Daftar Isi

PENDETA SEBAGAI KONSELOR DAN GEMBALA BAGI KAWANAN DOMBA/JEMAAT

(The Pastor As Counselor and Shepherd of the Flock)

 

Oleh Dr. W. A. Criswell

Alih bahasa Wisma Pandia, Th.M.

Editor Dr. Eddy Peter Purwanto

 

Kesempatan  Untuk Melakukan Yang Terbaik

 

Seorang gembala memiliki banyak kesempatan untuk melayani manusia dan Allah.

Dia memiliki sebuah kesempatan untuk mengenal Kristus sebagai Juruselamat pribadinya dan berjalan bersamaNya sebagai sahabat.

Dia memiliki sebuah kesempatan untuk bergantung kepada Allah terhadap jawaban bagi semua kebutuhan manusia.

Dia memiliki sebuah kesempatan untuk memberitakan hal-hal yang ajaib dan hal-hal surgawi dari berita Injil.

            Dia memiliki sebuah kesempatan untuk memenangkan jiwa-jiwa bagi Yesus.

            Dia memiliki sebuah kesempatan untuk melayani sebagai seorang gembala-konselor bagi kebutuhan jemaat.

            Oh, betapa sebuah kehidupan yang indah yang pendeta hidupi! Setiap kesempatan merupakan sebuah undangan emas dari istana surga untuk menjadi utusan untuk memberikan dorongan yang membesarkan hati dan keselamatan. Para malaikat seharusnya cemburu terhadap tempat kita dalam melayani.

Orang-orang membutuhkan kita. Mereka butuh kasih kita, doa kita, persahabatan kita, dorongan kita, pengertian kita, simpati kita, nasihat kita. Saya berharap memiliki sebuah hidup untuk didedikasikan kepada pelayanan pribadi yang membantu orang-orang pada saat yang diperlukan. Suatu hari, suatu waktu, suatu tempat, setiap kita akan benar-benar membutuhkan kehadiran dan doa dari pengajar. Dia merupakan manusia Allah yang menunjukkan jalan kebenaran atau untuk memberikan kekuatan sehingga kita mampu melakukan apa yang harus kita kerjakan.

Gembala merawat domba-dambanya, pendeta tinggal dalam kasih dan dorongan diantara jemaatnya merupakan gambaran dari Perjanjian Baru yang menghadirkan keberadaan Allah, yang dipanggil sebagai pelayan (1 dan 2 Timotius). Sebagaimana Allah mengunjungi pasangan yang Dia ciptakan di Taman Eden, sebagaimana Tuhan Yesus berkunjung pada saat Dia menjadi manusia, demikian juga pendeta merupakan pengejahwantahan dari surga dalam tugasnya yang kudus dan kunjungannya terhadap orang-orangnya.

Doa, bahkan doa yang yang sungguh-sungguh tidak cukup, tidak juga doa ditambah dengan studi pengetahuan yang cukup, kita juga harus tinggal bersama dengan jemaat kita, melayani jemaat kita, mendorong dan menuntun jemaat kita. Dalam Lukas  14:23 Tuhan mengirim pelayan-pelayanNya ke semua jalan dan lintasan. Dalam Kisah Rasul 20:20 Paulus mengunjungi orang-orang yang terhilang dari rumah ke rumah diantara orang-orang Efesus.

Pendeta yang menaburkan kasih Allah di dalam komunitas yang dia tinggali suatu saat akan memungut tuaian yang berharga (Mazmur 126:6). Bergaul dengan orang-orang tidak hanya akan menajamkan pedang kita tetapi juga meletakkan besi Allah di dalam jiwa kita sebagai pila mereka (Yer. 1:5-8; Yeh. 3:15-21).

 

Kunjungan Pendeta

 

Jika pendeta sungguh-sungguh berhasil dalam pekerjaannya, maka biarkan dia melayani kebutuhan jemaat-jemaatnya. Untuk memulainya, dia harus memiliki respon jiwa yang telah diselamatkan. Sebuah survey yang dibuat oleh organisasi retail nasional terhadap kesuksekan salesman. Empat puluh delapan persen salesman membuat satu panggilan; 25 persen dari salesman membuat dua panggilan dan berhenti; 88 persen dari salesman berhenti setelah mendapat panggilan yang pertama, kedua atau panggilan ketiga. Dua belas persen salesman tetap mempertahankan panggilan. Ke-12 persen yang mempertahankan panggilan memperoleh 80 persen dari bisnis. 88 persen yang berhenti pada panggilan ketigahanya memperoleh 20 persen bisnis.  Itu merupakan pembayaran dalam mempertahankan panggilan.

Tetapi lebih dari itu, seorang pendeta yang dikenali, mengasihi, mengunjungi dan melayani kawanan dombanya memiliki sebuah tempat dalam hati nurani mereka selamanya. Suatu kali saya pernah mendengar tentang konferensi sebuah gereja yang diadakan untuk memecat pendetanya. Semua jemaat telah hadir hingga orang yang terakhir, semua memiliki persetujuan untuk memberhentikan dia. Tetapi sebelum pemilihan suara diadakan, satu orang pria, melihat kearah pendeta, dan hal itu memukul hatinya dan dia berdiri serta berkata: “Saudara-saudara, ketika istri saya meninggal pendeta kita berdiri bersama-sama menghadapai hari yang penuh dukacita itu, berdoa untuk saya, menolong saya dan membesarkan hati saya. Saya tidak dapat memberikan suara untuk melawannya.” Selanjutnya seseorang lainnya berdiri dan berkata: “Saudara-saudara, ketika anak saya sakit hingga meninggal, pendeta berdoa bersamanya sepanjang malam. Kami percaya bahwa doanya telah menyelamatkan anak kami. Kami tidak dapat memberikan suara untuk melawannya. Yang lainnya berdiri dan berkata: “Saudara-saudara, pendeta telah menguburkan ibu saya yang sangat mengasihinya. Dalam usia senjanya, pendeta mengunjunginya, membacakan Alkitab untuknya, berdoa bersamanya. Saya tidak dapat memberi suara untuk melawannya.” Ketika sesi itu berakhir, tidak ada pemungutan suara yang diambil kecuali untuk menegaskan dengan suara bulat bahwa mereka mengasihi pendeta mereka dan memuji Allah untuk pelayanannya di tengah-tengah mereka. Ini merupakan hal yang harus dilakukan oleh seorang gembala yang penuh kasih.

Contoh dari seorang pendeta yang hebat di dunia adalah selalu memiliki kontak pribadi dengan jemaat. Mimbar merupakan takhta dari pengkotbah, akan tetapi takhta itu tidak akan stabil tanpa berhenti pada kasih dari jemaat. Untuk memenangkan kasih dari jemaat, anda harus mengunjungi mereka, mengenal mereka, dan berbicara kepada mereka serta membiarkan mereka berbicara dengan anda. Orang yang melakukan kunjungan memiliki kasih dari orang-orang.

Ketika pendeta telah membangun hubungan pribadi yang rohani dengan para pendengarnya, kepada mereka, sekalipun khotbah yang sederhana yang tertutup dengan hati yang suci. Ada banyak masa dimana seorang pendeta tidak dapat mengunjungi semua jemaatnya. Dalam kesempatan itu, dia harus memiliki seorang staf gereja yang dapat menolong dia dalam pelayanan itu. Tetapi sekalipun dia atau seseorang yang menggantikan dia pergi, pendeta yang dikasihi merupakan orang yang mengingat jemaatnya dan peduli terhadap mereka dalam keadaan mereka yang sukar.

 

Beberapa karakteristik dari kunjungan pedeta yang baik adalah sebagai berikut:

1.      Kunjungan harus bersifat rohani. Hal itu merupakan alasan kita berada di sana, tidak berbicara tentang cuaca atau politik atau situasi ekonomi, tetapi berbicara tentang Allah.

2.      Kunjungan tidak seharusnya bersifat kaku atau ketat serta formal. Penampilan muka yang masam dan gaya yang formal tidak dibutuhkan untuk perbincangan rohani.

3.      Kunjungan tidak seharusnya memilih-milih orang. Ia harus termasuk setiap orang di dalam rumah, anak-anak, domestik dan setiap pribadi. Kunjungan diantara orang-orang harus bersifat netral. Ia harus menjadikan orang miskin sama seperti orang kaya. Seharusnya tidak ada rasa membeda-bedakan dalam pelayanan kita terhadap semua jemaat.

4.      Biasanya kunjungan dilakukan dengan singkat. Hal itu khususnya benar dalam kunjungan di rumah sakit.

5.      Kunjungan harus bersifat  rahasia;  Apa saja yang orang  singkapkan kepada pendeta sejara pribadi, maka dia harus menyimpan hal itu dalam hatinya. Dia seharusnya tidak menjadi seorang pribadi yang sibuk, mengosipkan apa yang telah dia pelajari atau ketahui dari orang-orang.

6.      Dalam setiap kasus, tujuan utama dari hatinya adalah memenangkan orang-orang kepada Kristus.

7.      Kunjungan harus selalu ditutup dengan sebuah doa.

 

Ada begitu banyak keuntungan dalam kunjungan pendeta di antara jemaatnya dan menjadi akrab dengan jemaatnya.  Hal itu menjaga hidupnya dari derajat yang menurun menjadi seorang professional. Dia membawa hal-hal rohani ke dalam jemaatnya. Kerohanian tidak sekedar sebuah teori; ia hidup, dalam kehidupan pribadi yang nyata. Dia dapat membawa hiburan dan dorongan kepada hati yang patah dan jiwa yang menderita, dengan menumbuhkan harapan baru di dalam hatinya sendiri dan di dalam hati mereka.  Ada begitu banyak orang yang dapat berpidato dalam kesempurnaan, logika, pembelajaran dan ortodoksi, tetapi dia gagal menggerakkan orang-orang karena dia tidak datang bersamaan dengan pengalamannya. Pengkhotbah memiliki tiga buku untuk dipelajari, Alkitab, dirinya sendiri dan jemaatnya.

 

 

Hati Seorang Gembala

 

Ketika Dr. George W. Truett diminta untuk menjadi presiden dari Baylor University,  dia menolak dengan salah satu kalimat terindah yang pernah saya dengar. Dia berkata, “Tidak, saya tidak dapat menerimanya, karena saya telah meminta dan memiliki hati seorang gembala.” Ketika kita memikirkan suatu bagian seperti Yeremia 10:21 dan Yeremia 12:10-11, betapa senangnya Allah di surga yang telah bersama dengan hati pelayanNya di bumi.

1.            Seorang pendeta memiliki pelayanan yang membuat rasa nyaman. Kita dinasehatkan untuk “menangis dengan orang yang menangis.” Untuk orang-orang yang kesepian, yang berduka, yang sakit hati, yang gagal, dan ketika airmata kematian menghancurkan lingkaran keluarga, tidak ada seorangpun yang dapat mengambil tempatnya sebagaimana pendeta membawa harapan yang kekal kepada mereka yang berduka di dalam kesukaran dari pemisahan dunia.

2.            Seorang pendeta memiliki pelayanan yang membesarkan hati, terutama pada masa keadaan sakit. Keadaan sakit dapat tiba-tiba memutuskan kehidupan dasar dari beberapa orang. Harapan dan pertolongan kita adalah Yesus Kristus, Tabib yang Agung. Orang kudus yaitu John Greenleaf Whittler menulis:

 

Penyembuhan dari busananya tanpa kelim

Adalah dengan ranjang-ranjang kesakitan kita

Kita menyentuhnya dengan desakan hidup dan tekan

Dan kita semuanya melakukannya lagi

 

Jemaat dapat menolong pendeta dengan pelayanannya diantara orang sakit. Mereka dapat mengingatkan pendeta dengan segera.

Ada beberapa hal yang harus diingat ketika melakukan kunjungan ke rumah sakit.

(1)   Lakukan kunjungan dengan segera

(2)   Adalah bijaksana untuk melakukan kunjungan ke rumah sakit pada waktu istirahat dan kondisi yang sehat. Jika diri anda “lemah” anda sebaiknya beristirahat sejenak di rumah. Karena akan gampang terkena virus.

(3)   Kita harus pergi dalam semangat doa dan kasih yang penuh perhatian.

(4)   Kunjungan terhadap orang sakit dilakukan dengan gembira dan dorongan hati. Kita harus membimbing mereka agar memberitahukan apa yang ada dalam hati mereka dan jadilah pendengar yang simpatik.

(5)    Jika dia adalah orang Kristen, kita dapat membesarkan hatinya di dalam ingatan bahwa Allah sedang memimpin kita lebih dekat melalui penyakit kita. Jika dia bukan seorang Kristen, kita dapat memberitahukan kata-kata yang baik kepada Yesus, mengarahkan kepada keselamatan kita di dalam Yesus.

(6)   Kita harus selalu berdoa. Setiap saat kita ketika melakukan suatu kunjungan, terutama kepada orang sakit, kita harus selalu berdoa.

 

3.           Pendeta memiliki sebuah pelayanan sukacita. Roma 12:15 menasehatkan kita untuk “ bersukacita dengan orang yang bersukacita.”  Hubungan persahabatan yang dibuat oleh pendeta dalam masyarakat adalah tidak ternilai.  Merupakan hal yang besar ketika orang bahagia untuk memiliki seorang pendeta yang menggambarkan kelegaan, peristiwa yang meriah. Tidak semua kehidupan pendeta dipenuhi dengan air mata dan penderitaan.  Beberapa dari pelayanannya merupakan kegembiraan yang tidak terlukiskan.

4.           Pendeta memiliki pelayanan dalam  memberi makan, memelihara dan mendewasakan anggota kawanan dombanya. Pertumbuhan orang Kristen yang hebat adalah tugas utamanya setelah dia menyelamatkan jika mereka di dalam keselamatan iman kepada Kristus (Yoh. 21:15-18). Kita dinasehati oleh Tuhan menjaga yang terkecil (Mat. 18:2-6,11). “yang tekecil” tidak hanya mengacu kepada anak-anak kecil tetapi juga kepada petobat-petobat baru di dalam Kristus. Pertumbuhan dan pelatihan mereka merupakan tugas dan tanggung-jawab pribadi Pendeta.

Pendeta harus selalu memiliki kelas untuk anggota-anggota baru. Dia harus berputar dan bergerak maju setiap tahunnya. Semua petobat baru merupakan bayi dalam Kristus dan butuh pertolongan rohani. Kajilah rencana dari keselamatan, jaminan keselamatan, dan apa yang terjadi ketika seseorang telah diselamatkan. Jelaskan tentang pentingnya baptisan, keanggotan gereja, Perjamuan Tuhan, persepuluhan, penatalayanan hidup dan talenta-talenta. Gambarkan dua sifat,  kepastian dari penghukuman dan jaminan pengampunan. Diskusikan tentang dasar dari sukacita kita. Jelaskan pentingnya dari pembacaan, pembelajaran, dan meditasi atas Firman Allah. Tekankan pentingnya doa dan saat teduh bersama Tuhan. Sepakat dengan sifat kekristenan dan hak serta kewajiban seorang Kristen. Ajarlah mereka tentang pekerjaan dari Roh Kudus dan buah-buah Roh. Mendorong kesaksian iman seseorang kepada yang lain dan memenangkan lain yang kepada Kristus. Tunjukkan alasan orang Kristen memisahkan diri dari dunia dan berpaling sepenuhnya kepada Kristus. Ajaklah  mereka untuk mulai belajar Alkitab.

5.      Seorang pendeta memiliki pelayanan dalam mengasihi orang-orang dan perhatian kepada orang-orangnya (Roma 16:1-16; 2 Tim. 1:16-18). Dapatkah seorang pendeta menjadi perlindungan atau lebih dari pada itu? Dia dapat melakukannya dengan pujian yang bersifat mengikat. Dia dapat menulis surat dan menuliskan kata-kata penghargaan dari dunia tanpa akhir. Suatu kali Dr. Trueet memiliki sebuah pelayanan yang sangat berarti yaitu ketika dia menulis sebuah surat pribadi dengan tulisan tangannya sendiri. Pendeta dapat mengatur sebuah makan malam untuk persekutuan bagi anggota baru, yang mungkin dipimpin oleh diaken-diaken.

Dia dapat mengasihi orang-orang dengan lebih sepanjang waktu.

 

Diberkatilah ikatan yang mengikat

Hati kita dalam kasih orang Kristen

Persekutuan dari pikiran keluarga

Yang sama seperti yang diatas

 

-JOHN FAWCETT

 

Pendeta Sebagai Seorang Konselor

 

Biarkan saya menganurkan tujuh aturan yang dapat diamati dan diingat oleh pendeta sebagai seorang konselor.

1.     Aturan pertama dari konseling meliputi hal-hal yang bersifat rahasia. Pendeta harus menjaga kerahasiaan pembicaraan yang bersifat rahasia. Dia seharusnya tidak menggunakannya dalam ilustrasi khotbah atau membagi mereka dengan orang lain. Jaga kepercayaan dari orang-orang. Dia tidak akan pernah mengkhianati kepercayaan yang diberikan kepadanya.

Ketika seorang konseli berbagi tentang bagian dirinya yang paling dalam, pemgalaman harus menjadi kepercayaan yang rahasia bagi konselor. Kepercayaan ini jangan pernah dihancurkan. Pemecahan masalah bersama seoarang professional adalah tidak menghancurkan kepercayaan ketika motivasi adalah untuk menemukan jawaban; bagaimanapun pembicaraan yang menyangkut kehidupan dari konseli untuk tujuan lain adalah merusakkan kepercayaan itu sendiri. Jadi, pendeta, jika anda tidak dapat menjaga mulut anda dengan baik, jangan melakukan konseling. Hidup dapat menjadi runtuh dan jiwa-jiwa terhilang selamanya karena seorang konselor yang tidak dapat dipercaya merusakkan sebuah kepercayaan.

2.                        Aturan kedua dari konseling adalah untuk menjadi pendengar yang baik. Banyak kali penyembuhan dan pertolongan datang karena menyimak seorang anggota jemaat yang mencurahkan keluar semua persoalan yang ada di hatinya. Dia tidak berharap supaya anda melakukan sesuatu terhadap itu. Mungkin anda tidak bisa. Tetapi dia menginginkan anda untuk mendengarkan dan menyimak kedukaan atau masalahnya, dia menemukan kekuatan untuk menghadapinya. Sangat mungkin alasan dari “pengakuan dosa” yang ada di gereja Roma Katolik tetap dipertahankan selama bertahun-tahun adalah karena orang-orang butuh untuk menemukan pertolongan dari telinga yang mendengarkan.

3.                        Aturan ketiga dari pendeta yang bertindak sebagai konselor adalah untuk membawa kepada konseli semangat doa untuk mengetahui dan melakukan kehendak Kristus. Terlepas dari jenis kesusahan yang dibawa dalam sebuah penderitaan mental (kita dapat menderita sakit kepala sama seperti kita dapat sakit di dalam hati kita), kebanyakan dari semua masalah kita, hal itu dapat diselesaikan di dalam kasih Kristus. Ada sebuah ungkapan, “Kristus adalah jawaban dari semua kebutuhan manusia.”  Hal itu termasuk semua dari masalah kita, juga. Tidak ada hal yang tidak dapat Allah lakukan. Tidak ada yang mustahil bagi Allah. Biarkanlah Allah memiliki rencana yang indah di dalam hidup kita. Jika seorang pendeta dapat meyakinkan orang-orang yang memiliki masalah untuk melihat kepada kehendak Allah, maka kebanyakan dari mereka akan berpaling dari kegelapan kepada terang, dari kesedihan kepada sukacita, dari kebencian kepada kasih, dari kematian kepada kehidupan. Kita semua membutuhkan Yesus.

4.                        Aturan keempat dari konseling adalah jangan takut untuk mengatakan bahwa anda tidak tahu apa yang harus anda lakukan. Jangan ragu-ragu untuk  sebuah sikap yang menyerah ketika seorang pendeta tidak memiliki kemampuan untuk menunjukkannya. Tidak ada rasa malu ataupun kehilangan martabat dalam sikap menyerah. Tidak ada dari kita yang sungguh-sungguh memiliki kemampuan yang luar biasa dalam kemampuan kita. Dokter-dokter yang hebat di dunia mengalami kegagalan setiap waktu. Pendeta yang memiliki hal yang sama dan tidak ada pengecualian termasuk dalam kelemahan. Tetapi lebih dari itu, kekuatan dari kasih dapat ditunjukkan kepada jiwa yang membutuhkan.

5.                        Aturan kelima dari seorang konselor meliputi batas kemanusiaan dari seorang pendeta untuk masuk secara penuh di dalam persoalan, hal itu seringkali terjadi terutama dalam menghadapi masalah pernikahan.  Anda tidak dapat mengetahui ketika sepasang pengantin pergi ke tempat tidur dan menutup pintu mereka. Pasangan itu sendiri tidak akan memberitahu anda, atau sekalipun mereka memberitahukankannya mereka akan mengaburkannya dan mengurangi kebenaran.

Kita sungguh-sungguh diharapkan untuk melakukan segala hal yang bersifat kemanusiaan dan kemungkinan ilahi untuk mengatasi  keambrukan keluarga-keluarga Amerika. Perceraian merupakan sesuatu yang jahat. Anak-anak yatim piatu merupakan sebuah tragedi. Penolakan hidup selamanya. Luka-luka yang disebabkan sangat berkepanjangan.  Pendeta dibutuhkan untuk menolong keluarga dalam setiap cara yang dimungkinkan. Itu adalah salah satu alasan mengapa dia membutuhkan doa.

6.                        Aturan keenam dari konseling oleh seorang pendeta meliputi hubungan mereka dengan wanita yang ada di gereja. Jangan biarkan mereka untuk memberi penilaian kepada anda tentang kemesraan dari kehidupan mereka, tidak peduli terhadap masalah apapun yang sedang terjadi.  Beberapa pendeta terjebak kepada hal ini, mendorong wanita untuk memberitahukannya dengan lebih dan lebih lagi. Dia memperoleh perasaan yang sama “menendang” keluar detail-detail yang menyeramkan sebagaimana dia melakukannya terhadap film porno. Jangan lakukan hal itu.

Seorang keluarga yang terkenal bergabung dengan gereja kami dari sebuah gereja yang baik dari kota kami. Ketika saya bertemu pendeta dari gereja dimana keluarga itu berasal, dia berkata kepada saya bahwa dia telah melakukan suatu kesalahan besar dan hal itu yang menyebabkan dia kehilangan mereka. Dia memberitahukan bahwa dia telah mengikuti istri dan ibu di dalam rumah itu dan memberitahu dia tentang keintiman hidupnya dalam sebuah sesi konseling. Lebih lanjut pendeta memberitahu saya, bahwa wanita itu menyadari keadaan dirinya dan sangat malu setiap kali dia bertemu dengan pendeta itu. Akhirnya dia mengajak suaminya yang merupakan seorang diaken dan anak-anaknya keluar dari gereja itu bersama-sama. Sungguh, dia telah membuat sebuah kesalahan.  Anda dapat melakukan hal yang sama juga.

Ada bahaya lain dalam sebuah pertemuan, dan jika hal itu dibiarkan dapat membuat sebuah malapetaka. Ketika seorang wanita mulai memberitahukan kepada pendeta tentang masalah dalam kehidupan pernikahannya dan termasuk masalah keintiman, dia dapat merasakan ketertarikan anda, dan hal itu mudah bagi seorang pendeta yang simpatik mentuk melibatkan emosinya. Suatu ketika saya menjadi sebuah bagian dari misi tiga bulan untuk berkotbah di Jepang. Dimana-mana saya menemukan pendeta dan orang-orang yang patah semangat, gelap dan berkecil hati. Saya menanyakan alasan kenapa menjadi seperti itu.  Hal itu terjadi seperti ini. Presiden dari Konvensi nasional mereka dan pendeta dari gereja terbesar mereka telah berhenti dari mimbar, berhenti berkotbah dan meninggalkan pelayanan. Mengapa? Dia telah menghilang dengan salah satu wanita yang ada di jemaatnya. Bagaimana hal itu terjadi? Wanita itu datang kepadanya untuk meminta nasehat. Wanita itu menyukai apa yang dia dengar.  Lalu dia kembali kepada pendeta itu untuk konseling. Pendeta itu suka terhadap apa yang dia lihat. Lalu pertemuan itu berlanjut dengan lebih intim dan akhirnya hal itu membuat pendeta itu meninggalkan pelayanannya. Sebuah tragedi bagi hamba Allah.

Biarkan seorang pendeta menolong dalam setiap cara yang dapat dia lakukan, tetapi di sana tidak dibutuhkan bahwa dia harus diberitahu setiap detail dari masalah perkawinan.

7.                        Aturan terakhir bagi seorang pendeta yang mengadakan konseling adalah memastikan bahwa sesi itu berakhir sesuai dengan kehendak Allah, kehendak Kristus, dan kehendak surga.  Jangan pernah biarkan hal itu berakhir tanpa sebuah pengharapan. Mungkin apa yang diperlukan di atas semua itu adalah sebuah langkah yang dekat dengan Allah. (Luk. 12:13-21). Ada beberapa hal dari semua itu bahwa pertobatan pribadi, kemanusiaan, penyangkalan terhadap hal-hal yang murah dari keduniawian, sebuah komitmen yang sempurna kepada Kristus, dan sebuah resolusi untuk menempatkan Allah sebagai yang utama dari semua hal, mungkin tidak dapat diatasi.

Semoga Allah memberkati seorang pendeta yang membawa konselingnya kepada kesukacitaan dan akhir yang bahagia.