Daftar Isi

 

KONFIRMASI ARKEOLOGI

(The Confirmation of Archaeology*)

 

Oleh Dr. W.A. Criswell

Diterjemahkan Dr. Eddy Peter Purwanto

 

            Mengapa saya percaya bahwa Alkitab secara literal benar? Kesaksian arkeologia untuk Kitab Suci adalah alasan lain yang pasti dan meyakinkan. Pasal ini boleh disebut “Apa yang Sekop telah Lakukan untuk Alkitab” atau “Apa yang Sekop telah Nyatakan Berhubungan dengan Firman Allah.”  Konfirmasi arkeologi untuk kebenaran Kitab Suci adalah salah satu perkembangan zaman modern yang sangat mengagumkan.

            Salah satu fakta kehidupan yang agung adalah ini: tak seorangpun yang cukup pintar untuk memasukkan fakta hipotesis ke dalam kebudayaan yang tidak dimilikinya dan membuat cocok secara sempurna dan persis. Ini hanyalah satu-satunya intelejen yang tak terbatas yang dapat melakukannya. Oleh sebab itu, tidaklah mungkin bila kita memiliki sample yang cukup untuk kebiasaan suatu masyarakat yang orisinil. Ini dapat dengan mudah terlihat dalam cerita bohong dari antropologi, seperti Piltdown Man, dan dengan metode-metode jujur lainnya melihat ilmu pengetahuan palsu yang mengatakan telah menemukan mata rantai yang hilang antara monyet dan manusia.

            Para penulis Kitab Suci telah dituduh menggunakan dongeng-dongeng dan legenda untuk membuktikan pengajaran-pengajaran rohaninya tertentu. Para pengritik pernah berkata bahwa pernyataan-pernyataan tertentu, khususnya di dalam Perjanjian Lama, telah diucapkan tanpa konfirmasi sejarah. Benarkah itu, bahwa ribuan tradisi itu hanyalah suatu konspirasi untuk mendukung Alkitab yang tidak dapat dipercaya.

            Apakah semua itu secara literal pernah terjadi? Catatan-catatan arkeologia jelas dan istimewa. Ketika iman banyak orang telah mulai menyusut dan banyak pemberita kebenaran tergoda untuk berbicara dengan kebenaran-kebenaran yang tidak pasti, maka batu-batu berseru dengan suara yang hanya orang tuli yang tidak dapat mendengarnya. Baik dalam penulisan maupun pemeliharaan Alkitab kita melihat pekerjaan Allah yang Mahakuasa.

            Telah diketahui dengan baik sepanjang 100 tahun yang lalu sejumlah besar penemuan arkeologi telah ditemukan di Mesir, Palestina, Babilonia, dan Asyur. Banyak dari penemuan ini telah memberikan terang yang luar biasa terhadap gambaran sejarah Perjanjian Lama. Sejumlah besar orang dan kebiasaan-kebiasaan dan periode-periode yang telah diiluminasi oleh penemuan-penemuan ini.  Catatan mengenai kebiasaan-kebiasaan, tatacara kehidupan dan sejarah purbakala yang dulu sepertinya nampak begitu jauh, kini terlihat dengan begitu jelas yang sebelumnya adalah sesuatu yang tidak mungkin. Ini sederhana namun suatu fakta yang kuat bahwa tak satupun dari penemuan-penemuan ini yang memberi dukungan terhadap prinsip-prinsip dari posisi pengritik tinggi Alkitab (higher critical). Namun di sisi lain, semua ini menguatkan kebenaran Firman Allah. Belum ada potongan bukti arkeologi yang ditemukan yang bertentangan dengan Firman Allah. Namun sebaliknya, justru penemuan-penemuan para arkeolog ini justru mempermalukan para pengritik Alkitab yang sebelumnya telah mentertawakan dan mengejek Alkitab.

 

Apa yang Sekop telah Lakukan terhadap Kitab Kejadian

 

            Pada tahun-tahun belakangan ini Kitab Kejadian dipertimbangkan sebagai kumpulan mitos-mitos yang belum terbukti kebenarannya. Musa, kata mereka, tidak dapat menulis. Bangsa Het tidak pernah ada. Kota-kota dan orang-orang  yang ditekankan di dalam catatan mula-mula Kitab Suci semuanya adalah tempat-tempat dan tokoh-tokoh mitologi dalam kisah-kisah legenda. Tulisan-tulisan Perjanjian Lama dipandang sebagai potongan-potongan kisah dongeng yang dikumpulkan oleh tangan-tangan penyunting buku kuno yang bodoh (unintelligent). Kemudian datanglah batu dari penemuan-penemuan ini di Timur Dekat ketika para arkeolog menggali dan menemukan catatan-catatan masyarakat masa lalu. Konfirmasi atau penguatan yang tiada akhir dari kisah-kisah, tokoh-tokoh, kota-kota, negara-negara, dan masyarakat dari dunia zaman Alkitab menjadi begitu terang atau jelas. Arkeologi mengkonfirmasi tulisan-tulisan zaman dulu, sejarah tentang sejumlah raja-raja di dalam Kejadian 14, teka-teki tentang kisah Sara dan Hagar, Mesir tentang Yusuf dan Musa, sejarah raja Sargon dan Belsyasar, natur dari bahasa Aramik dari Daniel dan Ezra, dan ribuan hal lainnya, sehingga ini telah membuat para pengkritik tinggi Alkitab dipermalukan.

            Marilah kita mengambil beberapa kejadian ini yang datang dari konfirmasi-konfirmasi arkeologi. Dulunya tidak masuk akal berpikir bahwa Musa dapat menulis Pentateukh sejak ia hidup sebelum zaman ditemukannya tulisan. Ini adalah salah satu dari produk-produk kritikisme modern yang meyakinkan. Bagaimanapun juga, kita tahu sekarang bahwa tulisan di Timur Dekat telah ada lebih dari 2,000 tahun sebelum Kristus. Jangankan pada zaman Musa, bahkan berabad-abad sebelum Musa telah ditemukan banyak tulisan, ilmu seni dan berbagai ilmu pengetahuan.

            Produk-produk para pengritik Alkitab lainnya yang menyakinkan mengatakan bahwa Kitab Ulangan adalah pemalsuan yang disunting pada enam abad sebelum Kristus. Para pengeritik mengatakan bahwa ini ditulis pada saat kitab itu ditemukan pada zaman Raja Yosia yang baik. Tentu saja, pandangan seperti itu menunjukkan bahwa kitab ini benar-benar palsu. Apa yang arkeologi lakukan dengan Kitab Ulangan ini? Tanpa terkecuali, segala sesuatu yang ditemukan menegaskan kekunoan dan keotentikan kitab ini. Seluruh pandangan sejarah dan teologis dikonfirmasi oleh apa yang ditemukan di dalam kehidupan dan tulisan-tulisan dari orang-orang pada zaman itu. Semakin banyak kita mempelajari penemuan-penemuan arkeologi tentang masyarakat zaman purbakala yang hidup pada zaman Musa lebih lagi kita dipaksa untuk mengakui bahwa Kitab Ulangan yang asli sudah ada pada zaman Musa dan ditulis oleh Musa sendiri.

            Pada permulaan Kitab Kejadian kita menemukan salah satu pahlawan Allah, Abraham, yang hidup di sebuah kota yang bernama Ur Kasdim. Dari kota ini Allah memanggilnya keluar menuju Tanah Perjanjian. Bagaimanapun juga, para pengritik Alkitab pernah meragukan keberadaan kota ini. Tak seorangpun pernah mendengar tentang Ur Kasdim ini. Dimanakah kota itu? Ini nampaknya hanyalah sebuah kota mitos dan merupakan bagian dari dongeng yang dikarang oleh pengarang romantika. Namun bagaimana sekarang? Apakah penulis Kitab Kejadian telah mengambil nama itu dari udara? Apakah tempat itu adalah mitos sama seperti Tanah Us yang mereka anggap juga hanyalah sebuah mitos? Itulah yang dikatakan oleh para pengritik Alkitab. Namun tidak lama mereka dapat berkoar-koar demikian, terimakasih banyak untuk pekerjaan para arkeolog. Hari ini sejumlah besar kota purbakala termasuk Ur Kasdim telah ditemukan. Ini adalah kota dengan jalan-jalan yang lebar dan rumah-rumah dengan teras yang luas dan yang dilengkapi dengan sistem sanitari yang baik. Sebagai tambahan bahwa nama “Abram” sendiri telah ditemukan dalam tulisan dari  beberapa literatur di kota ini.

            Kesaksian arkeologi lainnya untuk kebenaran Alkitab ditemukan dalam harta karun kota Pitom yang pernah dibangun oleh orang Ibrani sepanjang masa perbudakan dan penindasan besar untuk Raja Ramses II di Mesir. Belakangan ini kota tersebut digali dan ditemukan, dan tembok-tembok rumah dibangun dengan menggunakan batu bata, dan sebagian menggunakan jerami dan sebagian tanpa menggunakan jerami, persis seperti yang tercatat dalam Keluaran 5:7, yang telah ditulis 3,500 tahun yang lalu.

 

 

Tembok Yerikho dan Imperium Het

 

            Secara terus menerus, para pengritik dan orang-orang tidak percaya telah mentertawakan atau mengejek kisah tentang runtuhnya kota Yerikho. Catatan Alkitab mengatakan bahwa ketika Yosua memimpin bangsa Israel masuk ke tanah airnya sendiri, mereka berperang untuk merebut kota Yerikho. Di bawah instruksi Tuhan, Yosua dan pasukannya mengadakan manuver perang yang tidak seperti pada umumnya. Mereka hanya berputar mengelilingi tembok kota itu sekali sehari selama enam hari, dan pada hari yang ketujuh mereka mengelilingi tembok itu tujuh kali. Kemudian menurut catatan Alkitab, ketika mereka meniup sangkala dan bersorak-sorak dengan nyaring maka tembok kota itu runtuh. Kemudian pasukan Yosua bersorak-sorak dengan suara nyaring, dan dengan mudah kota itu ditaklukkan dan dibakar. Itu begitu mudahnya sehingga mengundang para pengritik untuk mengejek kisah ini. Mereka menyamakan kisah ini dengan kisah Alice in Wonderland dan Jack and the Beanstalk.

            Para pengritik Alkitab ini sekarang tidak bisa tersenyum penuh keyakinan atau tertawa dengan sinis. Tembok Yerikho telah digali dengan hati-hati. Ada berkelimpahan bukti bahwa tembok ini runtuh persis seperti cerita yang diceritakan oleh Alkitab. Anda dapat pergi ke tempat penggalian ini dan menyaksiannya sendiri di sana. Hari ini bukti tersebut sungguh menguatkan seluruh keyakinan anda tentang kredibilitas sempurna dari kisah yang tertulis dalam Alkitab tentang jatuhnya kota Yerikho.

            Sampai abad di mana kita hidup sekarang ini para pengritik Alkitab mentertawakan presentasi Alkitab tentang suatu bangsa yang disebut orang Het. Mereka mentertawakan kisah yang dilukiskan oleh Alkitab tentang imperium itu. Lebih dari lima puluh kali dalam Kitab Suci nama “Het” ini disebut, dan orang-orang dari bangsa ini dijelaskan sebagai orang-orang kaya, kuat, suka berperang dan pekerja keras. Namun para pengritik Alkitab mengklaim bahwa seluruh kisah ini merupakan dongeng isapan jempol belaka. Mereka mengklaim bahwa orang-orang Het itu tidak pernah ada.  Sejumlah catatan Alkitab yang berhubungan dengan bangsa ini tidak lebih dari sebuah legenda saja. Tak satupun inskripsi atau tulisan yang ditemukan. Tak satupun dari kota-kota itu yang pernah ditemukan.

            Lagi di sini, bagaimanapun juga para penggali yang disebut “para arkeolog” datang untuk menjadi penyelamat. Orang-orang Het yang dijelaskan dalam Alkitab kini telah diketahui pernah ada. Penemuan arkeologi tentang imperium Het dan masyarakat Het adalah salah satu mujizat arkeologi modern. Sebagai hasil dari pekerjaan ini, ditermukan  sejumlah tulisan tentang orang Het dan imperium ini yang sama besarnya dengan Mesir dan Asyur. Salah satu majalah terkenal di Amerika membahas isu pemerintahan Het kuno ini. Sekali lagi sejarah Alkitab terbukti keakuratannya, dan ejekan para pengritik telah terbukti tidak benar.

            Dalam ruang yang terbatas ini saya tidak mungkin dapat membahas segala sesuatu yang para pengritik katakan tentang Kitab Daniel. Daniel, dalam pikiran para pengritik tidak lain selain suatu pemalsuan, yang dianggap catatan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi pada abad keenam dan kelima sebelum masehi (B.C.), sementara mereka percaya bahwa ini adalah tulisan abad kedua sebelum masehi (B.C.) dan merefleksikan latarbelakang dan peristiwa-peristiwa tentang Makabe. Penempatan sejarah dan linguistik yang salah diacu untuk membuktikan kepalsuan kitab ini.

            Namun apa yang arkeologi lakukan untuk Kitab Daniel ini? Saya telah menulis buku tentang penemuan ini yang diterbitkan pada musim gugur tahun 1968. Penemuan-penemuan para arkeolog, tanpa terkecuali, semuanya menguatkan sejarah dan keotentikan Kitab Daniel.

            Kita dapat mengambil satu contoh lagi. Para pengritik mentertawakan ide bahwa pernah ada orang yang bernama Belsyasar. Dari catatan sejarah raja-raja dan dari tulisan para sejarahwan tidak ada tempat seorang raja yang bernama Belsyasar. Para pengritik mentertawakan orang-orang yang percaya Alkitab. Tidak ada orang yang bernama Belsyasar karena nama itu tidak pernah disebutkan dalam catatan-catatan sejarah.

            Namun sekali lagi para arkeolog datang untuk menyelamatkan keraguan ini. Bukan hanya nama Belsyasar yang tertulis dalam tablet-tablet Babilonia namun ia sekarang juga berdiri di depan kita sebagai salah satu tokoh terbesar pada zaman itu. Kita tahu nama sekertarisnya. Kita diperkenalkan dengan saudari-saudari perempuannya. Kita mengenal dia sebagai putra Nabonidus, ayahnya, dan kita tahu bahwa ada dua orang yang memerintah bersama di Babilon ketika kota itu jatuh ke tangan Raja Koresy. Selanjutnya, sekali lagi, subyek yang ditertawakan oleh para pengritik Alkitab ditemukan sebagai fakta yang agung, fakta sejarah tentang Alkitab. Ini adalah hal yang luar biasa bahwa Belsyasar adalah nama yang ada dalam sejarah manusia telah diperkenalkan kepada dunia oleh Kitab Suci yang sekali lagi terbukti kebenarannya.

 

 

Konfirmasi Arkeologi untuk Perjanjian Baru

 

            Pada abad akhir ini sebagian para pengritik tinggi mengatakan bahwa kisah dari Kitab Kisah Rasul tidak ada, dan menurut mereka pada abad kedua kitab ini ditulis untuk tujuan tertentu. Para pengritik melihat di dalam Alkitab ada pertentangan antara Simon Petrus dan Rasul Paulus. Mereka mengatakan bahwa mereka tidak menemukan kisah itu di dalam Kisah Rasul, oleh sebab itu, menurut mereka itu hanyalah bentuk roman dan legenda untuk menutupi keretakan antara Petrus dan Paulus ini dalam jemaat primitip.

 

 

Namun Para Pengritik Salah!

 

            Teori ini tidak dibangun di atas bukti yang nyata, namun dibangun di atas interpretasi sejarah Hegelian sebagai tesis, antitesis dan sintesis.  Salah satu orang yang percaya hipotesis berhubungan dengan Kitab Kisah Rasul ini adalah seorang sarjana yang bernama Sir William Ramsay. Bagaimanapun, ia telah memutuskan untuk menguji ini dengan melakukan penggalian arkeologi di Timur Tengah. Ia pergi ke Meditarania untuk meyakinkan bahwa Kisah Rasul tidak asli. Namun pikirannya mulai terbuka ketika selama bertahun-tahun mempelajari bukti-bukti arkeologi di Eropa Timur dan Asia Kecil.

            Fakta yang ia temukan mengubah semua presuposisinya. Penelitiannya terhadap data arkeologi membuat dia yakin tentang keotentikan buku yang Lukas tulis dan itu mempertobatkan dia. Ia kembali dengan keyakinan bahwa Kitab Kisah Rasul berasal dari abad pertama dan itu adalah karya dokter Lukas terkasih, yang menjadi teman seperjalanan rasul Paulus.

 

 

Dikonfirmasi oleh Arkeologi

 

            Saya hanya ingin menegaskan dua hal penting dengan ilustrasi dari apa yang arkeologi telah lakukan untuk Perjanjian Baru. Dalam Kisah 13:7 Lukas berbicara tentang seorang gubernur di pulau Siprus. Provinsi Romawi terdiri dari dua kelas atau tingkatan, yaitu imperial dan senatorial.  Yang memimpin propinsi imperial disebut “wali negeri” (propraetor) dan yang memimpin provinsi senatorial disebut “gubernur” (proconsul). Selanjutnya, menurut data belakangan ini, menurut informasi yang terbaik yang kita miliki, Siprus adalah provinsi imperial dan oleh sebab itu, wilayah itu dipimpin oleh seorang yang disebut “wali negeri” (propraetor). Namun Lukas menyebutnya sebagai “gubernur” (proconsul), dan selama bertahun-tahun orang berpikir bahwa ini adalah bagian yang salah dari tulisan Lukas. Namun, ketika para arkeolog menggali tanah itu dan ketika para sejarahwan melanjutkan penelitian mereka, hasilnya membawa titik terang tentang fakta bahwa pada masa Lukas menulis, senat menggantikan kaisar sehingga Siprus menjadi provinsi senatorial dan oleh sebab itu dipimpin olehn seorang “gubernur” (proconsul). Lukas benar dan ejekan para pengritik mempermalukan kesalahan mereka sendiri.

            Catatan sejarah yang lain dalam Perjanjian Baru dapat dilihat dalam kasus tentang gubernur Romawi Galio. Ia ditekankan dalam Kisah Rasul 18:12-17. Para pengritik berkata bahwa tidak ada nama orang itu dan bahwa yang pasti tidak ada penguasa di Korintus. Bagaimanapun juga, sekop para arkeolog membongkar catatan tentang orang ini dan inskripsi yang telah ditemukan bersama namanya yang tertulis di sana.

            Jadi, Firman Allah dikonfirmasi oleh setiap batu dan setiap sekop dari dunia ini yang membawa terang oleh para arkeolog. Batu-batu saja berseru, mengumumkan fakta sejarah Firman Allah yang suci.

 


 

* Diterjemahkan dari Dr. W.A. Criswell, Why I Preach That the Bible Is Literally True, Nashville: Tennessee, 1965, hal. 37-43.