HARI-HARI TERAKHIR TUGAS PELAYANAN DR. TRUETT

(THE LAST DAYS OF DR. TRUETT’S MINISTRY )

 

Dr. W. A. Criswell

 

2 Timotius 3:10 – 4:8

07-06-58

 

 

Hal itu membawakan sebuah kesempatan bagi kita untuk membuat hari ini menjadi sebuah hari untuk memelihara panggilan dari nabi-nabi dari Kitab Perjanjian Lama, yang kembali kepada bangsa Israel, berkata: “Lihatlah kepada batu dari mana engkau ditebang, dan kepada lubang terowongan tersebut dari mana engkau telah digali sebelumnya. Lihatlah kepada Abraham bapamu dan kepada Sarah, yang telah mengandung engkau.” 

 

Gereja ini memiliki sejarah besar yang termashyur dan mulia di dunia ini. Sesekali, Tuhan Allah sendiri yang memanggil kita untuk melihat kembali kepada leluihur kita – mengenang sejarah kita, kemudian mempersiapkan diri kita sendiri terhadap tugas-tugas yang menanti kita di depan. Setiap keluarga, setiap negara, setiap bangsa yang melihat dengan pandangan meremehkan dan menghina kepada masa lalu mereka tidak akan mendapatkan masa depan yang mulia dan berharga. 

 

Maka hari ini adalah hari yang telah kita sisihkan untuk mengingat masa lalu dan tahun-tahun yang telah berlalu itu, dan yang menjadi kemurahan, berkat serta mensyukuri Tuhan yang begitu indahnya memperkayai – masa lalu kita, sejarah kita, para leluhur dari masa lalu kita. 

 

Surat-surat penggembalaan itu telah memberikan suatu wawasan yang begitu indah kepada kita ke dalam hari-hari terakhir dari rasul Paulus. Kalau bukan karena surat-surat penggembalaan tersebut, kita tidak akan mengetahui bagaimana hidup rasul tersebut berakhir. Kisah hidupnya di dalam Kisah Para Rasul ditutup dalam pasal yang ke dua puluh delapan, dengan Paulus sebagai seorang tahanan di kota Roma, berdiam di rumah yang di sewanya sendiri, merasakan kemerdekaan untuk memberitakan Injil kepada siapa saja yang ingin mendengarkan. 

 

Di dalam surat-surat penggembalaan tersebut, kita menemukan penyingkapan tentang akhir hidup rasul tersebut, yang telah dibebaskan dari penahanannya yang pertama, yang memberitakan Injil, sepertinya ke seluruh wilayah kekaisaran Romawi, dan yang sampai kepada kemartirannya di bawah pemerintahan Nero, hanya sesaat sebelum Nero membunuh dirinya sendiri. 

 

Dan di dalam Kitab Surat yang kedua kepada Timotius, dia menuliskan doanya yang terakhir:

 

“Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi pernyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya.

Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran

Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.

Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.

Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!

Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat.

Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.

Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.

 

Dan kalimat itu mengakhiri hidup dari rasul Paulus. Saya tidak berada di sana, di tahun-tahun terakhir tugas pelayanan Dr. Truett. Secara pribadi saya tidak mengenal beliau. Dari waktu ke waktu saya hanya melihat beliau ketika saya sedang bertumbuh. Jadi, ketika saya menyampaikan amanat ini, amanat ini diambil dari laporan surat kabar. Dan saya telah membaca semua isi majalah dan surat kabar ini, dan dari catatan-catatan ini, saya telah mempersiapkan penyajian tentang tahun-tahun terakhir tugas pelayanan dari pendeta besar tersebut. 

 

Grace Noll Crowell, seorang pujangga resmi dari Texas, menuliskan sebuah pusi sebagai penghargaan kepada Dr. Truett, sebuah soneta. Dan wanita itu membacakannya pada sebuah acara makan malam yang dipersembahkan kepada pendeta besar itu di gedung Peruruan Tinggi Mary Hardin Baylor College pada bulan Februari tahun 1940. Dan inilah soneta tersebut:

 

Kami menaikkan patung-patung perunggu kepada rekan kami

Yang pelayanannya telah menjadi agung dalam beberapa alasan yang baik,

Lebih baik bagi kami untuk memberikan penghormatan kami

Ketika mereka masih bersama dengan kami

Kemudian pada hari ini kami berhenti sejenak

Di hadapan seorang pria yang telah ditinggikan oleh Tuhan,

Yang tinggal dan bergerak, hidup untuk setiap panggilan.

Yang memegang air kehidupan di dalam sebuah piala,

Dan setiap hari memecah-mecah roti hidup Kristus

untuk semua bahu dan kepala diatas kerumunan yang berdiri,

Sebuah tiang api di dalam komunitasnya.

Semangatnya bagi jiwa telah membangkitkan negeri lainnya,

Walaupun demikian tidak ada yang lebih rendah hati daripada dia di dunia ini.

Pelayanannya bukanlah pelayanan yang meresahkan dunia di bawah kubur,

Tetapi bergelora, untuk waktu yang lama dan tetap, untuk Tuhannya.

 

Awal dari empat puluh lima tahun pelayanannya sebagai seorang pendeta dari gereja yang gemilang ini telah dirayakan pada hari Minggu yang kedua di bulan September, tahun 1941. Seorang wartawan menuliskan, “Bob Coleman, pada satu titik waktu dari pelayanan-pelayanan itu mengenali empat puluh lima orang-orang tua yang menghadiri pelayanan pertama Dr. Truett di wilayah penjemaatan di Dallas, empat puluh empat tahun yang lalu.” Maka, menurut kepada wartawan ini, pada hari Minggu yang kedua bulan September, tahun 1941, ada sebanyak empat puluh lima orang yang berada di dalam kongregasi yang menghadiri pelayanan pertama Dr. Truett di wilayah pelayanan kota Dallas, yang terjadi pada hari Minggu kedua bulan September, empat puluh empat tahun yang lalu. 

 

Nah, apakah ada seseorang di sini - apakah ada seseorang di sini, salah satu dari keempat puluh lima orang di tahun 1941 itu, apakah ada seseorang di sini yang hadir ketika Dr. Truett menjadi gembala dari gereja ini? Jika ada, maukah anda berdiri? Apakah ada orangnya di sini? 

 

Baiklah. Diberkatilah hati mereka. Berapa banyak? Jemaat itu menghitung ada lima orang. Satu, dua, tiga, empat, lima. Ada seorang lagi. Dan Ny. Tenney, jadi ada enam orang. Baiklah. Diberkatilah mereka! Ada sebanyak enam orang dari keempat puluh lima orang yang hadir pada tahun 1941 itu, yang hadir pada pelayanan pertama Dr. Truett di kota Dallas ini. 

 

Nah, saudara-saudara harus membantu saya. Saya tidak pernah berfikir untuk menghitungnya. Saya tidak akan memiliki pemikiran bahwa akan ada kecuali mungkin ada satu. Berapa tahun yang lalukah itu? Enam puluh satu tahun yang lalu. Peristiwa itu terjadi enam puluh satu tahun yang lalu. Betapa Tuhan Allah telah memberkati keenam saudara-saudara yang luar biasa ini! 

 

Pada kesempatan awal pelayanan Dr. Truett yang empat puluh lima tahun itu di dalam gereja ini, dia berkata – dan ini merupakan sebuah kutipan dari ceramah yang diberikannya pada hari itu: 

 

Injil dan perbuatan dari orang-orang Kristen bertumbuh lebih baik dan lebih mesra setiap hari dalam kehidupan saya. Dulu saya berambisi untuk menjadi seorang pengacara. Akan tetapi Tuhan menginginkan saya untuk menjadi seorang gembala Tuhan. Sekarang, seandainya Tuhan akan menganugerahkan seribu nyawa dan berkata kepada saya, “Engkau ingin menjadi seorang pengacara. Tetapi, Aku menginginkan engkau untuk menjadi seorang gembala. Nah, pilihlah akan menjadi apa yang engkau inginkan dengan seribu kehidupan.” Tanpa sedetikpun diliputi keragu-raguan, saya akan memilih untuk memberitakan sampai akhir dari setiap orang dari mereka; merasa gembira seandainya, dengan nafas saya yang terakhir, saya boleh menyebutkan nama-Nya, memberitakan Dia kepada semuanya dan menghembuskan nafas di dalam kematian, “Lihatlah! Lihatlah kepada Anak Domba itu!”

 

Kakek saya meninggal dunia ketika sedang memberitakan Injil. Ketika dokter berkata bahwa dia hanya memiliki waktu untuk hidup yang tidak lama lagi, dia meminta untuk diberikan penyangga di tempat tidur, memanggil para tetangga untuk masuk ke kamar, dan meninggal dunia saat sedang berbicara dengan mereka tentang Injil. Saya tidak dapat meminta untuk suatu hal yang lebih baik lagi.

 

Demikianlah diambil dari warta yang disampaikannya di sini pada perayaan yang ke empat puluh lima, awal dari pelayanannya selama empat puluh lima tahun sebagai seorang pendeta gereja. 

 

Sekarang, dalam surat kabar Dallas Morning News, tertanggal pada hari Minggu tanggal 13 September tahun 1941, tertulis sebuah berita utama yang hebat: “Pangeran dari Semua Pendeta Memulai Pelayanannya Selama Empat Puluh Lima Tahun Dalam Mimbar Dallas Pada Hari Minggu.” Sekarang, di dalam terbitan yang sama, sebuah artikel yang sangat panjang dituliskan oleh Dr. J. B. Cranfield yang mana diberi judul dengan, “George W. Truett, Gembala Terbaik Yang Dikasihi Di Dunia Ini.” Saya telah mengutip dari sepanjang artikel dari surat kabar itu, yang telah dituliskan oleh Dr. Cranfield pada saat permulaan tahun ke empat puluh lima Dr. Truett sebagai seorang pendeta dai gereja ini. Sekarang kita akan mengutip dari apa yang dituliskan oleh Dr. Cranfield:

 

“Pada hari ini, George W. Truett memulai tahun ke empat puluh limanya sebagai pendeta dari gereja First Baptist Church di sini. Dia datang ke mari ketika dia berusia tiga puluh tahun. Spurgeon meninggal dunia ketika Dr. Truett masih berusia dua puluh lima tahun. Dia tidak pernah melihat pendeta hebat dari Inggris tersebut, tetapi dia telah begitu banyak berkhotbah di dalam Kemah Tuhan Spurgeon di London. 

 

Di tahun 1897, saya adalah seorang editor dari Standard Baptist, yang saya dirikan pada tahun 1892, dan yang telah diterbitkan kemudian di Waco. Di antara sahabat-sahabat dekat saya kemudian dan sampai kematiannya bertahun-tahun kemudian, adalah Kolonel W. L. Williams, seorang Diaken senior di gereja First Baptist Church kota Dallas. Sembari berkunjung bersama-sama dengan dia pada saat musim semi tahun 1897, dia meminta saya untuk menyebutkan sebuah nama yang memenuhi syarat sebagai pendeta di First Baptist Church, karena pendeta sebelumnya, Dr. C. L. Seasholes baru-baru ini telah mengundurkan diri. 

 

Tanpa sekejappun diliputi keragu-raguan, saya memberikan nama George W. Truett, yang telah menjadi penduduk Waco, seorang pendeta muda di gereja First Baptist Church di Waco Timur, di mana baru-baru ini dia telah mendirikan sebuah bangunan gereja yang baru, dan seorang aggota kelas yang lulus pada tahun itu dari Universitas Baylor.

 

Dengan segera, pemanggilan itu dilakukan kepada Dr. Truett, dan pada hari Minggu kedua di bulan September tahun 1897, dia mengajarkan khotbah pertamanya sebagai seorang pendeta.

 

Dan keenam orang ini berada di sana. Kemurahan hati Tuhan! Kemudian Dr. Cranfield meanjutkannya, “Pada saat itu, gereja First Baptist Church telah beribadah di sebuah bangunan gereja yang baru pada mana terdapat suatu kewajiban akan pembayaran utang yang sangat besar.” Dan dengan terus menerus saya mendengar referensi kepada hutang yang besar tersebut di gereja pada saat Dr. Truett datang untuk menjadi seorang pendeta di gereja ini. Saya menemukan apa kewajiban utang tersebut. Apakah saudara-saudara tahu apa gerangan kewajiban itu? Apakah saudara-saudara ingat? Paulus Danner akan mengetahuinya. 

 

Kewajiban hutang yang besar itu, yang menjatuhkan bobot gereja tersebut, dan di bawah mana gereja tersebut berjuang dengan bekerja keras, dengan secara menyedihkan terkait dengan  - kewajiban hutang sebesar sepuluh ribu dollar. Bagian dari gereja itu merupakan bangunan asli gereja itu. Menara yang berada di pojokan jalan Ervay dan Patterson merupakan menara yang berada di atas gereja asli. Bangunan itu telah diselesaikan lima tahun sebelumnya. 

 

Jumlah keanggotaan total ketika Dr. Truett datang adalah sebanyak tujuh ratus lima belas orang. Semua selain dari pada menurut Baptist menyusul Dr. Truett ke kota Dallas. Dan sekarang, Dallas merupakan pusat gereja Baptist untuk bagian Barat Daya. 

 

Yang pertama datang adalah Baptist Standard. Dr. Cranfield meminahkan Baptist Standard ke sini sekitar empat bulan sebelum Dr. Truett datang. Yang pertama datang ialah Baptist Standard, yang pindah ke kota Dallas Januari berikutnya. Lalu kemudian datanglah Dewan Eksekutif Baptist. Lalu kemudian telah didirikan Perguruan Tinggi Kedokteran Baylor, Rumah Sakit Baylor, Universitas Sekolah Keperawatan Baylor, Sekolah Kedokteran Gigi. Dan akhirnya, datanglah Dewan Tunjangan dan Pertolongan, Relief and Annuity Board – satu-satunya dewan konvensi gereja Baptist Bagian Utara di sebelah barat Mississippi. 

 

Di dalam artikel yang dituliskan oleh Dr. Cranfield akan hal tersebut – diterbitkan di dalam surat kabar pada hari Minggu tersebut – di dalam artikel itu, dia berbalik dan membahas keseriusan Dr. Truett's, dan apakah dia pernah tersenyum. Karena di sepanjang hidup saya, ketika saya tumbuh sebagai anak laki-laki, bahwa Dr. Truett tidakpernah tersenyum. Saya tidak pernah melihat dia tersenyum. Maka Dr. Cranfield melanjutkan, “Sekali ketika berada di kota Dallas ini, seorang wanita yang baik yang hanya melihat Dr. Truett di atas mimbar bertanya kepada Ny. Truett, ‘Apakah Truett pernah tersenyum?’ Dengan penuh semangat, Ny. Truett menjawab, 'Tentu saja dia pernah tersenyum. Apakah anda berfikir bahwa saya menikah kepada sebuah batu nisan?’”

 

Lalu kemudian Cranfield melanjutkan, “Di dalam periode waktu beristirahat, pendeta besar itu akan bercerita tentang sebuah lelucon. Ketika Peter Clark McFarlane, seorang penulis editorial dari majalah mingguan Collier Weekly, datang berkunjung ke kota Dallas beberapa tahun yang lalu untuk untuk menuliskan sebuah sketsa karakter Dr. Truett, Robert H. Coleman mengadakan sebuah perjamuan makan siang untuk Mr. McFarlane dan beberapa orang tamu yang turut diundang. “Istri saya dan saya – Dr. Cranfield dan istrinya” – berada di antara tamu-tamu tersebut. Dr. Truett menceritakan kisahnya: “Seorang pemuda yang merasa takut-takut yang akan pergi melihat kekasihnya selama berbulan-bulan meminta untuk suatu sore di musim panas tertentu dan kekasihnya itu menghibur dia di serambi rumah di mana mereka saling mendekapkan diri di belakang semak-semak dan pohon anggur kamperfuli. Pada kesempatan itu dia bertindak perlahan-lahan sesuai dengan keinginannya, dan kemudian wanita itu bertanya, 'Mengapa engkau tidak mencium saya?’ Dia menjawab, 'Ada pasir di dalam mulut saya.' Wanita itu berseru, ‘Telanlah. Engkau butuh itu.’” 

 

Kemudian Dr. Cranfield melanjutkan. “Di dalam tugas mimbarnya, Dr. Truett merupakan seorang yang serius. Hanya ada satu kali dalam waktu yang lama bahwa ada sebuah kilasan lelucon yang dicatat di dalam khotbah-khotbahnya. Hanya ada satu yang dapat saya ingat. Dia sedang berbicara tentang kebodohan tentang penimbunan sejumlah uang untuk menjadi bermalas-malasan, tidak bergiat dan kesia-siaan. “Untuk mencari tahu apa yang ada di dalam pikirannya dia berkata – sekarang dia mengutip dari apa yang dikatakan oleh Dr. Truett – ‘Tidak berapa lama yang lalu, saya sedang berbincang-bincang dengan John D. Rockefeller, yang bereputasi sebagai orang terkaya di dunia ini, yang merupakan seorang sahabat bagi saya. Saya mengucapkan selamat kepadanya atas kesuksesan yang diraihnya di dalam usahanya dan menambahkan bahwa dia pasti seorang yang sangat senang.’ ‘Tidak,’ Rockefeller senior itu menjawabnya, ‘Saya tidak bergembira sama sekali. Apa yang saya peroleh ialah tiga kali makan sehari dan pakaian. Makanan saya tidak dicerna dan pakaian saya tidak cocok.’” 

 

Dari apa yang saya dengar dari Dr. Truett saya mungkin akan berkata, yang mana hanya pada acara-acara konvensi dan tempat-tempat seperti itu saja satu-satunya waktu saya pernah mendengar orang tertawa ketika Dr. Truett berbicara di Ridgecrest, pada acara mingguan para pendeta. Sekali waktu saya mendengarnya di sana. Dan dia sedang berbicara tentang kaum spiritualis. Dan waktu itu dia sedang berbicara tentang kaum pengantara yang berkata bahwa mereka dapat bercakap-cakap dengan orang yang sudah mati. Dan Dr. Truett melukiskan beberapa dari antara mereka serta pesan-pesan yang mereka dapatkan daro orang yang sudah mati itu. An pengamatannya yang terakhir adalah: “Yang saya dapat katakan tentang hal itu,” kata Dr. Truett, “adalah demikian. Seandainya itu saja yang akan dikatakan oleh orang-orang yang sudah mati itu, marilah kita untuk tidak mengganggu mereka. Tidak pantas untuk melakukannya.” 

 

Di dalam sebuah artikel dalam surat kabar harian Dallas Morning News, dituliskan oleh Felix R. McKnight, tertanggal tahun 1944, adalah kata-kata ini. Sekarang saya akan mengutip dari apa yang dikatakan oleh McKnight: “Dari sekian banyak pelayanan yang diberikan oleh Dr. Truett's, salah satu yang terhebat yang diberikannya ialah pemenangan jiwa dengan jalan surat menyurat. Ada sebanyak dua pagi hari dari setiap minggunya, dia bertekun untuk menjawab ratusan  surat dari orang-orang yang meminta nasehatnya. Jika sekretarisnya tidak berada di tempat, dia menjawab mereka dengan tulisan tangannya sendiri. “Saya tidak dapat berhenti dari tugas suci ini seandainyapun saya ingin melakukannya,” Dr. Truett pernah berkata sekali, “ketika saya tahu berapa banyak yang telah saya arahkan kepada Kristus, dan melihat seruan yang terus-menerus dicurahkan kepada saya, saya tidak akan berhenti jika saya dapat.”

 

Dan di sana, terjatuh ke dalam tangan saya salah satu dari sekian banyak surat yang telah dituliskan oleh Dr. Truett. Setelah pulang dari gereja, sudah begitu lama surat yang satu ini sampai ke dalam tangan saya. Saya pernah kehilangan surat ini. Saya menemukannya di dalam sebuah amplop yang telah saya simpan, dan saya tidak dapat mengingat di bawah keadaan apa surat ini telah diberikan kepada saya. Akan tetapi dengan surat yang kepada siapa dialamatkan itu, surat itu ditujukan kepada Tuan Mr. Zeb Lapelle, atau Lapellé - L-a-p-e-l-l-e – di kota Washington D.C., dan surat itu bertanggal 6 bulan Februari, tahun 1899.  Dan bersama dengan surat tersebut, saya mendapatkan sebuah kartu pribadi dari Zeb Lapelle, atau Lappellé. Dan dia menuliskan alamat barunya di Washington. Dia seorang kepala operator cetak, seorang direktur – dia seorang kepala operator cetak, dan di kartu itu dia menuliskan kata “berhenti.” Saya pernah melihat orang ini dengan jelas di kota Washington atau di mana saja, dan dia memberikan kartu ini kepada saya dan bertanya kepada saya seandainya saya menginginkan surat yang telah dituliskan oleh Dr. Truett kepadanya itu. 

 

Sebagai seorang pemuda, dia meninggalkan gereja itu dan berangkat ke Washington, akan tetapi saya tidak dapat mengingatnya. Jika salah seorang dari antara saudara-saudara dapat mengingatnya, saya akan sangat menghargainya. Sekarang, saya ingin membaca surat ini, yang sangat menjadi ciri-ciri dari sekian banyak pelayanan dari Dr. Truett, sebagaimana yang dituliskannya kepada begitu banyak orang yang berbeda. 

 

Nah, surat ini, saya katakan, dituliskan tanggal 6 Februari tahun 1899. Tuan Zeb Lapelle, Jalan 25 Timur Laut, Washington D.C: 

 

Saudaraku yang terkasih, Lapelle, surat anda yang ke dua puluh empat telah saya terima beberapa hari yang lalu, dan telah diperhatikan dengan senang hati. Saya merasa bergembira pada keadaan sekitar anda yang menyenangkan dan dengan harapan anda secara umumnya. Anda berada di dalam posisi untuk dapat membuat kemajuan di dalam pengembangan diri anda sendiri. Mungkin kota yang paling menarik dari seluruh negeri sejauh ini adalah ibukota nasional kita. Satu kali saya pernah menghabiskan waktu selama seminggu di sana dengan kegembiraan yang selalu meningkat dalam setiap jam saya menginap di sana. Saya fikir, anda sudah dengan bijaksana pada hubungan gereja saudara, dan saya memanjatkan doa bahwa anda boleh menjadi sangat bergembira dan dengan khusus sangat berguna di dalam keanggotaan yang seperti itu. Melihatnya, apapun yang anda lakukan atau tidak lakukan, bahwa kehidupan spiritual anda tidak terlalaikan. Hanya saja di sini, tak terhingga jumlah anak-anak muda yang menderita karena tekanan kewajiban akan kedewasaan anak-anak muda yang ambisius, mereka lelai untuk perduli terhadap hidup mereka yang lebih baik. Dengan tulus saya percaya bahwa hal itu tidak akan terjadi kepada anda. Mengingat bahwa tidak ada yang dapat menggantikan tempat perbuatan pribadi yang bersungguh-sungguh untuk Juru Selamat. Saya percaya bahwa saya tidak perlu untuk memberikan saran sehingga anda dapat membuatnya sebagai maksud dari kata hati, sehari-harinya untuk bagian yang sama akan pekerjaan Tuhan dan untuk mencari dengan cara berdoa untuk mengetahui kehendak-Nya berkaitan dengan anda. Saya menikmati kenangan anda yang menggembirakan tentang kunjungan anda dengan kami di sini, dan saya sangat merasa puas bahwa anda telah menerima banyak berkat dari pelayanan kami.

 

            Surat itu adalah caranya yang rendah hati – dengan jelas pemuda itu berbicara tentang apa yang dimaksudkan oleh Dr. Truett kepadanya. Bukankah itu merupakan cara yang luar biasa untuk berbicara tentang hal tersebut? 

 

Saya menikmati kenangan ketika anda menginap di sini, dan saya sangat merasa puas bahwa anda telah menerima banyak berkat dari pelayanan kami. Pesan anda kepada serikat para pemuda akan diberikan sebagaimana seharusnya diberikan, dan sayamerasa yakin hal itu akan sangat dihargai. 

 

Mengetahui bahwa perhatian anda akan disimpan dengan baik di dalam pikiran kami, dan saya memanjatkan doa bahw ahal tersebut akan menjadi sangat berharga di hadapan Tuhan. Hanya dengan mempercayakan jalan kita kepada-Nya, dan dengan pasti dia akan mengarahkan seluruh langkah-langkah anda. 

 

Dengan perhatian yang lembut serta kemuliaan orang-orang Kristen,

Sahabat anda,

George W. Truett.

 

Nah, dapatkan saudara-saudara memikirkan hal yang lebih baik dari pada meminta waktu jeda serta menuliskan surat kepada seorang anak laki-laki yang baru saja pergi ke kota Washington? 

 

Sekarang, pada tanggal 8 July tahun 1944, pada pagi hari itu, pada hari Sabtu pagi, surat kabar Dallas News muncul dengan sebuah berita utama yang besar: “Dr. George W. Truett, Pelayan Dunia itu, Telah Meninggal Dunia.” Lalu kemudian kalimat yang pertama: “Dr. George W. Truett, pangeran dari para pemberita, yang Injilnya sangat baik” – bukankah itu merupakan sebuah kelompok kata yang luar biasa – “yang Injilnya sangat baik meresap sampai ke penjuru dunia, telah meninggal dunia pada hari Jumat pukul 23:50. Meninggal dunia pada usianya yang ke tujuh puluh tujuh tahun, Dr. Truett, lahir pada tanggal 6 Mei, tahun 1867, di pegunungan Blue Ridge Mountains di Carolina Utara, menghabiskan empat puluh tujuh tahun terakhir dari hidupnya sebagai seorang pendeta di gereja First Baptist Church.”

 

Pada keeseokan harinya, hari Minggu pagi, tanggal 9 Juli 1944, ada sebuah editorial di surat kabar Dallas News, sebuah bagian kecil dari mana saya akan mengutip:

 

Sebuah hati yang telah meliputi bumi di dalam kekhawatirannya dan sebuah suara yang telah menggerakkan jiwa manusia dengan kuasa pembaharuan masih ada pada hari Jumat malam ketika pesan kematian telah memanggil George W. Truett dari pekerjaan keduniawiannya. Meskipun demikian pengaruh dari hamba Tuan ini akan persis seperti sebuah sungai dari air hidup. Perkataannya serta perbuatannya akan dikenang sampai pada generasi yang akan datang. 

 

Bukan hanya di kota Dallas ini saja, di mana sebagai pendeta dari gereja First Baptist Church dalam suatu periode waktu yang bertahun-tahun, tetapi selama setengah abad kurang tiga tahun, Dr. Truett telah memenangkan kemuliaan dan keyakinan dari seluruh manusia.

 

Satu hari di dalam gereja First Church di kota Dallas akan memulihkan setiap keyakinan manusia di dalam vitalitas akan agama dari orang-orang Kristen. 

 

Oh, sungguh sebuah kalimat yang luar biasa! 

 

Satu hari di dalam gereja First Church di kota Dallas akan memulihkan setiap keyakinan manusia di dalam vitalitas akan agama dari orang-orang Kristen.

 

Di seluruh dunia orang-orang Kristen, akan ada penderitaan atas berlalunya beliau. Meskipun demikian duka cita tersebut akan diredakan oleh penghargaan terhadap orang yang seperti dia telah hidup dan bekerja di antara kita semua. Hidupnya merupakan sebuah sumbangan kepada kebaikan dari manusia.

 

Pada hari Jumat tanggal 7 Juli tahun 1944, dia telah meninggal dunia. Pada hari Senin tanggal 10 Juli, tepat pada pukul empat, kebaktian pada upacara penguburannya  diselenggarakan di dalam auditorium ini. Peti jenazah itu di bawa masuk ke dalam gereja pada pukul sebelas tiga puluh. Tubuh tersebut terbaring kaku sampai pada saat upacara penguburannya tiba. Aliran manusia yang melintas seperti apa yang telah dilukiskan oleh surat kabar Dallas News di dalam sebuah berita utama mengatakan, “Lebih Dari Dua Puluh Ribu Orang Sahabat Menyaksikan Jenazah Itu.” 

 

Kota itu, desa itu, kantor-kantor pemerintah, serta pengadilan ditutup sebagaimana juga dengan banyaknya toko-toko. Pameran karangan-karangan bunga, enam truk yang penuh dengan muatan bunga, digambarkan di dalam koran tersebut. Dan satu pengaturan bunga yang unik, yang mana berdasarkan gambar tersebut berdiri di sebelah sini, karangan bunga tersebut berbentuk sebuah Alkitab yang terbuka dengan kata-kata sebagai berikut, “Engkau akan menyelesaikan,” pekerjaan ke dalam lembaran-lembaran halaman Alkitab. 

 

Nah, koran tersebut juga mencetak pidati penguburan dari Robert H. Coleman, dan saya mengutip dari pidato penguburan dari Bob Coleman:

 

George W. Truett merupakan jiwa terbesar yang pernah saya jamah. Saya datang ke kota Dallas pada bulan Februari tahun 1901, dan lebih dari empat puluh tiga tahun, saya sudah sangat dekat dengan dia. Pertama saya menjadi asisten beliau pada bulan Desember tahun 1904. Saya mengasihinya serta menghormatinya jauh di atas semua orang di bumi ini, kecuali Bapa Pelayan saya Yang terhormat. 

 

Selama bertahun-tahun Dr. Truett telah menjadi seorang yang menahan penderitaan yang hebat. Dan sementara kita tidak mampu – selama berbulan-bulan, Dr. Truett telah menjadi seorang yang menahan penderitaan yang hebat. Dia terbaring sakit sekitar setahun lamanya. Dan sementara kita tidak dapat memahaminya, meskipun kita tahu bahwa Tuhan Allah tahu dan perduli. Menderita merupakan bagian dari pada rencana Tuhan untuk mendirikan serta memperkaya hidup.

 

Orang Kristen terbesar di dunia telah menjadi penderita terbesar di dunia. Kepada kita telah diberitahu bahwa Kristus mendapatkan kesempurnaan melalui penderitaan. Jika kita menderita bersama dengan Dia, kita akan memerintah bersama-sama dengan diri-Nya.

 

Surat kabar ini melaporkan pidato Bob Coleman pada saat upacara penguburan. 

 

“Di sore hari, kita mengatakan sesuatu tentang matahari, ‘Matahari telah pergi.’ Pergi ke mana? Benda itu hanya tidak tampak dari pandangan mata kita untuk memancarkan terang kepada bagian bumi yang lainnya. 

 

Kita mengatakan kapal itu berlalu di balik kaki langit dan menghilang, ‘benda itu sudah pergi.’ Pergi ke mana? Benda itu hanya menjalani jalannya melalui perairan yang tak berujung itu untuk menemukan sebuah tempat bernaung di pelabuhan lainnya. 

 

Pendeta kita telah pergi untuk mencari tempat peristirahatan di pelabuhan lainnya dan untuk bersinar di kerajaan lainnya. Pendeta itu tidak pergi ke dalam kegelapan, karena Tuhan adalah terang. Dia tidak kesepian, karena Kristus bersama-sama dengan dia. Bukan ke negeri yang tidak dikenal, karena Juru Selamat berada di sana

 

Oh, malaikat, memikul Injil yang kekal kepada orang banyak, terbanglah lebih cepat, terbanglah lebih cepat lagi. Dan seandainya saudara-saudara tidak dapat terbang lebih cepat, maka percayakan pesan anda yang berharga kepada pendeta yang terkasih itu, dan dia akan memikulnya kepada pujian dari kemuliaan Tuhan dan kepada sukacita kemanusiaan. 

 

Pada hari ini kita tidak dapat berbuat apa-apa kecuali meresakan bagaimana kita telah menjadi kaya dan betapa miskinnya kita sekarang. Di dalam perkataan Elisa, kita berkata: “Bapaku, bapaku, kereta kuda dari Israel, dan beserta dengan para penunggang kudanya.” Pada hari ini perintah Tuhan telah menggerakkan kita. “Musa, hamba-Ku itu telah pergi. Dari itu, bangkitlah, pergilah melalui sungai Yordan ini.”

 

Memang benar Bob Coleman! Tuhan memberikan waktu satu setengah tahun kepadanya. Dan saya fikir, Tuhan melakukannya untuk membantu saya: “Musa hamba-Ku telah pergi. Bangkitlah. Pergilah. Seberangilah sunagi Yordan ini.” 

 

Untuk menggambarkan kebaktian itu, wartawan berita tersebut berkata: “Pada kebaktian yang sederhana di depan makam itu, Robert H. Coleman membaca Kitab Suci dari kitab 1 Tesalonika 4:13-18, sebuah penghiburan berkaitan dengan kebangkitan dari orang-orang Kristen yang telah mati. Seperti Dr. Truett yang terbaring untuk beristirahat di dalam kuburan yang berdiri pada sebuah bukit, sahabatnya yang paling akrab Coleman meninggalkannya dengan ucapan-ucapan ini:” 

 

Sekarang, lihatlah keindahan dari puisi singkat yang telah dikutip oleh Coleman ini:

 

Hangatnya mentari musim panas,

Bersinar dengan terang di sini.

Sepoi-sepoi angin selatan berhembus,

Berhembus lembut di sini.

Hijau lapisan tanah yang di atas,

Terbaring untuk menerangi, terbaring untuk menerangi.

Selamat malam, hati yang besar, selamat malam.

Kami akan menjumpaimu pagi hari nanti.

 

Dan hal itu menutup tugas pelayanan dari pendeta yang tiada bandingannya itu. 

 

Sekarang, kita tidak mengudara lagi. Saya ingin berbagi dengan saudara-saudara tentang sesuatu yang telah terlebih dahulu saudara-saudara ketahui. Saudara-saudara sekalian berada di sini pada saat saya datang untuk memikul kejutan ini – dan bagi seorang yang masih muda, sebuah komitmen, sebuah tugas, yang dapat meremukkan jiwa. 

 

Ketika saya masih kecil, masih remaja, saya pergi ke Amarillo untuk mengunjungi saudari perempuan saya. Dan sementara saya berada di sana, Dr. Truett menyelenggarakan sebuah pertemuan kebangunan. Itulah kali pertama saya melihat beliau. Di dalam kebanyakan keluarga Baptist, Dr. Truett terlihat sebagai seorang nabi, seorang hamba Tuhan yang terbesar. Dan di antara tembok gereja di sudut jalan 9 dan Polk, dan sebuah gedung pendidikan semi permanen yang terbuat dari kayu, dulu ada sebuah jalan setapak dari kayu menuju bagian belakang gereja. 

 

Saya berdiri di sana sendirian sebagai seorang anak kecil. Dan Dr. Truett berjalan menuruni jalan setapak dari kayu tersebut, dan di mana jalan itu berbelok naik ke atas menuju ke gereja, di situlah saya sedang berdiri. Dia berjalan menuruni jalan setapak itu di mana saya masih seorang anak kecil dan dia melihat kepada saya – berhenti dan melihat kepada saya, sepertinya saudara-saudara tidak akan melupakan tatapan mata itu. Melihat. Dan pada hari-hari yang telah berlalu, di dalam tahun-tahun yang telah berlalu, saya bertumbuh menjadi seorang pemuda dan sebagai seorang gembala muda. Dan mereka menyelenggarakan pertemuan-pertemuan kebangunan yang serentak di seluruh gereja di Atlanta, Georgia, dan saya sedang melayani di gereja Kirkwood Church, di mana Dr. White – sekarang gereja First Church kota Houston – merupakan pendeta di sana. Dan Dr. Truett berada di gereja First Baptist Church di kota Atlanta melayani dengan pendeta Dr. Ellis Fuller. 

 

Pada suatu hari, di dalam kebangunan yang serempak itu, semua perkumpulan warga datang bersama-sama ke pusat kota di dalam sebuah Aula yang luar biasa luasnya serta mendengarkan kepada khotbah dari Dr. Truett. Saya duduk di tengah-tengah aula yang besar itu, sedikit agak dekat ke depan, dan untuk hal yang paling ganjil, Dr. Truett, duduk di sana, persis di samping podium, Dr. Truett melihat kepada saya – lama sekali, duduk di sana saja, melihat kepada saya. Saudara-saudara tidak akan pernah melupakannya. Kedua mata itu, cara beliau dapat melihat, dengan waktu yang sangat lama, melihat kepada saya. 

 

Ketika Dr. Truett meninggal dunia – saya tidak dapat mengingat, akan tetapi, segera setelah hal itu – saya bermimpi, dan mimpi itu sama nyatanya dengan berdirinya saya di sini pada hari ini. Saya pernah berada di dalam auditorium ini, ketika saya baru lulus dari Baylor. Duduk di sebelah sana, di sebelah kiri saya, menghadiri sebuah pertemuan BSU pada hari Minggu pagi, dan Dr. Truett berkhotbah. Satu-satunya waktu ketika saya berada di sana. 

 

Saya bermimpi bahwa saya, berada di antara dua orang, berjalan di pintu belakang sana, menaiki anak-anak tangga itu, dan duduk di balkon sebelah sana. Bagian depan gereja itu ditutupi oleh bunga-bunga, dan gereja tersebut bermandikan air mata. Semua orang sedang menangis. Semuanya. Semua orang di lantai yang lebih rendah ini, di tempat paduan suara, di sekeliling balkon, dan di sebelah saya, semua orang sedang meneteskan air mata. 

 

Orang yang duduk di sebelah kiri saya berdiri, berpaling kepada saya dan berkata, “Pendeta besar itu telah pergi. Anda harus – waktunya telah tiba ketika anda harus menggantikan tempatnya.” 

 

Saya berkata, “Tidak, tidak. Bukan saya.” 

 

Dan ketika saya mengatakannya, orang yang berada di sebelah kanan saya meletakkan tangannya di atas lutut saya dan saya berbalik untuk melihatnya. Dan dia adalah Dr. Truett, dengan pandangan mata yang sama dengan yang pernah saya lihat dan saya ingat ketika saya masih kecil. 

 

Dan Dr. Truett berkata, “Ya, anda harus pergi memberitakan kepada orang-orang itu.” 

 

Dan kemudian dia pergi. Saya menerima sebuah surat dari Bob Coleman yang meminta saya untuk melayani gereja tersebut. Satu bulan sesudahnya, pada hari Rabu malam, saya mendapatkan sambungan telepon jarak jauh dari Bob Coleman yang mengatakan bahwa gereja tersebut telah memanggil saya untuk menjadi pendeta dari kongregasi tersebut. 

 

Semua itu tanpa terkecuali tidak dapat terelakkan lagi – kecuali ketika Tuhan menggerakkan. Nah, saya telah sampai untuk melihat alasan Tuhan memilih seorang pengganti yang begitu tidak mampunya, yang begitu tidak pantasnya sehingga dunia begitu terkejutnya apa yang dapat diperbuat oleh tangan-tangan Tuhan yang perkasa. 

 

Ini adalah pekerjaannya. Ini adalah gerejanya. Ini adalah tugas pelayanannya. Yang ini merupakan orang-orangnya Tuhan. “Musa, hamba-Ku, telah pergi. Sekarang, bangkitlah, Pergilah menyeberangi sungai Yordan ini. Dan seperti Aku bersama dengan Musa, maka Aku juga akan bersama-sama dengan kamu.” Dan pekerjaan ini merupakan sebuah mujizat bagi saya. Saya tidak pernah bermimpi untuk menjadi seperti ini. Tidak pernah. 

 

Sekolah Minggu kita, Serikat Pelatihan kita, kehadiran pelayanan kita, seluruhnya dari tugas pelayanan ini telah menjadi hal yang mengagumkan bagi saya. Dan dengan segala kerendahan hati saya hanya dapat mengatakan, saya gembira bahwa saya sedang berada di sekitar sini hanya untuk melihatnya ketika Tuhan memilih untuk melakukannya. Dan semoga kita senantiasa, kita semua, mengingat bahwa hal tersebut berasal dari Tuhan. Dan puji-pujian itu, kasih itu, dan kemuliaan itu serta pengabdian itu, pernghormatan itu, semuanya adalah miliknya. Dan setiap jiwa yang diberikannya kepada kita merupakan piala kemenangan untuk diletakkan pada kakinya yang berharga dan diberkati itu. 

 

Sekarang, kita berdiri untuk menyanyikan sebuah bait dari sebuah himne. Dan sembari kita menyanyikannya – baiklah. Marilah kita berdiri dan maju ke depan. Sementara kita menyanyikannya, seseorang, menyerahkan hatinya kepada Tuhan. Seseorang masuk ke dalam persekutuan dari gereja ini, untuk menyerahkan hidupnya dan di dalam iman di dalam pengabdian diri, oleh pembaptisan, oleh surat, sekeluarga, atau hanya seseorang. Tuhan sudah begitu baik memberikan berkat kepada kita. Di dalam kebaktian delapan-lima belas, ada sebanyak enam orang yang bergabung dengan gereja ini pada pagi hari ini. Saat ini, apakah Tuhan menawarkan saudara-saudara untuk datang? 

 

Percaya akan Yesus sebagai Juru Selamat, menyerahkan hidup saudara-saudara di dalam gereja, ketika Roh akan memimpinjalan, menuruni anak-anak tangga ini, sampai ke dalam lorong itu, maukah saudara-saudara datang dan berdiri di samping saya? 

 

“Pada hari ini aku menyerahkan hatiku kepada Tuhan,” atau “Pada hari ini, kami menyerahkan hidup kami di dalam persekutuan gereja,” sembari kita menyanyikan permohonan itu