PERINTAH UNTUK MENGAJAR
(COMMAND TO TEACH)
Dr. W. A. Criswell
08-28-88
2 Timotius 2:2
Ini adalah gereja First Baptist Church di kota Dallas. Dan ini adalah Pendeta yang membawakan warta ini yang berjudul, TUGAS – PERINTAH UNTUK MENGAJAR. Walaupun sekarang masih bulan Augustus, ini merupakan permulaan dari program musim gugur yang luar biasa dari gereja kita yang menyenangkan ini. Dan kita meyakininya sebagai tahun yang temegah, tahun tanpa ada bandingannya yang pernah kita rasakan bersama.
Dan warta untuk kita di pagi hari ini dirancang sebagai sebuah pendahuluan,sebagai sebuah tahun yang dinamis, sebagai sebuah pendorong semangat, sebagai permulaan, penciptaan yang berbaris maju ke depan, dari sebuah tahun yang menyenangkan untuk mengajarkan firman Allah.
Saya memiliki tiga buah teks bacaan, yang satu datang dari Paulus, satu datang dari Tuhan kita dan yang satunya lagi datang dari Allah Yahwe. Satu yang datang dari Paulus berada di dalam bagian ayat yang baru saja saudara-saudara bacakan, dari kitab 2 Timotius, pasal yang ke 2 dari ayatnya yang pertama,
“Sebab itu, hai anakku, jadilah kuat oleh kasih karunia dalam Kristus Yesus. Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain
Dan kita semua, sejak dari masih kanak-kanak telah mempelajari tentang Upah yang Besar, dari tiga ayat yang terakhir di dalam pasal yang terakhir kitab Matius
Yesus mendekati mereka dan berkata: “Kepada-Ku, telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalan nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.
Dan firman dari Tuhan Allah Yahwe di dalam kitab Ulangan pasal yang ke 6 di mulai dari ayatnya yang keenam, “
Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu, dan haruslah engkau menuliskannya -- mezuzahs -- pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu.
Sebuah perintah, sebuah tugas untuk hidup dengan firman Allah, “Manusia tidak akan hidup dengan makanan saja, tetapi setiap firman yang dijalankan dari mulut Tuhan.”
Ketika saya memikirkan tentang bangsa Yahudi yang mengalami penganiayaan selama berabad-abad tanpa sebuah tanah air sendiri selama beribu tahun, dan begitu juga yang terjadi dengan kita di zaman sekarang ini. Berjalanlah ke kanan dan ke kiri jalanan di kota Dallas, dan saudara-saudara akan melihat bangsa Yahudi. Pergilah mengunjungi kota-kota besar di dunia ini, dan saudara-saudara akan melihat mereka di sana.
Bagaimana bisa dia masih ada ketika semua orang-orang di zaman dahulu kala itu telah dilenyapkan dari muka bumi ini? Walaupun begitu dia masih ada. Alasan untuk itu ditemukan di dalam kepatuhannya kepada perintah agung dari Tuhan, “Haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu.” Dan anak-anak bangsa yahudi itu dididik, diajarkan di dalam perintah-perintah Tuhan Allah Yahwe.
Telah menjadi demikian dengan iman kepercayaan Kristen. Pada permulaannya, In the beginning, iktisar-ikhtisar Injil kecil, Matius, Markus, Lukas dan Yohannes, telah dituliskan serta diberikan kepada mereka yang telah bertobat, seperti halnya Lukas yang mengalamatkan Injilnya kepada Theofilus dan Kitab Kisah Para Rasul menggambarkan kehadiran serta kekuatan dari Tuhan Allah di dalam hidup manusia. Dan kemudian isi dari katekismus ini dengan setia diperintahkan di dalam perkara tentang Kristus.
Jadi semua sekolah ini, selama berabad-abad mereka semua merupakan sekolah-sekolah Kristen, mereka seluruhnya. Setiap universitas-universitas yang besar di dunia barat didirikan di dalam iman kepercayaan Kristen. Universitas Sorbonne di Paris, Oxford dan Cambridge di Inggris, Harvard, Yale, Columbia, semua mereka.
Hanya di dalam beberapa tahun belakangan ini telah ada pendidikan umum yang dibiayai oleh Pajak. Pendidikan telah senantiasa berada di dalam tangan-tangan serta di bawah pengawasan dan pengayoman bangsa Tuhan. Dan betapa putus-asanya hal itu membawa kita kepada kebutuhan hidup yang vital di zaman kita sekarang ini, dalam generasi kita yang sekarang ini.
Di dalam tangan saya, saya memegang sebuah berita utama dari sebuah surat kabar satu atau dua hariyang lalu. Berita utamanya ialah, “Lebih Sedikit Dari Pendapat Umum Yang Percaya Firman Dalam Alkitab sebagai Firman.” Sekarang ini, hanya sebanyak tiga puluh satu persen penduduk Amerika yang percaya bahwa Alkitab merupakan firman Allah. Juga terdapat peningkatan penduduk Amerika dalam persentase yang tidak percaya bahwa Alkitab diilhami oleh Tuhan.
Pendidikan merupakan perubah utama dengan kepercayaan di dalam kebenaran yang sebenar-benarnya akan Alkitab yang menurun ketika tingkat dari pendidikan meningkat. Sistem pendidikan kita terus meningkat secara keduniawian, secara atheismdan secara kemanusiaan.
Hal-hal ini datang dari pendapat umum Gallup dari Penduduk Amerika Yang tidak Bergereja pada tahun 1988. William Allen White menulis, seperti telah dikutip, “Kecuali ada mereka yang percaya di dalam peradaban Kristen yang bersedia berkorban untuk mengajar para pemimpin Kristen, mereka akan menemukan bahwa mimpi-mimpi mereka telah dilenyapkan.”
Jika penduduk Amerika yang rajin ke gereja gagal mendukung jenis pendidikan yang dapat merubah para pemimpin umat Kristen, maka hidup Amerika berada di bawah kepemimpinan yang lainnya yang dengan tidak lama lagi akan menutup gereja-gereja. Saudara-saudara harus berhenti untuk tetap ada.
Kemanusiaan telah mengambil alih kepemilikan dari sekolah-sekolah umum serta perguruan-perguruan tinggi kita, telah mengambil alih sistem pendidikan itu secara keseluruhan. Saya mengutip dari majalah Humanist Manifesto, “Kami tidak menemukan adanya bukti akan keyakinan di dalam keberadaan hal-hal yang bersifat gaib. Kami dapat menemukan bahwa tidak ada maksud keilahian atau pemeliharaan terhadap ras manusia. Tidak ada keilahian yang dapat menyelamatkan kita. Kita harus menyelamatkan diri kita sendiri.”
Marilah kita lihat akan hasil dari pengajaran kaum budayawan dan sekuler ini. Hasilnya: pada tahun 1940, sebelum kaum budayawan yang penganut paham humanisme mengambil alih sekolah-sekolah kita, perlawanan utam di dalam sekolah-sekolah umum berlangsung di dalam aula-aula, permen-permen karet, membuat keribtan, tidak meletakkan kertas-kertas di dalam tong sampah, serta mengeluarkan putaran yang berderet.
Pada tahun 1980an, setelah tahun-tahun akan adanya penyusupan dari kaum humanis yang didirikan oleh uang Pajak tersebut, saat ini perlawanan puncak itu adalah pemerkosaan, perampokan, penterangan, pencurian, penyalah gunaan narkotika, pembakaran rumah-rumah dengan sengaja, bermabuk-mabukan, memanggul senjata, perusakan, pembunuhan, pemerasan, serta peperangan antar geng. Itu merupakan dunia yang yang lain.
Saudara-saudara membawa anak-anak saudara-saudara ke Sekolah Minggu, dan di hari Minggu kepadanya telah diajarkan ayat dari kitab Kejadian 1:1, “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.” Pada hari Senin, saudara-saudara membawa anak-anak saudara-saudara ke sekolah, dan kepadanya telah diajarkan bagaimana dia mengalami penurunan dan berevolusi dari seekor kera.
Di dalam tangan saya, saya memegang edisi terakhir dari Texas Education Today (Pendidikan di Texas Hari Ini), diterbitkan oleh Agensi Pendidikan Texas. Berita utamanya ialah, “Pengajaran tentang Evolusi Yang Ditugaskan dalam Buku Pelajaran Texas.” Dan kalimat pertamanya adalah, “Untuk pertama kalinya Dewan Pendidikan Negara Bagian telah menugaskan bahwa pengajaran tentang evolusi akan diikutsertakan di dalam semua buku pelajaran sekolah menengah telah disetujui untuk dipergunakan di dalam sistem sekolah umum.”
Suatu hari yang baru, sebuah tugas yang baru, dan salah satunya membawa tragedi yang tak terkatakan pada kehidupan penduduk Amerika.
Ketika kita saat ini menghadapi suatu keadaan genting, apa yang kita lakukan? Apakah yang menjadi jawaban saudara-saudara? Jawaban kita tidak berada di dalam dunia ini, akan tetapi di dalam perbuatan. Hal itu merupakan sebuah dedikasi terhadap sebuah tugas besar dari sorga.
Hal itu bukanlah suatu pilihan bagi kita. Hal itu merupakan sesuatu yang telah diperintahkan kepada kita dari Tuhan Allah kita Yang berkuasa atas dunia ini serta sejarah dan takdir dan kesudahan zaman yang akan datang nantinya.
Dan saya memiliki beberapa hal untuk saya katakan pada hari di mana kita mengabdikan diri di dalam rumah Tuhan ini.
Yang pertama: Pelayanan pengajaran kita di Sekolah-sekolah Minggu kita. Beberapa waktu yang lalu, kita memiliki dua belas ribu dua ratus lima puluh buah sekolah minggu di sini. Tidak satu wilayah atau bagian atau kelas yang datang serta berkata kepada saya bahwa kita telah kepenuhan.
Kita merupakan satu gereja yang saya ketahui dari begitu banyak kumpulan gereja, ada ribuan gereja yang mampu di dalam fasilitas dapat mengumpulkan begitu banyak komunitas keluarga, anak-anak, para remaja, kaum bapa dan kaum ibu bersama-sama, dan mengajarkan firman Allah kepada mereka.
Kita mendapatkan karunia-karunia ini dari sorga. Tuhan telah melakukannya sejauh lima blok dari sini, di kota besar ini. Dan kita dapat melakukannya.
Pada hari Minggu yang lalu kita memiliki sebanyak tujuh ribu tujuh ratus sepuluh sekian sekolah Minggu. Jika masing-masing satu dari ruangan kelas kita mendapatkan satu setengah orang pertambahan kehadiran untuk hari Minggu berikutnya, kita akan sampai pada angka lebih dari delapan ribu orang. Yang kita butuhkan hanya satu setengah orang saja di dalam sebuah ruang kelas. Dengan mudah kita dapat melakukannya, dan kita berhutang hal itu kepada Tuhan serta kepada nasib dari Amerika untuk melakukannya.
Baiklah. Hal yang lain lagi, jawaban kita. Saya telah terlebih dahulu meminta pegawai itu untuk melakukannya. Saya ingin melakukan sesuatu bagi kita di dalam laporan kita, sebagai ganti penggunaan kata “Sekolah Minggu” marilah kita menggunakan kata “Pelajaran Alkitab.” Sudah lama saya memikirkannya, sejak perundang-undangan dari Legislatif membuka pintu-pintu ini pada hari Minggu.
Jika saudara-saudara memiliki Sekolah Minggu, bagaimana dengan orang-orang ini yang harus bekerja menjaga toko-toko di hari Minggu? Apa yang kita butuhkan ialah sebuah Sekolah Senin dan Sekolah Selasa dan SekolahRabu dan Sekolah Kamis dan Sekolah Jumat dan Sekolah Sabtu. Kita membutuhkan Pelajaran Alkitab. Dan Sekolah Minggu hanyalah sebuah bagian dari adanya. Pelajaran Alkitab.
Dan saya melihat ke depan – dengan pertlongan, saya sedang melihat ke depan untuk mengadakan kebaktian di sini setiap hari Sabtu malam. Mengapa, saudara-saudara yang saya kasihi, ketika saya merupakan seorang pendeta di sebuah desa dulu, selama bertahun-tahun saya berkhotbah setiap hari Sabtu malam, setiap hari Sabtu malam mengumpulkan orang-orang bersama-sama mendengarkan menjelaskan dengan begitu terperinci tentang firman Allah. Pelajaran tentang Alkitab.
Dan bukan hanya di dalam hari-hari dalam seminggu ini saja, akan tetapi juga di dalam lembaga ini, di manapun terdapat sebuah pintu yang terbuka, di sana kita memiliki seseorang yang percaya kepada firman Allah yang sempurna untuk mengajarkan penyingkapan Tuhan akan diri-Nya sendiri kepada kita.
Sekitar dua hari yang lalu saya pergi menyeberangi jalan ke gedung YMCA. Dan di sana saya berbicara kepada beberapa pemimpin administratif tentang pelaksanaan pelajaran Alkitab kita di pusat kota “Y” di sana. Mereka memiliki anggota sebanyak tujuh ribu di dalam Alkitab tersebut – di dalam YMCA itu.
Dan ini adalah surat yang telah saya terima satu hari yang lalu. “Begitu menyenangkan telah berbicara dengan anda pada hari ini berkenaan dengan kemungkinan diadakannya Penelaahan Alkitab Mingguan YMCA untuk menjadi disponsori oleh Bagian Pendidikan dari Gereja First Baptist Church.
“Kami ingin menawarkan lebih banyak lagi peristiwa kepada para anggota kami yang menekankan “C” itu – huruf C yang ada di dalam Young Men's Christian Association tersebut. Marilah kita membuatnya sebagai sebuah titik untuk meninjau ulang kemungkinan di dalam masa mendatang yang yang lebih dekat lagi. Saya bersedia menolong anda.” Ditandatangani oleh pemimpin dari YMCA yang ada di pusat kota sana.
YMCA merupakan sebuah lembaga Kristen, Young Men's Kristen Association – Asosiasi Pemuda Kristen. Dan sedemikian, mereka berkata kepada saya, “Kami merasa gembira sekali di dalam prospek tentang membuka pintu-pintu kami untuk Bagian Pendidikan anda untuk datang mengajarkan Firman Allah.”
Kita dapat pergi mengunjungi lembaga mana saja yang akan sedemikian mengundang kita. Salah sati Bagian kita, Bagian Dewasa Berean, menempatkan pelayanan mengajar di Rumah Jompo Tremont Nursing Home. Bagaimana dengan Autumn Leaves? Bagaimana dengan ribuan lembaga lainnya? Dan bagaimana tentang seluruh tempat-tempat perusahaan ini, perusahaan-perusahaan yang sangat besar ini?
Bagaimana tentang mengajarkan firman Allah kepada mereka, katakanlah di siang hari, siapa yang berkeinginan untuk saling berbagi dari dalamnya kekayaan kasih karunia serta kemurahan dari Tuhan? Mengapa tidak?
Saya mengetahui bahwa ada hal-hal yang telah berlangsung di sini dibelakang apa yang telah saya fikirkan, sebagai contoh, Bernew itu, memiliki empat kelas Penelaahan Alkitab. Saya tidak menyadari akan hal tersebut.
Dan di dalam tulisan-tulisan The Reminder, kita akan melihat adanya Penelaahan Alkitab, dan kemudian akan diadakan Sekolah Minggu, sebanyak yang dua belas ribu itu, dan kemudian semua akan diadakan pada hari Senin dan Selasa dan pada hari-hari di dalam seminggu untuk mempelajari firman Allah.
Yang saya katakan ialah saya ingin melihat gereja kita, di dalam sebuah tujuan besar yang dinamis, untuk membawakan warta dari Tuhan kepada seluruh bangsa dari kumpulan kota-kota besar ini. Dan kita dapat melakukannya. Kita mampu melakukannya.
Saya fikir, instrumen lain yang ada di dalam tangan kita, harus juga ditemukan di dalam rumah-rumah kita, di tempat-tempat tinggal kita.
Tadi malam, di tempat ini saya memimpin sebuah upacara pernikahan yang begitu indah, pernikahan dari dua orang mudan dan mudi yang begitu menawan yang merupakan anggota dari Divisi Lajang kita. Dan ketika saya mengunjungi mereka dan berbicara kepada mereka, saya menjadi tahu bahwa mereka saling bertemu di dalam sebuah Penelaahan Alkitab di dalam sebuah panti asuhan yang hanya dimulai dengan empat orang anggota saja.
Hal itu tidak ada akhirnya. Dan di dalam perlindungan dan perintah serta keberanian dari pelayanan Pekabaran Injil dari gereja kita, saya percaya bahwa kita dapat melipat gandakan pengajaran Firman Allah menjadi sebanyak ribuan dan ribuan lagi diantara panti-panti asuhan bangsa kita.
Ketika saya memegang Kitab Suci itu di dalam tangan saya, saya sadar bahwa ketika saya mempelajari hal tentang Kristus, sudah pasti saya mempelajari Kitab Suci tersebut. Saudara-saudara tidak akan menemukan studi tentang Kristus di tempat yang lain selain di dalam Kitab Suci tersebut. Satu-satunya tempat yang telah saya jalani di mana bahkan telah disinggung sebelumnya, Josefus menuliskan sebuah alinea yang kecil, dan mereka mengatakan bahwa alinea tersebut adalah sebuah penambahan.
Tacitus dan Suetonius, dua orang penulis berkebangsaan Romawi, menyinggung tentang Dia secara tidak sengaja karena mereka sedang menggambarkan mengenai apa yang telah terjadi di dalam peristiwa pemecatan Pontius Pilatus.
Ketika saudara-saudara mempelajari Kristus, niscaya saudara-saudara akan mempelajari juga tentang Firman. Ketika saudara-saudara mempelajari Firman, niscaya saudara-saudara akan mempelajari tentang Kristus. Mereka dikenali sebagai hal yang tidak dapat dibagi-bagi. Mereka bersama-sama. Mereka adalah satu dan sama. Kristus dikenali oleh firman-firman-Nya.
Di dalam kitab Yohannes 1:1 dikatakan,
“Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.”
Di dalam kitab Yohannes 1:14 dikatakan,
“Firman itu telah menjadi manusia dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
“Firman itu telah menjadi manusia.” “Firman itu telah menjadi manusia.” Firman itu ialah Kristus Tuhan kita.
Di dalam kitab Wahyu 19:11-13 dikatakan,
“Lalu aku melihat sorga terbuka: sesungguhnya, ada seekor kuda putih; dan Ia yang menungganginya bernama: Yang Setia dan Yang Benar”. Ia menghakimi dan berperang dengan adil.
Dan mata-Nya bagaikan nyala api dan di atas kepala-Nya terdapat banyak mahkota dan pada-Nya ada tertulis suatu nama yang tidak diketahui seorang pun, kecuali Ia sendiri.
Dan Ia memakai jubah yang telah dicelup dalam darah dan nama-Nya ialah: “Firman Allah.”
Tuhan dan Firman-Nya telah dikenali. Ketika saya mengajar tentang firman itu, niscaya saya akan mengajar tentang Kristus. Ketika saya berkhotbah tentang Firman, niscaya saya berkhotbah tentang Kristus. Seseorang di dalam perkataannya kemungkinan merupakan dua hal yang berbeda, akan tetapi berbeda dengan Tuhan dengan Firman-Nya. Firman Tuhan sama seperti diri-Nya sendiri, sama seperti hari-hari yang lampau, hari ini dan selamanya.
Di dalam kitab Mazmur 119:89 dikatakan, “
“Untuk selama-lamanya, Ya Tuhan, firman-Mu tetap teguh di sorga.”
Dan seperti yang dikatakan oleh Tuhan kita di dalam kitab Matius 24:35,
“Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu.”
Saudara-saudara yang terkasih, untuk mematuhi perintah dan tugas tersebut merupakan hak-hak istimewa yang tertinggi di dalam hidup manusia. Mengajarkan Firman Tuhan.
Di dalam beberapa menit yang masih tersisa buat saya, izinkanlah saya berbicara di dalam gereja kita ini tentang sebuah implementasi dari perintah tersebut di dalam lembaga Kristen kita.
Saudara-saudara sekalian baru saja mendengarkan Diaken Aaron Manley membicarakan tentang seruan untuk mendukung Akademi Gereja Baptis Pertama kita. Saya sedang memegang sebuah brosur kecil di dalam tangan saya yang mereka publikasikan. Sungguh sebuah brosur yang indah. Brosur itu berjudul, “Pernyataan Filosofi – Pernyataan Folosofi Akademi Gereja Baptist Pertama.”
“Rencana kami adalah prestasi akademis siswa” – dan kemudian banyak hal yang lain lagi. “Dalam pendidikan unggulan untuk para pemuda ini,” kemudian, “Usaha kami untuk pengembangan fisik siswa,” lalu kemudian, “Kami mencari pertumbuhan rohani siswa,” dan kemudian, “Kami bekerja keras untuk pembangunan sosial siswa.”
Sungguh suatu hal yang luar biasa. Seperti yang saudara-saudara dengar dikatakan oleh Aaron Manley, “Dengan hukum – dengan perintah Mahkamah Agung yang sah secara kongres legislatif, saudara-saudara tidak dapat mengajarkan tentang Tuhan Allah di dalam sekola-sekolah umum. Saudara-saudara tidak boleh mengunjungi sebuah gerja. Saudara-saudara sekalian tidak boleh memanjatkan doa. Saudara-saudara sekalian tidak boleh membaca Alkitab. Saudara-saudara sekalian tidak boleh menyebutkan nama dari Jesus.”
Saya sudah akan berbicara di sebuah sekolah menengah yang besar di kota Dallas di kota mana kita tinggal, dan petugas administrasi sekolah menengah itu berkata kepada saya, “Serikan Kemerdekaan Sipil Amerika telah memberikan peringatan kepada kita bahwa apabila hamba Tuhan itu merubah hal ini menjadi sebuah kapel, maka kami akan menutup sekolah itu.”
Saya tidak tahan lagi, dan di sini Paulus berada untuk membayar kewajiban terhadap para pemimpin agama Kristen serta para guru di dalam sistem sekolah negeri kita, saya memuji Tuhan akan pengabdian serta kasih sayang saudara-saudara, dan saya juga turut menguraikan air mata bersama-sama dengan saudara-saudara terhadap perintah hukum tersebut, yang telah melarang saudara-saudara sekalian bahkan untuk membicarakan nama Kristus.
Ya, Tuhan, apa yang telah terjadi dengan negara Amerika ini? Saudara-saudara sekalian telah mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh Aaron Manley bahwa kita mengajari anak-anak ini untuk biaya yang lebih sedikit daripada biaya untuk mengajari anak-anak di dalam sebuah sekolah negeri.
Dan pada tahun yang lalu ini, di Distrik Sekolah Independen, diperlukan biaya sebesar empat ribu sembilan ratus dua puluh satu dolar Amerika untuk menyekolahkan seorang anak. Di akademi kita, diperlukan biaya sebesar tiga ribu dua ratus sembilan puluh dolar Amerika, sebuah perbedaan yang besar jumlahnya.
Dan kalimat ini menjadi berita utama semalam, “DISD menaikkan Pajak sebesar 14,88 %.”
Berita utama yang berikutnya berkenaan dengan, mengutip, “Tendangan Besar.” Lalu kemudian kalimat pertamanya berbunyi demikian, “Pada hari Kamis malam, Dewan Sekolah Kota Dallas menaikkan Pajak Kekayaan sebesar 14,88 %. Dewan Sekolah telah mengadakan pemungutan suara dengan hasil tujuh berbanding satu untuk kenaikan pajak tersebut.” Sudah mahal, dan baiay-biaya yang semakin bertambah.
Saya tidak tahu akhir dari budayawan sekuler Amerika. Saya tidak tahu akhirnya. Kita telah meninggalkan Tuhan. Kita telah mengeluarkan undang-undang untuk mengenyahkan Tuhan. Kita meloloskan undang-undang kongres untuk melarangnya. Tangan-tangan Mahkamah agung telah menurunkan perintah untuk membuat negara kita menjadi bersifat keduniawian. Dan kita telah dibanjiri, secara bertahap menjadi mabuk dan semakin tenggelam di dalam keadaan mabuk serta di dalam kekerasan.
Ketika untuk pertama sekali saya sampai ke kota Dallas, empat puluh empat tahun yang lalu, pusat kota dijejali oleh banyak orang. Rumah-rumah makan telah di buka. Kedai-kedai minum telah dibuka. Bioskop-bioskop telah dibuka. Pusat kota Dallas merupakan kerumunan dari ribuan banyaknya manusia.
Pada hari ini, saudara-saudara sekalian telah datang ke tempat ini, di dan di pusat kota Dallas merupakan sebuah pemakaman yang sebenarnya. Pusat kota itu merupakan sebuah makam. Dan orang-orang tidak akan pergi ke sana. Mereka merasa ketakutan. Mereka khawatir. Ini merupakan hasil dari apa yang telah terjadi kepada negara Amerika yang kita cintai ini. Dan itulah mengapa di hantung kota ini, gereja ini, Tuhan telah menetapkannya di sini. Tuhan Allah telah meninggalkannya di sini.
Tuhan Allah telah menerangi mercusuar-Nya, dan dengan pertolongan-Nya, dengan kasih karunia kita kita akan melimpahkan dorongan energi dan hidup dan dedikasi dan segalanya, jiwa kita mampu membawa kembali suatu keyakinan kepada Tuhan Allah kepada bangsa kita dengan mengajarkan Firman Allah yang sempurna.
Akademi kita, perguruan Tinggi Kristen kita, Peguruan Tinggi Alkitab kita, Perguruan tinggi kita tidak seperti sebuah sekolah yang mengajarkan segala jenis perkara seperti ilmu kimia dan ilmu-ilmu fisika, geologi dan banyak hal yang lain yang saudara-saudara perlajari di dalam sebuah – perguruan tinggi – perguruan tinggi biasa atau universitas biasa. Perguruan tinggi kita ialah Sekolah Alkitab.
Dan jika terdapat seseorang yang ingin mendapatkan pendidikan dalam Penelaahan Alkitab, kemudian Sekolah Alkitab kita itulah sekolah yang akan dimasukinya. Sekolah itu telah diakui. Akreditasi yang sama yang telah diberikan kepada Universitas Texas, kepada Universitas SMU, kepada TCU, kepada A&M, kepada Harvard, kepada Yale – akreditasi yang sama yang telah diberikan kepada universitas-universitas yang penuh dengan dukungan yang besar, atau diberkati secara pribadi, pengakuan yang sama telah diberikan kepada Sekolah Alkitab di sana.
Sungguh sebuah keajaiban, sebuah mujizat yang telah dilakukan oleh Tuhan bagi kita. Dan hal itu sudah pasti diperlukan. Charles Malick dari Libanon, dia sudah berada di mimbar ini.
Charles Malick, ketua dari Majelis Persekutuan Bangsa-bangsa berkata, dengan mengutip, “Sejarah itu menentukan terjadinya hari ini, tetapi mutu dari keputusan itu sebagian besar tidak ada.”
Ada penyimpangan yang tidak menyenangkan. Orang-orang berkata bahwa mereka telah dikuasai. Hal itu seperti seolah-olah kempleksitas dan keanekaragaman isu-isu sekarang ini dinilai terlalu besar untuk ukuran pemikiran seorang manusia. Bangsa Amerika harus belajar lebih banyak lagi selain daripada tentang bom-bom dan mengenai dolar serta bantuan teknis kepada benua Asia dan Afrika.
Lebih daripada yang sebelumnya, ada sebuah kebutuhan akan adanya guru-guru dan murid-murid yang mengakui Yesus Kristus sebagai Juru Selamat mereka dan Tuhan kita dan mereka yang terikat di dalam suatu pencarian yang serius akan pengetahuan tentang Tuhan Allah. Tanggung jawab yang diberikan pada sekolah-sekolah kita menjadi lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya.
Saya teringat pada David Lord George yang menjadi Perdana Menteri negara Inggris pada saat Perang Dunia yang pertama dan dia adalah seorang Pemimpin Baptist yang besar. David Lloyd George berkata, “Lawan terbesar kita bukanlah meriam-meriam dari pabrik-pabrik mesiu yang jahat, akan tetapi sekolah-sekolah seperti perguruan-perguruan tinggi – sekolah-sekolah dan perguruan-perguruan tinggi Jerman.”
Jerman merupakan negara yang paling terpelajar, negara yang paling terdidik dari semua bangsa-bangsa yang pernah tampil di lembaran-lembaran sejarah umat manusia, akan tetapi negera itu juga lah negara yang paling sadis di dunia ini. Ada sekitar delapan belas juta jiwa penduduk bumi yang kehiangan nyawanya di dalam Perang Dunia kedua yang terakhir ini. Mengapa? Karena pengajaran yang mereka berikan di perguruan-perguruan tinggi serta universitas-universitas di Inggris, di Jerman. Oh, Tuhan, apa yang akan kita lakukan?
Kalau untuk itu saya memiliki waktu untuk menyinggung akan hal tersebut. Di sini saya sedang menggenggamnya, Shofar, surat itu – sebuah majalah kecil tentang sekolah Penelaahan Alkitab kita – Perguruan Tinggi Criswell sedang memberikan dampaknya kepada seluruh dunia. Lalu kemudian perguruan tinggi itu memiliki sebuah artikel tentang krikurulum. Lalu sekolah itu membuat sebuah artikel tentang tujuan-tujuan dari misi tersebut. Dan kemudian sebuah artikel tentang para lulusan yang akan dihasilkannya. Dan kemudian sebuah artikel tentang KCBI.
Saya tidak dapat percaya – saya tidak dapat percaya apa yang telah dilakukan oleh Tuhan Allah bagi kita. Untuk memiliki sebuah stasiun radio dengan daya sebesar ratusan ribu watt akan menghabiskan biaya sebanyak jutaan dolar Amerika. Stasiun radio KCBI itu, orang banyak telah selalu mendengarkan khotbah saya melaluinya sama besarnya dengan stasiun radio lainnya di Amerika. Sama besar dengan KCBI – sama besarnya dengan KRLD, sama besarnya dengan semua stasiun radio lainnya di Amerika. Dan stasiun radio itu adalah milik kita. Stasiun radio itu adalah milik kita.
Dan kita sedang membangun sebuah jaringan di sekitarnya. Kita telah memiliki sembilan stasiun radio lainnya di Texas. Kita telah memiliki satu buah jaringan di Mississippi. Kita telah memiliki sebuah jaringan di kota Michigan. Kita telah memiliki dua buah jaringan di Georgia. Dan kita memiliki satu buah di Nevada. Dan kita sedang membuatnya bertambah. Minggu lepas minggu dan bulan lepas bulan, sebuah jaringan yang besar sedang mendengarkan firman Allah.
Saya berharap saya memiliki waktu sebagai permulaan untuk memulai mengatakan apa yang ada di dalam hati saya. Apakah saudara-saudara tahu ketika t berkata, “Injil ini akan diberitakan ke seluruh dunia, dan kemudian akhir zaman akan tiba.” Bagaimana caranya kita memberitakan Injil kepada seluruh manusia yang ada di muka bumi ini?
Mereka lahir jauh melebihi peningkatan yang telah kita capai. Meskipun demikian, jawabannya ada di dalam siaran radio – dalam siaran radio. Banyak orang mendengarkan siaran radio bahkan sampai ke negeri Tirai Besi. Mereka mengarahkan pendengarannya kepada siaran radio tersebut. Tuhan Allah telah menganugerahkan lengan yang tiada bandingannya itu kepada kita, yang menjangkau lebih jauh lagi untuk memperkenalkan Yesus Yang Diurapi. Tuhan lah yang telah melakukannya. Saya tidak dapat menyadarinya.
Sekarang, permohonan saya menjadi dua kali lipat banyaknya.
Yang pertama: KCBI telah meminjam seratus lima puluh ribu dolar Amerika, lalu kemudian meminjam lagi sebanyak seratus lima puluh sembilan ribu dolar dari perguruan tinggi kita dalam rangka untuk menaikkan daya pancarnya.
Saya berfikir bahwa sudah seharusnya kita membayarnya kembali. Saya berfikir bahwa kita berhutang kepada Tuhan Allah untuk membayarnya serta kepada sekolah kita serta kepada KCBI untuk membayarnya kembali. Betapa saya menginginkan untuk melihat kita pada hari Minggu pertama bulan Oktober yang akan datang – saya ingin melihat kita membawa sebuah persembahan untuk pelayanan pekabaran Kristen yang hebat ini.
Apapun yang ingin saudara-saudara lakukan. Yang termiskin dari kita memberikan sedikit, yang lebih makmur dari kita akan memberikan lebih banyak lagi. Akan tetapi pada hari Minggu pertama di bulan Oktober, kita akan membawa sebuah persembahan yang khusus ke rumah Tuhan ini untuk sekolah-sekolah Kristen kita.
Apakah saudara-saudara ingat tiga tahun yang lalu saya membuat sebuah permohonan pada mimbar kita untuk sebuah persembahan khusus untuk gereja kita? Saya meminta sebanyak satu juta dollar, dan orang-orang kita memberikan sebanyak satu juta dan lima puluh ribu dolar di dalam persembahan pada hari Minggu itu.
Saya tidak tahu tentang gereja lain di dalam sejarah umat Kristus yang pernah membawa uang sebanyak satu juta dolar tunai pada suatu hari Minggu. Akan tetapi kita melakukannya. Kita berhasil melakukannya tiga bulan yang lalu – maksud saya tiga tahun yang lalu.
Mengapa kita tidak dapat membawa sebuah persembahan yang berharga untuk sekolah-sekolah kita, sesuai dengan perintah Kristus untuk mengajarkan firman Allah? Setiap orang dari kita bersama-sama saling berbagi di dalamnya. Dan hanya melihat Tuhan memberkatinya. Lalu kemudian ajakan yang kedua adalah sekarang, saat ini, untuk memberikan hatimu kepada Tuhan.
Keputusan terbesar dan yang paling berarti yang pernah saudara-saudara lakukan di dalam hidup saudara-saudara sekalian, “Pak Pendeta, pada hari ini aku menggerakkan hatiku menghadap ke arah surga dan ke arah Tuhan serta ke arah Kristus, dan inilah aku berdiri.” Atau engkau dan sekeluargamu, masuk ke dalam persekutuan gereja ini, atau seseorang dari antara saudara-saudara sekalian, seseorang menjawab panggilan Tuhan di dalam hatimu.