DAYA TARIK KRISTUS

(THE MAGNETIC CHRIST)

 

Dr. W. A. Criswell

 

04-17-88

 

Yohanes 12:32

 

Kami mengucapkan selamat datang bagi anda semua yang sedang bergabung bersama dengan kami dalam ibadah di Gereja First Baptist Dallas. Saya adalah Pendeta Gereja First Baptist Dallas yang sedang menyampaikan sebuah khotbah. Di dalam seri khotbah kita menelusuri Injil Yohanes, kita telah berada di dalam pasal 12. Dan khotbah kita akan diambil dari bagian tengah pasal itu, yang dimulai dari ayat 20. Yohanes pasal 12 ayat 20:

 

Di antara mereka yang berangkat untuk beribadah pada hari raya itu, terdapat beberapa orang Yunani.

Orang-orang itu pergi kepada Filipus, yang berasal dari Betsaida di Galilea, lalu berkata kepadanya: "Tuan, kami ingin bertemu dengan Yesus."

Filipus pergi memberitahukannya kepada Andreas; Andreas dan Filipus menyampaikannya pula kepada Yesus.

Tetapi Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan.

 

Dan di dalam bagian yang mengikutinya, di dalam ayat yang seterusnya merupakan jawaban dari  pernyataanNya itu. Dan ditutup dengan ayat 32: “Dan, Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepadaKu.”  

Ini merupakan pasal yang sangat signifikan di dalam Firman Allah. Ini merupakan sebuah pengantar bagi sebuah dispensasi yang baru, Kovenan Baru, sebuah era yang baru, ketika hal ini dihadapkan kepada Tuhan, yaitu kedatangan orang-orang Yunani ini yang hendak bertemu dengan Tuhan. Hal itu menimbulkan gema yang dalam di dalam jiwaNya.   

Dan ketika Dia menjawab, Dia berbicara tentang kematian: benih harus mati untuk menghasilkan tuaian. Dan Dia berbicara di dalam ayat 27, tentang masalah di dalam jiwaNya dan saat yang akan datang. Dan akhirnya diakhiri dengan kalimat ini:

 

Dan, Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepadaKu.

Ini dikatakanNya untuk menyatakan bagaimana caranya Ia akan mati, yaitu dengan disalibkan, bahwa Dia harus mati—dengan disalibkan— untuk dosa-dosa dunia.

 

Sangat kelihatan bahwa Rasul Yohanes menulis ini saat antara Yesus memasuki Yerusalem pada hari Minggu dan disambut dengan sorak-sorai dengan malam Paskah. Penginjil yang lain, yaitu Matius, Markus dan Lukas menulis dengan luas tentang hal-hal yang terjadi. tetapi Yohanes hanya mencatat sebuah peristiwa. Dan itu adalah bagian ini.

Apakah anda memperhatikan bahwa mereka datang kepada dua orang murid yang memiliki nama Yunani? Mereka yang memiliki nama Yunani adalah Filipus dan Andreas. 

Dan apakah anda melihat kekuatiran, kebingungan yang meliputi kedua murid tersebut? Mereka tidak tahu apa yang harus mereka lakukan terhadap orang-orang Yunani ini yang ingin menemui Yesus.

Anda lihat bahwa kata yang digunakan di sini adalah  Hellenes, Orang-orang Yunani yang menyembah berhala. Mereka bukan Helenis. Helenis adalah orang-orang Yahudi yang berbicara bahasa Yunani. Tetapi Hellenes adalah orang-orang Yunani penyembah berhala.

Mereka secara terang-terangan diserang oleh agama Yahudi yang monoteisme dan memiliki standar yang tinggi dari etika iman. Dan mereka sedang mendengar tentang Yesus, dan mereka ingin melihatNya, berbicara dengan Dia, dan mengunjungiNya. Tetapi kedua murid yang memiliki nama dalam bahasa Yunani ini, yaitu Filipus dan Andreas tidak tahu harus melakukan apa.

Saya akan membacakan kepada anda apa yang menyebabkan kekhawatiran mereka. Di dalam Matius pasal sepuluh ayat 5 dan 6: “Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: "Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.”

Injil kerajaan tidak disiapkan untuk orang-orang non Yahudi. Injil itu ditujukan bagi orang-orang Yahudi: Kovenan Lama yang terdapat di dalam Alkitab anda. Anda menyebutnya sebagai Perjanjian Lama.

Sekarang, Tuhan telah berkata kepada murid-murid itu: “Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.”

Bukankah hal itu merupakan hal unik di dalam pelayanan Tuhan kita. Sekarang jika anda berpaling di dalam Injil yang sama yaitu Injil Matius pasal lima belas ayat 24: “Jawab Yesus: ‘Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.’’

 Lalu, apakah yang harus dilakukan dengan orang-orang Yunani penyembah berhala ini yang datang untuk menemui Yesus? Ketika Tuhan sendiri telah berkata, “Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari rumah Yakub,” anda tahu itu merupakan sebuah dispensasional.

Cara Allah dalam membuat kesepakatan dengan manusia, itu adalah sebuah dispensasi. Di dalam Kovenan Lama—di dalam Alkitab saya, disebut dengan Perjanjian Lama, pesan yang berasal dari Musa kepada anak-anak Israel. Tetapi hal itu seharusnya akan menjadi sebuah Kovenan Baru, sebuah Perjanjian Baru, sebuah dispensasi yang baru.

Rasul Paulus menulis secara panjang lebar tentang hal itu di dalam surat Efesus pasal dua. Ada sebuah dinding tengah yang memisahkan orang non Yahudi, orang-orang Yunani di luar dari Kovenan Allah dan umat Israel, yang berada di kovenan Perjanjian Lama. Dan Paulus, tentu saja  berbicara tentang darah Kristus yang merobohkan dinding pemisah itu.

Jadi, Injil adalah sebuah dispensasi yang baru, Kovenan Baru, Perjanjian baru. Tuhan telah berkata, “Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.” Akan tetapi, ketika anda sampai di bagian akhir dari Injil Matius, di dalam Matius pasal 28 ayat 18-20, di situ dikatakan: 

 

Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.

Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,

Dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.

 

Itu merupakan  dispensasi dari ini. 

“Dan, Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepadaKu.”  Jika anda melihat dengan lebih dekat di Alkitab versi King James anda, kata, “orang itu” ditulis miring, yang berarti tidak terdapat dalam teks. Hal itu tidak ada dalam bahasa Yunani. Kata yang terdapat dalam bahasa Yunani adalah pantas, “semua”—pantas.  Ketika injil diberitakan, ketika Kristus ditinggikan, ketika anugerah penebusan dari Tuhan kita disampaikan kepada manusia, tidak setiap orang yang akan memberikan respon. Tidak semua manusia pantas, semua bangsa, dari semua bangsa dan suku serta bahasa, dan warna kulit; merah atau kuning, hitam dan putih; orang-orang terpelajar dan yang tidak terpelajar yang akan datang. Akan tetapi, dari setiap bagian manusia, mereka akan datang.

Minggu yang lalu, kita mengadakan jamuan untuk pemberian beasiswa bagi para pengkhotbah kita yang sekolah di sini. Dan satu hal yang mereka lakukan pada malam itu—mereka memiliki sekitar 43 pelajar dari semua bangsa-bangsa di dunia ini—dan pada malam itu mereka memiliki 15 orang dari mereka yang berbaris, dan seorang demi seorang mereka datang dan berbicara tentang negara asal mereka dan kutipan ayat kitab Suci yang menjadi favorit di dalam bahasa mereka sendiri. 

Dan sebagaimana saya duduk di sana dan memperhatikan mereka: ada orang kulit hitam yang berasal dari Afrika dan kulit kuning yang berasal dari Asia dan kulit coklat yang berasal dari Amerika Selatan dan Anglo dari Eropa—dari seluruh dunia.

Oh, Injil yang luar bisa! “Dan, Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua yang pantas—dari setiap kelas dan bagian umat manusia—aku akan menarik mereka datang kepadaKu.”

Itu yang terjadi ketika ditinggikan. Allah bermaksud akan AnakNya diekspos ke hadapan umum. Dia disalibkan di balik Gerbang Damaskus, dalam sebuah jalan raya yang menuju Yerusalem.

Dan Injil secara hati-hati ditujukan kepada orang banyak yang memandang ke arah Dia. Dia disalibkan secara telanjang. Para seniman sangat murah hati. Mereka selalu menutupinya dengan sebuah kain. Tetapi dia tidak disalibkan dengan tertutup. Allah bertujuan sehingga AnakNya didapati di seluruh dunia.

Ketika Dia diturunkan dari atas salib, itu merupakan sebuah permulaan. Ketika dua orang murid yang sedang berjalan ke Emaus, tiba-tiba ada orang ketiga yang berjalan di samping mereka. itu adalah Tuhan Yesus. Dan sebagaimana mereka berjalan dengan muka muram, orang asing itu berkata: “Mengapa kamu muram dan patah hati?’

Dan mereka menjawab, “Adakah Engkau satu-satunya, orang asing di Yerusalem yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari belakangan ini?”

Dan dari saat itu hingga kini, kedalaman daya tarik dari makna dan pesan Kristus telah menjadi sesuatu yang dalam dengan hari-hari yang terus berlalu. Dan saya, pada hari ini merupakan bagian dari itu, yaitu mengkhotbahkannya—setelah 1.998 tahun, memberitakan injil penebusan dari darah Kristus Tuhan kita.

Bagaimana untuk menjangkau orang-orang dari setiap kelahiran? Untuk jawabannya, Yesus memberikan kuncinya: “Dan, Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepadaKu.” Ini adalah sebuah amanat dan komitmen yang sejati dari para pendeta dan para pengkhotbah: memberitakan darah penebusan dan pengampunan atas dosa-dosa kita di dalam Kristus Yesus.

Ketika anda berpaling ke dalam surat 1 Korintus pasal 2 ayat 2, Paulus menulis di sana: “Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan.”

“Aku telah memutuskan”: Mengapa pengakuan itu merupakan sebuah keyakinan? Jawabannya sangat jelas: Di mana saja Paulus berkhotbah, mereka menganiaya dia. Mereka menyiksa dia. Mereka melempari dia. Mereka memenjarakan dia, kecuali saat dia datang ke kalangan intelektual yang berada di kota Athena.

Dan ketika Paulus berdiri di hadapan sidang Aeropagus dan memberitakan kepada mereka tentang Tuhan yang disalibkan dan kebangkitanNya, filsuf Stoik mereka membungkuk dan berkata, “Ya, lain kali saja kami mendengar engkau berbicara tentang hal itu.” Dan mereka pergi.

Dan filsuf Epikurian lebih kejam. Mereka tertawa: “Ha..ha..ha.. Sebuah hal yang menggelikan.” Dan mereka berjalan pergi.

Anda tahu, ada sesuatu tentang psikologi. Anda dapat melawan dan menentang serta heboh tentang sesuatu hal. Hal itu mungkin tidak akan mengganggu anda. Tetapi, jika anda tertawa dan berkata, saya tidak peduli siapapun kamu, jika anda menertawainya, itu merupaan sebuah kehancuran bagi jiwa yang terdalam, untuk diejek dan dihina. Itu yang terjadi kepada Paulus.

Dan ketika dia berjalan dari universitas kota Athena, melewati Isthimus ke kota Korintus, dia mengalami pergumulan di dalam jiwanya. Dan sebagaimana setiap pengkhotbah bergumul di dalam jiwanya, justru ketika, di suatu tempat akan berkata: “Akankah aku bertahan dengan iman yang lama? Haruskah aku mengkhotbahkan tentang injil darah penebusan? Atau apakah aku harus mengubahnya dengan cara berpikir yang tidak masuk akal yang terbaru, mode yang terbaru?”

Paulus akhirnya sampai kepada sebuah kesimpulan: “Sebab aku telah memutuskan di mana saja aku berkhotbah, yaitu kepada banyak orang atau sekelompok masa atau kepada seorang raja, aku telah memutuskan untuk tetap bertahan dengan Salib Tua, mengkhotbahkan darah dari Anak Allah.”

Suatu ketika saya mendengar tentang seorang insinyur yang mengendarai keretanya ke sebuah rongsokan dan mengakibatkan kecelakaan. Dan mereka menghadapkannya ke Badan Penyelidik. Dan Insinyur itu berkata, “Pak, saya melihat sebuah bendera dan warnanya adalah putih.”

Dan pekerja rel kereta api berkata, ‘Tidak, benderanya berwarna merah.”

Dan benderanya akhirnya diperlihatkan. Seharusnya dulunya berwarna merah, akan tetapi dia telah pudar dan berubah menjadi warna putih.

Itulah yang telah terjadi dengan banyak pemberitaan Injil: “Warna darah telah menjadi pudar.”

Pikirkanlah tentang kesempatan yang luar biasa dari para pengajar Firman Allah: “Dan, Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepadaKu.”  Meninggikan Tuhan di depan kelas, di hadapan para pendengar, di hadapan banyak mata.            

Suatu ketika saya mendengar tentang seorang wanita muda yang bertubuh kecil dan agak takut-takut, seseorang yang karena tidak ada orang lain yang menjadi sukarela, ditawarkan untuk mengajar sekelompok anak laki-laki di dalam sebuah kelas menengah pertama. Dan hal itu membuatnya ketakutan setengah mati. dan ketika dia datang untuk mengajar, wanita yang kecil itu berdiri di hadapan sekelompok anak laki-laki di sekolah menengah, mereka berpikir, “Itu merupakan sebuah lelucon yang menarik.” 

Dan minggu berikutnya saat wanita itu berada di sana, mereka membawa seekor ular dan melilitkannya di sekitar mereka. Dan hal itu hampir melumpuhkan jiwa yang takut itu: bocah laki-laki itu dan ular mereka.

Akan tetapi, di dalam kuasa Roh Allah, dia mengulurkan tangannya dan meminta ular itu. Dan dia memegang kepala ular itu. Dan ular itu akhirnya melingkar di sekitar tangannya. 

Dan dia mengangkatnya dan mengutip Yohanes 3:14:

 

Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.  

 

Dan tidak lama sesudahnya, dia memiliki 12 orang anak, masuk ke dalam Kerajaan Kristus.

Itu merupakan sebuah hal yang luar biasa. Tidak masalah dimanapun teks Alkitab anda, anda dapat memberitakan tentang Yesus. Sama seperti yang sekarang lakukan di Rabu malam, saya berkhotbah tentang penciptaan dari kitab Kejadian, Dia adalah Pencipta yang agung. Jika berkhotbah dari banjir bah, Dia adalah bahtera pengharapan. Jika berasal dari pengembaraan di padang gurun, Dia adalah Batu karang yang mengalirkan air kehidupan dan manna yang berasal dari sorga.

Seseorang berkata kepada Charles Haddon Spurgeon, pengkhotbah London yang terkemuka, “Suara anda sepertinya sama dalam setiap khotbah.”  

Dan Spurgeon berkata, “Itu benar, tidak masalah teks manapun yang saya ambil, saya akan membuatnya menjadi sebuah garis kepada Salib.”

“Dan, Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepadaKu.”  Kepada arsitek, Dia adalah Batu penjuru. Kepada astronom, Dia adalah cahaya dan bintang fajar. Bagi para petani, Dia adalah Tuhan dari hasil tuaian. Kepada para floris, Dia adalah Mawar Sharon dan Bunga Lili. Kepada tukang roti, Dia adalah Roti hidup. Kepada para banker, Dia adalah permata yang berharga. Kepada hakim, Dia adalah Hakim tertinggi dari pengadilan yang tertinggi. Kepada para juri, Dia adalah saksi yang benar dan setia. Bagi para pengacara, Dia adalah advokat dan konselor. Bagi dokter Dia adalah Tabib yang agung. Bagi para pendidik, Dia adalah guru yang tidak ada bandingnya. Bagi para professor, Dia adalah jalan dan kebenaran. Bagi para teolog, Dia adalah penulis dan yang menyelesaikan iman kita. Bagi orang yang terhilang, Dia adalah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia. Dan bagi kita yang sudah diselamatkan, Dia adalah Tuhan dan Allah kita.

“Dan, Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepadaKu.”  Pikirkanlah, apa makna dari hal itu di dalam sebuah rumah tangga, di dalam keluarga. Saya berusaha untuk menemukannya dan saya bahkan tidak dapat meletakkan tangan saya di atasnya. Suatu kali saya membaca sebuah puisi yang sangat berkesan di dalam hati saya.  

Puisi itu berjudul: “Sejak Yesus Datang Ke Dalam Rumah Kami.” Itu merupakan sebuah syair yang ditulis oleh seorang anak kecil: Bagaimana Allah mengubah keluarga itu—sang ayah, dan ibu—bagaimana Allah mengubah rumah itu. “Sejak Yesus Datang Ke dalam Rumah Kami.”

Kemarin saya merasa sangat terpuji. Ada sebuah pasangan yang datang kemari yang berasal dari Muskogee, Oklahoma untuk menemui saya agar saya menikahkan mereka. Saya tidak tahu secara pasti siapakah mereka. Saya telah meninggalkan tempat itu selama 40 tahun. Tetapi mereka berasal dari Muskogee, dimana saya pernah menjadi pendeta di tempat itu. Dan kita akan mengadakan pesta pernikahan mereka di kapel kita.

Ketika saya melihat mereka, dan saya pikir—karena saya juga sedang mempersiapkan khotbah ini, pikiran saya kembali ke sebuah waktu di masa lampau, yaitu ke Lembah Kiamichi, dimana tempat itu terdapat banyak penjahat dan orang-orang yang tidak tersentuh oleh hukum. Dan salah satu orang itu, seorang pembunuh dan seorang perampok, dihukum untuk diekskekusi di penjara McAlister, Oklahoma. 

Dan dia mengajukan sebuah permintaan terakhir sebelum dia mati. Dia meminta agar dia dapat melihat anak gadisnya untuk terakhir kalinya. Dan apa yang telah terjadi adalah, ketika mereka menangkap dia dan menghukum dia hingga mati, hukum mengambil anak gadis itu dari gubuk yang berada di Lembah Kiamichi.

Dan gadis kecil itu diadopsi oleh sebuah keluarga Kristen yang menyenangkan. Dan di dalam rumah keluarga Kristen yang bahagia itu, gadis kecil itu diajarkan tentang Yesus. Ketika negara bagian berusaha memenuhi permintaan dari penjahat itu, mereka membawa gadis kecil itu ke penjara McAlister untuk melihat ayahnya sebelum dia diekskusi. Dan dia menyampaikan kepada ayahnya tentang Tuhan Yesus dan hal-hal yang pernah diajarkan kepadanya di rumah keluarga Kristen itu.

Dan apa yang telah terjadi adalah ketika surat kabar negara bagian mempublikasikan kisah dari ekskusi penjahat di penjara McAlister, Oklahoma, mereka mengutip sebuah kalimat dari apa yang dia ucapkan sebelum dia mati. Dan kalimat itu adalah:

 

“Seandainya kita dapat mengenal Yesus di Lembah Kimiachi, maka segalanya akan tampak berbeda.”

 

Dia membuat sebuah perbedaan. Dia akan membuat sebuah perbedaan di dalam setiap hati, di dalam setiap rumah, di dalam setiap keluarga, di dalam setiap kehidupan, di dalam setiap bisnis. Dia mengubah segala sesuatu.

“Dan, Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepadaKu.”  Itu merupakan sebuah keistimewaan yang luar biasa bagi kita: untuk berbicara dengan baik tentang Yesus—bukan untuk berargumen, bukan untuk berdebat, bukan untuk memaksa, setidaknya tidak bersifat menyerang—tetapi di dalam hari-hari yang kita jalani, kita menyampaikannya dalam sebuah kata-kata yang baik untuk Tuhan kita.

Suatu ketika, saya mendengar tentang sebuah kereta api pulang pergi di Long Island yang datang dari Kota New York. Dan apa yang saya baca adalah bahwa selama bertahun-tahun ada seorang pria muda yang berpakaian rapi, yang berbicara dengan lembut dan ramah, seseorang yang pada pukul lima sore akan masuk ke bagian depan kereta itu. Dan dia akan berjalan sepanjang kereta itu dan menyampaikan kalimat ini” “Permisi Pak, atau permisi nona, jika ada seorang anggota keluarga kalian yang buta atau jika anda memiliki seorang teman yang buta, beritahukan kepada mereka untuk menemui Dr. Carl. Dia telah memulihkan penglihatanku”—tidak ada argumen, tidak ada perdebatan hanya sebuah perkataan, “Dahulu aku buta tetapi sekarang aku dapat melihat.”

Ketika saya membaca hal itu, saya mengingat Injil Yohanes pasal 9: Kemudian Tuhan mencelikkan mata orang buta itu. Dan hal itu menimbulkan kemarahan bagi Sanhedrin. Dan mereka memanggil orang itu ke hadapan sidang tertinggi dan berkata, “Orang ini, Yesus ini adalah pengacau. Dia adalah seorang penghasut. Dia adalah seorang pendosa.”

Dan jawaban orang buta itu adalah, “Sekalipun Dia adalah seorang penghasut atau seorang pemberontak atau seorang pendosa, saya tidak tahu. Semua yang aku tahu adalah, dahulu aku buta tetapi sekarang aku dapat melihat.”

Itu merupakan cara yang harus kita lakukan. Ada sepuluh ribu pertanyaan teologi, dan saya telah memberikan hidup saya untuk mempelajarinya—ada sepuluh ribu diantaranya yang tidak dapat saya jawab. Ada begitu banyak hal yang melampaui pemikiran saya, dan jumlahnya sangat banyak sekali.

Semua hal yang saya tahu adalah hal ini: Yesus adalah sahabat terbaik yang pernah dimiliki oleh jiwa. Dia adalah seorang rekan. Dia adalah seorang mitra. Dan Dia akan berdiri bersama dengan kita pada saat pencobaan melanda kita, pada waktu yang dibutuhkan. Dan Dia telah berjanji untuk membuka gerbang surga kepada kita. Dan hal itu cukup bagi saya.

Anda semua, bagi anda yang sedang menyaksikan ibadah ini melalui siaran televisi, hal yang harus anda lakukan adalah untuk mewujudkan keinginan anda kepada Tuhan. Hanya itu. Tidak masalah apakah anda baik atau buruk, sekalipun anda terpelajar atau tidak terpelajar, sekalipun anda kaya atau miskin, sekalipun anda hitam atau putih, hal-hal itu tidak berpengaruh di dalam pandangan Allah. Yang anda butuhkan hanyalah Tuhan.

Dan jika anda meminta Dia untuk masuk ke dalam hati anda, maka Dia akan melakukannya. Jika anda meminta Dia untuk berjalan di sisi anda, maka Dia akan melakukannya. Jika anda meminta Dia untuk berdiri bersama anda pada saat anda membutuhkan, Dia akan melakukannya.

Dan pada suatu hari, ketika kita meninggal, Dia telah berjanji untuk menyambut kita di dalam surga. Sebuah berkat bagi hati anda, ke dalam rumah dan ke dalam keluarga yang anda tinggali, kepada pekerjaan dimana anda memberikan hati anda dan tangan anda hingga selamanya, maka Dia akan menjadi Juruselamat kita selamanya. Dia adalah Tuhan kita. Dia adalah Allah kita. 

Bukalah hati anda kepadaNya pada hari ini, sekarang ini. Dan bagi anda semua yang berada di ruangan ini, dalam sebuah kesempatan, ketika kita menyanyikan lagu permohonan kita, dalam baris yang pertama, mari datanglah.

 

Alih basaha: Wisma Pandia, Th.M.