ONESIFORUS

(ONESIPHORUS)

 

Dr. W. A. Criswell

 

9/28/58

2 Timotius 1:15-18

           

           

Sekarang kita membaca surat Paulus yang kedua kepada – Surat Paulus yang kedua kepada Timotius, dari pasal yang pertama.

 

            Pada hari Minggu malam yang lalu, di dalam pembacaan kita, kita terhalang pada Figelus dan Hermogenes dan Onesiforus seolah-olah kita tidak pernah melihat saudara-saudara itu sebelumnya.

 

            Jadi pada malam hari ini saya telah mempersiapkan sebuah khotbah mengenai mereka. Saya belum merencanakan apapun. Tidak pernah memasuki pikiran saya untuk berkhotbah tentang saudara-saudara ini. Akan tetapi setelah hari Minggu malam yang lalu serta ketidaktahuan kita yang jelas dengan mereka, saya hanya memutuskan bahwa akan menjadi baik jika kita mengenal saudara-saudara ini.

 

            Jadi kita akan melihat mereka serta berjabatan tangan dengan mereka dan menatap mereka dan akan berkenalan dengan mereka malam hari ini.

 

            Sekarang kita akan membaca bagian ayat tersebut bersama-sama. Mereka adalah Figelus dan Hermogenes dan Onesiforus.

 

            Baiklah. Marilah kita mulai dengan ayat yang ke 12 dan membacanya sampai dengan akhir dari pasal tersebut. Kitab 2 Timotius, 1:12 sampai selesai.

 

            Baiklah. Semuanya.,

 

“Itulah sebabnya aku menderita semuanya ini, tetapi aku tidak malu; karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakan-Nya kepadaku hingga pada hari Tuhan.

Peganglah segala sesuatu yang telah engkau dengar dari padaku sebagai contoh ajaran yang sehat dan lakukanlah itu dalam iman dan kasih dalam Kristus Yesus. 

Peliharalah harta yang indah, yang telah dipercayakan-Nya kepada kita, oleh Roh Kudus yang diam di dalam kita.

Engkau tahu bahwa semua mereka yang di daerah Asia Kecil berpaling dari padaku; termasuk Figelus dan Hermogenes.

Tuhan kiranya mengaruniakan rahmat-Nya kepada keluarga Onesiforus yang telah berulang-ulang menyegarkan hatiku. Ia tidak malu menjumpai aku di dalam penjara.

Ketika di Roma, ia berusaha mencari aku dan sudah juga menemui aku.

Kiranya Tuhan menunjukkan rahmat-Nya kepadanya pada hari-Nya. Betapa banyaknya pelayanan yang ia lakukan di Efesus engkau lebih mengetahuinya dari padaku.”

 

            Sekarang, saudara-saudara telah membaca nama-nama seolah-olah saudara-saudara benar-benar telah berkenalan dengan mereka. Terlebih dahulu kita telah mulai merasakan berada di rumah bersama-sama dengan mereka, orang-orang ini.

 

            Baiklah, malam hari ini saya dapat berdoa dengan bersungguh-sungguh setelah kebaktian ini usai, saudara-saudara dapat membaca bagian ayat tersebut dengan sebuah apresiasi yang baru, sebuah pengetahuan yang baru, sebuah realisai yang baru. Di dalamnya, terdapat sebuah pesan yang begitu ajaib bagi kita.

 

            Alkitab ini, seluruh dari kata-katanya, seluruh dari pengungkapannya, telah dibuat pada seluruh karakter, pada seluruh jiwa, di seluruh kehidupan manusia, seperti sebuah jendela dengan kaca yang bernoda, dan sebuah terang bersinar di atasnya. Dan, kemudian, firman itu, terang itu, berwarna.

 

            Maka demikianlah di dalam Kitab Suci tersebut, seluruh perkataan ini disampaikan melalui pikiran serta jiwa dan karakter dari manusia. Dan tanpa manusia tidak akan ada wahyu. Seluruh kata-kata ini telah dituliskan. Mereka telah diberikan oleh seseorang atau oleh orang banyak.

 

            Sekarang, orang-orang ini sangat berbeda seperti yang dijelaskan di dalam Alkitab, yang mana bukan apa-apa kecuali sebuah pencerminan dari kehidupan yang kita lihat di sekeliling kita, di dalam generasi ini, dalam setiap generasi.

 

            Ada orang yang benar-benar mulia, yang terinspirasi oleh Tuhan Allah, yang bernafas dalam Tuhan Allah, yang diarahkan oleh Tuhan Allah, orang yang dengan karakter yang agung. Ada orang yang tercela. Ada orang yang berkhianat kepada iman. Ada orang yang meninggalkan Tuhan Allah Ada orang yang kata-katanya menelan seperti penyakit kanker.

 

            Ada juga wanita. Ada pria dan wanita yang diperdaya oleh iblis, seperti yang terjadi pada Hawa. Ada orang yang meminjamkan dirinya sebagai perantaraan oleh Iblis, seperti yang telah dilakukan oleh Yudas. Dan Iblis masuk ke dalam diri Yudas setelah Tuhan Yesus memberikannya tegukan pada saat makan malam di hari perayaan Paskah umat Yahudi.

 

            Semua orang-orang ini dibedakan, bukan karena kemampuan mereka, bukan karena talenta yang mereka miliki, atau karena anugerah mereka atau berkat-berkat mereka, akan tetapi mereka berbeda di dalam apa mereka itu. Mereka berbeda di dalam hal karakter mereka.

 

            Saudara-saudara dapat mengharapkan kejahatan dari seorang pengatur siasat, klenik dari seorang penujum, rasa malu dari seorang pengecut, tndakan pengkhianatan dari seorang pengkhianat. Saudara-saudara dapat mengharapkan kebenaran serta kejujuran dari sebuah jiwa serta pengabdian yang agung dari seorang penganut Kristen. Hal itu merupakan sebuah karakter, sesuatu yang ada di dalam seorang manusia untuk selamanya.

 

            Talenta boleh bersinar serta bercahaya untuk sekejap saja. Berkat, anugerah bleh gemerlap dan berkilauan untuk sebentar saja. Akan tetapi apapun manusianya, karakter merupakan bintang dan tidak berkesudahan.

 

            Apaun orangnya, karakternya, merupakan sesuatu yang tidak dapat disembunyikan. Karakter itu akan bersinar terus, karakter itu akan menerobos, tanpa dapat dielakkan lagi.

 

            Satu Iblis yang mengutip dari Kitab Suci adalah tetap menjadi Iblis. Dia dikenali sedemikian. Biar bagaimanapun juga, ia bahkan dapat terjerat di dalam hiasan, di dalam  perhiasan-perhiasan dari seorang malaikat kehidupan. Akan tetapi dia tetap seorang Iblis.

 

            Jadi demikian dengan manusia, pendapat-pendapat mereka, hidup mereka, pekerjaan mereka semuanya hampa selain daripada sebuah pencerminan dari apa mereka, dari diri mereka sendiri. Setiap sistem merupakan penjelmaan dari seorang manusia apa yang dikatakannya, apa yang dipikirkannya, apa yang dilakukannya. Dan hal tersebut tidak berkesudahan untuk selama-lamanya.

 

            Musa dan Paulus dan Yohannes berdiri di atas alas berdoa mereka yang tidak tergoyahkan, tidak disia-siakan oleh kerusakan waktu. Bagaimana mereka dulunya adalah mereka yang sekarang. Bagaimana mereka sekarang, mereka akan melalui semua zaman keabadian yang tidak terukur serta tidak terkira.

 

            Peraturan keilahian dari Musa ialah berupa kepingan batu, sampai kapan pun. Doktrin keilahian dari Paulus ialah Paulusin dan akan demikian sampai kapanpun. Wahyu keilahian dari Yohannes adalah Yohannin dan demikianlah sampai selama-lamanya.

 

            Karakter-karakter ini, manusia-manusia ini, akan ada selamanya. Dan hal itu juga ada bersama-sama dengan saudara-saudara. Demikian juga dengan semua yang berlalu seperti karakter di atas pentas, berlalu dari hadapan pandangan kita di dalam Alkitab.

 

            Yanes dan Yambres, Filetus dan Himeneus, yang perkataan mereka menjalar seperti penyakit kanker. Yudas, orang-orang yang berkhianat itu, musuh-musuh dari Kristus, demikianlah mereka untuk selamanya.

 

            Dan demikian dengan orang-orang ini yang nama-namanya telah diperkenalkan malam hari ini, dituliskan dengan huruf besar di dalam buku ini, mereka adalah orang-orang dari suatu perubahan tertentu, dari karakter tertentu. Mereka adalah suatu perkara yang pasti.

 

            Dan seperti apa mereka, dan bagaimana mereka, datangnya, memancarkan sinar, di dalam apa mereka melakukannya. Dan semua tertulis di dalam lembaran-lembaran kitab tersebut untuk selama-lamanya.

 

            Sekarang, rasul Paulus hidup di dalam sebuah gerhana matahari. Dia hidup di dalam saat-saat yang kelam. Hidupnya ditutup ketika ketika kelihatannya seolah-olah iman kepercayaan yang telah diberitakannya serta benih Injil yang telah ditaburnya akan tertahan serta binasa untuk selama-lamanya.

 

            Dia hidup di dalam masa yang tidak beruntung serta menyedihkan. Dia hidup untuk melihat serta meninggal di dalam penyiksaan akan iman Kristen yang pertama, yang agung, yang mengerikan serta yang kejam. Dia mengangkat hantinya. Dia memiliki sebuah kepercayaan yang besar di dalam kejayaan terakhir Kristus di dalam kedatangan-Nya, di dalam kedatangan-Nya kembali nanti.

 

            Seainadinya bukan karena hal tersebut, Paulus akan meninggal di dalam kesedihan yang hina, tanpa adanya pengharapan, tanpa adanya terang, tanpa adanya janji.

 

            “Engkau tahu - Engkau tahu bahwa semua mereka yang di daerah Asia Kecil berpaling dari padaku; termasuk Figelus dan Hermogenes.”

 

            Asia – propinsi Romawi, Asia, dengan ketujuh gereja-gereja besarnya di Asia, dengan ibukotanya di Sungai Cayster, Efesus. Asia merupakan tempat penjemaatan Paulus yang terbesar serta yang paling agung. Di seluruh hidupnya, tidak ada anugerah kepada pemberitaannya seperti jatuh kepadanya di Efesus dan di propinsi Roma, Asia.

 

            Di dalam suratnya yang terakhir ini, permintaannya dengan Timotius dia - Timotius, dirinya sendiri, untuk menjadi setia serta benar. Di dalam pasal yang pertama di sini, seperti yang sedang saya lihat padanya, “Janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita dan janganlah malu karena aku, seorang hukuman karena Dia.”

 

            Mengapa, Timotius yang akan pernah memikirkan untukmenjadi malu karena setiap orang, kelihatannya menjadi malu. “Saya tidak mengenal dia. Saya tidak pernah mendengarkannya.” “Janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita dan janganlah malu karena aku, seorang hukuman karena Dia.”

 

            Lalu kemudian, di dalam pasal yang sama, “Tetapi aku tidak malu; karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin – di hadapan gerhana yang gelap dan kelam ini – bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakan-Nya kepadaku hingga pada hari Tuhan.

 

            “[Timotius] Peganglah contoh ajaran yang sehat ...

           

Peliharalah harta yang indah, yang telah dipercayakan-Nya kepada kita, oleh Roh Kudus.”

            Jika saudara-saudara hanya – saudara-saudara tidak dapat membaca kata-kata tersebut tanpa merasakan rasa takut serta kegelapan yang dahsyat yang telah melimpahi iman kepercayaan Kristen serta menyebarkan agama Kristen.

 

            Kemudian dia menyinggung apa yang telah terjadi di Asia, “Engkau tahu bahwa semua mereka yang di daerah Asia Kecil berpaling dari padaku; termasuk Figelus dan Hermogenes.”

 

            Bagaimana terjadi orang-orang tersebut tidak mengakui rasul tersebut? Kita hanya bisa menebaknya saja. Mungkin mereka bersama-sama dengan dia ketika Paulus ditahan.

 

            Dan ketika waktunya datang dan Paulus berdiri di hadapan persidangan, menjadi benar kepada iman terhadap Yesus Kristus, kedua orang ini, yang ditobatkan oleh Paulus, bertobat di Asia, mereka meninggalkan Paulus, menyangkal dia, menjauh dari dia.

 

            “Bagi saya, dia hanya orang seorang yang berpandangan sesat lainnya. Dia hanya seorang yang suka berpindah-pindah tempat, penyuplai barang, penyebar ide-ide palsu dan sia-sia.” Atau, “Kami tidak mengenal dia. Kami tidak pernah mendengar tentang dia.” Kalau tidak, mereka adalah para pemimpin di dalam gereja.

 

            Dan pada saat-saat kegelapan serta keputusasaan tersebut, mereka memimpin gereja ke dalam kemurtadan, kedalam penyangkalan terhadap iman. “Semua mereka yang di daerah Asia Kecil berpaling dari padaku; termasuk Figelus dan Hermogenes.”

 

            Kemudian dia berbicara tentang seseorang. Kita melupakan yang dua lainnya itu. Mereka telah menyangkal iman kepercayaan. Pengkhianat penyebabnya itu. Membawa gereja ke dalam kemusyrikan. Lalu dia menyinggung seseorang, “Tuhan kiranya mengaruniakan rahmat-Nya kepada keluarga Onesiforus yang telah berulang-ulang menyegarkan hatiku. Ia tidak malu menjumpai aku di dalam penjara,”

 

            “Ketika di Roma, ia berusaha mencari aku dan sudah juga menemui aku.”

 

            “Kiranya Tuhan menunjukkan rahmat-Nya kepadanya pada hari-Nya. Betapa banyaknya pelayanan yang ia lakukan di Efesus engkau lebih mengetahuinya dari padaku.”

 

            Onesiforus. Dia melakukan pertobatan di Asia, di Efesus. Dan tampaknya dia merupakan orang yang paling cakap, yang paling berkelakuan baik, orang yang diberkati. Karena di dalam pelayanan Paulus dan ibukota Asia yang besar itu, dia membantu Paulus dan setiap orang mengetahui akan hal tersebut khususnya Timotius. Dia telah menolong Paulus. Dia memberikan semangat kepada Paulus. Dia berdiri di samping Paulus. Dia menyelaminya.

 

            Di suatu hari, orang ini, Onesiforus, yang memiliki sebuah rumah tangga – kata itu bermakna sebuah rumah yang makmur – di dalam mana memiliki banyak pelayan, sekeluarga, banyak pelayan-pelayan, sebuah rumah tangga.

 

            Pada suatu hari, Onesiforus berada di kota Roma. Saya menduga bahwa dia adalah seorang pedagang. Dia sering berkelana. Dia adalah orang yang pandai. Pada suatu hari dia berada di kota Roma. Dan sementara pedagang ini dari kota Efesus berada di ibukota Romawi yang besar itu, dia mendengar bahwa sahabat lamanya, seorang gembala, rasul Paulus, menjadi seorang tahanan di kota tersebut.

 

            Suatu hal yang aneh. Ketika membaca serta mempersiapkan khotbah tentang St. Patrick, seorang gembala besar dari gereja Baptist kita, saya menemukan bahwa kekristenan di bawa ke kepulauan di Inggris Raya oleh kaum pedagang yang datang dari propinsi Asia, Romawi.

 

            Penyebaran Firman Tuhan serta penaburan benih Injil yang datang pertama-tama sekali kepada para leluhur kita, dibawa kepada mereka oleh para pengusaha dari kota Efesus serta kota-kota di Propinsi Asia, Roma.

 

            Adalah Kaum Kristen Mediterania Timur yang pertama sekali ditanamkan dan diberitakan dan diterima oleh leluhur kita di gereja-gereja Inggris zaman dahulu kala, di sana, di kepulauan di Inggris Raya sana.

 

            Orang ini, Onesiforus, adalah salah seorang dari kaum pedagang yang berkeliling, yang berkelakuan baik, dan makmur. Dan dia membawa langkahnya ke kota Roma. Dan dia mendengar bahwa Paulus merupakan seorang narapidana di penjara kota Roma.

 

            Maka dia mengatur dirinya untuk menemukan rasul tersebut. Banyak hal yang berubah sejak Paulus berada di sana pertama kali dulu. Ketika pertama kali Paulus ditawan dalam penjara di kota Roma, dia tinggal di rumah yang disewanya sendiri. Dia memberitakan Injil secara terbuka dan tanpa rasa takut.

 

            Dan setiap orang akan dan dapat datang dan pergi serta mendengarkan kabar luar biasa dari Injil dari Anak Allah.

 

            Akan tetapi tidak demikian yang terjadi saat ini. Onesiforus, dengan tekun mencari. Tidak ada yang tahu di mana Paulus berada. Itu merupakan hari yang lain. Itu merupakan saat yang berbeda. Karena penyiksaan yang dibuka oleh Nero adalah membakar dengan amarah. Dan bagi seseorang yang dikenali sebagai seorang penganut agama Kristen ialah membangkitkan kematiannya sendiri. Tidak ada yang mengetahui di mana Paulus berada.

 

            Onesiforus, pedagang ini, melakukan perjalanannya sampai ke pada para petugas kota. Dan dia bertanya-tanya di mana Paulus, tahanan itu berada. Mereka tidak mengetahuinya. “Kami tidak mengetahui apapun – kami tidak pernah mendengar tentang dia.”

           

Dia berjalan menemui pasukan penjaga kaisar Romawi, dan bertanya, “Di manakah Paulus, tahanan itu berada?” “Kami tidak tahu. Kami tidak pernah mendengar tentang dia.”

 

            Dia bertanya kepada rekan-rekan bisnisnya. “Di manakah Paulus, gembala Kristus itu?” “Kami tidak tahu. Kami tidak pernah mendengar tentang dia.”

 

            Pada akhirnya, seseorang menarik Onesiforus ke samping. Dan membisikkan ke dalam telinganya, mengatakan, “Onesiforus, ssst, ssst. Jangan bertanya-tanya secara terbuka di depan umum mengenai Paulus, gembala Kristus itu.”

 

            “Tidakkah engkau mengetahui, siapapun yang didapati sebagai penganut agama Kristen dengan demikian di tuduh sebagai seorang atheis serta musuh dari pada Tuhan dan sebagai musuh negara dan menjadi sasaran dari kematian yang segera. Ssst, Onesiforus. Jangan bertanya-tanya mengenai Paulus.”

 

            Pedagang baik hati yang berhati mulia itu mengangkat dirinya sendiri sampai ketinggiannya yang penuh dan berkata, “Jika Paulus, gembala Kristus itu, berada di kota Roma, maka saya akan menemukan Dia. Hidup atau mati.”

 

            Dia mencari-cari, dia bertanya-tanya, dari satu penjara ke penjara yang lain. Dia bertemu dengan seseorang.

 

            “Oh, Paulus, Paulus, Saya ingat Paulus, seorang warga kota Roma, seorang Yahudi. Kebetulan saya berada di dalam ruang pengadilan itu ketika dia divonis dengan hukuman mati. Engkau akan menemukannya di penjara Mamertine, di mana mereka diinapkan untuk menantikan eksekusi terakhir dan pasti.”

 

            Penjara Mamertine, di mana mereka yang di tawan, adalah mereka yang akan dibantai oleh perintah dari kaisar Romawi. Onesiforus, pedagang itu, menetapkan perjalanannya menuju penjara Mamertine itu.

 

            Penjara itu dipahat dari batu cadas di bukit Capitoline. Satu-satunya jalan masuk menuju penjara bawah tanah yang mengerikan itu dibentuk menyerupai sebuah waduk. Di bagian atasnya, jeruji dari besi di sepanjang di mana para tahanan itu di masukkan ke dalam lubang yang menakutkan tersebut, di mana makanan serta minuman yang akan diberikan diturunkan melalui lubang tersebut. Bau amis, kengerian, satu-satunya kehidupan di sana yang dapat bertahan terhadap jeruji besi tersebut. Mereka sedang menantikan sebuah eksekusi. Tidak ada jalan keluar.

 

            Onesiforus menemui penjaga tersebut dan bertanya, “Tuan, di dalam penjara bawah tanah itu, apakah ada seorang tahanan yang bernama?”

 

            “Ya,” kata si penjaga tersebut.

 

            Dari sebuah kantung rahasia di jubahnya, Onesiforus menarik sekantung kecil emas. Sambil meletakkan kantung kecil tersebut ke tangan penjaga itu, dia bertanya, “Bolehkah saya bertemu dengan dia?”

 

            Penjaga itu takjub. Emas. “Ya, ya,” katanya. “Ya.”

 

            Lalu dia menuju ke jeruji besi tersebut. Dia kemudian mengangkatnya. Dia mempersilahkan Onesiforus turun menuju penjara bawah tanah tersebut. Dia melihat ke sekitarnya. Dan di sana, terbelenggu ke batu cadas itu, si Tua Paulus, pekabar Injil dari Anak Allah itu berada.

 

            Dan Paulus mengangkat wajahnya dan melihat sahabat lamanya, Onesiforus.

 

            Di dalam pasal yang ke 20 dari Kitab Kisah Para Rasul dikatakan, “Dan Paulus berlutut dan berdoa bersama-sama dengan mereka semua. Maka menangislah mereka semua tersedu-sedu dan sambil memeluk Paulus mereka berulang-ulang mencium dia.”

 

            Mengapa, tidak dapatkah saudara-saudara melihatnya? Terbelenggu kepada batu cadas di dalam penjara Mamertine itu. Dan Onesiforus kemudian datang. Mengapa, saya dapat melihat gembala salib tua itu ketika dia terjatuh ke dalam pelukan sahabat-sahabatnya.

 

            Dan ketika sahabat-sahabatnya mendekapnya ke dalam hatinya, orang yang menginginkan Kristus itu, Paulus, gambala Yesus itu, Onesiforus, Onesiforus, “Dia mencariku dengan tekunnya, sangat bertekun dan dia menemukan aku.” “Dan dia telah berulang-ulang menyegarkan hatiku. Ia tidak malu menjumpai aku di dalam penjara.”

 

            Dia kembali lagi di hari yang lain. Dan dari dalam sakunya, dikeluarkannya sekantung kecil emas, lalu memberikannya kepada penjaga penjara tersebut untukmelihat Paulus.

 

            “Ya,” katanya. “Ya,” katanya.

 

            Lalu dia memindahkan jeruji besi tersebut. Onesiforus diperbolehkan kembali untuk turun ke dalam penjara bawah tanah yang kotor dan bau itu.

 

            “Lihatlah, Paulus,” katanya. Dan dia membawa roti untuk dimakan.

 

            “Lihatlah, Paulus,” katanya. Dan ada sedikit – sedikit – sedikit  air untuk membasuh dirinya. Dan, “Lihatlah, Paulus,” katanya.

           

            Dia membawakan sebuah jubah, “Lihatlah, Paulus.” Dan dia membawa sebuah buku. “Lihatlah, Paulus.” Dan dia membawa pensil dan kertas. Setiap kali dia datang setiap kali pula dia membawa sesuatu. “Dia telah berulang-ulang menyegarkan hatiku.” Dia telah menolong aku. Dia membawakanku sesuatu.

            Kemudian pada suatu hari, seekor anjing serigala, seorang budak yang dibutuhkan, diperhatikan oleh pedagang yang kaya tersebut. Dengan jelas, dari salah satu propinsi besar di bagian Timur itu, berjalan menuju penjara bawah tanah di Mamertine tersebut. Dan dia memperhatikannya kembali. Dan dia melihat kantung-kantung emas itu diberikan kepada penjaga penjara tersebut.

 

            Dan serigala yang penakut itu mengambil jalannya seperti seeokor ular untuk menemui Tigellinus. Tigellinus adalah hewan iblis yang biadab yang berada di belakang Nero. Karena pelayanannya kepada selera sensual dari padanya – dari binatang buas yang tidak terlukiskan itu, Nero, dia telah menjadikan dirinya sendiri sebagai pemimpin dari para penjaga kekaisaran tersebut.

 

            Dan anjing srigala ini berjalan menemui Tigellinus. Dan dia menarik Tigellinus ke samping dan berkata, “Tigellinus, dengar, dengarkanlah. Saya mengetahui namanya. Saya dapat menunjukkan orangnya, pedagang yang kaya aya itu.

 

            “Dan dia pergi menjumpai Paulus, orang Kristen tersebut. Dia terikat menjadi seorang penganut agama Kristen sendiri. Tigellinus, menangkapnya Menduduh dia. Dan engkau dapat menyita seluruh harta bendanya. Dan semua yang dimilikinya akan menjadi milikmu.

 

            “Tigellinus, berikanlah kepadaku sesuatu dan aku akan menunjukkan orang itu. Aku akan menunjukkan orang itu. Aku akan menyebutkan namanya.”

 

            Dan Tigellinus yang jahat, melihat sebuah kesempatan untuk menyita harta benda seorang ang kaya raya, harta milik si pedagang tersebut – dan merampasnya, kemudian berkata, “Berapa banyak?” Dan mereka setuju akan sebuah harga dari suatu pengkhianatan.

 

            Dan budak pengecut itu membawa beberapa orang penjaga kaisar tersebut dan dia menunggu, persis di belakang bayangan dari bukit Capitoline. Dan ketika Onesiforus datang dengan kasih dan doa serta air untuk sahabatnya, gembala Kristus itu, serigala pengecut itu menunjuk kepadanya. “Dialah orangnya. Onesiforus.”

 

            Dan dia ditahan di dalam tangan Tigellinus yang kejam dan berbisa. Bagaimana Tigellinus menghancurkannya? Kita harus menebak.

 

            Apabila dia seorang warga negara Romawi, kepalanya akan dipenggal. Dia akan di bawa ke dalam sidang pengadilan. Di hadapan pengadilan Romawi di sana, anjing srigala pengecut ini mendakwanya, “Orang ini adalah penganut agama Kristen.”

 

            Dan, hakim Romawi tersebut, seorang wakil dari Yanus atau wakil dari Yupiter atau wakil dari Venus, gubernur Romawi itu melihat padanya dan berkata, “Apakah engkau seorang penganut agama Kristen?” Onesiforus berkata, “Ya, memang benar.”

 

            “Apakah engkau seorang sahabat dari, gembala dari Kristus itu?” “Tuan, memang benar.”

 

            Jika dia seorang warga negara Romawi, dia akan diadili dan akan dipancung. Jika dia seorang warga propinsi penaklukan – dan saya duga dia seorang waga propinsial – jika dia merupakan warga dari Efesus, di dalam propinsi Romawi di Asia, Tigellinus, untuk menghancurkannya tidak memiliki cara lain – tidak memiliki gangguan lagi, tidak memiliki pilihan lain lagi, tidak memiliki halangan lain lagi, kecuali memberikan perintah. Dan perintah itu adalah dengan kematiannya dengan cara diumpankan kepada singa.

 

            Dia telah dibunuh oleh penjaga kekaisaran. Dia diumpankan di dalam sebuah tontonan pertarungan seperti seorang gladiator. Hal tersebut mengakhiri hidup Onesiforus. Tigellinus merampas seluruh harta dan kekayaannya.

 

            Dan kemudian padahari yang berikutnya, Onesiforus tidak datang berkunjung. Dan hari berikutnya Onesiforus tidak datang. Dan pada hari yang berikutnya dia tidak datang. Dan Paulus bertanya-tanya selalu bertanya-tanya.

           

            Dan seseorang memberitahukannya – apakah itu Lukas, dokter itu? Apakah para penjaga itu yang mendengar? Tetapi seseorang berkata, “Onesiforus telah kehilangan nyawanya.”

 

            Dan Paulus, seolah-olah dia tidak memiliki cukup kesesakan serta penderitaan, Paulus memungut penanya lalu kemudian dia menulis, “Kiranya Tuhan menunjukkan rahmat-Nya kepadanya pada hari-Nya. Betapa banyaknya pelayanan yang ia lakukan di Efesus engkau lebih mengetahuinya dari padaku.”

 

            Dan ketika dia menyelesaikan suratnya, salam yang terakhir yang pernah dituliskannya, “Salam kepada keluarga Onesiforus.”

           

“Ia tidak malu menjumpai aku di dalam penjara,”

            “ Ketika di Roma, ia berusaha mencari aku dan sudah juga menemui aku.”        

            “Kiranya Tuhan menunjukkan rahmat-Nya kepadanya pada hari-Nya.”

 

            Saya ingin bertemu dengannya, maukah saudara-saudara? Saya ingin menjabat tangannya. Saya ingin menundukkan kepala pada saat kedatangannya. Demikianlah untuk menjadi seorang penganut Kristen.

 

            “Jika engkau akan mengakui Tuhan Yesus dengan mulutmu dan akan percaya di dalam hatimu bhwa Tuhan Allah telah membangkitkan Dia dari pada yang mati, maka engkau akan diselamatkan.”

 

            “Siapapun yang akan mengakui Aku di hadapan-Ku dan Dia, maka aku akan bersaksi di hadapan Bapa-Ku yang ada di surga.

 

            “Siapapun yang akan menjadi malu akan Aku dan ucapan-ucapan-Ku di dalam keturunannya yang penuh dengan dosa serta iblis itu Anak manusia akan merasa malu, ketika Dia datang di dalam kemuliaan dari Bapa-Nya dengan para malaikat yang kudus.”

 

            Dan Petrus mengutuk dan bersumpah  sambil berkata, “Saya tidak pernah mendengar tentang dia. Bahkan saya tidak mengenal dia.” Dan Tuhan berpaling serta menatap kepada Petrus. Dan Petrus teringat akan perkataan Tuhan, “Sebelum ayam jantan berkokok sebanyak dua kali, engkau akan menyangkal aku sebanyak tiga kali.” Dan dia melangkah pergi serta menangis sejadi-jadinya.

 

            Demikianlah untuk menjadi seorang penganut agama Kristen. Untuk bersaksi dan dihitung. Apakah saudara-saudara seorang penganut Kristen?

 

            “Saya. Saya,” jika hal itu akan beresiko terhadap nyawamu.

 

            Darah dari Kelepasan itu dibubuhkan di atas palang pintu dan hanya sebagai pertanda dari ambang pintu secara terbuka, dipertunjukkan kepada umum. Karena di seluruh tanah Mesir dan sanga raja juga dapat melihat rumah ini telah dikesampingkan untuk Tuhan Allah, dengan terbuka dipertunjukkan.

 

            Demikianlah untuk menjadi seorang Kristen. Dan Daniel, sebagaimana dengan kekurangannya, sebagaimana dengan kebiasaannya, jendela yan terbuka lebar, di mana semua orang dapat melihat dia berdoa. Siapapun yang tidak membungkukkan badan ketika terdengar bunyi sangkakala ditiupkan, akan dilemparkan ke dalam tungku perapian yang menyala-nyala dan ketiga anak Yahudi itu juga termasuk di dalamnya.

 

            Salah satu dari mereka, dua orang dari mereka bertiga, ketiganya menolak untuk membungkukkan badan mereka di hadapan patung emas sang raja.

 

            Pada saat mereka dilemparkan ke dalam tungku perapian yang menyala-nyala, ada seseorang di antara mereka. Ada dua orang dari antara mereka. Ada ketiganya di sana. Ada orang yang keempat di sana. Dan Dia kelihatan seperti Anak Allah. Demikianlah   untuk menjadi seorang Kristen itu.

 

“Tuhan kiranya mengaruniakan rahmat-Nya kepada keluarga Onesiforus yang telah berulang-ulang menyegarkan hatiku. Ia tidak malu menjumpai aku di dalam penjara.

Ketika di Roma, ia berusaha mencari aku dan sudah juga menemui aku. Kiranya Tuhan menunjukkan rahmat-Nya kepadanya pada hari-Nya.” Dan Dia akan menunjukkannya.

 

“Karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakan-Nya kepadaku hingga pada hari Tuhan.”

 

Hari Tuhan itu.

            Apakah yang menjadi persoalan jika kehidupan kita yang kecil dihabisi di sini? Apa yang menjadi persoalan jika kita diasingkan oleh masyarakat di sini? Apa yang menjadi masalah jika kita ditertawai atau diolok-olok di sini? Dia berkuasa pada hari Tuhan itu.

 

            Onesiforus. Onesiforus. Tuhan Allah, bangkitkanlah lebih banyak lagi orang seperti dia di dalam generasi ini serta di dalam setiap generasi, yang bersaksi, yang masuk dalam perhitungan karena Kristus.

 

            “Saya adalah seorang penganut agama Kristen. Itu benar. Karena kasih karunia dari Tuhan Allah di dalam rahmat serta kekuasaan-Nya, saya adalah pengikut Anak Domba itu.”

 

            Sementara kita menyanyikan lagu permohonan ini, seseorang dari antara saudara-saudara, berikanlah hatimu kepada Yesus. Maukah saudara-saudara datang? Secara terbuka, di depan umum, di mana setiap orang dapat melihat? Jika malam ini terdapat dua puluh ribu orang, secara terbuka, di depan khalayak ramai. Jika seluruh malaikat dalam kemuliaan melihat ke bawah secara terbuka dan di depan umum.

 

            Apabila esok hari seseorang menertawai atau mengejek atau memperolok-olok, secara terbuka dan di depan umum.