ADA APA DENGAN AMERIKA

(WHAT MATTERS TO AMERICA)

 

Dr. W. A. Criswell

Mazmur 33:12

04-05-82

 

           Kami menyambut anda semua yang sedang bergabung di siang hari ini, yang telah meninggalkan tugas-tugas penting anda untuk menghabiskan waktu siang bersama dengan kami dalam kesempatan ini. Jika anda memang harus pergi meninggalkan ibadah ini untuk sebuah urusan penting, anda bebas melakukannya setiap saat. Anda sama sekali tidak akan mengganggu saya, dan setiap orang yang berada di sini dapat memahaminya. Ini adalah waktu makan siang dan kami sangat berterimakasih karena anda telah menyempatkan waktu anda untuk datang.  

            Seperti yang telah diumumkan oleh Mr. Bristol, lima tema utama pra-Paskah tahun ini adalah Amerika, Bertemu Tuhan. Yang merupakan lima fondasi yang membangun dasar pemikiran dan kepentingan di dalam membangun bangsa kita, dan di dalam hubungan jiwa kita dengan Allah.

            Besok tema kita adalah Ada Apa Dengan Saya. Dan hari berikutnya:Menggerakkan Amerika Kepada Tuhan. Dan hari berikutnya, MenggerakkanKu Kepada Tuhanku. Dan pada hari jumat, Pesan Yesus Yang Ajaib. Dan hari ini: Ada Apa Dengan Amerika.

            Bacaan Alkitab kita diambil dari Mazmur pasal tiga puluh tiga, dimulai dari ayat 12 hingga ayat yang terakhir:

Berbahagialah bangsa, yang Allahnya ialah TUHAN, suku bangsa yang dipilih-Nya menjadi milik-Nya sendiri!

Ayat 16:

Seorang raja tidak akan selamat oleh besarnya kuasa; seorang pahlawan tidak akan tertolong oleh besarnya kekuatan.

Kuda adalah harapan sia-sia untuk mencapai kemenangan, yang sekalipun besar ketangkasannya tidak dapat memberi keluputan.

Sesungguhnya, mata TUHAN tertuju kepada mereka yang takut akan Dia, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya,

Untuk melepaskan jiwa mereka dari pada maut dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.

Jiwa kita menanti-nantikan TUHAN. Dialah penolong kita dan perisai kita!

Ya, karena Dia hati kita bersukacita, sebab kepada nama-Nya yang kudus kita percaya.

Kasih setia-Mu, ya TUHAN, kiranya menyertai kami, seperti kami berharap kepada-Mu. 

“Diberkatilah bangsa yang Allahnya adalah Tuhan.” Kemampuan dan kekuatan dari bangsa Amerika merupakan sebuah keajaiban di dalam sejarah umat manusia dan di dalam peradaban manusia. Tidak pernah ada sebuah imperium, atau sebuah bangsa yang memiliki kekuatan dan kemampuan yang sama dengan Amerika. Imperium Keemasan Babel di bawah kepemimpinan Nebukadnezar akan menjadi sebuah tetesan di dalam ember jika dibandingkan dengan kekuatan dan kemampuan yang dimiliki oleh Amerika.

            Berkat materi atas Negara kita sangat fantastis. Jika anda menjelajahi dan membandingkan standar kehidupan dari penduduk Amerika secara umum dengan orang-orang yang tinggal di bumi ini, anda akan melihat bahwa kita memiliki materi yang lebih banyak dari pada mereka. Kita memiliki lebih banyak kamar mandi, telepon, mobil, mesin pendingin, peralatan yang lebih lengkap, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan materi, serta sebuah standar kehidupan yang tinggi, yang terkandung di dalam semuanya itu dibandingkan dengan apa yang pernah dikenal dunia.

            Ada sebuah alasan mengapa berkat materi yang luar biasa ini dapat dimiliki oleh rakyat kita. Semua itu diperoleh dalam sejarah bangsa ini, di dalam penghormatan mereka dan ketaatan mereka kepada Allah. Jika luas wilayah dan sumber daya yang membuat suatu bangsa menjadi besar, maka Rusia Siberia akan menjadi Negara terbesar di dunia ini. Jika populasi yang luas yang membuat suatu bangsa menjadi besar, maka India akan menjadi Negara terbesar di dunia ini. Jika peradaban masa lalu yang membuat suatu bangsa menjadi besar, Cina akan menjadi negara yang terbesar di dunia ini. 

            Tetapi kebesaran Amerika, tidak ditemukan dalam sumber daya alamnya, atau di dalam populasinya yang luas atau di dalam peradaban masa lalunya. Seperti yang disampaikan oleh Lyman Abbot: “Amerika adalah sebuah negeri yang besar ketika Colombus menemukannya. Tapi orang-orang Amerikalah yang telah membuatnya menjadi sebuah bangsa yang besar.”

            Ketika kita melihat ke dalam sejarah dari bangsa kita dan dasar kerohaniannya, ada dua atau tiga hal yang menjadi karakteristik utama yang dimiliki oleh bangsa ini. Yang pertama adalah penghormatan kita kepada Allah. Baru-baru ini, saya berdiri di taman nasional yang disebut dengan  Valley Forge di Pennsylvania.  Dan di dalam taman itu ada sebuah patung perunggu yang sangat indah yang pernah saya lihat. Anda pernah melihat gambar itu, sekalipun anda belum pernah melihat patung itu. Itu adalah gambar dari George Washington, Jendral dari Pasukan Revolusi, yang sedang berlutut dalam doa. Itu merupakan tipikal dan sikap dari orang-orang Amerika; dalam kebijakan nasional, kebijakan Negara, kebijakan politik, kebijakan keluarga dan kebijakan dalam setiap hal.

Saya sangat mengingat pengumuman yang dibuat di gereja-gereja kita ketika saya mengembalakan di Oklahoma, di Muskogee, pada hari dimana tentara kita menghadapai badai, di benteng pertahanan kita di daratan Eropa, tidak peduli terhadap waktu, kita harus berkumpul untuk berdoa. Hari itu merupakan hari yang sangat mengerikan. Ketika kita terlibat masuk ke dalam pertempuran, hal itu kelihatannya seperti sebuah tindakan bunuh diri. Hittler secara mengejutkan hampir menaklukkan seluruh peradaban dunia.

              Telepon berbunyi di ruang pastori pada jam dua pagi, dan kemudian saya segera berpakaian dan pergi ke gereja untuk berdoa, memohon kepada Allah untuk memberkati pasukan kita pada hari-hari pertempuran. Ketika saya masuk ke dalam ruangan gereja, saya dikerumuni oleh orang banyak yang juga hendak memanjatkan doa.

            Bangunan gereja dibuat menyerupai sebuah bentuk dari  sepatu kuda, yang di sekitarnya dikelilingi oleh balkon. Dan orang-orang berkumpul di sana, memohon kepada Allah agar memberkati para tentara kita dan untuk alasan mengapa kita terlibat dalam konflik yang mengerikan itu. Itulah yang terjadi di Amerika. 

            Dasar kerohanian kita juga ditemukan dalam penghormatan kita kepada pribadi manusia, nilai dari sebuah jiwa individu. Bagi kita, seorang manusia bukanlah sebuah pion bagi negara atau makanan ternak, dia diciptakan dalam rupa dan gambar Allah. Perhatian kita terhadap etika Puritan juga bukanlah sebuah sumber yang kecil bagi kebesaran kita.

            Para Pengembara datang ke Amerika dan bersama-sama dengan yang lain mengukir padang liar bangsa yang besar ini dengan gemilang. Dan etika Puritan itu adalah: Setiap orang dari kita memiliki hak untuk berusaha, untuk bekerja, untuk berprestasi, untuk menjadi ungggul. Dan kata-kata yang sering diungkapkan di Amerika adalah: “Saya bisa.” Dan usaha dari bapa-bapa leluhur kitalah yang telah membangun bangsa ini.

            Ketika saya berdiri, seperti yang juga dilakukan oleh anda, dan melihat ke arah Amerika yang modern, saya sangat terkejut atas kehancuran yang telah terjadi di dalam kehidupan nasional kita dan di dalam jiwa nasional kita. Saya berbicara tentang kehancuran ekonomi yang sekarang menjadi karakteristik bangsa kita.

            Tahun-tahun ketika saya masih muda, saya dapat mengambil mengambil sehelai uang kertas senilai dua puluh lima dolar ini dan dapat pergi ke setiap bank di Amerika untuk menukarkan dengan potongan emas yang bernilai dua puluh lima dolar. Atau saya dapat menukarnya—jika hal itu adalah sebuah sertifikat emas, saya dapat menukarnya dengan perak yang bernilai dua puluh lima dolar.

            Jika saya memiliki sertifikat perak senilai sepuluh dolar, saya dapat menukarnya dengan uang sepuluh dolar atau sama nilainya dengan apa yang saya miliki. Hari ini, hal itu tidak memiliki nilai apa-apa. Dan uang serta sertifikat dicetak dalam jumlah jutaan dolar yang tidak terhitung. Kehancuran kehidupan ekonomi menyebabkan kehancuran bagi kita, yang telah terjadi pada hari ini tanpa dapat dicegah. 

            Mengapa hal itu bisa terjadi? Hal itu terjadi karena adalah mudah bagi seorang anggota Kongres untuk menelpon Badan Percetakan Uang Negara dan berkata, “Cetaklah uang bagi kami sejumlah 50 juta dolar.” Adalah lebih mudah untuk membuat sebuah panggilan telepon dari pada berusaha untuk mendukung dan meminta rakyat untuk membayar pajak.

            Sebagai konsekuensinya, anda membaca di berita nasional bahwa defisit meningkat dari tahun ke tahun. Dan hal itu seakan-akan tidak berarti bagi kita.

            Apakah anda tahu perbedaan atara satu juta dan satu milyar? Jika anda memiliki setumpuk uang kertas bernilai seribu dolar, maka satu juta tinggi tinggi dari tumpukan uang itu hanya enam inci. Tetapi tumpukan uang sama jikalau ia berjumlah satu milyar maka panjang tumpukan itu adalah 127 inci yang lebih tinggi dari monumen Washington. Itu adalah perbedaan antara satu juta dengan satu milyar.

            Dan bangsa kita, pemerintah kita mencetak uang, dan sertifikat ini dalam jumlah milyaran. Dan kehancuran ekonomi akan mengikuti hal itu tanpa dapat dijelaskan.

            Kita juga sedang menghadapi kehancuran di dalam kebenaran moral. Orang-orang muda yang terkasih. Saya bertumbuh dalam suasana dimana pintu-pintu rumah tidak memiliki kunci. Pada waktu saya masih kecil, tanpa rasa takut, setiap wanita dapat berjalan di jalanan, pada waktu siang atau pun malam dan tanpa diliputi rasa takut. Hari ini, tidak ada wanita yang tidak merasa takut dan gentar untuk berjalan di malam hari, bahkan di jalanan kota Dallas.

            Dan dengan pemikiran bahwa kejahatan di kota kita tidak begitu tragis, saya membaca sebuah studi dari Kongres Amerika bahwa ada sebuah persentasi kejahatan yang lebih besar, sebuah indikasi aktivitas kriminal yang terkadung dalam sebuah ruang pengadilan. Sebuah persentasi kejahatan yang lebih besar terjadi di dalam Kongres Amerika yang lebih besar dari pada kejahatan yang terjadi di daerah pinggiran hitam di Detroit. 

            Telah terjadi kehancuran moral dan kebenaran, dan tidak hanya itu, tetapi juga telah terjadi kehancuran budaya serta kehidupan rohani di dalam institusi pendidikan kita. Saya berpikir bahwa orang-orang muda pada zaman sekarang ini mengalami tekanan dari undang-undang Amerika. Berdasarkan hukum, kita tidak dapat lagi berdoa di sekolah-sekolah umum. Berdasarkan hukum kita tidak lagi dapat melakukan ibadah kapel. Berdasarkan hukum, Tuhan kita dikeluarkan dari kehidupan anak-anak kita di dalam sistem sekolah umum. 

            Seseorang memberikan kepada saya sebuah Buku Bacaan McGuffy (McGuffy Reader) dan saya membacanya untuk melihat bahwa apa yang telah saya baca adalah benar. Ketika sistem sekolah umum pertama kali dibentuk, sembilan puluh lima persen dari bahan bacaan McGuffy diambil dari Alkitab dan lima persen sisanya merupakan kisah moral.  

            Hari ini, di dalam buku wajib dari sekolah umum, mereka berbicara tentang evolusi, ateisme, materialisme dan humanisme. Kehancuran Amerika membawa penderitaan kepada hati manusia. Kita telah kehilangan semangat kita dan kemauan kita, bahkan untuk menjadi eksis.

            Untuk pertama kalinya dalam sejarah, kita telah menyaksikan bendera Amerika diturunkan, dinodai oleh kekalahan yang memalukan, dan hal itu dilakukan oleh bangsa komunis yang kecil yaitu Vietnam. Dan kita telah kehilangan pemuda Amerika yang gugur di dalam perang itu, yang mati dalam kesia-siaan, untuk sesuatu yang tidak berarti.

            Anda tahu apa yang saya pikirkan? Saya telah hidup melalui masa Depresi pada tahun 1929 hingga 1939. Saya berpikir bahwa jika Amerika menghadapi kembali depresi yang seperti itu, maka bangsa ini akan dibanjiri oleh darah dan kereta perang serta api. Saya pikir anda telah melihat gerakan kerumunan massa yang brutal yang terjadi di pusat jalan utama kota Dallas, yang memecahkan jendela-jendela serta menjarah pertokoan. Kita tidak memiliki kekuatan moral pada hari ini untuk menghadapi sebuah Depresi.

            Kita hidup dalam sebuah pertempuran. Dan jika terjadi gencatan senjata itu berarti kita sudah bangkrut. Pertempuran telah terjadi di Amerika dalam cara hidup kita dan kita memiki sebuah generasi ketiga yang hidup dalam pemerintahan yang besar. Kita telah kehilangan etika Puritan kita, yang memiliki semboyan “Saya bisa, melakukannya untuk diri saya sendiri.”

            Apa yang kita butuhkan adalah sebuah pertobatan iman yang dimiliki oleh bapa-bapa leluhur kita—sebuah kelahiran kembali dalam kehidupan rohani yang telah membuat bangsa ini menjadi besar.

Dan Tuhan Allah berbisik dan berkata kepadaku

Hal-hal  ini akan menjadi nyata

Tidak ada pertolongan yang akan datang

Dari langit yang yang berwarna merah tua

Hingga umatKu bangkit, Hingga umatKu bangkit

LenganKu sangat lemah, Aku tidak dapat berbicara

Hingga umatKu berbicara

Ketika manusia menjadi kelu, SuaraKu  menjadi kelu

Aku tidak dapat datang, hingga umatKu datang

Dari atas bumi yang berkobar dan lautan

Tangisan umatKu pasti datang kepadaKu

Tidak hingga  hingga roh mereka menghancurkan kutukan

Bolehkah Aku mengklaim milikKu sendiri  di  alam semesta

Tetapi jika umatKu bangkit, jika umatKu bangkit

Aku akan menjawab mereka, dari kerumunan langit

 

           Dibutuhkan sebuah pertobatan, sebuah kelahiran kembali dari iman bangsa kita dan sebuah komitmen pribadi dari setiap orang yang berasal dari jiwa-jiwa kita.  

            Dalam sebuah musim panas, beberapa waktu yang lampau, seorang pendeta di London, membawa saya ke Kelvedon, tempat kelahiran Spurgeon, pengkhotbah Inggris yang terkemuka dan kemudian dia juga membawa saya ke Colchestor, tempat dimana Spurgeon bertobat, pada musim salju di sebuah kapel Metodist yang sangat primitif. Cuaca sangat buruk, bahwa pengkhotbah tidak hadir di sana pada hari itu. Dan satu orang awam berdiri di depan sejumlah orang, dan salah satunya adalah Charles Haddon Spurgeon, seorang yang masih muda. Dan pengkhotbah awam itu mengambil sebuah teks dari Yesaya 45:22 yang berbunyi, “Berpalinglah kepadaKu dan biarkan dirimu diselamatkan, hai ujung-ujung bumi! Sebab Akulah Allah dan tidak ada yang lain.” Berpaling dan menjadi hidup. Dan pada hari itu pemuda itu berpaling kepada Allah dan dia hidup.   

Ketika saya berada di Colchester, saya berjalan di atas tangga pualam ke dalam gedung balaikota. Dan di sana, saya membaca nama-nama para martir yang telah dibakar di Colchester karena iman mereka, komitmen mereka kepada Kristus.

            Dan salah satu dari mereka adalah John Noyes. Ketika mereka membakar dirinya dia berseru: “Aku diberkati oleh Allah karena Dia telah mengajarkanku nilai dari penghormatan yang tertinggi ini, bahwa aku harus mati untuk Engkau.” Sebuah komitmen pribadi.

 

Para leluhur kita yang telah terbelenggu dalam penjara yang gelap

Telah mengajarkan kepada kita

Bahwa kita masih bebas di dalam hati, dan hati nurani yang merdeka

Betapa manisnya  dapat menjadi anak-anak mereka dalam iman

Seandainya kami seperti mereka, yang siap mati demi Engkau

Iman dari para leluhur kami, iman yang kudus

Kami akan berlaku benar kepadaMu hingga ajal kami tiba

 

            Dan tidak ada jalan lain yang dapat menyembuhkan negara ini. “Kami hanya berharap,” kata penginjil dan Pemazmur, “di dalam Engkau.”  Hanya Allah yang dapat memulihkan kondisi dari bangsa yang sakit ini.