TEMPAT PEKABARAN INJIL DALAM MIMBAR TUGAS PELAYANAN (CERAMAH)

(THE PLACE OF EVANGELISM IN PULPIT MINISTRY (LECTURE)

 

Dr. W. A. Criswell

 

 

2 Timotius 4:2

10-01-97

 

  

Pagi hari ini kita akan membahas Tempat Pekabaran Injil Dalam Mimbar Tugas Pelayanan. Dan ucapan saya yang pertama berkaitan dengan dunia pekabaran Injil. Hanya Injil yang dapat memenuhi kebutuhan dunia. Perniagaan dan pemerintahan, kedermawanan serta pendidikan, dipenuhi dengan pengertiannya yang dangkal, dan di tangan orang-orang yang dangkal atau bahkan di tangan orang jahat, hanya menonjolkan apa yang dibutuhkan saja.

 

Sebuah pemaksaan diperlukan yang akan sampai ke akarnya, yang berurusan dengan hidup di dalam kekuasaan Tuhan Allah yang menekankannya langsung menuju jiwa serta mengubah karakter – yang menyelamatkan manusia, satu demi satu. Di sinilah kita berada tepat di atas persoalan itu, dan tidak menghindarkan atapun membingungkannya.

 

Saya akan membuatnya tidak dapat dipersalahkan, sudah menjadi kewajiban kita untuk membawa dunia umat Kristen, karena dunia butuh untuk diselamatkan dan Kristus sendiri dapat menyelamatkannya. Dunia butuh diselamatkan dari kekurangan serta dari penyakit dan ketidak-adilan dan ketidak-seimbangan dan ketidak-amanan dan hawa nafsu serta ketidak-berdayaan dan ketakutan, karena manusia secara individu perlu diselamatkan dari dosa dan kematian. Dan hanya Kristus yang dapat menyelamatkan mereka.

 

Hanya ini kekuatan yang dapat menyelamatkan dan membuat menjadi baru kembali, yang mana akan menjangkau jauh kebawah sehingga cukup untuk merubah serta menahan sampai peralihan itu ditetapkan. Demikianlah pendahuluan saya terhadap tempat pekabaran injil di dalam tugas pelayanan mimbar kita. Saya tidak dapat menekankannya terlalu banyak.

 

Nah, kita berbicara tentang gembala sebagai seorang pekabar Injil. Kata kerja euangelizomai juga diterjemahkan menjadi bentuk infinitif kita “mengabarkan.” Kata ini memberikan penekanan bahwa warta dari seorang pendeta merupakan kabar kembira tentang keselamatan.

 

Sasaran yang pertama dari pekabar Injil adalah untuk menegaskan kepada dunia kabar gembira tentang Yesus Kristus. Sudah jelas, hal tersebut membutuhkan sebuah pemahaman tentang warta tersebut.

 

Apakah artinya untuk “percaya pada Tuhan Yesus Kristus?” Apakah sama dengan mengatakan kepada Yesus untuk masuk ke dalam hatimu, untuk membuka hidupmu kepada Kristus atau untuk membuat Yesus Tuhan akan hidupmu?

 

Seandainya kita membaca “Darah dari Yesus Kristus membersihkan engkau dari segala dosa,” apakah artinya kepada individu yang berada di pasar? Apakah saudara-saudara menjelaskan kebenaran dalam hal supaya orang-orang yang tidak mengenal gereja itu dapat mengerti?

 

Ambillah pernyataan alkitabiah yang tegas dan terpisah dan saudara-saudara sedang bergelut dengan ilmu agama. Ilmu agama merupakan basis terhadap Pekabaran Injil. Pekabaran Injil merupakan hal yang vital untuk ilmu agama.

 

Kebenaran akan Tuhan Allah meminta pernyataan sebagaimana dengan studi. Jika kita menginginkan untuk menjadi seorang pengikut Kristus, lalu kemudian kita harus berkecimpung dengan pekerjaan-pekerjaan Kristus.

 

Kepala pengawal Napoleon membawa jas hujan mereka, mendekapnya di dadanya, sebuah peta dunia. Penaklukan dunia merupakan maksud dan tujuan mereka, karena itu merupakan maksud dan tujuan Napoleon. Untuk itu, mereka bertempur, mereka berkorban, menderita serta mati. Ilmu pengetahuan tentang Kristen ada untuk melayani pengikut-pengikut Kristus di dunia, untuk menyelamatkan dunia.

 

Pembahasan saya yang berikutnya adalah tentang Paulus di dalam pemenangan jiwa. Ada selalu dua arah yang berbeda dalam memberitakan. Alamiahnya, seorang pemberita haruslah bersiap secara sepenuhnya. Tak ada sejumlah administrasi yang efisien yang dapat menggantikan tempat dari menanti kedatangan Tuhan, untuk mendengar apa yang akan dikatakan-Nya kepada orang dan dengan berhati-hati mempersiapkan warta tersebut.

 

Nasehat Paulus kepada Timotius menyisakan tantangan klasik kepada para pemberita – kitab 2 Timotius 4:2:

 

“Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.”

 

Paulus mengingatkan hal tersebut kepada Timotius bahwa hal tersebut adalah segala yang lebih penting karena pengajaran yang keliru yang umum terjadi. Dan hal tersebut sudah pasti menjadi panggilan yang nyaring di zaman sekarang ini.

 

Mereka-mereka yang dari antara kita yang mengasihi Firman Tuhan dan percaya di dalam kemurnian haruslah berani dan imajinatif di dalam penegasannya. Kebenaran perlu diperdengarkan dengan nyaring dan jelas.

 

Yang paling menonjol dari semua berada di dalam kitab 1 Korintus 12 dan 14, di mana Paulus sedang mendiskusikan tempat berkat dari Roh. Paulus menerima penderitaan yang besar untuk menekankan bahwa penggunaan karunia itu haruslah untuk keselamatan, perbaikan serta pembangunan. Bagi mereka yang ingin memberitakan Injil tentang iman kepercayaan Kristen – dan itu adalah kita – rasul Paulus sama sekali tidak meninggalkan keragu-raguan seperti apa warta itu seharusnya: “Kita memberitakan Kristus disalibkan, kepada orang-orang Yunani yang sekeras batu karang dan kepada kebodohan bangsa Yahudi.”

 

Motif dari pemberita haruslah menuntuk orang-orang ke dalam keteguhan dan kepercayaan yang menyelamatkan di dalam Kristus. Pesan pemberita dari Perjanjian Baru haruslah mengenai maut, kebangkitan kembali, keilahian, dan keselamatan dari Yesus Kristus. “Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya.” Demikianlah tertulis di dalam kitab Roma 1:16.

 

Saya mendapatkan sebuah bagian ayat di sini tentang doa dan pekabaran injil. Faktor manusia yang paling penting di dalam pekabaran Injil adalah doa. Di sana sudah ada kebangunan tanpa banyak memberitakan. Di sana sudah ada kebangunan yang agung yang sama sekali tanpa organisasi. Akan tetapi belum pernah ada suatu kebangunan yang sejati tanpa banyaknya doa.

 

Kebangunan besar yang pertama di dalam sejarah umat manusia mendapatkan pondasinya di dalam sebuah pertemuan doa selama 10 hari dari sebuah kumpulan kecil murid-murid yang pertama: “Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama.” Demikianlah tertulis di dalam kitab Kisah Para Rasul 1:14.

 

Ingatlah: ketika kita berdoa untuk orang lain, dengan sangat mendalam hal itu akan mempengaruhi kehidupan kita sendiri juga. Doa merupakan sebuah faktor yang nyata di dalam kehidupan kita. Dan kita hidup di dalam aturan Kristus, oleh gabungan metode percakapan yang sebenarnya. Kita tidak dapat memperkirakan tempat dan kekuatan yang dimiliki doa di dalam perubahan orang-orang yang belum diselamatkan, doa untuk orang lain di dalam bersyafaat dan doa dengan orang lain ketika kita membawa mereka secara individu ke dalam hadirat Tuhan Allah.

 

Yang bertama, ada sebuah doa untuk mereka. Tidak heran apa yang menjadi metodemu, atau kekurangan metode, mungkin, hal itu berlangsung kepada siapa anda bekerja untuk Tuhan di dalam berdoa. Berdoalah untuk mereka sesuai namanya.

 

Salah satu arti yang paling efisien yang telah dipergunakan adalah untuk melatih pria dan wanita untuk memanggil kepada tetangga-tetangga mereka dan mengundang mereka secara langsung untuk mengikuti kebaktian-kebaktian – bukan sebuah undangan formil, akan tetapi semacam ajakan yang bersahabat., untuk berdoa bagi mereka dan dengan mereka. Lagi pula metode yang terhebat – metode yang berarti paling besar dari seluruh pemenangan yang lainnya kepada Kristus adalah doa yang penuh kesabaran dan kegigihan.

 

Kemudian, saya memiliki sebuah bagian ayat di sini tentang pemakaian Paulus di dalam pemenangan jiwa. Bolehkah saya mengingatkan saudara-saudara tentang sesuatu yang sudah saya singgung sebelumnya. Pemakaian Paulus di dalam memenangkan jiwa, hal itu berarti bahwa saudara-saudara harus mengetahui bahwa Paulus mampu untuk menggunakannya. Suatu unsur yang penting dalam memenangkan manusia kepada Tuhan adalah sebuah pengenalan tentang dan pemakaian yang benar dari Firman Tuhan.

 

Apa yang saya dapatkan disini merupakan sebuah contoh: “Jalan Keselamatan dari kitab Roma.” Hal itu terdiri dari tiga bagian:

 

Bagian Nomor 1: Kita semua adalah orang-orang yang berdosa – tertulis di dalam kitab Roma 3:23; Roma 3:10-18.

 

Bagian Nomor 2; Kita semua diselamatkan oleh kasih, kemurahan dan kematian dari Yesus Kristus. Tertulis di dalam kitab Roma 5:6-10, khususnya Roma 5:8, dan Roma 6:23.

 

Dan kemudian, bagian yang ketiga adalah pengakuan akan Yesus Kristus tanpa rasa malu di depan orang banyak – tertulis di dalam kitab Roma 10:9, 10 dan 13.

 

Nah, apakah saudara-saudara semua telah melihatnya? Seharusnya saudara-saudara telah membaca “Jalan Keselamatan dari kitab Roma.”: Kita semua adalah orang-orang yang berdosa - Roma 3:10-18 dan 3:23.

 

Yang kedua, bahwa kita semua diselamatkan oleh kasih, kemurahan dan kematian dari Yesus Kristus.  Demikian dalam Roma 5:6-10 dan 6:23.

 

Dan yang ketiga – kita diselamatkan oleh pengakuan akan Yesus Kristus – tertulis di dalam Roma 10:9, 10 dan 13 - Jalan Keselamatan dari kitab Roma.”

 

Ingatlah untuk membaca Paulus yang terbuka di depan rekan saudara-saudara ketika saudara-saudara membacanya. Membacakannya kepada seseorang tidak akan menolong, akan tetapi membacanya bersama-sama dengananda akan menolong. Biarkanlah mata menolong ketike dia membacanya bersama-sama dengan anda. Adalah merupakan hal yang mulia untuk dilakukan ketika anda membuka Paulus anda dan dia membacanya bersama-sama dengan anda ketika anda mencari pengaruhnya terhadap keselamatan. Dan hal itu merupakan cara yang efektif untuk menjelaskan tentang Injil.

 

Sekarang, saya memiliki sebuah firman di sini tentang memberitakan sebuah putusan. Mungkin merupakan hal yang paling penting adalah bahwa para pemberita harus meminta semacam keputusan tentang bagian dari para pendengar.

 

Tentu saja, hal ini adalah kebenaran dari para pemberita Perjanjian Baru. Ketika Yohannes Pembaptis telah menyelesaikan pemberitaannya, orang-orang menjadi tahu bahwa mereka harus mengambil keputusan.

 

Yesus berkhotbah untuk sebuah keputusan. Dia meminta dengan tegas bahwa para pengikut-Nya melakukan sebuah komitmen yang tegas terhadap hidup mereka kepada Bapa. Tuhan kita mengakhiri khotbah-Nya di atas bukit dengan perumpamaan akan dua buah rumah dan panggilan untuk mendengar Firman Tuhan dan melaksanakannya – seperti yang tertulis di dalam kitab Matius 7:24-27.

 

Simon Petrus, pada hari Pentakosta, sudah lebih dari siap sedia ketika pendengar bertanya apa yang seharusnya mereka lakukan dengan perasaan mereka akan keyakinan. was more than ready when the audience asked what they ought to do with their sense of conviction.  Seperti yang tertulis di dalam kitab Kisah Para Rasul 2:37.

 

Akan tetapi, seperti seorang bentara, pemberita tidak tergantung pada sebuah respon dari pendengar. Hal itu tidak menghasilkan suatu perbedaan apakah para pendengar itu setuju atau tidak setuju. Tugas para pemberita adalah untuk menegaskan sebuah pesan dari Tuhan Allah kepada setiap orang yang mau mendengarkan – kepada setiap orang yang mau berseru.

 

Tuhan Allah tidak pernah melepaskan kekuatan-Nya untuk suatu pembesaran pribadi atau sasaran jasmaniah. Sebaliknya, Dia mengutus Roh Kudus-Nya untuk memateraikan sampai pada hari penebusan yang mana akan menggenapi maksud penebusan-Nya. Oleh karena itu, motif dari pemberita itu haruslah memimpin orang-orang, pria dan wanita ke dalam pengalaman dari suatu iman yang sehat, menyelamatkan dan teguh di dalam Kristus.

 

Marilah kita pergunakan beberapa saat untuk menjelaskan hal ini lebih lanjut lagi. Tidak ada pekabar Injil yang telah menggenapi rancangan Tuhan kecuali pria dan wanita menawarkan iman yang menyelamatkan mereka – yang mana ada di dalam Yesus Kristus dan penyaliban-Nya.

 

Saya mengambil sebuah contoh dari sebuah khotbah yang sangat kuat. Kota Korintus terlihat tidak dapat disembuhkan. Kejahatan seksual, terpusat di dalam penyembahan di dalam kuil dewi Afrodite, yang begitu tersebar luas dan terkenal, dan hal itu kelihatannya mustahil untuk dilawan. Semuanya mengetahui kekhawatiran massa akan hal yang gaib di kota Korintus dan menyadari ketidak-jujuran kaum politikusnya dengan pegawai pemerintahan kotanya.

 

Sorak sorai disertai tepuk tangan bahwa hal tersebut dinikmati adalah seperti yang dialami pemimpin kota dari kekaisaran Romawi tersebut. bagaimana dia bisa mencapainya? Bagaimana dia dapat merubahnya? Kelihatannya seperti tidak mampu ditembus dan tidak dapat dibantah lagi.

 

            Akan tetapi kemudian, dia ingat akan pesannya dan sumbernya. Dan dia mulai berkhotbah, “bukan dengan kata-kata yang meyakinkan dari pada hikmat manusia, akan tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh” – seperti yang tertulis di dalam kitab 1 Korintus 2:4. Keyakinan itu didapatkan dari apa yang digambarkannya di dalam ayat yang berikutnya sebagai “hikmat dari pada Allah” dan, juga, apa yang dikatakannya di dalam pasal yang ke 4 sebagai “rahasia Allah.”

 

Hal tersebut memiliki beberapa karakteristik yang luar biasa, dari pada mana saya menyebutkan tiga – sekarang, inilah “kekuatan Allah” - “rahasia Allah.” Ketika Paulus mulai memberitakan di kota Korintus, di dalam ketergantungan akan kekuatan Roh, hatipun mulai berubah.

 

Seperti yang tertulis di dalam kitab Kisah Para Rasul 18:8: “Dan banyak dari orang-orang Korintus yang mendengarkan pemberitaan Paulus, menjadi percaya.” Dan di kota para pemuja berhala sana itu bertumbuh sekelompok orang-orang yang berubah, orang-orang yang lahir baru. Mereka kehilangan rasa takut mereka dan keputus-asaan mereka. Di dalam pengaruh dari dalam hidup yang baru, berangsur-angsur mereka berubah menjadi orang-orang yang mengasihi, orang-orang yang perduli, orang-orang yang bermanfaat.

 

Beberapa masih bergumul dengan aspek-aspek masa lalu yang tertinggal, akan tetapi mereka tidak alan pernah menjadi sama kembali. Sebagai hasilnya, sejarah dari dunia telah berubah juga.

 

Ada banyak lagi yang dapat saya katakan. Akan tetapi, mungkin hal ini cukup untuk melihat konsekuensi pemberitaan yang sangat besar dan kerusakan dari suatu jemaat yang mengerikan yaitu kehilangan kekayaan Kristus yang tak dapat dicari itu.

 

Permohonan saya adalah: Marilah para pemberita berhenti menjadi orang dengan kata-kata moral dan psikologi yang basi. Marilah kita sekali lagi berkata, dengan Yeremia: “Apabila aku bertemu dengan perkataan-perkataan-Mu, maka aku akan menikmatinya; firman-Mu itu menjadi kegirangan bagiku, dan menjadi kesukaan hatiku, sebab nama-Mu telah diserukan atasku, ya TUHAN, Allah semesta alam.” – seperti yang tertulis di dalam kitab Yeremia 15:16. 

 

Jadi, saya ingin membawa keberanian untuk berbicara tentang tugas pelayanan saya sendiri, di dalam pengabdiannya, dan pencerminan darinya, sebuah tugas pelayanan untuk Pekabaran Injil. Di dalam gereja saya yang pertama, di sebuah daerah di mana Cameron duduk di pemerintahan desa – di gereja saya yang pertama, saya memiliki 18 orang anggota jemaat. Dan seperti yang pernah saya katakan, gaji saya dulu adalah sebesar $20 per bulan. Dan saya hidup dengannya.

 

Gereja telah mati. Dan salah seorang dari teman-teman saya di sekolah telah berkhotbah di sana dan membangkitkannya kembali dan meminta mereka untuk memanggil saya, seorang anak muda yang masih berusia 17 tahun sebagai pendeta mereka.

 

Jadi, kami memiliki seorang diaken di gereja tersebut – satu orang diaken. Namanya ialah Robert Stoner, seorang pria yang sudah tua. Dia memiliki seorang istri yang bukan seorang pengikut Kristus. 

 

Dan demikianlah pertobatan saya yang pertama. Saya memenangkan wanita itu kepada Tuhan dan membaptisnya di sungai yang mengitari desa kecil di mana saya bertugas sebagai pendeta tersebut. Itu adalah kebaktian permandian saya yang pertama.

 

Saya tidak pernah dapat melupakan kebaktian pernikahan saya yang pertama. Saya seorang pendeta di Pecan Grove dan mereka tidak memiliki sebuah gedung gereja. Tetapi, mereka memiliki sebuah Kemah Tuhan.

 

Dan saya sedang memberikan khotbah di sebuah pertemuan kebangunan di Kemah tersebut. Datanglah sepasang muda mudi kepada saya di malam hari Sabtu dan meminta saya untuk menikahkan mereka. Demikianlah pengalaman pertama saya menikahkan orang.

 

Yang membuat saya kagum, ketika saya berdiri untuk memberikan khotbah di hari Minggu pagi yang berikutnya di Kemah tersebut, mereka berada di sana. Dan merekamaju ke depan ketika ajalan itu disebutkan, dan mereka telah menyerahkan hati mereka kepada Yesus. Dan saya telah membaptis mereka di siang hari itu – pasangan itu – di sungai Coryell Creek. Itulah pelayanan pernikahan saya yang pertama.

 

Dan saya tidak pernah, tentu saja, melupakan pelayanan penguburan saya yang pertama. Ini terjadi di saat-saat permulaan masa Depresi tersebut. Dan, orang-orang begitu miskinnya dan khususnya orang-orang yang di pedesaan.

 

Salah seorang yang memiliki sebuah pertanian memiliki sebuah pondok yang kecil di dalamnya. Mereka mempunyai seorang anak bayi yang masih kecil. Dan saya pergi mengunjungi pasangan tersebut bersama dengan bayi kecil itu. Bayi itu mendapatkan suatu penyakit dan mati dengan segera.

 

Pelayanan penguburan sya yng pertama: mereka meletakkan anak bayi yang kecil itu ke dalam peti kayu. Dan setelah selesai kebaktian, mereka meletakkan bayi yang berada dalam peti kayu itu di bagian belakang sebuah truk barang.

 

Pada saat itu saya memiliki sebuah mobil Chevrolet Coupe kecil. Dan saya mendudukkan wanita itu di samping saya dan suaminya di sebelahnya lagi. Hanya ada satu tempat duduk – satu baris tempat duduk – di dalam mobil coupe kecil saya itu.

 

Jadi, kami meletakkan peti kayu kecil itu di bagian belakang sebuah truk pengantar barang. Dan saya mengikutinya sampai ke pemakaman dengan mobil saya. Dan ketika kami mengikuti truk pengantar barang tersebut, truk yang memmbawa bayi kecil yang ada di dalam peti kayu kecil itu, wanita itu mulai menangis – menangis dan terus menangis.

 

Dan yang membuat saya terkagum-kagum, pria itu merangkulkan tangannya ke leher istrinya dan dia berkata, “Kasihku, janganlah menangis. Kita sudah memberikan hidup kita kepada Tuhan Yesus. Dan suatu hari nanti, kita akan berada di surga dan Tuhan Yesus akan memberikan bayi kecil kita kembali kepada kita.”

Itulah pelayanan penguburan saya yang pertama. Saya tidak pernah melupakannya, melupakan pasangan yang sungguh menyenangkan itu, di dalam penderitaan dan pedihnya perasaan, menemukan tempat perlindungan di dalam cinta dan kasih karunia Tuhan Yesus.

 

Jadi, di dalam perantauan saya sebagai seorang gembala, saya adalah seorang pendeta dari sebuah gereja desa yang bernama Jackson Grove, di Kentucky. Saya merupakan seorang pelajar di sebuah Seminari. Itu merupakan seperempat waktu gereja, yang akhirnya menjadi separuh waktu gereja.

 

Selagi saya memberitakan di Jackson Grove, sekelompok pria – komite pria – datang mengunjungi saya di sana dan berkata, “Gereja kami sedang sekarat. Kami tidak mengadakan kebaktian lagi. Akan tetapi, komunitas kami – komunitas pedesaan kami dipenuhi dengan orang-orang muda. Dan kami hanya bertanya-tanya, apakah anda mau singgah dan berkhotbah kepada kami pada hari-hari Minggu siang, ketika anda memberikan khotbah di Oakland pada hari-hari Minggu pagi dan malam?”

 

Jadi, saya berkata, “Saya pasti mau. Saya akan bergembira melakukannya.”

 

Lalu mereka membawa saya ke gereja rumah itu. Saya tidak pernah melihat yang seperti itu. Saya tidak tahu ilalang dapat tumbuh seperti itu. Ilalang itu telah tumbuh sampai ke plafon atap rumah tersebut. Dan rumah itu sudah penuh ditutupi dengan debu dan ada bangkai tupai di dalamnya – entah bagaimana tupai itu bisa berada di sana dan tupai itu tidak dapat menemukan jalan keluarnya lalu tupai itu matidi sana.

 

Maka, saya mengumpulkan penduduk di sana itu untuk berkumpul bersama-sama. Dan kami memotong ilalang itu dan menyikat debunya. Kami memperbaiki jendela-jendela rumah tersebut. Dan saya berkhotbah.

 

Apakah saudara-saudara tahu apa yang telah saya lakukan? Saya memilih seorang remaja yang bertubuh tinggi dan besar – dia adalah laki-laki yang masih anak-anak, yang bertubuh besar, anak muda yang bertubuh lebih tinggi dari teman-teman seumurannya – saya memilih remaja itu. Dan saya berkata kepadanya, “kita akan mulai di sini di gereja ini dan kita akan menuruni setiap jalan di lingkungan ini – kita akan menemui setiap orang dari mereka. Dan kita akan berhenti di setiap rumah yang ada.”

 

Dan alasan mengapa saya menginginkan anak laki-laki itu ialah karena, di pedesaan, saudara-saudara tidak tahu bagaimana orang-orang di sana menerima anda seandainya anda adalah orang asing dan mendatangi setiap rumah dan meminta untuk dipersilahkan masuk. Jadi, saya membawa anak laki-laki itu untuk pergi bersama-sama dengan saya dan saya menjalani setiap jalan di pedesaan itu – setiap jalan kecilnya.

 

Dan saya berhenti di setiap rumah. Dan anak laki-laki itu – mereka semua mengenal dia, tentu saja, karena dia besar di sana – anak laki-laki itu akan memberitahukan mereka siapa saya dan bahwa saya harus bertemu dengan mereka.

 

Jadi, saya memberitahukan kepada keluarga itu, atau kelompok apapun yang ada di sana, bahwa saya sudah datang untuk membacakan Firman Tuhan kepada mereka – kitab-kitab Paulus – dan untuk menghadapkan wajah saya – kedua tangan saya dan lutut saya – dan untuk berdoa untuk mereka. Dan apakah saya akan diperbolehkan masuk ke dalam dan membacakan Firman Tuhan dan berdoa?

 

Tanpa pengecualian, saya tidak pernah di tolak. Saya dipersilahkan masuk ke dalam. Saya diperbolehkan membaca surat-surat Paulus saya. Saya diperbolehkan membacanya. Saya dapat memberitahukan beberapa anjuran dari Firman-Nya. Kemudian, saya akan berlutut dan memanjatkan doa.

 

Dan saya telah memberitahukan kepada anal laki-laki remaja yang tinggu besar itu, ketika saya akan turun dan berlutut, saya menginginkan agar dia juga mengikuti saya untuk berlutut. Sama seperti pisau lipat yang terlipat bersama melihat anak laki-laki itu berlutut di samping saya. Dan saya berdoa untuk mereka.

 

Maka, tibalah waktunya untuk pertemuan kebangkitan tersebut. Dan saya menyelenggarakan pertemuan kebangkitan kembali tersebut. Dan saudara-saudara tidak akan mempercayai hal ini. Bowling Green, sebuah kota kecil dengan jumlah penduduknya sekarang sekitar 100.000 jiwa, merupakan daerah di dalam wilayah Warren County. Dan sungai Barren mengalir persis di tengah-tengah kota itu.

 

Saudara-saudara tidak akan mempercayai bahwa pelayanan permandian massal yang terbesar yang pernah dilihat di sebagian dunia ini adalah ketika saya membawa mereka menuruni sungai itu – pertobatan saya – menuju sungai Barren dan membaptis mereka ke dalam air sungai tersebut. Ada banyak sekali mereka. Demikianlah apa yang terjadi di sana. Itu saja.

 

Astaga! Kekuatan dari kesaksian yang seperti itu merupakan suatu hal yang tidak dapat digambarkan. Apakah saudara-saudara fasih berbicara atau tidak, apakah saudara-saudara terpelajar atau tidak, apakah saudara-saudara berwajah ganteng atau tidak – semuanya, pada akhirnya tidak menjadi persoalan sama sekali. Jika saudara-saudara memilikinya di dalam hati saudara-saudara untuk memenangkan orang-orang itu kepada Kristus, saudara-saudara akan mendapatkan tanggapan yang luar biasa. Mereka akan begitu menginginkan kedatangan anda kembali.

 

Maka, saya datang ke gereja ini di kota Dallas ini. Saya sudah berada di sini selama 53 tahun lamanya. Selama empat puluh delapan tahun dari pada semuanya itu, saya merupakan gembala di gereja, berkhotbah sebanyak tiga kali sehari pada setiap hari Minggu. Lalu setelah itu, saya berkhotbah dengan isyarat dan panggilan dari gembala lainnya.

 

Nah, dengarkanlah hal ini. Saya tidak dapat mempercayainya sendiri. Di dalam 53 tahun pengkhotbahan saya di gereja First Baptist kota Dallas itu, saya tidak pernah mengadakan sebuah kebaktian tanpa mendapatkan sebuah tanggapan – tanpa mendapatkan tuaian, tanpa ada seorangpun yang turun ke bawah sini untuk memberikan hati mereka serta hidup mereka kepada Tuhan Yesus. Selama 53 tahun, saya tidak pernah mengadakan sebuah kebaktian tanpa sebuah tuaianpun.

 

Tuhan memberkati serta menolong pemberita itu yang hatinya berada di dalam pemenangan orang terhadap Kristus. Dia akan melakukannya.

 

Saya akan memberitahukan beberapa contoh kepada saudara-saudara sekalian tentang hal tersebut. Di kota Dallas, pada saat itu, terdapat seorang pria yang kaya raya di dunia ini. Dia memiliki Ladang minyak Texas Timur. Itu merupakan kisah yang lain tentang: bagaimana dia sampai menjadi memiliki mereka.

 

Namanya adalah H.L. Hunt – orang terkaya di dunia. Untuk beberapa alasan yang tidak saya ketahui, dia mulai datang ke gereja kita. Dan seiring dengan berlalunya waktu, dia membawa istrinya bersama-sama dengan dia. Dia memiliki empat orang anak. Dan seiring dengan berlalunya waktu, dia membawa keempat anak-anaknya tersebut.

 

Dan seiring dengan berlalunya waktu, dia membuat sebuah perjanjian dengan saya – dia telah mengadakan perjanjian dengan saya, “Saya ingin mendatangi dan mengunjungi anda, dan membawa istri saya dengan keempat anak-anak saya.”

 

Dia datang mengunjungi saya di gereja dan dia membawa serta keluaganya. Dia meminta saya untuk berbicara kepada mereka, dia meminta saya untuk berdoa bersama-sama dengan mereka, membaca Paulus bersama-sama dengan mereka, menjelaskan tentang jalan keselamatan serta pengertian dari permandian. Dan keenam mereka memberikan tanggapan.

 

Dan pada suatu hari, di dalam gereja, di dalam acara permandian, saya berdiri bersama-sama dengan Tuan Hunt, dengan Ruth, istrinya dan dengan keempat anak-anak mereka. Dan saya membaptis keenamnya mereka.

 

Dan seiring dengan berlalunya waktu – pada saat itu, kita menyebutnya dengan sebuah Institut Paulus – sebuah peristiwa di dalam gereja kita – pada saat itu, mereka memberikan saya uang sejumlah $ 3.400.000 - $ 3.400.000, mereka memberikannya kepada saya, dan di sini saya membeli properti ini, blok yang ini dan blok yang di sana, Saya membeli properti ini. Dan dengan uang sebanyak $ 400.000 – saya membayar $ 3.000.000 untuk properti ini – dengan uang sebanyak $ 400.000, kita memperbaiki keseluruhannya.

 

Mereka akan menghancurkan gedung ini yang ada di sudut sana. Mereka tidak membangun bangunan yang seperti itu lagi. Dan Jack Pogue telah memberikan uang kepada saya untuk membangun kubah di belakangnya. Dan kita sedang membangunnya kembali.

 

Dan belum pernah ada pemeliharaan yang luar biasa di dalam kehidupan saya dari pada hak yang istimewa untuk melihat komisi akreditasi yang telah datang ke sini dan telah mengakreditkan sekolah kita. Dan satu-satunya yang mereka harapkan, secara akademis, adalah mereka menginginkan untuk menyebutnya dengan perguruan tinggi, bukan sebuah Institut Paulus. Dan mereka ingin memberikan nama saya di sana.

 

Dengan hebat saya berkeberatan. Tetapi, mereka mengatakan, “Dengarkanlah, jika anda menyebutnya dengan nama lain, misalnya seperti – saya tidak tahu, Perguruan Tinggi Calvary – Perguruan Tinggi Keselamatan – anda dapat menyebutnya dengan nama-nama yang bersifat relijius – mereka tidak akan pernah mengetahui sekolah jenis apa sekolah itu. Tetapi, jika anda menyebutnya dengan Perguruan Tinggi Criswell, dan menamainya dengan Perguruan Tinggi Criswell, anda tidak perlu harus menjelaskan lagi. Setiap orang yang mendengarnya akan mengetahui bahwa sekolah itu merupakan sebuah sekolah yang dibaktikan kepada ilham dari Kitab Suci dan pemenangan jiwa orang-orang yang tersesat.”

 

Maka, sehubungan dengan permintaan mereka – komisi akreditasi – mereka menyebutnya dengan Perguruan Tinggi Criswell. Dan demikianlah sejak saat itu hal tersebut berlanjut sampai sekarang.

 

Dan seperti yang telah saudara-saudara ketahui, kita sudah terlebih dahulu mendapatkan lebih banyak pelajar kependetaan di sekolah kita dari pada institusi lainnya di dunia ini. saudara-saudara dan rekan-rekan saudara-saudara – ada lebih banyak dari antara saudara-saudara yang ada di dalam sekolah ini dari pada di dalam institusi lainnya di dunia ini.

 

Dan kita masih baru saja memulainya. Kita baru saja mulai. Saya memanjatkan doa sehingga kita akan menerima karunia sehingga dapat membangun sebuah asrama.

 

Saya kerap memikirkan tentang saudara saya dan saya sendiri ketika pergi ke sekolah. Usia saya masih 17 tahun dan ibu saya membawa saya ke Baylor dan menginap bersama-sama dengan saya di tahun pertama saya berada di Baylor – usia saya baru 17 tahun.

 

Sungguh sukar bagi saya untuk menyadari bahwa ibu dari seorang anak remaja yang berusia 17 tahun datang ke kota besar Dallas dan hanya meninggalkannya begitu saja. Dia menginginkan semacam jaminan bahwa anak laki-lakinya akan diurus dengan baik.

 

Jadi, saya berdoa untuk memiliki sebuah asrama. Dan ketika seorang anak laki-laki berusia 17 tahun ditugaskan untuh melayani dan mendatangi perguruan tinggi kita, kita memeiliki tempat baginya untuk menetap – atau bagi seorang wanita yang telah memberikan hatinya serta hidupnya kepada Tuhan.

 

Dan saya dapat memberitahukan anda demikian: ketika waktunya akan datang, dan kepada kita telah diberikan asrama tersebut, sebagai ganti memiliki sebanyak 502 orang pelajar, sebagaimana yang kita miliki sekarang ini, kita akan mendapatkan 1.000 orang nantinya. Hal itu akan berkembang dengan sangat pesat.

Tangan Tuhan berada di atas kita. Itulah sebabnya saudara-saudara sekalian berada di sini, bersiap-siap untuk tugas pelayanan yang gemilang dan bermegah, memberitakan serta mengajarkan Firman Tuhan yang sempurna – dan melakukannya untuk meraih pria dan wanita dan keluarga-keluarga untuk Kristus: Penyebaran Injil di atas mimbar.

 

Baiklah, Dr. Allen. Saya menikmatinya untuk membawakannya bersama-sama dengan anda. Apakah ada dari antara saudara-saudara, siapa saja dari antara saudara-saudara sekalian, yang ingin mengatakan tentang apa saja atau yang ingin bertanya mengenai apa saja? Apakah saudara-saudara sekalian ingin memberikan sebuah pandangan?

 

Baiklah, anakku sekalian.

 

Baiklah, izinkanlah saya menjawabnya. Seseorang telah mendatangi Spurgeon, dan berkata kepadanya: “Tuan Spurgeon, semua khotbah anda terdengar serupa.”

 

Dan Spurgeon berkata: “Memang benar. Dari manapun nas yang saya ambil dari dalam surat-surat Paulus, saya membuat sebuah garis lurus kepada Tuhan Yesus.”

 

Dan saya fikir bahwa hal itu dengan mudah menjadi mungkin. Tidak menjadi masalah bagian mana dari surat-surat Paulus yang anda beritakan, dengan mudahnya anda – jika hal tersebut ada di dalam hati anda, dengan mudahnya anda dapat membuat sebuah permohonan kepada Tuhan Yesus. Anda dapat melakukannya. Dan anda dapat mempersiapkan diri untuk melakukannya.

 

Apa?

 

Nak, dengan mudah saya dapat memahami bagaimana seseorang, jika dia tidak memilikinya di dalam hatinya – bagaimana seseorang dapat menggambarkan kebaktian tanggal 4 Juli – sebuah kebaktian patriotik, sebuah kebaktian untuk mengenang Hari Ibu, sebuah kebaktian untuk mengenang Hari Bapa, sebuah kebaktian sore – apapun itu – saya dapat melihat bagaimana memberitakan melalui kitab-kitabnya Paulus, anda dapat sampai kepada pertanyaan yang seperti itu.

 

Saya dapat memberitahumu dengan sebenar-benarnya – setelah mengalami pengalaman selama 71, saya dapat memberitahumu dengan sebenar-benarnya, jika anda memilikinya di dalam hatimu untuk menjelaskan tentang Yesus dan menjelaskan tentang jalan keselamatan – untuk membuat suatu permohonan terhadap orang-orang yang tersesat, anda akan menemui jalan untuk melakukannya. Saya tidak perduli apa yang sedang anda khotbahkan. Anda boleh saja mengambilnya dari Yusnus atau dari Nahum. Atau, mungkin dari kitab Wahyu.

 

Tetapi, tidak menjadi masalah apa, jika kamu memilikinya di dalam hatimu, Tuhan Allah akan menujukkan kepadamu bagaimana kamu akan melakukannya, dan membuatnya menjadi mulia. Dia akan melakukannya.

 

Saya tidak pernah mengatakan hal itu. Tuhan Allah yang mengatakannya. Dan Jalan Roma yang telah kita bicarakan itu: kita semua adalah orang-orang yang berdosa. Dan Kristus telah mati untuk menyelamatkan kita. Kemudian, kita sampai ke pasal yang ke 10.

 

“Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.

Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.

 

Saya tidak pernah mengatakan hal itu. Tuhan Allah yang mengatakannya: Firman-Nya yang sempurna.

 

Saudara-saudara harus mengakui iman kepercayaanmu kepada Tuhan Yesus secara terbuka di depan umum. Tuhan Allah yang mengatakannya demikian. Dan ketika siapa saja – seorang anak kecil, sekeluarga – ketika mereka menerima Yesus sebagai Juru Selamat mereka, Tuhan Allah berkata bahwa saudara-saudara harus berada di depan umum dan secara terbuka dan mengakui komitmen yang telah saudara-saudara perbuat di dalam jiwa saudara-saudara.

 

Mereka harus tundak. Mereka harus tunduk.

 

Sya ingat dengan begitu jelas, ketika memberitakan di daerah Oakland, dalam gereja yang kecil itu, ada sebuah toko di desa yang begitu kecilnya itu. Dan saya sudah kerap berdoa dengan pria itu, malah sampai ingin menangis.

 

Dan hari Minggu yang berikutnya, ketika saya sedang verkhotbah, dia maju ke depan. Maka, ketika saya sudah selesai berkhotbah, saya memberikan ajakan itu. Saya tidak pernah menemui kegagalan untuk menggerakkan ajakan tersebut.

 

Dia datang menuruni lorong itu. Dia menarik tangan saya dan berkata, “Saya menerima Tuhan Yesus sebagai Juru Selamat saya dan saya akan memberikah hidup saya kepada-Nya. Tetapi, saya akan kembali ke tempat duduk saya.”

 

Saya katakan kepadanya, “Anda tidak boleh melakukannya.”

 

Dia berkata, “Ya, karena seluruh hidup saya, saya telah berkata bahwa saya tidak akan pernah berdiri di sana di hadapan orang banyak dan memberitahukan mereka apa yang saya fikirkan tentang Tuhan Yesus. Jadi, saya akan kembali duduk di bangku saya.”

 

Saya menatap kedua matanya – saya hanya seorang anak-anak – saya menatap kedua matanya dan berkata, “Jika anda kembali ke bangku anda, maka anda akan kembali tersesat. Anda tidak dapat diselamatkan dan tidak berdiri di sini dan memberikan hidupmu secara terbuka di depan umum kepada Tuhan Yesus. Jadi, anda hanya membuat keputusan itu. Anda kembali dan anda akan tersesat. Anda berdiri di sini di hadapan sidang jemaat ini dan mengakui Tuhan, dan anda akan diselamatkan.”

 

Dia lama berhenti, memegang kedua tangan saya di atas sana, di depan gereja itu dan pada akhirnya dia berkata: “Aku akan tinggal dan secara terbuka akan mengakui iman kepercayaan saya kepada Tuhan Yesus.”

 

Nah, pendeta, saya tidak mengatakannya. Tuhanlah yang mengatakannya: bahwa anda harus mengakui imanmu kepada Tuhan Yesus secara terbuka di sepan umum. Baiklah, apakah yang akan terjadi seandainya saudara-saudara tinggal di Arab Saudi sana dan melakukan apa saja yang dapat mengakibatkan kepala saudara-saudara dipenggal? Baiklah. Saudara-saudara boleh saja tidak mampu untuk membuat pengakuan akan iman itu di mana sultan atau dengan apapun mereka menyebut pemimpin mereka – di mana mereka mendengarkanmu. Tetapi, akan ada suatu tempat di mana saudara-saudara dapat mengakui iman kepercayaan tersebut – selalu. Dan saudara-saudara harus melakukannya.

 

Apakah kamu memiliki pertanyaan, anakku?

 

Saya benci mengatakan hal ini, karena saya tidak ingin mengkritik gereja-gereja Paulus ini. Tetapi, saya dapat memberitahukan saudara-saudara sekalian apa yang saya fikir telah diajarkan oleh Paulus. Mereka tidak jujur kepada Firman Tuhan jika mereka tidak menggerakkan ajakan tersebut.

 

Baiklah, Spurgeon hanya memiliki jalan yang lain untuk melakukannya. Tetapi, manusia hidup, apakah dia memenangkan orang-orang bagi Kristus! Dan dia mendapatkannya setelah kebaktian. Tapi, saudara-saudara tidak harus melakukannya, saya fikir. Pasti ada di dalam pesan itu sebuah permohonan yang klimaks. Kemudian, saudara-saudara dapat melakukannya seperti apa yang menyenangkan saudara-saudara. Akan tetapi hal tersebut harus dilakukan.

 

Hal itu memang benar – benar-benar secara nyata. Dan saya fikir bahwa Roh Kudus telah berbicara kepada saudara-saudara sekalian.

 

Baiklah nak.

 

Hal itu memang benar. Itulah sebabnya mengapa saya mengatakan seperti apa yang saya katakan. Dan itulah sebabnya kita berada di sini. Marilah kita dengan berdiri dengan berani, dengan penuh semangat untuk Firman Tuhan. Jika Tuhan Allah yang mengatakannya, maka hal itu mengatasinya. Dan saya berdiri di sini sebagai seorang yang menguraikan terhadap penyingkapan yang pasti dan sempurna itu.

 

Semua hal yang telah saudara-saudara baca di dalam Paulus – mengenai pengakuan, mengenai pembaptisan, mengenai penggabungan diri anda sendiri bersama-sama dan segala hal yang lainnya – lakukanlah seperti apa yang telah dikatakan oleh Tuhan Allah. Dan sungguh luar biasa bagaimana Tuhan akan memberkati saudara-saudara di dalamnya.

 Saya mungkin melakukannya secara pribadi, jika saudara-saudara sekalian merupakan seorang Mormon. Tetapi, saya hanya berdiri di sana dan membuka Paulus, menyatakan apa yang dikatakan oleh Firman Tuhan itu. Kemudian tentu saja, permohonan itu dipanjatkan untuk percaya kesaksian dari Firman Tuhan. Tetapi, saya tidak berfikir, di dalam sepanjang hidup saya, secara terbuka, saya pernah menyampaikan sebuah warta di atas sebuah mimbar, di dalam mana saya mencela sebuah agama - Mormonisme atau Saksi Jahowa atau apapun itu. Saya fikir saya tidak pernah.

 

Dan saya akan katakan, setelah bertahun-tahun ini, saya akan tetap mempercayakan pilihan itu kepada saudara-saudara sekalian. Jangan berdiri di sana dan mencaci maki dan merendahkan dan mengutuk iman kepercayaan yang lain atau agama lainnya. Saya tidak perduli apapun itu.

 

Tetapi, nyatakanlah Firman Tuhan. Berteguhlah kepadanya. Dan biarkanlah Roh Kudus membawanya kedalam hati mereka.

 

Saya adalah seorang pengikut yang besar – dan saya memiliki sebuah pesan yang akan saya sajikan di sini tentang Roh Kudus – saya adalah seorang pengikut yang besar di hadapan dan kekuatan Roh Kudus. Dan hal itu bukanlah karena saya percaya kepada Paulus. Karena pengalaman dari hidup saya sendiri.

 

Saya ingat suatu kali – ada kejuaraan antar negara bagian di Oklahoma yang disebut dengan Falls Creek. Biasanya mereka memiliki beberapa puluh ribu orang di sana.

 

Saya berkhotbah di sana, dalam tahun yang terakhir, selama seminggu lamanya. Dan saya ingat suatu ketika berkhotbah di Falls Creek sana, dan para pemimpin dari golongan-golongan agama berada di sana. Saya memulai sejak pukul 11:00 pagi, dan pada pukul 14:00, kami masih berada di tempat kebaktian tersebut, menangis, terisak-isak, berdoa kepada Tuhan atau memuji-muji nama-Nya.

 

Bukankah sungguh indah untuk mendapatkan pengalaman yang seperti itu? Seperti hendak naik ke sorga rasanya. Dan saya fikir, Roh Kudus mampu, ingin mengakui keberadaan-Nya bersama-sama dengan kami. Itu merupakan sebuah perkara yang ajaib ketika saudara-saudara melihat Roh Kudus turun dari atas sana.

 

Baiklah, anak-anak muda. Saya memiliki pengalaman lainnya yang menakjubkan di hadapan saya. Dan saya akan bertemu dengan saudara-saudara sekalian minggu yang akan datang.

 

Saya menyukai hal ini.