FIRMAN ALLAH YANG SEMPURNA

(THE INFALLIBLE WORD OF GOD)

 

Dr. W. A. Criswell

 

2/25/79

II Timotius 3:16

 

           

Sekali lagi kami ucapkan selamat datang, kepada ribuan orang yang terhitung jumlahnya yang sedang mendengarkan siaran ini dari Wyoming sampai ke Florida dan melalui Stasiun Radio KCBI di kota metropolitan yang besar ini. Ini adalah Pendeta yang membawakan warta yang diberi judul dengan: FIRMAN ALLAH YANG SEMPURNA.

 

            Beberapa hari Minggu-minggu malam ini kepada saudara-saudara telah diberikan warta yang telah dipilih oleh bagian sponsor. Pada malam hari Minggu yang akan datang, kelompok sponsor itu akan ditangani oleh divisi junior.

 

Dan yang membuat saya kagum, para pemuda dan pemudi itu telah meminta saya untuk berkhotbah tentang pengamanan terhadap orang-orang yang percaya, sebuah warta yang akan diberi judul dengan: DISELAMATKAN SELAMANYA.

 

            Dan warta untuk malam hari ini, yang telah dipilihkan oleh divisi pemuda kita adalah: FIRMAN ALLAH YANG SEMPURNA. Dan ketika saya mengkhotbahkannya, saya memanjatkan doa sehingga saudara-saudara akan mengikuti saya dengan segala akal pikiran saudara-saudara sekalian dan demikian juga dengan segenap hati saudara-saudara sekalian.

 

            Ketika saya sampai pada kebaktian itu, Robert Jeffries, yang dirinya sendiri adalah seorang pemuda yang cerdas, dia berkata, “Sebagai antisipasi tentang khotbah anda malam hari ini, saya telah diingatkan dari sebuah kutipan dari Charles Malik, yang dulunya adalah ketua dari Perserikatan Bangsa Bangsa, yang merupakan salah seorang diplomat yang luar biasa di dunia ini. Dan dia berasal dari Libanon. Dia pernah berkata bahwa anda menghabiskan waktu selama tiga hari bersama-sama dengan dia sekitar dua minggu yang lalu.

 

            “Dan ngomong-ngomong, dia dan saya adalah sahabat baik, dan saya bertanya kepadanya, ‘Maukah engkau datang ke gereja First Baptist Church kami di sini?”

           

“Dan dia berkata, ‘Saya akan sangat gembira untuk melakukannya.’” 

           

Jadi kita akan membuat sebuah pengaturan untuk duta besar  dan diplomat dunia yang terkenal itu, mantan ketua dari Perserikatan bangsa-bangsa itu, ketua dari Majelis Umumnya itu, untuk berada di atas mimbar ini. Untuk menjawab tuduhan bahwa Alkitab tidak relevan kepada masyarakat saat ini, dia menjawab – dan ini merupakan sesuatu yang khas dari dia – mengutip, Alkitab ini relevan engan menunjukkan betapa memalukannya penyimpangan hidup kita kepadanya. Itulah Charles Malik. 

 

            Teks bacaan kita adalah 2 Timotius 3, dari ayatnya yang ke 16, 17; dan pasal yang ke 4, dari ayatnya yang pertama dan yang kedua. Marilah kita membacanya dengan nyaring bersama-sama. 2 Timotius, mengarah ke akhir dari kitab Perjanjian baru anda. 2 Timotius pasal yang ke 3, ayatnya yang ke 16 dan yang ke 17 dan kemudian dua ayat yang pertama dari pasal yang ke 4.

 

            Sekarang, mari kita baca bersama-sama dengan suara yang nyaring:

 

Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk  mendidik orang dalam kebenaran.

Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah boleh menjadi sempurna, boleh menjadi dewasa, bertumbuh dengan sempurna.

Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi pernyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya.

Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.

 

            Dan bagian ayat dari nats tersebut ialah: “Segala tulisan dikaruniakan oleh ilham dari Allah.”

 

            Dan kata-kata itu telah diterjemahkan sebelumnya menjadi “dikaruniakan oleh ilham dari Allah” – satu, dua, tiga, empat, lima – kata-kata tersebut, kelima kata tersebut, telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, kesemua kata itu merupakan terjemahan dari satu kata saja dengan menggunakan bahasa Yunani, opneustos.

 

            Opneustos merupakan sebuah kata yang terbuat dari dua buah kata. Dan perumpamaan di belakangnya adalah bermain dengan sebuah seruling, berhembus melalui sebuah seruling. Allah menghembuskan melalui sebuah alat.

 

            Dan kedua kata yang membuatnya ialah theos, “Tuhan,” dan neustos. Neustos adalah bentuk partisip keterangan dari kata yang dengan menggunakan bahasa Yunani “pneo” yang artinya “bernafas.”

 

            Jadi, Allah bernafas melalui sebuah alat, seperti anak-anak kecil yang manis di sini yang bernafas melalui sebuah seruling. Dan alat yang dipakai Allah untuk bernafas ialah melalui firman yang kudus, yaitu Alkitab. Segala tulisan – keseluruhan Alkitab, semua daripadanya – seluruhnya merupakan nafas Allah, alat Tuhan melalui mana Dia menafaskan kebenaran dari tulisan-tulisan itu.

 

            Sekarang, karena kata itu merupakan sebuah kata majemuk, theopneustos, nafas Allah, maka kata itu mengacu pada kedua bagian dari Kitab Suci, Firman Allah yang sempurna. Yang pertama, penyingkapan, Allah – apa yang dinyatakan oleh Tuhan Allah, apa yang dikatakan oleh-Nya. 

            Lalu kemudian bagian yang kedua, neustos, pneo, alat untuk bernafas, itulah inspirasi itu. Itulah ilham itu.

 

            Kata-kata uang kita pergunakan adalah kata-kata dengan menggunakan bahasa Latin. Rilevalatiol adalah “penyingkapan”; sebuah kata dengan menggunakan bahasa Latin, membuka selubung, memperlihatkan.

 

            Kata “ispirare”, inspirasi, merupakan bahasa Latin untuk kata “untuk meniup.” Di dalam bahasa Yunani saudara-saudara akan mendapatkan kata “apokalypto” untuk kata yang sama, “Apocalypse,” “penyingkapan, pengungkapan.” Dan bagian yang lain di dalam bahasa Yunani ialah “emphysao,” “meniupkan kepada,” atau “meniupkan ke dalam.” Jadi kata itu menyebutkan kepada penyingkapan Allah, apokalypto dari Allah, pengungkapan, dan pernyataan, penyingkapan dai Tuhan. Dan kata “emphysao”, tiupan dari Tuhan, ilham dari Tuhan. 

 

            Sekarang, hal ini merupakan perbedaan antara penyingkapan dengan inspirasi. Penyingkapan mengacu kepada isi muatannya, apa yang dikatakan oleh Tuhan Allah kepada kita bahwa tidak seorang manusiapun yang pernah mempelajari dirinya di dalam hikmatnya sendiri. Dan ilham mengacu kepada penyebaran kebenaran yang telah dikaruniakan kepada kita tanpa suatu kesalahan. 

 

            Contohnya, adalah karena penyingkapan sehingga Musa menulis tentang segala penciptaan ini. Dia tidak berada di sana. Tak seorangpun berada di sana. 

 

            Bagaimana kita akan pernah tahu bagaimana bumi atau alam semesta ini diciptakan? Hanya karena penyingkapan dari Allah, pengungkapan diri dari Allah. Demikianlah penyingkapan. 

 

            Demikianlah kisah yang dituliskan tanpa kesalahan itu adalah ilham. Adalah penyingkapan sehingga Musa menuliskan semua hal-hal itu sebelum kita ini diciptakan, dan karena ilham sehingga Musa akan menulis kata-kata tentang menyeberangi Laut Merah. 

 

            Dia berada di sana. Dia melihatnya semua. Tetapi bahwa dia menuliskannya tanpa ada suatu kesalahan merupakan ilham. Kita ambil kembali, karena penyingkapan; Yohannes melihat seluruh kesudahan zaman yang tertulis di dalam kitab Wahyu. Hal-hal yang tak seorang manusiapun akan tahu. Hal-hal yang menjadi milik dari akhir zaman. Hal-hal sampai akhir zaman. Demikianlah penyingkapan. 

 

            Ilham adalah bahwa dia menuliskannya dengan benar, tanpa adanya kesalahan. Ilham akan berarti apa yang dilihat oleh Yohannes di kayu salib itu. Dia berada di sana. Dia melihatnya. Akan tetapi bahwa dia menuliskannya tanpa kesalaha itulah ilham itu. 

 

            Maka penyingkapan mengacu kepada muatannya, apa yang diberitahukan oleh Tuhan kepada kita bahwa tidak ada seorang manusiapun dalam hikmatnya sendiri atau mencari tanpa akan pernah menemukan. Dan ilham mengacu kepada penyebaran kebenaran Allah; bahwa Tuhan mengaruniakannya kepada kita, menuliskannya untuk kita di dalam kata-kata yang mutlak dan sempurna. 

 

            Warta untuk malam hari ini akan menjadi suatu pembahasan tentang dua hal. Yang pertama, tentang penyingkapan. Ada tiga buah anggapan di dalam penyingkapan. Anggapan yang pertama adalah bahwa Tuhan Allah berkeinginan untuk memperlihatkan kebenaran kepada kita bahwa kalau tidak demikian, kita tidak akan pernah mengetahuinya. 

 

            Anggapan yang kedua ialah bahwa manusia mampu memahami kebenaran-kebenaran tersebut. Tuhan Allah ingin menyingkapkannya, dan seorang manusia dapat mendengarkan kepada penyingkapan tersebut dan menerimanya. Dan anggapan yang ketiga ialah bahwa penyingkapan itu artinya bahwa tidak seorang pun manusia mampu menemukan muatannya di dalam dirinya sendiri. 

 

            Sekarang, ada dua jenis penyingkapan, pemberitahuan akan kebenaran dari pada Tuhan Allah. Yang pertama adalah objektif; di bagian luar; sesuatu yang berada di luar kita; bukan sesuatu yang ada di dalam diri kita, akan tetapi di luar dari diri kita. Suatu penyingkapan yang objektif. 

 

            Suatu penyingkapan yang objektif seperti ketika Tuhan Allah memberikan daftar perintah ke dalam tangan Musa. Dan di dalam Kitab Keluaran 31 dan di dalam Kitab Ulangan dikatakan bahwa perintah-perintah tersebut dituliskan langsung oleh jari-jari Tuhan Allah. Demikianlah sebuah penyingkapan yang objektif.

 

            Contoh yang lain dari sebuah penyingkapan yang objektif adalah ketika jari-jari Tuhan menulis pada lapisan dinding istana Belsyazar di kota Babel. Sebuah penyingkapan yang objektif. 

 

            Sebuah penyingkapan yang subjektif adalah penyingkapan yang dinyatakan kepada manusia di dalam hatinya. 

 

            Sebagai contoh, di dalam pasal yang ke 3 dari kitab Raja-Raja, ketika bangsa Israel, Yehuda dan Samaria berada di bawah tekanan besar karena Raja Moab yang bermaksud menghancurkan mereka. Maka mereka mendatangi Elisa, dan menanyakan apa yang seharusnya mereka lakukan. Dan Elisa berkata, “Jemputlah bagiku seorang pemain kecapi untuk bermain kecapi.” Dan sementara pemain kecapi itu bermain kecapi, tangan Tuhan datang di atas Elisa, dan dia memberikan pesan dari sorga. Hal itulah yang dinamakan dengan subjektif. Tuhan Allah telah berbicara kepada nabi tersebut di dalam hatinya. 

 

            Sebuah penyingkapan yang subjektif kembali akan brada di dalam Daniel. Secara objektif, Tuhan Allah telah membuat tulisan pada plesteran dinding itu dengan jari-jari tangan-Nya sendiri. Penyingkapan yang subjektif adalah Tuhan Allah menyatakan kepada Daniel apa yang dimaksudkan oleh kata-kata tersebut. Demikianlah kedua jenis penyingkapan yang kita temukan di dalam Alkitab. 

            Nah, ada tiga jenis karakteristik penyingkapan di dalam firman Allah yang sempurna itu. Yang pertama ialah kelanjutan. Ketika penyingkapan berlanjut, penyngkapan itu berkembang dan lebih terbuka dan semakin banyak terbuka. Tuhan Allah akan menyingkapkan diri-Nya sendiri.

 

            Hal itu akan menjadi permulaan dari Perjanjian Baru, dan akan bertumbuh dan tersingkap dan akan berjalan di sepanjang abad dan di sepanjang zaman, sampai pada akhirnya di dalam klimaksnya mencapai penyempurnaannya yang tertinggi di dalam Perjanjian Baru. 

 

            Jadi, di sana terdapat sebuah kemajuan. Di sana terdapat keterbukaan. Di sana terdapat. Terdapat suatu peningkatan pada penyingkapan  di dalam Firman Tuhan yang kudus. 

 

            Dari ayat yang pertama pasal yang pertama dalam Kitab Ibrani dikatakan bahwa: Tuhan Allah, sejak zaman dahulu kala sudah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara dengan perantaraan nabi-nabi, kepada nenek moyang kita. Maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya.

 

            Di pelbagai tempat, pelbagai cara, ketika penyingkapan itu berlangsung terus, Tuhan Allah telah menambahinya, dan terus menambahinya, dan hal tersebut bergerak maju selama berhari-hari dan selama berabad- abad. Tuhan Allah tidak melakukannya semuanya sejak dari semula, akan tetapi Dia melakukannya setelah sebuah periode waktu yang sangat panjang. 

 

            Nah, saudara-saudara melihatnya di dalam hal-hal yang telah saudara-saudara baca di dalam kitab Perjanjian Lama dan di dalam hal-hal yang telah saudara-saudara baca di dalam kitab Perjanjian Baru. 

 

            Hal yang sama dengan apa yang saudara-saudara temukan ketika saudara-saudara masih kecil. Terdapat beberapa hal tertentu yang saudara-saudara lakukan di masa kanak-kanak dengan anak kecil ketika saudara-saudara mengangkatnya dan ketika saudara-saudara mendisiplinkannya, ketika saudara-saudara melatih anak kecil itu hal-hal yang berbeda dengan apa yang saudara-saudara sekalian lakukan ketika pemuda tersebut tumbuh dengan sempurna sebagai pria dan wanita dewasa.

 

            Di sat-saat penyingkapan itu masih baru, Tuhan Allah melkukan beberapa hal yang tidak selesai di masa kedewasaan dari penyingkapan tersebut. Sebagai contoh, salah satu dari yang akan saudara-saudara temukan adalah pemaksaan serta kekerasan. 

 

            Sevagai contoh, di dalam kitab 1 Samuel, dikatakan bahwa: memenggal Agag raja dari kaum Amalek. Samuel memenggalnya di hadapan Tuhan dengan sebilah pedang. Samuel memenggal dia menjadi terpotong-potong di hadapan Tuhan.

 

            Sekarang, penyingkapan di dalam kitab Perjanjian Baru bagi kita, di dalam kedewasaan kita, hal itu menjadi mustahil, hal itu akan menjadi sesuatu yang tidak masuk akal. Akan tetapi Tuhan, di dalam masa awal penyingkapan menggunakan kekerasan dan pemaksaan. 

 

            Izinkanlah saya mengilustrasikannya dengan seorang anak kecil. Seorang anak kecil persis seperti itu. Ketika para remaja itu masih begitu kecil dan muda, saudara-saudara mendisiplinkan mereka dengan tindakan-tindakan kekerasan. Dan kelihatannya Tuhan memberkati hal tersebut. Dia berkata, “Engkau membuang tongkat itu dan memanjakan anak kecil itu.” Demikianlah anak-anak kecil. 

 

            Suatu kali saya mendengar tentang seorang anak laki-laki yang manja yang berada di sebuah bagian mainan di dalam sebuah toko serba ada. Dan anak laki-laki manja itu sedang menaiki mainan kuda-kudaan, dan ibunya tidak mampu membujuk dia supaya turun dari mainan tersebut. Maka dia memohon kepada anak itu dan mencoba untuk menyuapnya dan mencba untuk membujuknya, dan anak itu tidak mau melakukannya. Dia tetap duduk di atas mainan kuda-kudaan tersebut. 

 

            Untuk tidak melukai perasaan orang tua yang kaya itu, pihak toko menjemput seorang psikolog, psikolog yang bekerja di toko tersebut, dan meminta sang psikolog untuk dapat menurunkan anak laki-laki tersebut dari kuda-kudaan mainan itu. 

 

            Sang psikolog pergi ke sana dan mengatakan sesuatu kepada anak kecil itu, dan dengan sekejap mata, anak itu turun dari mainan itu. Dan sang ibu merasa takjub. 

 

            Begitu sampai di rumah, wanita itu membawa anak kecilnya itu ke pojok rumah dan berkata, “Nak, apa yang telah dikatakan oleh psokolog itu kepadamu?” Dan anak laki-laki itu berkata, “Oh, Mama, kepadanya telah kuberikan janjiku bahwa aku tidak akan memberitahukannya.”

 

            Dan hal itu membuat sang ibu menjadi semakin ingin tahu. “Nak, sekarang hal itu sudah tidak begitu penting lagi. Mari, beritahukanlah kepadaku apa yang telah dikatakan oleh psikolog itu.”

 

            “Wah, wah,” kata anak itu, “Ibu, psikolog itu mendatangiku dan dia berkata kepadaku, katanya, ‘Hai, kamu, dengarkan aku, anak kecil yang nakal. Apabila kamu tidak mau turun dari kuda-kudaan itu sekarang juga, aku akan menarik ikat pinggangku dan aku akan melibas pantatmu hingga kamu tidak dapat duduk di atasnya, dan aku akan mengeluarkan seluruh isi badanmu dari kamu sehingga kamu tidak dapat lagi bangkit dari tempat tidurmu.’” Nah. Demikianlah penyingkapan. 

 

            Di masa muda kita, Tuhan Allah menggunakan tindakan-tindakan kekerasan, seperti yang dapat kembali saudara-saudara jumpai di dalam kitab Perjanjian Lama ini, akan tetapi ketika sudah dewasa, saudara-saudara tidak diperlakukan seperti itu lagi. Demikianlah Tuhan itu. Kita berubah. Ambillah contoh yang lain misalnya satu dari antara sepuluh ribu kasus, karena kita tidak memiliki waktu selama empat puluh jam malam hari ini, kita harus bergegas.

 

            Ambillah contoh yang lain, Yesus berkata kepada mereka yang berada di Yudea, “Karena ketegaran hatimu, Musa mengizinkan kamu menceraikan isterimu, tetapi hal itu tidaklah benar dan sejak semula tidaklah demikian. Hanya ada satu pria untuk satu wanita dan satu wanita untuk satu pria.” 

 

            Ketika penyingkapan itu berlanjut, Tuhan Allah mengembangkannya. Terdapat suatu kelanjutan. Ada kemajuan dalam kebenaran dari pada Tuhan Allah. 

 

            Karakteristik penyingkapan yang kedua: Bersifat theologis; yaitu, penyingkapan itu mempunyai maksud. Penyingkapan itu tertuju pada suatu tujuan akhir. Di manapun dalam Alkitab, saudara-saudara pasti akan membaca penyingkapan Tuhan, semua bergerak maju ke arah penyempurnaan. Dari sejak awal perjalanan sampai pada akhirnya, semua berpindah. Semua berjalan menuju takdir agung yang telah dipilikan oleh Tuhan. 

 

            Dan melalui seluruh isi Alkitab, tujuan theologis itu terlihat tanpa terkecuali. Tuhan bergerak maju, dan Dia mendekati sebuah maksud yang agung dan berkuasa. Dia menggapai sebuah pilihan yang terpilih yang telah dikehendaki oleh Tuhan sejak dari menciptakan dunia ini. 

 

            Dan keseluruhan Alkitab itu adalah sedemikian. Apa yang telah disembunyikan di dalam kitab Perjanjian lama, dibukakan di dalam kitab Perjanjian Baru. Apa yang terpendam di dalam kitab Perjanjian Lama, dijelaskan di dalam kitab Perjanjian Baru. Di dalam penyingkapan Tuhan, selalu terdapat maksud-maksud tersebut.         

 

            Sebagai contoh, di dalam latihan matematika yang paling kecil ini, yang paling sederhana ini, selalu terdapat unsur-unsur dari kalkulus. Demikian juga dengan wahyu Tuhan. Di dalam segala hal yang telah selesai dilaksanakan, terdapat suatu maksud tersembunyi Tuhan yang agung, yang mengarah kepada mana wahyu itu bergerak dan mencari.

 

Sebagai contoh, mari kita ambil Tabut Perjanjian. Mengapa semua pasal serta segala hal di dalam Alkitab berkaitan dengan kode etik kesukuan Lewi dan Tabut Perjanjian? Apa yang sedang dilakukan oleh Tuhan ialah bahwa Dia sedang mengajari kita tentang tatanama, sehingga kita boleh memahami bahasa dari sorga.

 

            Setelah saya selesai beribadah di dalam Kemah Tuhan dan mempelajari tentang Kemah Tuhan itu, saya dapat mengetahui secara pasti apa yang dimaksud Tuhan ketika Dia mengatakan “altar.” Saya dapat mengetahui dengan pasti apa yang dimaksudkan Tuhan ketika Dia mengatakan “pengorbanan.” Saya dapat mengetahui dengan pasti apa yang dimaksudkan Tuhan ketika Dia mengatakan “penebusan.” Saya dapat mengetahui dengan pasti apa yang dimaksudkan Tuhan ketika Dia mengatakan “perdamaian.” Saya telah mempelajari bahasa surgawi dari Kemah Tuhan Kelewian Kitab Perjanjian Lama. 

 

            Tuhan Allah sedang mengajari saya dan meraih ke arah kehendak akhir dan agung untuk mana yang telah dinyatakan-Nya dengan mutlak, yang telah dikaruniakan-Nya kepada kita, Firman Tuhan yang sempurna.

 

            Karakteristik penyingkapan yang ketiga, yaitu, penyingkapan itu berkesesuaian. Semua berada di dalam sebuah harmoni. Penyingkapan itu tidak pernah saling bertentangan. Selalu, penyingkapan itu selalu menjadi penyingkapan kebenaran Tuhan yang sama luar biasa dan sempurnanya. Penyingkapan itu tidak pernah bervariasi. Penyingkapan itu tidak berkontradiksi. Penyingkapan itu selalu bergerak maju di dalam keserasian yang sempurna dan indah.

 

            Seandainya saya diberikan satu jam, saya ingin berbicara panjang lebar tentang hal tersebut. Ketua dari Institut Alkitab kita yang brilian menyinggung pada beberapa ilmuwan pencipta ini, yang sadang datang dalam rangka untuk berbicara kepada kita. 

 

            Saya ingin supaya saudara-saudara melihat kepada perbedaan antara seorang penganut paham evolusi, yang mana merupakan seluruh pihak akademis, kecuali mereka yang teguh. Saya ingin agar supaya saudara-saudara melihat pada perbedaan antara seorang ilmuwan yang mengajar tentang evolusi di sekolah-sekolah kita dan Firman Tuhan. 

 

Para antropolog, ketika dia mulai melihat kepada orang itu, apa yang dilakukannya adalah apa yang dimulainya di dalam kotoran. Dia memulainya dengan lumpur. Dia memulai dengan binatang-binatang purba. Dia memulai dengan amuba atau paramesium. Dia memulai gumpalan-gumpalan sel. Dan kemudian kita datang dan kita datang, dan di dalam evolusi kita, pada akhirnya kita akan menjadi malaikat-malaikat utama.

 

            Demikianlah kedunguan dari kaum evolusionis. Tidak ada satu suku katapun di dalam kehidupan mana saja yang dapat diamati yang dapat menegaskannya. Segala hal yang kita ketahui di dalam kehidupan cenderung menurun. Seluruh alam semesta sedang menuju ke bawah. Saudara-saudara mengambil surai kuda yang terbaik dan saudara-saudara meninggalkannya; mereka akan berubah menjadi ekor sapu. 

 

Seluruh kehidupan menuju ke bawah. Tidak pernah naik ke atas. Satu-satunya tempat di mana kehidupan itu naik ke atas yang dapat saudara-saudara temukan adalah berada di dalam pikiran kaum evolusionis yang menjauh dan menyimpang itu. Saudara-saudara sekalian akan menemukan evolusi itu di dalam keidiotan kaum ilmuwan tersebut. Tidak pernah di lain tempat. Tidak pernah. 

 

            Baiklah. Demikianlah caranya para antropolog itu melihat dunia. Sekarang saudara-saudara lihatlah kepada Tuhan, bagaimana Dia akan jujur kepada iman dan jujur kepada diri-Nya sendiri. Tuhan berfirman bahwa kita bukanlah serangga atau paramesium atau paramuba purba. Dan kemudian kita menjadi lebih baik dan semakin baik lagi, naik dan semakin tinggi lagi.

 

            Tuhan Allah berfirman bahwa kita adalah suatu ras yang gagal, dan kita membutuhkan keselamatan. Kita membutuhkan kelepasan. Kita membutuhkan perdamaian. Kita membutuhkan penebusan. Kita perlu untuk dibawa kembali kepada status kepurbaan dan keaslian kita.

 

            Tuhan Allah berfirman bahwa kita ini diciptakan secara sempurna. Dan di dalam dosa, kita terjatuh dari keadaan kita. Dan kita semakin dalam terjatuh, sampai pada akhirnya saudara-saudara akan melihat bentuk kehidupan ini di dalam manusia gua. 

 

            Akan tetapi hal tersebut bukan menjadi maksud Tuhan. Tuhan bermaksud agar kita menjadi sempurna di hadapan-Nya. Dan Tuhan Yesus telah menebus kita dan mambawa kita kembali kepada Tuhan Allah. Demikianlah penyingkapan itu. Manusia tidak pernah dapat menuliskananya. Tidak akan pernah di dunia ini. Penyingkapanlah yang melakukannya.

 

Kita harus mempercepat datangnya ilham itu. Ilham, perubahan dari nats, bahwa yang kita lihat disini adalah Firman Tuhan yang sempurna, yang benar dan mutlak; apa yang dinyatakan oleh Tuhan yang kita lihat di sini di dalam Alkitab ini adalah tanpa kekeliruan serta tanpa suatu kesalahan. 

 

            Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang ilham. Yang pertama adalah teori tentang rasionalistis, yaitu kaum fasik dan orang-orang yang tidak beriman yang berkata bahwa tidak ada kata yang diilhami. Tidak ada firman yang sempurna. Tidak ada.  

 

            Dan apa yang saudara-saudara lihat di dalam Alkitab adalah kehampaan kecuali seorang manusia yang sedang mencari suatu bentuk keilahian, kejeniusan manusia. Dan Alkitab diinspirasikan dengan pengertian yang sama dengan Homer yang terinspirasi atau Dante yang terilhami atau Milton yang terilhami atau Shakespeare yang telah terinspirasi. 

 

            Maka mereka mengatakan bahwa Musa telah terilhami, dan Yesaya juga telah terinspirasi dan Paulus serta Petrus dan Yohannes juga. Semuanya merupakan usaha dari manusia. 

 

            Sekarang saya membayangkan Shakespeare, yang benar-benar merupakan penulis genius terbesar yang pernah dilihat dunia ini, saya berfikir kepadanya akan diberikan pujian seandainya dia masih hidup. Kepadanya akan diberikan banyak pujian bahwa dia memiliki inspirasi yang sama dengan yang didapatkan oleh Yesaya. 

 

            Semua yang ingin dilakukan oleh Shakespeare adalah mencari uang yang cukup serta diterima sebagai seorang pria terhormat sehingga dia dapat dikebumikan di dalam mimbar gereja. Dan dia menuliskan drama itu untuk mendapatkan uang. 

 

            Dan dia berjuang dan mencari kesempatan di dalam kehidupan penulisannya untuk menonjolkan diri, sehingga dia dapat dikebumikan di dalam gereja. Dan dia berhasil mencapainya. 

 

            Dan seandainya saudara-saudara menemui Shakespeare dan berkata, "Shakespeare, anda mendapatkan tempat yang sama serta kategori yang sama dari penulis yang terinspirasi Yesaya itu,” dia akan terkesiap dan kagum akan penilaian yang seperti itu. 

 

            Mereka tidak tinggal di dalam dunia yang sama. Orang yang satu menuliskan tentang kehidupan manusia untuk sebuah harga, yaitu demi uang. Dan yang lainnya adalah seorang manusia, seorang Nabi Allah, yang menyingkapkan kejadian-kejadian sejarah yang besar yang akan terjadi beratus bahkan beribu tahun ke depan dari waktunya sendiri. 

 

            Baiklah. Teori ilham yang kedua. Yang pertama adalah rasionalistis. Yang kedua ialah parsial; yaitu, Alkitab itu diilhami oleh beberapa titik dan beberapa titik itu tidak berada di dalamnya.

 

            Mereka mengatakan bahwa Alkitab bukanlah firman yang bukan diilhami oleh Tuhan, akan tetapi memuat Firman Tuhan. 

           

Sekitar dua hari yang lalu, Dr. Paige Patterson menemui saya dengan sebuah teori yang lain lagi. Dia berkata, “Apa yang mereka katakan sekarang ini ialah adanya kehendak yang sempurna di dalam Alkitab.” 

 

            Seluruhnya hanyalah sebuah manuver untuk melarikan diri dari padanya, dari pengakuan bahwa Alkitab merupakan Firman Tuhan yang sempurna. Mereka berkata, Alkitab itu memuat Firman Tuhan, akan tetapi Alkitab itu bukanlah Firman Tuhan. Kata mereka, semuanya itu penuh dengan kesalahan. 

 

            Teori ilham yang lainnya adalah secara mekanis; bahwa orang-orang yang menuliskannya hanyalah sebuah robot, bahwa mereka hanyalah merupakan boneka-boneka pajangan saja. Mereka hanyalah berfungsi sebagai sekertaris saja. Mereka adalah orang-orang yang bergerak secara otomatis saja. Mereka seperti sebuah alat pendikte saja. Mereka seperti mesin-mesin pengeja. Dan mereka mengatakan hal tersebut dalam rangka untuk membuat orang-orangan yang terbuat dari jerami saja, sehingga mereka dapat memotongnya sehingga terjatuh serta memperoloknya. 

 

            Ada sebuah presentasi yang indah dan mengagumkan tentang opini dari inspirasi, dan itu bersemangat; yaitu bahwa Tuhan Allah memakai manusia hanya sebagaimana manusia itu adanya. 

 

            Kepribadiannya, bahasanya, pemikiran-pemikirannya, keseluruhan jiwa dan hati serta tubuh dari orang tersebut, Tuhan memakai orang itu  dan Dia mengucapkan firman tentang penyingkapan yang terilhami itu melalui orang tersebut dan melalui kepribadiannya. 

 

            Sebagai contoh, rasul besar Simon Petrus, katanya kita mengetahui bahwa nubuat tentang tulisan itu bukanlah berasal dari seorang pribadi. Seorang manusia tidak dapat memikirkannya. Akan sejak zaman dahulu kana nubuat telah mendatangi mereka, yang digerakkan oleh Roh Kudus Allah. 

 

            Tuhan memakai orang tersebut dan hanya sebagaimana dia itu adanya, tetapo orang yang sama. Akan tetapi, melalui orang tersebut, Tuhan telah berbicara kepadanya tentang firman-Nya yang sempurna itu. Demikianlah teori ilham yang dinamis itu, yang bersemangat itu. 

 

            Sebagai contoh, sekali waktu, Tuhan telah berbicara melalui seekor keledai. Sekali waktu, melalui keledainya Balaam, akan tetapi dia tetap sebagai seekor keledai. Akan tetapi Tuhan telah berbicara melalui dia. 

 

            Misalnya, Tuhan telah mengirimkan burung-burung gagak untuk memberi makan Elia, akan tetapi mereka tetap burung gagak. Tuhan Allah telah berbicara kepada Musa memlui semak belukar yang menyala-nyala, akan tetapi benda itu tetap sebagai semak belukar. Tuhan berfirman: “Aku telah mentahbiskan puji-pujian melalui mulut bayi-bayi dan yang masih menyusu, akan tetapi mereka tetap bayi-bayi dan masih menyusui. Demikian juga dengan Firman Tuhan. 

 

            Yesaya merupakan seorang pendeta istana. Dia masuk ke dalam kehidupan tertinggi dari seorang penulis pusi dan pidato yang tertinggi. Amos merupakan seorang pendeta di pedesaan. Dia berbicara seolah-olah dia baru saja datang dari ladang, demikian segarnya. Akan tetapi Tuhan memakai Amos, petani itu, orang yang dari desa itu, untuk menyampaikan pesan-pesan-Nya, dan dia tetaplah sebagai Amos.

 

            Dan Tuhan memakai Yesaya, pendeta istana itu, dengan pengaliran pidato serta perumpamaan yang puitisnya itu, dan dia tetap sebagai Yesaya. Tuhan memakai dia. 

 

            Misalnya, George Elliott, penulis puisi itu, menggambarkan Stradivarius seperti perkataan, “Andaikan tanganku telah kendur, aku akan merampok Tuhan. Dia itu kaya dan baik, tidak meninggalkan apapun kepada mereka kecuali biola-biola itu.” 

 

            Tuhan tidak menciptakan biola dari Antonio Stradivarius tanpa keberadaan Antonio. Demikianlah Tuhan itu. Tuhan memakai orang itu sebagaimana dia adanya. Dan orang itu boleh binasa, akan tetapi Firman Tuhan yang sempurna itu berlanjut untuk selama-lamanya. 

 

            Dengan singkat, ada empat karakteristik dari teori dinamis. Saya fikir kebenaran dari ilham. Yang pertama adalah memiliki mandat yang penuh. Itu saja. Keseluruhan Firman Tuhan, berkuasa penuh, seluruhnya. Setiap ayat daripadanya. 

 

            Dari mulai ayat yang pertama di dalam kitab Kejadian sampai pada berkat terakhir di dalam kitab Wahyu, segala tulisan itu adalah theopneustos. Dinafaskan oleh Tuhan. Tulisan itu mengacu kepada keseluruhnya. 

 

            Yang kedua, adalah bersifat kata kerja. Semuanya mengacu pada kata kerja. Saudara-saudara tidak dapat mendapatkan sebuah melodi tanpa adanya nada. Saudara-saudara tidak dapat memiliki ilmu matematika tanpa adanya keberadaan angka-angka, demikian juga saudara-saudara tidak akan mendapatkan penyingkapan tanpa adanya firman. Dan Tuhan berbicara melalui firman-firman yang terpilih dan terilhami. Demikianlah kata kerja itu. 

 

            Yang ketiga, seluruhnya yang luar biasa dan gaib itu berasal dari sorga. Hal itu merupakan perkataan Tuhan yang berbicara kepada kita. 

 

            Dan yang keempat, mengujinya. Di dalamnya, hal tersebut memiliki Roh dari Allah yang hidup. 

 

            Ketika pengarang dari kitab Ibrani, berkata di dalam Ibrani 4:12: segala tulisan, seluruhnya, semua dari hidup dan kehidupannya dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun, ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum, ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita. 

 

            Roh Allah berada di dalam firman itu. Dan kekuatan Tuhan yang berkuasa dan berubah serta saksi ada di dalam buku yang diberkati yang saya genggam di dalam tangan saya ini, dan efektifitasnya dapat dibuktikan dan dapat dilihat di dalam orang-orang yang saya lihat ydengan mengagumkan berpaling serta menyatakan imannya oleh Firman Tuhan yang hidup. 

 

            Maafkan saya karena kita sudah tidak disiarkan lagi, akan tetapi saya ingin memberikan sebuah ilustrasi kepada saudara-saudara sekalian tentang hal tersebut, tentang teori dinamis tersebut, yang saya fikir merupakan kebenaran, kebenaran yang bersemangat dari ilham akan Firman Tuhan; bahwa hal tersebut ditemukan di dalam kekuasaan yang hidup dan menghidupkan, di dalam efektifitasnya, bahwa Tuahan berada di dalamnya. Seperti yang telah saudara-saudara ketahui, selama sepuluh tahun saya menjadi seorang pendeta di pedesaan.