KEBEBASAN YANG SESUNGGUHNYA

(THE TRUE FREEDOM)

 

Dr. W. A. Criswell

Yesaya 51:1-2

03-21-76

 

         Kami mengucapkan selamat datang bagi anda semua yang sedang bergabung bersama dengan kami dalam ibadah dari Gereja First Baptist Dallas. Saya adalah pendeta yang sedang menyampaikan khotbah, dan khotbah pada hari ini merupakan salah satu dari empat khotbah yang akan disampaikan secara berurutan yang berhubungan dengan kehidupan rakyat Amerika kita dan takdir kita di dalam Tuhan. Khotbah kita pada hari ini didasarkan pada sebuah teks yang terdapat dalam Kitab Yesaya.

Yesaya 51:1-2:  “Dengarkanlah Aku, hai kamu yang mengejar apa yang benar, hai kamu yang mencari TUHAN! Pandanglah gunung batu yang dari padanya kamu terpahat, dan kepada lobang penggalian batu yang dari padanya kamu tergali. Pandanglah Abraham, bapa leluhurmu, dan Sara yang melahirkan kamu; ketika Abraham seorang diri, Aku memanggil dia, lalu Aku memberkati dan memperbanyak dia.”

            Ini adalah seruan dari Nabi Yesaya terhadap umat Allah untuk mengingat bapa-bapa leluhur mereka dan dari mana dulunya mereka berasal. Dan seruan ini merupakan seruan yang seringkali diulang dalam Firman Tuhan. Dan kita sedang melakukan hal itu pada tahun ini sehubungan dengan perayaan ulang tahun negara kita yang kedua ratus tahun. Empat khotbah telah dipersiapkan dan dua diantara sudah disampaikan. Yang pertama berjudul Orang Kristen Martir. Yang kedua telah disampaikan pada minggu yang lalu, yang berjudul: Perjuangan Terhadap Kebebasan Beragama.  

            Khotbah hari ini berjudul: Kebebasan Yang Sesungguhnya: Sebuah Kebebasan Abadi. Dan khotbah yang keempat yang merupakan khotbah yang terakhir berjudul: Kekristenan dan Komunisme— musuh yang paling berat, yang paling keras kepala, yang pernah dihadapai oleh kekristenan, kita menghadapinya sekarang dan pada hari ini.

            Itu akan menjadi khotbah pada minggu depan. Dan khotbah hari ini berjudul, Kebebasan Yang Sesungguhnya: Kebebasan Abadi.

            Selalu ada sebuah dasar dan kendali yang asasi di dalam natur manusia, dan hal itu adalah hasrat untuk bebas. Setiap orang dapat menjelaskan bahwa keseluruhan sejarah umat manusia merupakan sebuah perjuangan terhadap kemerdekaan dan kebebasan.  

            Kita telah melihat keluhan budak Ibrani di Mesir, ketika Allah berkata, “Aku telah mendengar tangisan mereka, dan keluhan mereka telah sampai kepadaKu.” Dan Allah mengutus Musa, pemberi hukum dan pembebas yang melepaskan umatNya dari perbudakan Mesir.

            Delapan abad kemudian kita telah digetarkan oleh kisah Mattatias dan lima orang Makabe yang merupakan putra-putranya, yang berjuang untuk kemerdekaan melawan Antiokhus Epifanes.

            Kita semua mengetahui salah satu pertempuran besar untuk kemerdekaan di kisah sejarah yang berlangsung pada tahun 490 B.C., ketika Miltiades bersama dengan sepuluh ribu orang Athena menghadapi invasi Persia, dibawah pimpinan Darius, dan ketika itu Pheidippes berlari sejauh dua puluh tujuh mil ke Athena untuk memberitakan sukacita kota atas kemenangan mereka. 

            Dan dalam beberapa tahun kemudian , kita mengingat pidato Pericles, salah satu negarawan sepanjang masa, menyampaikan sebuah pidato yang luar biasa kepada orang-orang yang hening dan menyatakan kalimat ini: “Ingatlah bahwa kemakmuran adalah sebuah karunia untuk bebas. Dan kebebasan adalah bagi orang-orang yang memiliki dorongan untuk mempertahankan hal itu.”

            Itulah sebabnya mengapa sekarang dan seribu tahun yang akan datang Uni Soviet akan tetap bergumul dengan masalah, bagaimana membuat sebuah bangsa perbudakan yang makmur.

            Melalui tahun-tahun yang sudah berlalu, pada tahun 1215, di Runnymede, yang jaraknya sekitar 15 mil di bagian barat kota London, para baron Inggris memaksa Raja John untuk menanda tangani Magna Carta, sebuah instruksi atas dasar hak asasi manusia dan kemerdekaan.

            Dan akhirnya kita sampai pada kisah tahun 1700-an, dimana perwakilan dari 13 koloni di daerah pesisir Atlantik,  menyusun instrumen yang besar tentang kemerdekaan dan kebebasan yang pernah dikenal dunia, Konstitusi dari Negara Amerika Serikat, dengan sepuluh amandemen pertama yang disebut dengan Bill of Rights

           Semuanya itu hanyalah beberapa puncak gunung di dalam perjuangan umat manusia untuk kemerdekaan dan kebebasan. Kita telah hidup pada masa kita dan generasi kita untuk melihat pemutar-balikan dari hak-hak dan hak istimewa yang dibawa oleh darah para martir dan pengorbanan hidup dari orang-orang yang telah hidup sebelum kita.               Di dalam kematian cahaya fajar yang bersinar dari hari yang baru, dari kebebasan, untuk seluruh dunia—saat ini seluruh dunia kelihatannya masuk ke dalam sebuah lingkaran gelap dari perbudakan dan penjajahan.

Saya dapat mengilustrasikan hal itu dengan baik melalui apa yang telah terjadi pada tahun 1947. Kami sedang pergi menyelusuri Inggris Selatan ke Italia kemudian berbalik lagi ke utara, ke bagian pusat Eropa yaitu Denmark. Kami sedang berada di atas sebuah bus Swedia, yang dikendarai dari Swiss ke Denmark, melalui Jerman Pusat. Bus itu merupakan milik pemerintah Swiss, dan di dalamnya terdapat tiga orang warga negara Swiss, dua orang pria yang merupakan sopir bus itu dan seorang wanita yang merupakan pelayan.

Malam itu kami harus sampai, di kota yang terdapat kedai minuman, di Jerman pusat, kami tinggal di Wikenhausen. Tetapi kami terlambat, sangat terlambat. Dan letak matahari mulai mengeluarkan bayangannya melewati Jerman pusat. Supir kemudian memutuskan bahwa dia dapat meninggalkan Autobahn dan mengambil sebuah jalan pintas ke Wikenhausen.

            Ketika kami sedang berkendaraan tiba-tiba mereka berhenti. Dan saya dapat tahu dari percakapan mereka, bahwa mereka sangat ketakutan terhadap sesuatu. Hal itu segera menjadi jelas. Mereka telah kehilangan arah dan berada di Zona Soviet. Dengan penuh ketakutan, mereka akhirnya meminta seorang Jerman yang baik untuk naik bus itu yang mengetahui jalan yang tidak diaspal untuk berbalik kembali sehingga mereka dapat meneruskan perjalanan ke tujuan mereka di Winkenshausen.

            Dan saya memikirkan apa yang akan terjadi atas dunia kita ketika sebuah bus telah kehilangan jalannya adalah suasana  dipenuhi oleh terror dan ketakutan yang besar karena mereka telah mengembara kedalam zona Soviet? Semakin banyak tirani dan penindasan dan penyitaan dan pemenjaraan yang membawa terror ke dalam setiap hati. Di dalam kebaikan Allah, orang Jerman yang baik itu memimpin kita ke zona Inggris dan ke tujuan kita. Sebuah hal yang sama, ribuan kali lipat, jutaan orang dan bahkan milyaran orang berada dalam kisah perbudakan dari dunia global yang modern.

Saya telah pergi melalui “Tempat Pemeriksaan Charlie” sebuah tempat yang membuka tembok antara Jerman Barat yang bebas dan Jerman Timur yang berada di bawah perbudakan. Anda tidak akan pernah menyaksikan apapun di dalam hidup anda seperti Tembok Berlin itu atau anda tidak akan pernah memiliki pengalaman yang dapat dibandingkan ketika pergi melalui tempat pemeriksaan Charlie dan masuk ke dalam bagian perbudakan dari Jerman.

            Di sisi lain di atas dunia ini, saya berdiri di atas sebuah tempat yang tinggi dan melihat penjaga perbatasan di Macau—itu adalah pintu masuk ke dalam Cina Merah. Dan saat saya sedang melihat para penjaga itu, saya berpikir tentang jutaan dan jutaan orang yang berada di balik mereka, yang berada di dalam perbudakan dan penindasan.

            Apa hubungannya dengan kita pada hari ini? Dan mengapa kita harus memberikan perhatian terhadap hal itu pada hari ini? Mengapa saya harus membicarakan hal itu di dalam khotbah ini? Untuk alasan yang pertama, saya menawarkan simpati dari orang-orang Kristen terhadap mereka yang menderita dan mati di dalam dunia perbudakan.

            Saya telah pergi ke Prague, Ibukota Cekoslovakia dan Berlin Timur, yang berada di bawah perbudakan Jerman Timur, dan membuat sebuah persahabatan di dalam perjalanan saya dengan sebuah pasangan Jerman Timur yang baik, seorang pria dan wanita di tengah-tengah kehidupan. Dan ketika saya datang ke Berlin Timur dan mengucapkan selamat tinggal kepada mereka, dengan air mata yang berlinang, mereka melambaikan ucapan selamat tinggal ketika saya memasuki kembali dunia yang bebas. Dan mereka tinggal di dunia perbudakan. Dan dengan kata-kata yang penuh kerinduan mereka berharap agar mereka juga dapat bebas, ketika saya meninggalkan mereka. Hanya dua dari jutaan orang.

            Bagaimana hal itu membuat kita prihatin? Jika saya hidup ribuan kali, saya tidak akan pernah melupakan tangisan yang terjadi sepanjang Hari Tuhan di ibadah Gereja Baptis di Leningrad, ketika jemaat itu menangis dan meratap di hadapan Tuhan. Sekalipun saya tidak mengerti setiap kata yang mereka ucapkan, saya menangis dan meratap bersama dengan orang-orang yang tertindas ini.

            Dan juga tidak akan pernah dapat saya lupakan ketika saya berada di Hongkong dan mendengarkan cerita dari para pelarian saat mereka keluar dari Cina, melarikan diri dari tekanan dan paksaan dari Tentara Merah. Dan ketika saya sedang mendengarkan para pelarian itu, yang sedang berbicara tentang kisah martir dan perbudakan yang mereka alami, saya tidak dapat melupakan simpati yang dalam yang bergejolak di hati saya bagi orang-orang yang telah tertinggal dalam pelarian itu.  

            Tetapi di sana ada sesuatu yang lebih. Tidak hanya rasa simpati terhadap jutaan dan jutaan orang bahkan sekarang mendekati dua milyar orang yang berada di bawah perbudakaan dalam dunia sekarang ini, tetapi saya juga gemetar di hadapan Allah terhadap bangsa kita sendiri, Amerika yang kita cintai ini.

            Kegentaran saya itu terjadi karena beberapa alasan. Yang pertama, kemungkinan terhadap terjadinya sebuah serangan nuklir terhadap negara kita ini. Saya pikir, ketika mereka berpikir bahwa mereka akan dapat mencapai sukses, maka mereka akan menyerang Amerika. Mereka tidak memiliki kasih, mereka tidak memiliki rasa hormat terhadap kita, terhadap kemerdekaan kita dan kebebasan kita. Adalah tujuan mereka untuk melenyapkan kita dari muka bumi ini.

            Dalam tahun-tahun terakhir belakangan yang telah lewat pada abad ini, kita telah dilindungi oleh samudera yang besar yang berada di sebelah kita. Tetapi sekarang mereka bukan lagi sebuah rintangan untuk sebuah konfrontasi militer, untuk perang selanjutnya pertempuran akan dilakukan melalui misil udara dan melalui kapal selam di bawah laut.

            Dari Teluk Meksiko, sebuah kapal selam, yang menyelam jauh di dasar laut dapat meluncurkan sebuah misil yang berkepala nuklir, dan diarahkan tepat secara langsung ke kota Dallas yang besar dan indah ini.

            Ada begitu banyak para pengamat yang terpelajar memprediksi sebuah perang antara masa ini dan tahun 2000. Saya pikir mereka benar. Kita berdiri di ambang batas sebuah bencana nuklir. Dan hal itu akan terjadi tanpa sebuah pengumuman dan tanpa sebuah tanda-tanda yang mendahuluinya. Hal itu akan tiba ketika mereka berpikir bahwa dalam satu ledakan yang sangat besar dari nuklir yang mereka luncurkan akan dapat meremukkan kita sehingga kita tidak memiliki kemampuan untuk bangkit kembali.

            Mengapa saya sangat prihatin? Alasan yang kedua, karena revolusi global sangat mudah menghancurkan dunia yang bebas. Sedikit demi sedikit, dunia yang bebas semakin berkurang dan hancur. Dan jutaan dari bangsa-bangsa di dunia ini semakin banyak yang ditambahkan untuk masuk ke dalam perbudakan dan penindasan itu.

            Saya tidak perlu berbicara tentang Asia. Semua negara-negara yang berada di Asia, satu demi satu mulai masuk ke dalam penindasan. Dalam minggu ini, apa yang dimiliki oleh beberapa orang di Thailand untuk membantu pemerintahan itu untuk tetap bebas merupakan sebuah desakan yang sia-sia.

            Di Afrika, satu demi satu, bangsa-bangsa itu dimasukkan ke dalam dunia komunis. Dan jutaan orang akan mengikuti di belakangnya.

            Di dalam berita minggu ini, pemerintah Italia dan pemerintah Prancis meminta Amerika Serikat untuk bersekutu dengan komunis yang tersisa di negara mereka dan memasukkannya mereka ke dalam pemerintahan dan kabinet mereka. Itu sama halnya dengan mengambil seekor singa atau harimau dan memasukkan mereka ke dalam kandang hewan peliharaan. Belum ada suatu contooh yang nyata, akan tetapi ketika mereka datang dan masuk, mereka datang dengan sebuah tujuan, untuk memperbesar kekuasaan, untuk menjadi besar di dalam pemerintahan. Dan mereka tidak akan pernah puas dalam satu bagian, dengan sebuah jabatan atau dengan suatu hal. Tujuan mereka adalah menguasai seluruh bangsa. Dan kita sedang melihat hal itu sedang masuk ke dalam negara Italia dan Prancis pada hari ini.

            Tidak hanya itu, tetapi kita juga menghadapi perjuangan sebuah idiologi melawan prisnsip Kekristenan yang telah membuat Amerika menjadi bebas dan besar. Ada sebuah perjuangan idiologi melawan sistem perusahaan yang bebas dan sistem perdagangan di Amerika bahwa setiap orang berhak untuk maju sejauh yang dapat dia lakukan, untuk bekerja sejauh yang bisa dia lakukan, untuk melakukan banyak pekerjaan sejauh yang dia sukai, untuk mengembangkan pertaniannya, untuk menyimpan segala sesuatu yang dia sukai, untuk melakukan, untuk membangun, untuk berprestasi—dan hal itulah yang telah membuat Amerika menjadi besar.   

            Perjuangan sebuah idiologi melawan perusahaan bebas dilakukan siang dan malam. Dan mereka sukses. Seorang sejarahwan terkemuka berkata bahwa sejarah dari umat manusia dan bangsa-bangsa selalu sama. Yaitu dari perbudakan ke dalam perjuangan, menjadi sebuah kebebasan, kemudian memiliki didekasi kepada kemakmuran kemudian menuju kelambanan dan sikap yang tidak acuh, kemudian berhutang dan mengalami kegagalan dan membutuhkan uang sokongan dan terjadi kelangkaan kemudian kemiskinan dan kembali lagi ke perbudakan. Dan kita sedang melihat siklus itu pada hari ini di negara kita, Amerika yang kita cintai ini. Ada sebuah perpecahan dan serangan yang hebat terhadap sistem yang bebas yang kita miliki dan yang telah memberkati para leluhur kita, yang untuk hal itu mereka membayarnya dengan hidup mereka, dan telah memberkati kita dan membawa kita kepada sebuah kemakmuran melampaui semua hal yang pernah dilihat oleh dunia.  

            Dan kita sedang meninggalkan prinsip itu, dan sekarang sedang melihat dengan penuh minat terhadap paksaan kepada individu dan atas konsep negara sosialis, dan atas pemusatan kekuasaan di tangan beberapa orang yang sangat jauh sekali.  

            Ada hal-hal yang berkaitan dan akibat yang wajar yang mengikuti hal tersebut. Yang pertama, itu adalah jalan dari apa yang anda sebut secara politik dan pemerintahan sebagai sebuah negara totalitarian. Itu yang akan terjadi dan asal mula negara totalitarian itu—ketika seseorang tidak lagi bebas dan menjadi budak dan pelayan dari negara. Mereka memberitahukan apa yang harus anda katakana. Mereka menugaskan apa yang harus anda lakukan. Anda dibatasi dalam setiap hal yang anda lakukan. Dan hidup anda dikendalikan oleh orang oleh mata-mata dan oleh agen federal, yang tidak pernah anda tahu dan yang tidak pernah anda lihat. 

            Saya sudah cukup dewasa untuk dapat mengingat  pidato dari Presiden Amerika Serikat, Woodrow Wilson, yang melibatkan kita ke dalam Perang Dunia I, dia memanggil negara kita untuk menyingsingkan lengan dalam menyelamatkan demokrasi bagi dunia. Dan selain menyelamatkan demokrasi dunia, kita melihat kebangkitan dari negara totalitarinisme. Fasisme dan komunisme, yang mana komunisme lebih galak di antara kedua bentuk negara itu, yang membentuk banyak agen untuk menjangkau seluruh dunia.

            Apa dampak lain yang mengikuti hal itu? Secara politik dan pemerintahanan adalah timbulnya sebuah negara totalitarianisme. Hal kedua yang berkaitan dengan hal itu adalah kehancuran serat moral di dalam kehidupan orang-orang muda. Anda sudah cukup dewasa untuk mengingat Franklin Delano Roosevelt. Ketika kita jatuh ke dalam Perang Dunia II, Presisen kita berkata, “Kita harus merapatkan barisan dan membangun serta memiliki rasa lapar terhadap empat kebebasan utama di dunia. Kebebasan terhadap keinginan, kebebasan terhadap rasa takut, kebebasan terhadap pers dan kebebasan untuk berkumpul dan beribadah kepada Allah.    

Empat kebebasan utama. Dan Allah memberkati rakyat kita, dan memberkati perjuangan kita. Allah memberkati usaha-usaha kita. Allah memberkati angkatan darat kita dan angkatan udara kita serta angkatan laut kita dan Allah memberkati rakyat kita di dalam doa dan permohonan kita. Allah memberikan kita kemenangan melawan rintangan yang mengerumuni kita. Dan Allah memberikan kita sebuah bangsa yang bebas, gereja yang bebas dan sebuah rakyat yang memiliki kebebasan. 

            Lalu apa yang telah terjadi kepada akhlak Amerika sejak Allah memberikan kepada kita karunia kemerdekaan yang luar biasa itu? Bebas dari keinginan? Kita telah menjadi budak dari hal yang dapat dipikirkan dari keinginan duniawi. Bebas dari rasa takut? Kita adalah sebuah bangsa yang selalu berlutut dalam doa, menangis di hadapan orang yang telah memerintah atas kita. Tidak dibutuhakan lebih dari dua lusin, atau tidak lebih dari dua orang syek (penguasa Arab) yang dapat menjatuhkan Amerika ke dalam hal-hal yang hebat, yang dapat membuat kita menangis dan memohon dan disaksikan oleh seluruh dunia.

            Seorang ahli ekonomi minggu yang lalu berkata bahwa anda dapat memikirkan hal-hal yang buruk akibat embargo minyak yang terjadi dalam beberapa bulan yang lalu. Itu adalah sebuah bencana yang dapat dibandingkan terhadap apa yang terjadi di Amerika jika embargo minyak terus dilakukan, hal itu sama seperti mengangkat sebuah senjata terhadap kita.

            Yang ketiga. Ketika dua orang muslim dapat membawa kejatuhan terhadap bangsa kita dan bersujud di lutut mereka, inikah kebebasan dari Amerika modern? Bebas dari dari rasa takut. 

Kebebasan berbicara dan kebebasan pers. Pernahkah anda melihatnya atau mendengarnya atau memimpikannya di dalam hidup anda, bahwa masanya akan datang ketika di dalam tayangan televisi mereka menggunakan kata-kata mengutuk dan bahasa yang kotor serta menghujat? Hal itu berada di dalam ruangan tamu anda, dimana anak-anak anda dapat melihat dan mendengarnya. Pernahkah anda berpikir bahwa masanya akan datang tentang sebuah tempat yang kotor dan mesum yang diiklankan di atas sebuah jalanan kota Dallas, sehingga setiap anak laki-laki dan anak perempuan dapat pergi ke tempat itu dan membeli hal-hal yang berbau pornografi dengan tangan yang penuh?  

            Dan Hakim Agung dari Amerika Serikat berkata, “Kita tidak dapat mengetahui atau mendefinisikan apa itu pornografi.” Tidak ada anak kecil di sekolah dasar yang tidak dapat pergi ke sebuah tempat yang mesum dan membeli hal-hal yang berbau mesum dan tidak tahu bahwa itu adalah pornografi. Ini adalah hal-hal yang mesum, jorok dan cabul dan jahat serta tidak bermoral. Tetapi hakim agung Amerika Serikat berkata, “Kita tidak dapat mendefinisikan pornografi. Kita tahu tahu apakah pornografi itu.”

            Ada sesuatu yang telah terjadi terhadap moral dasar dari bangsa kita, dan hal itu telah menjangkau dari kantor yang paling atas hingga penjaga Gedung DPR Amerika Serikat. Kebebasan untuk berkumpul, kebebasan untuk menyembah Allah, kebebasan untuk tidak menyembah Allah. Dengan seluruh dunia yang bebas, Amerika secara terus menerus berpaling dari mengasihi Allah dan memuji Allah serta bersekutu untuk menyembah Allah di hari yang kudus.

            “Pandanglah gunung batu yang dari padanya kamu terpahat, dan kepada lobang penggalian batu yang dari padanya kamu tergali.”  

Kita harus memandang kembali kepada Tuhan kita Yesus Kristus, yang telah memberikan kepada kita prinsip yang paling dasar dari hidup dan kemerdekaan serta kebebasan. Di dalam Kitab Yohanes, Dia sedang mendiskusikan  tentang kemerdekaan dan kebebasan yang sesungguhnya. Tuhan kita berkata, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa adalah hamba dosa. Dan hamba tidak tetap tinggal dalam rumah, tetapi anak tetap tinggal dalam rumah. Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka.”  

            Kemerdekaan yang sejati selalu berhubungan dengan hati. Berhubungan dengan jiwa, berhubungan dengan karakter. Berhubungan dengan keberadaan manusia itu sendiri, yang berada di dalam hatinya. Kemerdekaan yang sesungguhnya adalah sebuah karunia Allah yang diberikan kepada manusia yang telah dijadikan dalam karakter dan rupa Allah yang Mahatinggi. Lihat, apakah anda masih mengingat stansa ini?

 

Bapa-bapa kita telah mengajarkan, di dalam penjara yang gelap

Bahwa kita masih bebas di dalam hati, dan hati nurani yang merdeka

Betapa berharganya dapat menjadi anak-anak mereka

Jika kami seperti mereka, yang siap mati demi Engkau

Iman dari bapa-bapa kami, iman yang kudus

Kami tetap akan berlaku benar padaMu hingga kami mati

[F. W. Faber, “Faith of our Fathers”]

 

            Kemerdekaan yang sesungguhnya adalah kemerdekaan hati, kemerdekaan jiwa, kemerdekaan karakter, kemerdekaan di dalam Allah. Dan ketika hal itu disingkirkan dari kita, maka kita akan menjadi sebuah bangsa dan sebuah rakyat yang menangis di dalam perbudakan. Tetapi jika Allah berada di dalam jiwa kita, dan rupa Allah Yang Mahatinggi berada di dalam karakter kita, maka kita akan bebas. Kebebasan yang sesungguhnya merupakan sebuah karunia dari Allah.

            Beritahukanlah kepada saya, apa yang membuat sebuah bangsa menjadi besar? Jika sumber daya membuat sebuah bangsa menjadi besar, maka beberapa bangsa di Afrika akan menjadi bangsa-bangsa yang terbesar di dunia. Jika populasi yang besar membuat sebuah bangsa menjadi besar maka India akan menjadi bangsa yang terbesar di dunia. Jika ekspansi yang luas membuat suatu bangsa menjadi besar maka Siberia akan menjadi bangsa yang terbesar di dunia. Jika peradaban kuno yang membuat bangsa menjadi besar maka Cina akan menjadi bangsa yang terbesar di dunia. 

            Apa yang membuat sebuah bangsa menjadi besar? Yang membuat bangsa menjadi besar adalah karakter dari rakyatnya. Kesalehan dari penduduknya. Seperti yang disampaikan oleh Lyman Abbot, “Amerika merupakan sebuah negeri yang besar ketika Colombus menemukannya. Tetapi orang-orang Amerika telah membuatnya menjadi bangsa yang terbesar.”

            Kemerdekaan kita, hak-hak kita, kebebasan kita ditemukan di dalam karakter Allah Yang mahatinggi. Dan itu adalah sebuah karunia yang berasal dari tanganNya yang penuh kemurahan.

Tetapi sebuah bangsa tidak akan bertobat jika saya tidak bertobat. Sebuah bangsa tidak akan percaya kecuali jika saya percaya. Sebuah bangsa tidak akan diselamatkan kecuali saya diselamatkan. Sebuah bangsa tidak akan dibaptis jika saya tidak dibaptis. Jika bangsa benar-benar bebas, maka Allah harus membuat saya bebas. 

            Dan di dalam komitmen dari ketaatan dan dedikasi kepada Allah, saya telah meminta Allah untuk menuliskan nama saya di atas kitab di atas sana, di dalam sorga, di dalam Kitab Kehidupan. Dan saya telah meminta gereja untuk menuliskan nama saya di antara orang-orang yang telah dipanggil Allah dan menjadi anggota dari keluarga dalam rumah tangga iman. 

            Saya bukan seorang yang kafir. Saya bukan seorang atheis. Saya adalah seseorang yang percaya kepada Yesus. Dan pengharapan saya, kebebasan saya, keselamatan saya serta sorga terletak di dalam Dia.

            Dan bukankah hal ini merupakan karunia yang tidak dapat dibandingkan dengan apapun, yang telah diberikan Allah kepada anda pada hari ini. Di mana pun anda berada, di dalam rumah, di dalam keluarga, di dalam sekolah, di dalam pertemuan-pertemuan, tempat di mana anda berkumpul bersama-sama dan mendengarkan ibadah ini, di dalam kumpulan-kumpulan kecil.

            Saya dapat menyebutkan salah satunya, pada Hari Tuhan, di dalam sebuah perkumpulan, di sebuah ruangan dansa, di depan sebuah televisi yang besar—itu yang mereka sampaikan kepada saya, seluruh tetangga datang dan mereka beribadah kepada Tuhan bersama dengan kita melalui saluran televisi yang sedang menyiarkan ibadah ini.

Di mana pun anda berada, dari satu bagian wilayah ini, hari ini, maukah anda memandang dengan iman kepada Tuhan Yesus? “Tuhan, buatlah aku merdeka. Ampunilah dosa-dosaku, tuliskanlah namaku di dalam Kitab Kehidupan. Hitungkanlah aku diantara umat Allah.” 

            Lakukanlah sekarang. Buatlah hal itu sekarang. Dan bagi anda orang-orang yang memenuhi ruangan ini, dalam sebuah kesempatan pada saat kita berdiri untuk bernyanyi, telusurilah salah satu lorong ini.

            “Pendeta, hari ini saya memutuskan untuk mengikut Yesus dan inilah saya.”

Buatlah keputusan itu sekarang di dalam hati anda, berdirilah dan datanglah melalui salah satu lorong ini.

            “Pendeta, saya memberikan tangan saya kepada anda. Saya telah memberikan hati saya kepada Tuhan dan inilah saya.”

Semoga Allah memberkati anda, saat anda datang. Semoga malaikat hadir bersama dengan anda saat anda datang. Sebuah keluarga, sebuah pasangan, atau hanya seseorang dari anda. Buatlah keputusan itu sekarang. Lakukanlah sekarang. Mari, datanglah. Saat kita berdiri dan menyanyikan sebuah lagu permohonan.