MENGAPA KRITIKUS MENYERANG KITAB DANIEL

(WHY THE CRITICS ASSAIL DANIEL)

 

Dr. W. A. Criswell

 

Daniel 1:17

09-10-67

 

Khotbah hari ini adalah: Mengapa Kritikus Menyerang Kitab Daniel.  Kemudian, hari Minggu depan, judul khotbahnya adalah: Daniel Dalam Gua Singa Para Kritikus.  Dan khotbah untuk hari Minggu berikutnya adalah: Bagaimana Keadaan Para Kritikus Dalam Perapian yang Menyala-nyala.

Sekarang, pesan hari ini adalah: Mengapa Kritikus Menyerang Kitab Daniel.  Bukanlah sebagai sebuah teks, atau sebagai nats yang harus saya jelaskan secara rinci, tetapi hanya semata-mata sebagai sebuah kalimat perkenalan, Daniel 1:17: “Sedang Daniel juga mempunyai pengertian tentang berbagai-bagi penglihatan dan mimpi.”  Sekarang, pokok perihalnya: Mengapa Kritikus Menyerang Kitab DanielTidak ada seorangpun teolog liberal di dunia yang menerima kitab DanielDan sebagian besar teolog di dunia ini beraliran liberal.  Tidak ada teolog liberal di dunia—dan Dallas penuh dengan teolog liberal semacam itu—tidak ada teolog liberal di dunia ini yang menerima kitab DanielMereka menyangkal otentisitas dan integritasnya. Mereka menganggap kitab Daniel sebagai kitab palsu, sebagai sebuah pemalsuan. Mereka sangat yakin bahwa isinya murni adalah fiksi.

Mengapa ada serangan jahat dan kuat atas kitab Daniel?   Jawabannya sangatlah sederhana dan kita akan melihatnya di sepanjang pesan pagi ini.  Mengapa para teolog liberal menyerang kitab DanielKarena tujuan mereka adalah untuk mengeluarkan semua hal yang ajaib dan supranatural dari Injil.  Mereka bermaksud untuk membuat Kitab Suci ini menjadi sebuah kitab manusia seperti yang dihasilkan oleh orang-orang yang memiliki kepercayaan-kepercayaan lain, dalam filosofi lain dan dalam agama-agama lain.  Dan untuk mengimplementasikan maksud itu, untuk menghancurkan semua unsur supranatural dan mujizat dalam Injil, mereka mulai dengan kitab Daniel karena dua alasan:  Pertama, karena mereka pikir bahwa kitab Daniel adalah kitab yang paling rentan. Kitab ini adalah yang paling mudah diserang, dan bagi mereka, paling mudah untuk dihancurkan. Kedua, tidak peduli bagaimanapun kaum rasionalis bisa menjelaskan setiap mujizat lain dalam Injil, sepanjang kitab Daniel tetap ada, skeptisisme mereka menjadi menggelikan dan bodoh.  Kitab Daniel harus dihancurkan jika ingin mengeluarkan semua unsur mujizat dan supranatural dari Firman Tuhan. 

Sekarang, saya ingin berbicara beberapa menit mengenai nubuatan dalam Injil. Pertama nubuatan di seluruh bagian Alkitab adalah seperti Arus Teluk dari pantai ke pantai. Yang membuat saya heran, salah satu dari cendekiawan penulis yang saya baca, menyatakan  bahwa dua pertiga dari Kitab Suci memiliki sifat nubuatan (profetik), entah dalam tipe, simbol, atau dalam hal prediksi. Dan dia lebih jauh menyatakan bahwa setengah dari nubuatan itu masih harus digenapi. Jadi Alkitab secara fundamental dan riil adalah sebuah kitab nubuatan. Nubuat dalam Alkitab sifatnya bukan insidental; sifatnya fondasiona/mendasarl, dan sifatnya yang utama (primer) dan sentral. 

Kedua, Alkitab sifatnya unik. Alkitab terpisah dan berbeda dalam hal ini—bahwa Alkitab berisi nubuatan. Tidak ada kitab suci agama-agama lain di dunia ini yang memiliki nubuatan di dalamnya.  Dan alasan untuk ini sangat gamblang dan jelas.  Jika penulis manusia dari kitab suci agama-agama lain adalah untuk mengajukan, untuk memprediksikan masa depan, kesalahdugaan mereka, salah perhitungan mereka, tidak tergenapinya, kesalahan, dan ketidaktepatan akan membuat kitab itu bisa diabaikan dan terlihat bodoh.  Hanya Tuhan yang mengetahui masa depan. Dan tidak ada kitab suci agama lain di bumi ini yang intinya adalah untuk menubuatkan masa depan kecuali Tuhan Allah yang heran melalui Kitab yang saya pegang di tangan saya ini. 

            Dan Kitab Suci menggunakan nubuatan, prediksi sebagai dasar untuk otoritas dan otentisitas pesannya. Sebagai contoh, Tuhan Yesus berkata kepada para murid-Nya: “Dan sekarang, saya telah memberitahu kamu sebelum ini semua terjadi supaya saat semua ini terjadi engkau percaya.” 

Tak seorangpun yang mengetahui masa depan.  Jika engkau mengetahui lima menit ke depan, saya bisa mendapat milyaran dari anda hanya dalam waktu semalam. Jika engkau tahu apa yang akan terjadi lima menit kemudian, saya bisa membawa anda ke bursa saham, membeli saham, lima menit kemudian, menjualnya—atau sepuluh menit kemudian menjualnya, dan hanya dalam waktu semalam anda akan menjadi kaya. Jika anda tahu lima menit ke depan, itu sudah cukup untuk membeli saham, melihatnya naik, menjualnya—dapatkan yang ini, beli, lihat saham itu naik, kemudian jual—beli yang itu, lihat saham itu naik, kemudian jual—seperti itu saja.  Tidak ada seorangpun di bumi yang mengetahui masa depan. Hanya Tuhan yang memiliki hak prerogatif untuk mengetahui hari esok. 

Jadi, prediksi, nubuatan adalah sebuah argumen fondasional untuk otentisitas pesan yang disampaikan Tuhan.  Dan Yesus menggunakannya.  “Aku berkata kepadamu,” kata-Nya kepada para murid-Nya, “apa yang akan terjadi, sehingga saat semua itu terjadi, anda akan dikuatkan dalam iman.” 

Sekarang, hal yang sama yang digunakan oleh Musa dalam definisi dari seorang nabi.  Bagaimana anda tahu bahwa seseorang adalah nabi sejati? Dan firman yang disampaikannya adalah dari Tuhan?  Jadi Musa menuliskan:  “Dan jika engkau berhkata dalam hatimu: Bagaimana kami tahu mana perkataan yang bukan dari Tuhan?  Jika seorang nabi berbicara dalam nama Tuhan, jika hal itu tidak terbukti, tidak juga terjadi, berarti itu bukan berasal dari Tuhan.” 

Tuhan tidak berbohong kepada kita saat Dia mengatakan ini atau itu, dan hal-hal lain. Tuhan adalah kebenaran dan Tuhan mengetahui masa depan. Dan jika nabi ini, yang mengaku adalah seorang nabi, berkata: “Tuhan memprediksikan demikian, dan benda-benda berjatuhan ke tanah, dia bukanlah seorang nabi, karena Tuhan tidak berbuat kesalahan.”

Nabi tersebut mengatakannya dengan sombong saat dia memprediksikannya dan itu tidak terjadi—adalah Tuhan yang menyingkapkan hal-hal rahasia.  Sebagai contoh, Daniel berdiri di hadapan raja Nebukadnezar dan berkata:  “Oh, raja, Tuhan yang Maha Kuasa telah memberitahukan kepadamu hal-hal yang akan terjadi kemudian. Dan mimpi ini pasti dan penafsirannya pasti.” Itulah Tuhan!  Nubuatan adalah sebuah manifestasi dari kebenaran, dan wahyu, dan hadirat, dan maksud, dan rencana Tuhan. Dan hanya Dia yang bisa menyingkapkannya.

Sekarang, seorang nabi dan sebuah nubuatan adalah rangkap-dua. Sifatnya menembus hati. Sifatnya sermonik. Sifatnya homiletik.  Sifatnya mendesak. Nubuatan adalah seorang manusia yang berdiri untuk menyampaikan sebuah pesan. Dan nubuatan juga bersifat prediktif.

Sifatnya menembus hati—membujuk manusia untuk mengasihi Tuhan dan memberikan hidup mereka bagi Tuhan—sifatnya menembus hati.  Dan sifatnya juga bisa prediktif: Artinya, seorang nabi adalah “pemberitahu masa depan.”  Dia adalah pengajuan pembelaan bagi Tuhan.  Dan dia juga adalah “pemberitahu masa depan,” memprediksikan hal-hal yang telah diwahyukan Tuhan. 

            Nabi memiliki penglihatan ilahi. Dia memahami kejadian-kejadian yang ada. Dan Dia menyampaikan pesan Tuhan. Seorang nabi memiliki penglihatan ilahi – seorang nabi juga memiliki pandangan ilahi ke depan.  Tuhan menyingkapkan masa depan kepadanya. Dan pesan yang disampaikan nabi tersebut bukan merupakan pengurangan dari alasan manusia, tetapi merupakan wahyu yang diberikan kepadanya oleh Roh Kudus. Sebagaimana yang tertulis dalam 2 Petrus 1:21: “Sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.” 

Sekarang, menggambarkan nubuat sebagai sebuah sungai besar di seluruh bagian Alkitab – di sini aliran sungai itu melebar dan bertambah dalam ke laut yang sebenarnya. Dan dua kali ini benar-benar berlaku: Satu di Perjanjian Lama dalam Kitab Daniel, dan satu lagi dalam Perjanjian Baru, dalam akhir zaman, di Kitab Wahyu. 

            Bagaimana mungkin untuk menyerang nubuatan? Di sini semuanya tertulis di halaman-halaman ini, jelas, gamblang. Dan di sini, tahun berganti tahun, semua itu dipenuhi. Bagaimana anda bisa menyerang itu semua? Itu dikatakan di sini, tertulis dengan jelas di halaman-halaman ini dan tergenapi di abad-abad selanjutnya. Bagaimana anda bisa menyingkirkan fenomena seperti itu? Mudah untuk melihat bagaimana.  Para kritikus yang menyerang Alkitab, dia mengeluarkan hal-hal supranatural dari Firman Tuhan. Dia menyingkirkan hal-hal yang heran dari Kitab Suci. Dia membuat Alkitab menjadi hanya seperti buku-buku manusia lainnya. Mudah untuk melihat bagaimana para kritikus menyingkirkan hal-hal yang ajaib dalam Alkitab. 

Sebagai contoh, para kritikus akan mengatakan: “Jadi kisah ini menyatakan bahwa kaum Israel melalui Laut Merah dan laut terbelah dua.  Sebenarnya,” kata para kritikus, “bukanlah Laut Merah (Red Sea) seperti yang kita kenal yang ada di sana di antara Sinai dan Mesir.  Itu adalah Laut  Alang-alang (“Reed Sea,”), sebuah rawa-rawa, dan mereka hanya melintasinya, berjalan melaluinya sebagaimana yang akan dilakukan tentara—tidak ada mujizat tentang hal ini.

Hal yang sama akan mereka katakan mengenai manna yang diturunkan Tuhan dari surga untuk memberi makan anak-anak-Nya di padang gurun—tidak ada manna dari surga. Mereka makan lumpur dari tanaman di padang gurun. Dan makanan itu cukup bergizi untuk membuat mereka bisa tetap hidup. Tidak ada yang ajaib tentang hal itu!

Persis seperti yang akan mereka katakan tentang Elia di Gunung Karmel saat dia berdoa dan Tuhan menjawab lewat api dari surga.  Para kritikus akan berkata: “Tidak ada keajaiban dalam itu semua. Itu begitu saja terjadi saat Elia berdoa, petir turun menyambar dan menghantam altar itu. Itu saja.”

Dan tentang kebangkitan Yesus: “Sebenarnya dia tidak pernah bangkit dari antara orang mati. Mereka, para murid, mengalami halusinasi, dan mereka pikir mereka melihat Dia bangkit dari antara orang mati.”

Hal yang sama tentang mujizat pertobatan rasul Paulus dalam perjalanan ke Damsyik: Sebenarnya dia tidak melihat Anak Allah, dan juga tidak terjadi mujizat appaun atas Paulus. Dia terkena sinar mathari; atau sebagaimana dikatakan oleh sebagian besar dari mereka, dia mengalami masalah epilepsi. Sebagian besar kritikus berpikir Paulus adalah penderita epilepsi.

  Jadi dengan semua penghilangan unsur supranatural dari Firman Allah, mereka mengeluarkan setiap mujizat dan mereka merasionalisasikannya, sehingga tidak ada lagi mujizat di dalamnya. Jadi semuanya itu semata-mata adalah sebab manusiawi dan efek manusiawi. 

Tetapi bagaimana anda melakukan hal tersebut kepada nubuatan?  Semuanya tertulis di dalam Kitab ini dan tergenapi berabad-abad kemudian! Bagaimana engkau menyerang nubuatan?  Porphyry menunjukkan caranya. Dan kita harus mengingat Porphyry.  Porphyry lahir pada  233 M, di Tyre, Syria.  Dia belajar selama beberapa waktu lamanya di bawah Origenes, intelektual terbesar di antara para bapa gereja di Kaesarea, dari fakta mana mereka menyangka bahwa dia mungkin telah sejak beberapa lama telah menjadi seorang Kristen.

Dalam suatu kejadian, saat dia meninggalkan Origenes sang bapa gereja, yaitu intelektual terbesar di kalangan mereka, dia pergi ke Roma dan belajar di sana di bawah Plotinus, filsuf Neo-Platonic termasyhur di dunia saat itu.  Dan Porphyry menjadi seorang murid yang dikasihi oleh gurunya. Dan dia mempopulerkan filosofi Neo-Platonis di seluruh Kekaisaran Romawi.  Porphyry adalah seorang penyembah berhala dan kafir.  Dan dia membela politeisme, dan dewa-dewa bangsanya, dan membela penyembahan berhala di kuil-kuil.  Tetapi Porphyry, bersama dengan rekan-rekannya pada Neo-Platonists, merasa bahwa filosofi mortal, Yunani, filosofi spekulatif Yunani dan dew-dewa bangsa itu, kemajemukan dewa, dia merasa bahwa musuh abadi dari filosofi dan politeisme spekulatif Yunani adalah Kekristenan.  Jadi, Porphyry menulis lima belas buku yang dia beri judul: Melawan Orang Kristen. 

Porphyry adalah salah satu cendekiawan yang paling hebat sepanjang masa. Dia memiliki talenta besar dalam hal riset, dalam hal pengetahuan filosofis. Dan dalam kelima belas buku ini Porphyry menyerang Kekristenan dengan cara yang berbeda. Karena kemampuannya dalam hal riset, dan karena pengetahuannya yang luas, serangan Porphyry terhadap iman Kristen dilakukan terhadap Kitab-Kitab Suci yang menjadi fondasi Kekristenan. Porphyry menyerang Alkitab yang digunakan orang Kristen, yang pada saat itu paling banyak menggunakan Perjanjian Lama, Septuaginta.

Porphyry, yang begitu fanatiknya, dan yang serangannya begitu ganas, sehingga dia dikenal sebagai musuh iman Kristen yang paling fanatik dan jahat.  Dalam kelima belas buku yang ditulisnya terhadap dokumen dan literatur sakral serta Kitab suci yang digunakan orang Kristen, yaitu Alkitab, secara alami dia menyerang kitab DanielDan terhadap ktiab Daniel dia memfokuskan bagian utama serangannya, dan dengan cara inilah dia melakukan serangan.  Karena dia banyak belajar, serta melakukan penelitian, dan memiliki banyak pengetahuan, dan mampu untuk melakukan riset terhadap bahasa-bahasa masa lalu, Porphyry—si kafir, penyembah berhala ini—mengatakan bahwa tidak pernah ada seorang DanielDia tidak pernah ada.  Tidak pernah ada nubuatan yang dituliskan karena itu telah dituliskan dalam pembuangan di abad ke-enam SM, sekitar 535 SM  Tetapi alih-alih, itu adalah sebuah pemalsuan, itu adalah fiksi, katanya.  Dan kitab itu ditulis pada masa Maccabees, sekitar 165 SM; ratusan tahun setelah semua hal itu terjadi.  Dan bahwa nubuatan Daniel tidak lain dari sebuah tulisan bodoh, dimana beberapa orang Yahudi membuatnya seakan-akan dia telah menulisnya empat ratus tahun sebelumnya dan menceritakan semua periode sejarah yang terjadi setelahnya.  Ini adalah serangan dari Porphyry, si filsuf kafir, penyembah berhala, terhadap iman Kristen. 

Ini merupakan sebuah penghinaan bagi komunitas Kristen.  Dan pada tahun 448 M, Kaisar Theodosius II secara terbuka membakar hasil karya Porphyry.  Dan setelahnya karyanya tidak lagi memberi dampak bagi aliran utama Kristen selama berabad-abad. Artinya, sampai kelahiran rasionalisme Jerman. Dan sampai datang fenomena sekolah kritikus cerdas, yang berupaya membuat Alkitab menjadi sebuah buku manusia biasa. 

Iblis tidak memiliki trik-trik baru. Dia tidak memiliki pendekatan baru. Dia tidak memiliki gagasan baru. Apa yang dilakukan Iblis hari ini adalah hal yang sama dengan hal yang dilakukannya kemarin—hal yang sama yang dia kerjakan pada saat mula-mula, saat dia mulai menghancurkan ras Adam.  Iblis tidak memiliki trik baru. Semuanya sama dari dulu sampai sekarang. Dia juga tidak mampu menyerang iman Kristen dengan cara baru. Dia hanya mengulangi hal-hal yang sama. Tidak ada serangan modern terhadap iman Kristen yang tidak dilakukan oleh Celsus pada tahun 150 M  Pada masa ilmu pengetahuan modern saat ini, segala-sesuatu yang dikatakan untuk menentang iman Kristen telah dikatakan oleh Celsus, secara ilmiah, pada tahun 150 M.

Ini sama dengan kritikus cerdas pada masa kini. Apa yang dia lakukan dulu adalah, dia kembali kepada sang filsuf kafir, penyembah berhala, yaitu Porphyry, dalam serangannya yang jahat dan tanpa belas kasihan menentang Kristus, orang Kristen, dan kitab suci orang Kristen. Dan kritikus pintar masa kini hanyalah semata-mata menyuarakan kembali, menyatakan kembali hal-hal yang sama yang dikatakan oleh Porphyry pada tahun 268 M  Dan yang membuat saya heran, paling tidak, serangan Porphyry terhadap Kekristenan, dan terhadap kitab Daniel, telah diterima, dan disetujui, dan diotentikasi, dan diyakini oleh setiap teolog Kristen liberal di dunia ini.  Tidak ada pengecualian. Tidak ada seorangpun teolog liberal di dunia yang tidak menyakini seluruh yang dikatakan si kafir, penyembah berhala Porphyry tentang kitab Daniel.  Anda tidak akan menyangka bahwa musuh Kekristenan yang kejam dan tidak berbelas kasih itu—yang berupaya untuk menghancurkan dan menumbangkan Kekristenan—anda tidak akan menduga bahwa dia adalah induk dari teologi Kristen modern.  Hal seperti ini adalah kebejatan dari dunia teologis saat ini! 

Tapi Pak Pendeta, mengapa kita harus prihatin?  Karena alasan-alasan berikut ini: Pertama, karena Yesus menyebut Daniel sebagai seorang nabi.  Itulah sebabnya mengapa saya meminta anda membaca nats dalam tulisan apokaliptik agung Tuhan kita dalam Matius 24.  Yesus tidak berkata: “Daniel, si penipu.”  Yesus tidak berkata: “Daniel, si pemalsu.”  Yesus tidak berkata: “Daniel, si penulis bodoh.”  Tetapi Yesus berkata: “Daniel, sang nabi.”  Yesus berkata Daniel adalah seorang nabi.  Ini hal yang pertama. 

Kedua, nubuatan Daniel adalah pendahuluan fondasional dasar bagi agama Kristen dan iman Kristen.  Nubuatan Daniel adalah pendahuluan terhadap semua nubuatan dalam Perjanjian Baru, dan terutama bagi akhir zaman.   Wahyu di dalam Perjanjian Baru tidak lain adalah penguraian dan penjelasan nubuatan DanielDaniel sangat fondasional bagi iman Kristen sebagaimaan kita tahu dan yakini, dan sebagaimana tertulis dalam Kitab Suci ini. 

Sebagai contoh, saya menyalin dari Sir Isaac Newton, salah satu ilmuwan terbesar sepanjang masa, yang menemukan hukum gravitasi.  Dia menulis sebuah buku berjudu: “Observasi Atas Nubuatan Daniel dan Wahyu Santo Yohanes.”  Dan di halaman 10 buku itu, Sir Isaac Newton menulis, dan saya kutip di sini: “Siapapun yang menolak nubuatan Daniel sama saja dengan merendahkan agama Kristen, yang didasarkan atas nubutan Daniel atas Kristus.“ 

Saya ulangi, pertama, Yesus mengatakan bahwa Daniel adalah seorang nabi.  Kedua, nubuatan Daniel sifatnya fondasional bagi Perjanjian Baru, bagi iman Kristen, terhadap agama pewahyuan Tuhan kita. Ketiga, kitab Daniel itu sendiri bersifat klasik.  Silahkan baca!  Baca kembali, dan anda akan merasakannya dalam suara dan hadirat Tuhan yang bervariasi.  Serangan atas Daniel datang dan didasarkan atas mendesaknya dan perlunya kritikan yang rasional.  Dari situlah serangan itu lahir. Mereka bisa menjauhkan mujizat dalam Injil dengan penjelasan-penjelasan humanistik alami mereka yang telah saya sebutkan tadi: Tidak ada api dari Tuhan di atas altar Elia, yang kebetulan terjadi adalah kilatan petir.  Tidak ada kebangkitan Yesus dari antara orang mati; itu hanyalah halusinasi para murid.  Tidak ada pengubahan rasul Paulus; dia hanyalah seorang penderita epilepsi.

Mereka bisa merasionalisasikan mujizat. Tidak peduli bagaimana anda memikirkan Pasal 53 kitab Yesaya, tidak seorangpun teolog liberal di dunia ini akan pernah menerimanya sebagai sebuah pesan Mesianik dalam menerangkan Tuhan Yesus. Mereka bisa mehumanisasikan dan membuang setiap mujizat dalam Injil; tetapi mereka tidak bisa menghancurkan unsur supranatural dan heran dalam Alkitab sepanjang Daniel tetap berdiri kokoh.  Karena jika Daniel mengatakan hal-hal ini dalam abad [enam] SM, dan semuanya itu terjadi berabad-abad kemudian, kita memiliki bukti yang tidak terbantahkan akan intervensi dan wahyu dari Tuhan Yang Maha Kuasa.  Jadi mereka harus menghancurkan DanielDan itulah sebabnya begitu gencarnya serangan terhadap nabi besar ini. 

Ketiga, saya telah mengatakan mengapa ini membuat kita prihatin—satu, Yesus menyebut Daniel seorang nabi; kedua, nubuatan Daniel merupakan dasar bagi semua nubuatan Perjanjian Baru—ketiga, saya telah mengatakan Daniel memiliki Tuhan di dalamnya, theo pneusta, hadirat nafas-Allah.  Dan membaca kitab Daniel adalah merasakan Tuhan berbicara. Dan serangan terhadap kitab ini terletak dalam perlunya, mendesaknya kritik yang rasonal.  Mereka harus menghancurkannya untuk mengeluarkan semua unsur supranatural dari Alkitab. 

Yang keempat dan terakhir, bila anda menghancurkan nubuat, anda menghancurkan agama Kristen, sebagaimana anda tahu, kaerna nubuatan disingkapkan dalam Kitab Suci ini.  Bila anda menurunkan kelas Kitab Suci ini menjai seperti buku manusiawi lainnya, anda menghancurkan Kekristenan karena Tuhan telah mewahyukan ini bagi kita. Sebagaimana anda lihat, iman Kristen adalah pewahyuan-diri Tuhan—pengungkapan-diri Tuhan.  Ayub berkatan sambil menangis: “Tidak seorangpun yang bisa mencari Tuhan.”  Anda bisa melihat melalui teleskop anda selamanya, tapi anda tidak akan pernah mengenal Tuhan. Anda tidak akan pernah mengetahui nama-Nya; anda tidak akan pernah mengetahui kasih-Nya yang menebus kita.  Anda bisa mempelajari manual-manual ilmiah selamanya, tapi dengan itu anda tidak akan pernah mengenal Allah.

Satu-satunya cara kita bisa mengenal Tuhan adalah melalui pengungkapan-diri, pewahyuan-diri oleh Tuhan sendiri. Dan Alkitab ini bukanlah manusia yang mencari Tuhan. Alkitab ini adalah Tuhan yang mencari manusia. Adalah Tuhan yang turun dari surga untuk menyatakan diri-Nya dalam kasih, dan anugerah, dan belas kasihan melalui Yesus Kristus kepada keturunan Adam yang terhilang. 

Dan bila kita mengeluarkan unsur supranatural dari Alkitab, dan bila kita mengambil semua unsur mujizat dari Alkitab, dan kita mengeluarkan semua unsur nubuatan dari Alkitab, dan bila kita mengambil pewahyuan-diri Tuhan dari Alkitab, anda tidak punya apapun selain sistem filosofi yang mungkin tidak lebih baik ketimbang filosofi yang telah mati berabad-abad lalu.

Nubuatan dan penyataan-diri Tuhan sifatnya fundamental dan fondasional bagi iman Kristen.  Dan atas fondasi agung inilah Tuhan berbicara dan manusia mendengarkan; dan hal-hal ini terjadi, yaitu para murid berdiri dalam kuasa Roh Kudus dan menyampaikan pesan mengenai Anak Allah. 

Saya tidak perlu mengingatkan anda. Anda tahu bahwa dalam Alkitab, yaitu dalam Pasal 24 Injil Lukas, saat dua orang sedang dalam perjalanan ke Emaus dan dikatakan: “Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.”  Itulah cara Tuhan mengotentikasi kebenaran pesan Kristen.

Saya tidak perlu mengingatkan anda mengenai Pasal 10 Kitab Para Rasul, saat Simon Petrus berdiri di rumah Kornelius, bahwa Simon Petrus berkata: “Tentang Dialah semua nabi bersaksi, bahwa barangsiapa percaya kepada-Nya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena nama-Nya.”

Saya tidak perlu mengingatkan anda tentang Pasal 26 kitab Kisah Para Rasul saat Paulus berdiri di pengadilan Kaesarea di depan raja Herodes Agripa II dan berkata kepada sang raja: “Pecayakah engkau, raja Agripa, kepada para nabi?  O Raja, aku tahu, bahwa engkau percaya kepada mereka.”  Dan ayat yang sangat indah yang saya kutip dua kali hari ini, 2 Petrus 1:21: “Sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.”  Dan sebagai pewahyu agung dalam Wahyu menulis: “Karena roh nubuatan adalah kesaksian akan Yesus.” 

Setiap nabi mengambilnya dan berkata: “Inilah Dia—Lihatlah! Dia datang!  Inilah Dia. Lihat! Dia datang!  Inilah Dia!  Lihat! DIa datang!”  Musa, Samuel, Yesaya, Yeremia, Daniel, Maleakhi: “Lihat!  Dia datang!”

“Tentang Dialah semua nabi bersaksi.”  Dan mereka berbicara tidak dengan pengurangan oleh manusia atau oleh argumen manusia—tetapi pesan yang mereka sampaikan diimpor oleh Roh Kudus Tuhan.  Dan kesaksian para nabi adalah otentikasi agung terhadap iman Kristen.  Dan apa yang telah dilakukan Tuhan dalam abad-abad yang telah lampau, untuk menggenapi Firmannya di dunia.  Tuhan masih belum menggenapi separuh lain perkataan nubuatan yang masih belum digenapi.  Dan pada saat ini, kita berkumpul di tempat kudus ini dan membuka Kitab Suci, kita akan membaca bersama apa yang telah ditunjukkan Tuhan mengenai hari ini, dan hari esok, dan penggenapan sempurna yang agung.  Itulah penyampaian agung  Daniel tentang sepanjang zaman.  Dia adalah nabi dari masa kekafiran dan dialah yang menyampaikan penggenapan agung saat Tuhan Juru Selamat, dari Zaman Kuno akan datang.  Dan kerajaan-kerajaan dunia ini akan menjadi kerajaan-kerajaan Tuhan kita dan Kristus-Nya.  Dan dia memerintah untuk selamanya.  Amin dan amin. Kita harus mengakhiri khotbah ini. Semoga Tuhan memberkati kita saat kita mempelajari ini, dan saat kita mulai, dan saat kita duduk di kaki Roh Kudus dan mengizinkan Dia mengajari kita pewahyuan dan pengungkapan agung sepanjang segala abad.

Sekarang kita harus menyanyikan nyanyian kita, dan waktu kita menyanyikannya, anda harus menyerahkan hati anda kepada Tuhan; anda harus menerima Tuhan sebagai Juru Selamat Anda; anda sekeluarga datang ke gereja; Anda sebagai pasangan atau anda sebagai satu individu, waktu menyanyikan lagu puji-pujian ini, melewati gang ini dan maju ke depan, lakukan sekarang.  Mari datang pagi ini. Ada tangga di sebelah kiri dan kanan di depan dan belakang.  Mari datang ke balkon ini, mari datang.  Dan semua yang ada di lantai bawah, turun dan berdiri di sebelah saya dan katakan: “Ini aku Pendeta, dan ini aku.  Aku mengambil keputusan hari ini dan inilah aku.”  Lakukan sekarang, mari datang sekarang, di catatan pertama stanza pertama, mari datang.  Mari!  Waktu kita berdiri dan waktu kita bernyanyi.