Daftar Isi

ARTINYA BAGI KITA ALLAH-MANUSIA

 

Oleh Dr. W. A. Criswell

Diadaptasi Dr. Eddy Peter Purwanto

 

Khotbah ini dikhotbahkan pada kebaktian Minggu Malam, 5 April 1981

di First Baptist Church in Dallas

 

 

 

“Orang-orang yang lewat di sana menghujat Dia dan sambil menggelengkan kepala, mereka berkata: "Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari, selamatkanlah diri-Mu jikalau Engkau Anak Allah, turunlah dari salib itu!" Demikian juga imam-imam kepala bersama-sama ahli-ahli Taurat dan tua-tua mengolok-olokkan Dia dan mereka berkata: "Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! Ia Raja Israel? Baiklah Ia turun dari salib itu dan kami akan percaya kepada-Nya. Ia menaruh harapan-Nya pada Allah: baiklah Allah menyelamatkan Dia, jikalau Allah berkenan kepada-Nya! Karena Ia telah berkata: Aku adalah Anak Allah” (Matius 27:39-43)

 

Perhatikan juga reaksi kepala pasukan yang memimpin penyaliban itu:

 

Kepala pasukan dan prajurit-prajuritnya yang menjaga Yesus menjadi sangat takut ketika mereka melihat gempa bumi dan apa yang telah terjadi, lalu berkata: "Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah” (Matius 27:54)

 

Betapa sulitnya memahami bahwa di dalam satu pribadi hidup, bergerak, bernapas, berbicara yang adalah Allah sepenuhnya dan manusia sepenuhnya! Betapa sulitnya memahami bahwa di dalam satu pribadi dapat ditemukan keillahian sejati dan kemanusiaan yang sejati. Betapa sulitnya hal ini untuk dipahami oleh pikiran orang-orang Yahudi. Bagaimana mungkin Allah yang begitu agung, dahsyat, mahakuasa, yang pernah menyatakan diri dalam gemuruh dan kilat dan gempa bumi di gunung Sinai ketika memberi Hukum Taurat dapat menjadi manusia biasa?

 

Di ruangan itu, di mana tempat biasanya orang yang paling jahat diadili dan dihakimi, di sana orang Yahudi melihat Dia diadili dan dihakimi oleh para pemimpin mereka, imam besar dan imam-imam Bait Suci, orang-orang Saduki dan Farisi dan para pengajar serta ahli-ahli Taurat – menuntut darahNya dan menentang Dia sampai mati. Di sana di atas Bukit itu, di luar tembok kota, tempat Ia dihukum mati, disalibkan sebagai penjahat, sebagai criminal. Bagaimana mungkin Ia adalah Allah?

 

Apalagi kesulitan ini menekan pikiran para murid-murid-Nya dan rasul-rasul-Nya sendiri. Mereka mengharapkan Kerajaan Mesianik turun ke bumi dalam kemuliaan. Namun kemudian mereka justru melihat Mesias yang dijanjikan itu – symbol pengharapan mereka – disalibkan, mati dan dikuburkan. Setiap visi yang mereka miliki untuk masuk ke dalam kemenangan Kerajaan Mesianik terkubur bersama Dia di dalam debu dan tanah. Kita dapat memahami kekecewaan, frustasi dan keputusasaan murid-murid itu ketika melihat Yesus mati. Bahkan rasul Thomas yang telah bersama Tuhan sepanjang pelayanan-Nya, yang telah melihat mujizat-mujizat yang luar biasa yang dilakukan-Nya, yang mendengarkan pengajaran-Nya yang begitu luar biasa, bahkan Thomas berkata, “Sebelum aku melihat bekas paku pada tanganNya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambungNya, sekali-kali aku tidak akan percaya.” (Yohanes 20:25)

 

Salah satu catatan tambahan yang jarang diperhatikan menurut saya ada di dalam Matius 28:17. Ini adalah deskripsi tentang 500 murid Tuhan yang berjumpa dengan Dia di bukit di Galilea.

 

“Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu (Matius 28:17)

 

Mereka telah melihat Dia yang telah dibangkitkan dari antara orang mati di dalam tubuh kemuliaan dan yang tidak fana lagi, “namun beberapa orang ragu-ragu.” Kesulitan dalam memahami keillahian dan kemanusiaan dalam satu pribadi melampaui apa yang dapat dipikirkan dengan pikiran manusia.

 

Namun ketika rasul-rasul dan murid-murid diyakinkan dan dikuatkan, mereka menyerahkan hidup mereka bagi kebenaran itu. Mereka semua menjadi martir, kecuali Yohanes yang dibuang dan mati dalam pembuangan di Pulau Patmos. Berita Injil yang mereka proklamirkan ke seluruh dunia secara literal telah mengubah peradaban manusia. Itu adalah pengumuman (kerugma). Itu adalah khotbah bahwa Yesus adalah Allah, bahwa Ia adalah Tuhan atas Sorga dan bumi. Bahwa Ia telah datang kepada kita sebagai Allah–manusia, yaitu Allah yang menjelma menjadi manusia memiliki arti yang sangat penting bagi telinga manusia yang pernah mendengarnya.

 

 

KEBENARAN DAN HIKMAT

ADA DI DALAM INKARNASI

 

Di dalam inkarnasi kita memiliki seluruh kebenaran dan hikmat serta pengetahuan. Paulus menulis di dalam Kolose 2:3, “Sebab di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan.”

 

Seperti apakah Allah itu? Lihatlah Yesus. Bagaimana kita dapat mempelajari tentang Allah? Yaitu dengan duduk di bawah kaki Yesus. Di dalam Dia substansi dan penyataan Allah dinyatakan. Bagaimana manusia dapat mengenal Allah? Biarlah dia mengenal Tuhan Yesus. Bagaimana manusia mengikut Allah? Biarlah dia mengikut Tuhan Yesus. Bagaimana manusia menyembah Allah? Biarlah dia menyembah Yesus. Bagaimana manusia mengasihi Allah? Biarlah dia mengasihi Yesus. Yesus adalah wahyu seluruh kebenaran dan hikmat – kemuliaan Allah. Bagi kita Dia adalah suatu petunjuk karena Dia adalah jalan. Bagi kita Ia adalah doktrin karena Ia adalah kebenaran. Bagi kita Ia adalah pengalaman karena Ia hidup. Jika kita ingin mengenal Allah kita harus memandang Yesus.

 

Salah satu tugas akhir dari program Doktoral saya adalah mengadakan penelitian atau mempelajari tentang doktrin penebusan. Selama dua tahun saya mempelajari doktrin penebusan. Saya telah melewati ujian di dalam suatu ruangan yang penuh oleh professor-profesor kawakan. Dan ketika dua tahun masa studi itu berakhir saya diberikan gelar Doktor.

 

Jika anda dibingungkan oleh korban Alah untuk dosa, pandang saja Yesus, percaya di dalam Yesus. Anda mungkin memiliki kesulitan untuk memahami misteri illahi berhubungan dengan masalah teologis ini dan yang telah dipikirkan oleh para pemikir besar selama 2000 tahun masa kekristenan ini, namun anda dapat memandang Yesus dan percaya di dalam Dia.

 

Roh Kudus adalah pengajar dan pembimbing kita dan pelajarannya adalah tentang Tuhan Yesus. Ia tidak akan berbicara tentang diri-Nya sendiri, tetapi Ia menyatakan kepada kita kemuliaan Allah di dalam Kristus Yesus (Yohanes 16:13).

 

Setelah bertahun-tahun pengalaman saya pribadi dalam pelayanan pastoral, saya memiliki kata untuk dikatakan kepada setiap psikotik, neurotik, paranoid dan schizophrenik. Lupakanlah dirimu sendiri, tanggalkan pikiran tentang dirimu sendiri dan pandanglah Yesus. Ada kesembuhan, keselamatan dan hidup di dalam Dia yang telah disalibkan itu.

 

Jika anda mencari pengetahuan dan hikmat, jika anda mencari keselamatan dan terang, anda dapat menemukan itu dengan memandang Yesus.

 

Arahkan matamu kepada Yesus

Pandanglah wajah-Nya yang begitu mulia   

Dan segala sesuatu di dunia ini

Akan menjadi tidak berarti

Di dalam terang, kemuliaan dan anugrah-Nya

 

 

DIMENSI BARU ALLAH TERLIHAT

DI DALAM INKARNASI

 

Dalam pewahyuan Alah tentang diriNya sendiri di dalam bentuk manusia, kita melihat dimensi baru tentang Allah. Di dalam Kristus Ia dinyatakan sebagai Juruselamat yang ajaib, Gembala yang penuh kasih dan kemurahan.

 

Di Calcutta saya pernah berada di suatu kuil di depan berhala-berhala buatan manusia di antara banyak orang yang sedang melakukan penyembahan. Ketika saya berdiri di tengah-tengah mereka dan melihat allah yang kepadanya mereka membungkuk dan bersujud, saya perhatikan bahwa wajah dari berhala itu sangatlah mengerikan, karena tangan-tangannya seperti mau mencakar dan gigi atau taringnya nampak begitu mengerikan. Saya berkata kepada salah satu dari umat Hindu yang melakukan penyembahan di sana, “Allah nampak begitu menakutkan ya!” Ia menjawab saya: “Benar. Dan itulah sebabnya mengapa saya menyembah dia, karena saya takut kepada dia.”

 

Jika anda pernah ada di Bangkok dan memperhatikan semua kuil-kuil dari berhala-berhala mereka, mereka di kelilingi oleh patung-patung yang memiliki wajah yang bentuknya menyeramkan. Di Afrika tengah saya pernah menemui seorang raja, dan di depan halaman istananya yang luas, dimana biasanya di sana ia bersama-sama dengan kira-kira bersama dengan 30 atau 40 istri dan anak-anaknya, ada satu rumah untuk iblis di mana ia menyembah iblis di sana. Saya bertanya kepadanya, mengapa ia membuat rumah itu untuk menyembah iblis. Ia berkata kepada saya: “Saya takut kepadanya, ia dapat mengganggu saya.”

 

Bahkan di dalam pewahyuan Allah di dalam Perjanjian Lama salah satu atribut Yehovah adalah suci, sempurna dan tidak dapat bersentuhan dengan ketidakbenaran. Itulah yang memisahkan kita dari Allah sejak permulaan karena dosa. Allah mengusir Adam dan Hawa dari hadirat-Nya dan keluar dari Taman Eden. Allah yang menjadi administrator dari Perjanjian Taurat menampakkan diri kepada Musa di dalam kilat, petir dan gempa bumi.

 

Dalam penyembahan kepada Allah yang terkemudian, di dalam Bait Suci, ada ruang mahakudus dan tirai yang memisahkan antara manusia dengan Allah. Bagian dalam ruang mahakudus tidak boleh dimasuki oleh siapapun juga, kecuali oleh imam besar. Ketika ia masuk untuk mempersembahkan korban kepada Allah. Dan itu hanya sekali setahun.

 

Tetapi di dalam Kristus Yesus, kita memiliki dimensi yang baru tentang pewahyuan Bapa kita di Sorga. Perhatikan Betlehem di mana Dia dilahirkan atau menjadi manusia. Siapapun boleh datang dan bertemu dengan bayi itu. Yesus dilahirkan di sebuah kandang dan di kelilingi oleh ternak. Bahkan para gembala di padang dapat memuliakan Allah dalam hadirnya hadiah dari Sorga ini.

 

Di dalam pelayanan-Nya Ia mengambil seorang anak kecil dan menempatkan di pangkuan-Nya dan memberkati mereka. Ia memberitakan Injil pengharapan kepada orang-orang miskin, menyembuhkan orang-orang yang sakit. Pada umumnya orang mendengarkan Dia dengan sukacita. Kemanusiawian Allah di dalam Kristus Yesus adalah penghibur yang teragung yang pernah dapat kita kenal di dalam hidup kita. Bukalah Alkitab anda, di dalam kitab Ibrani dan perhatikan tiga bagian yang berbicara, khususnya tentang arti kemanusiawian Allah bagi kita. Ia menyatakan diri-Nya sendiri sebagai sahabat kita dan Gembala kita di dalam Kristus Yesus.

 

“Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. 16Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya” (Ibrani 4: 15-16)

 

“Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa. Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai” (Ibrani 2: 17-18).

 

Tuhan kita meniliki penghidupan seperti yang kita jalani, kenal dan alami semuanya. Memahami tiap pencobaan yang kita alami.

 

“Sebab kamu tidak datang kepada gunung yang dapat disentuh dan api yang menyala-nyala, kepada kekelaman, kegelapan dan angin badai, kepada bunyi sangkakala dan bunyi suara yang membuat mereka yang mendengarnya memohon, supaya jangan lagi berbicara kepada mereka, sebab mereka tidak tahan mendengar perintah ini: "Bahkan jika binatangpun yang menyentuh gunung, ia harus dilempari dengan batu." Dan sangat mengerikan pemandangan itu, sehingga Musa berkata: "Aku sangat ketakutan dan sangat gemetar." Tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi dan kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah, dan kepada jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di sorga, dan kepada Allah, yang menghakimi semua orang, dan kepada roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna, dan kepada Yesus, Pengantara perjanjian baru, dan kepada darah pemercikan, yang berbicara lebih kuat dari pada darah Habel” (Ibrani 12:18-24).

 

Apa yang penulis kitab Ibrani katakan adalah bahwa Kristus adalah pribadi yang simpatik dan memahami setiap pengalaman manusia yang kita miliki. Banyak orang yang menderita menemukan penghiburan di dalam kehadiran Tuhan Yesus.

 

Pada upacara penguburan ayah saya, saya sangat mengingat perkataan dari gembala yang melayani dalam penguburan itu: “Saya pergi mengunjungi Mr. Criswell di Rumah Sakit di mana ia meninggal,” katanya “Mr. Cryswel, bagaimana anda bertahan cukup lama?” dan ia menjawab, “Pak pendeta, malam-malam yang saya lewati begitu panjang, namun dalam kesendirian saya Yesus selalu bersama saya.”

 

Begitu banyak jiwa yang mengalami dukacita yang mendalam yang kemudian dihibur dan dikuatkan dengan mengingat doa syafaat Tuhan kita di Getsemani. Betapa banyaknya martir bertepuk tangan dengan sukacita sambil memuji Tuhan, ketika mengingat penyaliban Tuhan kita, itulah artinya Allah–manusia bagi kita – simpatik, memahami, menolong, menghibur dan menjadi teman seperjalanan dalam perjalanan musafir kita. Dalam perjalanan kita di dunia ini menuju dunia kita yang akan datang.

 

 

HANYA ALLAH YANG DINYATAKAN

DI DALAM YESUS YANG DAPAT

MENGAMPUNI DOSA

 

Yesus sebagai Allah telah membayar korban penebusan dosa sehingga kita beroleh pengampunan atas dosa-dosa kita. Apa atau siapa yang dapat menyucikan dosa? Siapa yang dapat menyucikan kotornya jiwa kita sehingga kita dapat menghadap hadirat Allah yang kudus dan benar tanpa dihakimi? Siapa yang dapat menyelamatkan kita dari hukuman penghakiman dan kematian dari dosa? Semua darah domba dan binatang yang telah pernah dicurahkan sebagai korban persembahan di mesbah dari dunia ini tidak dapat menyucikan dosa-dosa kita. Haruskah saya mempersembahkan anak laki-laki saya atau anak perempuan saya sebagai korban untuk penebusan dosa saya? Apakah anda mengingat jeritan hati nabi Mikha?

 

“Dengan apakah aku akan pergi menghadap TUHAN dan tunduk menyembah kepada Allah yang di tempat tinggi? Akan pergikah aku menghadap Dia dengan korban bakaran, dengan anak lembu berumur setahun? Berkenankah TUHAN kepada ribuan domba jantan, kepada puluhan ribu curahan minyak? Akan kupersembahkankah anak sulungku karena pelanggaranku dan buah kandunganku karena dosaku sendiri?" (Mikha 6:6-7)

 

Siapa yang dapat mengampuni dosa dan menyucikan pelanggaran-pelanggaran yang keluar dari jiwa kita? Siapa? Dapatkah para pahlwan iman dan para pemimpin dunia ini, dapatkah orang-orang besar yang namanya tertulis di dalam setiap halaman Alkitab dapat mengampuni dosa kita? Dapatkah Musa mati bagi saya? Dapatkah Daud atau Daniel atau Samuel mati bagi saya? Dapatkah para tokoh Perjanjian Baru seperti Petrus, Yakobus, Yohanes, Paulus, salah satu dari mereka dapat mati bagi saya? Adakah malaikat sorgawi yang dapat membuat penebusan bagi dosa saya? Dapatkah penghulu malaikat Mikhael atau Gabriel mati bagi saya? Siapa yang dapat membuat atau mempersembahkan korban penebusan bagi dosa?

 

Hanya korban penebusan dosa dari Anak Allah yang dapat menghapus dosa saya. Itu karena Ia adalah Allah. Ia dapat menebus dosa-dosa saya. Atas nama kita, seperti yang Kitab Suci kita katakan, Tuhan kita mengecap kematian bagi setiap orang. Ia mati dan membayar penghukuman atas dosa-dosa kita.

 

Tidak seorangpun yang dapat masuk ke dalam dahsyatnya kesusahan, penderitaan Yesus, ketika Ia menderita bagi kita. Tidak seorangpun dapat mengalami itu. Ketika Setan mencobai Ayub, Allah mengijinkan Setan untuk mengambil segala sesuatu yang Ayub miliki tetapi tidak mengijinkan iblis untuk mengambil nyawa Ayub. Namun tidak ada larangan seperti itu ketika Setan menyerang Yesus. Mereka meludahi Dia; mereka menyesah Dia; mereka mengejek dan mencemooh Dia; dan mereka menyalibkan Dia. Yesaya 52:14, “Begitu buruk rupanya, bukan seperti manusia lagi, dan tampaknya bukan seperti anak manusia lagi.”  Yesaya 53:11, “Sesudah kesusahan jiwanya Ia [Allah] akan melihat terang dan menjadi puas.”  Yesus yang kudus, suci dan benar dibuat menderita dalam jiwa-Nya. Allah sedang mengerjakan karya penebusan bagi dosa kita agar kita dapat diselamatkan dari penghukuman maut dan Neraka. Agar kita dapat diselamatkan, agar kita dapat melihat wajah Allah suatu hari dan hidup.

 

 

ALLAH TIDAK KEHILANGAN KEMULIAAN-NYA

DI DALAM INKARNASI

 

Inkarnasi Allah di dalam Kristus tidak menghilangkan ataupun mengurangi kemuliaan-Nya. Dalam Yohanes 17, kita membaca bahwa Kristus memiliki kemuliaan sebelum dunia dijadikan (ayat 5). Namun kemuliaan yang Yesus miliki sebelum Ia berinkarnasi adalah kemuliaan Illahi yang tidak dapat dikomunikasikan – kemuliaan Allah yang tidak dapat di-sharing-kan. Tetapi kemuliaan pada waktu Ia berinkarnasi adalah kemuliaan kemanusiawian-Nya, kemuliaan yang dapat dirasakan oleh anak-anak Allah yang telah ditebus, yang telah Ia beli dengan darah-Nya sendiri dan Ia perhitungkan sebagai saudara dan saudari di dalam keluarga Allah.

 

Itulah sebabnya mengapa kita memuji Dia dan menaikkan pujian tentang Dia dan melayani Dia sepanjang hidup kita. Oh, apa yang telah Ia lakukan bagi kita – Ia mengangkat kita menjadi anak-Nya. Ia mengangkat kita orang-orang berdosa ini ke dalam kemuliaan, menjadi anggota keluarga Allah.

 

“Dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku” (Yohanes 12:32).

 

Jika Yesus Kristus adalah manusia,

Dan hanya manusia saja aku berkata,

Seluruh umat manusia akan mengikuti Dia,

Dan Dia akan aku ikuti selalu

Tetapi jika Kristus adalah Allah

Dan hanya Allah saja, aku bersumpah,

Aku akan mengikut Dia walaupun di Sorga ataupun di Neraka,

Di dunia, di samudra ataupun di angkasa!

 

Inilah artinya bagi kita Allah-manusia. Kristus Yesus ialah Juruselamat kita dan Tuhan kita untuk selama-lamanya.