PEMERINTAHAN ALLAH

(THE GOVERNMENT OF GOD)

 

Dr. W. A. Criswell

Daniel 5:30-31

4-25-71

 

Kami mengucapkan selamat datang bagi anda semua yang sedang bergabung dalam ibadah dari Gereja First Baptist Dallas. Ini adalah Pendeta yang sedang menyampaikah khotbah yang berjudul: Pemerintahan Allah. Di dalam khotbah kita melalui Kitab Daniel kita telah berada di sebuah zaman, sebuah era yang baru. Kitab Daniel pasal lima ditutup dengan kata-kata ini: “Pada malam itu juga terbunuhlah Belsyazar, raja orang Kasdim itu. Dan Darius, orang Media, menerima pemerintahan ketika dia berumur enam puluh dua tahun.” Hanya itu yang disampaikan.

Dan khotbah pada pagi hari ini disusun berdasarkan akhir dari imperium pertama yang terbesar di dunia. Patung kepala emas itu telah jatuh dan tidak pernah ada lagi sebuah kerajaan yang didirikan di Lembah Mesopotamia baik pada masa lalu maupun pada masa depan. Dan lokasi itu tetap berada di sana di Niniwe Asyur, di Babilonia Babel, selama berabad-abad. Tetapi di bagian kecil yang baru saja saya baca ini, kerajaan itu, tongkat lambang kekuasaan itu lenyap sampai selama-lamanya. Dan di dalam menjelaskan hal itu, Alkitab melakukannya hanya dalam satu ayat—hanya satu kalimat.

Betapa cepatnya dan betapa besarnya bencana yang terjadi pada imperium-imperium besar yang ada di dunia ini, yang hanya sekilas melewati horizon sejarah dalam lembaran-lembaran Alkitab. Ada kerajaan Het yang hanya bersinar dalam tahun-tahun yang singkat, kemudian di dalam Alkitab kita juga  melihat kerajaan Mesir, Asyur, Babel, Media Persia, Yunani dan Roma. Kemudian di dalam zaman kita yang modern ini, kita membaca tentang bangsa-bangsa itu di dalam sejarah dan juga kita melihat hal yang sama dalam sejarah modern. Kerajaan Spanyol, Kerajaan Jerman, dan Prancis, dan Austria, dan Inggris Raya, kemudian  bangsa Amerika, Rusia, Cina dan Jepang, betapa cepatnya dan betapa rapuhnya bagian-bagian besar dalam sejarah, bergerak melewati horizon Allah. Tetapi di dalam semua itu, Allah berkuasa selamanya dan menjadi raja yang kekal.  

Kedaulatan merupakan milik Allah: Ini adalah pelajaran yang disampaikan Allah kepada Nebukadnezar. Kegilaannya datang kepadanya dengan maksud supaya seluruh yang hidup mengetahui bahwa Yang Mahatinggi berkuasa atas kerajaaan manusia dan memberikannya kepada siapa pun yang dikehendakinya. Hanya Allah sendiri yang merupakan penguasa tertinggi dan kekal. “Sekali aku mendengar Allah dan dua kali aku mendengar hal itu bahwa kekuasaan adalah milik Allah.”

Di dalam Kitab Yesaya pasal empat puluh dikatakan: Di dalam pandanganNya bangsa-bangsa adalah sama seperti setitik air dalam timba. Betapa tidak berartinya. Ketika kita menarik timba dari dalam sumur, setitik air jatuh pada tepinya. Betapa kecilnya, betapa tidak berartinya—semua bangsa-bangsa adalah seperti setitik air dalam timba atau seperti debu pada neraca, halusnya debu bahkan tidak memiliki berat—seluruh bagian sejarah manusia di dalam pandangan Allah, sama seperti debu di atas neraca.

Di dalam pasal yang sama Yesaya menjelaskan bahwa seluruh umat manusia adalah seperti rumput. Dimanakah barisan tentara Sisak dan Nimrod dan Sanherib, barisan tentara Nebukadnezar, dan Cyrus—Koresy dan Aleksander, atau legion Caesar? Anak-anak mereka lahir untuk mengubur mereka, sama seperti putra-putri kita yang lahir untuk menguburkan kita pada hari ini. Gerakan massa dari umat manusia, melalui setiap abad sama seperti rangkaian dari daun-daun yang berguguran. Semua rontok satu demi satu dan hanya unit yang memberi arti kepadanya yang tetap bertahan dan unit itu adalah Allah. Hanya Allah sendiri yang memiliki gambaran dari semua maksud dan tujuan di dalam sejarah.

Pandangan kita sangat terbatas, kita dapat melihat, tapi hanya bagian yang sangat kecil. Di dalam setiap abad kita tahu, tapi hanya sebuah bagian kecil dan tidak berarti. Dia tidak hanya hidup dalam satu generasi, tetapi di dalam setiap generasi. Dan kesepakatan yang Dia buat tidak hanya dengan dunia ini tetapi juga dengan dunia yang akan datang; dengan semua mahluk ciptaan yang berada di sorga dan seluruh kejeniusan yang tidak terbatas yang berada di tanganNya! Dan hanya di dalam kebijaksanaan seperti itu yang bersifat kekal yang sesungguhnya dapat membaca makna dari apa yang akan terjadi—baik di dalam hidup kita dan di dalam perkembangan sejarah.

Saya dapat membayangkan sebuah kunang-kunang terbang di atas salah satu pilar yang menonjol dari Katedral St Paul di London. Dan sebagaimana dia melihat ke sekelilingnya dan mengitari sekeliling pilar itu, saya dapat dengan mudah membayangkan dia berkata: “Betapa buruk dan menyedihkannya tempat ini.” Sebab dia tidak mengenali seluruh pemandangan yang besar itu—kubahnya, dan pilar-pilar, serta bagian-bagian yang luas dari rumah Allah itu!

Apakah anda pernah berada di New york? Apakah anda pernah melihat Bangunan Chrysler? Bagi saya, itu adalah salah satu bangunan besar yang paling indah di Amerika. dan salah satu dari arsitektur yang bentuknya paling aneh, tetapi sangat indah, yaitu dari salah satu pilar yang ada di pojok dari bangunan Chrysler itu. Bentuknya sangat aneh. Akan tetapi ketika anda melihatnya, mereka akan mengingatkan anda terhadap arsitek masa lalu yang telah menemukan mereka dan menempatkannya di sana sebagai pipa. Dan saya dapat dengan mudah membayangkan seekor kunang-kunang yang terbang di atas salah satu pilar itu. Kemudian ketika dia berkeliling di atas salah satu pilar itu dan mnyelidikinya, dia berkata: “Betapa tidak simetrinya pilar ini dan apa yang menjadi keindahannya? Betapa besarnya pilar ini!” itu diucapkannya karena dia tidak dapat melihat secara keseluruhan—dalam sebuah perspektif seekor kunang-kunang—bagian yang menonjol dari bangunan yang indah itu!  

Hal yang sama juga kita alami, seperti kunang-kunang, yang hanya melihat bagian yang sangat kecil, dan kadang-kadang sukar bagi kita untuk mencocokkannya ke dalam rencana dan tujuan Allah yang besar. Tetapi Dia bisa melihat dari awal hingga akhir. Dan semua kedaulatan dari pilihan dan keputusan Allah tentu saja dilakukan melalui sejarah umat manusia. Adalah Dia dan hanya Dia yang duduk sebagai hakim atas semua bangsa-bangsa di dunia ini.

Ada beberapa orang yang berkata bahwa tidak ada maksud dan tujuan tertentu di dalam sejarah. Hal itu datang begitu saja dan berlalu begitu saja; hal itu sangat buta dan terjadi secara kebetulan saja. Ada orang yang berkata bahwa jika ada Allah dan jika Dia membuat alam semesta ini, kemudian Dia merusakkannnya dan meinggalkannya untuk tujuanNya sendiri; Dia mengundurkan diri dari alam semesta ini. Dan tidak ada yang tersisa kecuali apa yang disebut oleh para filsuf sebagai “sebab kedua’ atau apa yang disebuit oleh orang kafir sebagai “kejadian yang buta.”  Akan tetapi yang sesungguhnya tidaklah demikian! Tuhan berkuasa, dan Tuhan memerintah dan Tuhan menghakimi bangsa-bangsa di dunia. Dan tidak ada sebuah bangsa yang menyangkal Allah yang dapat tetap hidup. Sebab Allah sangat aktif dalam kehidupan manusia dan kehidupan bangsa-bangsa di dunia, dan bangsa-bangsa yang melupakan Allah akan mendapati diri mereka dalam benih-benih kehancuran dan keruntuhan.

Hal yang sama kita juga temukan di dalam kehidupan gereja-gereja dan denominasi: ketika ada sebuah gereja yang mengabaikan pemberitaan injil dan memenangkan jiwa, dan memberikan dirinya ke dalam sesuatu yang bersifat kebiasaan, rhal-hal yang bersifat umum dan ritual-ritual, maka Allah akan datang dan mengambil lampu dari gereja dan denominasi itu. Keseluruhan sejarah dari kekristenan adalah sebuah sejarah yang diwarnai kehancuran dan keruntuhan dari gereja-gereja dan denominasi-denominasi.

Dan Tuhan Allah yang sama duduk di atas penghakiman atas bangsa-bangsa di dunia. Dan tidak ada sebuah bangsa yang akan tetap bertahan, yang menurunkan Allah dan yang menghina Allah dan memberikan hidupnya kepada hawa nafsu kedagingan dan seksualitas. Kita memiliki contoh dari hal itu yang terdapat di dalam Kitab Daniel. Babel dibangun atas kedagingan dan seksualitas. Dan kerajaan itu mengalami keruntuhan pada saat pesta yang dilakukan oleh Belsyazar dan tidak pernah bangkit kembali. 

Kita tidak usah berbicara tentang Babilonia. Mari kita berbicara tentang Amerika! Kita tidak usah berbicara tentang kota Mesopotamia yang besar, mari kita berbicara tentang kota kita yang besar ini. Apakah anda telah melihat di dalam berita utama Dallas News sekitar dua atau tiga hari yang lalu? Apakah anda melihatnya? Para walikota berkumpul di Kota New York dan mengadakan sarapan pagi di sebuah kediaman yang dibuat sebagai  tempat rehabilitasi  para pecandu narkoba dan mengunjungi Rumah Sakit Brooklyn, tempat dimana para pecandu narkoba diobati dengan methadone, sebuah bahan tambahan yang relatif tidak berbahaya. Walikota Lindsay dari New York berkata bahwa diperlukan biaya jutaan dolar untuk merehabilitasi para pecandu narkoba di New York yang jumlah penderitanya sekitar seratus ribu orang.  Dia juga mengatakan bahwa masalah narkoba dapat menjadi masalah yang paling utama. Walikota Lindsay juga mengatakan bahwa kota ini tidaklah seburuk kota New York. Tetapi mereka juga akan mendapat masalah yang sama di masa depan.

Para walikota itu melewati dari ruangan-ruangan yang kosong dari bangunan-bangunan itu dengan puing-puing bangunan yang semula ditujukan kantor keuangan federal yang tidak pernah terlaksana. Dan walikota Boston yaitu Kevin White berkata: “Ini dapat menjadi tanda pertama yang sangat jelas dari kehancuran seluruh peradaban kita.”  

Pengadilan dari Allah Yang Mahatinggi—tidak hanya kematian, atau pengunduran diri Allah, tetapi Dia juga menjaga bangsa-bangsa agar tetap seimbang. Sama seperti dalam teks saya minggu yang lalu, Dia menimbang Babel dan raja-rajanya dan mendapati mereka sangat ringan. Walikota New York berkata bahwa apa yang sedang terjadi di New York akan terjadi juga di seluruh kota-kota Amerika. New York adalah sebuah kota yang kaya, dalam sebuah negara bagian yang kaya dan merupakan wilayah yang sangat kaya yang pernah ada. Dan kota itu sekarang telah bangkrut dan menghadapi masalah-masalah  yang tidak dapat dipecahkan! Saya sangat heran mengapa sampai ada seratus ribu orang penderita narkoba di kota itu. 

Dan apakah anda mengingat ketika saya pulang dari New York? Ketika saya kembali ke kamar saya, dan bersiap-siap untuk tidur, saya mendengarkan sebuah diskusi di salah satu siaran televisi di Kota New York. Dan salah satu pembicara berkata bahwa ada dua ratus ribu orang di kota itu yang menjadi pecandu alkohol, dan kota New York memiliki masalah dengan para pemabuk. Dan ketika mereka mendiskusikan masalah itu, salah seorang pembicara yang lain berkata bahwa ada sekitar satu juta anggota keluarga yang berduka yang diakibatkan oleh para pecandu alkohol tersebut. Walikota Lindsay berkata bahwa apa yang sedang terjadi di New York juga akan menimpa kota-kota di seluruh Amerika.

Salah satu karakter yang aneh dari Allah adalah cara Allah yang sukar untuk dipahami—dan sepanjang abad Dia tidak pernah berubah—cara Allah yang sukar dipahami dalam membangkitkan bangsa-bangsa yang berdosa untuk menghukum orang-orang yang menentang Dia. Itu yang terjadi ketika Asyur menghancurkan sepuluh suku Israel di bagian Utara. Niniwe dibawah pimpinan rajanya menghancurkan Kerajaan Utara Israel dan mengepung Yehuda. Dan Nabi besar Yesaya datang ke hadapan Tuhan dan bertanya mengapa hal itu terjadi. Dan Allah menjawab: “Asyur adalah tongkat kemarahanKu dan alat kemurkaanKu.” 

Dan hal yang sama terjadi kembali ketika Babel datang dan menghancurkan Yehuda, dan Yerusalem serta bait Allah yang didirikan oleh Salomo. Pada masa ini nabi Habakuk bertanya kepada Allah mengapa itu terjadi. Dan Allah menjawab, “Bangsa Kasdim yang ganas dan kejam ini telah Kutetapkan sebagai bangsa yang menjalankan penghukumanKu, Aku telah membangkitkan mereka sebagai alat untuk mengoreksi.”

Apakah anda berpikir bahwa Allah mati atau telah mengundurkan diri dari atas langit sana! Saat ini, atau pada masa ini? Bolshevik Muscovites, Komunis Rusia telah menerbangkan kosmonot mereka di atas Amerika. Dan dalam sebuah pertemuan mereka mengatakan bahwa mereka sedang membangun stasiun di atas sana. Apakah anda berpikir tentang hal itu, dapatkah anda berharap bahwa Amerika yang telah memberikan dirinya ke dalam kenajisan dan kemabukan dan percabulan serta kehinaaan tetap bertahan? Dia yang memegang kekuasaan dan penghukuman atas bangsa-bangsa akan membiarkan kita lolos? Allah yang telah menciptakan dunia dan yang telah menjatuhkan penghukuman atas Sodom dan Gomora serta Niniwe dan Babel adalah Allah yang sama yang mengendalikan semua bangsa-bangsa di dunia dalam keseimbangan mereka, yang berdaulat dan menjadi penguasa atas semua, tidak akan membedakan bangsa Amerika dengan semua bangsa-bangsa itu.

Ada sebuah kerajaan yang akan tetap abadi sampai selama-lamanya. Itu bukan Amerika; bukan Rusia; bukan Cina, bukan Yunani, bukan Roma, bukan Asyur, bukan Babel, bukan Het ataupun Mesir. Ada sebuah kerajaan yang tetap abadi sampai selama-lamanya; dan itu adalah kerajaan sorga, kerajaan Allah. Daniel berkata, ketika dia menafsirkan gambaran dari batu yang terungkit lepas tanpa perbuatan tangan manusia. Dan menimpa kaki patung itu, dan sama seperti sekam pada pengirikan musim panas, bangsa-bangsa akan dihembuskan, pasukan tentara yang hebat akan dibuat sama seperti debu yang akan masuk ke dalam kuburan. Tetapi batu yang menimpa patung itu akan menjadi besar yang memenuhi seluruh bumi. Dan Daniel berkata bahwa itu adalah kerajaan Allah, kekuasaan sorga akan tetap abadi sampai selama-lamanya.

Para anggota paduan suara, biarkan saya membacakan kepada anda bagian yang lain, yang telah anda nyanyikan pada pagi hari ini tentang “Engkaulah Yang Empunya Kerajaan.” Dan saya suka untuk mendengar  sebuah tanduk banteng yang besar sama seperti anda memenuhi lubangnya penuh dengan udara dan diafragmanya keras dan bernyanyi seperti itu. “Engkaulah yang empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya, amin!” Baiklah, saya akan membacakan anda sebuah bagian yang lain. Pada waktu yang lampu, suara yang memiliki jenis yang sama dengan itu terdapat di sini, yaitu di dalam 1 Tawarikh pasal 29:

Ya TUHAN, punya-Mulah kebesaran dan kejayaan, kehormatan, kemasyhuran dan keagungan, ya, segala-galanya yang ada di langit dan di bumi! Ya TUHAN, punya-Mulah kerajaan dan Engkau yang tertinggi itu melebihi segala-galanya sebagai kepala. Sebab kekayaan dan kemuliaan berasal dari pada-Mu dan Engkaulah yang berkuasa atas segala-galanya; dalam tangan-Mulah kekuatan dan kejayaan; dalam tangan-Mulah kuasa membesarkan dan mengokohkan segala-galanya.

 

Pemerintahan Allah—Saya suka mendengar paduan suara menyanyikan bagian ini:

Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. Kecemburuan TUHAN semesta alam akan melakukan hal ini.

Apakah anda menyukainya? Saya berharap kita dapat menyanyikannya dan menyanyikannya sekarang—kerajaan Allah.

Sekarang kita akan beranjak ke sebuah area yang berbeda, yang berbicara tentang pemerintahan Allah, kedaulatan dari Tuhan Yang Mahatinggi. Bagi setiap orang yang hidup, untuk setiap pemikiran yang rasional, yang berasal seseorang dari anda, ketika kita berbicara tentang kekekalan, keabadian, dan kedaulatan Allah yang tidak dapat digugat, segera saja ada pertanyaan yang timbul dan menekan  pikiran anda. Maka biarkan hal itu dijawab sesuai dengan Alkitab. Dan yang pertama adalah: Lalu mengapa dosa masuk ke dalam dunia—jika Allah Mahakuasa, jika Allah menguasai semua, lalu mengapa dosa masuk ke dalam dunia? Jawabannya terletak di dalam diri kita. Saya tidak bebas jika saya tidak memiliki kebebasan untuk memilih. Saya bukanlah sesuatu yang bergerak secara otomatis jika seseorang memilih untuk saya. Saya adalah sebuah alat. Saya adalah sebuah baja. Saya adalah sebuah mesin temuan. Tetapi jika saya memiliki kepribadian di dalam diri saya dan bertanggungjawab atas diri saya, maka saya harus memiliki kebebasan untuk memilih.   

Biarkan saya memberikan sebuah ilustrasi tentang hal itu di dalam kehidupan anda, seandainya anda adalah seorang ayah dan seorang ibu. Saya berbicara tentang kita semua, sebagaimana kita mengawasi anak-anak kecil itu yang datang kemari, dan mereka bertumbuh besar, Oh Tuhan seandainya saya dapat membuat keputusan bagi mereka. Anda tahu, saya menyaksikan hal itu cukup lama. Saya mengalaminya. Ada sebuah kepala tua di bahu ini dan saya tahu bagaimana tentang hal-hal itu. Saya telah melihatnya di dalam kehidupan saya sendiri. Tetapi sobat kecil itu tidak tahu. Dia belum mengalaminya. Dan saya memohon kepada Allah agar saya bagi para sobat kecil yang datang kemari. Tetapi jika saya melakukan hal itu, maka dia tidak akan pernah dapat berdiri atas kehendaknya sendiri. Dia akan tidak pernah dewasa. Dia akan menjadi seseorang yang memiliki penyakit yang lumpuh secara emosi di dalam hidupnya, yang terus bergantung kepada ayah dan ibunya. Akan ada sebuah masa ketika dia memiliki tanggung jawab atas kesalahan yang dia buat sendiri. Dan kita orang tua hanya hanya dapat melihat hal itu. Kadang-kadang kita menangis atas hal itu, dan kadang-kadang hati kita hancur atas hal itu. Tetapi jika seorang anak akan menjadi seorang pria atau seorang wanita, atau seorang pemuda, maka dia harus bebas untuk membuat kesalahannya sendiri, ia harus bebas untuk memilih. Hal itu tepat seperti yang dilakukan oleh Allah kepada kita. Kita memiliki kepribadian sama seperti yang dimiliki Allah. Dan kita dapat memilih. Itulah sebabnya mengapa dosa masuk ke dalam dunia. Kita memilih untuk melakukan hal yang salah. Itu adalah sebuah bagian dari keberadaan kebebasan kita.   

Yang kedua, jika Allah Mahakuasa, lalu mengapa Dia menimpakan dosa para ayah kepada anak-anak, generasi yang selanjutnya? Mereka menanggung rasa sakit akibat kesalahan dari para pendahulu mereka. Mengapa seperti itu? Mengapa Allah melakukan hal itu? Hal itu kembali lagi ke dalam masalah kepribadian kita. Kita adalah manusia yang bertanggungjawab. Dan ukuran mereka, dan beban dari tanggungjawab itu mengalami peningkatan yang nyata, seperti saya melihat terhadap apa yang saya refleksikan di dalam kehidupan anak-anak dan apa yang anda refeleksikan di dalam keluarga dan kehidupan keluarga anda. Oh Tuhan bagaimana hal itu membuat Engkau berhenti sebentar. Itulah sebabnya bayi yang baru lahir sangat tidak berdaya. Itulah sebabnya mengapa periode pertumbuhan di dalam spesies manusia lebih lama dari pada yang lainnya—agar kita dapat mengusahakannya dan untuk mengajarkan kepada kita tentang tanggungjawab. Anak ini adalah gambaran saya, sama seperti saya yang berada di dalam gambaran Allah. Dan dalam tahun-tahun pemeliharaan ini, perawatan dan penjagaan yang kita lakukan akan membawa tanggungjawab ke dalam jiwa saya, dan kembali lagi bahwa di sini saya juga memiliki kebebasan. Saya dapat menghancurkannya dan meremukkannya serta merusakkannya.

Saya sering berpikir, dan saya sedang berbicara tentang Nebukadnezar, tentang salah satu batu bata. Nebukadnezar memiliki sebuah kebiasaan untuk menuliskan namanya di setiap batu bata yang di buat Babel. Mereka telah membawanya kemari dalam jumlah yang sangat banyak, batu bata yang diatasnya terdapat nama Nebukadnezar. Kemudian di sini ada sebuah batu bata—di dalam museum Inggris—sebuah batu bata yang memiliki gambaran dan nama Nebukadnezar di atasnya. Dan pada waktu batu bata itu masih lunak, seekor anjing berjalan di atasnya. Dan batu bata yang terdapat di museum Inggris itu memiliki gambar dan nama dari raja yang besar itu serta sebuah jejak anjing di atasnya. Itulah yang secara tepat terjadi atas kita. Gambar itu telah rusak dan cacat. Tetapi itu adalah sebuah bagian dari tanggungjawab dan kebebasan manusia. 

Jika Allah Mahakuasa dan dia berkuasa atas semua, lalu mengapa anak-anak kita meninggal? Mahluk kecil yang tidak berdosa ini, mengapa mereka meninggal? Mengapa anak-anak meninggal jika Allah Mahakuasa? Itu adalah sebuah bagian dari penyakit ras manusia yang telah jatuh ini. Hal itu tidak hanya merasuki bunga dan buah tetapi juga kuncupnya. Tetapi humanisme memiliki pandangan yang berbeda! Kejatuhan telah membuat cahaya dosa. Dosa bagi umat manusia adalah lukisan dari pendahulu kita yang mula-mula. Dosa bagi manusia adalah seperti sebuah batu sandungan.  Dosa adalah sebuah kelalaian. Tetapi hal itu tidak sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Alkitab. Di dalam firman Allah, dosa adalah sebuah kutukan yang mengerikan. Jika dosa adalah sebuah kelalaian, sebuah batu sandungan, maka Dia yang dapat menyembuhkan adalah seorang tabib yang agung dan Juruselamat yaitu Tuhan Yesus. Tetapi jika dosa adalah sebuah kutukan yang hebat dan sebuah penghukuman yang mengutuk ras manusia maka Dia yang dapat melepaskan kita hanyalah Allah sendiri. Dan sehebat apapun humanisme menjelaskan tentang dosa sebagai sebuah kelalaian atau sebuah dosa kecil, Allah menggambarkannya sebagai kematian yang kekal. Dan hal itu berada di mana-mana dan kita melihatnya dengan pedih, yang mana hal itu merupakan sebuah pukulan dalam sebuah keluarga yang hancur.  

Dan kemudian pertanyaan selanjutnya adalah tentang penderitaan orang benar: Jika Allah Mahakuasa mengapa orang benar harus menderita? Dan kita selalu memiliki kebiasaan untuk meletakkan sebuah pertanyaan lain di sisi pertanyaan itu dan pertanyaan itu adalah, lalu mengapa orang jahat menjadi makmur? Umat Allah menderita dan orang jahat terlihat makmur dan hidup dalam kesenangan. Yang pertama dari semua, bolehkan saya mengambil sedikit kesempatan untuk menunjukkan bahwa anda harus hati-hati untuk memberi penilaian seperti itu. Sebab Firman Allah berkata bahwa jalan orang fasik adalah keras. Dan saya dapat mengejanya dalam banyak cara. Jalan orang fasik adalah neraka. Allah menyatakan hal itu. Jalan dari para pemberontak adalah keras.

Saya dapat memberi jaminan kepada anda bahwa ada sebuah masa dimana saya melihat atas orang-orang, dan mereka adalah orang-orang yang kaya dan berpengaruh bahkan beberapa diantaranya sangat terkenal. Dan kelihatannya mereka sangat bahagia, tetapi mereka hidup di dalam kesia-siaan. Kemudian saya berpikir betapa bahagianya mereka, dan betapa terberkatinya mereka dan betapa baiknya hari-hari mereka. Kemudian ketika saya menjadi gembala di gereja ini dan mengetahui dengan dekat kehidupan mereka maka saya melihat bahwa tidak ada pengecualian. Jika ada sebuah pengecualian maka Allah tidak hidup. Tidak ada manusia yang dapat hidup dalam dosa, dan bertumbuh di dalam keinginan daging, dan di dalam penolakan terhadap Allah, dan di dalam ketidakpercayaan dan di dalam atheisme mereka akan menemukan kebahagiaan. Dia tidak akan mendapatkannya. Di dalam diri manusia ada sebuah penderitaan yang sulit untuk diungkapkan. Dan hal itu berlaku atas seluruh umat manusia.

Ketika kedagingan dan seksualitas dan perzinahan dan atheisme serta penolakan terhadap Allah melanda Prancis pada tahun 1700-an, hal itu juga menimpa Inggris pada abad yang sama. Tetapi mereka memiliki dua jalan yang berbeda. Robespierre bertempur di Prancis dalam sebuah pertumpahan darah. Dan John Wesley serta Charles Wesley melakukannya dalam nyanyian—membawa Inggris ke dalam sebuah kebangunan rohani ke bawah kaki Allah. Apakah anda yakin bahwa orang fasik akan makmur? Jalan mereka sangat keras dan sulit.

“Tetapi, mengapa umat Allah menderita!” Yang pertama: Kita tidak melihatnya secara keseluruhan. Padangan kita sangat terbatas. Biarkan saya mengilustrasikan hal itu dari Alkitab. Apakah anda mengingat anak-anak Yakub yang datang kepada ayahnya dan mereka memberikan jubah Yusuf kepadanya, sebuah jubah warna warni? Mereka telah menjual saudara mereka itu kepada orang Ismael, yang membawa ke Mesir untuk dijadikan sebagai seorang budak dan akhirnya dipenjarakan di ruang bawah tanah. Tetapi untuk menyembunyikan kejahatan mereka, mereka mengambil jubah Yusuf itu dan mencelupkannya ke dalam darah anak kambing. Dan mereka memberikannya kepada ayahnya dan berkata: “Apakah jubah ini milik anakmu Yusuf? Bukankah ini jubah yang maha indah? Lihatlah noda darah itu. Sesuatu yang mengerikan telah menimpa dia.”

Yakub memeriksa jubah yang yang penuh bercak darah itu dan berkata: “Ini jubah anakku. Dan anakku telah mati. Dan aku akan masuk ke dalam kuburanku di dalam kedukaan.” Dan dia menambahkan sebuah kalimat. Apakah anda mengingat kalimat itu?  “Semua hal-hal ini menentang aku,” kata Israel dalam kedukaannya.

Baiklah, mari kita berpaling ke dalam bagian Alkitab yang selanjutnya. Apakah anda mengingat apa yang disampaikan Yusuf kepada saudara-saudaranya ketika mereka datang dan diselamatkan dari bencana kelaparan yang hebat? Apakah anda mengingat apa yang disampaikan oleh Yusuf? “Allah memiliki maksud seperti itu untuk kebaikan.” Bukankah hal itu yang disampaikan oleh Alkitab? “Maksud Allah dari semua itu adalah untuk mendatangkan kebaikan.”

Semua tragedi ini menyelimuti kita secara temporal, dalam sebuah pandangan yang pendek mereka kelihatannya sangat tragis dan sangat hebat. Tetapi di dalam pandangan Allah, maksud dari semua itu adalah untuk mendatangkan kebaikan. “Adalah baik bagiku,” kata Pemazmur, “bahwa aku menderita.” Paulus memulai hal itu dalam sebuah tempat di mana Allah menolak untuk menyingkirkan duri dalam dagingnya dan berkata, “Cukuplah sudah kasih karuniaKu bagimu.” Dan hal itu memimpin Paulus untuk berkata: “Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan di dalam kesesakan karena Kristus. Sebab jika aku lemah (ketika aku berlutut di bawah tangan Tuhan yang kuat), maka aku kuat.”

Sekarang saya akan meringkaskan bagian khotbah yang ketiga ini. Saya harus melakukannya meski hanya sedikit waktu yang tersisa. Kemahakuasaan Allah, pemerintahan Allah: Yang pertama, Dia memperhitungkan setiap perbuatan dari orang-orang yang jahat dan memalingkannya ke dalam kemuliaanNya. Apakah anda terganggu, bukankah anda dipenuhi dengan kegelisahan tentang orang-orang yang jahat, Allah mengambil perbuatan mereka dan membalikkannya menjadi kemulianNya. Anda memiliki tentang hal itu di dalam sebuah ayat pada saat Petrus berkhotbah di hari Pantekosta dengan sangat mengherankan, dia berkata: “Dia (Yesus) yang diserahkan Allah menurut maksud dan rencanaNya telah kamu salibkan dan kamu bunuh oleh tangan bangsa-bangsa durhaka.”

Perbuatan yang paling keji yang pernah dilakukan oleh sebuah kuasa atau pemerintahan atau penguasa manusia adalah menangkap Yesus dan menyalibkannya. Tetapi Simon Petrus berkata bahwa hal itu terjadi berdasarkan maksud dan rencana pengetahuan kekal Allah. Tuhan tahu segala sesuatu tentang hal itu, dan Dia membalikkan saat yang tragis itu untuk menyelamatkan dunia.

Itu adalah Kemahakuasaan Allah, kemudian yang kedua yaitu tentang kekekalan Allah: Allah yang tidak berubah tidak mengajarkan atau berbicara atau membuktikan atau menyatakan bahwa Dia mengundurkan diri dari dunia. Tetapi lebih dari itu, bahwa Dia membuktikan dan menegaskan keyakinan kita dan jaminan kita di dalam Dia. Apa yang disampaikan Allah dapat kita nantikan sampai selama-lamanya, bahwa Allah tidak berubah dan tetap sama. Dia kekal dan tidak dapat diganggu gugat. Lihat dan pikirkanlah bahwa hal itu akan memberkati anda. Hukum dari ketidakberubahan Allah berbicara tentang keyakinan yang luiar biasa yang kita miliki di dalam Dia. Apa yang akan terjadi seandainya laut kadang-kadang bersifat cair dan kadang-kadang bersifat padat? Apa yang akan terjadi jika sesuatu kadang-kadang naik dan kadang-kadang turun, dan kadang-kadang jatuh ke samping? Apa yang akan terjadi seandainya musim panas dan musim dingin tidak teratur dan anda tidak dapat mengetahui kapan musim akan berubah? Ketepatan dari hukum ketidakberubahan Allah berbicara tentang sifat Allah yang tidak berubah. Kita memiliki keyakinan di dalam Dia. Itulah Tuhan. Dia berada di dalam aliran yang kecil, sama seperti di dalam samudera yang luas. Dia berada di dalam atom sama seperti Dia berada di dalam bintang-bintang yang tetap. Dia tetap sama baik kemarin dan hari ini dan sampai selama-lamanya. Sehingga kita dapat memiliki keyakinan dan jaminan di dalam Allah.  

Dan yang terakhir, yaitu tujuan Allah. Tujuan Allah di dalam segala sesuatu adalah untuk mendatangkan hal yang lebih baik bagi kita. Allah telah memberikan kita kerajaan. Dan segala sesuatu yang terjadi, semua itu, baik di dalam setiap berita utama di surat kabar, setiap lembar sejarah, setiap kejadian di dalam hidup anda dan di dalam setiap perkembangan dunia, semuanya itu adalah untuk anda, yang bersiap-siap untuk  akhir yang mulia dari zaman ini ketika kita mendiami kerajaan itu. Lihatlah ke dalam hal yang kedua itu. Paulus berkata dalam Roma pasal delapan: “Sebab kita tidak menerima roh perbudakan yang membuat kita menjadi takut…” dan menangis, dan berkecut hati, dengan pemikiran bahwa apa yang terjadi dalam sejarah, dan apa yang terjadi dalam kematian, dan apa yang terjadi di dalam kehidupan membawa kekejaman, menjadi terror yang menakutkan bagi kita. Kita tidak seperti itu. “tetapi kita telah mendapat roh adopsi. Dan oleh roh itu kita berseru, ‘Ya Abba, ya bapa,’ …Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris bersama-sama dengan Kristus.”

Apa maksud dari hal itu? Ketika anda masuk ke dalam kemuliaan, ketika anda berjalan di jalanan yang terbuat dari emas, ketika anda hadir di depan Hakim dari seluruh bumi, maka apakah anda akan muncul di hadapan Allah sama seperti seorang penjahat yang sudah diampuni yang diberikan toleransi di hadapan hakim yang  menghukum dia? Akankah seperti itu atau akankah kita akan hadir di hadapan hakim dari seluruh bumi sebagai seorang anak yang diterima oleh Bapa? Yang mana? Seorang penjahat yang diberikan toleransi atau seorang anak yang telah disucikan, yang telah dibersihkan, yang telah direkonsiliasi, yang telah diampuni, dan diadopsi serta disambut kedalam rumah tangga raja—itulah yang telah menjadi tujuan Allah bagi kita! Oh, rekan pengembara yang terkasih, angkatlah kepala anda, angkatlah mata anda dan lihatlah ke sorga. Adalah kemulian dan kemuliaan serta kemuliaan dalam setiap langkah dari jalan yang kita tapaki! 

Kita harus menyanyikan lagu permohonan kita, dan ketika kita menyanyikannya, bila ada sebuah keluarga, sebuah pasangan atau seseorang dari anda untuk memberikan hati anda kepada Yesus dan meletakkan hidup anda bersama dengan kami di dalam persekutuan jemaat yang terkasih ini, mari datanglah. Bagi anda yang berada di atas balkon atau yang berada di lantai bawah, buatlah keputusan itu sekarang. Pada saat anda datang, datang untuk percaya maka Allah akan melihat anda, Dia akan membuka pintu bagi anda, Dia akan menyambut anda dan menerima anda. Di dalam Kristus yang telah mati untuk anda. Dia akan mempersilahkan anda datang. Allah mengundang anda. Jawablah dengan seluruh hidup anda dan katakan: “Tuhan saya di sini dan saya datang.”

Turunlah melalui salah satu tangga ini dan telusurilah salah satu lorong ini untuk maju ke depan dan katakan: “Pendeta, saya memberikan tangan saya kepada anda. Dan saya memberikan hati saya kepada Tuhan.”

Saya tidak memiliki semua jawaban tetapi Dia memilikinya. Saya tidak melihat akhir dari jalan ini. Tetapi Dia melihatnya dan percayalah kepadaNya untuk sebuah kemenangan. Mari datanglah. Ketika kita berdiri dan saat kita menyanyikan lagu permohonan kita.