Daftar Isi

KESAKSIAN ALKITAB UNTUK DIRINYA SENDIRI

(The Witness of the Word to Itself)

 

Oleh Dr. W.A. Criswell

Diadaptasi oleh Dr. Eddy Peter Purwanto

 

Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.”

“Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.” (Ibrani 4:12-13)

 

Secara praktis mustahillah menghitung banyaknya kejadian dalam Alkitab ketika ia menyebut dirinya sendiri adalah Firman Tuhan – deskripsi-deskripsi dari Firman Tuhan.

Dalam Mazmur 119, Mazmur terpanjang, pasal yang paling panjang dalam Alkitab, memiliki 176 ayat.  Dan ini adalah aliteratif (memiliki huruf awalan yang sama) dari Kitab Mazmur. Ada  22 huruf dalam alfabet Ibrani. Dan delapan ayat pertama dimulai dengan huruf āleph, huruf pertama dalam Alfabet Ibrani. Kemudian delapan ayat berikutnya dimulai dengan huruf bēth, dan ayat selanjutnya, gimel, kemudian kata berikutnya dāleth, dan begitulah sampai dengan 22 huruf alfabet Ibrani.

Dan di dalamnya, dari semuanya yang berjumlah 176 itu,  dua di antaranya berhubungan dengan Firman Allah. Beberapa darinya telah kita pelajari sejak kita masih kanak-kanak. Mazmur 119:11: “Dalam hatiku aku menyimpan firman-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau” [cetak tebal dalam KJV].

 

Ayat 89, “Untuk selama-lamanya, ya TUHAN, firman-Mu tetap teguh di sorga.”

Ayat 105, “Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.”

 

Dan juga seluruh Mazmur menekankan, menjelaskan, mempresentasikan Firman Allah. Dan ini adalah bentuk typical dari seluruh Alkitab – kesaksian Firman Allah untuk dirinya sendiri. 

Misalnya, Yesaya akan berbicara tentang keseluruhan Firman Allah. Dalam Yesaya 55:11, “Firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.”

Atau kuasa dari Firman Allah seperti yang Yeremia katakan dalam Yeremia 23:29, “Bukankah firman-Ku seperti api, demikianlah firman TUHAN dan seperti palu yang menghancurkan bukit batu?”

Tuhan Yesus membandingkan Firman-Nya yang kekal dalam Matius 24:35, “Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu.”

Dalam Yohanes 10 Tuhan berfirman, “Kitab Suci tidak dapat dibinasakan.”

Paulus berbicara tentang ini sebagai nafas Allah, ini adalah inspirasi. Dalam 2 Timotius 3:16, “Karena seluruh Kitab Suci diberikan melalui inspirasi Allah” (KJV). Ini adalah “nafas Allah,” theopneustos, nafas Allah ada di dalamnya.

Alkitab menutup dalam Wahyu 22:18-19: kita tidak boleh menambah atau menguranginya. Ini adalah kesaksian Firman Allah untuk dirinya sendiri.

Allah hidup di dalam Kitab Suci. Roh Kudus bergerak di dalam Alkitab. Yesus Kristus hidup di dalam Kitab Suci. Keduanya disebut “Firman Allah.” Firman yang berinkarnasi adalah Tuhan Yesus, Firman tertulis adalah Kitab Suci – keduanya adalah Firman Allah.

Ketika kita mengagungkan yang satu, kita memuliakan yang lain. Allah mengendarai atau di dalam Firman-Nya sama seperti mengendarai atau di dalam kereta perang.

Dalam semua perikop Alkitab, ada banyak deskripsi yang jelas tentang dirinya sendiri,  itu sangat tajam dan dinamis dan deskripsi yang penuh seperti perikop yang akan kita eksegesis sekarang ini adalah:

 

Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.”

“Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.”

 

 

FIRMAN ALLAH ADALAH HIDUP

 

Jadi Firman Allah adalah hidup (zōn). Ini adalah bentuk present partisif dari kata  zaō (“hidup” atau “to live”). Kata Yunani untuk “kehidupan” atau “life” adalah  zōē. Kita memperoleh kata “zoology” dari kata ini, yaitu ilmu yang mempelajari tentang mahkluk hidup.

 Zōn, “Sebab Firman Allah adalah hidup.” Firman Tuhan memiliki kehidupan di dalamnya. Ini adalah  zōē itu sendiri. Firman Tuhan karya mujizat dalam jiwa. Firman Allah adalah hidup.

Firman Allah adalah hidup di dalam dirinya sendiri yang tidak dapat dibinasakan. Ini seperti Allah sendiri, ia hidup untuk selama-lamanya. Jika Firman Allah dikubur di bawah reruntuhan batu oleh higher criticism (para pengkritik latar belakang Alkitab), firman itu akan mengendalikan dirinya sendiri. Ia sendiri akan menyingkirkan reruntuhan itu, seperti Anda akan membongkar kepah dari kapal yang besar, dan firman itu akan muncul dari tumpukan reruntuhan yang menguburnya.

Jika Firman Allah dilemparkan ke dalam api, ia akan berjalan keliling, dan bau asap tidak akan melekat pada pakaiannya. 

Jika Firman Allah disobek-sobek menjadi seribu potongan dan kemudian disebarkan, setiap potongan dan sobekan itu akan hidup di dalamnya sendiri dan menghasilkan buah seratus kali lipat.

Jika Firman Allah di muka bumi ini dihancurkan, jika setiap Alkitab di bumi ini dibakar, Alkitab dapat diproduksi kembali dari literatur dan catatan-catatan dari umat-Nya.

Jika Alkitab di muka bumi ini dihancurkan, dan bahkan bumi juga dihancurkan, jika seluruh ciptaan dihancurkan, malaikat di sorga dapat menulis kembali Firman Allah.

Mazmur 119:89, “Untuk selama-lamanya, ya TUHAN, firman-Mu tetap teguh di sorga.” Para malaikat dapat mereproduksi kembali firman Allah jika seluruh ciptaan dimusnahkan.

Firman Allah yang suci bukan hanya hidup dan tak terbinasakan, tetapi ia juga adalah arus. Ia tetap segar. Ia tetap penting. Ia tetap modern. Ia dapat diaplikasikan dalam setiap generasi, di segala abad dan millennium.

Salah satu hal yang Anda akan temukan jika Anda belajar filsafat adalah bahwa ada mode di dalam pikiran. Manusia berpikir mengikuti patterns yang pasti. 

Ketika Anda membaca buku-buku tentang kisah sejarah filsafat, Anda akan menemukan bahwa ada jalan pemikiran yang pasti yang sangat popular di era-era tertentu. Dan kemudian mereka segera ketinggalan zaman dan kehilangan vitalitas dan kegunaannya. 

Mereka timbul dan tenggelam seperti ombak lautan. Manusia berpikir seperti pakaian, ini seperti kain: jika sudah tua dan kusut kita akan membuangnya. Sejarah pemikiran manusia seperti daun-daun di musim gugur yang jatuh ke tanah dan binasa.

Tetapi Firman Allah begitu berbeda! Seperti ayat kesukaan saya, Yesaya 40 ayat 8, “Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, tetapi firman Allah kita tetap untuk selama-lamanya."

Ini adalah kehadiran Tuhan di tengah-tengah kita ketika Ia berbicara kepada kita dan mewahyukan dirinya sendiri dalam Kitab yang kekal dan tak bisa berubah ini. Firman Allah selalu  hidup dan segar dan cocok dan berkaitan serta mengalamatkan dirinya sendiri kepada zaman kita hari ini.

Jika setiap tetes dari Samudera Pasifik menjadi kering dan berubah menjadi danau-danau mati, Kitab ini akan terus menerus mengeluarkan mata air kehidupan.

Jika granit besar, yaitu gunung batu berapi yang disebut Sierra Nevada akhirnya berubah menjadi tumpukan debu, Kitab ini akan terus menjadi batu zaman yang teguh.

Jika bintang-bintang meredup dan kehilangan sinarnya, Kitab ini akan terus menerangi dunia. 

Dan jika waktunya tiba, ketika setiap unsur atom dari ciptaan ini meleleh oleh karena panas yang luar biasa, Kitab ini akan tetap menjadi saksi kedatangan langit dan bumi yang baru.

Ini adalah Firman Allah yang kekal dan tidak berubah. “Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu.” Ini adalah zōn. Ini adalah hidup.

 

 

FIRMAN ALLAH PENUH KUASA

 

Deskripsi kata kedua yang digunakan adalah energēs, diterjemahkan “kuat” atau “penuh kuasa.” Kita mengambil kata ini dan di-spell dalam bahasa Inggris menjadi “energy.”  Firman Allah adalah energēs, ia aktif, ia bergerak. Ia hidup, ia dinamis, ia penuh kuasa.

Paulus menulis kepada anaknya dalam pelayanan dalam 2 Timotius 2:9, Paulus berkata, “Karena pemberitaan Injil inilah aku menderita, malah dibelenggu seperti seorang penjahat, tetapi firman Allah tidak terbelenggu.”

Firman Allah lebih perkasa dari Samson yang perkasa. Ia lebih kuat dari kekuatan beberapa Hercules. Ia lebih super dari pada Superman. Ia lebih kuat dari Incredible Hulk. Ia meruntuhkan setiap belenggu.  Ia melompati setiap dinding penjara. Ia melampaui setiap pegunungan, dan ia  menjangkau setiap pulau terkecil di tengah lautan. Ia adalah energēs.  Ia penuh kuasa.

Dan ketika Firman Allah dikhotbahkan, ketika ia disampaikan dalam pengurapan Roh Kudus, ia menjadi mahakuasa, seperti pada mulanya Roh Allah melayang-layang di atas air dan Tuhan Allah berfirman kepada gelap, “Jadilah terang,’ dan terang itu pun jadi.  

Firman Allah menyadarkan kita. Ia mempertobatkan kita, ia menyucikan jiwa kita. Firman Allah  menegur dan memukul saya.

Firman Allah menangis bersama saya. Ia membawa kabar pengharapan Injil bagi saya. Ia menopang tangan saya. Ia menghibur. Ia bernyanyi untuk saya. Ia berkhotbah untuk saya. Ia memimpin saya kepada Yesus. Ia mempertobatkan jiwa saya. Ia menyelamatkan hidup saya. Dan ia memberikan jaminan kepada saya tentang pengharapan di Sorga.

Firman Allah adalah energēs. Ia dinamis. Ia penuh kuasa. Ia bukan hanya zōn (hidup) dan bukan hanya energēs (kuat atau penuh kuasa), tetapi ia juga adalah tomōteros.

 

 

FIRMAN ALLAH ITU TAJAM

 

Kata Yunani untuk “memotong” adalah tomos. Itu adalah asal kata dari kata atomos (atom). Dulu orang Yunani berpikir bahwa hal terkecil dari dunia yang tidak dapat dipotong adakan atomos. Tomos, “memotong,” ‘a’ adalah alpha-privitive. Jadi atomos berarti tidak dapat dipotong.

Kemudian bentuk komparatif dari kata ini dalam bahasa Yunani selalu teros; tomōteros, tomōteros, yang diterjemahkan di sini, “lebih tajam.” Temnō adalah kata untuk “memotong.”

Firman Allah adalah zōn. Ia hidup. Ia adalah energēs: ia penuh kuasa. Ia  adalah tomōteros: ia lebih tajam.

Kata Yunani untuk “dua” adalah dis, dan stoma adalah “mulut.” Jadi secara literal ini berarti “dua mulut.” Kata ini diterjemahkan, “pedang bermata dua.”

Kata ini digunakan dua kali dalam Alkitab, di sini dan di dalam Wahyu 1:16 ketika pemuliaan Tuhan kita dideskripsikan sebagai pedang bermata dua yang keluar dari mulut-Nya. Firman Allah adalah pedang bermata dua. Ia memisahkan apapun.

Ketajaman Firman Allah itu membinasakan. Ia memiliki kekuatan memisahkan, ia memotong berkeping-keping apa yang harus dipotong berkeping-keping. Dan ia membawa kepada kehidupan dalam kuasa yang menghidupkan apa yang harus dibawa kepada kehidupan.

Firman Allah menembus kita sampai ke dalam pikiran-pikiran kita dan dalam hidup kita dengan menebang apa yang harus ditebang dan memotong apa yang harus dipotong, seperti Agag yang dipotong-potong oleh Samuel di hadapan Tuhan.

Tetapi ia juga hidup. Ia memiliki kekuatan memberikan kehidupan, sama seperti Saulus dalam perjalanan ke Damsyk, atau orang-orang Berea yang menyelidiki Kitab Suci setiap hari, “untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian.” 

Kata tomōteros, kuasa memotong atau memisahkan dari Firman Allah adalah mujizat di dalam dirinya sendiri.

Dalam bacaan saya, dalam persiapan saya untuk khotbah ini atau bab ini, pikiran saya menyeberang ke orang Kristen yang agung di Inggris. Namanya adalah Thorpe, dan ia tinggal di Bristol. Ia adalah orang yang sangat brilian, orang yang memiliki kemampuan intelek luar biasa.

Dan pada zaman itu banyak orang akademisi yang menjadi skeptis dan tidak ada iman di dalam hati dan roh mereka. Dan orang ini memiliki club yang disebut Hell Fire Club. Club ini adalah kumpulan orang-orang tidak beriman yang selalu mengejek dan mentertawakan segala sesuatu tentang Tuhan.

Buku yang saya baca menjelaskan bahwa Thorpe adalah orang Kristen yang luar biasa dan saksi yang agung bagi Kristus dan pemenang jiwa yang luar biasa.

Sebelumnya ia adalah orang yang tidak beriman dan pada suatu kesempatan Thorpe pergi mendengarkan khotbah George Whitefield.  George Whitefield adalah, menurut saya, salah satu pengkhotbah terbesar di segala masa. Diperkirakan ia mungkin telah berbicara di depan 20,000 sampai 30,000 orang dan dapat membuat mereka semua menangis.

Benjamin Franklin pernah pergi mendengarkan khotbah George Whitefield. Dan ia mendengar bahwa George Whitefield pengkhotbah yang penuh kuasa. Dan Franklin berkata kepada dirinya sendiri bahwa ia tidak akan memberikan persembahan apapun dalam acara kebaktian ini. Oleh sebab itu Benjamin Franklin berkata bahwa ia meninggalkan semua uangnya di rumah  ketika ia pergi untuk mendengarkan George Whitefield  yang mengajak untuk membantu panti asuhannya, itu disebabkan karena ia tidak mau memberikan kepadanya persembahan. Ia tidak mau membawa apa pun, karena itu ia meninggalkan semua uangnya di rumah.

Demikianlah Benjamin Franklin berdiri di sana dan mendengarkan khotbah George Whitefield. Dan oleh karena kefasihan bicara pengkhotbah yang luar biasa ini, ia menoleh ke orang yang duduk di sebelahnya, yang bahkan tidak ia kenal dan berkata, “Tuan, pinjamkan saya beberapa uang yang saya dapat berikan untuk pengkhotbah ini.”

Itulah George Whitefield.  George Whitefield adalah pemimpin Kebangunan Rohani di Amerika, sama seperti di Inggris  oleh temannya yaitu John Wesley.

George Whitefield menyampaikan khotbahnya dengan begitu fasih. Mereka menggambarkan dia seperti orang yang dapat berdiri dan mengulangi kata orang Mesopotamia dan membuat pendengarnya menangis ketika ia mengucapkan sepatah kata saja. Saya percaya bahwa harus ada sesuatu dalam nada suaranya dan gaya berkhotbah, sehingga khotbah George Whitefield begitu menggerakkan hati orang.

Thorpe ini pergi untuk mendengar George Whitefield berkhotbah. Orang ini sangat intelek dan mudah faham, dan setelah itu, ketika ia kembali ke Hell Fire Club-nya, ia berpikir bahwa ia harus melakukan sesuatu dengan cerdas. Ia berdiri di sana di depan orang-orang itu, orang-orang yang tidak beriman itu, dan menyampaikan khotbah George Whitefield kepada mereka. Dan ia melakukannya dengan intonasi dan gaya serta ekspresi yang sama seperti yang dilakukan oleh George Whitefield.

Dan di tengah-tengah khotbahnya dari khotbah George Whitefield dari Kitab Allah itu, seorang laki-laki terduduk dan menangis tersedu-sedu dan mengakui imannya di dalam Tuhan Yesus, dan kemudian orang ini menjadi orang Kristen yang luar biasa yang mereka juluki sebagai Thorpe of Bristol, di Inggris.

Itulah Firman Allah. Kuasanya dan ketajamannya adalah sesuatu yang ajaib untuk dilihat. 

 

 

FIRMAN ALLAH MENUSUK AMAT DALAM

 

Dan gambaran terakhir dari ini adalah “Ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum.” 

Kata Yunani untuk “through” adalah dia. Anda dapat menemukan kata ini ribuan kali dalam Alkitab bahasa Inggris. Dan kata Yunani untuk “to pass” adalah  ïkneomai. Jadi  diïkneomai berarti “to pass through,”  atau “melewati, melalui” dan di sini diterjemahkan “pierce” [dalam KJV] atau “menembus.” 

Ini adalah ide yang sama seperti pisau belati atau pedang tipis yang tajam. Pedang  adalah alat pemotong yang tajam. Dan Firman Allah digambarkan di sini sebagai yang menusuk, pedang tipis tajam yang menembus amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sunsum. Dan menurut saya, “memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum” adalah gambaran puitis dan amat efektif.

Saya telah membaca 1 Raja-Raja 21 dan 22. Yang pertama dari pasal-pasal ini Anda dapat menemukan kisah tentang kebun anggur Nabot, ketika Izebel berkata kepada Ahab, “Bangunlah, Nabot sudah mati.” Ia telah dilempari batu sampai mati. 

Dan ketika Ahab datang ke kebun anggur Nabot yang telah menjadi miliknya itu, di sana datanglah Elia hamba Allah, yang menemuinya dan berkata, “Di tempat anjing telah menjilat darah Nabot, di situ jugalah anjing akan menjilat darahmu."

Kemudian di pasal berikutnya Ahab dan Yosafat bersiap untuk pergi ke Ramot-Gilead untuk berperang. Dan Yosafat, hamba Allah dan raja yang baik itu berkata kepada Ahab, "Baiklah tanyakan dahulu firman TUHAN." Lalu Ahab mengumpulkan semua nabi dan mereka berkata, "Majulah! Tuhan akan menyerahkannya ke dalam tangan raja."

Dan Yosafat, ketika ia memperhatikan mereka, ia bertanya kepada Ahab, “Tidak adakah lagi di sini seorang nabi TUHAN, supaya dengan perantaraannya kita dapat meminta petunjuk?"

Dan Ahab berkata, “Masih ada seorang lagi. Tetapi aku membenci dia, sebab tidak pernah ia menubuatkan yang baik tentang aku, melainkan malapetaka.”

Yosafat berkata, "Janganlah raja berkata demikian. Jemputlah dia dengan segera!"

Kemudian Mikha hamba Allah itu datang, dan ia berkata kepada Ahab, “Engkau tidak akan kembali, dan seluruh Israel bercerai-berai di gunung-gunung seperti domba-domba yang tidak mempunyai gembala.”

Dan Ahab berkata, “Tangkaplah orang ini dan masukkan orang ini dalam penjara dan beri dia makan roti dan minum air serba sedikit sampai aku pulang dengan selamat."

Dan kemudian kisah selanjutnya, apakah Anda mengingatnya? Dalam peperangn itu, seseorang menarik anak panahnya, King James Version berkata, “at a venture” [atau dalam bahasa Indonesia ‘secara sembarangan saja’]. Seseorang menarik panahnya dan menembak dengan sembarangan saja dan mengenai raja Israel di antara sambungan baju zirahnya. 

Dan panah itu -- itu berhubungan dengan atau gambaran dari pedang tipis yang tajam dari Firman Tuhan – panah itu mengenai raja tepat di sambungan baju zirah Ahab, dan menembus jantungnya, dan darahnya mengalir dari lukanya ke palung keretanya.

Dan ketika mereka membawanya kembali ke Samaria, dan ketika mereka mencuci kereta itu, itu adalah tempat di mana anjing-anjing menjilati darah Nabot, dan di tempat itu juga anjing-anjing menjilati darah Ahab. Menembus, tajam, pedang tipis yang tajam seperti itulah ketajaman Firman Allah.

Kita tidak dapat menyingkirkannya. Kita tidak dapat menghindarinya. Kita tidak dapat menanggulanginya. Kita tidak dapat hidup lebih lama menghadapinya. Ia selalu ada di sana – tajam, menembus, hidup, itulah Firman Allah yang tidak pernah berubah.

 

 

FIRMAN ALLAH MENELANJANGI

 

Dan kemudian hal terakhir: Ia berbicara tentang Firman Allah sebagai yang, “Memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum, dan ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita. Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.”  

Firman Allah menelanjangi. Firman Allah memisahkan. Dan pemisahan ini, ketelanjangan ini, adalah terbuka bagi orang untuk melihatnya. Ini sangat terbukti dan nyata, perbedaan antara orang yang masih terhilang dan yang telah diselamatkan, antara orang yang telah bertobat dan belum bertobat, antara orang yang sungguh mengikut Tuhan dan bukan dapat dilihat oleh Firman Allah.

Ini begitu jelas, “sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab,” dan di hadapan mata dunia, mereka terlihat telanjang.

Saya tidak tahu  mana saja yang pernah Anda baca atau belum. Ini adalah file laporan oleh wartawan perang yang mengikuti tentara Amerika Serikat ketika mereka merebut dan menduduki Okinawa.

Apa yang terjadi di sana, sehingga wartawan perang ini berkata: 30 tahun sebelumnya di sana pernah dilewati oleh seorang Misionaris yang sedang dalam perjalanan menuju Jepang. Ia mampir di sana tetapi sebentar saja. Tetapi pada kesempatan itu ia mampir di perkampungan kecil di Okinawa yang bernama Shimabuku, ia memberitakan Injil di sana. Ia memenangkan dua orang bagi Kristus, dan memberikan kepada mereka sebuah Alkitab

Salah satu dari orang ini bernama Shosei Kina, dan ia menjadi kepala suku di perkampungan itu. Sedangkan yang satunya lagi bernama Mojun, dan ia menjadi kepala sekolah di desa itu.

Dan apa yang terjadi selama 30 tahun setelah ia memiliki Alkitab? Pertama, mereka membangun sekolah, dan Mojun adalah kepala sekolah itu. Ia adalah seorang guru. Dan mereka telah memiliki teks atau bahan pelajaran, yaitu Alkitab. Dan mereka mengajar Alkitab di sekolah itu. Mereka berdoa kepada Tuhan Yesus. Mereka menemukan Firman Allah dan kehendak Tuhan bagi hidup mereka. Mereka memiliki satu teks atau satu buku pelajaran saja, yaitu Alkitab.

Kita dapat memuji Yesus di sana. Kita dapat mengajar setiap subyek tentang Allah di dalam Kristus Yesus. Ini adalah sekolah Kristen. Ini adalah akademi Kristen, dan mereka telah memilikinya di Shimabuku, dan diajar oleh Mojun. Buku pelajaran yang mereka pakai adalah Alkitab.

Selain menjadi orang Kristen, Shosei Kina juga menjadi pemimpin di desa kecil itu. Ia memimpin rakyatnya ke jalan Tuhan. Kedua orang itu telah memenangkan setiap orang di desa itu untuk beriman di dalam Kristus. Mereka semua adalah orang Kristen, ya mereka semua. Dan mereka membangun pemerintahan kecil mereka berdasarkan Firman Allah.

Ketika tentara Amerika datang untuk menduduki Okinawa, dan desa Shimabuku ini adalah jalur utama yang dilewati  oleh tentara Amerika. Dan wartawan perang ini bersama dengan pasukan Amerika yang  menduduki pulau itu. Dan ketika tentara Amerika, anak-anak muda Amerika itu datang ke Shimabuku, mereka datang ke desa itu dengan altileri, senjata mesin dan senapan, dapatkah Anda bayangkan? Mereka dihadang oleh dua orang tua. Salah satunya bernama Shosei Kina dan yang satunya lagi bernama Mojun. Dan salah satu dari orang ini memperkenalkan dirinya sebagai pemimpin desa itu, dan yang satunya memperkenalkan dirinya sendiri sebagai seorang guru dan kepala sekolah di sekolah Kristen.

Dan mereka menyambut pasukan Amerika itu karena mereka telah mendengar bahwa mereka yang datang itu adalah orang Amerika dan mereka telah mengenal satu orang Amerika. Dan mereka berkata, “Orang-orang Amerika ini yang sekarang sedang datang agak sedikit berbeda,” dengan seorang Amerika yang pernah ia lihat sebelumnya. Tetapi kedua orang tua ini menyambut baik orang-orang Amerika itu.

 Dan ketika kedua orang ini menyambut orang-orang Amerika itu, mereka melakukannya di dalam nama Tuhan, di dalam nama Yesus, dan di dalam nama Kitab-Nya yang kudus yang telah menjadi dasar dan pusat hidup mereka dan pemerintahan mereka.

Sehingga ini membuat pasukan Amerika itu menjadi bingung. Mereka tidak tahu harus berpikir apa. Kemudian mereka memanggil chaplain, dan chaplain itu mengumumpulkan para pemimpin pasukan. 

Dan kedua orang Kristen tua yang baik ini menemani para pemimpin Amerika tersebut sepanjang jalan di desa mereka. Dan para pemimpin Amerika itu menjadi bingung, karena di kebanyakan desa di Okinawa dipenuhi dengan kotoran dan debu, dan masyarakat di situ masih terbelakang dan lugu, namun di desa yang satu ini, desa kecil ini, nampak begitu bersih tidak seperti dengan desa-desa lainnya. Jalan-jalan dipelihara dengan baik. Rumah-rumah mereka bersih. Dan masyarakat mereka begitu ramah dan beradab. Dan para pemimpin Amerika ini begitu kagum dengan apa yang mereka sedang lihat.

Kedua orang Kristen yang sudah lanjut usia itu berpikir bahwa mereka tidak puas dengan penyambutannya. Dan kedua orang itu membungkuk, dan berkata, “Oh, Anda harus memaafkan kami. Kami adalah masyarakat yang masih terbelakang, dan kami semua  hanya mengetahui Alkitab saja. Dan kami telah melakukan tidak ada hal lain selain mengikut Yesus. Jadi Anda harus memaafkan kami.”

Dan mereka menjawab, “Memaafkan Anda? Memaafkan Anda?”

Dan selanjutnya wartawan ini menutup laporannya dengan ini, “Saya berjalan menyusuri jalan-jalan di Shimabuku dengan kawalan seorang sersan Amerika, dan ia berkata kepada saya,  “Philip, lihatlah ini.” Ia melanjutkan, “Saya mulai heran bila kita tidak berpikir bahwa kita sudah menggunakan senjata yang salah untuk mengubah dunia.” 

Saya juga heran sekali. Kita mencoba mengubah dunia ini melalui pemerintah. Kita mencoba mengubah dunia ini melalui politik. Kita mencoba mengubah dunia ini dengan tentara. Kita mencoba mengubah dunia ini melalui chanel-chanel diplomatik seperti Persatuan Bangsa-Bangsa.

Dan ribuan cara untuk menjadikan dunia lebih baik dengan usaha manusia akan menemukan kegagalan. Kita hanya perlu mengubah dunia menjadi benar dengan memberitakan dan membawa dunia ini kepada Firman Allah yang kekal selama-lamanya.

Pikirkanlah! Akan jadi apakah dunia ini jika kita menggunakan peluru dari pada Alkitab, menggunakan para diplomat dari pada pemberita Injil, menggunakan para duta besar yang diwarnai political dari pada kita memiliki para penuntun ke gerbang sorga.