POLA PERTOBATAN

(THE PATTERN CONVERT)

 

Dr. W. A. Criswell

 

1 Timotius 1:16

6-29-58

 

 

Saudara-saudara sedang bersama-sama mengikuti dengan kami kebaktian dari gereja First Baptist Church di kota Dallas. Ini adalah Pendeta yang membawakan warta pukul sebelas pagi yang diberi judul: Pola Perubahan; perubahan yang khas, contoh dari perubahan.

 

Di dalam pelajaran kita melalui Firman, kita berada di dalam pasal yang pertama dari kitab 1 Timotius, dan teks untuk kita diambil dari ayat yang keenam belas: 1 Timotius 1:16. Sekarang, saya akan membacakan konteksnya, dimulai dari ayatnya yang kedua belas dibacakan sampai dengan ayat yang ketujuh belas:

 

“Aku bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku –

Aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas, tetapi aku telah dikasihani-Nya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar iman.

Malah kasih karunia Tuhan kita itu telah dikaruniakan dengan limpahnya kepadaku dengan iman dan kasih dalam Yesus Kristus.

Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: “Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa,” dan di antara mereka akulah yang paling berdosa.

Tetapi justru karena itu aku dikasihani, agar dalam diriku ini, sebagai orang yang paling berdosa, Yesus Kristus menunjukkan seluruh kesabaran-Nya. Dengan demikian aku menjadi contoh bagi mereka yang kemudian percaya kepada-Nya dan mendapat hidup yang kekal.

Hormat dan kemuliaan sampai selama-lamanya, bagi raja segala zaman, Allah yang Kekal, yang tak nampak, yang esa! Amin.

 

Sekarang, saya mengulangi teks tersebut: “Tetapi justru karena itu aku dikasihani, agar dalam diriku ini, sebagai orang yang paling berdosa, Yesus Kristus menunjukkan seluruh kesabaran-Nya. Dengan demikian aku menjadi contoh bagi mereka yang kemudian percaya kepada-Nya dan mendapat hidup yang kekal.” Pola Perubahan: Bahwa di dalam saya, Tuhan Yesus boleh menunjukkan di dalam penderitaan-Nya yang panjang, untuk sebuah pola terhadap semua yang di dalam hari lepas hari, dan tahun lepas tahun, Tuhan akan menunjukkan kasih dan karunia-Nya.

 

Sekarang, saya menyampaikan kepada saudara bahwa ada perbedaan dari apa yang pertama sekali saya akan cari. Saya tidak pernah berfikir – di dalam hikmat setiap waktu, pernah saya fikirkan – sampai di dalam persiapan ini, bahwa perubahan Paulus berada di dalam setiap pola kebijaksanaan apapun, suatu jenis - (Bahasa Yunaninya adalah tupōs – sebuah tipe, sebuah contoh, sebuah misal) – karena saya selalu telah berfikir tentang perubahan Paulus dan menjadi unik dan mengagumkan dan dramatis dan luar biasa – suatu mujizat ada di dalamnya sendiri. Sekarang, masih seperti itu: Tidak ada perdebatan kecuali bahwa perubahan Paulus adalah unik, mengagumkan, luar biasa, ajaib – dia, dia sendiri yang mengatakan sedemikian. Dia, menggambarkan perubahannya, berkata: “Bahwa aku adalah salah satu yang lahir di luar dari waktunya.” Yaitu, dia tidak lahir secara alami, dia lahir dari sebuah kegagalan. Demikianlah tepatnya kekejaman bangsa Yunani. Dia tidak dilahirkan secara tetap, seperti yang normal lainnya, akan tetapi dia lahir tidak normal, seperti seorang yang di luar dari waktu lahirnya.

 

Jadi, saya mengambil ucapannya sendiri bahwa perubahannya merupakan suatu hal yang luar biasa, suatu hal yang mengagumkan. Tetapi di sini dia mengatakan kebalikannya, bahwa perubahannya merupakan sebuah perubahan pola, sebuah perubahan kekhasan, sebuah perubahan contoh, untuk semua orang yang sesudahnya merasa percaya pada Kristus untuk kehidupna yang tidak berkesudahan.

 

Sekarang, demikianlah warta kita untuk pagi hari ini. Melihat pada hal tersebut, dia berkata – tentang cara dia telah diselamatkan – dia berkata bahwa dia itu merupakan sebuah perubahan pola; yaitu, seperti sebuah printer yag akan menerima sebuah ukiran, dan ini merupakan suatu cetakan pertama dari printer tersebut, dan seluruh cetakan yang lain akan menjadi serupa dengan cetakan yang pertama. Ada Paulus, kemudian ada Agustinus, kemudian John Bunyan, lalu George Whitefield – ada banyak, semua diselamatkan sama seperti ukiran yang pertama – saudara-saudara semua, cetakan itu, saudara-saudara sekalian berasal dari cetakan itu.

 

Atau, seperti seorang lukisan, yang akan menggambar cepat sebuah potret, membuatnya dengan menggunakan arang, kemudian dia mengisikan ke dalam dengan semua detil yang baik dari masing-masing individu. Jadi, Tuhan, di dalam merubah Saulus, memiliki sebuah potret yang ideal di dalamnya yang sesudahnya akan diikutinya. Dan detil itu diisikan seturut dengan saudara dan saudara serta ruang lingkupyang membedakannya. Akan tetapi jenisnya selalu berada di sana. Polanya selalu sama. Cara Tuhan melakukannya tidak berubah. Demikianlah cara Tuhan menyelamatkan manusia. Maka dia mengacu kepada dirinya sendiri sebagai sebuah pola kepada mereka yang mana seseudahnya akan percaya kepadanya menuju kehidupan yang abadi.

 

Hal yang pertama dikatakannya ketika memperkenalkannya adalah yang ada di dalamnya, yang pertama, Yesus Kristus boleh menunjukkan seterusnya semua penderitaan yang lama untuk sebuah pola. Maka ia menandai pada kenyataan, bahwa Tuhan itu luar biasa berbelas-kasih, di dalam penderitaan yang panjang. Demikian adalah kata-kata yang luar biasa: tçn hapasan makrŏthumian, seluruh penderitaan panjang Yesus Kristus, keseluruhannya, telah dimanifestasikan kearahnya, yang mana telah menjadi pola dari penderitaan panjang Tuhan kepada kita.

 

Baiklah. Saya dapat melihat bahwa, bagaimana penderitaan Tuhan yang panjang itu berada di dalam menyelamatkan hidupnya, hanya di dalam hidupnya itu saja. Jika Tuhan telah mengangkat jari-jari-Nya, Dia bisa saja menghancurkan Saulus seperti seekor ngengat. Dan ketika saudara-saudara membaca tentang seorang yang jahat, saudara-saudara akan bertanya-tanya mengapa Tuhan tidak melakukannya. Di sana dia memimpin terhadap peristiwa kematiran Stefanus, mengapa Tuhan tidak mengambilnya pergi? Di sini dia terengah-engah dan merasa haus setelah embunuhan anak-anak Tuhan, bahkan kepada kota-kota asing, mengapa Tuhan tidak memukulnya hingga roboh? Baiklah, dia berkata bahwa demikianlah Tuhan, dan inilah cara Tuhan bekerja, dan dia merupakan pola dari bagaimana Tuhan itu, menderita cukup lama dan berbelas kasihan di dalam menyelamatkan hidupnya.

 

Mengapa Tuhan belum memukul kita hingga roboh? Adalah penderitaan panjang Tuhan – penuh belas kasihan, kemurahan – yang membiarkan kita tetap hidup! Lalu kemudian Tuhan menderita cukup panjang ke arah di dalam kepastian, secara positif, keseluruhan, bersama-sama, membersihkan seluruh dosa-dosanya, semua dosanya itu; tidak mengingat lagi satupun dari dosa-dosa tersebut.

 

Paulus dulunya merupakan seorang pendosa yang menyedihkan, menghancurkan gereja-gereja Tuhan : “Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku?” Menghancurkan Kristus itu sendiri, menghancurkan bangsa-bangsa Kristus, dan walaupun begitu Tuhan telah menyingkirkannya, menghapuskannya, membersihkannya sehingga menjadi putih dan bersih. Saudara tahu, saya akan berfikir bahwa adalah dengan air mata ketika Paulus menuliskan beberapa kalimat dari Perjanjian Baru. Misalnya, saya hanya dapat melihat dia ketika dia memikirkan kehidupannya – seorang penghujat, seorang yang berbahaya, seorang penganiaya, mengantarkan sampai kepada kematian terhadap bangsa-bangsa Tuhan sendiri. Dan kemudian dia menulis (dengarkanlah dia): “Oleh karena itu sekarang, tidak ada lagi penghukuman bagi mereka yang berada di dalam Kristus Yesus.”

 

Fikirkanlah sebagai apa dia dulunya, atau sekali lagi: “Sekarang, kita telah berdamai dengan Tuhan melalui darah dari Yesus Kristus.” Sekali lagi: “Di mana dosa berkelimpahan, kasih karunia (yang mengalir) lebih berkelimpahan lagi. Atau sekali lagi: “Jika setiap orang berada di dalam Kristus, maka dia adalah pencipaan yang baru. Semua hal akan berlalu, lihatlah, semuanya menjadi baru.” Sebuah pola dari penderitaan panjang Yesus Kristus!

 

Kemudian sebuah pola, dia berkata, kepada semua mereka yang setelah ini akan percaya kepadanya kepada kehidupan yang kekal; yaitu bagaimana Paulus diselamatkan, bagaimana Tuhan menyelamatkan Paulus, adalah bagaimana Tuhan menyelamatkan setiap orang setelah ini ke dalam kehidupan yang abadi. Baiklah sekarang, saya dapat melihatnya. Paulus ketika itu sedang bekerja - keselamatannya, perubahannya merupakan suatu pekerjaan kemurahan Tuhan dan anugerah dari Tuhan; peristiwa itu merupakan penempatan dari Tuhan. Dan jika kita akan diselamatkan, kita akan diselamatkan dengan cara yang seperti itu. Perubahan kita merupakan pekerjaan dari kekuasan dan kemurahan dari Tuhan. Peristiwa itu merupakan penempatan tangan Tuhan. Kita, yang tidak berfikir panjang di dalam ketergesa-gesaan kita menuju ke jurang, dan menuju malam dan kematian, serta penghukuman serta neraka – Tuhan, di dalam belas kasih-Nya, menyelamatkan kita!

 

Dan Paulus, dia mengatakan bahwa dia adalah pola dari peristiwa itu. Mengapa, tidak ada di dalam Paulus yang akan menjamin seseorang percaya bahwa dia pernah berubah. Tidak ada! Saudara-saudara bisa saja menyelidikinya dengan sebuah penyaring dan tetap tidak menemukan apa-apa atas mana menjadi dasar dari suatu harapan bahwa dia sudah menjadi penganut agama Kristen. Bakat alaminya adalah menentang penganut agama Kristen, di sekelilingnya, kelahirannya, pelatihannya, takdirnya, gerak hatinya, idealisme serta ambisinya, semua mengikat dia ke dalam paham Yehudaisme. Dan ketika dia menjadi seorang penganut agama Kristen, yang pertama mendengar akan hal tersebut adalah, Ananias, menolak untuk mempercayainya. Dan Tuhan Allah harus berbantah dengan Ananias uintuk menerimanya. Dan setelah dia telah mengabarkan Injil dari Anak Allah di dalam kuasa, dan pergi mengunjungi saudara-saudara seimannya di Yerusalem, mereka tidak mau menerima dia. Mereka masih takut kepadanya.

 

Di dalam bagian ayat-ayat yang telah saudara-saudara baca di dalam pasal yang kesembilan kitab Kisah Para Rasul: dan hanya ketika Barnabas berkata: “Aku, secara pribadi, akan bertanggung jawab terhadap dia,” sehingga saudara-saudara seiman itu mau menurutidia, - mau menerima dia.

 

Tidak ada di dalam Saulus yang menjamin adanya sebuah perubahan – bahwa dia telah menjadi seorang penganut agama Kristen. Tidak ada! Hatinya seperti gunung batu – mata bajak terpecah ketika beradu dengannya. Peristiwa iu merupakan suatu interposisi dari kasih karunia Tuhan yang telah menyelamantkan dia. Dan merupakan interposisi dari kasih anugerah dari Tuhan juga yang telah menyelamatkan kita.

 

Mengapa nama-nama kita tertulis di dalam Kitab Kehidupan, dan orang banyak itu tidak terdapat di dalamnya? Mengapa kita yang berada di dalam rumah Tuhan dan orang banyak menolak ajakan tersebut? Setiap orang yang diselamatkan merupakan hasil dari pilihan, serta pemilihan dan kehendak kasih dari Tuhan. Seseorang yang tersesat tidak dapat lagi menolong dirinya sendiri daripada seorang yang telah meninggal yang dapat membangkitkan dirinya sendiri, karena kebangkitan merupakan suatu bagian dari kemahakuasaan serta pilihan dari Tuhan. Teman, seharusnya saudara-saudara berterima kasih kepada Tuhan setiap hari: “Oh, Tuhan, bahwa Engkau dapat saja memilih aku, bahwa Engkau dapat saja menyelamatkan aku, sehingga aku tidak sudah berada di dalam neraka sebelumnya; sehingga aku tidak bersama-sama dengan orang-orang yang kena kutuk, sehingga aku tidak berada di dalam siksaan, bahwa Tuhan Allah telah memilih untuk bermurah hati kepadaku!” Sebuah pola perubahan: Kita telah diselamatkan oleh kemurahan Tuhan dan kekuasaan Tuhan.

 

Baiklah, hal yang lain lagi. Sebuah pola perubahan: Dia telah diselamatkan dengan seketika dan dengan segera. Dia telah diselamatkan segera, dan sekali ketika untuk semua. Dilakukan satu kali, dilakukan dengan segera. Seketika dilakukan. Hanya seperti itu saja. Baiklah, saya biasanya terjatuh pada urusan yang sangat, sangat besar itu. Banyak orang-orang Kristen yang luar biasa mengatakan kepada saya: “Aku tidak tahu kenapa ketika aku diselamatkan. Aku tidak memiliki suatu kenangan apapun, pengumpulan kembali apapun, ketika aku telah berubah.” Saya biasanya tersandung akan hal-hal yang seperti itu – dan hal itu mengganggu saya. Baiklah, ketika saya telah mempelajari Alkitab tentang apa yang Tuhan kerjakan terhadap kita, saya menyadari bahwa – izinkanlah saya menunjukkannya kepada saudara-saudara: Fajar mulai menyingsing, hanya ketika kapan matahari terbit? Baiklah, biar bagaimana fajar itu boleh datang, ada suatu saat ketika matahari itu berada di bawah kaki langit, dan ada sebuah saat ketika matahari mengangkat dirinya sendiri menjadi di atas. Biarpun berangsur-angsur, akan tetapi peristiwa itu akan menjadi sebuah momen.

 

Satu minggu yang lalu saya bertanya kepada satu orang tua: “Berapakah usia anda?” Dia tidak tahu! Akan tetapi tetapi ada saat ketika dia tidak dilahirkan dan ada momen ketika dia telah lahir. Demikian juga terhadap kita. Beberapa dari antara kita mungkin saja tidak mampu, secara pasti, untuk melukiskannya: “Ini adalah saat yang pasti.” Beberapa dari antara kita mampu melakukannya. Akan tetapi biar bagaimanapun juga pengalaman hidup itu, ada waktu ketika saudara-saudara diselamatkan, ketika saudara-saudara melalui kematian mejadi hidup, ketika saudara-saudara berada di bawah kekuasaan Iblis, dan sekarang, saudara-saudara berada di bawah kekuasaan kasih. Dan demikianlah kemuliaan, Injil, Penyebaran Injil, warta Kabar gembira. Wah, saudara-saudara tidak perlu berada di dalam kematian untuk saat yang lain lagi! Saudara-saudara dapat diselamatkan sekarang, secara langsung!

 

Sebuah perubahan merupakan sebuah permulaan, dan sebuah permulaan tidak pernah datang secara berangsur-angsur. Ketika seseorang berkata di dalam hatinya: “Oleh kemurahan Tuhan dan dengan pertolongan Tuhan, sekarang juga, saya menerima Yesus sebagai Juru Selamatku,” Saya tidak perduli apakah dia memiliki suatu perasaan atau tidak; saya tidak perduli apakah dia memiliki suatu pengalaman beban berat atau tidak – saudaaku, dia sedang dalam perjalanan – dia diselamatkan! Hal itu merupakan sebuah permulaan. Hal itu merupakan sebuah awal. Dan hal itu sedemikian; di suatu tempat di dalam hidup saudara-saudara, saudara-saudara mengambil keputusan untuk Kristus, dan benar begitu. Sebuah pola perubahan untuk mereka semua yang seharusnya percaya kepada dia untuk hidup yang tak berkesudahan.

 

Baiklah. Di sini ada hal yang lain lagi di dalam mana Paulus merupakan suatu pola dari perubahan: Dia diselamatkan oleh karena iman, karena melihat kepada Yesus. Dia dapat saja meninggalkan penglihatan itu. Dia dapat saja meneruskan dari Farisi menjadi orang-orang Farisi, menyombongkan diri di dalam kepatuhannya kepada Hukum Taurat, bersukacita dan memuliakan diri di dalam pekerjaannya sendiri yang baik; akan tetapi dia berkata: “Hal-hal sedemikian untukku sekarang telah ditolak (tidak ada apapun lagi) bahwa aku boleh memenangkan Kristus.” Dan dia menuliskannya berulang kali di dalam epistel-epistelnya: “Karena oleh kemurahan engkau diselamatkan melalui iman (memandang kepada Yesus). “Kepada siapa yang tidak bekerja, akan tetapi percaya di dalam dia yang membuat yang jahat menjadi benar, imannya diperhitungkan untuk kebaikan, bukan karena pekerjaan kebaikan yang telah kita lakukan.”

 

Demikianlah kemashyuran dari rasul Paulus: “Kebaikan kita seperti kain lap yang dekil,” pakaian yang telah dimakan oleh ngengat. Mereka seperti sarang laba-laba – mereka tidak melindungi apapun. Akan tetapi darah-Nya mencukupi untuk menyembunyikan dosa dan ketelanjangan jiwa kita dan kita telah diselamatkan dengan mempercayai-Nya. Demikianlah tanda resmi dari sebuah perubahan yang sejati – sama seperti bernafas yang merupakan tanda kehidupan, demikian juga iman di dalam Yesus yang merupakan pertanda dari sebuah kebenaran, Umat Kristen yang telah melakukan regenerasi memandang kepada Yesus. Segala kemuliaan bagi Yesus! Diberkatilah nama-Nya! Dia telah menyelamatkan saya! Demikianlah polanya.

 

Baiklah. Ada lagi yang lain: “Bahwa Dia mungkin akan menunjukkan semua penderitaan panjang itu, untuk sebuah pola kepada nereka yang mana seharusnya sesudah ini percaya kepada Yesus untuk kehidupan yang tidak berkesudahan.” Hal itu merupakan sebuah pekerjaan dari perubahan hidup. Saudara-saudara tidak menjadi orang yang sama ketika saudara-saudara sudah menjadi orang Kristen; saudara-saudara menjadi orang yang berbeda. Siapakah sebelumnya? Dia berkata:

 

“Seorang Penghujat” – dosa dari mulut, mengutuk Tuhan, dan dia mengajak yang lainnya untuk mengutuk Tuhan; dosa dari mulut – bagaimana seseorang berbicara dan apa yang dikatakannya – seorang penghujat:

 

Dan seorang “penganiaya” – dosa dari tangan, apa ang telah dilakukannya:

 

Dan “orang yang ganas” – dosa atas pengaruh, dan karakter, dan dusta, seluruhnya menentang Tuhan:

 

“Aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas, tetapi sekarang … (“akan tetapi sekarang, pikirkanlah akan hal itu) – akan tetapi sekarang, “siapa saja yang ada di dalam Kristus, adalah ciptaan yang baru. Hal-hal yang sudah usang ini telah berlalu.” Tidak lagi aku mengutuk Dia dengan mulutku, tidak lagi aku menganiaya Dia dengan kedua tanganku; tidak lagi ada pengaruh dari hidupku yang pemboros dan ganas. Ini adalah Paulus yang baru, seorang pengkhotbah dari iman yang dulu pernah dihancurkannya. Sungguh orang yang telah berubah!

 

Oh, saya hanya dapat membayangkan jika Saulus dari Tarsus yang lama berjalan masuk kedalam ruangan ini, dan di sana dia berdiri. Dan Paulus yang baru, rasul itu, berjalan masuk ke dalam ruangan dan di sanalah dia berdiri. Mereka tidak akan mengenali yang satu dengan yang lainnya; walaupun mereka adalah orang yang sama. Demikian berbedanya!

 

Mengapa, ada beberapa dari antara saudara-saudara yang dapat berdiri di sini di pagi hari ini dan berkata: “Pak Pendeta, memang, saya sendiri tidak mengenali diri saya sendiri. Saya tidak mengenali diri saya sendiri. Biasanya saya melewati Tuhan begitu saja, melintasi gereja-Nya, melewati orang-orang-Nya, dan sama sekali tidak berfikir tentang Dia. Mulut saya dan hati saya serta hidup saya dipenuhi dengan penghujatan dan hal-hal yang tercemar. Sekarang, Dia telah menyelamatkan saya dan membersihkan saya menjadi putih dan bersih.”

 

Oh, sebuah pola dari perubahan kepada mereka yang mau percaya pada Yesus sampai pada kehidupan yang tidak berkesudahan,” orang yang baru, orang yang telah berubah. Kemudian, dia merupakan sebuah pola dari perubahan dalam nuansa ini, bahwa Tuhan memakai dia untuk menjangkau yang lainnya. Ketika Tuhan berkata kepada Ananias: “Sekarang, Ananias, engkau kesampingan seluruh hal lain dari kekejaman serta prasangka; engkau kesampingkan mereka. Karena dia adalah kenderaan yang terpilih untuk Aku, untuk membawa nama-Ku kepada bangsa-bangsa yang lain, untuk mengajarkan Injil-Ku, untuk memenangkan yang lain kepada Tuhan.”

 

Dan dia berkata: Dia adalah sebuah pola perubahan. Jika demikian, maka kita akan diselamatkan seperti itu, untuk menyelamatkan yang lainnya. Kita diberkati seperti itu, untuk memberikan berkat kepada orang lain. Tuhan telah memanggil kita untuk menjangkau yang lainnya. Hal ini merupakan takdir kita serta penggembalaan kita serta tujuan agung kita di dalam Tuhan, bahwa kita harus menjangkau orang lain: Seorang Andreas untuk Simon; seorang Yohannes menjulurkan tangannya kepada James; Filipus mencari Nathaniel. Orang ini Paulus, menjangkau seluruh dunia beradab yang tersesat untuk meletakkan sebuah piala di kaki dari Yesus.

 

Oh, di dalam berapa banyak cara ancaman terhadap perubahan dari seseorang terikat dengan negeri lainnya dan bangsa-bangsa lainnya serta keluarga-keluarga yang lainnya? Saya memikirkan tentang William Carey, duduk di bangku terakhir dari tukang sepatu, dengan sebuah Alkitab di dalam tangan yang satu serta peta dunia di tangan yang lainnya, dan kehendak Allah mencobai hidupnya kepada jutaan penduruk di India. Demikianlah suatu pola perubahan. Menyelamatkan kita untuk menyelamatkan yang lainnya, memilih kita untuk menjangkau kepada yang lainnya! Dan Paulus begitu teguh pendiriannya akan hal tersebut. Pernahkah saudara-saudara membaca secara pribadi – karena saudara-saudara membacanya di luar sana – pernahkah saudara-saudara membaca pasal yang pertama dari kitab Roma? Saya tidak pernah membacanya di depan umum. Saya tidak menduga bahwa saya akan melakukannya. Saudara-saudara hanya tidak membaca hal-hal seperti itu di depan umum. Di sana Paulus memberikan suatu gambaran yang akurat, tegas dan terbuka tentang dunia peradaban Romawi di dalam mana mereka tinggal. Akan tetapi dia mengajarkannya dengan pengharapan.

 

Dia berkata: “Saya adalah sebuah pola perubahan.” Dia mengajar dengan harapan. Jika Tuhan dapat menyelamatkan dia – yang dulunya merupakan seorang penghujat, dan orang yang ganas, dan seorang penganiaya – Tuhan dapat menyelamatkan yang lain keluar dari titik yang terendah, dari jurang, dari kegelapan dunia bangsa Romawi di dalam mana dia tinggal. Dan dengan perkerjaan yang tidak kenal lelah, disertai dengan doa, dengan dedikasi yang agung, dia terbenam ke dalam dunia bangsa Romawi yang kelam, dan hitam dan penuh dengan dosa, mengajarkan Injil dari Anak Allah, memastikan bahwa beberapa akan diselamatkan – mengajarkan di dalam pengharapan, sebuah pola perubahan.

 

Demikianlah caranya bagi kita, saudaraku, dengarkanlah: Di sana kemungkinan banyak hal yang menentang kita, akan tetapi janganlah khawatir. Jika seseorang akan bersaksi dengan keteguhan iman serta mengajarkan Injil, Tuhan akan memberikan jiwa-jiwa kepadanya. Jika berkat Tuhan ada pada Paulus di jalan yang gelap dan jahat itu, maka berkat Allah juga akan ada pada setiap orang yang akan menenggelamkan dirinya de dalam jalan gelap dan jahat itu, berkat Allah akan berada pada setiap orang, yang akan menenggelamkan dirinya ke dalam malam, ke dalam siang, ke dalam waktu, ke dalam peradaban serta kebudayaan di dalam mana mereka tingga; dan memanggil orang-orang untuk bertobat.

 

Dia adalah sebuah pola perubahan: Siapa yang akan pernah berfikir bahwa dia telah diselamatkan? Siapakah yang akan pernah berfikir bahwa pemabuk tua itu akan diselamatkan? Siapakah yang akan pernah berfikir bahwa pencuri tua itu akan diselamatkan? Siapakah yang akan pernah berfikir bahwa seorang penghujat tua itu akan pernah diselamatkan? Siapakah yang akan pernah berfikir bahwa bajingan tua itu akan diselamatkan? Siapakah yang akan pernah berfikir bahwa keluarga yang jahat itu akan pernah menjadi beriman? Siapakah yang akan pernah berfikir bahwa segala hal ini dapat dilakukan? Mengajar dalam penghrapana, dia merupakan sebuah pola perubahan. Apabila Tuhan dapat menyelamatkan dia, Paulus merasakan bahwa Tuhan dapat menyelamatkan semua orang. Dan dia berpaling untuk menyatakan kabar gembira yang ajaib tentang Anak Allah itu dan membuat seruan di dalam pengharapan.

 

Apakah saudara-saudara tahu demikianlah salah satu hal yang saya doakan setiap waktu; dan bahwa sesekali saya akan membaringkannya di dalam hati saudara-saudara. Marilah untuk selalu datang ke sini ke dalam gereja ini di dalam pengharapan yang agung bahwa ketika gembala itu menyampaikan khotbahnya dan membuat seruan, seseorang akan diselamatkan. Mengajar di dalam pengharapan: apabila Tuhan dapat menyelamatkan Paulus, Dia dapat menyelamatkan orang yang sama jahatnya. Sebuah pola perubahan – setiap kali kita berkumpul bersama-sama, kita percaya bahwa Tuhan akan menumpangkan tangan-Nya yang kuat kembali dan memberikan tuaian kepada kita. Jika sebuah jembatan dapat mengangkut sebuah kereta api besar yang berat, saya akan dapat menyeberanginya. Jika seorang raksasa besar yang hebat dapat melalui pintu itu, maka saya juga akan mampu melalui pintu tersebut. Dan apabila Tuhan dapat menyelamatkan Paulus, Dia akan dapat menyelamatkan saya. Dia akan dapat menyelamatkan saudara-saudara. Dia akan dapat menyelamatkan setiap orang. Demikianlah apa yang dimaksudkannya ketika dia berkata: “Di dalam kesabaran serta penderitaan panjang yang dialami Yesus Kristus, Dia memanggilku sebagai sebuah pola kepada mereka yang mana setelah ini seharusnya mereka percaya di dalam Juru Selamat kita menuju kehidupan yang tidak pernah berakhir.”

 

Masih ada harapan untuk setiap orang. Dia tidak pernah merasa bosan, begitu murung, begitu berdosanya, akan tetapi bahwa kasih karunia Allah dapat mengangkatnya, meletakkan kakinya di atas batu, membuat hati yang baru, orang yang baru, hidup yang baru, takdir yang baru. Demikianlah mujizat Yesus. Demikianlah Injil dari anugrah Anak Allah. Demikianlah pengajaran tentang harta yang tak tercari dari Kristus Yesus. Dia hanya sebuah pola; dia hanya sebagai sebuah contoh tentang apa yang Tuhan mampu lakukan di dalam anugerah-Nya yang tanpa batas dan kasihnya yang ajaib.

 

Sekarang kita harus menyerukan permohonan kita. Sembari kita menyanyikan lagu tersebut, seseorang akan memberikan hatinya kepada Tuhan. Di dalam balkon ini dan di sekelilingnya, anak-anak tangga yang berada di depan ini, dan kedua anak-anak tangga yang ada di bagian belakang, bangkitlah dari tempat dudukmu, turunlah salah seorang dari anak-anak tangga itu, dan di sini kepada Pendeta kita hari ini: “Aku memberikan hatiku kepada Yesus. Inilah aku datang. Inilah aku.”

 

Maukah saudara-saudara melakukannya sekarang juga? Pada lantai yang lebih rendah ini, di barisan tempat duduk yang dibelakang, turunlah sampai ke depan, dari samping ke samping, masuk ke dalam lorong itu: “Inilah, Pak Pendeta, hari ini aku memberikan hatiku di dalam iman, di dalam kasih, di dalam kepercayaan, di dalam penyerahan kepada Yesus. Aku menerima-Nya sebagai Juru Selamat.” Maukah saudara-saudara melakukannya hari ini juga? Sekeluarga datang ke dalam gereja ini atau seseorang dari saudara-saudara. Berikanlah hidupmu dengan kami di dalam gereja. Maukah saudara-saudara melakukannya sekarang juga? Sembari kita berdiri dan sembari kita bernyanyi.