PEMBUANGAN DI BABEL

(THE BABYLONIAN CAPTIVITY)

 

Dr. W. A. Criswell

 

Daniel 1:1

11-12-67

 

Pembuangan di Babel:  Bukan sebagai teks yang akan dijelaskan secara rinci—nanti kita akan sampai ke sana—tetapi sebagai ayat dasar untuk pesan yang akan disampaikan: “Pada tahun yang ketiga pemerintahan Yoyakim, raja Yehuda, datanglah  Nebukadnezar, raja Babel ke Yerusalem, lalu mengepung kota itu.”

Dan pesan pagi ini adalah satu dari sepuluh.  Ini adalah pesan ke delapan mengenai latar belakang kitab DanielDaniel adalah salah seorang anggota pembuangan.  Dia adalah anak pembuangan.  Dan agar kita bisa memahami hari dan jam dan masa dari khotbah ini, kita juga harus memahami latar belakang dari tindakan Tuhan, saat Dia menyampaikan visi akhir zaman ini kepada nabi sebagai penyampai sabda-Nya. 

Saat saya menyampaikan khotbah pagi ini, ada tiga hal yang akan anda temukan.  Pertama, sebelum penghakiman dari Tuhan turun, Dia akan memberi peringatan berulang-ulang.  Tidak ada penghakiman dari Tuhan yang turun dalam kehidupan sebuah bangsa, atau sebuah negeri, atau sebuah keluarga, atau kehidupan seseorang, tanpa pemberitahuan lebih dulu.  Tuhan akan memperingatkan berulang-ulang! Tidak pernah penghakiman dijatuhkan secara tidak terduga atau tanpa diumumkan. Tuhan memperingatkan akan datangnya lawatan dari Surga. 

Yang kedua, di tengah palu godam penghakiman Tuhan, Tuhan memberi ruang dan kesempatan untuk pertobatan.  Tidak pernah ada kata terlambat untuk hidupan benar di hadapan Tuhan.  Jika kita menyesal, Tuhan akan menyesal. Satu contih klasik yang paling banyak dikutip yang saya tahu, adalah kehidupan di Niniwe, ibukota dari Kekaisaran Asyur yang kejam dan tidak mengenal belas kasihan.  Tuhan mengirimkan Yunus, nabi dan juru bicara-Nya, untuk memberitahukan kepada Niniwe akan mendekatnya penghakiman dari Yang Maha Kuasa.  Dan dalam Pasal ke tiga kitab Yunus, dikatakan bahwa saat raja Niniwe mendengarnya, dan saat umatnya mendengarnya, sang raja tersebut meninggalkan tahtanya dan mengenakan kain kabung, dan umatnya duduk di abu dan mengenakan kain kabung.  Bahkan mereka mengenakan kain kabung kepada ternak mereka dan berseru-seru memohonkan belas kasihan Tuhan.  Dan Injil mengatakan bahwa saat Tuhan melihat bahwa Niniwe menyesal, Tuhan juga menyesal. Tidakkah ini sesuatu yang tidak biasa?  Saat manusia berpaling, Tuhan juga berpaling. Dan di tengah palu godam penghakiman Tuhan, Dia selalu memberi ruang dan waktu bagi penyesalan diri. 

Hal ketiga yang akan anda lihat di dalam khotbah kita pagi ini: Saat manusia menyia-nyiakan masa-masa anugerah mereka – dan penghakiman kemudian turun – dosa manusia tidak dapat mengalahkan kedaulatan Tuhan di bumi ini.  Dari debu penghakiman Tuhan yang menghanguskan, Tuhan akan membangkitkan sebuah umat yang kudus dan dimurnikan untuk melakukan kehendak-Nya. 

Dengan mengingat hal-hal ini, mari kita memasuki khotbah: Pembuangan di Babel.  Tuhan memperingatkan Yehuda berulang-ulang, bahwa jika Yehuda tidak bertobat, dan hidup benar, dan mematuhi kehendak Tuhan, Tuhan akan membangkitkan sebuah bangsa yang akan memberikan penghukuman.  Bahwa peringatan dari Surga pertama kali diberikan kepada Yehuda, dengan contoh kerajaan utara Israel, kesepuluh suku Israel.  God berfirman kepada Yehuda lewat Yesaya dan bersabda: “Orang Asyur adalah tongkat amarah-Ku, dan alat-Ku melakukan koreksi, dan cambuk murka-Ku.”

Dan dalam contoh mengenai kerajaan utara tersebut, Yehuda telah diperingatkan akan mendekatnya penghakiman dari Tuhan Yang Maha Kuasa.  Pada tahun 745 Tiglath-Pileser dan menduduki Israel, kerajaan utara itu, dalam pengepungan.  Kemudian penerusnya Shalmaneser, menundukkan Samaria dalam sebuah kerusuhan.  Dan penerusnya Sargon, membawa kesepuluh suku utara itu ke dalam pembuangan dan menghancurkan Samaria dan kerajaan utara itu selama-lamanya.

Dan orang Asyur semakin mendekat, dan semakin mendekat ke Yehuda.  Sanherib akhirnya datang pada tahun [701] SM, dan mengepung Yerusalem dan merebutnya.  Dan jika bukan karena permintaan dan doa syafaat dari raja yang baik, yaitu Hizkia, dan jika bukan karena permohonan dari nabi Yesaya, Sanherib, raja Asyur itu, pasti telah merebut Yehuda dan Yerusalem saat itu.  Tetapi sebagaimana anda ingat, kisah di malam itu, seorang malaikat datang dari Surga, dan saat Sanherib terbangun keesokan paginya, seratus delapan puluh lima ribu pasukannya telah menjadi mayat. 

Tetapi umat tersebut tidak menyesal; dan Yeremia dan Hizkia dilanjutkan oleh raja terjahat yang pernah dimiliki Yehuda.  Namanya adalah Manasye.  Itulah sebabnya mengapa kadang-kadang saya heran tentang bagaimana Tuhan menjawab doa-doa kita.  Manasye lahir dalam masa lima belas tahun yang ditambahkan Tuhan kepada Hizkia saat dia memalingkan wajahnya ke tembok dan menangis. Dan Tuhan menambahkan lima belas tahun kepada usianya – saat Tuhan mengatakan bahwa dia akan mati.  Dan dalam masa lima belas tahun itulah Manasye lahir; raja paling jahat dan paling keji dari yang pernah dimiliki Yehuda, sampai-sampai Tuhan menolak untuk mengampuni dosanya.  Di beberapa bagian di Alkitab: “Dan dia menyebabkan umatnya dibuang di Babel karena dosa-dosa Manasye.”

Nah, setelah Sanherib, Esarhaddon, penguasa besar berikutnya Asyur datang dan mendapatkan penghormatan dari Manasye, raja Yehuda.  Kemudian akhirnya, Ashurbanipal, salah satu dari monarki terbesar sepanjang masa, salah satu dari ahli strategi militer terhebat, datang dan membawa Manasye dalam belenggu ke ibukota propinsi Babel—di sanalah Manasye menyesali diri, dan Tuhan mengembalikan dia ke tahta Daud dan mengembalikannya ke tahta di Yerusalem.  Tetapi umat itu tidak bertobat.

Dan saat Kekaisaran Asyur runtuh, Tuhan membangkitkan Kekaisaran Neo-Babel. Dan kebangkitannya luar biasa cepat!  Dan saat kekaisaran itu melaksanakan maksud penghukuman Tuhan – seat Tuhan bersabda kepada nabi Habakuk: “Aku telah membangkitkan Babel, Aku telah menciptakan mereka untuk melakukan perbaikan, dan Aku telah menetapkan dia untuk menyiksa mereka untuk penghakiman.”  Dan saat Tuhan menggunakan Kekaisaran Babel untuk menghukum umat-Nya, Kekaisaran Babel lenyap dari sejarah seperti meteor lenyap di langit.

Jadi Tuhan Allah memperingatkan Yehuda lewat contoh kerajaan utara. Dan Tuhan memperingatkan Yehuda lewat seruan nabi-nabi-Nya.  Selama ratusan tahun sebelum jatuhnya penghakiman itu, nabi Yesaya, dalam Yesaya 39:5-8, dan nabi Mikha, dalam Mikha 4:10, menyebutkan Babel, dengan namanya, sebagai kerajaan dan tempat yang akan menghancurkan Yerusalem, dan kemana umat itu akan dibuang.

Kemudian jatuhlah penghakiman itu.  Dan penghakiman itu jatuh dengan cara yang tidak biasa. Raja baik terakhir yang dimiliki Yehuda adalah Yosia.  Dan pada masa Yosia, Yehuda mengalami kebangunan yang luar biasa.  Dan pada saat bersamaan dengan saat Yehuda mengalami kebangunan luar biasa itu, di bawah raja Yosia yang baik, Kekaisaran Asyur terpecah. Itu adalah zaman emas bagi Yehuda; zaman emas bagi umat Tuhan. Tuhan membuka pintu kejayaan yang terbuka lebar bagi Yehuda dan rajanya.  Tetapi bukannya mematuhi suara Tuhan, keturunan Yosia, satu demi satu, membawa Yehuda ke dalam dosa seperti yang belum pernah mereka kenal sebelumnya, kecuali di bawah masa pemerintahan Manasye.

Dan penghakiman itu akhirnya jatuh.  Pada tahun 605 SM, Nebukadnezar pertama kali datang.  Pada tahun 598 SM, Nebukadnezar datang untuk kedua kalinya.  Dan pada tahun 587 SM, Nebukadnezar datang untuk ketiga kalinya; dan kemudian dia tidak perlu datang lagi, karena dia menghancurkan bait suci itu, dan kota itu, dan bangsa itu selamanya, sampai kebangkitan kembali Israel pada bulan Mei 1948; di masa anda. 

Sekarang kita akan memberi perhatian pada raja dan kerajaan ini, dan nabi Tuhan karena dia yang menyampaikan pesan dari Tuhan.  Saat Kekaisaran Asyur mulai terpecah, raja Mesir, Firaun-Necho, melihat kesempatan untuk menguasai dunia.  Jadi saat Kekaisaran Asyur mulai terpecah, Firaun-Necho membawa angkatan bersenjata yang besar dan menduduki Palestina dan menduduki Asyur.  Dan jika saja dia mampu menghancurkan angkatan bersenjata Babel di Carchemish, dia akan telah menjadi penguasa dunia beradab saat itu. 

Sebagaimana anda ketahui, Nebopolassar mengirimkan putranya, Nebukadnezar, untuk menghadapi Necho di Carchemish.  Dan angkatan bersenjata Mesir dihancurkan, dan kekaisaran Mesir runtuh untuk selama-lamanya.  Kekaisaran Mesir tidak pernah bangkit lagi – tidak sejak saat itu, tidak saat ini, tidak di masa mendatang!  Dan apa yang didirikan, dan dibangun, dan ditopang oleh Mesir, menurut Firman Tuhan, harus dihancurkan.  Tidakkah ini aneh?  Setelah ribuan tahun, Firman Tuhan masih berdiri teguh!

Jika Rusia memiliki Injil dan membacanya, dan Kremlin mau membukanya, akan ada jenis kebijakan yang berbeda. Tetapi mereka dibutakan terhadap anugerah Tuhan yang berdaulat. Bagi mereka tidak ada Tuhan. 

Kembali ke kisah tadi, Firaun-Necho dihancurkan dan kerajaannya terpecah untuk selamanya. Mesir tidak pernah lagi menjadi sebuah kekuatan yang besar: Tidak dulu, tidak kemudian, tidak sekarang, tidak selama-lamanya menurut Firman Tuhan. 

Sekarang, Firaun-Necho, saat dia maju ke arah utara dan menduduki Palestina dan Asyur, yang menempatkan di tahta Yehuda—dan bukan Yosia, yang dia bantai di Armageddon—[Necho] metempatkan di tahta Yehuda, seorang anak dari Yosia dengan nama Eliakim, yang namanya dia ubah menjadi Yoyakim. Dan saat Necho kemudian dihancurkan, Nebukadnezar datang dan dia membiarkan Yoyakim tetap di tahta Yerusalem. 

Bukannya menerima kehendak Tuhan, dan bukannya mendengarkan suara dari nabi Tuhan, Yoyakim berupaya melakukan pemberontakan dan kemenangan di Mesir saat Tuhan mengatakan bahwa Mesir tidak akan pernah bangkit kembali, dan tidak akan pernah lagi menjadi satu kekuatan besar.  Jadi saat Yoyakim, raja Yehuda dan Yerusalem, berbalik, dari bergantung pada Tuhan dan menggantungkan kepercayaannya pada Mesir, dan memberontak terhadap Babel dan Nebukadnezar, nabi Yeremia bangkit.  Dan saat dia mencela Yoyakim karena menggantungkan harapan pada Mesir, dan tidak percaya pada Tuhan, nabi Yeremia membangkitkan kemarahan dan kebencian raja Yehuda, Yoyakim.  Jadi dia memasukkan Yeremia ke dalam penjara dan menolak untuk mengizinkan dia masuk ke bait suci dan untuk berbicara kepada umat.

Dengan demikian, Yeremia, yang dipanggil Barukh, seorang ‘amanuensis’, dan dia menyatakan firman Tuhan kepada Yoyakim dan kepada Yehuda.  Dan Barukh menyampaikannya.  Kemudian Barukh berdiri dalam bait suci dan di depan umat dan membacakan firman Tuhan kepada umat, yang tertulis di sini dalam Injil, yaitu kitab Yeremia.  Dan kemudian saat Yoyakim mendengarnya, dia menjemput gulungan nubuatan Firman Tuhan yang dibacakan di depannya.  Dia ada di istana musim dingin, dan ada perapian yang sedang menyala.  Dan saat juru tulis membacakan Firman Tuhan di depan raja, raja itu mengambil pisau lipat dan memotong gulungan itu, satu per satu, dan membuangnya ke perapian untuk dibakar. Dan karena Yoyakim menghina Firman Tuhan, datanglah firman Tuhan kepada Yeremia sebagai berikut:

[Yeremia 22:18] Sebab itu beginilah Firman Tuhan mengenai Yoyakim bin Yosia, raja Yehuda; Orang tidak akan meratapi dia: Aduhai abangku! Aduhai kakakku! Orang tidak akan menangisi dia: Aduhai tuan! Aduhai Seri Paduka!

Ia akan dikubur secara penguburan keledai, diseret dan dilemparkan ke luar pintu-pintu gerbang Yerusalem. 

 

“Ya, Pak Pendeta, tapi itu ‘kan enam ratus tahun sebelum Kristus!”

“Bunga layu, rumput akan lenyap, tetapi Firman Tuhan kekal selamany!”  Tidak seorangpun, dan tidak ada umat, dan tidak ada perguruan tinggi, dan tidak ada seminari, dan tidak ada mimbar, dan tidak ada pengkhiotbah yang bisa menghina Firman Tuhan dan tidak mendapatkan penghakiman dari Surga!  Itulah yang terjadi bagi Rusia!  Itulah yang terjadi bagi setiap bangsa di muka bumi. Itu akan terjadi bagi mimbar dan pengkhotbah; akan terjadi bagi setiap denominasi dan lembaga. Saat Firman Tuhan dihina, penghakiman tidak terelakkan akan turun dari Surga.  “Ia akan dikubur secara penguburan keledai, diseret dan dilemparkan ke luar pintu-pintu gerbang Yerusalem.” 

            Jadi saat firman itu datang kepada Nebukadnezar bahwa Yoyakim telah berpaling ke Mesir dan telah memberontak, Tuhan Allah mengirimkan Nebukadnezar untuk kedua kalinya.  Kali pertama adalah pada tahun 605, saat dia menaklukkan Necho, dan saat dia mengepung Yerusalem, dan meninggalkan pengepungan itu untuk kembali ke Babel karena ayahnya Nebopolassar wafat.  Dan dia diberi mahkota. Dan dia mengkonsolidasikan kemenangannya di rumah. Dan saat dia pergi ke Yerusalem, saat dia pergi dari Babel ke Yerusalem—semua khotbah ini telah pernah saya sampaikan—dia membawa Daniel bersama dia dan beberapa kaum bangsawan.  Itu terjadi tahun 605.

Sekarang, pada tahun 598, atas pemberontakan Yoyakim, Nebukadnezar datang untuk kedua kalinya.  Dan beberapa hari sebelum jatuhnya Yerusalem pada tahun 598 SM, Yoyakim wafat.  Saya pikir dia dibunuh, dan dia dikuburkan dan dimakamkan dengan cara yang memalukan.  Dan kerajaan serta tahta itu diserahkan kepada Yoyakhin, anak Yoyakim yang masih berusia delapan belas tahun.  Dan setelah pemerintahan selama tiga bulan, Nebukadnezar meruntuhkan tembok kota dan mengepung kota itu [dan] mendudukinya. Dan ini disebutkan dalamInjil dan dalam kisah ini sebagai Pembuangan Besar.

Dan dia membawa Yoyakhin sebagai tawanan ke Babel.  Dan Yoyakhin tetapi sebagai seorang tawanan di Babel selama tiga puluh tujuh tahun.  Selama Nebukadnezar hidup, Yoyakhin ada di dalam penjara.  Hanya karena Nebukadnezar wafat dan Evil-Merodach, anaknya menduduki tahta, barulah Yoyakhin dibebaskan.  Dan anda akan menemukannya pada monumen prasasti berpahat Babel. 

            Bagi kaum Yahudi di pembuangan itu, Yoyakhin adalah raja mereka.  Sebagai contoh, nabi Yehezkiel, dalam Pasal pertama dan dalam ayat pertama, dimulai sebagai berikut:

Kemudian terjadilah … di tepi sungai Kebar (di Babel) terbukalah langit dan aku melihat penglihatan-penglihatan tentang Allah.

Pada tanggal lima bulan itu, yaitu tahun kelima sesudah raja Yoyakhin dibuang …

 

Yoyakhin tetap menjadi raja Yehuda dan Yerusalem, meskipun selama tiga puluh tujuh tahun dia tetap menjadi tawanan di bawah Nebukadnezar di Babel. 

Dalam pengangkutan di tahun 598 ini, Nebukadnezar membawa sang raja itu, dan ibu surinya, dan semua keluarga kerajaan, dan semua ahli seni, dan semua prajurit, dan semua yang terbaik di tanah itu.  Dan dia membawa semua harta karun di bait suci itu dan semua harta karun di istana raja itu.  Jika mengalami bencana seperti kejatuhan Yehuda dan Yerusalem, tidak kah anda akan berpikir bahwa mereka harusnya menyesal dan hidup benar di hadapan Tuhan?  Tidak!  Bahkan situasinya lebih buruk ketimbang sebelumnya. 

Saat Nebukadnezar membawa Yoyakhin, raja muda itu, sebagai tawanan di Babel, dia menempatkan anak Yosia yang lain di tahta, yaitu paman dari Yoyakhin belia.  Dia menempatkan anak Yosia yang lain di tahta. Dan dia mengubah namanya dari He placed another son of Yosia on the throne.  And he changed his name from Matanya menjadi Zedekia.  Dan Zedekia memerintah selama sebelas tahun di Yerusalem.

Sekarang saya ingin berlaku adil dan baik terhadap memori atas Zedekia.  Saya berpikir bahwa di hati Zedekia dia ingin menjadi sahabat Yeremia dan mendengarkan nubuatan dan firman Tuhan.  Paling tidak, dia menyelamatkan nyawa nabi tersebut. Tetapi dia memiliki umat yang keras kepala dan tegar tengkuk, dan yang tidak mau bertobat. Dan lagi-lagi, mereka berpaling dari mempercayai Tuhan dan mencari Tuhan, dan mereka berpaling kepada aliansi dengan Mesir.  Saat Tuhan berkata: Mesir tidak akan pernah menjadi satu kekuatan lagi, tapi mereka tetap berpaling kepada Mesir, dan tidak berpaling pada Tuhan. Dan nabi Yeremia bangkit kembali dan menyampaikan pesan Tuhan kepada umat di Yerusalem dan kepada raja Zedekia. Kali ini, mereka menyuarakan kematian Yeremia—nabi Tuhan itu.  Pertama kali mereka memenjarakannya, kemudian meeka menaruhnya di sebuah penjara yang sangat kecil agar dia mati. Ada seorang sida-sida Ethiopia bernama Ebed-Melech, yang pergi menghadap raja Zedekia dan memohonkan agar Yeremia tidak dibunuh. 

Dengan panjangnya masa Nebukadnezar, mendengarkan pemberontakan Zedekia, datang untuk ketiga kali dan untuk terakhir kalinya.  Dia tidak perlu datang kembali. Dan dia menutup Yerusalem dalam kehancuran. Dan demikian tragis kelaparan itu, sehinga saat Zedekia memberi izin kepada Ebed-Melech, sida-sida Ethiopia itu, untuk membawa keluar Yeremia dari lubang sempit itu, dia juga mengirimkan tiga puluh orang bersamanya.  Mereka begitu kurus dan kelaparan, sehingga butuh tiga puluh orang hanya untuk mengangkat seorang Yeremia dari lubang sempit itu. 

Nebukadnezar datang pada bulan Januari 588 SM, dan dia mengepungnya selama satu setengah tahun. Dan pada musim panas 587 SM, Nebukadnezar merubuhkan tembok, dan kali ini dia menghancurkan seluruh kota itu.  Dia menghancurkan bait suci Salomo.  Dia menghancurkan kota itu sendirian.  Dia menghancurkan kota-kota Yehuda dan dia membawa semua sisa penduduk ke dalam pembuangan, dan meninggalkan hanya segelintir orang miskin di tanah itu, dan atasnya dia menempatkan seorang gubernur bernama Gedalya. 

Raja itu sangat bermurah hati kepada Yeremia.  Dia memberikan kesempatan baginya untuk pergi ke Babel dengan para tawanan atau untuk tinggal di tanah itu bersama orang-orang miskin itu.  Dan Yeremia memilih untuk tinggal di tanah itu bersama orang-orang miskin itu. Tetapi orang-orang itu masih belum bertobat. Dan mereka membawa Yeremia dan memaksa dia untuk menemani mereka saat mereka melarikan diri ke Mesir setelah pembunuhan Gedalya, gubernur mereka. 

Raja Zedekia dibawa ke depan Nebukadnezar di markas besarnya di Riblah di Sungai Orontes; dan di sanalah anak-anaknya disembelih di depan matanya. Dan di sanalah, mata Zedekia sendiri dicungkil dan dia dibawa dengan diborgol ke Babel dimana dia wafat.  Dan Yehuda, dalam pemberontakannya, pada akhirnya diruntuhkan sebagai sebuah negara, dan dijadikan sebagai sebuah bagian dari propinsi Samaria.  Dan sebagai sebuah bangsa, Yehuda dihancurkan selamanya sampai bulan Mei 1948.       

Sekarang, ada lima hal yang muncul dari derita dan tragedi pembuangan Babel. Dan sekarang saya sampai pada hal ketiga yang ingin anda perhatikan – saya ingin anda melihat saat-saat masa pengadilan yang tragis itu. Yang pertama, Tuhan berulang-ulang memberi peringatan. Dan saat palu godam Tuhan jatuh, jika ada penyesalan, Tuhan juga akan menyesal. Dan di masa Yosia, ada kebangunan besar dan Kekaisaran Asyur runtuh.  Dan mereka memiliki masa depan gilang gemilang. Tetapi mereka menyia-nyiakan masa-masa anugerah mereka. Dan penghakiman Tuhan jatuh dan bangsa itu dihancurkan dan umatnya dibawa ke pembuangan. 

Sekarang adalah hal ketiga:  Tetapi dosa umat manusia tidak bisa mengalahkan kedaulatan Tuhan yang maha kuasa. Dari debu akibat penghakiman Tuhan, Tuhan akan mengerjakan karya anugerah yang luar biasa dan heran bagi umat-Nya.  Saat penghakiman itu jatuh dan saat kita menghadapi bencana, dan saat dosa-dosa kita mengubur kita, dan saat semua masalah dan derita kehidupan menimpa kita – dan jika anda tidak mengalaminya, anda akan mengalaminya!  Anda pikir, bagaimana ini Tuhan?  Dan ya Tuhan, mengapa? Dan ya Tuhan, saya tidak memahaminya.  Saya menemui hal ini kemarin di lorong di Baylor Hospital.  Selama beberapa waktu, dari sudut pandang kehidupan seorang manusia, ini sulit untuk kita lihat. Tetapi berikan Tuhan berabad-abad dan milenium, dan rancangan-Nya yang hebat akan terlihat dengan mudah. Dan segala sesuatu yang terjadi cocok dalam mosaik untuk rencana yang kudus itu.

Jadi dalam tragedi dan derita Pembuangan Babel itu, terbuangnya bangsa umat Tuhan, dan kehancuran bait suci itu, dan kehancuran kota kudus itu. Dari derita dan tragedi ini muncul lima hal besar. Pertama, orang Yahudi tidak pernah lagi menyembah berhala. Tidak pernah! Bisakah anda bayangkan seorang Yahudi menyembah di depan patung?  Tidak terbayangkan!  Dalam pembuangan Babel, mereka berpaling dari penyembahan berhala; dan mereka berpaling dari penyembahan patung untuk selamanya.  Di sana ada tiga umat besar, umat relijius yang menolak untuk menyembah patung berhala.  Yang satu adalah kaum Yahudi. Dia tidak akan pernah berlutut dan menyembah patung.  Kedua, kaum Muhammad, yang Tuhan bangkitkan pada tahun 622 M, untuk menghancurkan penyembah berhala dalam gereja:  Kaum Muhammad tidak akan pernah menyembah berhala. Dan yang ketiga, umat Kristen Perjanjian Baru tidak akan pernah berlutut dan menyembah patung buatan—entah itu namanya Yupiter, entah namanya Yusuf, atau enah namanya adalah nama lain apapun, ada tidak kelompok beragama yang tidak akan pernah menyembah patung:  kaum Yahudi, kaum Muhammad, dan kaum Kristen Perjanjian Baru.

Dan dari pembuangan itu, datanglah penyembahan monoteistik yang luar biasa terhadap Allah roh yang tidak bisa dibuat dalam bentuk mahluk ciptaan.  Dan Perintah Allah yang kedua memerintahkan:  “Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun …  Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya.”  Itu adalah hal pertama yang muncul dari pembuangan itu, dari derita itu, dan dari pengadilan pada masa itu; penolakan umat Yahudi untuk kembali ke penyembahan berhala. 

Hal kedua, dari derita dan tragedi pembuangan itu telah melahirkan sinagoga; persekutuan umat Tuhan untuk mendengarkan Firman Tuhan, untuk menaikkan puji-pujian, untuk menyembah dalam penyembahan dan dalam doa—ini merupakan sebuah kebaktian sinagoga. Ini lahir dari pembuangan. Dan dari masa pembuangan sampai hari ini dan sampai Yesus datang kembali, lembaga sinagoga, mereka “berkumpul bersama,”  “sunagogus,” persekutuan umat, akan selalu ada di bumi: Mungkin bentuknya di liang; mungkin di bawah air; atau mungkin di suatu tempat yang gelap—dalam penganiayaan dan dalam penyiksaan, sebagaimana umat bawah tanah di Rusia saat ini, sebagaimana sejumlah umat bawah tanah di China saat ini.  Tetapi akan selalu ada sunagogus, sinagoga itu, “persekutuan” umat Tuhan untuk mendengarkan Firman Tuhan, dan untuk bernyanyi, dan untuk berdoa, dan untuk memuji Tuhan. Sinagoga lahir dalam pembuangan. 

Ketiga, kanon Injil lahir dalam pembuangan. Saat umat berkumpul dalam kebaktian, gulungan-gulungan yang kudus dan berharga itu, menjadi sesuatu yang sama pentingnya sebagaimana hidup itu sendiri. Dan Ezra sang ahli tulis mengumpulkan gulungan-gulungan Hukum Musa dan gulungan para nabi; dan membacanya dan menjelaskannya kepada umat itu. Dan dari pembuangan itu munculnya Injil, Firman Tuhan, kanon Kitab Suci. 

Keempat, dari derita pembuangan itu, muncullah sisa umat yang kudus dan dimurnikan, yang telah berpaling dari kekafiran, dan penyembahan berhala, mengangkat hati mereka dalam kasih yang baru kepada Allah Yahwe dan bagi umat-Nya dan kota itu. Itulah sebabnya, bagi kitab kita, saya telah membacakan Mazmur 137—dan mazmur itu memberitahu saya, dan anak-anak akan menyanyikannya.  Anda bisa merasakan denyut dari kasih yang baru bagi Allah dari tragedi pembuangan itu: 

Di tepi sungai Babel, di sanalah kita duduk sambil menangis, apabila kita mengingat Sion.

Pada pohon-pohon gandarusa di tempat itu kita menggantungkan kecapi kita.

Sebab di sanalah orang-orang yang menawan kita meminta kepada kita memperdengarkan nyanyian, dan orang-orang yang menyiksa kita meminta nyanyian sukacita:

”Nyanyikanlah bagi kami nyanyian dari Sion!”

Bagaimanakah kita menyanyikan nyanyian Tuhan di negeri asing?

Jika aku melupakan engkau, hai Yerusalem, biarlah menjadi kering tangan kananku! 

Jika aku tidak mengingat engkau, biarlah lidahku melekat pada langit-langitku; jika aku tidak jadikan Yerusalem puncak sukacitaku. 

 

            Dari pembuangan itu ada spring-ed, ada yang ditempa, dalam api pembakaran Tuhan, yaitu umat yang kudus dan dimurnikan. Dan dalam benih itu, Tuhan memberi kita Tuhan Yesus Kristus, ANaknya dan Juru Selamat kita. Dan dalam benih kudus itu, ada Yusuf, Maria, dan Yohannes, dan Petrus, dan Yakobus, dan Paulus, dan para misionaris pertama, dan para utusan, dan para evangelis Injil kasih karunia Anak Allah. Itu semua muncul dari pembuangan. 

Yang kelima dan yang terakhir, berkat besar terakhir yang muncul dari pembuangan itu adalah dalam Diaspora, dalam penyebaran umat Tuhan—nama Yahwe, dan dalam perundangan, dan perkataan Injil menjadi satu tempat bersama dimana orang-orang beradab berbicara, dan membaca, dan berkumpul bersama. Dalam Pasal 15 Kitab Kisah Para Rasul, misalnya, dalam konferensi Yerusalem pertama, Yakobus pendeta gereja itu mengatakan bahwa di seluruh dunia beradab, Musa dikhotbahkan dan orang mengetahui Firman Tuhan. Entah orang itu ada di Ethiopia, atau entah orang itu ada di Libya, atau entah orang itu ada di Mesir, atau entah orang itu ada di Asyur, atau ada di Kapadokia, atau dia ada di Achaia, atau di Macedonia, atau dia ada di Asia, dimanapun di dunia beradab orang bekerja dalam iman, dan berkumpul dan membaca, di sanalah Diaspora, penyebaran orang Yahudi, membuat nama Tuhan dikenal, dan membuat Kitab Suci ini menjadi bagian dari literatur dunia. 

Jadi saat para rasul, dan para penginjil, dan para duta pengadilan Surga mengkotbahkan Yesus di Alexandria, atau mengkhotbahkan Yesus di Syracuse, atau mengkhotbahkan Yesus di Efesus atau Antiokhia, atau mengkhotbahkan Yesus di Tesalonika atau di Athena, atau di Korintus, atau di Roma sendiri, ada umat yang siap dalam nama Tuhan, mengetahui Kitab Tuhan, siap menerima pesan anugerah Tuhan dalam Yesus Kristus. 

Oh, berapa banyak kita menganggap tragedi dan bencana sebagai akhir dari perjalanan: “Ini adalah kehancuran dari semua kehancuran.”  Saat dari tragedi itu Tuhan memiliki maksud dan rencana—yang mungkin tidak bisa kita lihat atau kita tidak bisa memasuki maksud anugerah yang heran dan kudus bagi kita dan bagi umat-Nya.  Maksudnya: Untuk hidup benar dan berpuasa, setiap jam: “Orang itu mungkin lebih baik, tetapi bunga itu lebih indah.”  Dan saat kita memasuki kitab Daniel ini, untuk melihat bagaimana nabi Tuhan berdiri dalam sebuah pengadilan kafir di depan sebuah monarki autokratik, dan menyampaikan pesan Tuhan, adalah seperti melihat malaikat di surga. 

Waktu kita telah hampir habis dan kita harus menyanyikan himne pujian kita. Dan saat kita menyanyikannya, anda sebagai keluarga, pasangan, atau satu orang, katakan: “Saya memohon Tuhan untuk mengampuni dosa-dosaku. Dan saya berlutut di hadirat Allah yang besar dan Juru Selamatku.” 

Saat kita menyanyikan pujian ini, maukah anda maju ke depan?  “Saya mohon Tuhan untuk masuk ke dalam hatiku.  Saya memohon Yesus untuk menyelamatkanku.  Saya meminta para malaikat di surga untuk menuliskan namaku di Kitab Kehidupan Anak Domba. Dan ini aku datang, secara terbuka, dan mengikrarkan janji setiaku kepada Tuhan. Inilah aku!”

Atau anda sebagai pasangan atau keluarga, mari menyanyikan bait pertama dari stanza pertama. Dimana anda duduk, putuskan sekarang bagi Tuhan.  Dan saat anda berdiri, datanglah. Lakukan! Lakukan itu sekarang, waktu kita semua berdiri dan menyanyi.