Daftar Isi

 

PENGHARGAAN UNTUK PEKERJAAN YANG TELAH DILAKUKAN DENGAN BAIK

(The Reward of a Work Well Done)

 

Oleh Dr. W. A. Criswell

Alih Bahasa Wisma Pandia, Th.M.

Editor Dr. Eddy Peter Purwanto

 

 

Bagian terakhir Sebuah Epilog

 

Bagian akhir dari bab ini, yang menutup buku ini lebih merupakan sebuah epilog daripada diskusi yang lebih lanjut. Kita telah mengikuti berbagai segi dari pelayanan pendeta, meskipun begitu banyak dalam pekerjaannya dilakukan dengan air mata, namun demikian hadiah yang penuh sukacita semakin begitu dekat dan semakin nyata, “Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya” (Mazmur 126:5-6). Pendahulu saya, Dr. George W. Truett, suatu kali pernah berkata kepada sekelompok pendeta muda : “Ketika saya masih muda, saya telah menetapkan hati saya untuk menjadi seorang pengacara. Tetapi Allah telah memanggil saya untuk menjadi seorang pengkotbah. Sekarang setelah bertahun-tahun dalam pelayanan dengan semua sakit hati dan air mata, dan sekalipun suatu waktu saya pernah ingin menjadi pengacara, tetapi jika saya memiliki seribu kehidupan untuk dihidupi, saya akan memberikan kepada mereka semua hidup saya untuk menjadi seorang pengkotbah dari Injil Tuhan Yesus Kristus.” Dia menggerakkan hati saya, ketika dia mengatakan hal itu. Sekarang, setelah bertahun-tahun bahkan lebih dari setengah abad, saya merasakan hal yang sama. Jika saya memiliki seribu kehidupan untuk dihidupi, saya berharap bahwa setiap hal darinya dapat ditetapkan dalam jalan yang sama untuk memperluas Kerajaan Kristus.

 

 

Hak Istimewa yang Diberkati Menjadi Seorang Pendeta

 

 

Harus menjadi bagian dalam diri pendeta sebuah kebiasaan yang terlihat atas hadiah dari pekerjaannya (1 Tim. 4:8). Imbalan terhadap pendeta yang setia berasal dari Allah, terhadap kebiasaan hidupnya yang penuh berkat. Hadian ini menjadi sebuah bagian di dalam kehidupannya yang nyata. Pelayan setia menemukan diri mereka seperti  sebuah hati nurani yang bersih dan sebuah perasaan yang murni terhadap persetujuan Allah atas pekerjaan mereka dan hasil yang diberkati yang berasal dari pekerjaan tersebut.

Dia mungkin berduka cita di dalam beberapa bagian pelayanannya, tetapi ia selalu memiliki hati yang penuh sukacita. Hal itu dapat terlihat dari para martir yang menyampaikan pesan terakhir mereka pada saat dieksekusi. Henry Martin berkata: saya tidak berharap terhadap suatu surga yang berada di atas bumi selain daripada mengkotbahkan Injil Yesus Kristus kepada jiwa-jiwa yang fana. Saya tidak berharap untuk pelayanan yang lain tetapi hanya pelayanan terhadap Allah yang bekerja untuk jiwa-jiwa di atas bumi dan untuk melakukan kehendaknya di dalam surga.

Dr. Doodgrige berkata, “Saya menganggap bahwa pelayanan sebagai sesuatu yang paling diinginkan di atas dunia dan menemukan sebuah kesenangan di dalamnya dan keuntungan bagi saya lebih dari pekerjaan yang paling sulit di bumi ini, yang dapat diberikan kepada saya.” Rutherford berkata, “Tidak ada hal yang keluar dari surga yang dapat membuat saya lebih dekat kepada Kristus selain daripada pelayanan.” Brown berkata, “ Sekarang setelah empat puluh tahun melayani Kristus, saya seharusnya lebih baik untuk memohon agar hari-hari yang saya kerjakan dalam seminggu sebagai sebuah kesempatan bagi saya untuk  memberitakan injil Tuhan daripada untuk menikmati keistimewaan yang saya miliki dalam menikmati kesenangan duniawi.”

Kesadaran untuk menghadirkan  Kristus,  keistimewaan untuk memperkenalkan kekayaan Allah kepada orang-orang yang bersalah dan kemurahan yang penuh kasih karunia, kesukaan dalam menyelamatkan jiwa-jiwa serta pelayanan yang membuat rasa nyaman serta menguatkan pengharapan terhadap orang-orang yang berduka, yang lemah serta yang putus asa, persekutuan yang penuh sukacita diantara orang kudus, dan semua hal yang berhubungan dengan pengalaman pelayanan serta pekerjaan terhadap Allah di atas bumi  ini merupakan hadian yang tidak dapat terkatakan.

Alkitab telah berbicara tentang perkara-perkara surgawi ini dengan sangat indah:

 

Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang tetap untuk selama-lamanya (Dan. 12:3).

Pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari di dalam kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga hendaklah ia mendengar. (Mat. 13:43).

Sekarang juga penuai telah siap menerima upahnya dan ia mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal, sehingga penabur dan penuai sama-sama bersukacita. (Yoh. 4:36).

Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya jauh lebih besar dari pada penderitaan kami (2 Kor. 4:17).

Sebab siapakah pengharapan kami atau sukacita kami atau mahkota kemegahan kami di hadapan Yesus, Tuhan kita, pada waktu kedatanganNya, kalau bukan kamu? (1 Tes. 2:19).

Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, hakim yang adil, pada hariNya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatanganNya (2 Tim. 4:8).

Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia (Yak. 1:12).

 

Semua kata-kata yang ada di dalam Alkitab ini menawarkan sebuah gambaran yang ditulis oleh John Bunyan tentang seorang pelayan yang setia dalam Perjalanan Musafir. Matanya memandang kearah Surga, kitab yang terbaik ada digenggamannya, hukum dari kebenaran tertulis diatas bibirnya, dunia ada dibalik punggungnya, dia berdiri seakan dia mengadakan pembelaan dengan manusia, sebuah mahkota emas tergantung di atas kepalanya.

 

Mahkota dari Pendeta

 

Dalam 2 Korintus 5:10, rasul Paulus berbicara tentang kita yang akan berdiri di depan BEMA, takhta pengadilan Kristus dimana kita akan menerima upah kita. Di dalam sejarah pertandingan Yunani kuno para atlet akan berdiri di depan sebuah takha dan pemenang akan menerima mahkota yang terbuat dari rangkaian daun zaitun.

Kita didorong oleh Roh Kudus untuk setia di dalam pelayanan hingga akhir hidup kita, untuk menjadi benar di dalam iman sekalipun harus dibayar dengan hidup kita. Jika kita tetap setia maka Allah akan menganugerahkan kepada kita mahkota kehidupan (Wahyu 2:10).

Ada lima mahkota yang menjadi upah bagi kita yang dijelaskan dalam Perjanjian Baru, dan semuanya sangat mungkin semuanya dapat dimiliki oleh pendeta yang memiliki prestasi yang berharga, setidaknya empat diantaranya dapat diaraih oleh setiap pendeta.

1.      Yang pertama dari semuanya adalah mahkota para martir, atau mahkota kehidupan. Hal itu disebutkan sebanyak dua kali.  Dalam Yakobus 1:12 kita membaca: “Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.”

Di dalam Wahyu 2:10 kita membaca,”Jangan takut terhadap apa yang engkau harus derita! Sesungguhnya iblis akan melemparkan beberapa orang diantaramu ke dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.”

Setiap zaman telah mengetahui bahwa setiap pelayan telah mengobarkan hidup mereka untuk iman, dan begitu juga seharusnya dengan hidup kita. Orang-orang Kristen harus bersedia untuk menjadi martir di seluruh dunia, orang-orang yang  “tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut” (Wahyu 12:11).

2.      Yang kedua adalah mahkota pemenang jiwa. Ada sebuah mahkota sukacita yang dibicarakan oleh Paulus dalam Filipi 4:1. “Karena itu saudara-saudaraku yang kukasihi dan kurindukan, sukacitaku dan mahkotaku, berdirilah juga dengan teguh di dalam Tuhan, hai saudara-saudaraku yang kekasih!” demikian juga hal yang sama terdapat dalam 1 Tesalonika 2:19-20, “Sebab siapakah pengharapan kami atau sukacita kami atau mahkota kemegahan kami di hadapan Yesus, Tuhan kita, pada waktu kedatanganNya, kalau bukan kamu? Sungguh kamulah kemuliaan kami dan sukacita kami.” Hal itu yang akan kita bawa kepada Yesus yang akan menjadi sukacita yang kekal bagi kita ketika Yesus datang bersama dengan orang-orang kepunyaanNya.

Hal ini terjadi di awal pelayanan saya, yang memberikan sebuah kesan yang mendalam bagi saya daripada hal-hal yang terjadi pada saya sekarang ini. Di dalam pengembalan saya di sebuah kota yang kecil, saat saya masih menjadi mahasiswa, saya mengemudi melalui jalan yang kasar  dan mencapai suatu tempat yang jauh untuk memimpin seorang pemuda yang berusia tujuh belas tahun kepada Tuhan (Dia hanya berusia dua tahun lebih muda dari saya). Saya membaptiskannya di sebuah sungai dan saya bersukacita atas pertobatannya tersebut.

Beberapa bulan kemudian, ketika saya naik mobil keluar dari gereja kecil saya, saya telah diberitahukan di rumah pertama yang saya kinjungi bahwa pemuda yang telah saya baptiskan tersebut sedang sekarat dan sedang menunggu saya. Dia memiliki penyakit pneumonia yang akut, di mana beberapa hari sebelumnya antibiotic yang diberikan kepadanya dapat berakibat fatal. Akhirnya saya tiba di rumahnya akan tetapi sudah terlambat. Pemuda itu mengalami koma dan tidak mungkin dibangunkan untuk memberitahukan bahwa saya sedang berada di sana. Dalam beberapa menit kemudian dokter menghampiri kami dan berkata bahwa dia telah meninggal.

Dengan kedukaan dan air mata saya bertanya kepada ibunya dan ayahnya mengapa dia begitu ingin bertemu dengan saya. Mereka menjawab, “Kami tidak tahu secara jelas. Dokter telah memberitahukan kepadanya bahwa dia tidak akan hidup lebih lama lagi. Dia tahu bahwa dia akan meninggal. Bukan berarti bahwa jika anda berdoa untuknya maka dia pasti akan hidup. Dia telah mengucapkan salam perpisahan kepada setiap orang dari kami dan dia berharap akan bertemu dengan kami di surga nanti. Tetapi dia tidak memberitahukan kami apa yang ingin dia sampaikan kepada anda.”

Seringkali melalui tahun-tahun yang saya lewati, saya memikirkan tentang pemuda itu. Apa yang ingin dia sampaikan kepada saya? Saya akhirnya berpikir mungkin hal ini yang ingin dia sampaikan, “Pendeta, saya ingin berterima kasih kepada anda karena telah mengemudi begitu jauh untuk memenangkan saya kepada Yesus. Saya akan segera berada di surga oleh karena anda.”

Sebuah hadiah yang sangat menyenangkan hati! “Saya berada di surga karena anda.” Ini merupakan mahkota memenangkan jiwa.

3.      Yang ketiga adalah mahkota kebenaran, tentang hal ini dijelaskan oleh Paulus dalam 2 Timotius 4:8: “Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, hakim yang adil, pada hariNya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatanganNya.” Terhadap orang-orang yang jahat dan yang tidak selamat, kedatangan Tuhan merupakan sebuah hal yang sangat mengerikan. Ini berarti bahwa hal itu akan menjadi sebuah penghukuman. Tetapi kepada orang-orang yang benar, orang-orang yang mengasihi Tuhan Yesus, kedatangan Kristus merupakan sebuah sukacita yang tidak dapat diungkapkan.

4.      Mahkota yang keempat adalah mahkota kemenangan, diberikan kepada orang-orang yang telah mengatasi keinginan dagingnya. Hal itu telah dijelaskan oleh rasul Paulus dalam 1 Korintus 9:24-27.

 

Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapatkan hadiah? Karena itu larilah begitu rupa sehingga kamu memperolehnya!

Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi.

Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul.

Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.

 

Paulus menyebutkan hal ini sebagai sebuah mahkota “yang tidak dapat disuap.” Bebas dari segala kompromi dan degradasi yang disebabkan oleh kedagingan kita, orang-orang yang percaya dalam Kristus dapat hidup di dalam anugerah dan kuasaNya, dan hidup yang dikuduskan. Orang-orang Kristen yang menolak kesenangan duniawi dan hiburan duniawi, yang berpaling dari nafsu kedagingan dan hasrat keduniawian, tidak akan mendapat malu pada saat kedatangan Kristus. Hal ini juga dituliskan oleh Yohanes dalam 1 Yoh 28-29:

 

Maka sekarang anak-anakku, tinggallah di dalam Kristus, supaya apabila ia menyatakan diriNya, kita beroleh keberanian percaya dan tidak usah malu terhadap Dia pada hari kedatanganNya.

Jikalau kamu tahu, bahwa Ia adalah benar,  kamu harus tahu juga, bahwa setiap orang yang berbuat kebenaran lahir dari padaNya.

 

Dia menerima mahkota kebenaran.

5.      Mahkota yang kelima adalah mahkota pendeta. Ini merupakan upah bagi orang yang secara penuh melayani Dia. Allah menempatkan pendeta yang setia terpisah dari umatNya yang lain untuk menjadi orang yang dikhususkan yang dihargai dengan luar biasa. Mahkota ini dijelaskan oleh Simon Petrus di dalam 1 Petrus 5:1-4.  Diberikan oleh Gembala yang agung pada saat penampakanNya. Oh , hari yang indah, waktu yang dinantikan dan momen untuk pendeta-pendeta yang setia! “Allah telah menyediakan sesuatu yang lebih baik bagi kita” (Ibrani 11:40).

 

Upah Bagi Pendeta

 

Kekayaan bagi upah seorang pendeta tidak pernah dapat diekspresikan dalam bentuk uang baik itu gaji yang tetap ataupun kompensasi lainnya. Di dibayar dengan koin surgawi, sebuah kompensasi kekayaan yang suci di dalam hidupnya yang sekarang dan kesucian selama-lamanya di dalam surga. Cinta dan kasih sayang dari jemaatnya memiliki nilai yang lebih berharga daripada semua emas dan perak yang ada di dunia ini.

Ini merupakan sebuah surat yang ditulis kepada saya dan tentang saya saat perayaan ke-tiga puluh lima tahun atas pengembalaan yang saya lakukan di gereja Dallas. Anggota gereja yang menulis surat ini sangat memberkati hati saya lebih dari semua penghargaan yang diberikan pada hari perayaan tersebut. Saya membicarakannya disini dan mempublikasikannya disini untuk menunjukkan betapa kayanya upah bagi seorang pendeta yang mencurahkan seluruh hidupnya kepada tiap-tiap orang dari anggota jemaatnya.

 

Ada begitu banyak pendeta yang dipanggil Allah untuk melayani di gereja seluruh dunia. Kata “Pendeta” bagaimanapun memiliki arti yang suci. Diantara asosiasi lainnya yang memiliki makna yang dalam, hal itu mengingatkan kami akan kehangatan, martabat dan kesetiaan dari pendeta kami yang terkasih yang telah melayani kami dibawah pengembalaannya terhadap kawanan domba ini selama tiga puluh lima tahun. Baik dia maupun pendahulunya Dr. Truet telah kami sebut secara sederhana sebagai “Pendeta,” dan ketika kami berbicara tentang pendeta atau berdoa untuk dia, dia tetap seorang “Pendeta.”

Apa yang membuat pendeta dari gereja First Baptist unik? Hal itu merupakan sebuah pertanyaan yang sulit untuk dijawab untuk seorang pendeta yang telah memiliki banyak segi dalam kepribadiannya. Dia merupakan seorang yang berpengalaman, orang yang berpengetahuan banyak, warga negara dunia. Dia selalu berkhotbah dengan rasa nyaman baik dihadapan pertemuan besar di segala tempat di dunia ini atau terhadap sedikit orang di sebuah halaman dibawah semak yang menjalar; antusiasmenya dan semnagatnya terhadap Allah tidak dikurangi oleh sebuah keadaan atau yang lainnya.

Alkitab memberitahukan kita bahwa Kristus mengasihi jemaat dan memberikan nyawaNya untuknya. Kristus benar-benar mengasihi jemaat ini dan menjaga mimbar dengan tekun.

Apa yang membuat pelayanan pendeta begitu signifikan di dalam kehidupan kami sebagai anggota jemaat?

Pertama, dia merupakan Pendeta kami yang sederhana, yang ditetapkan oleh Allah untuk mengembalakan kawanan domba ini, dan sebagai seorang gembala dia telah menyentuh kehidupan kami secara terus menerus.

Jika anda datang ke gereja ini dan mengakui Kristus sebagai Juruselamat anda, dia akan menyambut anda ke dalam kerajaan dan  ke dalam gereja dengan sukacita yang besar, dan dia akan membaptis anda dengan takzim.

Hanya di surga tercatat nama orang-orang yang telah dia khotbahi, untuk saat dia berdoa dan dengan kesaksian pribadi dia membimbing untuk sebuah keselamatan dan pengenalan akan Yesus Kristus.

Jika anda telah memeliki keanggotaan yang lama di sini, dia akan mengeanal orang tua anda, anak-anak anda, dan mungkin bahkan cucu-cucu anda serta anggota keluarga anda yang lainnya.

Dia berbagi kesuksesan kita, kejayaan kita, mimpi-mimpi kita, hati kita yang terluka, dan hidup kita yang hancur.

Jika anda memiliki penyakit yang serius, dia akan mengunjungi anda di rumah sakit lebih dari pada apa yang anda harapkan.

Dia menyelengarakan upacara pernikahan anda.

Dia akan bersukacita dengan anda ketika anak anda lahir, dan sebagaimana mereka bertumbuh, maka lagi dan lagi, dengan semua kelembutannya pendeta akan menunjukkan cara untuk keselamatannya; dan sebagai orang tua bagaimana seseorang dapat melupakan kebaikan dari pendeta yang mengunjungi tiap-tiap anak dapat pendekatannya terhadap mereka terutama pada saat mereka akan dibaptis.

Pendeta akan membagi tawanya dan bermain bersama dengan kita serta anak-anak kita.

Jika anda sedang menemukan bahwa diri anda sedang dalam kesulitan besar, dia akan menyempatkan dirinya untuk berkonsultasi dan menolong anda; dimana seluruh hidupnya diberikan untuk seluruh hidup jemaatnya, dan mengikuti contoh yang diberikan oleh Juruselamat kita, dia tersentuh oleh kelemahan kita.

Jika kematian telah mengetuk pintu rumah anda, dia akan menangis bersama anda sebagaimana dia akan menguburkan kerabat anda yang meninggal.

Siapapun anda dia telah membuat sebuah perbedaan dalam hidup anda; dan siapapun anda dia telah berdoa untuk anda.

Kami memiliki sebuah keistimewaan untuk menjadi anggota paduan suara yang melayani di gereja ini; untuk kasih dari pendeta dan dukungan yang dia berikan kepada paduan suara ini serta kepemimpinannya dalam sebuah cara yang luar biasa.

Saya suka untuk mendengar dia berkotbah. Dia memiliki sebuah contoh dalam persiapannya baik secara intelektual maupun secara rohani. Tetapi ketika dia berkotbah, lebih dari apa yang telah dia siapkan sebelumnya ketika dia menyiapkan dirinya untuk berkotbah, terlihat bahwa Roh Kudus telah mempersiapkan dia untuk menyampaikan pesan Allah. Tetapi Allah telah memiliki sebuah kesarjanaan dan pesan yang tiada henti. Sebagai seorang pendengar saya tidak pernah berhenti dari rasa takjub atas pengetahuannya terhadap sejarah, geographi, literature, ilmu pengetahuan, politik dan seni….semangatnya dalam memberitakan Injil Kristus, variasi dari pesannya, antusiasmenya, keasliannya dan kesetiannya terhadap Alkitab merupakan sebuah berkat yang konstan.

Dorongannya terhadap kelompok paduan suara merupakan sesuatu yang tidak ada bandingnya. Tetapi itu merupakan sebuah dorongan yang jujur. Kami sangat sensitive terhadap responnya terhadap musik kami, dan jika kami tidak melakukannya dengan baik, dia akan mengkomunikasikan hal itu kepada kami. Apapun yang kami lakukan, dia selalu berusaha menjaga kami untuk meraih yang lebih baik bagi Allah.

Contoh yang dia berikan dalam persiapan merupakan sesuatu yang membuat kami tidak bisa membuat secara sepintas lalu atau lancAng dalam sebuah persiapan bernyanyi. Kami harus bersiap-siap secara vocal, intelektual dan spiritual….

Tidak ada sesuatu hal yang negatif di dalam atau dibalik pribadi pendeta kami. Nadanya selalu bernilai positif. Dia selalu memimpin kami untuk melangkah ke depan, keluar dan keatas.  Seorang penulis untuk sebuah Koran di Dallas pernah berkomentar bahwa satu hal yang [paling dia sukai dari pendeta gereja First Baptist adalah dia tidak berkomat-kamit ketika sedang berbicara. Jika dia memiliki sesuatu untuk disampaikan, dia menyampaikannya dengan terang dan jelas.

Pendeta, kami berterima kasih atas khotbah anda, untuk kemuliaan polesan yang disampaikan, untuk kekuatannya dan kuasanya, untuk kebenaran kata-katanya untuk menyelamatkan jiwa kami dan mengubah hidup kami, sebagimana kami berusaha untuk mendisplinkan diri kami sendiri.

Terima kasih untuk semua hal yang telah anda lakukan untuk anak-anak kami, dan untuk keluarga kami.

Terima kasih karena menyukai musik yang bagus.

Terima kasih karena anda menyukai musik kami, dan dorongan yang diberikan kepada kami untuk bernyanyi dengan nada yang lebih manis, dengan nuansa yang bersifat surgawi.

Terima kasih atas kekayaan kepemimpinan anda terhadap musik selama tahun-tahun ini.

Terima kasih untuk doa-doa anda terhadap kami.

Terima kasih karena telah menjadi Pendeta yang sangat kami kasihi.

 

 

Saya tidak sebanding dengan pujian yang diberikan ini, tetapi jika seorang anggota jemaat  dari Tuhan kita menulis kata-kata itu terhadap saya maka hal itu akan membuat kerja keras dan usaha dari pekerjaan itu memiliki nilai yang berharga ribuan kali lipat.

Demikian juga Paulus menutup hidup dan pekayanannya dengan kata-kata yang kudus dari 2 Timotius 4:6-8, melihat kedepan kearah mahkota kebenaran.

 

Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat.

Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.

Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil pada hariNya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatanganNya.

 

Dan demikian juga dengan penulis Ibrani yang mendorong kita untuk setia di dalam iman di dalam rancangan yang telah dibuat Allah di hadapan kita:

 

Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita meninggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.

Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah (Ibrani 12:1-2).

Maka Allah damai sejahtra, yang oleh darah perjanjian yang kekal telah membawa kembali dari antara orang mati Gembala agung segala domba, yaitu Yesus, Tuhan kita,

Kiranya memperlengkapi kamu dengan segala yang baik untuk melakukan kehendakNya dan mengerjakan di dalam kita apa yang berkenan kepadaNya, oleh Yesus Kristus. Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! Amin (Ibrani 13:20-21).

 

 

PENGHARGAAN BAGI PEKERJAAN YANG TELAH DILAKUKAN DENGAN BAIK

(The Reward of a Work Well Done)

 

Oleh Dr. W. A. Criswell

Alih Bahasa Wisma Pandia, Th.M.

Editor Dr. Eddy Peter Purwanto

 

 

Bagian terakhir Sebuah Epilog

 

Bagian akhir dari bab ini, yang menutup buku ini lebih merupakan sebuah epilog daripada diskusi yang lebih lanjut. Kita telah mengikuti berbagai segi dari pelayanan pendeta, meskipun begitu banyak dalam pekerjaannya dilakukan dengan air mata, namun demikian hadiah yang penuh sukacita semakin begitu dekat dan semakin nyata, “Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya” (Mazmur 126:5-6). Pendahulu saya, Dr. George W. Truett, suatu kali pernah berkata kepada sekelompok pendeta muda : “Ketika saya masih muda, saya telah menetapkan hati saya untuk menjadi seorang pengacara. Tetapi Allah telah memanggil saya untuk menjadi seorang pengkotbah. Sekarang setelah bertahun-tahun dalam pelayanan dengan semua sakit hati dan air mata, dan sekalipun suatu waktu saya pernah ingin menjadi pengacara, tetapi jika saya memiliki seribu kehidupan untuk dihidupi, saya akan memberikan kepada mereka semua hidup saya untuk menjadi seorang pengkotbah dari Injil Tuhan Yesus Kristus.” Dia menggerakkan hati saya, ketika dia mengatakan hal itu. Sekarang, setelah bertahun-tahun bahkan lebih dari setengah abad, saya merasakan hal yang sama. Jika saya memiliki seribu kehidupan untuk dihidupi, saya berharap bahwa setiap hal darinya dapat ditetapkan dalam jalan yang sama untuk memperluas Kerajaan Kristus.

 

 

Hak Istimewa yang Diberkati Menjadi Seorang Pendeta

 

 

Harus menjadi bagian dalam diri pendeta sebuah kebiasaan yang terlihat atas hadiah dari pekerjaannya (1 Tim. 4:8). Imbalan terhadap pendeta yang setia berasal dari Allah, terhadap kebiasaan hidupnya yang penuh berkat. Hadian ini menjadi sebuah bagian di dalam kehidupannya yang nyata. Pelayan setia menemukan diri mereka seperti  sebuah hati nurani yang bersih dan sebuah perasaan yang murni terhadap persetujuan Allah atas pekerjaan mereka dan hasil yang diberkati yang berasal dari pekerjaan tersebut.

Dia mungkin berduka cita di dalam beberapa bagian pelayanannya, tetapi ia selalu memiliki hati yang penuh sukacita. Hal itu dapat terlihat dari para martir yang menyampaikan pesan terakhir mereka pada saat dieksekusi. Henry Martin berkata: saya tidak berharap terhadap suatu surga yang berada di atas bumi selain daripada mengkotbahkan Injil Yesus Kristus kepada jiwa-jiwa yang fana. Saya tidak berharap untuk pelayanan yang lain tetapi hanya pelayanan terhadap Allah yang bekerja untuk jiwa-jiwa di atas bumi dan untuk melakukan kehendaknya di dalam surga.

Dr. Doodgrige berkata, “Saya menganggap bahwa pelayanan sebagai sesuatu yang paling diinginkan di atas dunia dan menemukan sebuah kesenangan di dalamnya dan keuntungan bagi saya lebih dari pekerjaan yang paling sulit di bumi ini, yang dapat diberikan kepada saya.” Rutherford berkata, “Tidak ada hal yang keluar dari surga yang dapat membuat saya lebih dekat kepada Kristus selain daripada pelayanan.” Brown berkata, “ Sekarang setelah empat puluh tahun melayani Kristus, saya seharusnya lebih baik untuk memohon agar hari-hari yang saya kerjakan dalam seminggu sebagai sebuah kesempatan bagi saya untuk  memberitakan injil Tuhan daripada untuk menikmati keistimewaan yang saya miliki dalam menikmati kesenangan duniawi.”

Kesadaran untuk menghadirkan  Kristus,  keistimewaan untuk memperkenalkan kekayaan Allah kepada orang-orang yang bersalah dan kemurahan yang penuh kasih karunia, kesukaan dalam menyelamatkan jiwa-jiwa serta pelayanan yang membuat rasa nyaman serta menguatkan pengharapan terhadap orang-orang yang berduka, yang lemah serta yang putus asa, persekutuan yang penuh sukacita diantara orang kudus, dan semua hal yang berhubungan dengan pengalaman pelayanan serta pekerjaan terhadap Allah di atas bumi  ini merupakan hadian yang tidak dapat terkatakan.

Alkitab telah berbicara tentang perkara-perkara surgawi ini dengan sangat indah:

 

Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang tetap untuk selama-lamanya (Dan. 12:3).

Pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari di dalam kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga hendaklah ia mendengar. (Mat. 13:43).

Sekarang juga penuai telah siap menerima upahnya dan ia mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal, sehingga penabur dan penuai sama-sama bersukacita. (Yoh. 4:36).

Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya jauh lebih besar dari pada penderitaan kami (2 Kor. 4:17).

Sebab siapakah pengharapan kami atau sukacita kami atau mahkota kemegahan kami di hadapan Yesus, Tuhan kita, pada waktu kedatanganNya, kalau bukan kamu? (1 Tes. 2:19).

Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, hakim yang adil, pada hariNya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatanganNya (2 Tim. 4:8).

Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia (Yak. 1:12).

 

Semua kata-kata yang ada di dalam Alkitab ini menawarkan sebuah gambaran yang ditulis oleh John Bunyan tentang seorang pelayan yang setia dalam Perjalanan Musafir. Matanya memandang kearah Surga, kitab yang terbaik ada digenggamannya, hukum dari kebenaran tertulis diatas bibirnya, dunia ada dibalik punggungnya, dia berdiri seakan dia mengadakan pembelaan dengan manusia, sebuah mahkota emas tergantung di atas kepalanya.

 

Mahkota dari Pendeta

 

Dalam 2 Korintus 5:10, rasul Paulus berbicara tentang kita yang akan berdiri di depan BEMA, takhta pengadilan Kristus dimana kita akan menerima upah kita. Di dalam sejarah pertandingan Yunani kuno para atlet akan berdiri di depan sebuah takha dan pemenang akan menerima mahkota yang terbuat dari rangkaian daun zaitun.

Kita didorong oleh Roh Kudus untuk setia di dalam pelayanan hingga akhir hidup kita, untuk menjadi benar di dalam iman sekalipun harus dibayar dengan hidup kita. Jika kita tetap setia maka Allah akan menganugerahkan kepada kita mahkota kehidupan (Wahyu 2:10).

Ada lima mahkota yang menjadi upah bagi kita yang dijelaskan dalam Perjanjian Baru, dan semuanya sangat mungkin semuanya dapat dimiliki oleh pendeta yang memiliki prestasi yang berharga, setidaknya empat diantaranya dapat diaraih oleh setiap pendeta.

1.      Yang pertama dari semuanya adalah mahkota para martir, atau mahkota kehidupan. Hal itu disebutkan sebanyak dua kali.  Dalam Yakobus 1:12 kita membaca: “Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.”

Di dalam Wahyu 2:10 kita membaca,”Jangan takut terhadap apa yang engkau harus derita! Sesungguhnya iblis akan melemparkan beberapa orang diantaramu ke dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.”

Setiap zaman telah mengetahui bahwa setiap pelayan telah mengobarkan hidup mereka untuk iman, dan begitu juga seharusnya dengan hidup kita. Orang-orang Kristen harus bersedia untuk menjadi martir di seluruh dunia, orang-orang yang  “tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut” (Wahyu 12:11).

2.      Yang kedua adalah mahkota pemenang jiwa. Ada sebuah mahkota sukacita yang dibicarakan oleh Paulus dalam Filipi 4:1. “Karena itu saudara-saudaraku yang kukasihi dan kurindukan, sukacitaku dan mahkotaku, berdirilah juga dengan teguh di dalam Tuhan, hai saudara-saudaraku yang kekasih!” demikian juga hal yang sama terdapat dalam 1 Tesalonika 2:19-20, “Sebab siapakah pengharapan kami atau sukacita kami atau mahkota kemegahan kami di hadapan Yesus, Tuhan kita, pada waktu kedatanganNya, kalau bukan kamu? Sungguh kamulah kemuliaan kami dan sukacita kami.” Hal itu yang akan kita bawa kepada Yesus yang akan menjadi sukacita yang kekal bagi kita ketika Yesus datang bersama dengan orang-orang kepunyaanNya.

Hal ini terjadi di awal pelayanan saya, yang memberikan sebuah kesan yang mendalam bagi saya daripada hal-hal yang terjadi pada saya sekarang ini. Di dalam pengembalan saya di sebuah kota yang kecil, saat saya masih menjadi mahasiswa, saya mengemudi melalui jalan yang kasar  dan mencapai suatu tempat yang jauh untuk memimpin seorang pemuda yang berusia tujuh belas tahun kepada Tuhan (Dia hanya berusia dua tahun lebih muda dari saya). Saya membaptiskannya di sebuah sungai dan saya bersukacita atas pertobatannya tersebut.

Beberapa bulan kemudian, ketika saya naik mobil keluar dari gereja kecil saya, saya telah diberitahukan di rumah pertama yang saya kinjungi bahwa pemuda yang telah saya baptiskan tersebut sedang sekarat dan sedang menunggu saya. Dia memiliki penyakit pneumonia yang akut, di mana beberapa hari sebelumnya antibiotic yang diberikan kepadanya dapat berakibat fatal. Akhirnya saya tiba di rumahnya akan tetapi sudah terlambat. Pemuda itu mengalami koma dan tidak mungkin dibangunkan untuk memberitahukan bahwa saya sedang berada di sana. Dalam beberapa menit kemudian dokter menghampiri kami dan berkata bahwa dia telah meninggal.

Dengan kedukaan dan air mata saya bertanya kepada ibunya dan ayahnya mengapa dia begitu ingin bertemu dengan saya. Mereka menjawab, “Kami tidak tahu secara jelas. Dokter telah memberitahukan kepadanya bahwa dia tidak akan hidup lebih lama lagi. Dia tahu bahwa dia akan meninggal. Bukan berarti bahwa jika anda berdoa untuknya maka dia pasti akan hidup. Dia telah mengucapkan salam perpisahan kepada setiap orang dari kami dan dia berharap akan bertemu dengan kami di surga nanti. Tetapi dia tidak memberitahukan kami apa yang ingin dia sampaikan kepada anda.”

Seringkali melalui tahun-tahun yang saya lewati, saya memikirkan tentang pemuda itu. Apa yang ingin dia sampaikan kepada saya? Saya akhirnya berpikir mungkin hal ini yang ingin dia sampaikan, “Pendeta, saya ingin berterima kasih kepada anda karena telah mengemudi begitu jauh untuk memenangkan saya kepada Yesus. Saya akan segera berada di surga oleh karena anda.”

Sebuah hadiah yang sangat menyenangkan hati! “Saya berada di surga karena anda.” Ini merupakan mahkota memenangkan jiwa.

3.      Yang ketiga adalah mahkota kebenaran, tentang hal ini dijelaskan oleh Paulus dalam 2 Timotius 4:8: “Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, hakim yang adil, pada hariNya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatanganNya.” Terhadap orang-orang yang jahat dan yang tidak selamat, kedatangan Tuhan merupakan sebuah hal yang sangat mengerikan. Ini berarti bahwa hal itu akan menjadi sebuah penghukuman. Tetapi kepada orang-orang yang benar, orang-orang yang mengasihi Tuhan Yesus, kedatangan Kristus merupakan sebuah sukacita yang tidak dapat diungkapkan.

4.      Mahkota yang keempat adalah mahkota kemenangan, diberikan kepada orang-orang yang telah mengatasi keinginan dagingnya. Hal itu telah dijelaskan oleh rasul Paulus dalam 1 Korintus 9:24-27.

 

Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapatkan hadiah? Karena itu larilah begitu rupa sehingga kamu memperolehnya!

Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi.

Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul.

Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.

 

Paulus menyebutkan hal ini sebagai sebuah mahkota “yang tidak dapat disuap.” Bebas dari segala kompromi dan degradasi yang disebabkan oleh kedagingan kita, orang-orang yang percaya dalam Kristus dapat hidup di dalam anugerah dan kuasaNya, dan hidup yang dikuduskan. Orang-orang Kristen yang menolak kesenangan duniawi dan hiburan duniawi, yang berpaling dari nafsu kedagingan dan hasrat keduniawian, tidak akan mendapat malu pada saat kedatangan Kristus. Hal ini juga dituliskan oleh Yohanes dalam 1 Yoh 28-29:

 

Maka sekarang anak-anakku, tinggallah di dalam Kristus, supaya apabila ia menyatakan diriNya, kita beroleh keberanian percaya dan tidak usah malu terhadap Dia pada hari kedatanganNya.

Jikalau kamu tahu, bahwa Ia adalah benar,  kamu harus tahu juga, bahwa setiap orang yang berbuat kebenaran lahir dari padaNya.

 

Dia menerima mahkota kebenaran.

5.      Mahkota yang kelima adalah mahkota pendeta. Ini merupakan upah bagi orang yang secara penuh melayani Dia. Allah menempatkan pendeta yang setia terpisah dari umatNya yang lain untuk menjadi orang yang dikhususkan yang dihargai dengan luar biasa. Mahkota ini dijelaskan oleh Simon Petrus di dalam 1 Petrus 5:1-4.  Diberikan oleh Gembala yang agung pada saat penampakanNya. Oh , hari yang indah, waktu yang dinantikan dan momen untuk pendeta-pendeta yang setia! “Allah telah menyediakan sesuatu yang lebih baik bagi kita” (Ibrani 11:40).

 

Upah Bagi Pendeta

 

Kekayaan bagi upah seorang pendeta tidak pernah dapat diekspresikan dalam bentuk uang baik itu gaji yang tetap ataupun kompensasi lainnya. Di dibayar dengan koin surgawi, sebuah kompensasi kekayaan yang suci di dalam hidupnya yang sekarang dan kesucian selama-lamanya di dalam surga. Cinta dan kasih sayang dari jemaatnya memiliki nilai yang lebih berharga daripada semua emas dan perak yang ada di dunia ini.

Ini merupakan sebuah surat yang ditulis kepada saya dan tentang saya saat perayaan ke-tiga puluh lima tahun atas pengembalaan yang saya lakukan di gereja Dallas. Anggota gereja yang menulis surat ini sangat memberkati hati saya lebih dari semua penghargaan yang diberikan pada hari perayaan tersebut. Saya membicarakannya disini dan mempublikasikannya disini untuk menunjukkan betapa kayanya upah bagi seorang pendeta yang mencurahkan seluruh hidupnya kepada tiap-tiap orang dari anggota jemaatnya.

 

Ada begitu banyak pendeta yang dipanggil Allah untuk melayani di gereja seluruh dunia. Kata “Pendeta” bagaimanapun memiliki arti yang suci. Diantara asosiasi lainnya yang memiliki makna yang dalam, hal itu mengingatkan kami akan kehangatan, martabat dan kesetiaan dari pendeta kami yang terkasih yang telah melayani kami dibawah pengembalaannya terhadap kawanan domba ini selama tiga puluh lima tahun. Baik dia maupun pendahulunya Dr. Truet telah kami sebut secara sederhana sebagai “Pendeta,” dan ketika kami berbicara tentang pendeta atau berdoa untuk dia, dia tetap seorang “Pendeta.”

Apa yang membuat pendeta dari gereja First Baptist unik? Hal itu merupakan sebuah pertanyaan yang sulit untuk dijawab untuk seorang pendeta yang telah memiliki banyak segi dalam kepribadiannya. Dia merupakan seorang yang berpengalaman, orang yang berpengetahuan banyak, warga negara dunia. Dia selalu berkhotbah dengan rasa nyaman baik dihadapan pertemuan besar di segala tempat di dunia ini atau terhadap sedikit orang di sebuah halaman dibawah semak yang menjalar; antusiasmenya dan semnagatnya terhadap Allah tidak dikurangi oleh sebuah keadaan atau yang lainnya.

Alkitab memberitahukan kita bahwa Kristus mengasihi jemaat dan memberikan nyawaNya untuknya. Kristus benar-benar mengasihi jemaat ini dan menjaga mimbar dengan tekun.

Apa yang membuat pelayanan pendeta begitu signifikan di dalam kehidupan kami sebagai anggota jemaat?

Pertama, dia merupakan Pendeta kami yang sederhana, yang ditetapkan oleh Allah untuk mengembalakan kawanan domba ini, dan sebagai seorang gembala dia telah menyentuh kehidupan kami secara terus menerus.

Jika anda datang ke gereja ini dan mengakui Kristus sebagai Juruselamat anda, dia akan menyambut anda ke dalam kerajaan dan  ke dalam gereja dengan sukacita yang besar, dan dia akan membaptis anda dengan takzim.

Hanya di surga tercatat nama orang-orang yang telah dia khotbahi, untuk saat dia berdoa dan dengan kesaksian pribadi dia membimbing untuk sebuah keselamatan dan pengenalan akan Yesus Kristus.

Jika anda telah memeliki keanggotaan yang lama di sini, dia akan mengeanal orang tua anda, anak-anak anda, dan mungkin bahkan cucu-cucu anda serta anggota keluarga anda yang lainnya.

Dia berbagi kesuksesan kita, kejayaan kita, mimpi-mimpi kita, hati kita yang terluka, dan hidup kita yang hancur.

Jika anda memiliki penyakit yang serius, dia akan mengunjungi anda di rumah sakit lebih dari pada apa yang anda harapkan.

Dia menyelengarakan upacara pernikahan anda.

Dia akan bersukacita dengan anda ketika anak anda lahir, dan sebagaimana mereka bertumbuh, maka lagi dan lagi, dengan semua kelembutannya pendeta akan menunjukkan cara untuk keselamatannya; dan sebagai orang tua bagaimana seseorang dapat melupakan kebaikan dari pendeta yang mengunjungi tiap-tiap anak dapat pendekatannya terhadap mereka terutama pada saat mereka akan dibaptis.

Pendeta akan membagi tawanya dan bermain bersama dengan kita serta anak-anak kita.

Jika anda sedang menemukan bahwa diri anda sedang dalam kesulitan besar, dia akan menyempatkan dirinya untuk berkonsultasi dan menolong anda; dimana seluruh hidupnya diberikan untuk seluruh hidup jemaatnya, dan mengikuti contoh yang diberikan oleh Juruselamat kita, dia tersentuh oleh kelemahan kita.

Jika kematian telah mengetuk pintu rumah anda, dia akan menangis bersama anda sebagaimana dia akan menguburkan kerabat anda yang meninggal.

Siapapun anda dia telah membuat sebuah perbedaan dalam hidup anda; dan siapapun anda dia telah berdoa untuk anda.

Kami memiliki sebuah keistimewaan untuk menjadi anggota paduan suara yang melayani di gereja ini; untuk kasih dari pendeta dan dukungan yang dia berikan kepada paduan suara ini serta kepemimpinannya dalam sebuah cara yang luar biasa.

Saya suka untuk mendengar dia berkotbah. Dia memiliki sebuah contoh dalam persiapannya baik secara intelektual maupun secara rohani. Tetapi ketika dia berkotbah, lebih dari apa yang telah dia siapkan sebelumnya ketika dia menyiapkan dirinya untuk berkotbah, terlihat bahwa Roh Kudus telah mempersiapkan dia untuk menyampaikan pesan Allah. Tetapi Allah telah memiliki sebuah kesarjanaan dan pesan yang tiada henti. Sebagai seorang pendengar saya tidak pernah berhenti dari rasa takjub atas pengetahuannya terhadap sejarah, geographi, literature, ilmu pengetahuan, politik dan seni….semangatnya dalam memberitakan Injil Kristus, variasi dari pesannya, antusiasmenya, keasliannya dan kesetiannya terhadap Alkitab merupakan sebuah berkat yang konstan.

Dorongannya terhadap kelompok paduan suara merupakan sesuatu yang tidak ada bandingnya. Tetapi itu merupakan sebuah dorongan yang jujur. Kami sangat sensitive terhadap responnya terhadap musik kami, dan jika kami tidak melakukannya dengan baik, dia akan mengkomunikasikan hal itu kepada kami. Apapun yang kami lakukan, dia selalu berusaha menjaga kami untuk meraih yang lebih baik bagi Allah.

Contoh yang dia berikan dalam persiapan merupakan sesuatu yang membuat kami tidak bisa membuat secara sepintas lalu atau lancAng dalam sebuah persiapan bernyanyi. Kami harus bersiap-siap secara vocal, intelektual dan spiritual….

Tidak ada sesuatu hal yang negatif di dalam atau dibalik pribadi pendeta kami. Nadanya selalu bernilai positif. Dia selalu memimpin kami untuk melangkah ke depan, keluar dan keatas.  Seorang penulis untuk sebuah Koran di Dallas pernah berkomentar bahwa satu hal yang [paling dia sukai dari pendeta gereja First Baptist adalah dia tidak berkomat-kamit ketika sedang berbicara. Jika dia memiliki sesuatu untuk disampaikan, dia menyampaikannya dengan terang dan jelas.

Pendeta, kami berterima kasih atas khotbah anda, untuk kemuliaan polesan yang disampaikan, untuk kekuatannya dan kuasanya, untuk kebenaran kata-katanya untuk menyelamatkan jiwa kami dan mengubah hidup kami, sebagimana kami berusaha untuk mendisplinkan diri kami sendiri.

Terima kasih untuk semua hal yang telah anda lakukan untuk anak-anak kami, dan untuk keluarga kami.

Terima kasih karena menyukai musik yang bagus.

Terima kasih karena anda menyukai musik kami, dan dorongan yang diberikan kepada kami untuk bernyanyi dengan nada yang lebih manis, dengan nuansa yang bersifat surgawi.

Terima kasih atas kekayaan kepemimpinan anda terhadap musik selama tahun-tahun ini.

Terima kasih untuk doa-doa anda terhadap kami.

Terima kasih karena telah menjadi Pendeta yang sangat kami kasihi.

 

 

Saya tidak sebanding dengan pujian yang diberikan ini, tetapi jika seorang anggota jemaat  dari Tuhan kita menulis kata-kata itu terhadap saya maka hal itu akan membuat kerja keras dan usaha dari pekerjaan itu memiliki nilai yang berharga ribuan kali lipat.

Demikian juga Paulus menutup hidup dan pekayanannya dengan kata-kata yang kudus dari 2 Timotius 4:6-8, melihat kedepan kearah mahkota kebenaran.

 

Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat.

Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.

Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil pada hariNya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatanganNya.

 

Dan demikian juga dengan penulis Ibrani yang mendorong kita untuk setia di dalam iman di dalam rancangan yang telah dibuat Allah di hadapan kita:

 

Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita meninggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.

Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah (Ibrani 12:1-2).

Maka Allah damai sejahtra, yang oleh darah perjanjian yang kekal telah membawa kembali dari antara orang mati Gembala agung segala domba, yaitu Yesus, Tuhan kita,

Kiranya memperlengkapi kamu dengan segala yang baik untuk melakukan kehendakNya dan mengerjakan di dalam kita apa yang berkenan kepadaNya, oleh Yesus Kristus. Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! Amin (Ibrani 13:20-21).