Daftar Isi

PENDETA DALAM KEHIDUPAN PRIBADINYA

(The Pastor in His Personal Life)

 

Oleh Dr. W. A. Criswell

Alih Bahasa Wisma Pandia, Th.M.

Editor Dr. Eddy Peter Purwanto

 

Kuasa dari Contoh Kehidupan Pribadi

 

Kotbah yang terbesar, yang termulia, dan yang terbaik dari yang pernah disampaikan oleh seorang pendeta adalah melalui contoh hidupnya sendiri. Ralp Waldo Emerson berkata, “Apa yang kamu sampaikan begitu nyaring, saya tidak dapat mendengar apa yang kamu katakan.” Tidak ada seorangpun yang dapat berkotbah lebih tinggi dari suara tangisan terhadap contoh hidupnya sendiri. Untuk menjadi penuh kuasa dan bergerak dengan efektif, dia harus mengejahwantahkan di dalam daging dan tubuhnya sendiri prinsip rohani yang dia anjurkan. Jemaat dapat melihat sebuah kotbah jauh lebih mudah daripada apa yang mereka dengar. Injil yang didasarkan kepada diri anda adalah injil yang akan mereka ikuti, bukan terhadap kotbah yang mereka dengar atau yang ditulis dalam sebuah buku.  Sebuah contoh jauh lebih bernilai daripada kata-kata yang disampaikan dengan baik dan atau dengan sebuah bujukan. Biarlah seorang pendeta nenjadi manusia Allah yang benar dan seluruh dunia dapat digerakkan oleh hidupnya yang luhur bahkan musuhnya sekalipun.

Kitab suci menekankan bahwa seorang pendeta dipimpin oleh kehidupan pribadinya dan menjadi contoh yang berharga bagi jemaatnya. Hal itu bukan berarti “Lakukan apa yang saya katakan” tetapi jauh lebih baik untuk menyampaikan “Perbuatlah seperti yang saya lakukan.” Paulus  tidak pernah berhenti menyerukan hal itu, tanpa sebuah keegoisan, untuk medorong orang-orang yang percaya agar mengikuti dia dalam contoh hidupnya. Dia menulis kepada jemaat Korintus, “jadilah pengikutku sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus” (1 Korintus 11:1). Dia menulis kepada jemaat yang ada di Filipi: “Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu” (Filipi 4:9). Dia juga kepada jemaat Tesalonika, “Kamu adalah saksi demikian juga Allah, betapa saleh, adil dan tak bercacatnya kami berlaku di antara kamu, yang percaya” (1 Tes. 2:10). Dia mendesak Timotius yang merupakan anaknya dalam pelayanan dengan kata-kata ini, “Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu, dan dalam kesucianmu” (1 Tim. 4:12).

Pendeta adalah seorang pendeta dan bukan hanya ketika berada di atas mimbar tetapi akan lebih berkuasa, lebih dinamis, lebih efektif juga didalam kehidupannya sehari-hari yang terlihat di depan mata jemaatnya.

Philips Brook berkata, “Yang paling utama dari semua kuasa elemen yang membuat sukses, adalah saya harus meletakkan kepentingan karakter dari pribadi yang benar, dan secara murni menekankan diri mereka atas manusia yang bersaksi terhadap mereka.” Quintilian berkata bahwa pembicara yang baik haruslah menjadi orang yang baik. Santo Fransiskus dari Asisi membuat poin yang sama ketika dia berkata, “Tidak ada gunanya pergi kesetiap tempat untuk berkotbah kecuali kita berkotbah disaat kita sedang pergi.”

 

 

 

Pesan yang Disandarkan Kepada Sebuah Kehidupan

 

Apa yang dimohon dengan sangat oleh seorang pendeta di atas mimbar, harus membuat dia menjadi orang pertama yang mendemostrasikannya di dalam kehidupan pribadinya. Jika dia berkotbah tentang doa maka dia harus berdoa terlebih dahulu, jika  dia berkotbah tentang kasih, dia terlebih dahulu harus mengasihi, jika dia berkotbah tentang memenangkan jiwa dia harus menjadi pemenang jiwa terlebih dahulu. Apapun subjeknya dia harus menjadi orang pertama yang memimpin jemaatnya untuk melihat dan mengikuti dia dalam contoh hidupnya.

Pada suatu masa ketika pengkotbah besar, Dr. George Truett mengembalakan gereja di Dallas ini ada seorang diaken yang sangat setia bernama H.Z. Duke. Dia merupakan orang sangat setia dalam memberikan persepuluhan dan percaya dalam pelayananan penatalayanan  Allah, oleh sebab itu dia sangat rajin untuk mengunjungi tiap-tiap gereja dan mendorong jemaat-jemaat untuk jujur dan percaya kepada Allah dalam persepuluhan sehingga berkat Allah akan turun atas mereka. Mengingat kepopuleran dari pengusaha yang sukses ini, saya sangat tergerak oleh kisah ini, dimana dia telah menggerakkan seorang pengkotbah untuk memimpin jemaatnya dalam sebuah komitmen kepada Kristus dalam hal persepuluhan dan memastikan bahwa hasil pemberian mereka itu akan datang kembali ke tangan mereka. Ini merupakan kisah yang disampaikan sendiri oleh pengkhotbah itu, seorang misionaris lokal yang bernama Brother Kuykendal.

 

Beberapa tahun yang lalu ketika saya menjadi misionaris lokal di wilayah ini, seorang pengusaha Baptis yang terkenal, H.Z. Duke, yang mendirikan the Duke and Ayers Nikel Store yang tersebar dengan luas dimana-mana, datang ke wilayah ini dan berbicara tentang persepuluhan. Berbicara sebagai orang Kristen awam dia mendorong pria dan wanita untuk menguji Allah dan melihat apakah Dia akan tidak akan menepati janjiNya untuk memberkati mereka dalam hal-hal materi ketika mereka memberikan persepuluhan dan persembahan ke dalam rumahNya.

Setelah Mr. Duke berbicara di komunitas itu, saya mengajak dia kedalam kendaraan saya untuk pergi ke komunitas lainnya. Di atas kendaran Mr. Duke bertanya kepada saya, “Saudara Kuykendal, apakah anda percaya tentang persepuluhan?”

“Tentu saja saya percaya,” sahut saya. “Saya percaya tentang persepuluhan dan mengkhotbahkannya sendiri.”

Tetapi akhirnya dengan sedih saya menjawab, “Tidak, saya tidak melakukannya. Saya percaya tentang persepuluhan, tetapi saya tidak dapat mempraktekkannya. Anda lihat, saya memiliki tiga belas anak kecil di rumah. Setiap makan, lima belas orang dari kami duduk mengelilingi meja. Saya hanya menerima $ 125 sebulan, dan $ 1500 setahun sebagai gaji saya. Saya juga harus merawat kuda saya, juga kendaraan yang saya gunakan untuk sebuah perjalanan yang tetap. Merupakan hal yang mustahil untuk memenuhi seluruh kebutuhan yang dibutuhkan oleh keluarga hanya dengan $ 125 sebulan dan memiliki sisa untuk diberikan sebagai persepuluhan. Jadi, saya percaya tentang persepuluhan dan mengkotbahkan hal itu, tetapi saya tidak dapat mempraktekkannya.

Mr. Duke adalah seorang yang sangat baik hati. Dia berkata, “Saudara Kuykendall, maukah anda memberikan persepuluhan? Maukah anda memberikan persepuluhan jika saya mendukung keuangan anda sehingga anda dapat yakin bahwa anda tidak akan kehilangan dengan melakukan hal itu?”

“Tidak ada hal lain yang menyenangkan bagi saya saat ini, ketika mendengar mendengar hal itu,” sahut saya.

Mr Duke akhirnya membuat kesepakatan yang dapat saya ikuti dan dia berkata kepada saya: “Saya ingin anda memberi kepada Allah setidaknya $12.5 setiap bulan segera setelah anda memperoleh gaji anda. Dan jika anda merasa lebih tergerak, anda dapat memberi dengan lebih lagi. Saya berjanji jika anda membutuhkan pertolongan, maka saya akan memberikannya. Anda dapat menulis surat kepada saya dan berkata, ‘Saudara Duke, saya telah memberikan persepuluhan, tapi saya butuh uang, saya memerlukannya untuk keluarga saya. Saya telah memberikannya tahun ini dengan banyak.’  Saya berjanji bahwa saya akan mengirimkan anda sebuah cek begitu saya mendapat surat anda. Apakah anda berniat untuk mulai memberikan persepuluhan?”

Saya ragu-ragu untuk sejenak. Saudara Duke kembali berkata, “Saya memiliki tiga puluh dua toko. Saya telah memiliki banyak uang untuk menepati janji saya. Maukah anda percaya kepada saya dan mulai memberikan persepuluhan di atas janji saya yang sederhana bahwa saya akan memberikan sejumlah uang yang anda butuhkan, setiap saat jika anda membutuhkannya? Maukah anda percaya kepada saya tentang hal itu?”

Saya sangat lega dalam menerima tawarannya. Saya berkata, “Ya, saudara Duke, saya sudah lama sangat ingin memberikan persepuluhan tetapi saya belum dapat melakukannya. Sekarang, terima kasih Tuhan, saya sudah dapat memberikan persepuluhan dan saya senang melakukannya. Dan saya akan tidak merasa seperti seorang yang munafik ketika saya memberitahukan orang lain untuk memberikan persepuluhan.”

Lalu saya mulai memberikan persepuluhan untuk yang pertama kalinya dalam hidup saya. Setiap bulan saya mengambil sepersepuluh dari gaji saya dan memberikannya kepada Tuhan. Selanjutnya saya merasa dipimpin untuk memberikannya dengan lebih. Di dalam otak saya, saya telah memiliki pikiran ini: Mr. Duke telah berjanji pada saya bahwa dia akan selalu menyediakannya saat saya membutuhkan. Dia akan mengirimkan uang jika saya minta kepadanya.

Tetapi hal aneh terjadi. Saya melihat bahwa uang kami bertambah banyak lebih dari pada sebelumnya. Ketika saya berkotbah di komunitas yang sama di wilayah ini, seseorang telah meletakkan ayam dalam peti di belakang kendaraan saya. Seorang lain akan meletakkan daging diatas kursi, atau wanita yang baik hati meletakkan buah-buahan dalam kendaraan saya.

Seorang tetangga saya yang merupakan petani berkata kepada saya, “Saudara Kuykendal, Allah telah memberkati saya begitu luar biasa sehingga saya tidak dapat memasukkan semua jagung dalam lumbung saya tahun ini. Saya juga telah menempatkanya dalam muatan kereta yang sudah penuh yang tidak dapat saya jaga. Mungkin saya dapat meletakkannya dalam lumbung anda untuk kereta kuda anda?”

Seorang tetangga yang lain telah memberikan satu kereta kuda penuh jerami untuk makanan ternak. Hal itu kelihatan sangat aneh, bahkan kami tidak memiliki tagihan dokter untuk tahun itu. Pakaian yang dipakai oleh anak-anak juga tidak tampak buruk untuk dikenakan. Itu merupakan masa yang sangat membahagiakan. Saya tidak pernah menghubungi Mr Duke untuk uang yang telah saya berikan kepada Tuhan sebagai persepuluhan.

Lalu pada suatu hari, ketika tahun itu berlalu dan tes itu telah terlewati, saya tiba-tiba dipenuhi rasa malu bahwa saya mempercayai apa yang telah Mr Duke sampaikan. Dia telah berjanji untuk membuat semuanya baik semua kekurangan saya oleh karena persepuluhan, dan saya percaya kepadanya.  Tetapi Bapa surgawi telah membuat janji yang sama dan saya tidak mempercayaiNya!

Saya percaya kepada janji manusia ketika saya tidak percaya kepada janji Allah! Saya telah membuktikan janji Allah dan menemukan bahwa dia memelihara saya dan keluarga saya dengan gaji saya yang kecil. Saya menemukan bahwa $ 112.50 setiap bulan untuk memelihara keluarga saya dengan lebih baik, dengan berkat Allah, daripada $ 125 tanpa di bawah perjanjian berkat yang telah Dia buat bagi orang-orang yang mencari kerajaan Allah terlebih dahulu dan yang memberikan persepuluhan.

Dan sekarang saya telah memberikan persepuluhan selam bertahun-tahun. Gaji saya tealh meningkat tahun demi tahun. Dan kami selalu berkecukupan. Kami tidak pernah dipermalukan. Berkat rohani yang begitu besar di dalam hidup saya, disamping keselamatan saya, saya telah belajar untuk percaya kepada Allah tentang kebutuhan sehari-hari untuk rumah dan keluarga besar saya.

 

Itu yang seharusnya dilakukan oleh pendeta. Jika dirinya sendiri telah melakukan apa yang ia inginkan supaya orang lain usahakan maka setengah pertempuran sudah dimenangkan. Jika dirinya sudah melakukannya dihadapan jemaatnya maka respon yang diperoleh setengahnya siap untuk dinikmati. Dia merupakan seorang yang penuh kuasa, dorongan mimbar yang dilakukan oleh pendeta dengan contoh hidupnya sesuai dengan kata-kata yang telah disampaikannya.

 

Kekuatan di Dalam Diri Seorang Pendeta

 

1.      Yang pertama dan yang utama yang menjadi kekuatan di dalam diri pendeta adalah keyakinannya, jauh di dalam dirinya sendiri, bahwa Allah telah memanggil dia menjadi seorang pelayan. Jika kepercayaan ini tidak dapat diguncangkan, semua unsur lain di dalam kehidupan pendeta akan jatuh kedalam keindahan tempat dan pelayanan.

Tidak ada keraguan bahwa Alkitab menggambarkan bahwa seorang pelayan adalah seorang manusia Allah. Dalam Perjanjian Lama tidak ada seorang nabi yang berani masuk ke dalam tugas yang suci ini berdasarkan keinginannya sendiri. Allah telah memanggil Dia (Ul. 18:20; Yer. 23:30; Yes. 6; Yer. 1:4-10).

Para pelayan di Perjanjian Baru selalu dibicarakan sebagai petugas yang ditunjuk oleh Allah (Kis. 20:28; Kol. 4:17). Paulus dan Barnabas telah dikhususkan untuk pekerjaan dimana Roh Kudus telah memanggil mereka (Kis. 13:2). Pelayanan merupakan sebuah karunia khusus yang diberikan oleh Kristus kepada jemaat (Ef. 4:11-12). Karunia-karunia untuk petugas ini ditetapkan oleh Allah dan orang yang dikirim ke pelayanan dilakukan oleh Allah sendiri dalam menjawab doa dari jemaat Roma (Roma 12:6-7; Luk. 10:1-3).

Pelayan dari Kristus disebut juga sebagai “utusan-utusan Kristus” (2 Kor. 5:20); yang berarti mereka datang dan berbicara atas namaNya. Mereka adalah pelayan dari tugas penyelengaraan Allah yang dipercayakan untuk memberitakan injil kepada manusia. Salah satu kata yang paling kuat dalam Perjanjian Baru yang berhubungan dengan panggilan pelayanan ditemukan dalam tulisan Paulus di 1 Korintus 9:16-17:

 

Karena jika aku memberitakan injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku jika aku tidak memberitakan Injil.

Kalau andaikata aku melakukannya menurut kehendakku sendiri, pemberitaan itu adalah tugas penyelenggaraan yang ditanggungkan kepadaku.

 

Hal itu harus selalu berada dalam hidup pendeta, sebuah tugas yang kekal untuk memberitakan injil!

Terhadap seorang pelayan injil disana harus selalu ada panggilan dari dalam dirinya yang tidak dapat dipadamkan. Ada sebuah ketetapan dan hasrat serta perhatian bagi pekerjaan yang sudah menjadi bagian dalam diri pendeta (1Tim. 3:1). Hasrat ini berasal dari Allah sendiri. Itu merupakan sebuah antusiasme yang kekal terhadap pekerjaan, sebagaimana dia memproklamasikan pesan Allah untuk menyelamatkan manusia (Kis. 20:24). Lalu tentu saja, ada panggilan dari jemaat, panggilan dari luar. Hal ini dieskpresikan dalam pendirian jemaat, hasil dari sebuah keyakinan bahwa orang tersebut  telah memiliki kualifikasi untuk menjadi pelayan injil. Tetapi jika hanya orang itu yang percaya bahwa dia telah dipanggil untuk pelayanan itu maka itu sebuah tanda yang pasti bahwa di tidak dipanggil. Jika seseorang dipanggil Allah untuk berkotbah maka orang lain akan merasakan hal itu dan mewujudkannya.

Seseorang yang telah dipanggil Allah didalam dirinya sendiri harus memiliki keyakinan dan pendirian yang dalam bahwa dia “ada di dalam Kristus.” Kesalahan dalam hal ini akan membawa akibat yang fatal—fatal bagi pelayanan itu sendiri dan juga fatal bagi jemaat dimana Allah telah menempatkan mereka di bawa pengembalaannya.

Seorang pelayan juga harus memiliki sebuah kesalehan yang dalam (1 Tim.4:12). Seperti yang telah kita sampaikan, bahwa dia merupakan sebuah model bagi jemaat. Dia harus menjadi corong iman (1 Tim.1:13; Titus 2:1). Dia harus memiliki kapasitas mental yang baik dan terlatih dalam pengetahuan Kitab Suci (2 Tim.2:15). Dia harus cakap mengajar orang (1 Tim.3:2; 2 Tim. 2:2; 2 Tim. 2:24-25). Kisah Rasul 14:1 berkata “[Paulus dan Barnabas] mengajar sedemikian rupa, sehingga sejumlah besar orang Yahudi dan orang Yunani menjadi percaya.”

Dia harus menjadi seseorang yang bijaksana dalam hal-hal praktikal dan memiliki kemampuan kepemimpinan. Sejumlah besar dari kesuksesan pendeta didasarkan atas penguasaannya terhadap hal-hal praktikal yang berkualitas.

Akhirnya, dia harus mempunyai nama yang baik di luar jemaat (1 Tim.3:7; 2 Kor.4:2; 6:3). Pelayananan sering direndahkan dan dihina oleh orang-orang yang tidak berguna, beberapa dari antara mereka bersalah dengan membuat kompromi terhadap hal-hal yang memalukan.

Luther menulis di dalam tafsirannya terhadap surat Galatia,  Setiap pelayan dari Allah harus memiliki keyakinan atas panggilannya, bahwa dihadapan Allah dan Manusia, dengan keyakinan yang teguh, kemuliaan yang menyertainya, bahwa injil yang diberitakannya harus sesuai dengan apa yang telah disampaikan, sesuai dengan kedudukannya sebagai seorang duta besar dari raja yang mulia, yang tidak datang didasarkan atas dirinya sendiri tetapi sebagai seorang utusan Raja.”

Penulis dan penyair Kristen yang terkenal, William Cooper, menggambarkan manusia yang dipanggil Allah dalam baris-baris puisi ini:

 

                  Apakah aku harus menggambarkan seorang pengkotbah seperti Paulus,

                        Dimana seluru bumi akan mendengar, mengakui dan menghargai

                        Paulus sendiri telah memimpinku. Aku akan mengikuti

                        Keunggulannya, tergambar dari pola hidupnya;

                        Aku akan menirunya dalam kesederhanaannya, kebaikan hatinya

                        Teguh di dalam doktrin; jelas dalam kata-katanya

                        Dan jelas dalam sikap hidupnya, kelakuan, kesungguhan, kesucian

                        Dan alami dalam gerak tubuhnya, sangat mengesankan

                        Dirinya sendiri, sebagai sebuah kesadaran dalam memberikan petunjuk

                        yang hebat

                        Dan mencemaskan sebagian besar kawanan domba yang dia beri makan

                        Merasakan hal itu juga; kasih sayang yang terlihat

                        Lembut dalam berbicara, juga dalam menyambut

Sebuah pesan keselamatan bagi orang yang bersalah

 

                                                                --WILLIAM COOPER

 

Jika seorang pendeta merupakan penyampai pesan yang sesungguhnya dari surga, dan memiliki kepercayaan yang sungguh-sungguh di dalam dirinya tentang panggilan ilahinya, maka setiap iblis yang ada di neraka dan setan-setan yang ada di bumi tidak dapat menghentikan pelayanannya. Dia akan memenangkan jiwa, membangun gereja, memuliakan Kristus dalam setiap kata-kata dan tindakannya.

2.      Kekuatan dari dalam diri pendeta juga diperoleh dari seorang istri yang baik dan bertekun. Keluarga yang baik, yang memiliki sikap yang mendukung pelayanan. Sebuah kehidupan yang dialiri oleh sungai kehidupan, air yang menyegarkan jiwa yang dahaga. Jika seorang pendeta telah menemukan seorang rekan bagi dia, yang telah ditetapkan Allah, maka dia akan memiliki kesiapan dalam membangun pelayanannya dalam fondasi yang teguh. Seorang istri pendeta selayaknya memiliki klasifikasi seperti ini:

Seorang wanita yang merasa bahwa jika dia menjadi istri pendeta maka akan memberikan kesempatan bagi dia untuk melakukan suatu pekerjaan yang efektif yang mungkin dapat dia lakukan bagi Allah.

Seorang yang memiliki keinginan untuk menjadi seorang pelajar Alkitab.

Seorang wanita yang mencintai jemaat, menemukan kesenangan dalam mengunjungi anggota jemaat, bersaksi kepada orang-orang yang terhilang, yang memiliki kemauan untuk mengajar kelas Sekolah Minggu, memiliki keinginan untuk menjenguk orang-orang sakit setiap minggu jika hal itu diperlukan (seringkali wanita akan lebih pantas untuk mengunjungi wanita lain di rumah sakit dari pada pelayan itu sendiri), seseorang yang tidak keberatan untuk membagi waktu terhadap suaminya, seorang ibu rumah tangga yang baik dan yang memiliki hasrat untuk menjadi istri dan ibu yang baik, membuat dirinya sendiri selalu terbuka untuk semua anggota jemaat semampu dia, membuat penampilannya selalu terlihat attraktif, seorang tukang masak yang baik dan menikmati berbagai pertunjukan, memiliki kepribadian yang luwes, berdoa bagi suaminya dan pelayanannya, dan dapat mengenali setiap masalah yang ada dalam jemaat dan menjaga mereka dengan dirinya sendiri.

Betapa seorang istri pendeta yang luar biasa! Allah akan menggandakan kebaikannya diatas dunia.

Seseorang yang tidak dikenal menulis kata-kata ini yang menggambarkan ciri-ciri dari seorang istri pendeta:

 

Istri Seorang Pendeta

 

Ada seorang pribadi di dalam gereja kami

Seseorang yang mengenal kehidupan pengkotbah kami

Seseorang yang menangis, dan tersenyum dan berdoa bersamanya

Dan ia adalah istri seorang pendeta

 

Banyak orang yang telah melihatnya dalam kekuatannya

Ketiga memegang pedang Allah yang tajam

Di bawah naungan panji Allah

 Dia menghadapi gerombolan iblis

 

Tetapi jauh di dalam hatinya,  wanita itu mengetahuinya

Waktu yang jarang didepan

Dia membantu pendeta untuk mendoakan agar kemuliaan turun

Di balik pintu yang tertutup

 

Dia mendengar rintihan pendeta di dalam jiwa pendetanya

Ketika kepahitan mengamuk,

Dengan bergandengan tangan, dia berlutut bersamanya

Karena dia adalah istri pendeta

 

Kamu memberitahukan kisah dari keberanian nabi-nabi

Yang berbaris melewati dunia

Dan mengubah pelajaran sejarah

Dengan kata-kata yang membara mereka tertantang

 

Dan aku akan memberitahu engkau dibalik mereka semua

Beberapa wanita yang tinggal dalam hidupnya

Seseorang yang menangis bersamanya dan tersenyum bersamanya

Dia adalah istri seorang pendeta

 

                                                                                --PENULIS TIDAK DIKENAL

 

Dengan istri yang memiliki sifat seperti itu maka pendeta akan menjadi seorang pribadi yang kuat dihadapan Allah. Allah menolong dia melalui istrinya.

3.      Hal yang paling pokok dan rahasia kekuatan pendeta terletak pada kehidupan sehari-harinya bersama Allah. Saya telah mendengar perkataan Martin Luther yang berkata bahwa ketika tanggung-jawab dari pekerjaannya menjadi berat, dia tidak dapat menahannya kecuali dengan berdoa sedikitnya empat jam sehari. Seringkali kita justru mengabaikan hal itu, dengan memiliki asumsi bahwa semakin banyak tekanan pekerjaan maka semakin tidak mungkin bagi kita untuk tinggal lama dihadapan Allah. Tetapi yang seharusnya kita lakukan adalah dengan berlutut dalam doa dan mementingkannya lebih dari pada yang lain. Akan ada banyak kesalahan yang akan kita buat jika kita tidak menyerahkannya dalam doa. Akan ada keputusan yang yang tergesa-gesa yang akan kita ikuti selanjutnya,  melewati batas kemampuan kita, tujuan yang salah yang kita hasilkan, dan jiwa-jiwa terhilang yang tidak pernah kita menangkan, dan hal itu semua disebabkan oleh karena kita tidak berdoa. Semua hal ini, akan menyebabkan kotbah kita menjadi miskin dan kering. Bukan sebuah hal yang membuang-buang waktu bagi seorang pendeta untuk menghabiskan waktu yang panjang dalam doa. Hal ini justru dapat menjadi senjata rahasia baginya dalam menghadapi setiap pencobaan dan kesulitan.

Seseorang yang sangat mengenal Allah dan yang telah menemukan semua jawaban dari kebutuhan-kebutuhannya di dalam dirinya pasti telah menulis baris-baris ini:

 

Ketika tubuh dan jiwamu telah letih

Jauh dari sebuah perhatian

Ketika pekerjaan terlalu menuntut banyak

Buatlah ia menjadi sebuah materi doa

 

Ketika engkau patah hati, putus asa atau cemas

Hampir tenggelam dalam keputus asaan

Ingatlah, ada Seseorang disana yang datang untuk membantumu

Jika engkau membuat semuanya menjadi sebuah materi doa

 

Dan ketika engkau terhilang dalam kekusutan dunia

Ketika hidup kehilangan pengharapan

Petunjuk akan datang untuk setiap jalanmu

Jika engkau membuatnya menjadi sebuah materi doa

 

                                                                --PENULIS TIDAK DIKENAL

                                       

Di dalam setiap kondisi Allah telah mendorong kita untuk berdoa, bahkan berdoa dengan “tanpa jemu” (1 Tes. 5:17). Di dalam Yeremia 33:3 Dia berkata:

 

Berserulah kepadaKu, maka aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kau ketahui.

 

Dan dalam Lukas 11:9-13 Tuhan kita berkata:

 

Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: Mintalah maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.

Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.

Bapa manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan dari padanya, akan memberikan kepada anaknya itu ganti ikan?

Atau, jika ia minta telur, akan memberikan kepadanya kalajengking?

Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada ank-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepadaNya.

 

Kita didorong untuk berdoa sesuai dengan contoh dari  umat Allah. Abraham berdiri lama dihadapan Allah, memohon pengampunan atas kota yang akan dibinasakan (Kej. 18:23-33). Musa sangat memohon bagi umatnya bahkan lebih baik bagi dia untuk mati jika mereka tidak diselamatkan (Kel. 32:30-34). Hanna berdoa dengan sangat agar dia boleh memiliki anak (1 Sam.1:10:18). Daniel berdoa bagi kelepasan Israel pada hari penaklukan mereka yang mengerikan (Dan. 9:1-19). Tuhan dan Juruselamat kita, Tuhan Yesus, kerapkali berdoa, kadang-kadang hingga semalaman (Luk. 6:12; Mar.1:35). Jemaat-jemaat berdoa agar mereka bersaksi dengan berani (Kis.4:24-31). Di dalam Wahyu, doa orang-orang kudus naik kehadapan Allah (Why. 8:3-4).

Kita didorong untuk berdoa sehubungan dengan porsi yang besar dari tugas kita. Menghadapi dunia yang hilang, siapa yang sanggup terhadap hal-hal ini? Siapa yang dapat meregenerasikan bahkan seorang anak kecil yang sederhana yang bertanya bagaimana caranya agar beroleh selamat? O Tuhan, betapa kami butuh keselamatan dariMu, penyelamatanMu, kehadiran dari orang-orang yang bertobat! Tugas kita memaksa kita untuk berlutut dalam doa.

Dan seorang pendeta harus berlutut dalam doa, yang memberi kedalam dirinya kekuatan rohani yang hanya diperoleh melalui jalan itu. Hal itu datang melalui Roh Kudus (Mat.10:20).  Sifat dari sebuah kawat listrik tidak berada di dalam kawatnya tetapi didalam sambungannya dengan generator. Kekuatan dari seorang pelayan tidak terletak di dalam budi bahasanya yang halus atau keefektifan dari ilustrasinya atau dalam semangatnya atau dalam penyajian dan pengaturan dari  ceramahnya, tetapi kekuatannya ditemukan dalam hidupnya yang berhubungan dengan Allah dan kapasitasnya untuk bertindak sebgaimana sebuah jaringan yang dihubungkan antara Allah dan jiwa manusia. Adalah Allah yang berada di dalam jiwa manusia, dan hal itu merupakan rahasia dari kekuatan mimbar yang sebenarnya. Jadi seorang pengkotbah harus mengahbiskan waktunya secara sendirian untuk diam bersama dengan Allah. Biarlah dia memperlihatkan seluruh jiwanya dihadapan Allah. Doa merefleksikan kekuatan yang terbesar di dalam diri seorang pelayan. Semua orang ditinggikan, dihormati, dan ditransfusikan bersama kehidupan ilahi sebagaimana dia memiliki suatu persekutuan dengan Allah. Ketika Musa menghampiri Allah di atas gunung, cahaya muka musa begitu cemerlang sehingga mata orang-orang Israel tidak tahan menatapnya. Hal itu juga terjadi ketika Yesus berdoa dan dia mengalami transfigurasi (Mat. 17:2). Doa dan meditasi merupakan kekuatan dari pendeta. Kebenaran rohani hanya dapat disingkapkan oleh pikiran rohani (I Kor. 2:14).

Kasih dari Allah, kondisi orang yang terhilang, keselamatan anugrah oleh Kristus, intelektualisme yang mandul. Nuansa dari doa akan menjadi hal yang paling dirasakan dalam jemaat dalam setiap sikap, pendekatan dan gerak tubuh seorang pendeta. Payson ketika dia berada dalam ambang kematiannya berkata,” Doa merupakan hal yang pertama, hal yang kedua, dan hal ketika yang sangat penting bagi seorang pelayan.” Whitefield menghabiskan waktunya setiap hari dengan berlutut dan membuka firman dihadapan Allah. Yesus menghabiskan waktu semalaman dalam doa, membuat suatu persekutuan dengan Bapa.

Seorang pendeta harus memiliki permohonan dan pemberian dari kebenaran ilahi di dalam doa dengan membuka Alkitab dihadapan Allah. Hanya melalui cara Allah, sejauh yang kita ketahui, dalam menyelamatkan dan menguduskan jiwa hanya melalui kebenaran Allah (1 Pet. 1:23; Yoh. 17:17), menghantarkan kepada orang-orang pikiran Allah sebagaimana yang kita temukan dalam Kitab suci. Kehidupan yang terbaik yang ditemukan dan memiliki nilai yang hebat di dapat dari doa. Jadi maukah anda memiliki kehidupan doa?

 

Kekuatannya dari Luar

 

Ada banyak segi permukaan dari kehidupan seorang pendeta yang sangat terbuka dan terlihat oleh jemaat. Jika disana ada pelayanan yang indah, makan sikap hidup dan kebiasaan pendeta menjadi ispirasi bagi jemaatnya; jika ada sesuatu dalam kehidupan pendeta yang memiliki kekurangan dan mengecewakan jemaatnya, lebih baik bagi dia untuk pindah ke pelayanan yang lain sebelum dia mengecewakan orang-orang dan melemparkan dia keluar dari pelayanan dan masuk ke dalam pekerjaan sekuler.

Apa yang menjadi kekuatan luar (kelemahan) dari seorang pendeta? Disini kita dapat melihat beberapa diantaranya.

1.      Dia harus tampil dihadapan jemaat dengan sebuah usaha yang penuh perhatian sebagaimana seorang pelayan injil yang memiliki kelayakan. Kemalasan dan kelalaian seorang pendeta dapat menjadi noda bagi sebuah pelayanan yang baik. Seorang pembersih kantor mungkin dapat bermalas-malasan dan juru masak mungkin seorang yang tidak memiliki nilai, tetapi tidak demikaian dengan pendeta. Dia harus menjadi seorang pekerja yang berusaha lebih keras dari semuanya. Bijaksana dan sungguh-sungguh dalam urusan yang berhubungan dengan jiwa-jiwa jemaatnya, baik siang dan malam dia harus selalu memngajarkan seluruh nasehat Allah (Yehz. 3:17-21; 33:7-9; Kis. 20:27).

2.      Hubungan-hubungan bisnis dari seorang pendeta harus jauh dari celaan. Dia seharusnya tidak memiliki hutang terhadap siapapun (Rom.13:8), dia seharusnya tidak membuat suatu tagihan dimana dia tidak memiliki sebuah jaminan dalam membayar tagihan itu. Sebagai sebuah prinsip hidup, dia seharusnya tidak terjebak dalam masalah hutang piutang. Dia harus hidup dengan pendapatannya sendiri, seberapa besar pun itu, dan dia harus menggunakannya dengan hati-hati dan membuat semuanya sesuai dengan komitmen bisnis dan pengaturan yang baik. Dia harus hidup oleh injil (1 Kor.9:14), dan jika memungkinkan dia dapat menambah pendapatannya dari penghasilan yang di dapat dari pekerjaan yang jujur dan usaha keras  yang lain. Bagi seorang pendeta, ada banyak banyak resiko yang buruk jika berbisnis dengan dunia tanpa sebuah pemikiran yang baik.

Salah satu akibat yang wajar dan yang akan memberkati serta menolong seorang pendeta yang memiliki prinsip dan kebiasaan yang baik dalam berbisnis adalah keyakinan yang dia miliki akan menimbulkan suatu kemampuan untuk melihat orang-orang yang akan dia pimpin. Jika pendeta merupakan seorang yang baik, memiliki naluri bisnis secara umum, maka orang-orang yang memiliki kemampuan di dalam gereja akan mendengarkan dia pada saat merumuskan anggaran, saat pembangunan gedung gereja, dan program-program lainnya, secara fakta, kemampuannya dalam memimpin orang-orang kedalam setiap usaha perluasan yang memerlukan biaya yang cukup besar akan teruji terutama dalam meyakinkan setiap orang yang memiliki beban terhadap itu.  Akan tetapi yang paling utama bukan hanya sekedar orang yang memiliki visi yang luas tetapi lebih daripada itu dia harus seorang pengkotbah yang memiliki kehidupan doa yang sungguh-sungguh, dan juga dia harus menemukan wilayan untuk menjejakkan semua mimpi-mimpinya.

3.      Biarkan saya menjelaskan kepada pendeta tentang hal-hal material, pengaturan bisnis yang akan memberkati dia dengan tidak ternilai jika suatu saat akan datang masanya dia akan mengakhiri pelayanannya. Pengalaman yang memedihkan ini saya dapatkan ketika saya melayani di wilayah yang kecil pada pengembalaan saya yang pertama. Seorang pendeta dari gereja presbiterian yang kecil, seseorang yang berpenampilan manis, seorang pria kecil yang pernah anda lihat, dengan seorang istri yang kecil mungil. Dan mereka sudah tua. Orang-orang di gerejanya, yang memiliki tanggung-jawab terhadap pria tua ini bertekad untuk memecatnya. Lagi pula siapa yang mau mendukung seorang pasangan yang sudah tua? Bahkan banyak anggota keluarga enggan untuk tinggal anggota keluarga yang miskin, dan banyak diantara mereka bahkan menolak untuk merawat ayah, ibu, bahkan kakek dan nenek mereka. Hal itu tidak mengherankan, lagipula para pemimpin di g