HAMBA TUHAN TERBAIK

(THE SUPERLATIVE MINISTER)

 

Dr. W. A. Criswell

 

Daniel 6:1-11

05-02-71

 

 

Dan ini adalah Pendeta yang membawakan warta yang berjudul: Pendeta Terbaik. Membicarakan tentang Menteri Negara dan membicarakan tentang Perdana Menteri yang terhebat yang pernah hidup – nabi Daniel

 

Pada hari Minggu yang lalu, kita menutup sebuah zaman, sebuah era. Kepala patung yang dari emas, kerajaan besar dunia yang pertama dari zaman orang-orang yang bukan bangsa Yahudi, kerajaan Babilonia, sekarang sudah tidak ada lagi. Kepala emas itu sudah jatuh dan dada yang terbuat dari perak dengan kedua lengannya yang terdiri dari Media dan Persia sekarang menjadi penguasa tertinggi di muka bumi ini. Akan tetapi nabi Daniel ini, utusan kudus Tuhan Allah yang suci tetap berada di dalam kekuasaan, di dalam kemuliaan dan di dalam penerimaan yang ramah.

 

Jadi saya akan memulainya dari pasal yang keenam:

 

Lalu berkenanlah Darius mengangkat seratus dua puluh wakil-wakil raja atas kerajaannya; mereka akan ditempatkan di seluruh kerajaan; membawahi mereka diangkat pula tiga pejabat tinggi, dan Daniel adalah salah satu dari ketiga orang itu; kepada merekalah para wakil-wakil raja harus memberi pertanggungan jawab, supaya raja jangan dirugikan. Maka Daniel ini melebihi para pejabat tinggi dan para wakil raja itu, karena ia mempunyai roh yang luar biasa; dan raja bermaksud untuk menempatkannya atas seluruh kerajaannya. Kemudian para pejabat tinggi dan wakil raja itu mencari alasan dakwaan terhadap Daniel dalam hal pemerintahan, tetapi mereka tidak mendapat alasan apapun atau sesuatu kesalahan, sebab ia setia dan tidak ada didapati sesuatu kelalaian atau suatu kesalahan padanya. Maka berkatalah orang-orang itu: “Kita tidak akan mendapat suatu alasan dakwaan terhadap Daniel ini, kecuali dalam hal ibadahnya kepada Allahnya.” Kemudian bergegas-gegaslah para pejabat tinggi dan wakil raja itu menghadap raja serta berkata kepadanya: “Ya raja Darius, kekallah hidup tuanku. Semua pejabat tinggi kerajaan ini, semua penguasa dan wakil raja, para menteri dan bupati telah mufakat, supaya dikeluarkan kiranya suatu penetapan raja dan ditetapkan suatu larangan, agar barang siapa yang dalam tiga puluh hari menyampaikan permohonan kepada salah satu dewa atau manusia kecuali kepada tuanku, ya raja, maa ia akan dilemparkan ke dalam gua singa. Oleh sebab itu, ya raja, keluarkanlah larangan itu dan buatlah suatu surat perintah yang tidak dapat diubah, menurut undang-undang orang Media dan Persia, yang tidak dapat dicabut kembali,” Sebab itu raja Darius membuat surat perintah dengan larangan itu. 

 

Kisah itu dimulai dengan pemuliaan terhadap raja serta pilihan dari Daniel. Dan terhadap pejabat-pejabat tinggi ini, Daniel adalah yang pertama. Dan hal itu merupakan kunci dari semua yang mengikuti di belakangnya. Kita begitu terperangkap di dalam sebuah kisah – bahkan sebagai seorang anak-anak, dengan sederhana dapat diliputi oleh kisah tentang gua singa dan malaikat pelindung; dan di malam yang penuh penderitaan, dan penuh pengawasan dan penjagaan; dan balas jasa terhadap musuh-musuh mereka – kita begitu terperangkap di dalam kisah tersebut, sehingga kita tidak memperhatikan kalimat yang menjadi kunci dari semua yang mengikutinya: “……setelah dari siapa Daniel adalah yang pertama.”  

 

Saya ingat akan sesuatu yang hampir sama dengan kisah itu dalam kisah tentang Saul, raja dari Israel. Segalanya begitu indah dan begitu baik dan berjalan begitu lancar sampai ia mendengar seorang wanita bernyanyi, setelah mengalahkan tentara Filistia, dan mengalahkan raksasa mereka Goliath oleh pemuda yang bernama Daud. Ketika Saul mendengar wanita Israel bernyanyi: “Saul telah membunuh beribu-ribu, akan tetapi Daud membunuh berlaksa-laksa,” ini adalah hari yang baru dan hari yang berbeda.

 

Ini merupakan kunci terhadap semua yang mengikutinya: “setelah dari siapa Daniel adalah yang pertama.”  Ia merupakan yang pertama dimata orang banyak – berhati mulia, kehidupan murni terhadap dedikasi dan integritas. Saudara-saudara sekalian tidak dapat menyembunyikan sebuah kota yang dibangun di atas sebuah bukit, begitu juga saudara-saudara sekalian tidak dapat menyembunyikan seseorang yang berhati mulia, seseorang yang berharga, setia dalam hidup sebagai orang Kristen. Daniel adalah yang pertama,  begitu jelas, begitu terang di mata orang banyak.

 

Ia juga merupakan orang pertama di mata raja yang baru itu. Raja itu sedang mencari seseorang yang memiliki integritas untuk menjadi Perdana Menteri dan kepala negara dan ia menemukan seluruh anugerah yang berharga di dalam Daniel ini. “Dan ia bermaksud untuk menetapkannya di atas semua penguasa dan wakil raja di seluruh kerajaan dari siapa Daniel merupakan yang pertama. Sekarang, Daniel ini telah ditetapkan di atas semua pejabat tinggi dan para wakil raja.” Kata “ditetapkan” merupakan sebuah kata dari bahasa Aram, yang memiliki arti “ia menunjukkan kepada mereka semua.” Ada sebuah kehidupan di dalamnya yang tidak ditemukan di dalam penasehat kerajaan lainnya serta para anggota kabinet lainnya. Seolah-olah ia begitu terinspirasi. Penilaiannya seolah-olah seseorang telah bertanya kepada peramal dari Tuhan. Kata-katanya seperti musik yang merdu, seolah-olah kata-kata itu datang dari ketinggian langit, dan kalimat-kalimatnya penuh dengan kemuliaan seolah-olah Tuhan Allah telah berbicara melalui dia.

 

Daniel ini lebih disukai. Dia telah dipertunjukkan – ada sebuah terang di dalam dirinya. Ada keanggunan yang karismatik tentang dia, Ada roh dari kilat surgawi di sana. “Ia dipilih di atas semua pejabat tinggi dan wakil raja itu karena ia memiliki suatu roh yang luar biasa di dalam dia.” Suatu roh yang luar biasa di dalam dia. Tuhan Allah melihatnya dan Ia juga berfikir demikian – Ia menginspirasikan penulisan kisah itu. Allah melihat dia dan menemukan sebuah roh yang luar biasa di dalam dia. Ada tiga kali di dalam Alkitab Daniel disebut dengan “yang dikasihi”. Tuhan Allah menyebutnya seperti itu!

 

Di dalam kitab Yehezkiel, Tuhan menyebut nama-nama ketiga orang-orang besar itu dengan urutan yang sama: nabi Nuh yang pertama, nabi Ayub yang ketiga, dan setiap kali, Daniel selalu berada di tengah-tengah - “Nuh, Daniel, Ayub.” Dan Daniel hidup! Ia seorang sahabat sebaya dari nabi Yehezkiel. Dan walaupun begitu, nabi Yehezkiel yang terinspirasi itu melihat roh yang luar biasa tersebut di dalam diri Daniel.  Sperti yang  saya baca dalam Alkitab, ada tiga orang yang ajaib, berhati mulia dan suci, orang-orang yang benar-benar baik di dalam Perjanjian Lama. Yang pertama adalah Yusuf; tidak pernah ada kesalahan ditemukan dari dirinya. Yang lainnya adalah Yonatan, yang berhati murni, murah hati, suci, tidak menonjolkan diri sendiri, Yonatan yang terkasih, sahabat dari Daud. Dan yang ketiga adalah Daniel

 

Ada Roh yang luar biasa di dalam dirinya. Dan Tuhan Allah melihatnya dan mengatakan demikian. Raja itu melihatnya. Ia melihat di dalam diri Daniel ada Roh yang luar biasa. Raja itu menyadari seluruh kebaikan dan kemuliaan dari pendeta itu laksana seorang negarawan dari diri Daniel di masa-masa yang telah berlalu: Ketika ia berdiri di hadapan Nebukadnezar dalam pasal yang kedua dari bukunya, di sana membentuk arah dari sejarah; dan ketika ia berdiri di hadapan raja Nebukadnezar di dalam pasal yang keempat dari kitab tersebut, di sana ia membimbing kerajaan dari para Kasdim selama tujuh tahun, pada saat sang raja menjadi gila dan tidak waras. Lalu kemudian pada pasal yang kelima dari kitab tersebut, berdiri di hadapan raja Belsyazar, cucu dari Nebukadnezar, yang berakhlak buruk dan gemar berpesta, yang di dalam hidupnyalah kerajaan itu binasa – di dalam setiap hal, Daniel merupakan seorang penasehat kerajaan yang setia dan seorang sahabat sejati. Dan Darius melihat berkat yang diberikan yang sama di dalam dirinya.

 

“Roh yang luar biasa!” Dan kita melihatnya – pada saat saya membaca di dalam kehidupan Daniel, saya merasakan percepatan pengangkatan orang yang saleh, suci dan beriman ini. “Karena ia mempunyai Roh yang luar biasa.” Lihatlah padanya sejenak. Berapa tahunkah usianya? Berapa tahun dikatakan umurnya di sini? Baiklah, mari kita hitung. Ia lahir pada tahun 625 SM. Ketika raja Koresy, orang Media dan Persia mengambil alih kerajaan tersebut, peristiwa itu terjadi pada tahun 538 – 537 SM. Jadi, jika Daniel dilahirkan pada tahun 625 SM, dan peristiwa itu terjadi pada tahun 537 SM, usia Daniel adalah sembilan puluh tiga tahun.

 

Saya akan mengatakan setiap orang yang berusia sembilan puluh tiga tahun merupakan seorang kandidat untuk orang-orang jompo. Bukankah begitu? Ia seharusnya hidup di masa lalu. Seharusnya dia sedang menepuk-nepuk kepala cicit-cicitnya dan menceritakan masa-masa lalu yang indah kepada mereka. Akan tetapi itu bukan Daniel!  Ada musim panas di dalam hatinya, ada suatu tujuan yang mengarah kepada Tuhan Allah di dalam jiwanya, ada pergerakan, percepatan dan pengangkatan mengenai manusia itu walaupun usianya sudah lebih dari sembilan puluh tiga tahun. Masih ada jiwa muda di dalamnya, masih ada pengharapan akan dirinya.; ada semangat optimisme dari dirinya. Dan semua itu menjalar. Daniel ini, yang sudah berusia lebih dari sembilan puluh tahun,  di dalam jiwa dan semangat masih hidup di dalam hidup orang muda – badan sudah tua, muda jiwa. 

Apakah anda menyukainya, Dr. Reed? Saya baru saja telah menyimpulkan anda dan saya memulainya dengan baik. Ya. Membayangkan tahun-tahun yang terbentang di depan – orang terbaik dan menyenangkan kita.

 

“Roh yang luar biasa di dalamnya.” Akan tetapi, dari semua hal – lihatlah kepadanya sekali lagi – saudara-saudara sekalian tidak akan pernah – dan kita mendapatkan banyak sekali, banyak kata di dalam dua belas pasal tentang Daniel ini dan tentang hidup dan semangat orang tersebut. Lihatlah padanya, di dalam semua pasal dan semua kata-kata, bahkan tidak pernah ada sebuah pendekatan kepada sebuah keluhan. Tidak satupun! Mengapa, karena ia seorang buangan. Ia adalah seorang budak. Ia merupakan seorang piala sebuah perang. Ia merupakan barang rampasan dari sebuah perang, diambil paksa dari anah airnya, dibawa ke suatu negeri asing dan tak dikenal, diperlakukan sebagai pelayan di istana. Tidak satu katapun ia pernah mengeluh! Jiwanya merdeka. Jiwanya tidak terbelenggu. Pemikiran-pemikirannya membubung ke arah langit dan ke arah Tuhan Allah. Ia menjalani kehidupan seorang yang berjaya.

 

Mengapa, Tuhan memberkat saudara, begitulah adanya untuk menjadi seorang Kristen. Berapa banyak penjara bawah tanah dan berapa banyak penjara batu dan berapa banyak kandang singa dan penyelaman telah mendengar nyanyian orang-orang suci Tuhan Allah yang tidak perah didengar oleh katedral yang agung itu? Berapa banyak dari orang-orang yang terimpit dan teraniaya serta dicampakkan seperti sampah dunia yang mereka dapatkan di dalam pengorbanan seperti malaikat yang mendapatkan sayap untuk dapat naik ke langit diatas langit. Daniel juga seperti itu. Seorang budak, pelayan, orang asing, makhluk asing di negeri asing, akan tetapi tak satu katapun pernah mengeluh.

 

Sekali lagi, saya mengira bahwa ia adalah seorang kasim. Alasan mengapa saya berfikiran seperti itu adalah ketika raja dari Babilonia, ketika Nebukadnezar merupakan pimpinan dari kerajaan Neo-Babilon – saya sedang membicarakan tentang kerajaan Babilon, bertahun-tahun sebelum, beratus-ratus tahun sebelumnya – ada Merodak-Baladan yang mengutus ke Yehezkiel untuk membujuk Yehezkiel menjauh dari Asyur. Dan Hizkia begitu tersanjung dan kesombongannya begitu terpuaskan, bahwa ia menerima sebuah utusan dari Merodak - Baladan. Dan kita tidak memiliki waktu untuk mengikuti kisah itu sampai selesai, akan tetapi Tuhan Allah mengutus nabi Yesaya kepada raja Hizkia. Dan nabi Yesaya berkata:

 

“Sesungguhnya, suatu masa akan datang, bahwa segala yang ada dalam istanamu dan yang disimpan oleh nenek moyangmu sampai hari ini akan diangkut ke Babel. Tidak ada barang yang akan ditinggalkan, demikianlah firman Tuhan. Dan dari keturunanmu yang akan kauperoleh, akan diambil orang untuk menjadi sida-sida di istana raja Babel.”

 

Alkitab dengan tegas mengatakan bahwa Daniel merupakan keturunan dari kerajaan. Dan pada tahun 605 SM, ketika raja Nebukadnezar mengepung Israel untuk yang pertama kalinya, ia membawa pergi beberapa orang putra dari raja. Dan salah satu dari mereka adalah Daniel. Dan jika nubuat itu benar, saya kira Daniel adalah seorang sid-sida. Apakah saudara-saudara sekalian pernah menemukan keluhannya setelah menjadi orang yang telah dikebiri – ranting yang kering tanpa adanya pengharapan tentang anak atau keturunan? Pernahkah?

 

Orang ini, “ditemukan Roh yang luar biasa dari dalam dirinya.” Selalu tegak, selalu melihat ke arah Tuhan Allah. Selalu dipenuhi dengan pengharapan dan optimisme serta kepercayaan akan hal-hal kemuliaan yang belum datang – Roh yang luar biasa. Seorang Kristen sejati, pencobaan-pencobaan itu, kesengsaraan, penderitaan hidup, tetapi semua membuat mereka menjadi bersinar lebih terang seperti cermin yang mengkilap. Mengapa, saya ingat membaca tentang seseorang yang di dalam kitab Roma 5 : 3 dikatkan: “Dan bukan hanya itu saja, kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita.” Mereka menjadi puji-pujian terhadap Tuhan Allah. Saya beritahu saudara-saudara sekalian, di sana terdapat …  seorang Kristen seperti itu merupakan sebuah perhiasan dari dunia dan kecantikan dari langit.

 

“Ditemukan adanya Roh yang luar biasa di dalam dirinya.” Khususnya, saya paling sensitif terhadapnya karena saya temukan di antara orang banyak – dan kadang kala saya menemukan diri saya di dalamnya – roh keluhan. Wah, berada disekeliling mereka – saudara tahu, saudara merasa sedih. “sebuah Roh yang luar biasa.” Berada di dekat Daniel maka anda akn merasa gembira. Ada sesuatu hal yang lebih besar yang sedang dipersiapkan oleh Tuhan Allah untuk kita yang mengasihiNya.

 

Sekarang, saya harap saya dapat meninggalkannya. Akan tetapi ini merupakan bagian dari kehidupan manusia: Hukuman dari keunggulannya – rencana yang keji, dingin dan kejam untuk menghancurkan Daniel yang teruji ini. Semua pemujaan dan semua keberhasilan yang terbawa dengannya, prinsip-prinsip bekerja itu semua. Mari kita bicarakan yang pertama – di dalam keunggulan ini – pertama mari kita bicarakan tentang hukuman yang harus dibayarkan orang itu. Tidak ada pemuliaan; tidak ada kesuksesan, tidak ada keunggulan yang tidak mendapatkan upah karena ada di dalam manusia itu sendiri: Yang pertama, dalam perburuhan, di dalam pekerjaan. Dia adalah seorang budak. Ia terbelenggu. Apaka dia seorang musisi? Ia terikat kepada bangku itu, kepada tuts-tuts itu, kepada organ itu, jika ia mampu mendahului, jika ia demikian baik. Apakah ia seorang pelukis, seorang pengarang buku, seorang penyair? Apakah ia seorang dokter? Apakah ia seorang ahli agama? Jika ia unggul, ia akan mendapatkan upahnya. Ia diperbudak olehnya. Ia mencurahan hidupnya ke dalamnya.

 

Fikirkan juga tentang tanggung jawab yang datang bersamanya. Fikirkan betapa kuat nantinya orang yang paling mulia, yang paling berkuasa di dunia ini yaitu presiden dari Amerika Serikat. Mengapa, ia berkata: “Saya perlu lima menit untuk sarapan pagi, saya perlu lima menit untuk makan malam.” Ketika saya dipersilahkan duduk oleh pembantunya untuk menikmati makan malam di Gedung Putih, pembantu itu berkata kepada saya: “Saya melihat presiden melepaskan mantelnya dan lengan bajunya digulung ke atas, mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang sukar sampai pagi hari di waktu malam”

 

Tanggung jawab yang menyertai pekerjaan itu: Mereka yang berambisi murahan dan penuh kepalsuan, mereka merasa iri kepada mereka yang mendapat penghormatan, akan tetapi mereka menghindari pengorbanan dan perbudakan. Seluruh keunggulan memerlukan berharga. Jika ada pemuliaan, maka akan ada pembayaran untuk itu. Sungguh menyenangkan untuk diagungkan (ya atau tidak). Perasaan yang diinginkan (ya dan tidak). Oh, terbawa mengiringinya: dan begitu juga dengan kehidupan Daniel dan Yusuf, dipermuliakan, akan tetapi tanggung jawab negara berada pada mereka.

 

Baiklah. Hal yang lain yang bersamaan serta sewarna adalah: Penghargaan dari keagungan yang tahan uji serta dihantui dan diikuti dengan rasa iri. Hatinya terbakar di dalam api kemarahan terhadapnya meskipun ia tidak melukai atau menyakiti orang lain. Dan semakin berhasil dan semakin dipermuliakan orang tersebut maka mereka semakin membencinya. Kebaikan tidak akan menghalangi. Saya benci orang ini, Daniel; merendahkan orang saleh dan suci ini. Ia sudah tua. Ia seorang sida-sida. Ia seorang budak. Ia orang buangan. Akan tetapi ia dipermuliakan. Dan ada berkat di dalamnya dan ada keberhasilan di dalam dia. Dan kemi membenci dia. Kami benci dia. Kami membenci orang baik itu. Begitulah sifat alami manusia. 

 

Apakah saudara-saudara sekalian ingat apa yang pernah dikatakan oleh Plato? Plato pernah berkata bahwa jika kebenaran akan datang dari langit sera berjalan di muka bumi ini, jika kebenaran akan datang, maka kebenaran itu akan kelihaan begitu indah dan menggairahkan bahwa seluruh dunia akan terjatuh dan menyembah di hadapannya. Jenis dari asumsi politis Plato ini disangkal baik dari kalangan pendidikan maupun dari kalangan sejarah keramat. Kebenaran memang turun dari langit - “Saya adalah he aletheia (the truth-kebenaran)…” – Kebenaran memang turun dari langit dan apa yang dilakukan oleh manusia? Mereka berkata: “Salibkan Dia! Salibkan Dia! Singkirkan Dia! Mereka berkata: “Bukan orang ini tapi Barabbas.” Dan Barabbas adalah seorang pembunuh, dan seorang pengacau dan seorang perampok. Kebenaran memang turun!

 

Yang ini pada Plato tetapi satu lagi dari sesuatu yang tidak memiliki akhir, ilustrasi yang tidak berkesudahan dan contoh dari perilaku filosofi manusia dan kemanusiaan menuju kearah dosa. Untuk mereka, hal itu hanya benda yang sepele. Hal yang sangat remeh. Hanya berupa sampah yang akan kita kembangkan suatu hari nanti. Akan tetapi menurut Tuhan Allah, hal itu merupakan sebuah gambaran, dan gambar yang hidup pula, gambaran dari kejatuhan dari seluruh jiwa umat manusia. Dosa merupakan benda celaka yang mendatangkan bencana menurut apa yang diungkapkan oleh Firman Tuhan. Dan adalah pikiran kita dan jiwa kita serta hati kita dan imajinasi kita, dan mimpi-mimpi anda sekalian serta hidup anda dan perbuatan-perbuatan kita – kita adalah orang-orang yang terperosok. Dan saya tidak tahu tentang ilustrasi yang lebih menyedihkan lagi di sini: Saya benci orang baik ini, saya iri pada orang baik ini, Saya mencari cara penghancuran yang paling menjijikkan terhadap Daniel, ya – dengan segala cara – dengan segala cara!

 

Sungguh suatu hal yang mengerikan. Kecemburuan merupakan suatu hal yang mengerikan. Rasa cemburu menghancurkan apa saja yang disentuhnya. Seperti penyakit lepra. Tetapi engkau tahu, bagian yang paling menyedihkan dari rasa iri dan rasa cemburu adalah sama seperti penghinaan, seperti menyakiti, sama mengerikannya seperti terhadap bahwa kita merasa iri, hal yang lebih menghancurkan ditemukan di dalam hati kita, pengaruh yang telah terjadi pada diri kita. Hal itu mengobral tanggung jawab umat manusia – rasa iri dan cemburu. Ketika yang lain dipuji, kita menutup kedua telinga kita. Jika sesuatu dibicarakan, kita menarik mundur diri kita. Kita merasa iri. Kita merasa cemburu.

 

Ah, saya tidak mengetahui sebuah kisah yang pernah merasuki hati saya lebih dalam daripada kisah tentang F.B. Meyer, seorang pendeta suci Tuhan yang hebat dan menyenangkan dari London ketika Spurgeon muda datang. F.B. Meyer sudah berada di London selama satu generasi. Ia merupakan orang Tuhan yang hebat dan menyenangkan. And pemuda yang satu ini, Charles Haddon Spurgeon, datang ke kota London pada saat umurnya masih belasan tahun. Dan dengan segera – yang saya maksud bukan satu tahun atau dua atau tiga tahun – yang saya maksudkan dengan segera, saudara tidak dapat menemukan suatu wilayah yang cukup besar untuk menahan orang banyak yang ingin mendengar kepada apa yang dikatakan oleh seorang remaja, yang masih berusia sembilan belas tahun. Ia laksana sebuah bintang., seperti sebuah bimasakti yang muncul di angkasa - Spurgeon! Dan F.B. Meyer dengan segera berkata pada saat orang banyak itu mulai berkerumun di sekiling orang itu, rasa iri dan cemburu mulai merasuki hatinya dan mulai memakannya. Dia ada di sana, seorang pendeta Baptist yang besar di London, dan kerumunan itu sedang mendengarkan Charles Haddon Spurgeon. Pendeta F.B. Meyer berkata ia berlutut dan berseru di depan Tuhan Allah, dan menceritakan tentang semua itu kepada Tuhan. Lalu ia berkata Tuhan mulai memasukkan ke dalam hatinya: “Berdoalah, dan bersyafaatlah, dan memohonlah untuk pemuda Spurgeon itu.”

 

Dan F.B. Meyer berkata: “Hari itu datang – setelah saya berdoa dan menceritakannya kepada Tuhan Allah – datanglah hari itu, ketika semua kemenangan yang dimenangkan oleh Spurgeon, saya merasa seolah-olah saya sendiri yang telah melakukannya. Saya telah berdoa untuknya, dan meminta Tuhan Allah untuk memberkatinya, bahwa pada saat penghargaan itu, serta pemujaan itu, dan kerumunan itu dan jiwa-jiwa yang beralih kepada Tuhan Allah melalui pemuda itu, saya hanya merasakan seolah-olah saya sendiri yang telah melakukannya. Saya turut bersuka cita dan saya merasa gembira. Itulah orang Kristen!

 

Rasa iri dan rasa cemburu dan semua pejabat-pejabat tinggi dan para wakil raja ini, dan para bupati ini, dan para gubernur ini, dan para panglima ini dan para penasehat kerajaan ini, mereka bukan orang Kristen. Lalu kemudian mereka berkata: “Singkirkanlah dia!” Dan begitulah semua jawaban yang dimiliki oleh para penyembah berhala itu. “Singkirkanlah dia! Bakar dia di tiang pancang! Tenggelamkan dia ke dalam air! Biarkan dia membusuk di penjara bawah tanah! Potong lidahnya! Gantung Mereka!”  Para penyembah berhala itu tidak memiliki jawaban. Bagaimana kaum komunis akan berurusan dengan rakyatnya kecuali dengan api dan seikat kayu bakar dan nyala api serta penjara? Mereka sama sekali tidak memiliki sebuah jawaban. Mereka tidak berTuhan. Mereka penyembah berhala. Mereka pemuja berhala. Tidak ada suatu jawabanpun di dalam bagian keberhalaan terkecuali untuk menghancurkan dan menganiaya.

 

Dan itulah yang saudara-saudara sekalian temukan di sini; jawaban dari para penyembah berhala. Inilah jawaban dari para pemuja berhala itu. “Marilah kita sama-sama menyingkir dengan dia.” Bagaimana saudara-saudara sekalian akan menyingkirkan seseorang yang tahan uji seperti Daniel?  “Yang pertama, marilah kita menguji segala hal yang telah dilakukannya di dalam kerajaan, dan terus dilakukannya.” Dan merekapun melakukannya: Setiap penilaian yang ia perbuat; setiap perbuatan yang ia lakukan; setiap mandat yang ditandatanganinya; setiap perintah yang diberikannya ketika ia memerintah kerajaan itu. Dan mereka sama sekali tidak menemukan suatu kesalahanpun di dalam dirinya. Seolah-olah Tuhan Allah sendiri yang mengarahkan kerajaan manusia itu di dalam Daniel. Dia menyelenggarakan perlindungan dengan keadilan yang sepenuhnya.

 

Dia tidak dapat disuap. Tidak ada sesuatu apapun di dalam sebuah kantor publik yang begitu hina dan begitu kejam dan begitu melemahkan seperti kaum politikus yang meletakkan tangannya di bawah meja. Saudaraku, yang harus saudara-saudara sekalian lakukan adalah membaca surat kabar harian dan melihat bagaimana kaum politikus memperkaya diri mereka sendiri dengan kedua tangannya di bawah. Pernahkah Daniel terbuka untuk penyuapan, dituduh mendapatkan suap, sebelah mata terbuka ketika ia memegang neraca keseimbangan dan keadilan, menutup mulutnya ketika ia seharusnya berbicara, jika pernah ada suatu kesalahan apapun pada dirinya, maka mereka akan melihatnya dengan segera. Akan tetapi dia begitu tidak tercela. Ia tidak dapat disuap. Ia tidak melakukan korupsi. Ia merupakan seseorang dengan integritas dan kejujuran dan kemuliaan hati serta kemurnian. Mencoba semampu mereka, mereka tidak mampu mencari suatu kesempatanpun atau suatu kesalahanpun dalam dirinya. Bukankah saudara-saudara sekalian menginginkan untuk memberikan suara untuk seseorang seperti itu? Bukankah?

 

Kemudian salah seorang dari mereka mengatakan: “Lihatlah, apakah engkau memperhatikan Tuhan yang mereka sembah itu? Ia tidak menyembah patung-patung. Dan ketika kita melakukan barisan agung kepada Bel-Merodak dan melalui semua rentetan upacara-upacara itu dan pemujaan serta  pembakaran kemenyan dan penyembahan serta puja di hadapan patung-patung tersebut, apakah saudara memperhatikan bahwa dia tidak turut melakukannya? Apakah saudara memperhatikan bahwa dia berbicara kepada seseorang yang disebutnya dengan Yahwe, Tuhan Allah? Dan dia hidup bersama-sama denganNya dan berdoa kepadaNya. Apakah saudara memperhatikannya? Itulah kunci kita. Iulah pintu yang terbuka untuk kita. Kita akan mendakwa dia karena menyembah Tuhannya.”

 

Dan, sungguh suatu skema yang penuh dengan kedengkian yang mereka buat itu. Lalu kemudian para pejabat tinggi dan para wakil raja ini berkumpul bersama kepada sang raja. Lihatlah. Mereka berkumpul kepada raja. Tata krama itu …  Bahasa Aram untuk itu adalah, mereka bergejolak, mereka gempar, berlari ke hadapan sang raja – lupa akan semua tata krama dari bangsa Media dan Persia. Seolah-olah dengan tiba-tiba mereka terinspirasi oleh suatu gerak hati yang kudus. Mereka masuk begitu saja ke hadapan sang raja. Ia tidak mengetahui bahwa hal itu sudah atur dan direncanakan terlebih dahulu. Tampaknya seperti yang sudah direncanakan. Hanya sesuatu yang timbul dari hati mereka pada saat mereka memikirkan kemuliaan dan kebesaran dari raja Darius. mereka bergejolak, mereka gempar, berlari ke hadapan sang raja dan mereka berkata: “Oh, rajaku, kami memiliki, kami memiliki sebuah inspirasi tentang keilahian. Apa yang ingin kami lakukan adalah, kami ingin menjadikan engkau sebagai tuhan selama sebulan.”

 

Saya beritahu anda, seberapa dungu seorang raja itu bisa? “Kami akan menjadikan anda sebagai tuhan selama sebulan.” Apakah ada dari antara saudara-saudara sekalian yang pernah menjadi calon ratu untuk satu hari? Apakah ada? Siapa saja yang ada di sini? “Tuhan selama satu bulan — kami akan menjadikan saudara sebagai wakil presiden dari seluruh jagat raya. Dan tidak ada seorang rakyatpun di seluruh kerajaan yang berseru kepada tuhan mana saja atau membuat permohonan kepada seseorang kecuali kepadamu, ya Rajaku. Kami akan berdoa kepadamu. Kami akan mengangkat kedua tangan kami untuk bermohon kepadamu. Kami akan membungkukkan badan kami untuk menghormatimu. Engkau akan menjadi tuhan, ilah dan keilahian selama tiga puluh hari.”

 

Dan saya ingin agar saudara-saudara sekalian tahu bahwa apakah itu pada saat bulan lunar ataukah bulan kalender, saya ingin saudara mengetahui bahwa ia merasa tersanjung. “Pikirkan betapa banyaknya orang yang akan mengetahui siapa saya gerangan – tuhan!” Ia telah bercermin kepadanya, sudah ada waktu untuk sebuah argumen, lihatlah, ada tiga orang pejabat tinggi. Hanya dua dari antara mereka yang berada di sana. Daniel tidak berada di sana. Seandainya sang raja pernah berfikir, ia tidak akan jatuh ke dalam perangkap bodoh itu – menjadi tuhan selama tiga puluh hari saja. Akan tetapi hal tersebut telah dilaksanakan dengan kegemparan, mereka bergegas masuk kehadapan sang raja seolah-olah mereka benar memiliki sebuah inspirasi yang bersifat keilahian. Dan mereka telah dipenuhi dengan cinta yang menuruti kata hati serta penghargaan kepada raja yang agung itu. Dan tanpa banyak berfikir, ia menandatangani surat perintah itu. Hanya seperti itu saja. Menandatanganinya!

 

“Dan pada saat Daniel mengetahui bahwa yang tertulis itu telah ditandatangani,” kesabaran dan kemuliaan serta kekudusan dan kebaikan dari seorang manusia berjalan, tanpa rasa bingung dalam jaminan serta percaya diri sendiri yang hening. Apakah dunia memperhatikan dia atau tidak, dia tidak berubah. Ia berjalan di hadapan Tuhan di dalam damai dan jaminan diri yang hening.

 

Di sebelah sana, di departemen Ny. Jeffers, di lantai empat dari gedung di seberang jalan sana, ada sebuah lukisan Daniel yang terkenal. Saya sudah melihatnya sejak saya masih anak kecil. Ia sedang berdiri di sana dengan kedua tangannya di balik punggungnya, merenung dalam keheningan, dan singa-singa itu menatap dirinya dengan terpesona dan ingin tahu. Apa yang dikatakan oleh nabi Yesaya? “Engkau akan menjaga dia di tempat yang sempurna di mana pikirannya tetap ditujukan kepadamu.”

 

Pada saat Daniel mengetahui yang tertulis itu, dan tulisan itu telah ditandatangani, sama seperti yang sudah-sudah, tidak gentar, tanpa kegelisahan, ramalan, hanya berdiri di hadapan Tuhan Allah Yang Maha Besar. Ketika saya berfikir tentang orang yang sudah berumur ini, saya berfikir tentang Polycarp tua, ketika mereka membakarnya di tiang pancang di kota Smyrna pada tahun 155. Polycarp, orang tua itu, murid dari Yohannes; sudah menjadi orang Kristen selama delapan puluh tujuh tahun. Polycarp, dengan puji-pujian di bibirnya, dalam perjanjian yang hening, tetapi seperti kereta kuda, membawa jiwanya ke surga, sekalipun dengan jaminan diri yang tenang. Saya memikirkan tentang Simon Petrus di dalam pasal yang kedua belas dari kitab Kisah Para Rasul, di pagi hari pada saat Herodes Agrippa I akan memenggal kepalanya, ketika malaikat itu datang untuk membebaskan dia, Simon Petrus tertidur, terbelenggu di antara dua orang prajurit Romawi. “Engkau akan menjaganya di dalam kedamaian yang sempurna yang pikirannya tetap kepadamu.”

 

Tuhan, betapa saya memerlukan khotbah ini. Berapa kali saya menemukan diri saya sendiri begitu membingungkan, penuh dengan rasa gelisah, dan terganggu, dan kebingungan dan penuh dengan kekhawatiran dan larangan? Ya Tuhan, Tuhanku. Singkirkanlah semua itu. Izinkanlah aku berjalan melalui hari-hari dari tahun tahun hidupku dengan wajahku menengadah ke atas dan hatiku tenang di dalam berkat dan kebaikan serta kemurahan Tuhan Allah. Saya akan meletakkan koma di sini dan akan mengambilnya kembali hari Minggu yang akan datang.

 

Sekarang, kita akan menyanyikan lagu puji-pujian serta persembahan kita, dan sementara kita menyanyikannya, engkau dan keluargamu, engkau dan pasanganmu, atau hanya engkau sendiri, sementara kita menyanyikan lagu puji-pujian itu, maukan engkau datang ke sini dan berdiri di samping saya? Di balkon dan disekelilingnya, ada anak-anak tangga sampai ke depan, dan belakang dan kedua sisinya, masih ada waktu untuk berbagi – datanglah. Pada lantai yang lebih rendah ini, masuk ke dalam lorong dan dari sini sampai ke depan, “Inilah aku, pak Pendeta, Aku melakukannya sekarang.”

 

Putuskanlah di dalam hatimu dan datanglah, pada nada yang pertama bait yang pertama, sementara kia berdiri dan bernyanyi.