KOMUNISME DAN KEKRISTENAN

(COMMUNISM AND CHRISTIANITY)

 

Oleh Dr. W. A. Criswell

Diterjemahkan Dr. Eddy Purwanto

 

03-28-76

Isaiah 51:1-2

 

            Kami mengucapkan selamat datang kepada Anda yang bergabung  dengan kami dalam kebaktian First Baptist Church in Dallas yang disiarkan secara langsung melalui radio dan televisi ini. Ini adalah gembala kami yang akan membawakan khotbah terakhir dari seri empat khotbah.

            Khotbah pertama bertema: MARTIR KRISTEN. Khotbah kedua bertema: PERJUANGAN UNTUK KEBEBASAN BERAGAMA. Khotbah ketiga, Chuck Colson berbicara tentang topik yang sama dengan topik sekarang ini. Khotbah ketiga berjudul: KEBEBASAN SEJATI, KEMERDEKAAN DALAM KRISTUS DAN SELAMA-LAMANYA. 

            Dan khotbah hari ini bertema: KRISIS YANG DICIPTAKAN OLEH PENENTANG KEKRISTENAN DAN KOMUNISME.

            Dalam khotbah seri dari Kitab Yesaya kita telah sampai di pasal 51. Dan empat tema ini ditujukan untuk memperingati dua ratus tahun hari jadi Amerika, dengan tujuan untuk mengingatkan kita tentang harga yang harus dibayar demi kemerdekaan atau kebebasan kita. 

            Dan kita berdoa kiranya berkat Tuhan turun atas kita hari lepas hari dan tahun lepas tahun.

            Pembacaan teks, yang menjadi dasar dari khotbah ini terambil dari Yesaya 51:1-2 yang berbunyi: “Dengarkanlah Aku, hai kamu yang mengejar apa yang benar, hai kamu yang mencari TUHAN! Pandanglah gunung batu yang dari padanya kamu terpahat, dan kepada lobang penggalian batu yang dari padanya kamu tergali. Pandanglah Abraham, bapa leluhurmu, dan Sara yang melahirkan kamu; ketika Abraham seorang diri, Aku memanggil dia, lalu Aku memberkati dan memperbanyak dia”

            Itu adalah kebiasaan yang sering diulang oleh para rasul dan para nabi untuk memanggil umatnya kembali mengingat para leluhur mereka yang memimpin mereka ke dalam iman. Sehingga berkat Tuhan turun atas umatnya tahun demi tahun dan generasi demi generasi.

 

Pandanglah gunung batu yang dari padanya kamu terpahat, dan kepada lobang penggalian batu yang dari padanya kamu tergali”

           

Dan itulah apa yang kita sedang lakukan hari ini berhubungan dengan kebebasan dan berkat kita di Amerika.

            Pendeta yang sangat mulia di gereja ini, George W. Truett  meninggal tahun 1944. Saya datang ke sini setelah satu tahun sejak kematiannya, ia menulis buku kecil beberapa bulan sebelum meninggal. Dan dalam khotbah saya sebelumnya saya mengutip perkataan George W. Truett, yang melayani di mimbar ini selama empat puluh tujuh tahun sebelum saya menggantikannya di sini.

            Ia berkata: Dua ideologi ada di dalam pertempuran sengit, yaitu: Demokrasi dan aristokrasi. Kebebasan dan tirani.

            Dua ide ini ada dalam konflik yang sangat mengerikan. Yang satu memandang tinggi hak-hak dan martabat dan hak-hak individu di manapun juga. Sementara yang satu menolak untuk menjunjung martabat dan hak-hak asasi. Dan memandang manusia sebagai mesin.

            Seluruh dunia terbagi ke dalam dua camp ini. Barat dan timur. Dunia perbudakan dan dunia kebebasan.

            Di balik kedua dunia ini, ada dua ideologi yang sangat bertolak belakang. Dan di balik dua ideologi ini, berdiri dua menara kekuasaan dunia: Soviet Socialistic Republics of Russia dan Amerika Serikat.

            Dan di balik dua kekuatan dunia ini, ada bayang-bayang dua pribadi. Yang satu adalah Nicoai Lenin yang adalah arsitek dan pendiri Uni Soviet dan murid dari sosialis komunis Karl Marx.  

            Dan yang lain adalah Tuhan Kristus dari sorga yang pengajaran-Nya menjadi dasar dari berdirinya kebebasan dan kemerdekaan yang kita nikmati di Amerika Serikat.

            Kedua kekuatan dan ideologi dan dua pribadi ini datang ke dunia dengan program dan rencana bagi kemanusiaan.

            Pada saat ini, kita akan mengkontraskan pengajaran dan doktrin dari Nicolai Lenin dan para komunis Uni Soviet Rusia dengan pengajaran dan roh Kristus, Tuhan kita yang telah membuat kerangka kebebasan dan kemerdekaan hidup di Amerika.

 

PERTAMA, PANDANGAN MEREKA TENTANG TUHAN

 

            Pertama, ide mereka dan presentasi mereka tentang Allah. Lenin mengikuti Karl Marx berkata: “Komunisme mulai di mana atheisme mulai. Dan lagi, apa yang kita harapan adalah meniadakan semua agama dan gereja. Dan sampai pada penolakan terhadap Tuhan.” 

            Saya melihat sebuah cartoon di Uni Soviet. Di bawahnya ada gambar bangunan gereja yang diruntuhkan dan dihancurkan. Dan di atasnya ada awan. Dan di awan itu ada meja perjamuan. Dan yang ada di meja perjamuan itu ada tiga pribadi, yaitu Allah Bapa, Allah Putra dan Allah Roh Kudus.

            Dan di sana ada tangga menuju ke awan itu. Dan di atas tangga itu ada pekerja Rusia dengan palu teracung di tangannya. Dan teks atau perkataan yang diucapkan oleh orang Rusia itu saya telah terjemahkan demikian: Seperti kami telah membinasakan Tuhan di bumi, maka kami akan membinasakan Tuhan di sorga.

            Sikap Tuhan Yesus adalah seperti berikut ini: Bapa kami yang di sorga, dikuduskanlah nama-Mu.

            Dan lagi, tak seekor burung pipit pin yang jatuh ke tanah tanpa kehendak Bapamu di sorga. Oleh sebab itu, janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga dari banyak burung pipit.

            Dari sanalah himne ini ditulis: Mata-Nya tertuju pada burung pipit dan aku tahu ia memperhatikanku.

 

KEDUA, PANDANGAN MEREKA TENTANG MANUSIA

 

            Kedua, kontras dalam sikap mereka terhadap manusia. Lagi, mengikuti Karl Marx, Lenin berkata: Manusia adalah anak dari selera. Gerakan spontanistasnya hanya untuk memperoleh makan untuk kenyang, kehangatan dan kekayaan.

            Jadi manusia adalah binatang tanpa jiwa. Dan itu adalah kebalikan dari apa yang Kitab Suci katakan tentang manusia, di mana Kitab Suci menyatakan bahwa manusia sedikit lebih rendah dari para malaikat, namun [Marx dan Lenin] memandang manusia sedikit lebih tinggi dari serangga.

            Yesus berkata: Manusia tidak hanya hidup dari roti saja, tetapi dari setiap Firman yang keluar dari mulut Allah.

            Dan lagi, ini adalah perintah pertama dan utama: Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.

            Dan hukum kedua yang sama dengan itu adalah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. 

           

KETIGA, PANDANGAN MEREKA TENTANG MORALITAS

 

Ketiga, kita mengkontraskan sikap mereka terhadap masalah moralitas, terhadap kebenaran. Lenin berkata: Apapun yang mendukung partai komunis adalah etis.

            Jika berbohong itu dapat menguntungkan partai, ya berbohonglah. Jika mencuri itu menguntungkan partai yang mencurilah. Dan lagi bila membunuh itu demi partai, ya membunuhlah. Dan lagi, diplomasi yang tulus tidak lebih dari air kering dan besi tua.

            Sementara di pihak lain, Tuhan Yesus kita berkata: “Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu… Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar… Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allahpun berbuat demikian? Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna” [Matius 5:39-49]

 

KEEMPAT, PANDANGAN MEREKA TERHADAP KEMANUSIAAN

 

Keempat, kita membandingkan sikap mereka terhadap Humanitarianisme, Altruisme (azas yang mengutamakan orang lain). Lenin berkata: Untuk membebaskan manusia dari kesengsaraan adalah dengan mengurangi ketidakpuasan. Dan untuk menghapuskan ketidakpuasan adalah memperlambat revolusi.

            Individu total tidak penting. Negaralah yang menentukan. Dan dasar dari itu mendukung pertentangan kelas/golongan, kebencian, pembinasaan, kesengsaraan, kekacauan dalam rangka mengecam keras revolusi.

            Di pihak lain, Yesus berkata, atau demikianlah tertulis tentang Tuhan kita: “Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala” [Matius 9:36]. Dan dalam Injil Lukas pasal 10, Yesus menceritakan tentang sebuah kisah ketika ia menjawap pertanyaan tentang: Siapakah sesamamu manusia?

            “Jawab Yesus: "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati… Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya.”

 

KELIMA, PANDANGAN MEREKA TENTANG PERANG

 

            Kemudian kita membandingkan sikap mereka terhadap perang. Lenin berkata:  Tidak dapat dipercaya bila Uni Soviet akan tetap ada jika bersanding dengan Negara-negara imperalis. Pada akhirnya, salah satu pihak harus menaklukkan pihak yang lain. Kemudian ia berkata: Intrik, pengkhianatan dan penyusupan harus dilakukan. Dan hingga akhirnya, perang besar, kejam dan tak kenal ampun harus dikobarkan.

            Lenin berkata: Apa artinya bila dua per tiga penduduk dunia yang sekarang mencapai empat juta, apa artinya bila dua per tiga penduduk dunia ini dibinasakan? Jika yang tinggal hanya sepertiga penduduk dan itu adalah masyarakat komunis.

            Rusia senang melihat pemusnahan terhadap suatu bangsa yang sekarang sedang berkecamuk di Libanon. Generasi masa lalu dari Libanon adalah bangsa Kristen, didominasi oleh para pemimpin politik Kristen.. 

            Universitas Beirut yang besar itu terdapat di Libanon. Dan beberapa pemimpin Kristen terbaik di dunia adalah orang Libanon.

            Namun Rusia senang melihat bangsa ini terpecah belah. Melihat warga Beirut membantai orang Beirut. Melihat orang Libanon membunuh orang Libanon.

            Dan negeri yang paling indah itu, suatu permata dan model dan suri teladan perdamain di Timur Tengah itu, dengan menara indah di ibu kota Beirut itu sekarang telah terpotong-potong. Itu telah runtuh. 

            Dan sosialis, komunis senang ketika mereka membinasakan orang-orang Kristen. Rusia senang bila ada perang di Vietnam. Rusia senang bila ada perang di Korea. 

            Rusia senang bila ada kekacauan di Angola ketika Portugis meninggalkan koloni ini. Ini memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengecam pemberontakan dan revolusi.

            Dan di manapun di dunia ini, di Kuba atau di Chile atau di manapun di bawah matahari yang Rusia dapat menciptakan pembinasaan dan perang dan penumpahan darah,  Anda akan menemukan adanya kekejaman yang tak kenal ampun yang dilakukan oleh tangan Rusia.

            Namun di pihak lain, Yesus berkata: “Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah” [Matius 5:9]. “Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi” [Yohanes 13:35].

 

KEENAM, TENTANG HIDUP DAN MATI MEREKA

 

Dan yang paling akhir, kita harus membandingkan mereka dalam hal yang paling penting dari semua perbedaan di atas. Dalam hidup dan dalam mati.

            Seperti Anda ketahui bahwa bersama dengan beberapa orang dari Anda, saya pernah melakukan perjalanan beberapa tahun belakangan ini ke Uni Soviet. Dan ketika kami semua berada di Moscow, kami mengunjungi Red Square. Di samping swalayan terbesar, yaitu Goom department store, ada gedung gereja Katedral Saint Basil yang teramat indah yang sudah ditutup di sana.

            Dan di sebelahnya ada museum sejarah Rusia. Dan ada bangunan tembok Kremlin dan bangunan-bangunan pemerintah di luarnya.

            Di pusat Red Square, dan di dalam gelapnya menara atau tembok menjulang tinggi Kremlin itu terdapat kuburan Nicolai Lenin, sang arsitek dan pendiri Uni Soviet.        

            Dan di kuburan itu terdapat mayat Nicolai Lenin di dalam kaca. Ia meninggal dan dikuburkan di sana pada tahun 1924.  

            Salah satu tangannya telah lumpuh oleh karena seorang wanita telah menembak dia. Tentu kemudian ia mati.

            Ketika Anda memperhatikan dengan seksama tubuh Nicolai Lenin yang telah diawetkan itu. Ada banyak kota dan distrik dan Negara bagian di Uni Soviet yang memonumenkan orang yang telah mati ini.

            Petrograd-- St. Petersburg  yang sekarang Leningrad.  Ada banyak monumen di seluruh Uni Soviet untuk orang yang telah mati ini. Ada plakat-plakat yang mempromosikan perkataan-perkataan Lenin, kutipan-kutipan dari bukunya atau buku yang menulis tentang dia, semuanya adalah kata-kata yang keluar dari mulut orang yang telah mati itu. 

            Tentunya ia telah mati. Jika Anda bertanya kepada warga Soviet atau komunis di dunia: Apakah Anda percaya ia akan hidup kembali? Akankah ia bangkit kembali?

            Anda akan melihat intelejensi Lenin yang telah di tanamkan dalam pikiran warga Soviet dan komunis. Tentu saja ia tidak akan bangkit lagi. Ia telah mati. Ia telah mati. Ia tentu saja telah mati.. 

            Dan kuburan besar itu adalah monument dari pemimpin komunis sosialis yang telah mati itu, yaitu Nicolai.

            Juga bersama dengan beberapa dari Anda, saya pernah berada di Tanah Suci. Tujuh kali saya pernah mengunjunginya. Saya pernah bertanya berkali-kali: Jika Anda memilih satu tempat di dunia yang Anda suka untuk mengunjunginya, apa yang Anda akan katakan? Tanpa ragu, Anda akan menjawab Tanah Suci (Holy Land), mengunjungi Israel. Semua tempat di dunia tidak sebanding dengan apa yang dapat Anda lihat dan rasakan di Tanah Suci.

            Inggris dari mana nenek moyang kita berasal adalah nomer dua bagi saya. Tanah Suci. Tujuh kali saya mengunjungi tempat itu. Dan tentu saja ada banyak hal yang mengesankan ketika pertama kalinya saya ada di sana.

            Dr. Duke McCall, yang adalah sekretaris ekskutif dari Southern Baptist dan saya, pernah khotbah keliling dunia selama empat bulan. Dan kami juga mengunjungi Israel.

            Sabtu malam, kami berkata kepada clerk di hotel kecil di mana kami menginap: “Tolong bangunkan kami ketika pagi masih gelap.”

            Ia melakukan itu. Dan ketika hari masih gelap, kami melakukan perjalanan ke kubur atau Garden tomb. Salah satu dari kami berdiri dan salah satu dari kami bersujud. Dan pada hari-hari itu saya selalu membawa Alkitab Perjanjian Baru bahasa Yunani saya.

            Dan ketika bersujud di sana, di pusara kubur itu, saya membaca dari Alkitab Perjanjian Baru bahasa Yunani saya kisah tentang kebangkitan Tuhan kita. Itu adalah tentang Minggu Paskah pagi yang tiada bandingnya.

            Kemudian kami keluar dari taman itu dan melihat matahari yang sedang terbit bersinar dengan terangnya. Dan saya merasakan getaran dan denut nadi dan keajaiban tatkala para malaikat untuk pertama kalinya mengumumkan: “Dia tidak ada di sini. Mengapa engkau mencari Dia yang telah hidup dari antara orang mati? Ia telah bangkit. Ia hidup.” 

            Dan kemudian, berita yang luar biasa itu disampaikan oleh Maria Magdalena kepada Petrus dan Yohanes: “Ia hidup. Ia hidup. Aku telah melihat Dia. Ia hidup.” Dan kemudian laporan dari wanita-wanita yang berkata: “Ia hidup. Ia hidup.” 

            Dan kemudian laporan dari dua orang murid yang kembali dari perjalanan ke Emaus yang mana Dia menjumpai mereka dan makan bersama mereka dan memecah-mecahkan roti untuk mereka. Mereka berkata: “Kami telah melihat Dia. Dia hidup.” Dan kemudian sepuluh Rasul ketika Tomas tidak hadir, mereka bersaksi: “Ia hidup. Kami telah melihat Dia. Ia hidup. Ia hidup.”

            Dan kemudian kepada lima ratus orang di Galilea. Mereka bersaksi: “Ia hidup. Ia hidup.” Dan Simon Petrus bersaksi: “Ia hidup.” Dan Yakobus saudara Yesus, yang menjadi gembala sidang di gereja Yerusalem bersaksi: “Dia hidup. Dia hidup.”

            Dan di bukit itu mereka menyaksikan Yesus dalam kemuliaan naik ke Sorga. Dan Ia ada di sana dalam kemuliaan. Ia hidup. Stefanus, martir Kristen yang pertama, ketika mereka merajam dia dengan batu, ia menengadah ke atas dan berkata: “Aku melihat Dia. Dia hidup. Dia hidup. Berdiri di sebelah kanan yang mahatinggi, aku melihat Anak Allah.”

            Dan Saulus dari Tarsus yang berniat untuk membinasakan murid-murid Tuhan dalam perjalanan ke Damsyk, dalam silaunya sinar yang menerpanya, ia melihat wajah mulia Raja sorga itu.

            Dan kemudian ia tersungkur di kaki-Nya, dan berseru: “Siapakah Engkau Tuhan?”

            Dan Tuhan menjawab: “Akulah Yesus yang engkau aniaya itu.” Selama berabad-abad dan bertahun-tahun, kehadiran-Nya telah dirasakan.

            Dalam keluarga di mana saya bertumbuh, bagaimana saya dapat menjelaskan kehadiran Tuhan yang hidup itu ketika kami berlutut dan berdoa? Ketika saya masih muda, dan bahkan ketika saya sudah menjadi seorang pendeta, saya tahu berkat kehadiran Kristus yang hidup tidak pernah berhenti dalam hidup saya.