangkat belatinya untuk menikam ke dalam jantungnya, Alkitab berkata seorang malaikat berseru dari langit dan berkata: “Abraham, Abraham, turunkanlah tanganmu.”

 

Ketika Yakub tertidur di Bethel, ia melihat sebuah tangga dari bumi bersandar kepada langit dan para malaikat turun naik padanya. Harapan saya semoga saya masih memiliki waktu untuk berkhotbah tentang hal tersebut. Dan para malaikat turun naik, ah, dan para malaikat turun naik – seolah-olah bumi ini dipenuhi dengan pendeta Tuhan yang hidup dan bersinar. “Dan para malaikat turun naik.”

 

Atau kisah tentang Musa di dalam pasal yang ke tiga puluh dua dari kitab Keluaran pada saat Tuhan Allah mengirim dia dan berkata: “MalaikatKu akan melindungimu.”

 

Atau ketika para malaikat mengumumkan kelahiran Samson kepada Manoah, dan malaikat itu melakukan hal yang menakjubkan serta kembali ke langit di dalam lidah api.

 

Atau malaikat yang memberi makan Elia di hutan belantara;

Atau malaikat yang menguatkan Yesus di dalam pencobaanNya;

Atau malaikat yang menguatkan Tuhan di taman Getsemane;

Atau malaikat yang berdiri di depan makam ketika Yesus bangkit dari antara orang mati;

Atau malaikat yang menepuk Petrus dan membangunkan dia, bahwa  pintu-pintu besi itu boleh dibukakan;

Atau malaikat yang berdiri di depan Petrus di dalam pasal yang ke dua puluh tujuh dari Kitab Kisah Para Rasul di dalam badai yang mengerikan itu: “karena seorang malaikat Tuhan berdiri di depanku.”

Atau malaikat yang ada di dalam ayat yang pertama dari pasal yang pertama dari kitab Wahyu (Pengungkapan), wahyu dari Yesus Kristus, yang dikaruniakan Allah kepadaNya, supaya ditunjukkanNya kepada hamba-hambaNya apa yang harus segera terjadi. Dan Ia telah menyatakannya kepada Yohannes melalui seorang malaikat.

 

Untuk membersihkan doktrin tentang malaikat ini di dalam kitab Daniel adalah membongkar kekusutan dan melepaskan keseluruhan susunan dari Firman Tuhan. Semuanya sama! Semuanya sama! Dan bagaimana mereka keberatan kepada Gabriel - Gabriel di dalam pasal yang kedelapan, ayatnya yang ke 16: Gabriel, Gabriel – Bukankah hal tersebut mengagumkan? Saudara-saudara sekalian kembali akan menemukan Gabriel di dalam pasal yang ke sembilan dari ayatnya yang ke dua puluh satu. Gabriel! Mengapa, Gabriel adalah hamba Allah yang mengatakan: “Aku berdiri di hadirat Tuhan dan di sebelah kanan dari altar emas itu.” Ia memberitahukan kepada Zakaria tentang kelahiran Yohannes Pembaptis. Dan enam bulan kemudian ia diutus ke sebuah desa di Nazareth, Galilea untuk memberitahukan Maria, perawan Yahudi itu, bahwa ia akan menjadi ibu dari anak yang sudah diramalkan dan ditakdirkan. Tetapi Gabriel merupakan sebuah serangan.

 

Saya membuka halaman Alkitab tersebut ke pasal yang berikutnya – lihatlah pada akhir dari pasal yang kesepuluh, di sana ada Mikhael. Di sana ada Mikhael – di akhir dari pasal yang kesepuluh ada Mikhael. Dan lihat, ayat yang pertama di dalam pasal yang ke 12, pada waktu itu juga akan muncul Mikhael, pemimpin besar itu. Mikhael! Di dalam ayat yang kesembilan dari kitab Yudas, Mikhael penghulu malaikat itu berselisih dengan iblis mengenai mayat Musa – dan, di dalam pasal yang kedua belas dari kitab Wahyu, Mikhael dan malaikat-malaikatnya berperang melawan naga itu, iblis itu dengan malaikat-malaikatnya.

 

Walaupun begitu, semua ini merupakan sebuah serangan kepada kritik yang lebih tinggi. Saya berkata, saya menegaskan, saya mengakui, saya mengulangi, saya mengulangi pertanyaan, bahwa pada saat saudara-saudara sekalian menghancurkan wahyu-wahyu yang ada di dalam kitab Daniel ini, saudara-saudara sekalian bersiap-siap untuk menghancurkan keseluruhan Firman Tuhan. Semuanya sama. Semuanya sama! Jika tidak ada malaikat di dalam Daniel, maka tidak akan ada malaikat di mana saja. Jika tidak ada Mikhael, dan tidak ada Gabriel di dalam Daniel, maka tidak akan ada Gabriel dan tidak ada Mikhael di mana saja. Dan jika tidak ada kebangkitan dari antara orang mati di dalam Daniel, maka tidak akan ada kebangkitan dari antara orang mati di dalam kehidupan Kristus atau di dalam pengharapan Orang Kristen. Saudara-saudara membuangnya semua. Walaupun begitu, inilah hidup dan panggilan, dan penyebaran injil di dalam ilmu agama zaman modern tanpa ada pengecualian, tanpa terkecuali. Dan jika ada seorang yang mendengarkan pesan saya dari siaran radio atau dari siaran televisi, ia akan duduk di kursinya dan dengan kebodohannya mengejek ketika saya mengakui untuk meminta sebuah pesan dari Tuhan Allah hari ini.

 

Ini adalah dunia yang berbeda. Ini adalah era yang baru. Manusia Tuhan, berbicara yang manis-manis, serta mengulang-ulang argumen dari para penyebah berhala, filsuf pemuja berhala yang disebut sebagai musuh yang paling keji yang pernah diketahui oleh umat Kristen – akan tetapi itu terjadi hari ini! Baiklah, mungkin Tuhan telah menetapkan kita di muka bumi ini sebagai sebuah terang untuk menyinari, untuk berbicara, untuk menyampaikan pesan Allah di zaman kita serta pada generasi kita. Jika demikian, Tuhan tolong kami!

 

Sekarang, kita harus menyanyikan lagu kita. Dan sementara kita menyanyikannya, seseorang darimu, berikanlah dirimu kepada Yesus; atau engkau dengan keluargamu masuk ke dalam persekutuan dari gereja ini – engkau dan pasanganmu. Di atas balkon disekitar lantai yang lebih rendah ini, karena Tuhan Allah akan mengucapkan firmanNya Tuhan Allah akan membukakan pintu, Tuhan Allah akan memimpin di depan, datanglah sekarang juga. Lakukanlah sekarang juga. Lakukanlah sekarang. Putuskanlah sekarang.

 

Dan ketika engkau sebentar lagi bernyanyi, berdiri dan datang menuruni anak-anak tangga ini dari kedua sisi balkon ini, masuk ke dalam lorong pada lantai yang lebih rendah ini dan di bawah sini di samping saya: “Pak Pendeta, inilah tanganku, aku telah menyerahkan hatiku ke dalam iman. Tuhan telah memanggilku dan aku akan menjawab dengan hidupku dan inilah aku datang. Pak Pendeta, inilah istriku, inilah anak-anakku. Pada hari ini kami semuanya datang.”

 

Karena Tuhan Allah akan mengucapkan firmanNya dan membukakan pintu-pintu, lakukanlah sekarang. Datanglah sekarang juga, lakukanlah sekarang juga, sembari kita berdiri dan sembari kita bernyanyi.