PATUNG DARI EMAS

(THE IMAGE OF GOLD)

 

Oleh W. A. Criswell

 

Daniel 3:1-7

05-24-70

 

Ini adalah Pendeta dari gereja First Baptist Church di Dallas yang membawakan warta dengan judul: Patung dari emas.  Saya pikir hari ini, saya akan melakukannya dengan cara yang berbeda. Biasanya, saya akan membaca sebuah teks, satu nats, dan menguraikan bagian itu secara terperinci. Kali ini, saya akan membawakan ceritanya, dan ketika saya membacanya, membawakan warta yang telah ditaruh Tuhan di dalam hati saya yang berkenaan dengan hal itu.

Kita berada di dalam Kitab Daniel, dan sekarang kita sampai pada bab yang ketiga dari kitab Daniel. Dan kitab itu dimulai seperti ini:

 

Raja Nebukadnezar membuat sebuah patung emas yang tingginya enam puluh hasta dan lebarnya enam hasta yang didirikannya di dataran Dura di wilayah Babel.

Lalu raja Nebukadnezar menyuruh orang mengumpulkan para wakil raja, para penguasa, para bupati para penasehat negara, para bendahara, para hakim, para ahli hukum dan semua kepala daerah untuk menghadiri pentahbisan patung yang telah didirikannya itu.

 

Nebukadnezar merupakan seorang raja yang perkasa. Ia merupakan seorang jenderal yang sangat sukses. Ia tidak pernah kalah perang. Ia memerintah di Babel selama empat puluh tahun. Kecerdikannya, ketajaman pemikirannya tercatat dalam sejarah dunia. Oleh karena itu, ketika saya melihatnya melakukan itu, pasti ada alasan yang luar biasa yang terbentang di belakangnya terhadap apa yang kemudian harus dilakukannya. 

Ketika saudara membaca cerita mengenai raja dari Babel ini di dalam sejarah dunia, apa yang saudara akan temukan adalah ini: Dia itu sangat relijius. Dan ini adalah contoh dari kerelaan hatinya terhadap agamanya. Tidak dapat tidak bahwa saya menghormati dia, mendirikan sebuah patung raksasa dan menyepuhnya, membalutnya dengan emas murni. Pemuja Tuhan sejati sering sekali menggerutu dan bersifat kikir dengan apa yang mereka lakukan untuk mengedepankan kemuliaan Tuhan. Tetapi tidak dengan raja yang satu ini! Ia menghamburkan sejumlah kekayaan yang sangat besar untuk menciptakan patung yang sangat besar ini di dataran Dura. 

Ada alasan yang meyakinkan, alasan-alasan yang mendorong yang terbentang di belakang dari apa yang dilakukan oleh raja itu. Dan saya memikirkan dua diantaranya: Pertama, dengan cara ini, ia mencari cara untuk menciptakan suatu agama yang bersatu, yang universal di dalam kerajaannya yang sangat luas. Dan itu cerdas – untuk mengumpulkan penduduk bersama-sama di dalam suatu keyakinan bersama – ini adalah cara yang terberat untuk membuat mereka menjadi satu, bagaimanapun keaneka ragamannya. Untuk mendapatkan satu agama – itulah yang dicoba dilakukan para Kaisar; dan itulah yang dicoba dilakukan oleh raja-raja dari Inggris. Dan penyiksaan yang dilakukan oleh negara di dalam bidang keagamaan selalu untuk tujuan yang sedemikian, untuk membuat semua orang menyesuaikan diri dengan satu agama. 

Itulah yang sedang dilakukan oleh raja Nebukadnezar di sini. Dan dunia menyukainya. Dunia selalu menyukainya. Saudara lihat, ketika saudara dapat memiliki sebuah agama, mudah untuk negara melakukan tawar menawar dengannya; untuk menandatangani daftar kata yang tepat, untuk membuat perjanjian dengannya, untuk menggunakannya; to use it. Dan dunia ini selalu menyukainya. Dan inilah yang dilakukan oleh Nebukadnezar di sini. Gerakan dunia ini selalu mengarah kepada sebuah iman kepercayaan. Saudara melihatnya sekarang ini di dalam pergerakan kekristenan, yang bergerak ke arah satu kepercayaan. Merupakan hal yang aneh bahwa patung yang saudara temukan di dalam bab yang ke tiga dalam Kitab Daniel adalah patung yang saudara temukan di dalam bab yang ke tiga belas dari Kitab Wahyu. Ada tanda serta lambang dari sebuah keyakinan dunia. Itulah yang sedang dilakukan oleh Nebukadnezar – sedang berusaha membuat satu agama yang universal.

Alasan yang kedua mengapa Nebukadnezar melakukan hal ini adalah, hal tersebut menyenangkan hati orang yang mendewakan dirinya. Dan di sana di sebuah dataran di sebelah luar kota yang megah Babel, ia menaikkan sebuah patung dari seorang manusia yang sangat besar yang membuat senang para psikolog, membuat senang para sosiolog, membuat senang para ilmuwan gadungan, membuat senang para politisi, membuat senang orang-orang yang mendewakan dirinya sendiri: Kita tidak memerlukan Tuhan, kita tidak bergantung pada suatu kekuatan luar; kita tidak mencari intervensi atau campur tangan dari langit. Kita mampu menyelesaikan sendiri seluruh masalah kita dan menghadapi semua keperluan kita.maka mereka meninggalkan Tuhan diluar dari semuanya dan mereka menyukai untuk mendewakan seorang manusia.

Saudara tahu, adalah merupakan sesuatu yang aneh mengenai perbuatan jahat dari hati manusia secara universal yang pernah melatih dirinya sendiri di dalam area yang sama dan termotivasi sendiri oleh prinsip-prinsip kegelapan yang sama. Angka dari manusia, adalah enam, demikian Tuhan berkata. Di dalam bab yang ketiga belas dari kitab wahyu berkata: “Ini adalah hikmat karena jumlah dari binatang itu adalah enam ratus enam puluh enam.” Dan bukankah itu hal yang aneh ketika Nebukadnezar mendirikan patung ini, yang mendewakan manusia, setinggi 60 hasta dan 6 hasta lebarnya? Oleh karena itu ia selalu merasa tidak cukup, karena enam merupakan angka yang tidak lengkap – tujuh adalah angka yang lengkap! Seperti halnya tujuh roh Tuhan di dalam bab yang pertama serta di dalam bab yang kelima dalam Kitab Wahyu: Tujuh adalah angka untuk kelengkapan dan kesempurnaan serta keparipurnaan. Tetapi manusia tidak pernah mencapainya. Angkanya adalah enam. Pada hari minggu malam yag lalu, kita telah berbicara mengenai enam buah buli-buli batu di Kana, Galilea, angka dari manusia adalah enam.

Dan dengan tidak menyadarinya Nebukadnezar mengikuti kekurangan itu, menunjukkan keburukannya, kekurangannya. Patungnya setinggi 60 hasta dan lebarnya 6 hasta. Dan dia sendiri, pada saat melakukannya menunjukkan kekosongan dirinya sendiri terhadap pemahaman spiritual. Di dalam bab yang kedua, anda mendapatkan cerita mengenai wahyu Allah terhadap raja ini, dari penglihatan dan takdir dari kerajaannya dan seluruh kerajaan di muka bumi ini sampai pada akhir zaman. Dan ketika wahyu itu dibuat oleh Tuhan melalui nabiNya nabi Daniel, raja itu berkata: “Sesungguhnyalah, Allahmu itu Allah yang mengatasi Allah segala allah… dan Tuhanmu adalah Tuhan dari semua tuhan.”

Tetapi seperti apa mudahnya seorang manusia melupakan penglihatan dan wahyu Tuhan. Dan Nebukadnezar disini sudah terlebih dulu mengabaikan mereka, berpaling dari kebaikan serta wahyu Tuhan menjadi kepada dosa yang keji dan kebodohan. 

Jadi, dengan mendirikan patung raksasa yang terbuat dari emas itu, ia mengirimkan pesan kepada seluruh pangeran, dan gubernur, dan kepala pengawal, dan para hakim, dan penasehat negara dan bendahara, dan penegak hukum, dan memabggil para penguasa dari seluruh daerah kerajaan untuk menghadiri pentahbisan dari patung tersebut. Dan ketika Nebukadnezar meminta saudara untuk datang, maka saudara harus datang! Jadi mereka berada di sana, ribuan – para penguasa dari seluruh kerajaan. Kemudian seorang bentara berteriak keras – seorang pengkhotbah yang dibayar tetap – ia mengatakan apa yang disuruh orang lain untuk dikatakan. Dan warta yang dikhotbahkannya adalah apa yang dianjurkan orang lain untuk dikhotbahkan – orang sewaan yang dibayar! Kemudian bentara tersebut berteriak dengan keras dan ia berkata: “Kepadamu telah diperintahkan …  untuk menyembah patung emas yang telah ditetapkan oleh raja Nebukadnezar ini.”

Dan itu adalah hal yang paling mustahil kepada siapa saja yang diperbuat seseorang untuk dilakukan. Saudara tidak dapat memerintahkan, saudara tidak dapat memaksa, menyembah lebih banyak lagi daripada yang dapat saudara perintahkan atau paksa untuk cinta, atau saudara dapat memerintahkan atau memaksa iman kepercayaan.  Penyembahan datang dari jiwa, keluar dari insting kehidupan yang paling dalam. Ia tidak menyembah yang memotong tenggorokan seekor domba, atau tidak juga perlu menyembah orang yang membungkukkan lututnya; karena penyembahan adalah suatu keadaan yang berpegang pada berkat dan kemahakuasaan Tuhan Yahwe. Sekalipun begitu, Nebukadnezar mencobanya. Dan melalui bentaranya, ketika ia memerintahkan:  “Engkau bersujud dan menyembah setiap kali engkau mendengar suara dari sangkakala, seruling, kecapi, rebab, gambus, serdam dan berbagai jenis bunyi-bunyian.”

Sungguh suatu pelacuran! Tetapi hal itu sudah terjadi, lagi, cerita mengenai umat manusia dari awalnya: Karena musik adalah Tuhan, musik adalah milik para malaikat, musik adalah milik dari gereja. Dan saudara lihat pada dunia di sekitar saudara, dimana di sana ada kebebasan, kuasa kegelapan, dan kejahatan dan kebodohan, dan pelacuran, dan dosa – di sana akan saudara temukan latar belakang dan iringan irama musik pelacuran, penghinaan terhadap mukjizat Tuhan. Hadiah yang ajaib dari Tuhan: Musik adalah milik Tuhan; musik adalah milik bangsa Tuhan; musik adalah untuk jiwa yang mengalir di dalam rasa bersyukur dan kemuliaan. 

Semua kita seharusnya saling berbagi di dalamnya: Jika kita tidak dapat bernyanyi dengan suara, kemudian bersimpatilah, bagaimana pun mungkin akan membuat kita terpesona jika saudara mampu bernyanyi. Bagaimanapun, musik yang sebenarnya merupakan sesuatu di mana seorang yang sudah tua dapat berbagi dan seorang anak kecil dapat meneriakkan haleluya karena musik adalah untuk bangsa Tuhan. Dan lihatlah kepada seluruh ketuna susilaan di sekitar saudara: Musik memurahkan serta menodai; dan hal itu ada di sana.

“Pada saat saudara mendengar suara sangkakala …”

“Saya tidak mendengar sura sangkakala pagi ini.”

“Suara dari seruling …”

Kami sama seperti orang yang bejad lainnya: “saya tidak melihat ada seruling”

 

Serdam dan harpa, kesemuanya ini mengagungkan Tuhan.

Saya sangat suka ketika setiap orang berada di bawah sini bermain atau bernyanyi – dan saudara tidak perlu memiliki nada yang luar biasa untuk musik. Jika ada nada yang cantik di dalam sebuah drum atau timpani – apa? “timpani (genderang).” Saya tidak tahu apa itu! Itu hanya sebuah benda. Hanya suara yang ribut. Tetapi, itulah musik. Dan semua kita dapat berbagi di dalamnya..

Dan saya suka ketika orang-orang datang ke sini dan mereka tertidur seperti orang mati – dan, omong-omong, beberapa orang datang ke atas menemui saya dan berkata: "Apakah engkau tahu hari Minggu pagi yang lalu kamera menunjukkan tiga orang yang tertidur di dalam kongregasimu?"

Saya tidak pernah mendapat penghinaan seperti itu dalam hidup saya! Dimana genderangmu? Dimana simbalmu yang nyaring bunyinya itu? Mereka adalah milik Tuhan! Tidak ada apapun dari musik yang menjadi kepunyaan Setan. Ia melacurkannya. Musik itu kepunyaan Tuhan! 

“Pada saat suara musik itu, engkau bersujud dan menyembah patung keemasan itu.” Dan engkau tahu, raja itu berkata bahwa siapa saja yang tidak bersujud, akan dicampakkan ketengah-tengah perapian yang menyala-nyala. Nampaknya sulit untuk berdebat dengan seorang pria yang mampu memasukkan saudara ke dalam kobaran api, atau memotong-motongmu menjadi berkeping-keping, atau membuat rumahmu menjadi bukit kotoran! Oleh karena, mereka semua bersujud dan menyembah. Itu menyenangkan dunia ini juga. Karena masyarakat adalah monster dan kebiasaan fesyen memaksa dengan kejam. Saudara melakukan apa yang dilakukan oleh orang lain. Ketika mereka bersujud, engkau bersujud. Begitulah apa yang dikatakan oleh dunia dan begitulah yang disenangi oleh mereka.

Jadi semua mereka bersujud – semua, kecuali tiga orang. Tiga: Hananya, Misael, Azarya. Mereka berdiri dengan tegak! Dan para Kasdim, pendeta-pendeta dari Bel- Merodach, datang kehadapan raja – seperti tepung, halus bermulutkan kemunafikan; dan tidak ada kemungkinan untuk menikam seseorang dari belakang seperti tepung – bermulutkan kemunafikan; berbicara dengan lembut, tetapi memegang sebilah belati untuk dimasukkan ke dalam jiwamu. Dan mereka datang ke hadapan sang raja. Dan di dalam nada yang paling ramah dan paling menjilat, mereka berkata: “Oh, Raja Nebukadnezar kekallah hidup tuanku, Tuanku raja telah mengeluarkan titah; yang dari pada kata-kata yang ampuh dan mahakuasamu, Tuanku raja telah mengeluarkan titah. Tetapi ada beberapa orang Jahudi – (dan saudara dapat membaca penghinaan dari suara mereka) beberapa orang Jahudi yang karena kuasa telah diberikan propinsi dari kerajaan Babel - (seolah-olah ia telah melakukan kesalahan di dalam penghakiman, hanya mata yang cemburu). Para budak ini, orang-orang masukan ini, yang tidak tepat, tidak tepat untuk kepemimpinan, engkau yang membuat kami menjadi penguasa; orang-orang Jahudi ini, mereka tidak menghormati engkau. Merek juga belum mematuhi perintah tuanku untuk menyembah kepada patung emas yang telah tuanku dirikan.”

Dan ketidakpatuhan, ketidaksetiaan, merupakan dosa yang paling tinggi dan hina dari seluruh dosa di dalam pemerintahan. Jadi pendeta-pendeta Kasdim dari Bel yang lihai ini mengatakan kata-kata ini ke telinga sang raja. Dan hasilnya persis seperti yang telah diduga oleh para Kasdim itu: Nebukadnezar dalam kemurkaan. “Dapatkah terjadi di dlam seluruh kerajaan ini ada seseorang yang berani mempersoalkan sabdaku atau tidak mematuhi perintahku? Saya tidak percaya akan hal itu,” katanya, ”Bawa mereka ke sini!”

Lalu mereka menjemput Shadrakh, Meshakh, dan Abednego dan membawa mereka ke hadapan raja. Dan Nebukadnezar berbicara dan berkata kepada mereka: “Apakah hal tersebut benar? Apakah benar? Saya tidak percaya! Saya tidak percaya kepada telinga saya! Apakah benar apa yang dikatakan para Kasdim ini mengenai kalian?”

Para budak yang telah diangkatnya – ia adalah Tuhan mereka dan penolong mereka. Ia telah meletakkan mereka ke dalam pemerintahan beberapa propinsi. “Apakah benar bahwa kalian telah tidak mematuhi perintahku dan tidak bersujud di hadapan patung emas itu?” 

Bukankah hali itu luar biasa? Betapa tanpa disadari dunia telah memberikan sumbangsihnya terhadap perbuatan baik, hukuman yang relijius. Mengapa perduli dengan masalah ini? Ini penipuan. Tiga dari jutaan dan jutaan dan jutaan – mengapa tidak diindahkan saja, lupakan mereka, lewatkan mereka? Itu hanya sebuah dosa yang kecil saja, tidak logis, Minutia. Lupakanlah. Hanya tiga dari jutaan!

Saya tidak tahu mengapa, tetapi entah bagaimana dunia tidak akan berhenti sampai hal itu dihadapkan dengan mereka bertiga. Bagaimanapun, dunia tidak akan berhenti sampai mereka dihadapkan kepada hukuman relijius yang mendalam. Saya katakan bahwa itu merupakan upeti yang tanpa disadari bahwa dunia dari kaum yang tidak percaya membayar kepada iman yang benar! Tuhan Yesus Kristus – mengapa mereka tidak membebaskanNya? “Ia seorang fanatik!” “hanya orang baik, tetapi bersalah.”  “Tidak terlahir dari seorang perawan – terlahir dari Panthera, seorang tentara Romawi – atau paling sedikit dari Yusuf dan Maria.”  Jika Ia bukan segalanya, jika Ia hanya seorang manusia, mengapa semua kegemparan ini mengenai Dia? Dan mereka menulis buku mengenai Dia! Bagaimanapun, dunia tidak dapat mengenyampingkan Yesus. Dan mereka tidak akan pernah berhenti sampai mereka berjuang dengan masalah itu. 

Hanya seperti berdoa. “Doa adalah angan-angan sendiri” kata mereka. “Berdoa hanya bercakap-cakap dengan diri kita sendiri. Secara psikologis doa dapat diterangkan,” kata mereka. “Tidak ada apa-apanya, hanya saja kita berbicara kepada diri kita sendiri.”

Baiklah! Baiklah, lalu, mengapa kita membahasnya? Mengapa kita memikirkannya? Mengapa kita memperdulikannya? Mengapa kita masuk ke dalamnya?  Karena engkau tidak dapat berhenti selama masih ada hukuman relijius atas penderitaan di dunia ini. Dan itulah yang terjadi di sini: Nebukadnezar tidak dapat berhenti, Para Kasdim tidak dapat berhenti, para penguasa kerajaan tidak dapat berhenti, seluruh rakyat yang jutaan itu tidak dapat berhenti sampai mereka selesai berurusan dengan mereka bertiga! Lalu, mereka berdiri di hadapan raja dan raja berkata: “Saya tidak percaya akan hal ini. Maka kita akan memainkan sangkakala itu dan seruling itu, gambus itu, serdam itu, kita akan memainkannya kembali. Dan ketika berbunyi – kalian membungkuk dan bersujud ketika suara itu terdengar.” 

Dan para pemuda itu berkata kembali: “Oh, Nebukadnezar, kami tidak berhati-hati untuk menjawab tuanku …”  Apa artinya?  “kami tidak berhati-hati untuk menjawab tuanku.” Artinya adalah: “Raja, kami bahkan tidak perlu membahasnya. Kami tidak harus mempertimbangkannya. Kami tidak perlu memikirkannya. Kami akan langsung menjawabnya. Itu berakar di dalam jiwamu. Kami siap menjawab tuanku sekarang juga. Kami tidak akan bersujud!”

Ketiga pemuda itu telah membawa Kesepuluh Titah Tuhan. Dan Titah yang pertama adalah: “Jangan ada padamu allah lain di hadapanKu.” Dan Titah yang kedua adalah: “Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya…”  “Titik!” kata Tuhan, “dan petunjuk seruan!”

“Sebab Aku, Tuhan, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, dan engkau tidak membuat bagimu patung dan juga tidak menyembah ke hadapan mereka.”

Entah bagaimana, penyembahan terhadap berhala telah menjadi kutuk dari dunia ini dari awalnya. Tidak ada zaman dan tidak ada generasi yang tidak mengetahui patung buatan mereka. Mereka ada di mana-mana di masa lalu, mereka ada di mana-mana di era pertengahan dan mereka ada di mana-mana di dunia sekarang ini. Banyak gereja yang dipenuhi dengan mereka. Dan di sana ada hati, dan rumah, tempat tinggal, dan kehidupan  yang dipenuhi mereka. “engkau tidak membuat bagimu patung dan juga tidak menyembah ke hadapan mereka.”

Dan ketiga pemuda itu telah mengangkat titah yang kedua itu. Ah, bukit yang abadi tidak akan berdiam di dalam hati bumi ini ketika mereka berdiri pada tempat dari pondasi dari kedalaman yang berhenti, daripada para terhukum karena kepercayaan tersebut telah diakarkan dan ditanamkan di dalam jiwa dari Hananya, Misael, dan Azarya.  “Tidak, Tuan!  Kami tidak akan bersujud!”

Kami akan mengambil warta tersebut untuk hari minggu pagi yang akan datang. Saya harus mengakhirinya. Tuhan meminta bangsaNya sebuah pengakuan publik dan tanpa rasa malu. Tidak ada yang seperti itu di dalam Alkitab, atau di dalam sejarah Kristen, atu di dalam pengalaman manusia, tentang sebuah penyangkalan iman yang menyelamatkan. Menyimpan iman merupakan sutu kepercayaan yang diakui secara terbuka! Yesus berkata demikian dalam kitab Matius 10:32, 33:

 

Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan BapaKu yang ada di sorga.

Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan BapaKu yang di sorga

 

Kitab Roma 10:9, 10:

 

Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.

Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.

 

Hanya itu yang diminta oleh Tuhan dari kita: suatu komitmen terbuka, publik dan pengakuan. Adalah suara Musa ketika ia berdiri di pertengahan kemah: “Siapa yang berpihak pada Tuhan, biarkanlah ia datang dan berdiri di sampingku?” Adalah pengakuan dari Joshua: “Karena aku dan rumahku, kami akan melayani Tuhan.” Adalah Ezra yang berkata: “Dan Ezra bermaksud di dalam hatinya untuk mencari kata hukum untuk melakukannya.” Itu adalah perkataan Yesus: “Dan Yesus dengan tabah menetapkan wajahnya untuk pergi ke Yerusalem.” Dan itu adalah pemanggilan yang tinggi dari Tuhan hari ini: ”Di sini aku berdiri, tolong aku, Tuhan.”

Pada masa para leluhur, Athanasius bersaksi atas keilahian dari Kristus. Dan seseorang mendatanginya dan berkata: “Tidakkah engkau tahu bahwa kaisar menentang engkau, uskup bertentngan dengan engkau, dan gereja bertentangan dengan engkau? Seluruh dunia bertentangan dengan engkau, Athanasius!”

Dan Athanasius membalas: “Maka aku bertentangan dengan seluruh dunia.”

Dan dari situlah pepatah dan julukan dari Latin yang terkenal itu berasal: Athanasius, Contra Mundum  (Athanasius melawan seluruh dunia). 

Hanya itu yang diminta Tuhan dari kita. Dan oleh karena itu kita siap dan ingin untuk berbaring di kaki Tuhan kita: Hati yang percaya, roh yang berjanji. “Di sini aku berdiri, maka Tuhan tolong aku.” Dan pada hari dan jam kematianku: Di sini aku hidup, Oh Tuhan, cukup panjang, dengan nafas yang cukup untuk mengatakan: Jiwaku, takdirku, masa depanku, keabadianku dan setiap harapanku berada padaMu, Allah Tuhanku.”   

Dan hanya itu saja untuk menjadi seorang Kristen; dan hanya itu saja yang diperlukan untuk diselamatkan. Kita akan berdiri sebentar dan menyanyikan lagu sseruan permohonan kita. Engkau yang akan memberikan hatimu kepada Tuhan, maukah kamu datang dan berdiri disampingku? Untuk memberikan hidupmu kepada Tuhan, maukah kamu datang dan berdiri disampingku? “Aku percaya pada Tuhan. Aku percaya dalam Yesus, dan pagi ini, aku datang.”

Kamu dan seluruh keluargamu datanglah, kamu dengan pasanganmu, datanglah; kamu yang seorang diri, datanglah; di sekitar balkon, lakukanlah sekarang juga, masih ada waktu yang tersisa. Ke bawah dari anak tangga ini, pada lantai yang lebih rendah sampai ke gang, dan dari sini sampai ke depan: “Aku di sini, Pendeta, dan aku datang.”

Ambillah keputusan itu sekarang. Dan pada saat engkau berdiri, berdiri dan datang. Lakukan sekarang juga; lakukanlah pagi ini juga! Dan Tuhan akan mengurapimu dan para malaikat akan mendampingimu di sepanjang jalan ketika engkau datang, sembari kita berdiri dan bernyanyi.