Daftar Isi

GEMBALA MELAKUKAN PEKERJAAN SEORANG PENGINJIL

(The Pastor Doing the Work of an Evangelist)

 

Oleh Dr. W. A. Criswell

Alih bahasa oleh Wisma Pandia, Th.M.

Editor Dr. Eddy Peter Purwanto

 

Perintah Allah

 

Pendeta berada di bawah perintah Allah untuk mengerjakan suatu pekerjaan penginjilan (2 Tim. 4:5). Penginjil, menurut perkataan Paulus dalam Efesus 4:11, merupakan salah satu karunia yang diberikan oleh Kristus kepada jemaat. Di antara rasul-rasul, nabi-nabi, dan pendeta pengajar, dia berdiri sebagai seseorang yang Allah urapi, Allah memanggil pelayan dari dalam rumah tangga iman. Tetapi pekerjaan yang dilakukan oleh seorang penginjil dilakukan dengan pergi berkeliling, pendeta melakukannya dalam pelayanan pastoralnya. Jika dia gagal dalam hal ini, dia menggagalkan Allah. Jika dia sungguh-sungguh beriman dalam hal ini dia sungguh-sungguh beriman kepada Tuhan. Tidak ada alternatif lain. Pendeta harus memenangkan jiwa-jiwa bagi Kristus.

Jika kita dapat berbicara dalam bahasa Paulus dalam 1 Korintus 13 dalam memenangkan jiwa, semangat dari kata-katanya akan seperti ini:

 

Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan bahasa pendidikan dan sekalipun aku menggunakan berbagai metode berkhotbah, tetapi jika aku gagal memenangkan mereka kepada Kristus, atau membangun mereka dalam karakter Kristen, aku sama dengan suara erangan dari angin yang berhembus dari padang gurun Siria.

Dan sekalipun aku memiliki keahlian khotbah yang terbaik dan mengerti semua misteri dari psikologi rohani, dan mengetahui bahwa aku mempunyai semua pengetahuan biblika, tetapi jika aku kehilangan diriku di dalam memenangkan orang lain bagi Kristus, aku sama seperti sebuah awan yang berkapun dalam sebuah lautan yang terbuka.

Dan sekalipun aku membaca semua buku-buku homelitik dan mengunjungi konvensi-konvensi denominasi, institut-institut dan sekolah-sekolah musim panas, dan kemudian aku puas kurang daripada memenangkan jiwa kepada Kristus dan membangun orang-orang saya di dalam karakter kekristenan dan pelayanan, hal itu tidak menghasilkan apa-apa.

Pengkhotbah pemenang jiwa, pendeta yang membangun karakter sabar menderita dan semacamnya; dia tidak cemburu dengan yang lain yang tidak melakukan tugasnya; dia tidak memegahkan dirinya sendiri, tidak menyombongkan dirinya dengan kebanggaan intelektual.

Seperti seorang pendeta yang tidak menunjukkan reaksi dirinya sendiri yang  yang tidak sepantasnya diantara hari-hari Minggu,  tidak menunjukkan kenyamanan dirinya sendiri, tidak mudah terprovokasi.

Menanggung segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu.

Dan sekarang demikianlah ketiga hal ini, pengetahuan, metode-metode, penginjilan, tetapi yang terbesar dari hal ini adalah penginjilan.

 

Apakah Penginjilan?

 

Apakah penginjilan? Ini merupakan pembicaraan yang serius dari perintah pertama dalam Amanat Agung—pergi, menjadikan murid. Merupakan hal yang sangat serius dalam permohonan terakhir dari rasul Paulus, “Beritakanlah firman, lakukanlah tugas penginjilan” (2Tim.4:2,5).

Apakah penginjilan itu? Ini merupakan pembentukan kembali terhadap dunia sekarang ini melalui metode dan kebiasaan dari orang-orang Kristen Perjanjian Baru. Kata-kata dapat dengan sukar menjelaskan  tentang keputusasaan yang serius dan pengharapan yang diharapkan datang dengan segera,  bersamaan dengan pesan khotbah mereka tentang salib, kebangkitan,  dan seruan yang mulia dari Tuhan kita. Penginjilan, adalah memenangkan yang terhilang, suatu pengakuan dari iman, adalah kekristenan Perjanjian Baru. Kita jangan pernah lupa bahwa pembangunan ekonomi, pencerahan politik, budaya dan pendidikan merupakan produk dari iman orang Kristen. Hal yang paling utama telah menjadi dan akan selalu menjadi pemulihan jiwa, tanpa hal ini semua kenyamanan akan sia-sia.

Apakah penginjilan itu? Ini merupakan hal yang paling mendasar dan tesis yang paling utama dalam Perjanjian Baru bahwa orang-orang akan terhilang tanpa Kristus. Bahwa Juruselamat kita sendiri telah berbicara dengan jelas, dengan sungguh-sungguh, dari tragedi penyangkalan terhadap hal-hal surgawi dari jiwa-jiwa yang sungguh-sungguh berpaling dari tawaran anugerah dan kemurahan Allah. Hal itu sudah disampaikan oleh Simon Petrus yang berkata,” dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita diselamatkan.” (Kis. 4:12). Seperti yang juga ditulis oleh Yohanes, “Dan setiap orang yang namanya tidak tertulis dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu.” (Wahyu 20:15). Sekalipun kita percaya secara literal, lautan api yang ada secara fisik ataupun tidak, pengajaran Perjanjian Baru, dan sejarah mengkonfirmasikan, bahwa manusia secara menyedihkan terhilang tanpa Kristus. Setiap kota yang rusak di atas benua, setiap salib putih dalam kuburan militer, dalam suatu cara yang tragis membawa ke dalam hati kita keyakinan yang semula bahwa manusia lebih membutuhkan Allah dan jalan hidup orang Kristen dari pada yang lainnya.

Apakah penginjilan itu? Ini merupakan  suatu perantara kepada orang yang terhilang. Ini merupakan tangisan kesedihan yang mendalam dari Yesus sebagaimana Dia meratapi atas sebuah kota yang terhukum.

Ini merupakan tangisan dari Paulus, “Bahkan, aku mau terkutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku, kaum sebangsaku secara jasmani” (Roma 9:3).

Penginjilan merupakan permohonan hati Musa, “lalu kembalilah Musa menghadap Tuhan dan berkata: ‘Ah bangsa ini telah berbuat dosa besar, sebab mereka telah membuat allah emas bagi mereka. Tetapi sekarang, kiranya engkau mengampuni dosa mereka itu - dan jika tidak hapuslah kiranya namaku dari dalam kitab yang telah Kau tulis.” (Kel.32:31-32).

Ini merupakan tangisan dari John Knox, “Berikan saya Skotlandia atau saya mati.”

Ini merupakan deklarasi dari John Wesley, “Dunia adalah jemaatku.”

Ini merupakan panggilan Wiilliam Carey dengan Alkitabnya di tangannya dan dunia yang terbakar di dalam hatinya.

Ini merupakan doa dari Billy Sunday, “Buatlah aku menjadi seorang raksasa bagi Tuhan.”

Ini merupakan tangis kesedihan orang tua di saat malam, meratapi anaknya yang sangat dikasihinya.

Penginjilan merupakan semangat kasih dari gembala yang mencari domba yang hilang, dari bapa yang berdoa dan menunggu anaknya yang memboros-boroskan hartanya.

Ini merupakan rahasia dari sebuah gereja yang besar.

Ini merupakan rahasia dari seorang pengkotbah yang hebat dan seorang Kristen yang hebat.

Ini merupakan sebuah beban untuk jiwa-jiwa yang terhilang dari manusia yang akan kita bawa ke gereja sebuah kebangkitan seperti yang tidak pernah kita ketahui sejak kepenuhan dalam Roh dalam jemaat Kristus pada hari Pantekosta.

Sampai pada kesudahannya bahwa jemaat kita mungkin dapat diselamatkan, bahwa gereja kita dapat hidup dan berkembang, bahwa Kristus dapat dimuliakan dan dihormati, biarkan kita memberikan seluruh hidup kita untuk tugas utama ini dalam setiap pelayanan yang dipanggil dan setiap gereja yang mempertahankan penginjilan, harapan dari Dunia.

 

Penginjilan - Alasan bagi Pertumbuhan Gereja

 

Ada sebuah alasan bagi pertumbuhan dari sebuah gereja yang besar. Alasan tersebut adalah penginjilan; penginjilan di atas mimbar, penginjilan dalam Sekolah Minggu, penginjilan di dalam kita, di dalam Negara. Penginjilan, merupakan jiwa dan semangat dari setiap organisasi dan usaha gereja.

Ketika gereja memiliki penginjilan, mereka telah bertumbuh. Ketika mereka gagal untuk memenangkan jiwa-jiwa, mereka telah tidak dapat menghindari kematian dan sekarat. Dalam sebuah kesempatan dalam kunjungan terakhir Dr. Rushbrooke ke Amerika, saya bertanya mengapa denominasinya di salah satu negara yang terbesar di dunia mati secara perlahan-lahan. Dia menjawab, “Hal itu disebabkan oleh karena mereka telah kehilangan semangat penginjilan.” Sebagaimana nafas bagi tubuh manusia, sama seperti penginjilan bagi gereja. Sebagimana warna dan keharuman bagi bunga, sebagaimana air bagi laut, sebagaimana tenaga bagi mesin, seperti itulah penginjilan bagi gereja.

Gereja-gereja yang lain mungkin hidup berdasarkan aliansi politik mereka dan menjadi kuat karena dukungan dari institusi Negara yang mendukung mereka, tetapi gereja-gereja yang independen, termasuk yang tidak diakui, harus selalu mengingat bahwa penginjilanlah yang membuat kita dan penginjilan itu sendiri yang dapat menjamin kita. Akan ada sebuah penghakiman dari Allah terhadap kita jika kita gagal terhadap hal yang paling vital ini. “Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya jika engkau tidak bertobat…. Siapa yang bertelinga hendaklah ia mendengar apa yang dikatakan roh kepada jemaat-jemaat.” (Wahyu 2:5,7).

 

 

Pendeta Penginjil dan Penginjilan

 

Pendeta yang percaya terhadap Injil Perjanjian baru, mengkotbahkan hal itu dengan sekuat tenaga dan bersungguh-sungguh, dan memenangkan jiwa-jiwa bagi Yesus tidak akan jatuh ke dalam segala jenis kritik dari mereka yang disebut sebagai pencerahan baru. Dia adalah “seorang anakronisme.” Dia “tidak mengikuti zaman.”  Dia tidak “sensitif terhadap sapuan perubahan sosial dalam dunia.” Dia tidak “berkhotbah kepada generasi yang akan datang,” dan dia “menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dijawab dengan tidak lama.” Tidak masalah. Ingat bahwa Paulus telah menghadapi hal itu, orang yang menentang dia kemanapun dia pergi sebagaimana dia memberitakan Injil anugerah dari Anak Allah. tetapi dia tidak pernah berhenti. Dia mengkhotbahkan semuanya dengan lebih sungguh-sungguh. (Gal. 1:6-24; 6:11-17). Mari kita melakukan hal yang sama.

Pendeta yang sesungguhnya harus selalu berusaha dengan sekuat tenaga untuk menjaga hatinya tetap hangat dari api kasih dan anugrah Tuhan. Tidak membiarkan akar kepahitan tumbuh di dalam jiwanya. Berdoa, menjadi manis dan lembut, dan bersaksi kepada orang yang terhilang bahwa mereka harus diselamatkan. Tetap peduli terhadap pekerjaan memenangkan jiwa sebagaimana Yesus telah memanggil anda.

 

Kita telah ditemukan untuk menemukan orang lain.

Kita telah diberitahukan untuk memberitahukan orang lain.

Kita telah dimenangkan untuk memenangkan orang lain.

Kita telah diselamatkan untuk menyelamatkan orang lain.

 

Mari kita mengikuti contoh yang suci dari orang Kristen yang tidak dikenal yang menulis:

 

Tuhan, berikan aku kasihMu untuk jiwa-jiwa,

Untuk yang terhilang dan domba-domba yang tersesat,

Bahwa aku dapat melihat yang beraneka ragam

Dan menangis sama seperti Engkau telah menangis

 

Dari perhentian altar hatiMu

Kau ambil bara yang menyala,

Dan menyentuh bibirku dan berikan padaku, Tuhanku

Sebuah hati yang haus akan jiwa-jiwa

 

O, api dari kasih, O, pijar ilahi

Buatlah Engkau berdiam dalamku

Menyala dalam hatiku, menyala dengan lebih lagi

Hingga aku terbakar habis untukMu

 

            Salah satu denominasi liberal di Amerika melalui berita medianya menyerang salah satu pelayannya karena keberatan terhadap beberapa literaturnya yang menyangkal Kristus. Dia seorang Injili yang berada dalam sebuah ranjang panas semi unitarianisme. Karena keberatan pendeta itu diberi label seorang pemuja Alkitab, seorang pembohong, dan telah katakana sebagai seorang yang naïf dan memiliki pikiran yang tidak logis.

            Dalam isu yang sama dalam majalah suatu denominasi yang menyerangan pelayanan, sebuah artikel yang menyerang seluruh penginjil dan penginjilan yang berdasarkan pikiran orang Kristen. Keseluruhan kelompok Injil disebut sebagai bocah-bocah yang kompak,  pembenci, sayap kanan, najis, tipe Neanderthal, saudara yang sesat, rasul pemecah,   manusia dinosaurus, pied pipers, literalis, autoritarianisme, berpendirian keras, belum dewasa, fanatik, separatis, mahluk liliput, ditambah sebuah julukan lain yang mengimplikasikan jauh lebih buruk dari namanya itu! Majalah itu mengatakan bahwa khotbah fundamental adalah asap yang beracun, kebencian, doktrin yang sinting, dan paranoid barbarian.

            Jika orang-orang ini memenangkan orang-orang yang terhilang kepada Kristus, membangun gereja, mengiring keluar misionari, melayani kebutuhan orang-orang, lalu kita dapat membuang Alkitab kita, melupakan tentang Amanat agung Tuhan kita, menyimpan uang kita untuk diri kita sendiri,  dan beristirahat dalam kesenangan Sion dan melihat kemajuan Kerajaan Allah dari menara gading kita. Bahayanya adalah, orang yang mencap dirinya ini sebagai orang yang sangat rohani ini mencemoohkan bahwa  penginjilan adalah sesuatu kasar, terbelakang, dan barbar yang tidak melakukan apa-apa tetapi memimpin kepada suatu kematian gereja dan mematikan kesaksian, serta mematikan denominasi. Salah satu dari mereka berkata, “Lihat orang gerejawi yang tolol itu berkotbah setiap minggu kepada ribuan dan ribuan orang? Jika dia orang pintar seperti saya dia akan berkotbah terhadap satu konggregasi dari seratus lima puluh!”

            Yang lain berkata, “Lihat pemercaya Alkitab itu, orang bodoh tolol yang membaptiskan lebih dari lima ratus orang setiap tahun? Jika dia seorang filsuf Athena yang intelektual seperti saya dia dapat membaptis tiga orang setahun seperti yang saya lakukan!”

            Yang lain berkata, “Lihat orang yang berpandangan sempit yang mengkhotbahkan Alkitab itu, pendeta di sebelah sana, menyampaikan pesan yang sama seperti para pendahulunya lakukan, dengan kunjungan Sekolah Minggu yang rata-rata lebih dari delapan ribu setiap minggu. Jika dia seorang yang dicerahkan seperti saya, dia akan memiliki tujuh puluh lima sebagaimana yang saya lakukan!”

Tidak ada orang liberal yang pernah membangun sebuah gereja yang besar, yang mengadakan sebuah kebangunan rohani yang besar atau memenangkan sebuah kota untuk Tuhan. Mereka tinggal diam dan tidak mau bekerjaan dan berkorban. Pikiran mereka, yang mereka pikir baru dan modern, merupakan sesuatu yang lama sebagaimana dusta yang pertama, “Tentulah Allah berfirman” (Kej. 3:1). Mereka tinggal dalam dunia yang lain dari kita, dan mereka berkotbah tentang injil yang lain yang bukan Injil yang sesungguhnya, akan tetapi sebuah tragedi dari yang memutar-balikkan kebenaran (Gal.1:6-9). C.T. Studd menulis perbedaan ini dalam sebuah puisi yang berjudul, “Saya Tidak Berjalan dalam Jalanmu,” sebuah percakapan antara seorang muda, enterpreneur modern dan seorang pengkotbah Alkitab masa lalu.

 

Saya Tidak Berjalan dalam Jalanmu

 

“Anda sudah kadaluarsa,” kata pendeta muda Bates

Untuk seorang pendeta tua kami yang sungguh-sungguh beriman

Yang telah memikul selama bertahun-tahun, dalam air mata

Injil terlalu miskin, makhluk yang berdosa

“Anda masih tetap berkotbah tentang Hades dan goncangan dari wanita terpelajar

Dengan doktrin barbar anda tentang darah

Anda sangat jauh tertinggal, anda tidak akan pernah dapat menyusul.

Anda hanya sebuah ban kempis yang tertusuk di dalam lumpur.”

 

Untuk beberapa saat dengan sedikit tersenyum

Wajah pengkhotbah tua yang penuh pencerahan

Tidak Terganggangu oleh hal menggelikan itu

Lalu dia berpaling kepada Bates, orang muda itu, dengan sangat tenang dan sabar

“Menyusul, apakah telinga saya mendengar apa yang kamu katakan?

Mengapa saya tidak dapat sukses jika menggandakan kecepatanmu;

Temanku saya tidak berjalan dalam jalanmu.”

 

Biarlah pendeta yang benar tidak pernah berpaling dari panggilannya untuk mengajarkan seluruh nasehat Allah, memperingatkan manusia atas dosa-dosa mereka dan penghukuman Allah atas mereka, memanggil orang yang terhilang untuk berpaling dan beriman, membaptis para petobat atas nama Allah Tritunggal, dan membangun jemaatnya dalam kasih dan kebiksanaan Allah. Jika dia melakukan hal ini, dia akan menyelesaikan seluruh pekerjaan yang mana Roh Kudus telah memanggilnya. Betapa sebuah hadiah yang penuh berkat untuk mendengar suara Bapa yang berkata, “Baik sekali perbuatanmu itu hai hambaku yang baik dan setia:…masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu” (Mat.25:21). Jangan pernah terhalang atau berkecil hati terhadap apa yang orang katakan tentang anda. Hanya tetap pertahankan untuk memenangkan jiwa-jiwa bagi Kristus.

 

Organisasi Gereja Seperti Organisasi Sebuah Penginjilan

 

Dalam sebuah pekerjaan penginjilan, usaha yang besar dicurahkan ke dalam organisasi yang merencanakan cara untuk memenangkan jiwa. Dalam kampanye yang hebat di Philadelphia oleh Bill Sunday, organisasi menjangkau hingga ke blok kota yang terjauh. Seluruh kota disentuh oleh hal itu, dan digerakkan oleh hal itu. Hasil dari suatu kebangunan, lebih dari enam ribu jiwa dibaptis ke dalam gereja metroplex. Jika pendeta berada di bawah kuasa untuk melakukan pekerjaan penginjilan, lalu dia harus melakukan hal yang sama; yaitu, dia harus menggunakan organisasi gerejanya untuk memenangkan yang terhilang. Bagaimana ia dapat menggunakan yang terbaik dari apa yang telah mereka dedikasikan? Cara gereja adalah meletakkan bersama apa yang sudah menjadi sifatnya,  yaitu sifatnya sebagai organisme untuk memenangkan jiwa, untuk mejangkau orang-orang terhilang. Ini merupakan hal yang datang secara natural.

 

Khotbah Sebagai Sebuah Instrumen Penginjilan

 

Khotbah dan mimbar merupakan instrument di tangan pendeta penginjil untuk memenangkan jiwa-jiwa kepada Kristus (1 Kor. 1:18-20). Sedihnya, di sana ada sebuah tendensi modern, yang berpaling dari khotbah penginjilan, yang berpikir bahwa orang-orang yang di luar gereja dapat diraih dengan standar yang lebih rendah dang mengubah pesan kekekalan kita. Roh dari kompromi, sekularisme, dan ekumene terlihat di setiap tempat. Hal itu lebih menyerupai suatu dialog tanpa keputusan komunikasi, tanpa pertobatan, universalime tanpa keselamatan pribadi. Ini bukan merupakan metode dari Perjanjian Baru (Kisah Rasul 2:40). Para rasul berkhotbah untuk sebuah keputusan. Jonathan Edwards mengemukakan kepercayaannya bahwa khotbah merupakan satu pengantara dan sebuah wahana untuk pertobatan. Dia memperbaiki khotbahnya demi keunggulannya sebagai pusat dari ibadah. Dia membuat khotbah sebagai poin utama dari ibadah dan bukan sakramen. Dia berharap sesuatu mengambil tempat ketika dia berkotbah. Salah satu tujuan yang paling prinsip dari khotbah adalah untuk memenangkan orang lain bagi Kristus. Edward tidak pernah memiliki hasrat untuk terlihat pintar, hanya agar Injil menjadi jelas.

Charles G. Finey percaya tepat seperti Edwards. Dia percaya bahwa sentralitas khotbah sebagai sebuah perantara pertobatan. Dalam khotbahnya sendiri dia menulis, “Pertobatan terjadi di bawah setiap khotbah yang saya khotbahkan.” Tujuan utama dari pengkhotbah yang paling utama adalah pertobatan para pendengarnya. Catatan pencaraian harus didengar dan dirasakan dalam setiap khotbah.

Jonathan Edward dalam mimbarnya mencoba membuat suatu putusan. Charles G. Finney mengharapkan hasil dan dia mendapatkannya. C.H. Spurgeon menghakhiri kotbahnya dengan sebuah seruan bagi orang-orang yang terhilang. Sekalipun khotbah disampaikan secara mendasar untuk  kemajuan rohani akan tetapi harus mengutamakan keselamatan.

Harus ada tujuan yang hebat dalam khotbah, dan salah satu tujuan yang paling mendasar tersebut adalah menjangkau orang-orang yang terhilang. Dapatkah anda membayangkan seorang salesman asuransi mempresentasikan semua dengan baik. Poin-poin dan kontrak yang baik dari perusahaannya lalu tidak pernah bertanya tentang prospeknya untuk menandatangani  di atas titik-titik untuk ditandai? Hal itu sama dengan seoarang pendeta yang menyampaikan pesan keselamatan dari Kristus tetapi tidak pernah mengharapkan hasilnya, tidak memberikan undangan, melupakan orang-orang dengan doa yang kosong. Pendeta harus mengharapkan sebuah hasil.

Seorang muda keberatan terhadap Spurgeon, orang ini tidak pernah mengharapkan pertobatan sebagai suatu dasar yang utama. Spurgeon membalas, “Kamu tidak pernah mau pertobatan dalam setiap ibadah, bukankah begitu?” Orang muda itu menjawab, “Tidak.”  Spurgeon selanjutnya menimpali, “Jadi kamu tidak akan pernah memilikinya.” Seseorang harus berkhotbah dengan harapan dan dia harus bekerja dengan kepercayaan bahwa Allah akan memberkati pelayanan yang berseru kepada orang-orang yang terhilang.

 

Susunan  dari Ibadah dan Khotbah Penginjilan

 

Pelayanan penginjilan di gereja (dan harus termasuk dalam setiap pelayanan ibadah) harus memiliki karakteristik umum seperti ini:

1.      Orang-orang yang hadir harus memiliki pikiran yang telah diset untuk penginjilan. Seruan untuk orang yang terhilang tidak akan asing atau sesuatu yang baru bagi mereka.

2.      Suasana gereja harus menjadi tempat sambutan yang hangat. Tidak ada bayi yang pernah lahir dalam kumpulan salju atau lapisan es. Mereka lahir di dalam kandungan yang hangat dan diselimuti oleh kehangatan darah sang ibu.

3.      Harus ada peranan kontribusi yang dibuat oleh orang yang mencurahkan pikiran kepada Kristus, penyambut yang penuh kasih dan penyambut tamu.

4.      Gereja harus dipenuhi oleh kasih yang berharga dari persekutuan jemaat. Siapa yang mau mencari Kristus dalam suatu jemaat yang  tersobek-sobek oleh perselisihan?

5.      Orang-orang beriman dikunjungi oleh hamba Allah. Jika kita tidak tertarik untuk melakukan kunjungan, mengapa kita mengharapkan orang yang terhilang untuk datang?

6.      Adalah baik untuk memiliki musik yang mengingatkan jiwa. Musik dapat secara literal membunuh pelayanan penginjilan dan seringkali hal itu terjadi.

7.      Sebuah persiapan yang mantap sebelum pertemuan. Hal ini termasuk masalah kunjungan, pertemuan doa, campur tangan pribadi, pengakuan, komitmen, dan semua kebajikan-kebajikan dimana Kristus dapat menggunakannya untuk meraih kerohanian mereka yang acuh tak acuh.

8.      Dengan hati yang penuh kehangatan pendeta mengkhotbahkan khotbah penginjilan, khotbah Injil. Jika dia mendedikasikan dirinya sendiri untuk berpaling kepada semua hal yang dia sampaikan, terhadap sebuah eskpresi seruan dalam undangan yang klimaks, Allah akan menggunakan dia dengan luar biasa.

                  Philiph Brooks berkata, “Tidak dibutuhkan seorang manusia yang besar untuk melakukan pekerjaan yang besar; hal itu hanya memerlukan orang yang penuh konsentrasi.”

9.      Secara ringkas, jika di sana ada doa, persiapan, kehadiran jemaat, khotbah Firman, dan kehadiran dari kuasa Roh Kudus maka akan ada pelayanan haleluya dari keselamatan dan jiwa-jiwa yang diselamatkan. Hal itu tidak akan pernah gagal. Tetapi jika hal-hal tersebut tidak ada maka pelayanan akan mandul dan tandus.

                  Suatu ketika sebuah gereja di kota kami meminta untuk meminjam orang kami selama setahun untuk memimpin kunjungan dan penginjilan. Kami menyetujuinya dan dia bekerja di sana selama setahun. Setelah sekitar enam bulan dia berhenti dan kembali kepada kami. Saya bertanya mengapa. Dia membalas bahwa dia mengajar dan memimpin jemaat untuk melakukan kunjungan, pelayanan memenangkan jiwa. Mereka kemudian pergi dari pintu ke pintu, mereka berbicara dan berdoa bersama orang yang terhilang, mereka memenangkan orang terhilang tersebut kepada Kristus, dan para petobat baru berjanji untuk menghadiri ibadah gereja, mengungumkan pengakuan iman baru yang mereka temukan dalam Kristus, dan dibaptis untuk menjadi anggota gereja. Tetapi ketika hari Minggu datang, mereka hadir sebagai pendengar, tetapi tidak ada apapun yang terjadi. Hal itu sangat mematahkan hati. Sang pemimpin itu kembali ke rumah para petobat baru dengan pertanyaan: “Mengapa anda tidak maju ke depan? Anda berada di sana. Saya melihat anda. Mengapa anda tidak merespon?”  Para petobat baru itu tidak dapat menjawab; mereka tidak dapat mengungkapkan alasan yang berasal dari dalam hati. Tetapi pemimpin penginjilan kami menjawab pertanyaan itu bagi mereka dan saya. Kurangnya respon terjadi karena dinginnya sikap sang pendeta dan suasana yang sangat dingin sekali di dalam gereja itu. Pendeta dan jemaat harus berubah jika orang-orang yang mau di menangkan dalam Kristus berubah.

                  Susunan dari kotbah penginjilan harus memiliki tiga hal yang harus diingat:

1.      Pengkhotbah harus percaya bahwa orang-orang yang terhilang dalam dosa-dosa mereka terpisah dari mana pribadi di dalam Kristus.

2.      Dia harus percaya di jiwanya yang paling dalam bahwa Kristus dan hanya Kristus sendiri yang merupakan kekuatan Allah bagi keselamatan. Dia tidak dapat menjadi seorang universalis dan menjadi seorang pemengan jiwa.

3.      Dia harus sungguh-sungguh berdoa di dalam iman bahwa dia percaya Roh Kudus akan memberkati pesan yang dia samapaikan kepada jiwa yang hilang. Allah telah memanggilnya dan memiliki tujuan ilahi terhadapnya.

                  Sebuah khotbah penginjilan yang efektif harus memiliki sembilan unsur-unsur ini:

  1. Harus alkitabiah dalam kandungannya
  2. Sederhana dalam susunannya
  3. Pribadi dalam perhatiannya
  4. Menarik dalam undangannya
  5. Tidak ada kompromi terhadap dosa
  6. Menghadirkan pengampunan di dalam Kristus
  7. Berkhotbah dengan seluruh energi dan semangat
  8. Menyampaikannya dalam pengharapan yang sungguh-sungguh
  9. Menaruh kepercayaan mutlak atas Roh Kudus

 

Jika pendeta akan mengikuti nasehat ini, dia akan memiliki jiwa-jiwa sebagai mahkota sukacitanya dalam kebanyakan ibadah.

                  Doa dan pelayanan menjangkau keluar dan khotbah penginjilan tidak akan gagal. Dan betapa menakjubkan hasilnya? Seseorang yang mengetahui hal itu menulis baris-baris ini:

 

                        Ketika saya masuk ke dalam kota yang indah itu

                                Jauh terlepas dari dukacita dunia dan ketakutan

                                Saya ingin seseorang berkata:

                                Itu adalah KAMU yang mengundang saya kemari

                               

                                Ketika menyambut saya melewati sungai

                                Seseorang yang terkasih dari dunia harus semakin dekat

                                Saya ingin seseorang berharap,

                                Itu adalah KAMU yang mengundang saya kemari

 

                                Ketika harpa kelegaan dari surgawi berbunyi

                                Dengan musik yang lembut dan jelas

                                Saya ingin memiliki seseorang yang bernyanyi

                                Itu adalah KAMU yang mengundang saya kemari

 

                                Untuk rumah yang bahagia ini saya mungkin tidak dapat datang

                                Apakah Kamu tidak mengundang saya kemari.

 

 

Pendeta dalam Memberikan Undangan

 

         Sebagai seorang pendeta yang terkenal di London, yang sedang sekarat, teman-temannya berkumpul di sekelilingnya dan bertanya, “Apakah anda punya pesan terakhir untuk dunia?” Pendeta yang terkasih itu menjawab, “Ya saya punya. Beritahukan para pendeta tentang hal ini; Oh pengkotbah, buatlah hal itu dengan terang dan jelas, bagaimana seseorang dapat diselamatkan!”

         Ketika seorang pendeta telah menunjukkan orang-orang berdosa bahwa mereka telah terhilang, ketika dia telah menggambarkan rencana penebusan Kristus terhadap keselamatan, lalu dia menarik orang-orang yang telah menyesal ke dalam sebuah pengakuan iman di dalam Yesus (Mat. 10:32-33; Roma 10:9-10). Bagaimana dia melakukan hal itu dengan efektif? Bagaimanakah seorang pendeta dapat memberikan undangan yang mendorong hati sanubari dari orang-orang yang terhilang? Di sini ada beberapa saran yang dapat dipertimbangkan.

1. Hal itu harus berada dalam hati pengkotbah untuk membuat seruan terhadap orang-orangnya. Dia harus berdoa hingga Allah menolongnya untuk melakukan hal itu dengan efektif. Pendeta yang baik memiliki hasrat yang lebih dari hidupnya terhadap keselamatan dari orang yang terhilang dan pengabdian total dari jemaatnya. Undangan harus dimulai dari dirinya, dari jiwanya yang terdalam. Jika pendeta memiliki hal itu di dalam hatinya untuk memenangkan orang-orang, dia akan menjadi seseorang yang tahu bagaimana untuk melakukan hal itu (Yoh. 17:17). Roh Kudus akan membantu dia.

2. Khotbah harus dibawa kepada klimaks yang sempurna. Apapun yang menjadi subyek, pesan harus kembali kepada kebutuhan jiwa terhadap anugerah dan kemurahan dari Allah. Hal ini tidak sulit, untuk tujuan khotbah yang memimpin orang-orang untuk memberikan  hati dan hidup mereka kepada jalan dan kehendak Allah. sebelum khotbah dimulai, tujuan seruan akhir harus tetap berada dalam pikirannya. Pengkhotbah tidak hanya berbicara. Dia berkhotbah dengan sebuah tujuan. Dia sedang meraih untuk sebuah putusan. Dia adalah seorang pemohon untuk jiwa-jiwa manusia. Salah satu dari akibat yang wajar dari undangan untuk menambah substansi dan arti kepada pesan pengkhotbah.

3. Banyak pendeta menutup khotbah mereka dengan sebuah doa sementara orang-orang tertunduk dalam doa bersama dia. Dalam doa ini, pengkhotbah berdoa untuk yang terhilang dan untuk yang lainnya yang termasuk ke dalam undangan. Selama waktu ketika orang-orang menunggu dengan kepala tertunduk, pengkhotbah dapat bertanya untuk mereka yang digerakkan Allah untuk mengangkat tangan mereka. Pengkhotbah lalu dapat berseru untuk menantang komitmen setelah dia memimpin doa.

4. Di akhir doa, jemaat dapat diminta untuk berdiri ketika paduan suara mulai menyanyikan lagu undangan. Beberapa pendeta membiarkan jemaat tetap duduk sementara lagu undangan dinyanyikan, untuk praktek itu akan membuat sulit bagi beberapa orang untuk menjangkau lorong bangku gereja. Saya telah memulai dengan meminta jemaat berdiri dengan kepala tertunduk saat saya menyimpulkan khotbah saya. Sementara mereka tetap berdiri dan berdoa, saya berdoa dengan mereka dan untuk mereka, lalu membuat seruan bagi jiwa-jiwa. Sementara itu paduan suara mulai menyanyikan lagu undangan.

5. Undangan dapat menjadi sesuatu yang ditaruh oleh Roh di dalam hati pendeta. Di samping seruan untuk orang-orang terhilang agar mengalami iman mereka kepada Tuhan, undangan dapat juga diberikan untuk baptisan dan panggilan bergabung menjadi anggota gereja, untuk atestasi, bagi mereka yang belum memiliki tempat ibadah tetap untuk menggabungkan diri. Undangan dapat ditujukan untuk orang Kristen supaya mengabdikan kembali hidup mereka kepada Juruselamat. Untuk orang-orang muda (dan orang tua juga) untuk menjawab kehendak Allah untuk suatu panggilan pelayanan khusus. Undangan dapat diberikan untuk kesembuhan dan untuk doa. Pendeta harus dipimpin oleh Roh Kudus di dalam undangan yang dia berikan.

6. Musik memainkan sebuah bagian yang penting dalam seruan ini. Kelompok paduan suara harus berdoa dengan sunggguh-sungguh sebagaimana pendeta mereka. Mereka harus merasakan kebutuhan dan hasrat kepada Kristus datang ke dalam hati dan hidup orang-orang yang hadir. Saat undangan diberikan peranan mereka semua hampir sama penting dengan pendeta dalam memenangan jiwa.

7. Kadang-kadang ketika saya membuat permohonan untuk yang terhilang dengan meminta mereka mengangkat tangan mereka untuk didoakan. Yang pertama saya minta mereka yang telah mengangkat tangan mereka untuk maju ke depan lalu saya meminta orang yang tidak mengangkat tangan, tetapi ingin diselamatkan, untuk maju ke depan. Seringkali saya meminta seorang teman atau keluarga terdekat untuk membuat undangan pribadi yang terhilang untuk merespon dalam suasana hening dan doa yang sungguh-sungguh melakukan hal itu ketika kami bernyanyi dengan menundukkan kepala. Kadang-kadang saya membuat seruan bagi orang-orang Kristen untuk mengabdikan hidup mereka kepada Allah, mengingatkan mereka bahwa orang yang terhilang mungkin (dan seringkali akan) mengikuti anda untuk maju ke depan.

8. Jika orang-orang di gereja kita telah berdoa, mengunjungi, menelpon dan berbicara di Sekolah Minggu, bersaksi secara pribadi maka dengan orang yang terhilang dan yang tidak memiliki gereja, Allah tidak pernah gagal melupakan hasil panenan. Setelah semuanya, Yesus berada dalam urusan menyelamatkan jiwa-jiwa. Hal itu yang telah Dia sampaikan (Lukas 19:10).

9. Panjangnya suatu undangan berada dalam kehendak Allah. Sepanjang orang-orang memberikan respon jemaat akan tetap berdiri di sana di dalam perhatian yang dalam selamanya. Ketika pekerjaan Roh telah selesai, pendeta harus merasa bahwa sudah tiba untuk menutup seruan. Pendeta harus dipimpin oleh Roh.

 

Undangan yang Menarik

 

         Karena kedalaman, dan konsekwensi yang kekal yang terkandung dalam undangan di akhir khotbah, biarkan saya menulis pentingan ini semua dalam penjelasan yang lebih lanjut. Kebanyakan pendeta dan pengkhotbah tidak mengetahui bagaimana memberikan sebuah undangan yang efektif. Mereka malu-malu akan hal itu, dan ragu-ragu untuk menekankan seruan untuk datang kepada Kristus. Karena kelemahan dari keyakinan dan rasa percaya diri, banyak pendeta di dalam gereja tidak mempersembahkan sebuah kesempatan kepada orang-orang yang terhilang dan yang bukan anggota jemaat untuk datang kepada Juruselamat. Hal ini merupakan sebuah tragedi, karena setiap pendeta dapat belajar bagaimana mengundang seseorang untuk datang kepada Kristus dan setiap penginjilan jemaat dapat dibawa ke dalam sebuah kasih, doa dan perhatian untuk jiwa-jiwa. Jawabannya terletak di tangan pendeta. Sebuah tanggung-jawab apa yang seharusnya dia pelajari?

         Sifat takut-takut dan keragu-raguan dalam diri pendeta dapat menggagalkan sebuah undangan. Jangan berkata “Apakah ada seseorang di sini yang akan mengangkat tangannya untuk berdoa?” Berkata lebih lanjut, “Berapa banyak yang akan mengangkat tangan untuk berdoa.” Jika pertemuan berlangsung di gereja pendeta itu sendiri, biarkan dia datang turun dari mimbar berharap untuk menyambut mereka yang datang: atau jika dia hanya melihat dari mimbar untuk menekankan seruan, biarkan dia mengundang jemaat untuk maju ke depan dalam kesempatan yang berharga itu.

         Berserulah untuk orang yang terhilang. Jiwanya yang kekal berada dalam taruhan. “Apa gunanya seseorang memperoleh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya.” (Markus 8:36).

         Joseph Addison Alexander menulis tentang orang yang menemui ajalnya:

 

         Ada sebuah waktu, yang kita tidak tahu kapan,

            Sebuah batas yang kita tentu tidak dapat hindari

            Yang menandai takdir dari manusia

            Untuk kemuliaan atau kesengsaraan

 

            Ada sebuah garis yang tidak terlihat oleh kita

            Yang melintasi setiap jalan kecil

            Tersembunyi di balik batas

            Kesabaran Allah dan murkaNya

 

         James Russel Lowell berbicara tentang krisis yang hadir dan Allah memberikan setiap dari kita sebuah pilihan.

 

         Sekali untuk setiap orang dan bangsa

            Datang sebuah momen untuk memutuskan

            Di dalam perselisihan antara kebenaran dengan kesalahan

            Untuk yang baik atau sisi yang jahat

 

            Tetapi untuk setiap orang terbuka di sana

            Sebuah jalan yang tinggi dan yang rendah

            Dan setiap orang memutuskan

            Jalan yang mana jiwanya akan pergi

 

Betapa mengagumkan keputusan kita!

Berikan undangan secara positif dan dengan mesra. Beritahu seseorang yang mendengarkan apa yang harus mereka lakukan, bukan apa yang seharusnya mereka tidak lakukan. Di dalam jawaban seruan anda, “Ya Tuhan, saya akan.” “Ya Tuhan, saya datang sekarang.” “Anda maksud untuk diselamatkan disuatu waktu; menjadi selamatlah saat ini. Yesus berdiri di luar pintu hati anda. Buka pintu itu. Katakan padaNya ‘Masuklah Tuhan Yesus, masuk ke dalam hati saya, masuklah kali ini, Datanglah untuk tinggal, masuk ke dalam hati saya, Tuhan Yesus!”

         Buatlah khotbah yang pendek dan undangan lebih lama. Berikan penekanan kepada khotbah anda dan mengkhotbahkan perintah kepada jemaat bahwa mereka juga harus bersaksi dan memenangkan jiwa kepada Tuhan. Peristiwa yang besar adalah pertobatan, keselamatan, regenerasi, penebusan, rekonsiliasi, rumah yang akan datang, penerimaan, penyambutan dan percaya! Buat penekanan dengan hidup di dalam cara anda mengatur seluruh ibadah.

         Di dalam undangan kutiplah Alkitab secara bebas. Beritahukan mereka apa yang Allah sampaikan dalam kasih, dalam peringatan dan dalam janji. Pertahankan semuanya dalam sebuah suasana doa; seseorang dapat diselamatkan sementara duduk dengan tenang dan mendengarkan doa.

         Berserulah untuk orang yang terhilang untuk menemukan pertolongan, kelepasan dan ketenangan. Kepuasan dunia tidak bersifat kekal. Kegelisahan, ketidakpuasan, beban berat, merupakan harga dari penolakan terhadap Yesus. Yesus berkata: “Marilah kepadaKu, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah kepadaKu, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan bebanKupun ringan.” (Mat. 11:28-30)

         Berserulah untuk kemenangan di dalam Kristus. Banyak hidup yang gagal, dan hancur, diremukkan oleh kebiasaan dosa, nafsu yang jahat, hasrat untuk bebas, pengalaman yang memimpin diri sendiri. Menyampaikan kemenangan di dalam Kristus dapat membebaskan manusia dan untuk menjaga mereka dengan kuasaNya. Yoh. 8:36 “Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka.” Filipi 4:13 “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.”

         Berseru di atas dasar pengorbanan dan kasih Kristus bagi kita, Dia mati untuk kita, mengangkat dosa-dosa kita di atas kayu salib. Pernahkah anda bersyukur kepadaNya atas hal itu?

            Berserulah untuk sebuah penyelidikan yang jujur (Yoh. 7:17). Jika Alkitab benar, maka orang yang tidak percaya salah. Dia memiliki segala sesuatu yang hilang dalam hidup ini dan hidup yang akan datang. Jika orang-orang skeptis, atheis, dan orang kafir benar (namun sesungguhnya tidak), maka sesungguhnya orang-orang Kristen masih di depan – dia memiliki sukacita yang lebih dan kepuasan dalam hidup yang melebihi siapapun.

         Berserulah untuk lahirnya persahabatan dan persekutuan di dalam Kristus. Dunia penuh dengan orang-orang yang kesepian. Kristus adalah sahabat yang sejati. Dia memimpin kepada dirinya sendiri dan kepada persekutuan di dalam gereja.

         Ingat, bahwa Injil patut mendapat sebuah respon, dan panggilan Kristus kepada manusia mengharapkan sebuah jawaban.

      

                  Dr. Lee R. Scarborough, seorang penginjil atau pemberita kebenaran, ia adalah presiden the South Western Baptist Theological Seminary dan Profesor “The Chair of Fire” (jabatan dari penginjilan), ia selalu melakukan satu hal di dalam suatu ibadah penginjilan. Dia memanggil orang-orang untuk maju ke depan, untuk memberi respon. Saya pernah berjumpa dengan dia berkali-kali; dia akan membuat seruan demi seruan hingga dia memperoleh sebuah jawaban. Jika ibadah terlalu kaku, keras dan dingin, hal itu dapat dihentikan oleh semangat pengkhotbah dan hamba Allah. Tidak akan ada orang berdosa yang akan memberikan respon dalam sesuatu yang keras, pelayanan yang mengekang. Allah harus bergerak melalui orang-orangNya.

                  Biarkan pendeta memberi ibadah yang haus, atau membuat seseorang yang jiwanya diberkati melalui perkataan ini, “Jika lima orang mau datang untuk berdoa, untuk diteguhkan kembali, untuk seseorang yang terhilang, kita akan melanjutkan permohonan.” Lalu jika ada lima orang maju ke depan, maka undangan dapat dilanjutkan dengan penuh kuasa. Dia dapat berkata, “Jika sepuluh orang mau maju ke depan, kita akan melanjutkan permohonan.” Dengan cara ini akan menarik hati orang-orang yang hadir untuk maju ke depan sepanjang undangan dilakukan.

                  Pengkhotbah dapat meminta semua jemaat yang sedang berdoa untuk mendoakan agar ada seseorang di dalam jemaat yang mau diselamatkan dalam ibadah itu, untuk maju ke depan dan berdoa. Jika yang terjadi adalah bahwa tidak ada seorangpun yang memberikan respon, maka dia dapat meminta semua pemimpin departemen di Sekolah Minggu seperti divisi Yunior, untuk maju ke depan dan berdoa untuk yang terhilang.

                  Setiap malam pada waktu undangan di berikan, pendeta dapat mengundang kelompok orang untuk maju ke depan dan berdoa. Malam pertama hal itu bisa dilakukan oleh semua pengajar yang hadir. Malam kedua semua diaken. Malam ketiga semua staf dan pemimpin gereja yang telah dipilih. Dan di atas hal itu dapat dilanjutkan setiap periode ibadah (atau Minggu demi Minggu). Kedatangan mereka menghancurkan rintangan yang kadang-kadang dirasakan oleh karena keragu-raguan dari orang yang terhilang untuk maju ke depan dan mengakui iman mereka.

                  Dengan kepala yang tertunduk sambil berdoa, pengkhotbah dapat meminta dengan sungguh-sungguh agar mereka mau mengabdikan hidup mereka kepada Tuhan dan mau mengangkat tangan mereka. Lalu dia dapat meminta semua orang yang mau menerima Kristus sebagai Juruselamat mereka untuk mengangkat tangan mereka. Lalu dia dapat meminta orang-orang itu untuk maju ke depan, orang-orang yang telah diselamatkan menjadi “pengawal” bagi iring-iringan yang belum diselamatkan.

                  Dengan kepala yang tertunduk. Tanyalah empat pertanyaan, yang pertama, semua yang menjadi anggota gereja ini angkatlah tangan anda. Kedua, semua orang yang telah menjadi anggota dari gereja yang lain yang berada di kota ini, angkat tangan. Ketiga, semua orang yang menjadi anggota gereja di luar kota, angkat tangan. Keempat, semua orang yang bukan anggota gereja manapun, angkat tangan Anda. Berbicara, berdoa, memohon dengan setidaknya dua respon untuk diselamatkan atau untuk bergabung dengan gereja.

                  Banyak anggota gereja yang tersiksa dan menderita oleh keragu-raguan tentang masalah keselamatan mereka. Minta mereka untuk mengangkat tangan mereka jika mereka ingin diselamatkan dan mengetahui hal itu. Ini merupakan sebuah seruan yang sangat diperlukan untuk jaminan keselamatan.

 

 

Berbagai Segi Undangan

 

Berbagai segi undangan dapat diikuti dengan sejumlah pelajaran. Berdoa dengan harapan agar pendeta memberikan saran lebih lanjut, agar mereka menuliskan komitmen   mereka dalam ibadah untuk membawa jiwa-jiwa kepada Kristus. Tidak ada pendeta yang mengerjakan semua, tetapi beberapa pengkotbah dapat didorong dalam panggilan hatinya  untuk memenangkan jiwa melalui pembelajaran mereka dengan seksama. Jadi di sini ada beberapa cara lebih lanjut untuk menekankan seruan untuk datang kepada Juruselamat kita.

1.      Undang orang-orang Kristen untuk mau setia menghadiri pertemuan doa (maju ke depan untuk sebuah komitmen setia menghadiri pertemuan doa). Undang mereka untuk membawa teman-teman mereka yang belum diselamatkan untuk hadir dalam ibadah. Bacalah satu bagian Kitab Suci, yanyikan sebuah lagu pujian, berlutut sambil doa. Undanglah orang-orang yang telah diberkati selama pertemuan doa untuk bersaksi-tanyalah apakah ada yang telah memutuskan untuk menerima Kristus sebagai Juruselamat.

2.      Serukan kepada jemaat sementara lagu undangan dinyanyikan. Hasrat  untuk mencari Tuhan. Datang kepada pendeta yang memberikan undangan dari mimbar atau mengumumkan sebuah ruangan untuk mereka datangi setelah ibadah selesai.

3.      Dengan kepala yang tertunduk, sebuah nyanyian solo atau suara organ dimainkan. Semua yang memiliki beban berat, yang membutuhkan kekuatan Kristus, yang membutuhkan kuasaNya yang meringankan, mengangkat tangan mereka (atau berdiri untuk berdoa). Lalu minta mereka untuk maju ke depan, bersama dengan orang-orang yang mau menerima Kristus sebagai Juruselamat mereka. Saat akhir dari undangan, mintalah mereka yang telah menerima Kristus tetapi tidak mengangkat tangan mereka untuk berdoa. Katakan: “Jika ada seseorang di sini yang sebenarnya ingin maju ke depan tetapi tidak melakukannnya, kami akan sangat senang berdoa untuk anda sebelum ibadah ditutup. Anda merindukan pintu keselamatan terbuka sebelum anda masuk. Anda tidak yang tidak bermaksud benar-benar menolak keselamatan secara final, yang sebenarnya berharap untuk diselamatkan, sekalipun anda tidak melakukannya malam ini. Jika anda ingin agar diingat dalam doa, angkatlah tangan anda. Kami tidak akan bertanya lebih sekali lagi.

4.      Mintalah orang-orang Kristen untuk mengangkat tangan mereka, lalu doronglah orang-orang yang belum diselamatkan untuk mengangkat tangan mereka.

            Atau mintalah orang-orang Kristen yang mau berdoa untuk orang-orang terkasih mereka atau teman mereka yang belum diselamatkan untuk mengangkat tangan mereka, lalu mintalah orang-orang yang belum diselamatkan itu untuk mengangkat tangan mereka. Undanglah orang yang belum diselamatkan ini setelah doa selesai untuk maju ke depan.

5.      Sementara kepala mereka tetap menunduk, mintalah orang Kristen untuk mengangkat tangan mereka dan mengutip Yohanes 3:16. Hal ini akan memberi waktu bagi pekerja untuk melihat tangan siapa yang tidak terangkat.

            Lalu tanyalah kepada tangan yang terangkat apakah mereka menyesal karena menjadi orang Kristen. Hal ini merupakan kesaksian yang mulia. Tidak ada yang menyesal; setiap orang Kristen bahagia. Lalu tanyalah orang yang belum selamat untuk bergabung dengan orang-orang Kristen yang bahagia ini.

6.      Dengan kepala yang tertunduk dan mata yang tertutup, mintalah semua orang yang akan menerima Kristus untuk berdiri dan berdoa. Lalu mintalah orang Kristen itu untuk berdiri bersama yang lain; lalu semua secara bersama-sama maju ke depan.

7.      Mintalah orang-orang Kristen yang berdoa meminta Allah untuk menyelamatkan teman-temannya atau yang mereka kasihi sehingga kita dapat berdoa untuk mereka untuk berdiri. Lalu sebelum berdoa, mintalah orang-orang yang belum selamat untuk berdiri sebagai sebuah indikasi penghormatan bagi orang-orang yang berdoa untuk mereka.

8.      Dalam sebuah khotbah dalam Matius 22:24, “Apakah pendapatmu tentang Mesias?” Fakta-fakta yang berat untuk dan melawan Kristus seperti yang kita temukan dalam Perjanjian Baru. Pertama, bawa saksi-saksi yang melawan Kristus, orang-orang ateis, orang-orang kafir, skeptis, orang-orang modernis, dan kutiplah pernyataan-pernyataan mereka. Lalu panggil keluar saksi-saksi, satu demi satu, untuk bersaksi bagi Kristus, nabi-nabi, para rasul, malaikat-malaikat, suara Bapa dari surga, para martir, pemimpin-pemimpin Kristen, dan para ilmuwan.  Pendengar bertindak sebagai juri. Tanya semua orang yang percaya bahwa Yesus adalah seorang penipu yang lihai, pembohong, tidak seperti yang dia klaim, untuk berdiri (jika ada seseorang yang berdiri, berterima kasihlah padanya atas keberaniannya, beritahu dia bahwa anda memiliki beberapa buku yang anda harus baca). Lalu tanyalah setiap orang yang percaya Yesus Kristus adalah seperti yang dia klaim bahwa Yesus adalah Anak Allah, Juruselamat dunia, Allah sejati dengan semua otoritas yang di surga dan di bumi- untuk berdiri.

            Undanglah mereka yang sebelumnya tidak pernah secara pribadi menerima dan mengakui Kristus di hadapan manusia untuk datang ke depan selama lagu pujian dinaikkan. Jika Roh memimpin, suruhlah orang-orang Kristen untuk duduk setelah pembelaan terhadap orang-orang yang belum diselamatkan yang tetap berdiri. Mohonlah agar mereka mematuhi kata-kata dari Matius 10:32-33 dan Roma 10:9-10.

9.      Mintalah variasi umur yang berbeda untuk berdiri. Tekankan nilai untuk membuat keputusan bahwa semakin awal dalam hidup adalah semakin mungkin. Akan menjadi sulit dan semakin sulit jika kita bertambah tua.

Demontrasikanlah:

            Mereka yang bertobat setelah usia 50 tahun untuk berdiri. Hitung.

            Mereka yang bertobat setelah usia 40-50 tahun untuk berdiri. Hitung.

            Mereka yang bertobat antara usia 20-40 tahun untuk berdiri. Hitung.

            Mereka yang bertobat di bawah usia 15,10 tahun untuk berdiri. Hitung.

 

Lalu buatlah kelompok itu dalam urutan yang terbalik. Yang menjadi orang Kristen di bawah usia lima puluh tahun untuk berdiri lagi. Undang yang lain bahwa dalam golongan tersebut siapa yang sekarang untuk menjadi orang Kristen dipersilahkan berdiri. Lakukan melalui semua usia dengan cara itu. Mereka yang berdiri untuk pertama kali, undang untuk maju ke depan.

            10. Akhiri ibadah dengan doa bagi setiap orang. Yang diselamatkan, yang tidak diselamatkan, mereka yang telah menerima Kristus, bangkit, dan memberi syukur kepada Allah. Maju ke depan. Dengan kepala yang tertunduk, secara hati-hati, dengan penjelasan penuh tentang rencana keselamatan. Bagi yang menerima Kristus, dipersilahkan untuk datang.

11. Dengan masih kepala tertunduk, nyanyikan lagu secara duet, atau solo seperti lagu “Precious Lord, Take My Hand (Tuntunlah Tanganku Ya Tuhan).” Mintalah orang-orang untuk membuat keputusan apapun yang diinginkan oleh Tuhan, mendedikasikan kembali diri mereka kepada Tuhan, memaafkan yang lain, menerima Kristus sebagai Juruselamat, menjawab panggilan Allah. Mintalah mereka yang mengangkat tangan untuk maju ke depan.

12. Berkhotbahlah dari Roma 10:9-10. Mintalah semua orang yang di rumah siapa yang dapat secara terus terang untuk melakukan hal yang sama untuk berdiri dan mengakui Kristus di dalam kata-kata ini: “Saya mempercayai Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat,” atau “Saya percaya Allah telah membangkitkan Yesus Kristus dari kematian dan saya mempercayai Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat.” Mintalah semua, satu demi satu, di dalam rumah itu, untuk membuat pengakuan ini. Doronglah orang-orang yang belum diselamatkan untuk bangkit dan membuat pengakuan ini sepanjang bersama dengan yang lain dalam mengambil komitmen mereka sendiri kepada Kristus. Nilailah orang Kristen yang membuat pengakuan ini untuk beberapa menit (hal ini harus dilakukan secara individu, tidak dalam kelompok atau ketika sedang duduk). Sekarang tundukkan kepala dalam doa dan bersyukur kepada Allah untuk semua orang yang telah membuat pengakuan. Sebelum mengakhiri doa, mintalah setiap orang yang telah membuat pengakuan pertama kali untuk mengangkat tangan. Lalu undanglah orang ini untuk maju ke depan.

13. Jika seorang anak kecil merupakan yang pertama kali datang, tanyalah dia di depan umum: “Apakah kamu percaya Yesus mati bagimu? Apakah kamu siap untuk menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat? Percayakah kamu bahwa Dia akan menerimamu sekarang? Apakah kamu sungguh-sungguh mau untuk mempercayai Yesus dan melayani Dia selama kamu hidup? Apakah di sini ada orang lain yang kamu inginkan supaya dia menerima Yesus? Lalu tekankan seruan bagi yang lain untuk datang.

14. Dalam sebuah pertemuan penginjilah yang khusus, undanglah diaken (atau pemimpin yang lainnya) untuk memimpin bagaimana cara maju ke depan, menghadap pendengar yang sejajar dengan sisi lain pendeta. Undanglah guru Sekolah Minggu untuk maju ke depan, menghadap pendengar, dan semua orang yang akan menerima Kristus untuk datang dan berdiri bersama dengan guru mereka. Mintalah sang guru untuk menyampaikan kata-kata dorongan (atau pergi ke pendengar untuk berbicara dengan murid-murid mereka).

15. Undanglah petobat baru untuk memimpin caranya. Mereka baru di dalam kehidupan Kristen, bahagia, dan gembira dalam Kristus, dan merekomendasikan Yesus kepada yang lain. Anda dapat meminta petobat baru untuk memberi kesaksian.

Undanglah orang Kristen berat untuk maju ke depan. Jika mereka kecewa di dalam Kristus. Maukah mereka untuk  meninggalkan iman Kristen? Melepaskan pengharapan Kristen? Apa fakta-fakta yang lebih baik? Apakah anda pernah mendengar seorang Kristen menyerahkan harapan kekristenannya ke atas ranjang kematian? Orang-orang skeptis, yang menyerapah mati dalam ketakutan, tetapi orang-orang Kristen meninggal dalam jaminan yang manis.

16. Undanglah semua orang Kristen untuk datang ke depan dan berdoa. Ketika orang Kristen itu berkumpul di depan, undanglah orang-orang yang belum diselamatkan untuk datang bersama mereka, memberikan tanda ajakan dengan tangan anda kepada mereka, berlutut untuk berdoa dan mengundang mereka. Hal ini dapat digunakan apda akhir kebaktian kebangunan rohani dan ketika jemaat tidak terlalu besar.

17. Undanglah para perantara untuk maju ke depan, orang-orang yang sungguh-sungguh berdoa untuk keselamatan orang-orang yang mereka kasihi dan teman-teman mereka. Naikanlah sebuah lagu undangan, lalu undanglah mereka yang berdoa, yang telah maju ke depan untuk berdoa dan menginstruksikan. Sekalipun orang yang terhilang datang atau tidak, buatlah pertemuan doa.

Undanglah semua yang memiliki beban, untuk maju ke depan, mereka yang membutuhkan doa untuk diri mereka sendiri atau seseorang yang dikasihi atau teman-teman. Bicarakanlah pentingnya untuk menanggapi tantangan itu. Undanglah mereka yang datang dan siapa yang masih bingung dengan keselamatan, siapa yang membutuhkan jaminan dan kemenangan. Lupakan pendengar, lalu berdoalah dengan orang-orang ini.

18. Setelah khotbah, buatlah suasana doa yang hening. Lalu setiap jiwa yang cemas dapat mengangkaat tangannya untuk didoakan. Lalu naikanlah sebuah lagu undangan, undanglah mereka untuk maju ke depan.

Allah siap untuk menyelamatkan setiap jiwa dengan segera jika jiwa itu bersedia untuk menerima karunia cuma-cuma dari keselamatan. Kita tidak perlu berdiplomasi dengan Allah – Allah telah membuat  suatu rekonsiliasi dengan orang berdosa. Kesempurnaan, penyelesaian pekerjaan Kristus di atas salib adalah untuk kesempurnaan keselamatan kita (2 Kor. 5:21; Yoh. 1:12; 5:24; 6:37).

19. Sampaikanlah sebuah undangan untuk anak-anak muda. Tanyakanlah siapa yang telah bersedia untuk mengumumkan di depan umum untuk memberikan hidup mereka untuk melayani secara full time untuk maju ke depan. Lalu undanglah orang yang juga merasa dipanggil dan serius mempertimbangkan panggilan itu. Lalu tanyalah siapa yang tidak pernah secara tepat merasakan panggilan secara penuh waktu untuk melayani orang Kristen tetapi memiliki kemauan untuk masuk ke dalamnya jika Allah menghendaki, panggil mereka ke depan. Lalu berserulah untuk orang-orang muda yang belum diselamatkan untuk menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat dan undanglah mereka untuk berdiri bersama orang-orang ini.

20 . Dalam sebuah kesempatan yang baik, sampaikanlah undangan, setelah sebuah khotbah dari 1 Korintus 9:24-27; 2 Timotius 2:1-5; Ibrani 12:1-2. Serukanlah bagi sebuah tim dari sembilan atau tujuh orang Kristen untuk maju ke depan yang dapat merekomendasikan Kristus dan berdiri sebagai saksi. Jika lebih dari tujuh yang datang, sambut mereka semua. Dapatkan mereka merekomendasikan Kristus? Biarkan selusin atau lebih orang untuk maju ke depan. Lalu undanglah orang-orang yang belum selamat untuk maju ke depan.

21. Berkotbahlah tentang salib. Aturlah sebuah salib yang menyala. Semua lampu dipadamkan kecuali salib yang becahaya tersebut. Pemain organ memainkan “The Old Rugged Cross (Salib Hina)” atau “Near Cross (Pada Kaki SalibMu).”  Berikanlah undangan, milikilah orang-orang yang datang kepada salib.  Beberapa mungkin menemukan bahwa adalah lebih mudah datang ke depan dalam suasana remang-remang atau setengah gelap.

22. Setelah khotbah tentang jaminan keselamatan, mintalah semua orang yang memiliki jaminan untuk maju ke depan dan berjabatan tangan dengan pendeta. Ketika mereka datang, undanglah mereka yang masih meragukan jaminan mereka untuk datang, awasi dari depan. Undanglah orang-orang yang belum diselamatkan untuk maju ke depan. Mereka yang tidak ingin mati sebelum diselamatkan, datanglah. Mungkin mereka tidak siap untuk menerima Kristus sekarang, tetapi berencana untuk melakukannya suatu hari, datanglah.

23. Gunakan cerita dari panggilan Samuel. Milikilah orang Kristen yang layak untuk bersaksi bagaimana Allah telah menyelamatkan mereka pada masa muda. Mintalah kepada orang yang memberikan kesaksian untuk tetap di depan. Tundukkanlah kepala di dalam doa. Sebagaimana Allah memanggil, berbicaralah kepada setiap hati, tanyalah mereka yang mendengar panggilan Allah di dalam hati mereka untuk datang ke depan. Lalu nyanyian sebuah lagu undangan, tanyalah yang lain untuk menerima Yesus.

Pimpinlah doa pengambilan keputusan dengan menirukan doa anda: “Tuhan Yesus, saya orang berdosa yang terhilang dan yang binasa, tetapi saya datang kepada Engkau. Sekarang saya menerima Engkau sebagai Juruselamat pribadi saya. Selamatkanlah saya dari dosa saya; buatlah saya menjadi anakMu; berikanlah kepadaku hidup yang kekal; tulislah namaku dalam kitab kehidupan; terimalah saya ke dalam kerajaanMu. Tolong saya  untuk mengakui Engkau di hadapan orang-orang dan untuk mengasihi Engkau sepanjang hidup saya. Terima kasih Tuhan, untuk mendengarkan dan menjawab doa saya, demi nama Yesus, Amin.”

24. Pada suatu hari untuk membuat keputusan di departemen Sekolah Minggu, pendeta membawakan sebuah pesan yang pendek untuk seluruh jemaat. Lalu menyuruh setiap kelas untuk kembali ke kelas mereka masing-masing dimana guru mereka menawarkan doa dan menjelaskan lebih rinci, memperhatikan untuk memenangkan murid-murid mereka kepada Kristus. Dengan sebuah tanda semua kelas kembali berkumpul. Semua orang yang menerima Kristus berdiri dan maju ke depan sebagai sebuah pernyataan mereka telah menerima Kristus. Menyanyikan sebuah lagu, lalu mengundang yang lain yang akan menerima Kristus untuk datang. Jika tidak ada yang merespon, mintalah Guru Sekolah Minggu atau pemimpin Kristen lainnya yang berharap untuk menjadi guru yang lebih baik untuk datang dan memberikan tangan mereka kepada pendeta.

 

 

 

Bagaimana Pendeta Menerima Para Petobat Baru

 

1.      Setiap orang yang maju ke depan pada saat undangan pendeta harus berdoa atau berbicara dengannya secara pribadi. Hal ini dapat menjadi suatu pekerjaan bagi diaken yang baik, sebagai wakil pendeta dalam pelayanan, atau yang lain yang telah dipilih untuk memperhatikan rohani mereka. Merupakan suatu momen yang serius ketika jiwa-jiwa berpaling untuk mencari Kristus. Pendeta dan orang-orangnya harus merealisasikan di sini dan meminta pimpinan Roh dalam kerjasama mereka. Sekalipun dalam ruangan konseling, atau di bangku pengakuan, atau di suatu tempat setelah ibadah, atau duduk bersama-sama di bangku gereja, jiwa-jiwa yang datang ke depan harus berada diberikan perhatian, kasih dan kepedulian pendeta. Dia harus menerima mereka sebagai sebuah piala dari anugrah dan peduli kepada mereka seperti dokter dan perawat kepada bayi yang baru lahir. Kebutuhan mereka berbeda dengan orang-orang yang lain. Mereka seharusnya tidak dilihat sebagai sesuatu yang aneh dan berbeda, tetapi sebagai pribadi yang untuk mereka Kristus telah mati. Konseling mereka setelah mereka merespon panggilan kepada undangan adalah sangat penting.

2.      Perkenalan dari anggota baru ke hadapan jemaat harus dilakukan dengan penuh sukacita. Jika pendeta telah berdoa dan bekerja serta telah mengunjungi anggota jemaatnya, dia tidak dapat menolong tetapi menjadi melimpah dengan kebahagiaan  hasil panenan.

            Ketika saya ke gereja Dallas ini, para jemaat sangat memperhatikan bagaimana saya menerima anggota baru. Mereka tidak terbiasa untuk memberkan sambutan. Beberapa dari mereka berkata kepada saya, “Betapa baiknya untuk berkata, ‘Allah memberkati anda,’ menjabat tangan mereka, dan mengakhirinya dengan ucapan, ‘sekarang anda boleh duduk’” Jika saya sekarang bersikap sama seperti mereka sebelumnya, jemaat akan berpikir bahwa saya telah kehilangan sukacita saya di dalam Tuhan. Setiap petobat baru, setiap anggota baru, diperkenalkan satu demi satu dengan kata-kata yang menyenangkan, termasuk ucapan selamat datang.

            Orang-orang yang direkrut ini sekarang telah terdaftar di dalam laskar Tuhan. Dia telah siap untuk dilatih di dalam pertempuran rohani dan menjadi prajurit yang berlari dengan sungguh-sungguh untuk Yesus. Pengajaran dan pelatihan itu merupakan tugas gereja. Ini merupakan tugas seumur hidup yang harus dilakukan dengan sunguh-sungguh dan hati-hati.

 

 

Hal-hal yang dapat Membantu Pendeta dalam Pelayanan Memenangkan Jiwa

 

            Pendeta yang terbuka untuk menggunakan beberapa prosedur yang menakjubkan tidak hanya membantu gereja dalam pelayanan memenangkan jiwa, tetapi juga membangun iman dan karakter Kristen dalam orang-orang yang berbagi di dalamnya. Di sini ada beberapa aktivitas dari hal tersebut:

1.      Setiap pendeta akan sukses dengan baik di dalam pekerjaannya atau setiap penginjilan jika dia memiliki kemampuan untuk membangun program memenangkan jiwa satu pribadi bersama orang-orangnya. Tidak dapat digantikan secara pribadi, kesaksian individu dari manusia Allah.

            Tidak ada logika argumen yang lebih kuat sebagaimana kasih dari hati yang menghangatkan dari seorang ibu kepada anak-anaknya, atau airmata yang penuh dalam memohon kepada Allah.

            Tidak ada khotbah yang dapat mengambil tempat seorang pendeta. Paulus pergi dari rumah ke rumah, dengan banyak air mata, bersaksi kepada setiap orang yang membuka pintu yang berbalik kepada Allah dan beriman kepada Tuhan kita Yesus Kristus (Kisah Rasul 20;20-21, 31).

            Tidak ada traktat di dalam dunia yang lebih efektif yang seperti jejak dari langkah seseorang di atas ambang pintu dari rumah tetangganya.

            Tidak ada serangan terhadap dosa dan setan yang sangat mematikan yang seperti ketukan seorang pemenang jiwa pada pintu rumah sahabatnya. Pembatas dunia akan diguncangkan dan fondasi dari neraka akan bergetar dalam bunyi dari suara para pemenang jiwa.

            Dengan semua organisasi kita, perencanaan, penguasaan, kampanye, khotbah, lagu paduan suara, dan semua yang lainnya yang dapat membantu untuk pelayanan ibadah, ini merupakan hal yang pertama dan yang paling penting, bahwa orang-orang itu sendiri menawarkan diri mereka kepada Allah, kesaksian pribadi tentang jiwa-jiwa mereka. Apa yang dikatakan Wahyu 12:11? “Dan mereka mengalahkan dia (sang naga) oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka.” Bagaimanapun juga tidak ada yang secara sempurna dapat menggantikan kesaksian pribadi. Ini merupakan nada suara, cahaya dari mata, tepukan  tangan, tekukan lutut, ketukan pintu yang digerakkan oleh hati yang sesuai dengan kehendak Allah. Seseorang mungkin mudah untuk bertempur dengan logika, menolak argumen, menolak organisasi dengan angkuh, tetapi kasih pribadi yang diekspresikan di dalam airmata di dalamnya memiliki kuasa dari Allah.

            Jika seorang pendeta memiliki seorang jemaat pemenang jiwa, itu merupakan sesuatu dimana kesaksian pribadi dikhotbahkan sebagai sebuah gaya hidup, yang dapat dilihat setiap hari. Itu merupakan mata air dari hati yang hancur seorang ibu terhadap anak-anaknya, seorang ayah untuk keluarganya, seorang pendeta untuk kawanan domba-dombanya, seorang guru bagi kelasnya, pengacara untuk rekannya, seseorang yang dibalik pintu bagi tetangganya.

            Yesus datang dari surga ke dunia, Allah di dalam daging, berkunjung dan bersaksi dari satu kota ke kota lainnya, dari rumah ke rumah (Lukas 19:10). Gambaran kekal dari Tuhan kita seperti dalam Wahyu 3:10, mengetuk pintu hati manusia.

            Dia mengajar kita seperti benih yang di tabur di ladang, untuk menumbuhkan firman kehidupan, tidak menunggu ladang datang kepada kita untuk ditabur.

            Dia mengajar kita sebagai penjala manusia yang melemparkan jala hingga ke tengah dan membiarkan jala kita tenggelam, tidak menunggu ikan untuk melompat ke dalam jala kita.

            Dia mengajar kita sebagai seorang gembala yang mencari domba yang hilang kita kita menemukannya, tidak membangun sebuah perangkap domba di tepi padang dan jika beberapa domba yang tersesat dapat kembali, masuk ke dalam dan menjadi selamat.

            Kata-kata yang agung dari Tuhan kita adalah untuk “Pergi.”

2.      Program yang lain untuk membantu pendeta dalam pelayanan memenangkan jiwa  adalah pertemuan doa di lingkungan sekitarnya. Setiap waktu dan setiap tempat dimana dua tau lebih berkumpul bersama merupakan waktu yang baik dan tempat yang baik untuk berdoa. Milikilah seorang pemimpin pujian Kristen, membaca Alkitab, tanyakan permintaan khusus yang dapat didoakan, lalu (jika mungkin) ambillah bagian sebagai perantara.

3.      Kelompok studi Alkitab di rumah merupakan sebuah instrumen yang kuat di tangan pendeta untuk memenangkan jiwa. Pilihlah sebuah rumah, undanglah semua orang di sekitar area itu untuk datang, suruhlah setiap orang untuk mebawa makanan, lalu pilihlah seorang guru untuk membuka berkat Firman Allah kepada kelompok, semua berpartisipasi dalam pelajaran tersebut.  Kelas Alkitab rumah ini dapat menjangkau teman-teman dan tetangga yang sementara tidak tertarik untuk mengunjungi gereja. Di bawah pengaturan pendeta, pertemuan rumah ini dapat digunakan dengan menakjubkan (tetapi selalu berada di bawa pengawasan pendeta).

4.      Hal yang paling spektakular dari keseluruhan tambahan dalam memenangkan jiwa adalah kebangunan dengan melakukan kampanye.  Mereka memimpin dengan sepenuhnya dari kejeniusan kita, talenta, publisitas, doa, organisasi, musik, kotbah,  dan semua hal lainnya yang yang bersinggungan dengan kerajaan Allah. Tujuannya adalah untuk memberitakan Injil melalui semua alat yang mungkin untuk setiap orang yang mungkin, terutama kepada pribadi-pribadi yang tidak pernah berhubungan dengan gereja.

Kita peduli terhadap masalah sosial dan perubahan etika dari masyarakat kita. Kami percaya bagaimanapun, pokok transformasi dari masyarakat dapat terjadi sebagai sebuah hasil dari regenerasi individu dengan pengajaran yang tepat dari prinsip Yesus Kristus secara terus-menerus kepada mereka yang telah dibaharui oleh iman di dalam Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat.  Sebagaimana seorang pemimpin besar telah menulis,” Untuk berbicara tentang perubahan masyarakat mungkin terdengar mengkhayal dan tidak realistis, bagaimanapun untuk berpikir tentang perubahan masyarakat tanpa mengubah individu merupakan sesuatu yang absurd.” Lebih lanjut melalui kampanye penginjilan, dalam penambahan segi yang lain dari penginjilan gereja dan perkembangannya, kita diminta untuk memimpin kepada sebuah konfrontasi pribadi dengan Kristus yang akan menghasilkan pertobatan dan komitmen mereka kepada Kristus sebagai Tuhan.

5.      Salah satu tambahan lain yang luar biasa yang membantu pendeta untuk melakukan pekerjaan penginjilan adalah berkas dari prospek. Prospek ini dapat diraih dari arsip pendatang baru yang dipegang oleh perusahaan umum, dari sensus kota, dari sebuah sensus yang ada di dalam (mintalah setiap anggota Sekolah Minggu untuk memberikan nama dan alamat dari prospek), dari kartu pengunjung gereja yang ditandatangani oleh pengunjung saat ibadah, dan dari keluarga dan teman-teman yang terbeban untuk perjuangan dari yang terhilang dan yang memiliki gereja.

Telah disarankan kepada saya bahwa pendeta harus mendefinisikan apa yang kita sebut sebagai “prospek” bagi gereja kita. Prospek bukanlah seseorang yang aktif di gereja lain atau siapa yang berkata bahwa suatu saat dia akan mengunjungi gereja kami karena dia telah mendengar banyak tentang kami. Tetapi seorang yang dianggap prospek adalah seseorang yang tidak mengunjungi gereja manapun atau seseorang yang telah pindah ke kota kita dan tidak memiliki gereja. Banyak orang yang berkata bahwa mereka merupakan milik suatu denominasi tertentu; tetapi ketika anda tanya lebih lanjut, anda akan mempelajari bahwa mereka merupakan orang Kristen yang masuk kedalam denominasi sebagai seorang bayi dan tidak pernah bertobat atau secara aktif dapat dikenali dengan pekerjaan Tuhan. Orang-orang ini juga merupakan prospek.  Mereka butuh untuk dimenangkan bagi Kristus; mereka perlu diajar tentang jalan Tuhan. Jika Allah membantu kita untuk menjembatani keselamatan anugrah dari Injil Yesus, kita harus menawarkan diri kita sebagai sebuah alat di tanganNya untuk memimpin orang-orang tersebut kepada Juruselamat kita.

Kami segera menindak lanjuti semua pengunjung gereja yang diindikasikan melalui kartu memiliki sebuah ketertarikan terhadap gereja kami.

Kami menggunakan orang-orang muda kami untuk mensurvei lingkungan dari pintu ke pintu.

Kami secara konstan menggunakan Sekolah Minggu dalam kunjungan berbagai kelompok usia.

Ketajaman penglihatan dari seorang pendeta yang peduli akan memiliki banyak orang yang membantu dia di dalam banyak cara jika dia membiarkan Roh Kudus menuntun dia dalam ketertarikan untuk pelayanan memenangkan jiwa ini.